8
 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian IHD (Ischaemic Heart Disease) Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berkurangnya pasokan darah  pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen  pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena plak ateromatosa. Penyakit  jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang semua mempunyai kesamaan ketidakseimbangan antara suplai dan tuntutan oksigen. Menurut CDC, penyakit arteri koroner terjadi ketika zat yang disebut plak menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung (disebut arteri koroner). Plak terdiri dari endapan kolesterol, yang dapat terakumulasi dalam arteri. Ketika ini terjadi, arteri dapat menyempit dari waktu ke waktu. Proses ini disebut aterosklerosis. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi sebagai manifestasi dari penurunan suplai oksigen ke otot jantung sebagai akibat penyempitan atau  penyumbatan aliran darah arteri koronaria yang manifestasi kliniknya, tergantung  pada berat ringannya penyumbatan arteri koronaria Menurut U.S. National Library of Medicine, Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan oksigen ke jantung. PJK juga disebut penyakit arteri koroner. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.

BAB II PJK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyakit jantung koroner

Citation preview

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian IHD (Ischaemic Heart Disease)

    Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berkurangnya pasokan darah

    pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan

    intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen

    pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena plak ateromatosa. Penyakit

    jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang semua mempunyai

    kesamaan ketidakseimbangan antara suplai dan tuntutan oksigen.

    Menurut CDC, penyakit arteri koroner terjadi ketika zat yang disebut plak

    menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung (disebut arteri koroner). Plak

    terdiri dari endapan kolesterol, yang dapat terakumulasi dalam arteri. Ketika ini

    terjadi, arteri dapat menyempit dari waktu ke waktu. Proses ini disebut

    aterosklerosis.

    Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi sebagai manifestasi

    dari penurunan suplai oksigen ke otot jantung sebagai akibat penyempitan atau

    penyumbatan aliran darah arteri koronaria yang manifestasi kliniknya, tergantung

    pada berat ringannya penyumbatan arteri koronaria

    Menurut U.S. National Library of Medicine, Penyakit jantung koroner

    (PJK) adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan

    oksigen ke jantung. PJK juga disebut penyakit arteri koroner.

    Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat

    serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang

    seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan

    segera hilang bila aktifitas berhenti.

    Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh

    karena sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan akut terjadi

    oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga

    menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.

  • B. Fisiologi Jantung

    Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.

    Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas

    (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang

    mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel

    memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.

    Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan

    membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung

    melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan

    oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah

    akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian

    mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke

    jaringan di seluruh tubuh.

    Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah

    (disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar

    dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi

    secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara

    bersamaan.

    Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida

    dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam

    atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke

    dalam ventrikel kanan.

    Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke

    dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui

  • pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-

    paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya

    dihembuskan.

    Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju

    ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan

    atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

    Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang

    selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup

    aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini

    disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

    C. Patologi

    Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri

    koronaria paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan

    lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif

    mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi

    terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan alian darah

    miokardium. Bila penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan

    diikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuan pembuluh untuk

    melebar. Dengan demikian keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan

    oksigen menjadi tidak stabil sehingga membahayana miokardium yang terletak di

    sebelah distal dari daerah lesi.

    Lesi diklasifikasikan sebagai endapan lemak, plak fibrosa, dan lesi

    komplikata, sebagai berikut :

    a. Endapan lemak, yang terbentuk sebagai tanda awal aterosklerosis, dicirikan

    dengan penimbunan makrofag dan sel-sel otot polos terisi lemak (terutama

    kolesterol oleat) pada daerah fokal tunika intima (lapisan terdalam arteri).

    Endapan lemak mendatar dan bersifat non-obstruktif dan mungkin terlihat

    oleh mata telanjang sebagai bercak kekuningan pada permukaan endotel

    pembuluh darah. Endapan lemak biasanya dijumpai dalam aorta pada usia 10

  • tahun dan dalam arteri koronaria pada usia 15 tahun. Sebagian endapan lemak

    berkurang, tetapi yang lain berkembang menjadi plak fibrosa.

    b. Plak fibrosa (atau plak ateromatosa) merupakan daerah penebalan tunika

    intima yang meninggi dan dapat diraba yang mencerminkan lesi paling khas

    aterosklerosis lanjut dan biasanya tidak timbul hingga usia decade ketiga.

    Biasanya, plak fibrosa berbentuk kubah dengan permukaan opak dan mengilat

    yang menyembul k eke arah lumen sehingga menyebabkan obstrukksi. Plak

    fibrosa terdiri atas inti pusat lipid dan ddebris sel nekrotik yang ditutupi oleh

    jaringan fibromuskular mengandung banyak sel-sel otot polos dan kolagen.

    Plak fibrosa biasanya terjadi di tempat percabangan, lekukan atau

    penyempitan arteri. Sejalan dengan semakin matangnya lesi, terjadinya

    pembatasan aliran darah koroner dari ekspansi abluminal, remodeling

    vascular, dan stenosis luminal. Setelah itu terjadi perbaikan plak dan disrupsi

    berulang yang menyebabkan rentan timbulnya fenomena yang disebut

    rupture plak dan akhirnya trombosis vena.

    c. Lesi lanjut atau komplikata terjadi bila suatu plak fibrosa rentan mengalami

    gangguan akibat kalsifikasi, nekrosis sel, perdarahan,trombosis, atau ulserasi

    dan dapat menyebabkan infark miokardium.

    D. Patofisiologi

    1. Asimptomatik (Silent Myocardial Ischemia),

    Kadang penderita penyakit jantung koroner diketahui secara kebetulan

    misalnya saat dilakukan check up kesehatan. Kelompok penderita ini tidak

    pernah mengeluh adanya nyeri dada (angina) baik pada saat istirahat maupun

    saat aktifitas. Secara kebetulan penderita menunjukkan iskemia saat dilakukan

    uji beban latihan. Ketika EKG menunjukkan depresi segmen ST, penderita

    tidak mengeluh adanya nyeri dada. Pemeriksaan fisik, foto dada dan lain-lan

    dalam batas-batas normal. Mekanisme silent iskemia diduga oleh karena

  • ambang nyeri yang meningkat, neuropati otonomik (pada penderita diabetes),

    meningkatnya produksi endomorfin, derajat stenosis yang ringan.\

    2. Angina Pektoris Stabil (Stable Angina)

    Nyeri dada yang timbul saat melakukan aktifitas, bersifat kronis (> 2 bulan).

    Nyeri precordial terutama di daerah retrosternal, terasa seperti tertekan benda

    berat atau terasa panas, seperti di remas ataupun seperti tercekik.rasa nyeri

    sering menjalar ke lengan kiri atas / bawah bagian medial, ke leher, daerah

    maksila hingga ke dagu atau ke punggung, tetapi jarang menjalar ke lengan

    kanan. Nyeri biasanya berlangsung seingkat (1-5) menit dan rasa nyeri hilang

    bila penderita istirahat. Selain aktifitas fisik, nyeri dada dapat diprovokasi

    oleh stress / emosi, anemia, udara dingin dan tirotoksikosis. Pada saat nyeri,

    sering disertai keringat dingin. Rasa nyeri juga cepat hilang dengan pemberian

    obat golongan nitrat. Jika ditelusuri, biasanya dijumpai beberapa faktor risiko

    PJK. Pemeriksaan elektrokardiografi sering normal (50 70% penderita).

    Dapat juga terjadi perubahan segmen ST yaitu depresi segmen ST atau adanya

    inversi gelombang T (Arrow Head). Kelainan segmen ST (depresi segmen

    ST) sangat nyata pada pemeriksaan uji beban latihan.

    Mekanisme terjadinya iskemia

    Pada prinsipnya iskemia yang terjadi pada PJK disebabkan oleh karena terjadi

    gangguan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.

    Dengan adanya aterosklerosis maka aliran darah koroner akan berkurang,

    terutama pada saat kebutuhan meningkat (saat aktifitas) sehingga terjadilah

    iskemia miokard (Ischemia On Effort).

    3. Angina Pektoris Tidak Stabil (Unstable Angina)

    Pada subset klinis ini, kualitas, lokasi, penjalaran dari nyeri dada sama dengan

    penderita angina stabil. Tetapi nyerinya bersifat progresif dengan frekuensi

    timbulnya nyeri yang bertambah serta pencetus timbulnya keluhan juga

    berubah. Sering timbul saat istirahat. Pemberian nitrat tidak segera

    menghilangkan keluhan. Keadaan ini didasari oleh patogenesis yang berbeda

  • dengan angina stabil. Angina tidak stabil sering disebut sebagai Pre-Infarction

    sehingga penanganannya memerlukan monitoring yang ketat. Pada angina

    tidak stabil, plaque aterosklerosis mengalami trombosis sebagai akibat plaque

    rupture (fissuring), di samping itu diduga juga terjadi spasme namun belum

    terjadi oklusi total atau oklusi bersifat intermitten. Pada pemeriksaan

    elektrokardiografi didapatkan adanya depresi segmen ST, kadar enzim jantung

    tidak mengalami peningkatan.

    4. Variant Angina (Prinzmetals Angina)

    Variant angina atau Prinzmetals angina pertama kali dikemukakan pada

    tahun 1959 digambarkan sebagai suatu sindroma nyeri dada sebagai akibat

    iskemia miokard yang hampir selalu terjadi saat istirahat. Hampir tidak pernah

    dipresipitasi oleh stress / emosi dan pada pemeriksaan EKG didapatkan

    adanya elevasi segmen ST. Mekanisme iskemia pada Prinzmetals angina

    terukti disebabkan karena terjadinya spasme arteri koroner. Kejadiannya tidak

    didahului oleh meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Hal ini dapat

    terjadi pada arteri koroner yang mengalami stenosis ataupun normal. Proses

    spasme biasanya bersifat lokal hanya melibatkan satu arteri koroner dan

    sering terjadi pada daerah arteri koroner yang mengalami stenosis.

    5. Infark Miokard Akut

    Sebagaimana dijelaskan bahwa PJK didasari oleh proses aterosklerosis yang

    bersifat progresif. Fibrous cap yang menutupi plaque aterosklerosis pada

    beberapa bagiannya dapat menjadi tidak stabil (melalui mekanisme yang

    komplek) sehingga akan mudah terjadi perlukaan (fissuring) dan akhirnya

    pecah (plaque rupture). Proses selanjutnya adalah terjadi trombosis baik di

    dalam plaque (intra plaque) dan seterusnya semakin meluas hingga

    memenuhi / menyumbat aliran darah koroner thrombus propagation

  • E. Manifestasi klinik

    Nyeri dada >30 menit itensif dan menetap tidak hilang dengan istirahat.

    Kualitas nyerinya sering dirasakan seperti menekan, (compressing),

    constricting, crushing atau squeezing (diremas), choocking (tercekik), berat

    (heavy pain). Kadang juga bisa tajam (knife like) atau pun seperti terbakar

    (burning). Lokasi nyeri biasanya retrosternal, menjalar ke kedua dinding dada

    terutama dada kiri, ke bawah ke bagian medial lengan menimbulkan rasa

    pegal pada pergelangan, tangan dan jari.

    Mual dan muntah

    Berkeringat, pasien gelisah takut, muka pucat akibat vasokonstrik simpatis

    Tatikhardi akibat peningkatan stimulai simpatis jantung

    Nyeri dada di bagian bawah sternum dan perut atas secara tiba-tiba dan

    spontan

    Perasaan lemas bekaitan dengan penurunan darah ke otot rangka

    Pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta

    peningkatan aldosteran dan ADH

    F. Terapi non farmakologi

    Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok

    Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki

    kolateral koroner sehingga PJK dapat dikurangi, olahraga bermanfaat karena:

    Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard

    Menurunkan berat badan sehingga lemak lemak tubuh yang berlebih

    berkurang bersama-sama dengan menurunnya LDL kolesterol

    Menurunkan tekanan darah

    Meningkatkan kesegaran jasmani

    Diet merupakan langkah pertama dalam penanggulangan hiperkolesterolemi.

    G. Terapi farmakologi

  • Analgetik yang diberikan biasanya golongan narkotik (morfin) diberikan

    secara intravena dengan pengenceran dan diberikan secara pelan-pelan.

    Dosisnya awal 2,0 2,5 mg dapat diulangi jika perlu.

    Nitrat dengan efek vasodilatasi (terutama venodilatasi) akan menurunkan

    venous return akan menurunkan preload yang berarti menurunkan oksigen

    demam. Di samping itu nitrat juga mempunyai efek dilatasi pada arteri

    koroner sehingga akan meningkatakan suplai oksigen. Nitrat dapat diberikan

    dengan sediaan spray atau sublingual, kemudian dilanjutkan dengan peroral

    atau intravena.

    Aspirin sebagai antitrombotik sangat penting diberikan. Dianjurkan diberikan

    sesegera mungkin (di ruang gawat darurat) karena terbukti menurunkan

    angka kematian.

    Trombolitik terapi, prinsip pengelolaan penderita infark miokard akut adalah

    melakukan perbaikan aliran darah koroner secepat mungkin (Revaskularisasi

    / Reperfusi).Hal ini didasari oleh proses patogenesanya, dimana terjadi

    penyumbatan / trombosis dari arteri koroner. Revaskularisasi dapat dilakukan

    (pada umumnya) dengan obat-obat trombolitik seperti streptokinase, r-TPA

    (recombinant tissue plasminogen ativactor complex), Urokinase, ASPAC (

    anisolated plasminogen streptokinase activator), atau Scu-PA (single-chain

    urokinase-type plasminogen activator).Pemberian trombolitik terapi sangat

    bermanfaat jika diberikan pada jam pertama dari serangan infark. Dan terapi

    ini masih masih bermanfaat jika diberikan 12 jam dari onset serangan infark.

    Betablocker diberikan untuk mengurangi kontraktilitas jantung sehingga

    akan menurunkan kebutuhan oksigen miokard. Di samping itu betaclocker

    juga mempunyai efek anti aritmia.