21
11 | Page BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, mempengaruhi hubungan sosial manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Ada perubahan yang berdampak positif, adapula yang berdampak negatif. Ketika perubahan terjadi dan masyarakat siap untuk menerimanya, maka perubahan itu akan memajukan kehidupan atau membawa kesejahteraan pengikutnya, sebaliknya ketika perubahan terjadi tidak diimbangi dengan kesiapan menerima perubahan itu sendiri, akan berdampak pada timbulnya pertentangan, konflik dan hilangnya integritas atau kesatuan sosial. Salah satunya manusia menjadi individualis. Jika dahulu untuk menjaga hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, manusia akan saling bertegur sapa bahkan saling berkunjung rumah, namun dengan adanya kemajuan teknologi informasi manusia lebih mementingkan berkomunikasi melalui handphone daripada bertatap muka dengan alasan lebih menghemat waktu dan biaya perjalanan. Begitu pula dengan perubahan yang terjadi dalam tradisi Manekat orang Timor. Manekat yang pada hakekatnya adalah sebagai perekat sosial untuk menjaga dan mempersatukan hubungan kekeluargaan, dewasa ini telah mengalami perubahan nilai dan maknanya yang pada akhirnya berdampak pada memudarnya rasa solidaritas dan integrasi sosial. Pemberian dalam manekat yang seharusnya sebagai pemberian sukacita dan tanda kasih yang tidak mengharapkan imbalan, mengalami perubahan dalam nilai, bentuk dan pelaksanaannya. Penulis melihat bahwa perubahan yang terjadi dalam manekat telah merubah pola-pola perilaku dan hubungan sosial dalam masyarakat. Karena itu, dalam bab ini penulis akan memaparkan pengertian perubahan

BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

  • Upload
    builien

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

11 | P a g e

BAB II

PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, mempengaruhi hubungan

sosial manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Ada perubahan yang berdampak positif,

adapula yang berdampak negatif. Ketika perubahan terjadi dan masyarakat siap untuk

menerimanya, maka perubahan itu akan memajukan kehidupan atau membawa kesejahteraan

pengikutnya, sebaliknya ketika perubahan terjadi tidak diimbangi dengan kesiapan menerima

perubahan itu sendiri, akan berdampak pada timbulnya pertentangan, konflik dan hilangnya

integritas atau kesatuan sosial. Salah satunya manusia menjadi individualis. Jika dahulu untuk

menjaga hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, manusia akan saling bertegur sapa bahkan

saling berkunjung rumah, namun dengan adanya kemajuan teknologi informasi manusia lebih

mementingkan berkomunikasi melalui handphone daripada bertatap muka dengan alasan lebih

menghemat waktu dan biaya perjalanan.

Begitu pula dengan perubahan yang terjadi dalam tradisi Manekat orang Timor. Manekat

yang pada hakekatnya adalah sebagai perekat sosial untuk menjaga dan mempersatukan

hubungan kekeluargaan, dewasa ini telah mengalami perubahan nilai dan maknanya yang pada

akhirnya berdampak pada memudarnya rasa solidaritas dan integrasi sosial. Pemberian dalam

manekat yang seharusnya sebagai pemberian sukacita dan tanda kasih yang tidak mengharapkan

imbalan, mengalami perubahan dalam nilai, bentuk dan pelaksanaannya. Penulis melihat bahwa

perubahan yang terjadi dalam manekat telah merubah pola-pola perilaku dan hubungan sosial

dalam masyarakat. Karena itu, dalam bab ini penulis akan memaparkan pengertian perubahan

Page 2: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

12 | P a g e

sosial menurut beberapa ahli, dan teori perubahan sosial menurut perspektif Soerjono Seokanto

serta faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial. Penulis juga akan memaparkan tentang

manekat sebagai pemberian dalam kebutuhan saling tolong menolong yang terangkum dalam

teori The Gift dari Marcel Mauss.

2.1 Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan sosial yang tak bisa dihindari oleh

setiap individu maupun kelompok masyarakat. Terjadinya perubahan sosial merupakan gejala

wajar yang muncul sebagai akibat dari proses interaksi manusia di dalam dan dari masyarakat.

Perubahan sosial sebagai suatu proses perubahan bentuk yang mencakup keseluruhan aspek

kehidupan masyarakat. Proses tersebut berlangsung sepanjang sejarah hidup manusia, baik itu

dalam lingkup lokal maupun global. Perubahan sosial tersebut dapat terjadi karena pada dasarnya

masyarakat itu tidak bersifat statis melainkan dinamis dan heterogen.1 Perubahan sosial juga

dapat terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan

masyarakat, seperti perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, kebudayaan,

dan perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman

yang dinamis.2

Jacobus Ranjabar dalam bukunya “Perubahan Sosial dalam Teori Makro” mengatakan

bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang menyangkut kehidupan manusia, perubahan

tersebut dapat mencakup nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola perilaku, susunan lembaga

1 Syarifudin Jurdi, Awal Mula Sosiologi Modern: Kerangka Epistemologi, Metodologi, dan Perubahan Sosial

Perspektif Ibn Khaldun (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2012). 78. 2 Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2020), 20.

Page 3: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

13 | P a g e

kemasyarakatan, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan sebagainya.3 Willbert Moore

mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial, dan yang

dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial.4 Lebih lanjut

Moore mengatakan bahwa perubahan sosial bukanlah suatu gejala masyarakat modern tetapi

sebuah hal yang universal dalam pengalaman hidup manusia, di mana perubahan sosial sebagai

perubahan penting dari struktur sosial.5 Selanjutnya dalam pengertian struktur sosial dimasukan

pula ekspresi seperti norma, nilai dan fenomena kultural. Sehingga dengan demikian pengertian

perubahan sosial bisa pula mencakup di dalamnya pengertian perubahan kultural.6 Harper

(1989) dalam bukunya “ Exploring Social Change “, juga mengartikan perubahan sosial sebagai

perubahan penting dalam struktur sosial, di mana Harper mengartikan struktur sosial sebagai satu

jaringan relasi sosial yang bersifat tetap di mana di dalamnya terjadi interaksi rutin dan berulang.

Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara

hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan

material. Komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan

baru dalam masyrakat7, Sedangkan Selo Soemardjan mengatakan bahwa perubahan sosial

meliputi segala perubahan pada suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di

dalamanya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.8

Prinsip-prinsip sosial yang berlaku dalam masyarakat, sudah pasti akan berkaitan dengan

cara bagaimana mereka saling berhubungan. secara tradisional, setiap masyarakat pasti memiliki

3 Jacobus Ranjabar, Perubahan Sosial dalam Teori Makro (Bandung: Alfabetha, 2008), 11.

4 Robert H. Laurer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 4.

5 Eva Etzioni-Halevy dan Amitai Etzioini, Sosial Change: Sources, Patterns and Consequences (New York:

Basic Book, 1994), 56. 6 Daddi H. Gunawan, Perubahan Sosial di Pedesaan Bali (Salatiga: Program Pascasarjana Studi

Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana, 2013), 34. 7 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Grafindo, 1982), 337.

8 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), 4.

Page 4: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

14 | P a g e

sistem kekerabatan. Kekerabatan merupakan organisator yang kuat dari interaksi manusia.9 Ada

tiga model kekerabatan yang biasanya berkembang dalam masyarakat, yakni Consanguineal,

affinal, dan fictive.10

Consanguineal merupakan kekerabatan yang dihasilakn karena kelahiran. Kekerabatan

Affinal ada karena dilatarai oleh hubungan pernikahan, dan kekerabatan fictive tercipta dari

proses atau praktek adopsi. Dalam hubungannya dengan masalah perubahan sosial, Harper

(1989) memberikan beberapa tipologinya, yaitu: 11

1. Adanya perubahan dalam personal di dalam struktur yang ada, yaitu dengan hadirnya orang-

orang baru dan atau hilangnya orang-orang lama dalam struktur yang ada. Ini dalam pengertian

bahwa keluar atau masuknya elemen-elemen anggota dari suatu struktur sosial akan mendorong

terjadinya suatu perubahan sosial. Dalam konteks yang luas, misalnya suatu komunitas atau

masyarakat, bila komposisi penduduknya berubah maka struktur sosialnya akan berubah.

Contohnya: Desa di Timor yang hanya dihuni oleh orang-orang yang berasal dari suku yang

sama dan mempunyai satu ikatan kekeluargaan, didatangi oleh orang-orang luar dari berbagai

suku yang berbeda dan menetap di desa tersebut, baik karena tugas kedinasan maupun

kepentingan perdagangan. Sedangkan orang-orang lama dalam desa tersebut keluar untuk

mencari pekerjaan di daerah lain. Kehadiran orang-orang baru tersebut dengan pengalaman

hidup yang berbeda, mengisi kekoksongan peran sosial yang ditinggalkan oleh orang-orang

lama, peran-peran sosial yang baru lambat laun akan mempengaruhi pola relasi masyarakat

9 Malcom Mcfee, “Social Organization II: Kinship, dalam E. Hunter dan Philip Whitten, The Study of Culture

Anthropology (New York: Harper and Row, 1997), 124. 10

Malcom Mcfee, Social Organization...., 130. 11

H. Gunawan, Perubahan Sosial...., 35-36.

Page 5: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

15 | P a g e

2. Adanya perubahan relasi dalam struktur sosial. Dalam hal ini termasuk misalnya perubahan

dalam struktur kekuasaan, otoritas, dan komunikasi dalam struktur sosial yang ada.

Contohnya: Desa yang dipimpin oleh seorang tuan tanah, mewariskan tongkat kepemimpinannya

kepada anak atau cucunya, dalam hal ini kepemimpinan dinasti keluarga. Namun karena

kehadiran orang-orang baru yang mengisi kekosongan peran sosial yang ditinggalkan oleh

orang-orang lama, turut merubah pola kepemimpinan yang ada. Kepala desa diangkat

berdasarkan pemilihan demokrasi bukan karena dinasti keluarga lagi.

3. Adanya perubahan fungsi dalam struktur, yaitu menyangkut apa yang harus dilakukan dan

bagaimana masyarakat tersebut melakukannya.

Contohnya: Di Timor, yang berhak dan memiliki kuasa untuk memimpin adalah mereka yang

berasal dari golongan Usif atau Raja. Namun karena golongan Usif tidak memiliki generasi atau

karena generasi berikutnya bermigrasi ke daerah lain, maka Golongan Mafefa atau juru bicara

adat naik menjadi pemimpin. Mafefa dalam kepimpinannya membuat pendekatan-pendekatan

yang berbeda atau pola fungsi berubah.

4. Adanya perubahan dalam hubungan antara struktur-struktur yang berbeda. Ini menyangkut

antara struktur sosial tertentu dengan struktur sosial lainnya di luar struktur yang disebutkan

pertama.

Contohnya: Dulu dalam masyarakat yang homogen, kalau orang gunting atau pangkas rambut,

tidak akan membayar karena mereka adalah keluarga. Tetapi setelah masuknya orang-orang baru

yang merubah pola relasi masyarakat, sekarang segala sesuatu yang dikerjakan harus dibayar

dengan uang.

Page 6: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

16 | P a g e

5. Adanya perubahan dalam bentuk munculnya struktur sosial baru dari struktur sosial yang

lama. Struktur sosial yang lama mungkin pada akhirnya akan memudar atau hilang sama sekali

atau dalam beberapa kasus terintegrasi dengan struktur sosial yang baru terbentuk itu.

Contohnya: Dulu jika orang hendak bepergian jauh, anak-anak yang masih kecil dititipkan pada

keluarga untuk sementara waktu. Namun, karena orang-orang lama telah keluar dan kehadiran

orang-orang baru telah merubah pola relasi masyarakat, maka muncullah tempat penitipan anak

(TPA).

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan perubahan sosial adalah perubahan yang

terjadi dalam struktur masyarakat yang dapat mempengaruhi pola interaksi sosial di dalam suatu

masyarakat yang dapat bersifat membangun karakter manusia menuju proses yang lebih baik

atau malah sebaliknya. Dari definisi-defini di atas juga, memperlihatkan bahwa perubahan sosial

mengandung dua konsep dasar yang saling berkaitan yaitu dinamika sosial dan struktur sosial.12

Yang dimaksud dengan dinamika sosial itu mencakup semua hal yang berubah dari waktu ke

waktu yang mendorong manusia untuk mencapai tahap keseimbangan baru dan lebih lengkap

atau lebih tinggi dari sebelumnya. Sedangkan struktur sosial mengarah pada hierarki masyarakat

yang berdasarkan tingkatan perkembangan dari suatu masa ke masa yang berikutnya.

2.2 Perubahan Sosial dari Perspektif Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, Perubahan Sosial merupakan segala perubahan pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem

sosialnya, di dalamnya termasuk nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara

kelompok-kelompok dalam masyarakat.

12

Agus Salim, Perubahan Sosial, Sketsa Teori...., 9.

Page 7: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

17 | P a g e

Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang terbatas, ada

juga yang luas, ada perubahan yang lambat sekali, juga ada perubahan yang berjalan sangat

cepat. Perubahan sosial adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam

suatu masyarakat. Perubahan dalam masyarakat bisa mengenai berbagai hal, seperti nilai sosial,

norma sosial, pola perilaku, susunan lembaga, lapisan masyarakat, kekuasaan, dan wewenang

serta interaksi sosial. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang

masa dalam setiap masyarakat. Perubahan terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia

yang selalu ingin mengadakan perubahan. Bahkan, disebutkan bahwa kebosanan manusia

merupakan penyebab dari perubahan.13

Yang menjadi masalah dalam perubahan sosial

sebenarnya terletak pada tingkat kecepatan dan arahnya perubahan, bukan pada ada atau

tidaknya perubahan tersebut.14

Oleh karena itu, Laurer menambahkan bahwa yang perlu

dicermati adalah mengapa pada masyarakat tertentu perubahan sangat cepat atau sangat lambat

dan faktor apa yang mempengaruhinya serta bagaimana pengaruhnya.15

2.2.1 Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Perubahan tidak datang dengan sendirinya, tetapi terjadi melalui interaksi sosial harian dan

bila dikaitkan dengan pemikiran Dahrendorf, maka unsur dominasi menjadi salah satu penyebab

terjadinya perubahan. 16

Ada begitu banyak faktor pemicu adanya perubahan sosial, namun yang

paling umum terjadi adalah karena bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri atau faktor

internal dan yang bersumber dari luar masyarakat atau faktor eksternal. Begitu juga dengan siapa

yang menjadi aktor dibalik munculnya suatu perubahan sosial. Dalam bahasan umum sumber

13

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu..., 333. 14

Zamroni, Pengantar Pengembangan Teori Sosial (Yogyakarta: Tirta Wacana, 1992), 11. 15

Robert Laurer, Perspektif Tentang Perubahan..., 4. 16

K.J. Veeger, Realitas Sosial, Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi (Jakarta: Gramedia, 1993), 214.

Page 8: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

18 | P a g e

perubahan sosial seringkali didasarkan pada dua sumber pokok, yakni endogenous (dalam) dan

exogenous (luar).17

Adapun sebab-sebab terjadinya perubahan sosial dari faktor internal, antara

lain:18

a. Penduduk, perubahan jumlah penduduk seperti bertambahnya jumlah penduduk karena

transmigrasi dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada struktur masyarakat

terutama mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kehadiran transmigrasi dapat

berdampak positif dan menguntungkan jika mereka memiliki keterampilan kerja.

b. Pertentangan/konflik, selama manusia hidup berkelompok, selama itu pula terdapat

pertentangan. Pertentangan merupakan bagian dari interaksi sosial, karena itu

pertentangan tidak mungkin dihilangkan tetapi dapat diatasi. Ketika sumber pemenuhan

kebutuhan semakin terbatas, akan menimbulkan persaingan dan pada akhirnya

mengakibatkan konflik. Ketika terjadi konflik, dalam masyarakat muncul kekecewaan

dan keresahan sosial, maka pada saat itu individu-individu sangat mudah terpengaruh

dengan hal-hal yang baru.

c. Penemuan baru, penemuan baru dalam kebudayaan dapat berpengaruh pada berbagai

sektor kehidupan lainnya. Pengaruh-pengaruh tersebut saling berkaitan dan saling

mempengaruhi bidang-bidang kehidupan yang satu dengan lainnya. Contohnya

penemuan listrik mengakibatkan penemuan radio, televisi dan komputer yang akhirnya

dapat mempengaruhi adat istiadat, pendidikan, ekonomi dan pola perilaku masyarakat.

Adapun perubahan sosial terjadi karena adanya faktor eksternal atau faktor-faktor yang

bersumber dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain:19

17

Talcott Parsons,” A Functional Theory of Change”, dalam Eva Etzioni-Halevy dan Amitai Etzioni, Social Changes: Sources, Patterns and Consequences (New York: Basic Book, 1994), 76.

18 Donatus Patty, pengantar Sosiologi (Kupang: CV Kasih Indah, 2005), 248-252.

Page 9: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

19 | P a g e

a. Lingkungan alam, lingkungan alam turut mempengaruhi keadaan sosial, kebudayaan

serta perilaku masyarakat yang hidup di sekitarnya. Lingkungan alam yang berbeda-beda

berdampak pada mata pencaharian masyarakat yang berbeda-beda pula. Masyarakat yang

tinggal di pedesaan kehidupan sosialnya berbeda dengan masyarakat perkotaan.

b. Peperangan, peperangan antar dua negara atau lebih menyebabkan adanya perubahan, di

mana pihak yang kalah akan dipaksa untuk mengikuti semua keinginan pihak yang

menang, termasuk dalam hal ekonomi, kebudayaan dan pola perilaku.

c. Pengaruh kebudayaan lain, masuknya kebudayaan asing yang diterima dan diterapkan

berdampak pada kehidupan sosial yang mengakibatkan terjadinya perubahan sistem

sosial. Akibat globalisasi informasi, transparasi dan ekonomi, pengaruh budaya asing

merubah keseluruhan tatanan hidup dan pola perikelakuan masyarakat, seperti pola

konsumsi dan gaya hidup.

2.2.2 Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

Perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto dibedakan dalam beberapa bentuk sebagai

berikut:20

a. Perubahan lambat (Evolusi)

Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini biasanya

merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Perubahan

terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya

berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang timbul

sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contohnya, masyarakat pedesaan yang mulai

19

Donatus Patty, Pengantar Sosiologi...., 253-255. 20

Soerjono Soekanto, Sosiologi...., 345-349.

Page 10: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

20 | P a g e

menggunakan seng sebagai atap rumah, namun masih mempertahankan rumah yang

beratapkan alang-alang sebagai tempat penyimpanan bahan makanan seperti jagung dan

padi.

b. Perubahan cepat (Revolusi)

Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar

atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi

dapat direncanakan terlebih dahulu atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa

kekerasan atau melalui kekerasan. Contohnya, adanya perang dalam merebut

kemerdekaan suatu negara.

c. Perubahan sosial yang direncanakan

Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan

atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan

perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini

dinamakan agent of change , yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat

kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan. Contohnya, pembangunan sarana prasarana, pembangunan bendungan,

pembangunan jalan maupun kawasan industri yang dilakukan oleh pemerintah maupun

tokoh masyarakat.

d. Perubahan sosial yang tidak direncanakan

Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan perubahan-

perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan

manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak

diharapkan masyarakat. Perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki, biasanya lebih

Page 11: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

21 | P a g e

banyak menimbulkan pertentangan-pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat

yang bersangkutan. Contohnya, adanya bencana alam seperti longsor, tsunami atau

gunung meletus yang memporak-porandakan seluruh harta milik dan mata pencaharian

masyarakat, atau perang antar kampung yang merusak fasilitas pribadi maupun umum.

2.3 Ciri-Ciri Perubahan Sosial

Setiap perubahan sosial memiliki karakterisitik yang beragam. Dengan demikian, tidak

ada perubahan yang memiliki sifat yang sama persis dengan perubahan lainnya. Tetapi pada

setiap perubahan sosial, ada pola mendasar atau ciri-ciri umum yang hampir ada dalam setiap

perubahan.

a. Differential Social Organizations

Dalam masyarakat tradisional, pengaruh keluarga sangat besar, di mana keluarga sebagai

unit terkecil dalam masyarakat tetap menjalankan fungsinya. Dalam masyarakat seperti

itu, hubungan antara individu dengan individu maupun individu dengan masyarakat tetap

terjalin dan tindakan-tindakan individu cenderung seragam. Dengan demikian organisasi

sosial mengadakan pengawasan untuk memungkinkan terpeliharanya keseragaman

norma.21

Hal tersebut berbeda dengan masyarakat yang terpengaruh arus kemajuan

sebagai akibat terlibat dengan dunia luar, sehingga menimbulkan perubahan sosial. Ada

norma-norma yang dulu dianut menjadi pudar bahkan hilang karena dianggap tidak

sesuai dengan tuntutan zaman.

b. Mobilitas

21

Jacobus Ranjabar, Perubahan Sosial...., 57-58

Page 12: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

22 | P a g e

Adanya revolusi industri dan revolusi demokrasi, mengakibatkan terjadinya mobilisasi

masyarakat. Revolusi industri berdampak pada perpindahan orang-orang dari desa ke

kota, sedangkan revolusi demokrasi mengakibatkan seseorang dapat berubah status.22

Keadaan tersebut berdampak pada merenggangnya hubungan keluarga dan hubungan

lingkungan. Fungsi keluarga tidak berjalan seharusnya karena kesibukan, perbedaan jarak

dan perubahan status sehingga fungsi keluarga sebagian diserahkan ke lembaga sosial.

c. Culture conflict

Setiap kebudayaan memiliki norma-norma yang berbeda, di mana norma-norma tersebut

ikut membentuk tingkah laku individu yang hidup dalam suatu masyarakat. Dalam

masyarakat ada social different yang menghasilkan differential organization, dan setiap

organisasi sosial memiliki norma-norma tertentu. Pertentangan dapat terjadi apabila

individu-indvidu dari organisasi sosial yang berbeda merasa tidak sependapat dengan

norma-norma yang ada. Bila norma-norma organisasi sosial lain diberlakukan pada

kelompok organisasi lainnya, maka akan terjadi conflick norma atau culture conflik.23

2.4 Dampak Positif dan Negatif Suatu Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah sebuah proses yang pasti selalu terjadi dalam kehidupan manusia

dan masyarakat sebagai akibat adanya interaksi sosial. Adanya perubahan sosial sendiri dapat

memberikan manfaat, namun tak jarang pula bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi

sistem dan struktur sosial kemasyarakatan. Suatu perubahan sosial berdampak pada munculnya

suatu tatanan baru dalam masyarakat. Dampak dari munculnya suatu tatanan baru itu bisa ke

arah yang positif, bisa juga sebaliknya ke arah negatif.

22

Jacobus Ranjabar, Perubahan Sosial...., 59 23

Jacobus Ranjabar, Perubahan Sosial...., 60.

Page 13: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

23 | P a g e

2.4.1 Dampak Positif Perubahan Sosial

Dampak positif mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya masyarakat yang adil

dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan oleh masyarakat dan dampak positif itu dapat

terwujud jika pihak-pihak yang menjadi agent of change bekerja sepenuhnya untuk

kesejahteraan masyarakat, tanpa adanya kepentingan-kepentingan pribadi maupun golongan

tertentu. Dampak positif dari berlangsungnya perubahan sosial antara lain :

Munculnya nilai dan norma baru, ketika suatu nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat dirasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan manusia yang semakin

kompleks. Dengan adanya perubahan sosial diharapkan mampu mendorong munculnya

nilai maupun norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Di

mana nilai dan norma yang baru itu membuat masyarakat menjadi lebih aman, nyaman

dan sejahtera.

Adanya struktur dan hubungan sosial baru, artinya bahwa struktur dan hubungan sosial

yang baru lebih menekankan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia. Ketika

relasi sosial yang berlaku selama ini adalah relasi yang bersifat kekuasaan individu, di

mana mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi seringkali menindas dan

mengabaikan nilai kemanusian terhadap mereka yang memiki status sosial rendah, maka

perubahan sosial yang terjadi diharapkan mampu memberikan kesejajaran hidup antara

satu individu dengan individu lainnya.

Dalam masyarakat homogen, pengambilan keputusan hanya oleh osatu orang yang

dipertuankan. Tetapi karena perubahan, keputusan diambil berdasarkan musyawarah

mufakat atau suara mayoritas.

Page 14: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

24 | P a g e

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial mendorong terjadinya

inovasi yang mana berpengaruh pada kemajuan dalam berbagai bidang serta aspek

kehidupan manusia. Salah satunya tentu saja kemajuan dalam bidang pengetahuan serta

teknologi. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu saja akan

mampu mengubah nilai-nilai yang lama menjadi sebuah nilai baru menuju sebuah

perubahan sosial yang lebih modernisasi

Tingkat pendidikan formal semakin tinggi dan merata, Perkembangan berbagai jenjang

pendidikan formal, dengan jurusan dan biaya yang beragam akan semakin meningkatkan

akses anggota masyarakat terhadap pendidikan.

Berkembangnya industrialisasi, Perkembangan ini memunculkan produktivitas dan nilai

tambah yang signifikan, sehingga menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan

peluang ekspor.

2.4.2 Dampak Negatif Perubahan Sosial

Dampak negatif mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya tindak

kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial lainnya. Hal inilah yang

menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam masyarakat. Dampak negatif suatu perubahan

dapat terjadi juga dikarenakan pihak-pihak yang menjadi agent of change memiliki kepentingan

tersembunyi untuk keuntungan diri sendiri maupun golongan tertentu. adapun dampak yang

bersifat negatif antara lain:

Terjadinya Disintegrasi Sosial, artinya bahwa Munculnya disintegrasi sosial tentu saja

tidak terlepas dari perubahan besar yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat.

Page 15: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

25 | P a g e

Perbedaan tujuan, kepentingan, dan kesenjangan sosial yang ada membuat munculnya

konflik dan sosial yang terjadi di dalam masyarakat

Perubahan tingkah laku, artinya menjurus pada perilaku menyimpang. Suatu perilaku

dianggap menyimpang apabila perilaku tersebut tidak sesuai dengan nilai dan norma

yang berlaku dalam masyarakat tempat tinggalnya.

Keputusan yang diambil berdasarkan suara mayoritas, menyebabkan mereka mereka

yang tidak mampu, dalam hal ini memiliki status sosial rendah, terpaksa harus tunduk

pada keputusan suara mayoritas.

Budaya konsumtif dan berkembangnya sifat individualisme, individu mengkonsumsi

suatu barang yang tidak sesuai kebutuhan hanya sebagai simbol status.

Adanya kesenjangan sosial, Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan

perubahan tentu akan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Namun sebaliknya, apabila

masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan akan semakin

terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup. Sehubungan bergulirnya

perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta dalam hubungan antara

dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.

2.5 Teori Pemberian Menurut Marcel Mauss

Marcell Mauss adalah adalah murid sekaligus keponakan dari Emile Durkheim. Mauss

hidup dari tahun 1872 hingga 1950. Ia lahir di sebuah kota kecil bernama Lorraine, di Prancis

dari suatu keluarga Yahudi. Pemikiran Durkheim mengenai solidaritas sangat kental

mempengaruhi pandangan dari Marcel Mauss mengenai prinsip pemberian hadiah.

Page 16: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

26 | P a g e

Dalam karangannya mengenai fungsi dari pranata tukar-menukar hadiah dalam

kehidupan masyarakat yang berjudul Essai Sur Le Don yang diterjamahkan dalam bahasa inggris

The Gift, Mauss mengembangkan suatu konsep struktural fungsional yang penting mengenai

integrasi sosial masyarakat manusia.24

Karangan Mauss ini dimulai dengan suatu uraian

geografi-ekologikal mengenai lingkungan alam kutub dari daerah pemukiman eskimo. Mauss

menggambarkan dua morfologi sosial dari masyarakat eskimo, yaitu morfologi sosial musim

panas dan morfologi sosial musim dingin.

Dalam musim panas para warga kelompok Eskimo berpencar, di mana keluarga-keluarga

inti pergi berburu ke wilayah masing-masing yang letaknya berjauhan. Dalam musim dingin

semua keluarga inti berkumpul kembali di pemukiman induk. Di situ beberapa keluarga inti yang

berhubungan dekat bergabung menjadi keluarga-keluarga luas dan tinggal dalam rumah-rumah

besar yang dibuat dari kayu. Rumah besar tersebut dijadikan balai komunitas yang mana di

dalamnya keluarga-keluarga luas yang menjadi anggotanya melakukan suatu rangkaian upacara

keagamaan bersama. Upacara-upacara yang mengandung unsur-unsur tukar-menukar harta,

makan bersama, menyanyi dan menari bersama hingga mencapai trance, mempunyai fungsi

untuk mempertinggi kesadaran kolektif dan mengintensifkan solidaritas sosial.25

Berdasarkan sistem tukar-menukar pada zaman kuno, Mauss (1992) mengatakan bahwa

setiap pemberian tidak ada yang cuma-cuma atau gratis, menurut Mauss setiap pemberian

apapun bentuknya, pasti akan ada pemberian kembali atau imbalan, dalam bentuk yang sama

atau yang berbeda. Teori Marcel Mauss yang dikenal dengan gift giving atau gift exchange

menyatakan, bahwa adanya relasi dan interaksi sosial antar warga dalam masyarakat primitif

yang berlangsung secara harmonis dan adanya kedekatan kekerabatan. Pemberian dan saling

24

Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi (Jakarta: Universitas Indonesia, 2007), 104. 25

Konetjaraningrat, Sejarah...., 105.

Page 17: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

27 | P a g e

tukar-menukar hadiah ini merupakan suatu cerminan hubungan baik kedekatan antarpersonal dan

hubungan sosial yang terjalin. Terlihat disini bahwa „the gift’ atau pemberian menjelma sebagai

sebuah simbol, moralitas dan etika sosial di tengah masyarakat.

Mauss menjelaskan bahwasannya saling tukar menukar adalah suatu proses sosial yang

dinamis dan mencakup lapisan masyarakat secara universal yang membentuk suatu sistem yang

komprehensif. Proses yang dinamis itu dapat kita lihat dari kebiasaan masyarakat yang

mengharuskan si penerima untuk mengembalikan pemberian bahkan pengembalian itu dituntut

untuk lebih banyak dari pada yang ia terima. Dari adanya keharusan untuk mengembalikan

pemberian dalam jumlah yang lebih dari pada yang ia terima memicu persaingan kedudukan dan

kehormatan antar pihak yang bersangkutan, implikasinya saling tukar menukar tidak pernah jeda

dan terkikis oleh waktu dari generasi ke generasi.

Bentuk interaksi dalam masyarakat bisa berupa perbuatan saling tolong-menolong

sebagai sebuah tuntutan hidup bermasyarakat. Dalam masyarakat kuno atau primitif, bentuk

interaksi dalam masyarakat bisa berupa saling tukar menukar pemberian yang melibatkan

kelompok-kelompok dan masyarakat-masyarakat secara menyeluruh. Sistem saling tukar

menukar ini menyangkut setiap unsur dari kedudukan atau harta milik terlibat di dalamnya dan

berlaku bagi setiap anggota masyarakat yang bersangkutan. Pendapat dari Mauss (1992) ini juga

diperkuat oleh Malinowski yang berpendapat bahwa semua bentuk transaksi berada dalam suatu

gabungan yang berkesinambungan yang di satu kutub pemberian itu bercorak murni tanpa

tuntutan imbalan, dan dikutub lainnya bercorak pemberian yang harus dikembalikan.

Adapun Mauss menjelaskan bahwa Saling tukar-menukar pemberian mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

Page 18: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

28 | P a g e

1. Pengembalian benda yang diterima tidak dilakukan pada saat pemberian itu diterima

tetapi pada waktu yang berbeda sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku. Kalau

pemberian imbalan diberikan pada waktu yang sama, maka namanya barter.

2. Pengembalian pemberian yang diterima tidak berupa barang yang sama dengan yang

diterima tetapi dengan benda yang berbeda yang mempunyai nilai yang sedikit lebih

tinggi daripada pemberian yang telah diterima atau setidaknya yang sama dengan itu.

3. Benda-benda pemberian yang diterima tidak dilihat sebagai benda dengan nilai

harafiahnya, tetapi sebagai prestasi, karena benda-benda tersebut dipercaya berisikan

kekuatan gaib yang oleh Mauss digolongkan ke dalam suatu kategori yang dinamakan

prestation atau prestasi.

Marcel Mauss berpendapat bahwa ada tiga kewajiban dalam teori pertukaran:

1. Memberi hadiah sebagai langkah pertama menjalin hubungan sosial.

2. Menerima hadiah bermakna sebagai penerimaan ikatan sosial.

3. Membalas dengan memberi hadiah dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan integritas

sosial.

Kegagalan untuk memberi atau menerima sama dengan kegagalan untuk membalas pemberian,

yang sama artinya dengan kehilangan rasa harga diri dan kehormatan, lebih lanjut Mauss

mengemukakan bahwa ”orang yang tidak dapat membayar hutang atau pothlach26

, kehilangan

kedudukannya dalam jenjang sosial dan bahkan kedudukannya sebagai orang bebas”.27

Mauss

mengemukakan bahwa dalam masyarakat primitif, interaksi antar warga berlangsung hangat dan

26

Istilah potlatch didefinisikan Mauss sebagai pemberian yang dipertukarkan. Lebih tegas lagi dikategorikan pembelian timbal balik. Di sini tak ada konsep ikhlas, dan saleh. Yang ada adalah pemberian berpengharapan.”

27 Marcel Mauss, Pemberian: Bentuk dan Fungsi Pertukaran di Masyarakat Kuno (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1992), 56-60.

Page 19: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

29 | P a g e

dekat satu sama lain. Mereka membangun hubungan sosial yang bersifat face to face community

interactions, hal ini tercermin pada kebiasaan bertukar hadiah (gift exchange) dan memberi

bingkisan (gift giving). Tukar-menukar hadiah menggambarkan suatu relasi harmonis di antara

anggota masyarakat, melambangkan penghormatan/penghargaan sesama warga masyarakat,

merefleksikan kohesivitas sosial yang kokoh, serta melukiskan kedekatan personal di antara

pihak yang terlibat dalam pertukaran hadiah. Pemberian hadiah juga merupakan simbolisasi civic

culture, social virtue, dan public morality di kalangan masyarakat tradisional. Bila seseorang

diberi hadiah, ia memiliki kewajiban moral untuk membalas pemberian hadiah itu dengan nilai

setara atau lebih sebagai ungkapan penghargaan dan aktualisasi nilai-nilai kebajikan sosial. Ini

merupakan bentuk etika sosial yang menandai penghormatan kepada sesama warga masyarakat.

Menurut Mauss, apa yang dilakukan oleh masyarakat primitif ini berbanding terbalik dengan apa

yang dilakukan oleh masyarakat modern. Di mana jika dalam masyarakat primitif, pemberian

lebih ditekankan pada nilai estetika, keagamaan, moral dan hukum adat, sedangkan dalam

masyarakat modern pemberian cenderung berorientasi ekonomis.28

Pertanyaan bagi kita ialah, kekuatan apa di balik pemberian sehingga menuntut penerimanya

untuk membayar kembali pemberian tersebut? Marcel Mauss berpendapat bahwa kekuatan

tersebut adalah “system of total prestation” atau prestasi total, di mana dalam pemberian tersebut

terdapat perang prestasi. Sang pemberi menunjukan prestasinya dalam pemberiannya, sedangkan

sang penerima pun akan menunjukan prestasinya dengan membalas kembali pemberian

tersebut.29

Ketika sang penerima menolak pemberian, dengan sendirinya ia menyatakan

28

Emizal Amri, Perkembangan Teori Pertukaran, Struktural Fungsional, dan Ekologi Budaya: (Padang: IKIP, 1997), 9.

29 Marcel Mauss, Pemberian...., 3-6.

Page 20: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

30 | P a g e

kekalahannya, karena itu sang penerima akan berupaya untuk menerima dan membayar kembali

pemberian tersebut.

2.6 Manekat Sebagai Pemberian/Sumbangan Sukacita

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemberian memiliki 3 arti yaitu yang berasal dari

kata dasar beri: pemberian berarti sesuatu yang diberikan, pemberian berarti sesuatu yang

didapat dari orang lain karena diberi, pemberian berarti proses, cara, perbuatan memberi atau

memberikan. Dalam hubungannya dengan Manekat, pemberian dapat dianggap sebagai

sumbangan. Sumbangan berasal dari kata sumbang, di mana dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1990) sumbang/menyumbang memiliki arti, “memberi sesuatu kepada orang yang

sedang pesta, dan sebagainya sebagai sokongan”, sedangkan sumbangan sendiri artinya adalah

“pemberian sebagai bantuan (pada pesta perkawinan, dsb)”.30

Secara umum menyumbang

termasuk aktivitas sosial manusia yang disebut gotong royong. Koentjaraningrat menjelaskan

konsep gotong royong sebagai “rasa saling tolong-menolong atau rasa saling bantu-membantu

dalam jiwa masyarakat”. Pertolongan/bantuan yang diberikan seseorang bentuknya bermacam-

macam. Bantuan tersebut dapat berupa tenaga, pikiran, benda materi, biaya, dan sebagainya.

Seseorang dalam kehidupan masyarakat dapat memberikan salah satu bentuk

pertolongan/bantuan saja seperti misalnya tenaga, pikiran, benda materi, biaya, atau bantuan

yang lainnya, namun seseorang juga dapat memberikan berbagai bantuan dalam suatu acara.

Koentjaraningrat membedakan kegiatan tolong-menolong dalam masyarakat menjadi empat,

yaitu:31

1. Tolong-menolong dalam produksi pertanian

30

Kamus Besar Bahasa Indonesia 31

Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial (Jakarta: Dian Rakyat, 1990), 59.

Page 21: BAB II PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB II...PERUBAHAN SOSIAL SERTA FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA . ... setiap individu

31 | P a g e

2. Aktivitas tolong-menolong antar tetangga yang tinggal berdekatan, untuk pekerjaan-

pekerjaan kecil sekitar rumah dan pekarangan

3. Aktivitas tolong-menolong antara kaum kerabat dan kadang-kadang termasuk tetangga

yang paling dekat untuk menyelenggarakan pesta sunat, perkawinan atau upacara-upacara

lain sekitar titik peralihan pada lingkaran hidup individu.

4. Aktivitas spontan tanpa permintaan dan tanpa pamrih untuk membantu secara spontan

pada waktu seseorang penduduk desa mengalami kematian atau bencana.

Dari keempat jenis kegiatan tolong-menolong di atas, Manekat merupakan sebuah bentuk

tolong-menolong pada aktivitas ketiga dan keempat. Salah satu bentuk tolong menolong adalah

sumbangan atau pemberian. Di dalam masyarakat kita pemberian memiliki dua arti. Pertama,

pemberian dalam arti umum yang mencakup semua pertolongan baik yang berupa tenaga,

pikiran, benda materi, biaya, dan sebagainya. Kedua, pemberian dalam arti yang lebih sempit,

yaitu sebagai istilah pertolongan (sokongan) yang berupa bantuan material (benda ataupun biaya)

untuk membantu seseorang yang sedang memiliki acara atau hajatan.