Upload
piety-mey
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu sebagai berikut :
1. Asuhan
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan baik kepada
individu, pasien atau kliennya. Asuhan adalah mencakup bimbingan, didikan
dan hasil mengasuh (Depkes, 2007).
2. Bidan (Midwife)
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan memiliki izin yang sah
untuk melakukan praktik bidan (Depkes RI, 2007)
3. Kebidanan
Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan
seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas, dan
menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan
menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-funsi reproduksi manusia serta
memberikan bantuan/dukungan kepada perempuan, keluarga dan
komunitasnya (Depkes RI, 2008).
4. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 2008).
6
5. Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan yang di berikan pada
ibu dari masa kehamilan sampai masa nifas (Depkes RI, 2007).
B. LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
1. ASUHAN ANTENATAL
a. Pengertian kehamilan
Kehamilan dimulai dari proses ovulasi sampai partus, lamanya kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(winkjosastro, 2002). Pendapat ini juga didukung oleh saifuddin (2002)
masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Menurut Depkes RI (2002)
kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan
khusus agar dapat berlangsung dengan baik.
Menurut Wiknjosatro (2007), ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
1) Kehamilan triwulan pertama
Kehamilan triwulan pertama dimulai saat terjadi pembuahan sperma
terhadap sel telur sampai dengan usia kehamilan 12 minggu. Dalam
triwulan pertama ini alat-alat tubuh janin mulai dibentuk.
2) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Dalam triwulan kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna.
3) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu)
Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable.
b. Pelayanan Antenatal
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental, dan fisik ibu hamil, hingga
7
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi sejara wajar (Manuaba, 2008)
Menurut Saifuddin (2006), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu:
1) 1 Kali kunjungan pada trimester I ( sebelum 14 minggu).
2) 1 Klai kunjungan pada trimester II ( sebelum 14 – 23 minggu).
3) 2 Kali kunjungan padatrimester III ( antara 28 – 36 minggu dan sesudah
minggu ke 36).
Sedangkan menurut referensi lain jadwal pemeriksaan kehamilan
adalah sebagai berikut:
1) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2) Pemeriksaan Ulang
a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan
b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan 8 bulan
c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan
3) Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan – keluhan tertentu.
c. Tujuan Asuhan Antenatal
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil. Termasuk riwayat penyakit secara
umum kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan pesalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.
8
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima keluarga agar
bayi dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
d. Asuhan Standar
Asuhan standar minimal 10 T, yaitu:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
4) Ukur tinggi fundus uteri.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT).
7) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus).
9) Tatalaksana kasus.
10) Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
e. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan
Menurut Kusmiyati (2009) Ketidaknyamanan yang dirasakan
ibu hamil selama kehamilan, diantaranya :
1) Keputihan (pada TM I, II, dan III)
Terjadi peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai
akibat dari peningkatan hormon estrogen. Cara meringankan atau
mencegah : meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari,
memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon,
9
menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari
arah depan ke belakang.
2) Sering buang air kencing / nocturia.
Terjadi karena penekanan uterus pada kandung kemih. Nocturia
akibat eksresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya
pengeluaran air. Cara meringankan : kosongkan saat terasa dorongan
untuk kencing, perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi
minum di malam hari untuk mengurangi nocturia kecuali jika nocturia
mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan, batasi minum bahan
diuretik alamiah seperti : kopi, teh dan cola.
3) Rasa mual atau muntah – muntah
Penyebab yang pasti tidak diketahui, mungkin disebabkan
peningkatan kadar HCG, estrogen atau progesteron. Cara
meringankan atau mencegah : hindari bau dan faktor penyebab,
makan sedikit tapi sering, hindari makan yang berminyak dan
berbumbu merangsang.
4) Garis-garis di perut (Striae gravidarum)
Terdiri dari arteriola tengah yang terbuka yang datar atau sedikit
meningkat dengan radiasi cabang kapiler yang menyebar, yang paling
jelas di daerah - daerah kulit yang dialiri darah dari vena cava superior
(sekitar mata, leher, kerongkongan, dan lengan). Cara meringankan
atau mencegah : gunakan emollien topikal atau antipiuritik jika ada
indikasinya, gunakan atau kenakan pakaian yang menopang payudara
dan abdomen.
5) Konstipasi
Terjadi karena tekanan dari uterus yang membesar pada usus,
peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus
jadi lambat. Cara meringankan atau mencegah : tingkatkan intake
10
cairan, istirahat cukup, minum cairan dingin atau hangat (ketika perut
kosong).
6) Sesaknapas
Biasanya terjadi pada trimester II dan III. Sesak napas terjadi karena
uterus yang membesar dan menekan pada diafragma. Cara
meringankan atau mencegah : latihan napas melalui senam hamil,
tidur dengan bantal ditinggikan, makan tidak terlalu banyak, konsul
ke dokter bila ada asma.
7) Varises pada kaki/vulva
Biasanya terjadi pada trimester II dan III. Varises ini terjadi karena
kongesti vena dalam vena bagian bawah yang meningkat sejalan
dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil. Cara
meringankan atau mencegah : tinggikan kaki sewaktu berbaring atau
duduk, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, istirahat dalam posisi
berbaring kekiri.
f. Anjuran Untuk Ibu Hamil
1) Makanan Ibu Hamil
Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga,
zat pembangunan dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi.
Makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan janin dan meningkatkan
produksi ASI.
Kebutuhan Makan Ibu Hamil Dalam Sehari
11
BAHAN
MAKANAN
WANITA DEWASA
TIDAK HAMIL
IBU HAMIL
TM I TM II TM III
Nasi
Lauk
Tempe
Sayuran
Buah
Gula
Susu
Air
3 ½ piring
1 ½ piring
3 potong
1 ½ mangkok
2 potong
5 sdm
-
4 gelas
3 ½ piring
1 ½ piring
3 potong
1½ mangkok
2 potong
5 sdm
1 gelas
8 gelas
4 piring
2 potong
4 potong
3 mangkok
2 potong
5 sdm
1 gelas
8 gelas
3 piring
3 potong
5 potong
3 mangkok
2 potong
5 sdm
1 gelas
8 gelas
2) Higiene Selama Kehamilan
Mandi diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawata kulit,
karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Di anjurkan
menggunakan sabun lembut/ ringan.
3) Merokok
Bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih ringan, oleh
karena itu ibu hamil dilarang merokok.
4) Obat – obatan
Prinsip: jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama
kehamilan terutama pada triwulan I. Perlu ditanyakan mana yang
lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh
karena itu harus dipertimbangkan pemakaian obat-obatan tersebut.
5) Lingkungan
Saat sekarang, bahaya polusi udara, air, dan makanan terhadap ibu
dan anak sudah mulai diselidiki seperti halnya merokok.Sebaiknya
12
ibu hamil menghindari merokok dan menjaga lingkungan sekitarnya
agar terhindar dari polosi.
6) Gerak Badan
Kegunaannya: sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah,
pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang
melelahkan dilarang. Dianjurkan untuk berjalan-jalan pada pagi hari
dalam udara yang masih segar. Gerak badan ditempat seperti:
a) Berdiri – jongkok
b) Terlentang – kaki diangkat
c) Terlentang – perut diangkat
d) Melatih pernafasan
7) Aktivitas
a) Boleh bekerja seperti biasa
b) Tidak melakukan pekerjaan berat
c) Cukup istirahat dan makan yang tertatur
d) Pemeriksaa yang teratur
8) Berpergian
a) Jangan terlalu lama dan melelahkan
b) Duduk lama – statis vena (vena stagnasi) menyebabkan
trombopeblitis dan kaki bengkak.
c) Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya
hipoksia dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat udara.
9) Pakaian
a) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang kentat
pada daerah perut
b) Pakailah bra yang menyokong payudara
c) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak tinggi
d) Pakaian dalam yang selalu bersih.
13
10) Istirahat dan rekreasi
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan
baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan
panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.
11) Koitus
Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada riwayat:
a) Sering abortus/ premature
b) Perdarahan pervaginam
c) Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati
d) Bila ketuban pecah maka koitus harus dilarang
e) Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi
uterus-partus prematurus
12) Kesehatan Jiwa
Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi persalinan, karena itu
dianjurkan bukan saja melakukan latihan-latihan fisik namun juga
latihan kejiwaan untuk menghadapi persalinan. Walaupun peristiwa
kehamilan dan persalinan adalah suatu hal fisiologis, namun banyak
ibu-ibu yang tidak tenang, masa khawatir akan hal ini, untuk itu bidan
harus menanamkan kepercayaan pada ibu hamil dan menerangkan apa
saja yang harus diketahuinya kebodohan, rasa takut, dan sebagainya
dapat menyebabkan rasa sakit pada persalinan, hal ini akan
mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi lelah dan kekuatan
hilang. Untuk menghilangkan rasa cemas harus ditanamkan kerja
sama pasien- penolong dan diberikan penerangan selagi hamil dengan
tujuan:
a) Menghilangkan ketidaktahuan
b) latihan fisik dan kejiwaan
c) Mendidik Cara-cara perawatan bayi
d) Berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologik
14
13) Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber ASI yang menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat.
Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada yang
sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan
menekan dari depan.
Dua bulan terakhir dilakukan massase, untuk mencegah puting
susu kering dan mudah pecah maka puting susu dan areola peyudara
dirawat dengan baik dengan dibersihkan dengan air hangat. Bila
puting susu masuk kedalam, hal ini dapat dipvffvcerbaiki dengan cara
menarik-narik keluar.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan pada perawatan
payudara semasa hamil adalah sebagai berikut:
a) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b) Leteakkan handuk diatas pangkuan ibu
c) Basahi kedua telapak tangan dengan menggunakan minyak
kelapa
d) Lakukan kompres pada kedua puting susu dengan kapas minyak
e) Lakukan kompres pada kedua puting susu secara bersamaan lalu
diputar kedalam dan keluar sebanyak 20 kali.
f) Pegang pangkal payudara kanan dengan tangan kiri dan urut
karah puting susu dengan tangan kanan sebanyak 20 kali
g) Lakukan pemijatan pada daerah areola
h) Bersihkan kedua puting susu dan sekitarnya dengan waslap
kering
i) Cucilah tangan setelah tindakan
15
2. ASUHAN INTRANATAL
a. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir. (Saifuddin, 2006)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai danya
penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (JNPK-KR, 2008)
Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dari selaput janin dari tubuh ibu. (Sujiyatini, dkk, 2011)
b. Tujuan
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya
melalui berbagi upaya yang terintegerasi dan lengkap serta intervensi
minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat optimal.
Fokus utama asuhan persalinan normal telah mengalami pergeseran
pradigma. Dulu fokus utamanya adalam menunggu dan menangani
komplikasi namun sekarang fokus utamanya adalah mencegah terjadinya
komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir sehingga akan
mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir
Contoh pergeseran pradigma asuhan persalinan normal, yaitu:
16
1) Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia
uteri.
2) Menjadikan laserasi/ episiotomi sebagai tindakan tidak rutin.
3) Mencegah terjadinya retensio plasenta.
4) Mencegah partus lama
5) Mencegah asfiksia bayi baru lahir.
c. Tanda-tanda inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his datang yang kuat, sering dan teratur
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan sudah
ada.
d. Asuhan Intranatal
1) Asuhan Kala I
Inpartu ditandai dengan keluarnya lender darah, karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (Effacement) kala dimulai
dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) lamanya
kala I untuk primigravida berlangsung ± 12 jam, sedangkan pada
multigravida sekitar ± 8 jam. Berdasarkan kurva friedman pembukaan
primi 1 cm/jam, sedangkan pada multi 2 cm/jam (JNPK-KR, 2008).
Kala pembukaan dibagi dua fase :
a) Fase laten : pembukaan serviks, sampai ukuran 3 cm,
berlangsung dalam 7-8 jam.
b) Fase Aktif : berlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3 sub fase yaitu:
17
(1) Periode akselerasi berlangsung dua jam, pembukaan menjadi
4 cm
(2) Periode dilatasi maksimal selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm
(3) Periode deselerasi berlangsung lambat, selama 2 Jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap
2) Asuhan Kala II
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut kala pengeluaran
bayi (JNPK-KR, 2008).
Gejala dan tanda kala II persalinan (JNPK-KR, 2008) :
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum / pada
vaginanya
c) Perineum menonjol
d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Pada kala ini his terkoordinir, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali kepala janin telah masuk keruangan panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang menimbulkan rasa ingin
mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu ingin seperti mau buang
air besar, dengan tanda anus membuka. Pada saat his, kepala janin
mulai kelihatan, vulva membuka, perineum meregang,. Dengan
kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi kepala, membuka pintu, dahi, hidung, mulut dan muka dan
seluruhnya, diikuti oleh putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala
dengan punggung. Setelah itu sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk
18
primigravida 60 menit dan multigraviada 30 menit (Sujiyatini, dkk,
2011).
3) Asuhan Kala III
Kala III adalah waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan
dan pengeluaran uri (plasenta) yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit (JNPK-KR, 2008).
Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta yang semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat,
menebal dan kemudia lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina
Penatalaksanaan Aktif Kala III
a) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
b) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
c) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kana atas ibu bagian
luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
Peregangan Tali Pusat Terkendali
a) Memindahkan klem pada tali pusat
b) Meletakkan satu tangan di atas kain yangberada diperut ibu, tepat
diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang
tali pusat dan klem dengan tangan lain.
c) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
19
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya involusio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta
ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan
puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
Setelah plasenta terlepas meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat kearah bawah dankemudian kearah atas, mengikuti
kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada
uterus.
a) Jika tali pusat bertambang panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit:
c) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
d) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu
e) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
f) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
g) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi
Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan kedua tangan dan dengan hati hati memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput
ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan
20
disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks
ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau
forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selaput yang tertinggal.
Massase Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
massase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras)
Menilai Perdarahan
a) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta didalam
kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi
setelah melakukan massase selama 15 detik mengambil tindakan
yang sesuai.
b) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
4) Asuhan Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Harus diperiksa setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
(Wiknjosastro, 2007)
Asuhan dan pemantauan kala IV (JNPK-KR, 2008) :
a) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam:
(1) 2-3 Kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
(2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
21
(3) Setiap 20-30 menit pada jam kedia pasca persalinan
(4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
(5) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,
lakukan penjaitan dengan anastesi lokal dengan
menggunakan teknik yang sesuai.
b) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus
c) Mengevaluasi kehilangan darah
d) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit salama satu jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua persalinan
(1) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama
dua jam pertama pasca persalinan
(2) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal
Asuhan sayang ibu pada masa post partum:
a) Menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat
gabung)
b) Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan
menganjurkan pemberian ASI sesuai permintaan
c) Mengajarkan pada ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan
istirahat yang cukup setelahmelahirkan
d) Menganjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk
bayi dan mensyukuri kelahiranbayinya
e) Mengajarkan ibu dan anggota-anggota keluarganya tentang
bahaya dan tanda-tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan
mereka untuk mencari pertolongan jika terdapat masalah atau
kekhawatiran
22
3. ASUHAN POSTNATAL
a. Pengertian
Masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin,
2006).
Masa puerperium atau masa nifas adalah mulai setelah partus
selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat
genital baru pulih kembali sperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3
bulan (Wiknjosatro, 2007).
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium
adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan palsenta keluar dari
rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan
dengan melahirkan (Suherni, 2009).
b. Tujuan
Menurut Siti (2009) Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa
nifas adalah:
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
b) Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara, manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi
sehari-hari
d) Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali.
Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir
23
juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-
masalah yang terjadi
Tujuan asuhan postnatal dapat dijelaskan secara rinci lagi, yaitu sebagai
berikut:
1) 6 Jam masa nifas
a) Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, jika
perdarahan berlanjut rujuk
c) Memberikan konseling pada ibu dan salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
d) Pemberian ASI awal
e) Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
g) Petugas penolong persalinan harus tinggal dengan ibu dan
bayinya untuk 2 jam pertama persalinan atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.
2) 6 Hari masa nifas
a) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
24
3) 2 Minggu masa nifas
Tindakan yang diberikan sama dengan kunjungan yang dilakukan
pada kunjungan 6 hari, yaitu:
a) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
4) 6 Minggu masa nifas
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang akan ibu
dan bayi alami
b) Memberikan koseling untuk KB secara dini.
c. Tahapan Masa Nifas
Menurut (Suherni,dkk,2008) masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:
1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermediet yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu
3) Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
25
d. Perubahan-perubahan pada masa postnatal
1) Uterus secara bengangsur-angsur menjadi kecil (involusio) sehingga
akhirnya sama seperti sebelum hamil.
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat simfisis
Tidak teraba diatas simfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
2) Bekas Implantasi Uri: Placental bed mengecil karena kontraksi dan
menonjol ke kavum dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu
menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
3) Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh
dalam 6-7 hari.
4) Rasa Sakit, yang disebut after pain disebabkan kontraksi rahim,
biasnya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.
5) Lochia adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas.
a) Lochia Rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desi dua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium selama 2
hari pasca persalinan.
b) Lochia Sangoinolenta: berwarna merah kekuning kuningan
berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochia serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochia alba: cairan putih setelah 2 minggu
26
e) Lochia Purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk
f) Lochia statis: lochia tidak lancar keluarnya
6) Serviks: setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari
dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
7) Ligamen-ligamen: Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, berangsur-
angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentom
rotundum menjadi kendor.
e. Perawatan Masa Nifas
1) Mobilisasi
Kini perawatan puepurium lebih aktif dengan dianjurkan untuk
melakuakn ”mobilisasi dini” (early mobilization). Perawatan
mobilisasi dini mempunyai keuntungan:
a) Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerpurium
b) Mempercepat involusi alat kandungan
c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal alat perkemihan
d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga
mmpercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
2) Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran
dan buah-buahan.
27
3) Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-
kadang wanita mengalami sulit kencing, karena spingter uretra
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani
selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih
yang terjadi selama persalinan.
4) Defekasi
Buang air besar harus dilakukan2-3 hari pasca melahirkan. Bila
masih sulit buang air besar dan terjadi obstivasi apalagi berak keras
dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal.
5) Perawatan Payudara pada masa nifas
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting
susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya.
Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara jika :
a) Payudara ibu bengkak
b) Puting susu tidak menonjol
c) Air susu tidak keluar
Dianjurkan sekali supaya menyusukan bayinya karena sangat
baik untuk kesehatan bayinya.
6) Laktasi
Untuk menghadapi masalaktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan
telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu:
a) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan
lemak bertambah
b) Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut
kolostrum, berwarna kuning-putih susu
c) Hypervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana
vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
28
d) Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesteron
hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau
prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu,
pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu
berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak
sesudah 2-3 hari pasca melahirkan.
f. Kebutuhan dasar ibu nifas
Menurut Suherni (2008), kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan
pada masa nifas, yaitu:
1) Gizi
Ibu nifas dianjurkan untuk:
a) Makan dengan diit berimbang, cukup karbohidrat
b) Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada
6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua
400 kalori.mengonsumsi tablet zat besi 1 tablet tiap hari selama
40 hari
c) Mengkonsumsi vitamin A 200.000 IU. Pemberian vitamin A
dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
kelangsungan hidup anak
2) Kebersihan diri Ibu nifas dianjurkan untuk:
a) Menjaga kebersihan seluruh tubuh
b) Menganjurkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air
c) Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/
BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti pembalut
d) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum menyentuh daerah kelamin
29
e) Anjurkan ibu untuk sering menyentuh luka episiotomi dan
laserasi
3) Istirahat dan tidur
a) Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan
b) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur
c) Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan
d) Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan
waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8
jam. Kurang istirahat ibu nifas dapat berakibat:
(1) Mengurangi jumlah ASI
(2) Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan
perdarahan
(3) Depresi
4) Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami
perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya
liang senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan
kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima,
senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu
tidak perlu takut untuk bergerak, karena dengan ambulasi dini
(bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat
membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.
5) Hubungan Seks:
a) Hubungan Seks Aman setelah darah merah berhenti, dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa
nyeri
b) Ada kepercayaan/ budaya yang memperbolehkan melakukan
hubungan seks stelah 40 hari atau 6 minngu, oleh karena itu
perlu dikompromi antara suami dan istri
30
6) Keluarga Berencana
a) Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui
eksklusif atau penuh 6 bulan dan ibu belum mendapatkan haid
(metode amenore laktasi)
b) Meskipun setiap metode kontrasepsi beresiko, tetapi
menggunakan kontrasepsi lebih aman
c) Metode hormonal, khusunya kombinasi oral (estrogen-
progesteron) bukanlah pilihan pertama bagi ibu yang menyusui,
karena dapat mempersingkat pemberian ASI.
7) Eliminasi :
a) Buang air kecil (BAK)
(1) Dalam 6 jam ibu nifas harus sudah bisa BAK spontan,
kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam
(2) Urine dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam
waktu 12-36 jam setelah melahirkan
(3) Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6
minggu.
b) Buang air besar (BAB)
(1) BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena diet cairan,
obat-obatan analgetik, dan perineum yang sangat sakit
(2) Bila lebih 3 hari belum BAB bisa diberi obat laksantia
(3) Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu dalam
regulasi BAB
(4) Asupan cairan yang adekuat dan diet tinggi serat sangat
dianjurkan
31
8) Pemberian ASI/ LAKTASI
Hal-hal yang perlu diberitahukan:
a) Menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit bayi telah
disusukan
b) Memberikan ASI eksklusif selam 6 bulan
c) Menyusui bayi sesering mungkin
9) Kebiasaan yang tidak bermanfaat dan bahkan membahayakan
a) Menghindari makanan yang berprotein seperti telur, ikan arena
ibu ,menyusui membutuhkan tambahan protein
b) Penggunaan bebat perut setelah melahirkan
c) Memisahkan ibu dan bayi dalam masa yang lama satu jam post
partum
4. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
a. Pengertian
Neonetus adalah bayi baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2007)
Bayi baru lahir disebut neonatus, dengan tahapan:
1) Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
2) Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan kepada bayi
selama jam pertama setelah kelahiran.
b. Penanganan Bayi Baru Lahir
1) Penilaian segera bayi baru lahir:
a) Apakah bayi menangis kuat dan /atau bernafas tanpa kesulitan?
b) Apakah bayi bergerak dengan aktif?
(Sambil menilai letakkan bayi diatas perut ibu dan selimuti bayi)
32
(1) Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap
lakukan langkah-langkah resusitasi
(2) Jika bayi menangis kuat dan aktif, lanjutkan kelangkah
selanjutnya
c) Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat
d) Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) danjepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
e) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan
lakukan pengguntingan (lindungi perut bayi) tali pusat diantara 2
klem tersebut.
f) Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain yang bersih dan
kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat
terbuka.
g) Berikan bayi pada ibunya dan anjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan untuk memulai pemberian ASI dini.
c. Pemantauan Bayi Baru Lahir
1) Keadaan Umum
a) Tingkat kesadaran atau tonusotot bayi:
(1) Kesadaran normal: dimulai dari diam hingga sadar penuh dan
dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika
diam atau sedang tidur
(2) Kesadaran abnormal: Letargi lunglai/layuh iritable tidak
sadar
b) Postur gerakan tubuh bayi
(1) Normal: Pada saat istirahat kepalan tangan bayi longgar,
lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi kecil/
33
prematur ekstrimitas sedikit ekstensi sedangkan pada bayi
sungsang fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut atau kaki
ekstensi penuh sehingga kaki bisa mencapai mulut.
(2) Postur abnormal: Hiperekstensi berlebihan (opistotonus),
gerakan terputus-putus (kejang/spasme), gerakan cepat dan
berulang-ulang (tremor/gemetar)
c) Tanda vital
(1) Suhu (36,5 ◦C s/d 37,5 ◦C)
(2) Pernafasan (30-60 kali)
(3) Denyut jantung (100-160 kali/menit)
d) Antopometri
(1) Berat badan : 2500 gr – 4000 gr
(2) Panjang badan : sekitar 48 - 50 cm
(3) Lingkar kepala :
Sirkumferantia suboccipito bregmatika : 32 cm
Sirkumferantia fronto occipitalis : 34 cm
Sirkumferantia mento occipitalis :35 cm
(4) LILA : 11
e) Kepala
(1) Kepala diukur mengelilingi lingkar oksipitofrontal dengan
lingkar rata-rata 35 cm yang tidak boleh terjadi peningkatan
dalam minggu pertama
(2) Menilai ubun-ubun dan sutura dengan cara dipalpasi secara
perlahan, ubun-ubun anterior tidak boleh teraba tegang tau
cekung; ubun-ubun posterior dan sutura halus teraba; mungkin
beberapa sutura salingbertumpuk.
(3) Menilai bentuk kepala dengan cara inspeksi dan palpasi
dengan hasil pemeriksaan terjadi moulage (memanjang),
34
bagian yang lunak seperti spons (caput), pembengkakkan
unilateral atau bilateral (sefalohematoma)
(4) Ada atau tidaknya trauma persalinan seperti lecet/luka, caput
succadeneum, cepal hematoma
(5) Kelainan kongenital: Hidrocepalus, anancepalus
f) Muka
(1) Merah muda hingga merah
(2) Tampak simetris pada waktu istirahat danketika bergerak
(menangis)
(3) Adanya paralysis wajah
g) Mata
(1) Kabut pada kornea
(2) Keluar nanah
(3) Pembangkakan pelpebra
(4) Pupil yang tidak bulat
(5) Perdarahan konjungtiva
h) Mulut
(1) Kesimetrisan
(2) Sumbing pada bibir dan langit-langit
(3) Warna bibir dan lidah
(4) Kering mukosa mulut
i) Telinga
(1) Pastikan jumlah dan bentuk
(2) Pastikan lubang telinga
(3) Periksa posisi telinga
j) Leher
(1) Leher pendek, kepala dapat digerakkan
(2) Identifikasi pembengkakan
(3) Lipatan kulit dan pembentukkan selaput kulit yangberlebihan
35
k) Dada
(1) Simetris
(2) Putting susu terbentuk sempurna
(3) Payudara dapat membesar
l) Abdomen dan punggung
(1) Bentuk
(2) Pembengkakan, distensi abdomen
(3) Kelainan kongenital: gastrokisis atau omfalokel, spina bifida
atau miomeningokel
(4) Tali pusat berwarna putih kebiruan pada hari pertama tetapi
apabila abnormal maka tali pusat merah, bangkak, bernanah
dan berbau busuk.
m) Ekstrimitas
(1) Sama panjangnya
(2) Jumlahnya lengkap
(3) Dapat bergerak bebas
(4) Tidak ada fraktur
n) Kulit
(1) Warna kulit
Normal: kemerahan
Abnormal: kulit pucat, ikterus, sianosis sentral, sianosis perifer
(2) Kulit dilapisi verniks caseosa dan lanugo
(3) Bercak bawaan lahir
o) Genitalia dan anus
(1) Laki-laki
Posisi uretra di ujung penis, terdapat testis pada scrotum.
36
(2) Wanita
Vulva ada memastikannya adanya klitoris, orifisium uretra dan
introitus vagina, labiya mayora menutupi labiya minora,
terkadang terjadi pengeluaran lendir dan darah.
(3) Periksa lubang anus
p) Refleks primitif
(1) Refleks moro/merangkul
(2) Refleks mengisap/ sucking refleks
(3) Refleks menoleh/ rooting refleks
(4) Refleks menggengam
(5) Refleks menempatkan dan menggenggam
d. Hal-hal Yang Perlu Di Pantau Pada Bayi Baru Lahir
1) Keadaan umum
2) Tanda vital
3) Ukuran antopometri
4) Kepala
5) Muka
6) Mata
7) Hidung
8) Mulut
9) Telinga
10) Leher
11) Dada
12) Abdomen
13) Punggung
14) Ekstremitas
15) Kulit
16) Genitalia dan anus
17) Refleks
37
e. Tanda-tanda bahaya Bayi Baru Lahir
Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :
1) Pernafasan: sulit / 60x / menit
2) Kehangatan: terlalu panas (> 38°c atau terlalu dingin <36°c)
3) Warna: kuning (terutama pada 24 jam pertama). Biru/pucat, memar.
4) Pemberian makan: hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah.
5) Tali pusat: merah, bengkak, keluar cairan nanah, bau busuk,
berdarah.
6) Infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak.
7) Tinja/kemih: tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering,
hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.