Upload
dilla-girlz
View
4
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penyakit jantung koroner
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IHD (Ischaemic Heart Disease)
Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berkurangnya pasokan darah
pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan
intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen
pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena plak ateromatosa. Penyakit
jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang semua mempunyai
kesamaan ketidakseimbangan antara suplai dan tuntutan oksigen.
Menurut CDC, penyakit arteri koroner terjadi ketika zat yang disebut plak
menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung (disebut arteri koroner). Plak
terdiri dari endapan kolesterol, yang dapat terakumulasi dalam arteri. Ketika ini
terjadi, arteri dapat menyempit dari waktu ke waktu. Proses ini disebut
aterosklerosis.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi sebagai manifestasi
dari penurunan suplai oksigen ke otot jantung sebagai akibat penyempitan atau
penyumbatan aliran darah arteri koronaria yang manifestasi kliniknya, tergantung
pada berat ringannya penyumbatan arteri koronaria
Menurut U.S. National Library of Medicine, Penyakit jantung koroner
(PJK) adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan
oksigen ke jantung. PJK juga disebut penyakit arteri koroner.
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan
segera hilang bila aktifitas berhenti.
Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
karena sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan akut terjadi
oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga
menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
B. Fisiologi Jantung
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas
(atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel
memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan
membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung
melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan
oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah
akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh.
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar
dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi
secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida
dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam
atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke
dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-
paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya
dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju
ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan
atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang
selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini
disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
C. Patologi
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri
koronaria paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan
lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif
mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi
terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan alian darah
miokardium. Bila penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan
diikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuan pembuluh untuk
melebar. Dengan demikian keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan
oksigen menjadi tidak stabil sehingga membahayana miokardium yang terletak di
sebelah distal dari daerah lesi.
Lesi diklasifikasikan sebagai endapan lemak, plak fibrosa, dan lesi
komplikata, sebagai berikut :
a. Endapan lemak, yang terbentuk sebagai tanda awal aterosklerosis, dicirikan
dengan penimbunan makrofag dan sel-sel otot polos terisi lemak (terutama
kolesterol oleat) pada daerah fokal tunika intima (lapisan terdalam arteri).
Endapan lemak mendatar dan bersifat non-obstruktif dan mungkin terlihat
oleh mata telanjang sebagai bercak kekuningan pada permukaan endotel
pembuluh darah. Endapan lemak biasanya dijumpai dalam aorta pada usia 10
tahun dan dalam arteri koronaria pada usia 15 tahun. Sebagian endapan lemak
berkurang, tetapi yang lain berkembang menjadi plak fibrosa.
b. Plak fibrosa (atau plak ateromatosa) merupakan daerah penebalan tunika
intima yang meninggi dan dapat diraba yang mencerminkan lesi paling khas
aterosklerosis lanjut dan biasanya tidak timbul hingga usia decade ketiga.
Biasanya, plak fibrosa berbentuk kubah dengan permukaan opak dan mengilat
yang menyembul k eke arah lumen sehingga menyebabkan obstrukksi. Plak
fibrosa terdiri atas inti pusat lipid dan ddebris sel nekrotik yang ditutupi oleh
jaringan fibromuskular mengandung banyak sel-sel otot polos dan kolagen.
Plak fibrosa biasanya terjadi di tempat percabangan, lekukan atau
penyempitan arteri. Sejalan dengan semakin matangnya lesi, terjadinya
pembatasan aliran darah koroner dari ekspansi abluminal, remodeling
vascular, dan stenosis luminal. Setelah itu terjadi perbaikan plak dan disrupsi
berulang yang menyebabkan rentan timbulnya fenomena yang disebut
rupture plak dan akhirnya trombosis vena.
c. Lesi lanjut atau komplikata terjadi bila suatu plak fibrosa rentan mengalami
gangguan akibat kalsifikasi, nekrosis sel, perdarahan,trombosis, atau ulserasi
dan dapat menyebabkan infark miokardium.
D. Patofisiologi
1. Asimptomatik (Silent Myocardial Ischemia),
Kadang penderita penyakit jantung koroner diketahui secara kebetulan
misalnya saat dilakukan check up kesehatan. Kelompok penderita ini tidak
pernah mengeluh adanya nyeri dada (angina) baik pada saat istirahat maupun
saat aktifitas. Secara kebetulan penderita menunjukkan iskemia saat dilakukan
uji beban latihan. Ketika EKG menunjukkan depresi segmen ST, penderita
tidak mengeluh adanya nyeri dada. Pemeriksaan fisik, foto dada dan lain-lan
dalam batas-batas normal. Mekanisme silent iskemia diduga oleh karena
ambang nyeri yang meningkat, neuropati otonomik (pada penderita diabetes),
meningkatnya produksi endomorfin, derajat stenosis yang ringan.\
2. Angina Pektoris Stabil (Stable Angina)
Nyeri dada yang timbul saat melakukan aktifitas, bersifat kronis (> 2 bulan).
Nyeri precordial terutama di daerah retrosternal, terasa seperti tertekan benda
berat atau terasa panas, seperti di remas ataupun seperti tercekik.rasa nyeri
sering menjalar ke lengan kiri atas / bawah bagian medial, ke leher, daerah
maksila hingga ke dagu atau ke punggung, tetapi jarang menjalar ke lengan
kanan. Nyeri biasanya berlangsung seingkat (1-5) menit dan rasa nyeri hilang
bila penderita istirahat. Selain aktifitas fisik, nyeri dada dapat diprovokasi
oleh stress / emosi, anemia, udara dingin dan tirotoksikosis. Pada saat nyeri,
sering disertai keringat dingin. Rasa nyeri juga cepat hilang dengan pemberian
obat golongan nitrat. Jika ditelusuri, biasanya dijumpai beberapa faktor risiko
PJK. Pemeriksaan elektrokardiografi sering normal (50 70% penderita).
Dapat juga terjadi perubahan segmen ST yaitu depresi segmen ST atau adanya
inversi gelombang T (Arrow Head). Kelainan segmen ST (depresi segmen
ST) sangat nyata pada pemeriksaan uji beban latihan.
Mekanisme terjadinya iskemia
Pada prinsipnya iskemia yang terjadi pada PJK disebabkan oleh karena terjadi
gangguan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
Dengan adanya aterosklerosis maka aliran darah koroner akan berkurang,
terutama pada saat kebutuhan meningkat (saat aktifitas) sehingga terjadilah
iskemia miokard (Ischemia On Effort).
3. Angina Pektoris Tidak Stabil (Unstable Angina)
Pada subset klinis ini, kualitas, lokasi, penjalaran dari nyeri dada sama dengan
penderita angina stabil. Tetapi nyerinya bersifat progresif dengan frekuensi
timbulnya nyeri yang bertambah serta pencetus timbulnya keluhan juga
berubah. Sering timbul saat istirahat. Pemberian nitrat tidak segera
menghilangkan keluhan. Keadaan ini didasari oleh patogenesis yang berbeda
dengan angina stabil. Angina tidak stabil sering disebut sebagai Pre-Infarction
sehingga penanganannya memerlukan monitoring yang ketat. Pada angina
tidak stabil, plaque aterosklerosis mengalami trombosis sebagai akibat plaque
rupture (fissuring), di samping itu diduga juga terjadi spasme namun belum
terjadi oklusi total atau oklusi bersifat intermitten. Pada pemeriksaan
elektrokardiografi didapatkan adanya depresi segmen ST, kadar enzim jantung
tidak mengalami peningkatan.
4. Variant Angina (Prinzmetals Angina)
Variant angina atau Prinzmetals angina pertama kali dikemukakan pada
tahun 1959 digambarkan sebagai suatu sindroma nyeri dada sebagai akibat
iskemia miokard yang hampir selalu terjadi saat istirahat. Hampir tidak pernah
dipresipitasi oleh stress / emosi dan pada pemeriksaan EKG didapatkan
adanya elevasi segmen ST. Mekanisme iskemia pada Prinzmetals angina
terukti disebabkan karena terjadinya spasme arteri koroner. Kejadiannya tidak
didahului oleh meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Hal ini dapat
terjadi pada arteri koroner yang mengalami stenosis ataupun normal. Proses
spasme biasanya bersifat lokal hanya melibatkan satu arteri koroner dan
sering terjadi pada daerah arteri koroner yang mengalami stenosis.
5. Infark Miokard Akut
Sebagaimana dijelaskan bahwa PJK didasari oleh proses aterosklerosis yang
bersifat progresif. Fibrous cap yang menutupi plaque aterosklerosis pada
beberapa bagiannya dapat menjadi tidak stabil (melalui mekanisme yang
komplek) sehingga akan mudah terjadi perlukaan (fissuring) dan akhirnya
pecah (plaque rupture). Proses selanjutnya adalah terjadi trombosis baik di
dalam plaque (intra plaque) dan seterusnya semakin meluas hingga
memenuhi / menyumbat aliran darah koroner thrombus propagation
E. Manifestasi klinik
Nyeri dada >30 menit itensif dan menetap tidak hilang dengan istirahat.
Kualitas nyerinya sering dirasakan seperti menekan, (compressing),
constricting, crushing atau squeezing (diremas), choocking (tercekik), berat
(heavy pain). Kadang juga bisa tajam (knife like) atau pun seperti terbakar
(burning). Lokasi nyeri biasanya retrosternal, menjalar ke kedua dinding dada
terutama dada kiri, ke bawah ke bagian medial lengan menimbulkan rasa
pegal pada pergelangan, tangan dan jari.
Mual dan muntah
Berkeringat, pasien gelisah takut, muka pucat akibat vasokonstrik simpatis
Tatikhardi akibat peningkatan stimulai simpatis jantung
Nyeri dada di bagian bawah sternum dan perut atas secara tiba-tiba dan
spontan
Perasaan lemas bekaitan dengan penurunan darah ke otot rangka
Pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta
peningkatan aldosteran dan ADH
F. Terapi non farmakologi
Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok
Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki
kolateral koroner sehingga PJK dapat dikurangi, olahraga bermanfaat karena:
Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard
Menurunkan berat badan sehingga lemak lemak tubuh yang berlebih
berkurang bersama-sama dengan menurunnya LDL kolesterol
Menurunkan tekanan darah
Meningkatkan kesegaran jasmani
Diet merupakan langkah pertama dalam penanggulangan hiperkolesterolemi.
G. Terapi farmakologi
Analgetik yang diberikan biasanya golongan narkotik (morfin) diberikan
secara intravena dengan pengenceran dan diberikan secara pelan-pelan.
Dosisnya awal 2,0 2,5 mg dapat diulangi jika perlu.
Nitrat dengan efek vasodilatasi (terutama venodilatasi) akan menurunkan
venous return akan menurunkan preload yang berarti menurunkan oksigen
demam. Di samping itu nitrat juga mempunyai efek dilatasi pada arteri
koroner sehingga akan meningkatakan suplai oksigen. Nitrat dapat diberikan
dengan sediaan spray atau sublingual, kemudian dilanjutkan dengan peroral
atau intravena.
Aspirin sebagai antitrombotik sangat penting diberikan. Dianjurkan diberikan
sesegera mungkin (di ruang gawat darurat) karena terbukti menurunkan
angka kematian.
Trombolitik terapi, prinsip pengelolaan penderita infark miokard akut adalah
melakukan perbaikan aliran darah koroner secepat mungkin (Revaskularisasi
/ Reperfusi).Hal ini didasari oleh proses patogenesanya, dimana terjadi
penyumbatan / trombosis dari arteri koroner. Revaskularisasi dapat dilakukan
(pada umumnya) dengan obat-obat trombolitik seperti streptokinase, r-TPA
(recombinant tissue plasminogen ativactor complex), Urokinase, ASPAC (
anisolated plasminogen streptokinase activator), atau Scu-PA (single-chain
urokinase-type plasminogen activator).Pemberian trombolitik terapi sangat
bermanfaat jika diberikan pada jam pertama dari serangan infark. Dan terapi
ini masih masih bermanfaat jika diberikan 12 jam dari onset serangan infark.
Betablocker diberikan untuk mengurangi kontraktilitas jantung sehingga
akan menurunkan kebutuhan oksigen miokard. Di samping itu betaclocker
juga mempunyai efek anti aritmia.