43
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TARAKAN 2.1. GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, GEOHIDROLOGI 2.1.1 Kondisi Geografis Kota Tarakan Secara geografis wilayah Kota Tarakan berada antara 117°34’- 117°38’ Bujur Timur dan 3°19’-3°20’ Lintang Utara. Dengan adanya pemekaran wilayah sesuai dengan Perda Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, maka Kota Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 Kecamatan, dimekarkan menjadi 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan. Kota Tarakan mempunyai luas 657,33 km2 dengan dengan 38,2% wilayahnya berupa daratan dan sisanya berupa lautan dengan batas- batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu, Kab. Bulungan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pesisir pantai Kecamatan Tanjung Palas, Kab. Bulungan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu, Kab. Bulungan dan Laut Sulawesi 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Pesisir pantai Kecamatan Sesayap, Kab. Bulungan Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Tarakan Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah (m 2 ) Total Daratan Lautan 1 Tarakan Timur 58,01 299,69 357,70 2 Tarakan Tengah 55,54 28,46 84,00 3 Tarakan Barat 27,89 18,46 46,35 4 Tarakan Utara 109,36 59,92 169,28 Jumlah 250,80 406,53 657,33 Page 1 of 43

BAB II Profil Kota Tarakan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB II Profil Kota Tarakan

Citation preview

Page 1: BAB II Profil Kota Tarakan

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA TARAKAN

2.1. GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, GEOHIDROLOGI

2.1.1 Kondisi Geografis Kota Tarakan

Secara geografis wilayah Kota Tarakan berada antara 117°34’-117°38’ Bujur Timur dan 3°19’-

3°20’ Lintang Utara. Dengan adanya pemekaran wilayah sesuai dengan Perda Kota Tarakan Nomor 23

Tahun 1999, maka Kota Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 Kecamatan, dimekarkan menjadi 4

Kecamatan dan 20 Kelurahan.

Kota Tarakan mempunyai luas 657,33 km2 dengan dengan 38,2% wilayahnya berupa daratan dan

sisanya berupa lautan dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu, Kab. Bulungan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pesisir pantai Kecamatan Tanjung Palas, Kab. Bulungan

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu, Kab. Bulungan dan Laut Sulawesi

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Pesisir pantai Kecamatan Sesayap, Kab. Bulungan

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Tarakan Menurut Kecamatan

No KecamatanLuas Wilayah (m2)

TotalDaratan Lautan

1 Tarakan Timur 58,01 299,69 357,70

2 Tarakan Tengah 55,54 28,46 84,00

3 Tarakan Barat 27,89 18,46 46,35

4 Tarakan Utara 109,36 59,92 169,28

Jumlah 250,80 406,53 657,33

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Gambar 2. 1Luas Wilayah Daratan Menurut Kecamatan

Page 1 of 35

Page 2: BAB II Profil Kota Tarakan

Gambar 2. 2

Peta Administrasi Kota Tarakan

2.1.2 Kondisi Topografis Kota Tarakan

Ketinggian Kota Tarakan didominasi kelas ketinggian >25-100 m dengan luas 13.092 Ha (52,20%)

yang terdapat di bagian tengah pulau. Luas ketinggian dengan luasan terkecil adalah adalah kelas

ketinggian >100-110 m yang tersebar di bagian dorsal pulau berupa perbukitan di bagian tengah dan dan

utara dengan luas 111 Ha (0,44%). Selain itu terdapat pula kelas ketinggian 0-7 m seluas 2.937 Ha

(11,71%) yang berada pada daerah pengaruh rawa pasang surut, dan kelas ketinggian >7-25 m seluas

8.980 Ha (35,65%) di daerah dataran pantai. Kedua kelas ketinggian ini tersebar mulai dari garis pantai

hingga ke bagian tengah pulau.

Page 2 of 35

Page 3: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 1Luas dan Penyebaran Masing-masing Ketinggian Wilayah Daratan

No

Kelas Ketinggian

(M)

Luas Wilayah (m2)Jumlah

(Ha)Tarakan

Timur

Tarakan

Tengah

Tarakan

Barat

Tarakan

Utara

1 0 – 7 722 26 791 1.3982.937

(11,71%)

2 7,1 – 25 2.734 924 1.753 3.5298.940

(35,65%)

3 25,1 - 100 2.245 4.577 245 5.92513.092

(52,20%)

4 100,1 - 110 0 27 0 84111

(0,44%)

Jumlah 5.801 5.554 2.789 10.93625.080

(100%)

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Gambar 2. 3Luas Masing-masing Ketinggian Wilayah Daratan

Fisiografi Kota Tarakan dibedakan menjadi lima satuan, yaitu: satuan pantai (beach); satuan rawa

pasang surut (tidal swamp); satuan dataran alluvial (Alluvial plain); satuan dataran (plain); dan satuan

perbukitan (hill).

Daerah endapan pasir pantai (beach) merupakan daerah punggung pasir dengan luas 853 Ha

(3,40%) di pantai pesisir timur Kota Tarakan yang berhadapan langsung dengan Selat Makasar. Daerah

rawa pasang surut (tidal swamp) merupakan daerah yang masih dipengaruhi pasang surut air air laut serta

ditumbuhi hutan mangrove dan nipah. Daerah ini terdapat pada sebagian besar pantai Kota Tarakan,

terutama di bagian utara dengan luas 1.573 Ha. Adapun luas keseluruhan daerah rawa pasang surut ini

adalah 3.325 Ha (13,26%).

Tabel 2. 2Penyebaran Dan Luas Satuan Fisiografi

Page 3 of 35

Page 4: BAB II Profil Kota Tarakan

No

Satuan

Fisiografi

Luas Wilayah (m2)Jumlah

(Ha)Tarakan

Timur

Tarakan

Tengah

Tarakan

Barat

Tarakan

Utara

1 Pantai (Beach) - 188 652 13853

(3,40%)

2

Rawa Pasang Surut

(Tidal Swamp)

906 62 784 1.5733.325

(13,26%)

3Dataran Alluvial

(Alluvial Plain)777 1.203 1.270 4.648

7.898

(31,49%)

4 Dataran (Plain) 791 3.221 202 1.8936.107

(24,35%)

5 Perbukitan (Hill) 315 880 2.893 2.8096.897

(27,50%)

Jumlah 2.789 5.554 5.801 10.93625.080

(100%)

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Dataran alluvial (Alluvial plain) merupakan dataran hasil proses pengendapan di daerah muara dan

pedalaman. Satuan ini tersebar mulai dari batas sebelah dalam daerah pantai dan daerah rawa pasang

surut menuju ke bagian pedalaman dengan luas 7.898 Ha (31,49%). Adapun ciri utama dari tiga satuan

fisiografi ini adalah sudut lereng yang kurang dari 2% dan beda ketinggian kurang dari 2 m.

Daerah dataran (plain) merupakan daerah endapan, dataran karst, dataran basalt, dengan bentuk

wilayah bergelombang hingga berbukit yang tersebar di bagian tengah pulau dan memiliki variasi ketinggian

kurang dari 50 m dan sudut lereng 20-40%. Luas satuan ini adalah 6.107 Ha (24,35%).

Daerah berbukit (hill) adalah daerah bukit endapan dan ultra basalt, sistem punggung sedimen,

metamorf, dan kerucut vulkanik yang terpotong dengan pola drainase radial. Satuan ini merupakan wilayah

bergelombang hingga agak bergunung yang memanjang ke arah barat laut dan tenggara Pulau Tarakan

dengan luas 6.897 Ha (27,50%).

Page 4 of 35

Page 5: BAB II Profil Kota Tarakan

Gambar 2. 4

Karakteristik iklim di Kalimantan Timur tergolong tipe iklim tropika humida. Oleh karena itu jenis

tanah yang terdapat di Kota Tarakan digolongkan ke dalam tanah yang bereaksi masam. Jenis tanah Kota

Tarakan didominasi tanah latosol dengan luas 14.454 Ha atau 57,63% dari luas tanah Kota Tarakan yang

tersebar di bagian tengah pulau dan meliputi 4 kecamatan. Jenis tanah lainnya adalah podsolik yang

penyebarannya memanjang pada bagian barat laut-tenggara dengan luas 6.897 Ha (27,50%). Selain itu,

terdapat pula tanah alluvial dengan luas 3.290 Ha (13,12%) dengan lokasi penyebaran di bagian barat,

utara, dan selatan pulau. Jenis tanah dengan luasan terkecil adalah organosol yang penyebarannya berada

di Kecamatan Tarakan Barat mulai dari perbatasan sebelah dalam tanah alluvial hingga tanah latosol di

bagian tengah pulau.

Tabel 2. 3Penyebaran dan Luas Jenis Tanah

No Jenis Tanah

Luas Wilayah (m2)Jumlah

(Ha)Tarakan

Timur

Tarakan

Tengah

Tarakan

Barat

Tarakan

Utara

1 Alluvial 891 62 783 1.5543.290

(13,12%)

2Organosol

(alluvial gambut)439 - - -

439

(1,75%)

3 Latosol 1.145 4.613 2.124 6.57214.454

(57,63%)

4 Podsolik 314 879 2.894 2.8106.897

(27,50%)

Jumlah 2.789 5.554 5.801 10.93625.080

(100,00)

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Page 5 of 35

Page 6: BAB II Profil Kota Tarakan

Gambar 2. 5Penyebaran dan Luas Jenis tanah (Ha)

Gambar 2. 6Peta Jenis Tanah Kota Tarakan

Wilayah Tarakan didominasi daerah dataran dengan diselingi daerah bergelombang hingga

berbukit di bagian tengah pulau. Distribusi terbesar merupakan daerah landai (0-2% dan 2,1 -15%) dengan

Page 6 of 35

Page 7: BAB II Profil Kota Tarakan

jumlah 17.914 Ha (71,43%) yang sebagian besar berada pada Kecamatan Tarakan Utara (7767 Ha).

Kemiringan lahan curam umumnya hanya berada pada kecamatan Tarakan Timur (322 Ha) dan Kecamatan

Tarakan Utara (1.065 Ha)

Tabel 2. 4Luas dan Penyebaran Masing-masing Kemiringan Lahan

No

Kemiringan

Kelas Lereng

( % )

Luas Wilayah (m2)Jumlah

(Ha)Tarakan

Timur

Tarakan

Tengah

Tarakan

Barat

Tarakan

Utara

1 0 - 2 2 901 1.409 1.685 6.11412.109

(48,28%)

2 2,1 - 15 198 3 172 782 1.6535 805

(23,15%)

3 15 - 40 2.380 913 322 2.1045.719

(22,80%)

4 > 40 322 60 0 1.065 1.447

(5,77%)

Jumlah 5.801 5.554 2.789 10.93625.080

(100%)

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Gambar 2. 2

Luas dan Penyebaran Masing-masing Kemiringan Lahan (Ha)

Gambar 2. 7Luas dan Penyebaran Masing-masing Kemiringan Lahan

Page 7 of 35

Page 8: BAB II Profil Kota Tarakan

Gambar 2.8

Peta Kemiringan Lahan Kota Tarakan

Secara spasial, penggunaan lahan eksisting Kota Tarakan terpusat di bagian barat dan tengah

Kota Tarakan dengan sumbu perkembangan utara-selatan. Berkembangnya daerah ini terutama didukung

oleh kemudahan aksesibilitas berupa pelabuhan, baik pelabuhan penumpang dan barang maupun

pelabuhan minyak. Selain itu, sebagian besar penduduk di wilayah pantai barat ini memiliki ketergantungan

yang besar terhadap keberadaan pelabuhan tersebut karena adanya keterkaitan aktivitas, sehingga

perkembangan daerah ini memiliki sinergi yang kuat dengan aktivitas penduduk setempat. Kawasan Pantai

Page 8 of 35

Page 9: BAB II Profil Kota Tarakan

Barat Tarakan juga merupakan pusat berbagai kegiatan ekonomi informal, pusat kegiatan perdagangan,

dan perkantoran non pemerintahan. Permukiman penduduk di kawasan pantai barat telah berkembang

sebagai perkampungan padat dan tidak terencana. Permukiman ini berkembang di atas tanah atau rawa

pasang surut yang telah dikeringkan namun kurang ditunjang dengan penyediaan infrastruktur yang

memadai.

Sebaliknya permukiman di kawasan tengah berkembang lebih terencana yang ditunjang oleh

fasilitas sosial seperti rumah sakit, sekolah, lapangan terbuka, dan perkantoran pemerintahan.

Meskipun demikian, pada perkembangannya tumbuh pula permukiman baru di pinggiran secara tidak

terencana ke arah timur dan selatan, diantaranya telah merambah ke kaki perbukitan. Selain itu,

perkembangan permukiman di kota Tarakan juga telah menyebar di ujung utara pulau dengan basis

kegiatan perikanan dan industri pengolahan kayu. Kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi terletak di

tengah pulau dengan tiga lokasi konsesi. Sedangkan kegiatan industri pengolahan kayu tersebar di pantai

utara hingga selatan yang memiliki akses langsung ke laut pada masing-masing dermaga.

Tabel 2. 5Luas Tanah Menurut Penggunaan ( Ha) (Data Pemetaan Tahun 2001)

No Penggunaan

Luas Wilayah (m2)Jumlah

(Ha)Tarakan

Timur

Tarakan

Tengah

Tarakan

Barat

Tarakan

Utara

1 Pemukiman 328 397 414 237 1.376

2 Semak/ladang/tegalan 2.565 1.496 1.391 2.522 7.974

3 Kebun campuran 123 9 5 35 172

4 Tambak / empang 269 0 531 281 1.081

5 Hutan lebat 382 1.669 0 1.243 3.294

6 Hutan belukar 1.602 1.886 147 4.962 8.597

7 Hutan rawa 81 69 0 849 999

8 Mangrove (bakau/nipah) 451 28 301 807 1.587

Jumlah 801 5.554 2.789 10.936 25.080

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Page 9 of 35

Page 10: BAB II Profil Kota Tarakan

Gambar 2. 3

Peta Penggunaan Lahan Kota tarakan

Kota Tarakan yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah

Indonesia pada umumnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan biasanya terjadi

pada bulan Oktober sampai dengan bulan April sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai

dengan bulan Oktober. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan

pada bulan-bulan tertentu. Meskipun demikian, pada tahun-tahun terakhir ini keadaan musim di Kalimantan

Timur termasuk Kota Tarakan memiliki pola yang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun

hujan dalam kenyataannya tidak turun hujan sama sekali, begitu juga sebaliknya.

Suhu udara pada suatu tempat ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap

permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara umum Tarakan beriklim panas dengan suhu udara

sepanjang tahun 2006 berkisar 24,3ºC hingga 31,0ºC. Selain itu, sebagai daerah beriklim tropis, Kota

Tarakan mempunyai kelembaban udara relatif tinggi, berkisar antara 63,8 sampai dengan 97,1% sepanjang Page 10 of 35

Page 11: BAB II Profil Kota Tarakan

tahun 2006. Kelembaban udara paling rendah terjadi pada bulan Maret, Agustus dan September yang

hanya mencapai 58%. Sedangkan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari, Maret dan April.

Untuk rata-rata kelembaban udara sepanjang tahun 2006 tercatat sebesar 83,1%.

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografis dan

perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak

stasiun pengamat. Curah hujan di Kota Tarakan sangat beragam dari waktu ke waktu. Catatan curah hujan

bulanan sepanjang tahun 2006, rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 476,9 mm

dan rata-rata curah hujan terendah sebesar 155,2 mm terjadi pada bulan Januari. Sedangkan rata-rata

curah hujan sepanjang tahun 2006 tercatat sebesar 346,2 mm.

2.1.3 Kondisi Geohidrologi Kota Tarakan

Berdasarkan penelusuran (tracing) pada peta topografi, terdapat sekitar 73 buah sungai di wilayah

Pulau Tarakan. Sungai-sungai tersebut membentang dari wilayah perbukitan di tengah-tengah Pulau

Tarakan dan kemudian bermuara sungai dengan orde-1 ataupun berupa alur-alur kecil.

Sungai-sungai yang ada di wilayah Tarakan ini hampir tidak pernah kering sepanjang tahun,

mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Tarakan. Banyak aliran sungai tersebut yang melewati daerah

perkotaan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan utama (primer) bagi aliran limpasan

dan limbah domestik penduduk setempat.

Untuk daerah layanan sistem drainase dibagi berdasar daerah aliran sungai. Kota Tarakan dibagi

menjadi 7 Daerah Aliran Sungai (DAS), karena dipengaruhi oleh 7 sungai besar, yaitu Sungai Pamusian,

Sungai Melundung, Sungai Sebengkok, Sungai Selumit, Sungai Kampung Bugis, Sungai Magendala dan

Sungai Sesanip.

Tabel 2. 7

2.2. Profil Demografi

Jumlah penduduk Kota Tarakan tahun 2010 menurut hasil pengolahan Sensus Penduduk

(SP2010) adalah 193.069 jiwa. Apabila dilihat dari perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan,

jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan dengan rasio 111%.

Penyebaran penduduk antar kecamatan dapat dikatakan masih belum merata.

Dari hasil pengolahan Sensus Penduduk (SP2010) terlihat bahwa penduduk yang tinggal di

Kecamatan Tarakan Barat mencapai 35,11%. Lain halnya dengan Kecamatan Tarakan Utara yang

Page 11 of 35

Page 12: BAB II Profil Kota Tarakan

hanya dihuni 11,39% dari jumlah penduduk Kota Tarakan. Dilihat dari pengolahan data SP2010 untuk

kepadatan penduduk, Kecamatan Tarakan Barat mempunyai kepadatan paling tinggi yaitu 2.430 jiwa

per km2, disusul Kecamatan Tarakan Tengah dengan kepadatan penduduk sebesar 1.087 jiwa per km2

dan Kecamatan Tarakan Timur dengan kepadatan 740 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Tarakan

Utara mempunyai kepadatan paling rendah yaitu 201 jiwa per km2

Gambar 2. 10

Gambar 2. 11Perkembangan jumlah penduduk, tahun 2000 - 2009

Page 12 of 35

Page 13: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 8

Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kecamatan, tahun 2005 - 2009

Tabel 2. 9Banyaknya Kepala Keluarga menurut kecamatan, tahun 2005 - 2009

Page 13 of 35

Page 14: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 10

Page 14 of 35

Page 15: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 11

Tabel 2. 12Luas wilayah dan kepadatan penduduk dirinci per-Kecamatan, tahun 2010

Page 15 of 35

Page 16: BAB II Profil Kota Tarakan

2.3. Profil Pendidikan

Pendidikan formal merupakan suatu proses yang berjenjang dari Sekolah Dasar (SD) hingga

Perguruan Tinggi (PT). Untuk menunjang keberhasilan pembangunan bidang pendidikan, pendidikan formal

yang umumnya diselenggarakan di sekolah-sekolah tidak hanya dibawahi oleh Departemen Pendidikan

Nasional (Depdiknas) saja, tetapi ada juga yang dibawahi oleh departemen di luar Depdiknas, seperti

misalnya Departemen Agama, Departemen Kesehatan, dll.

Jumlah SD/MI pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 64 sekolah. Dari sebanyak 64 sekolah, 45

sekolah berstatus negeri dan 16 sekolah berstatus swasta. Jumlah sekolah terbanyak terdapat di

Kecamatan Tarakan Tengah sedangkan jumlah sekolah paling sedikit terdapat di Kecamatan Tarakan

Utara.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs) tercatat sebanyak 20 sekolah,

11 sekolah merupakan sekolah negeri dan 9 sekolah merupakan sekolah swasta. Dari sebanyak 20

SMP/MTs di Kota Tarakan, 11 berstatus negeri dan 9 sekolah berstatus swasta. Persebarannya adalah 6

sekolah berada di Kecamatan Tarakan Timur, 8 sekolah berada di Kecamatan Tarakan Tengah, 4 sekolah

berada di Kecamatan Tarakan Barat dan 2 sekolah berada di Kecamatan Tarakan Utara.

Sekolah Menengah Atas dan sederajat pada ajaran tahun 2008/2009 terdapat sebanyak 18

sekolah. Dari 18 sekolah tersebut, 7 sekolah merupakan sekolah negeri dan 11 sekolah merupakan sekolah

swasta. Jumlah sekolah terbanyak terdapat di Kecamatan Tarakan Tengah dan jumlah sekolah paling

sedikit terdapat di Kecamatan Tarakan Timur dan Tarakan Utara. Perguruan Tinggi di Kota Tarakan ada 6

unit yang terdiri dari universitas 1 unit, sekolah tinggi 1 unit dan akademi sebanyak 4 unit.

Page 16 of 35

Page 17: BAB II Profil Kota Tarakan

Gambar 2. 12

Tabel 2. 13

Tabel 2. 14Banyaknya murid dan guru Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah menurut kecamantan dan jenis kelamin,

tahun 2004/2005 – 2008/2009

Page 17 of 35

Page 18: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 15

Tabel 2. 16Banyaknya sekolah, kelas, murid dan guru SMA/SMK/MA menurut kecamantan, tahun 2004/2005 – 2008/2009

Page 18 of 35

Page 19: BAB II Profil Kota Tarakan

2.3. Profil Kesehatan

Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan secara mudah, murah dan merata. Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah

berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka

pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan penyediaan fasilitas kesehatan

terutama Puskesmas dan Puskesmas Pembantu karena kedua fasilitas tersebut dapat menjangkau segala

lapisan masyarakat.

Pada tahun 2009, jumlah rumah sakit di Kota Tarakan ada sebanyak 3 unit, Puskesmas sebanyak

7 unit dan Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit. Ketiga rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit Angkatan Laut Ilyas (RSAL Ilyas) yang kesemuanya berada di

Kecamatan Tarakan Tengah dan Rumah Sakit Pertamedika yang berada di Kecamatan Tarakan Barat.

Gambar 2. 13Banyaknya Rumah Sakit dan Puskesmas, 2005 - 2009

Page 19 of 35

Page 20: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 17

Banyaknya fasilitas kesehatan dirinci per-kecamantan, tahun 2005 - 2009

Page 20 of 35

Page 21: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 17

Banyaknya Posyandu menurut kecamantan dan strata, tahun 2005 - 2009

Tabel 2. 18Banyaknya kasus dan angka kematian penyakit menular menurut kecamatan dan jenis penyakit,

Page 21 of 35

Page 22: BAB II Profil Kota Tarakan

tahun 2007 - 2009

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa angka kematian penyakit menular terbanyak disebabkan

oleh TB Paru Klinis sebanyak 1.103 kasus pada tahun 2009 dan disusul oleh Demam Berdarah sebanyak

706 kasus ditahun yang sama. Tren yang terjadi terhadap kedua penyakit inipun mengalami peningkatan

antara tahun 2008/2009 yaitu sebesar 177,14% untuk TB Paru Klinis dan sebesar 49,89%, hal ini menjadi

perhatian bersama karena kedua penyakit ini terjadi secara tidak langsung karena cuaca yang tidak

menentu serta pola hidup lingkungan dari masyarakat sekitar.

Tabel 2. 19

Page 22 of 35

Page 23: BAB II Profil Kota Tarakan

Dari data diatas, jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas meningkat anatara tahun

2008/2009 yaitu sebesar 2,69%, tetapi hal ini berbanding terbalik dengan kunjungan pasien rawat jalan

ditahun yang sama yang mengalami penurun sebesar 15,30% dan sebesar 15,12% untuk pasien rawat

inap. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas Puskesmas telah

terbangun, serta dapat ditunjang dengan pendidikan pola hidup sehat terhadap masyarakat.

Tabel 2. 20

Page 23 of 35

Page 24: BAB II Profil Kota Tarakan

Dokter umum dan dokter gigi telah tersebar di seluruh puskesmas dan rumah sakit, jumlahnya pun

mengalami peningkatan dari tahun 2008 ke 2009 sebesar 11,76% untuk dokter umum dan 13% untuk

dokter gigi, hal ini berbanding terbalik dengan juml;ah dokter spesialis yang justru mengalami penurunan

sebesar 26,32% pada tahun yang sama

Dari data berikut, ternyata penyakit terbanyak untuk tahun 2008 dan 2009 sama yaitu ISPA. Hal ini

disebabkan cuaca/iklim di Tarakan yang tidak menentu sehingga menurunkan daya tahan tubuh dan mudah

terkena ISPA. Untuk tahun ini 10 besar penyakit rata – rata meningkat, dikarenakan jumlah kunjungan dan

pemanfaatan masyarakat akan Puskesmas meningkat juga.

Tabel 2. 20Sepuluh besar penyakit, tahun 2008

Page 24 of 35

NO KODE JENIS PENYAKIT TAHUN 2008

1. 1302 ISPA 26895

2. 2002 Penyakit kulit infeksi 3391

3. 1502 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 3053

4. 1504 Gangguan gigi & jaringan penyangga yang lain 3881

5. 4102 Tukak lambung dan usus 12 jari 4888

6. 102 Diare 3782

7. 21 Penyakit pada sistem otot & jaringan pengikat 3472

8. 2002 Penyakit kulit alergi 3391

9. 1303 Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian bawah

2677

10. 1505 Penyakit rongga mulut & jaringan pengikat 2367

Page 25: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 21Sepuluh besar penyakit, tahun 2008

NO KODE JENIS PENYAKIT TAHUN 2009

1. 1302 ISPA 34014

2. 1504 Gangguan gigi & jar. Penyangga lainnya 8914

3. 12 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 7583

4. 2001 Penyakit kulit infeksi 7558

5. 4102 Tukak lambung dan usus dua belas jari 6608

6. 0102 Diare (termasuk tersangka kolera) 4941

7. 21 Penyakit pada sistem otot & jaringan pengikat 4615

8. 2002 Penyakit Kulit Alergi 4255

9. 1502 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 3420

10. 1503 Penyakit gusi & jar.periodontal 3147

Jumlah kunjungan Puskesmas seKota Tarakan pada tahun 2009 yaitu 169596. Kunjungan ini

mengalami penurunan sebesar 2,7 % dari tahun sebelumnya. Puskesmas Karang Rejo pada tahun ini

mengalami penurunan kunjungan sebesar 13,7 %, hal ini disebabkan karena adanya Puskesmas

Sebengkok, yang mulai beroperasi pada bulan Juni 2009. Sedangkan Puskesmas yang lain rata-rata

mengalami kenaikan kunjungan.Jumlah kunjungan Kunjungan ke Puskesmas yang tertinggi adalah

Puskesmas Karang Rejo dengan kunjungan 48819 pasien dan terendah Puskesmas Pantai Amal yaitu

6460. Hal ini bisa dimaklumi karena puskesmas Karang Rejo letaknya di tengah kota sehingga mudah di

akses dari berbagai penjuru kota Tarakan. Puskesmas. Hal ini dikarenakan letak wilayah Puskesmas yang

berada di daerah padat penduduk. Sedangkan Puskesmas Pantai Amal letaknya jauh dari wilayah

Perkotaan.

Dari jumlah tersebut yang tertinggi adalah pasien umum 73341 pasien. Kemudian pasien askes

Gakin 7511 pasien serta kartu askes sejahtera yaitu 27184 yang menunjukkan semakin meningkatnya

pemanfaatan Puskesmas untuk masyarakat miskin dan masyarakat pra sejahtera. Kunjungan pasien

dengan program meningkat.

Page 25 of 35

Page 26: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 22Jumlah kunjungan Puskesmas, tahun 2008 - 2009

No Nama Puskesmas Tahun 2008 Tahun 2009

1 Karang Rejo 55512 48819

2 Gunung Lingkas 29414 31651

3 Juata Permai 27607 26099

4 Mamburungan 26621 17438

5 Juata Laut 11531 15557

6 Sebengkok 8761 14855

7 Pantai Amal 5709 6460

Tabel 2. 22Jumlah kunjungan Puskesmas menurut status pembayaran, tahun 2008 - 2009

NO TAHUN

STATUS PEMBAYARAN

JUMLAHBayar AskesAnak sekolah

Kartu gakin & askes sejahtera

Kader Program

1 2008 90774

8563 26444 24259 3471 14353 166160

2 2009 73341 7511 4681 27184 3529 12565

2.4. Profil Ekonomi

Selama periode 2000-2009 perkembangan kinerja perekonomian Kota Tarakan relatif cukup baik,

dimana pertumbuhan ekonominya masih posititf. Di sisi harga, tekanan inflasi di Kota Tarakan sampai

dengan triwulan IV tahun 2009 cukup tinggi, kemudian mulai menurun pada triwulan IV tahun 2009.

Tingginya tekanan inflasi sampai dengan triwulan III tahun 2009 terutama dipicu oleh kenaikan harga

komoditas internasional terutama minyak dan pangan. Lonjakan harga tersebut berdampak pada kenaikan

harga barang yang ditentukan pemerintah seiring dengan kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi.

Sementara itu, secara fundamental menurunnya tekanan inflasi tak terlepas dari keberhasilan dalam

memitigasi akselarasi ekspektasi inflasi yang sempat meningkat tajam pasca kenaikan harga BBM.

Page 26 of 35

Page 27: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 23

Page 27 of 35

Page 28: BAB II Profil Kota Tarakan

2.4. Visi Misi Kota Tarakan

2.4.1. Visi Kota Tarakan

Berbasis kepada kondisi, potensi dan lingkungan yang dimiliki, visi Kota Tarakan dinyatakan

sebagai berikut:

”Kota Pusat Pelayanan, Perdagangan dan Jasa yang

Berbudaya, Sehat, Adil, Sejahtera dan Berkelanjutan”

Penetapan visi tersebut merupakan motivasi utama bagi Kepala Daerah untuk menentukan kearah

mana Kota Tarakan dibangun dan sekaligus merupakan consensus bersama antara Pemerintah Kota

dengan seluruh perangkat pemerintah yang berada di wilayah koordinasinya dalam upaya mewujudkan

tujuan yang ingin dicapai baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Terwujudnya Kota Tarakan dengan visi ”Kota Pusat Pelayanan, Perdagangan dan Jasa yang

Berbudaya, Sehat, Adil, Sejahtera dan Berkelanjutan”, memberikan pemahaman sebagai berikut:

a. Kota Tarakan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur Bagian Utara yang

bertumpu pada keunggulan komparatifnya sebagai kota perdagangan dan jasa, hendaknya memiliki

daya saing global dan mampu menjalankan fungsinya secara efisien

b. Kota Tarakan hendaknya dihuni warga kota yang sejahtera, berakhlak, berbudaya dan berdisiplin

tinggi, produktif serta memiliki kecintaan dan komitmen untuk berpartisipasi dalam membangun

kotanya.

c. Kota Tarakan hendaknya memiliki penataan kota dan lingkungan yang baik dan manusiawi, agar dapat

lebih menjamin dinamika kehidupan berkelanjutan.

2.4.2. Visi Kota Tarakan

Guna mengarahkan seluruh aspek pembangunan menuju perwujudan visi Kota Tarakan, maka

perlu ditetapkan misi Kota Tarakan yang menggambarkan apa yang harus dilakukan kota tersebut, yaitu:

1. Menumbuhkembangkan pelayanan umum skala wilayah yang handal sebagai pusat rujukan wilayah-

wilayah sekitarnya.

2. Meningkatka aktivitas jasa perdagangan nasional dan internasional

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan

4. Melaksanakan pembangunan kota pulau yang sehat dan berkelanjutan

5. Mengembangkan pola hidup dan sikap masyarakat Kota Tarakan yang berbudaya

2.5. Tata Ruang Wilayah

Skenario pembangunan perkotaan merupakan rencana strategis pembangunan kawasan dengan

mempertimbangkan permasalahan dan tantangan pembangunan kawasan perkotaan, yang sudah

dijabarkan pada program pembangunan dan pembiayaannya. Dalam skenario pembangunan kota sudah

dirumuskan indikasi kebutuhan (need) pembangunan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya di

setiap kawasan pengembangan yang dibagi sesuai dengan kebutuhan pemenuhan (basic need) penduduk

dan basic servis Kota serta kebutuhan pengembangan kegiatan sosial ekonomi di setiap kawasan

pengembangan.

Baik didalam skenario pengembangan wilayah maupun dalam skenario pembangunan perkotaan,

keterlibatan peran serta masyarakat dan swasta perlu diperhatikan. Dalam hal ini indikasi besaran peran

serta masyarakat dalam pengembangan dan pembangunan perlu diperhitungkan. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam penyelesaian Rencana Pembangunan Kota sesuai dengan peranan dan fungsi masing-

masing pihak terkait adalah sebagai berikut:

Page 28 of 35

Page 29: BAB II Profil Kota Tarakan

Didalam merumuskan skenario pengembangan wilayah keterlibatan Pemerintah Daerah baik

Propinsi maupun Kota sangat diperlukan untuk mendapatkan kesepakatan tentang rencana

pengembangan kawasan;

Penyiapan skenario pembangunan infrastruktur dasar dilakukan melalui masukan dari aspek-aspek

sektoral Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) secara interaktif dengan dunia usaha dan masyarakat serta

pihak lain agar diperoleh skenario pengembangan yang mendekati kenyataan untuk dapat dilaksanakan.

Produk kongkrit dari skenario pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) akan digunakan

oleh setiap aspek atau kelembagaan, serta dalam penyiapan rencana dan program. Oleh sebab itu,

skenario Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar harus mencakup besaran kebutuhan setiap

Prasarana dan Sarana Dasar, waktu pelaksanaan, dan lokasi pembangunan Prasarana dan Sarana

Dasar.

Page 29 of 35

NO. KEGIATAN KAWASAN DESKRIPSI

1.

Perdagangan dan Jasa Kegiatan perdagangan dan jasa skala regional berlokasi di sekitar Simpang tiga.

Kegiatan perdagangan dan jasa berskala lokal berlokasi di setiap Sub Pusat Kota dan Pusat BWK.

2. Pendidikan Tertinggi Kawasan pendidikan tinggi berlokasi di Tarakan Utara

3. Pemerintah Kawasan pusat pemerintahan kota berlokasi di Tarakan Tengah dilokasi eksisting.

4.Industri Dalam sepuluh tahun ke depan tidak direncanakan pengembangan

kawasan industri baru. Kawasan industri dikembangkan di Juata Laut. Juata Permai, Lingkas Ujung dan Mamburungan.

5.

Pelabuhan Pelabuhan penumpang antarpulau berlokasi di Pelabuhan Melundung di

Lingkas Ujung. Pelabuhan barang untuk kegiatan ekspor dan impor berlokasi di

Pelabuhan Malundung di Lingkas Ujung. Pengembangan pelabuhan untuk angkutan barang dilengkapi dengan sarana pergudangan dan terminal peti kemas yang memadai.

Pelabuhan feri di Juata Laut di Jl. Aji Iskandar Pelabuhan perikanan berlokasi di Jalan Gajah Mada Pelabuhan Pertamina ber1okasi di Lingkas Ujung di antara pelabuhan

feri dan Pelabuhan Malundung.

6.Bandara Bandara Juata direncanakan dikembangkan dengan penambahan

panjang landas pacu. perluasan areal bandara dan menyediakan fasilitas navigasi yang memadai.

7.Pariwisata

Wisata pantai dikembangkan di Pantai Amal. Wisata hiburan untuk penduduk dewasa dikembangkan di Pulau Sadau.

8.

Militer Alokasi ruang untuk kegiatan pertahanan dan keamanan berlokasi di Juata Laut.

Pantai Amal selain sebagai kawasan wisata juga sebagai lokasi bagi pendaratan amfibi.

9. Pertambangan Kegiatan pertambangan migas belokasi di Juata Laut, Juata Tambot Juata Sesanip, Kampung IV dan Kampung VI.

10. Kawasan Usaha Kawasan Umum Peternakan berlokasi di sekitar Pantai Amal.

Page 30: BAB II Profil Kota Tarakan

Sumber : Hasi l Anal is is RTRW, 2009

Tabel 2. 25Pembagian Pwk dan Bwk Kota Tarakan

NO.WILAYAH

PENGEMBANGAN

BAGIAN WILAYAH KOTAFUNGSI UTAMA FUNGSI PENUNJANG

1 KOTA LAMA 1. Kec. Tarakan Barat:

a. Karang Anyar Pantai

b. Karang Anyar

c. Karang Rejo

a. Bandar Udara

b. Perdagangan dan

Jasa

c. Perkantoran Skala

a. Wisata

b. Permukiman

c. Pemerintahan

d. Pendidikana. Selumit Pantai Pertambanganb. Selumit g. Industric. Pamusian h. Pertanian Kebund. Sebengkok i. Hutan Kota

3. Kec. Tarakan Timur j. Fasum Fasosa. Lingkas Ujung Penunjangb. Gunung Lingkas k. Pelabuhan Industric. Mamburungan l. Pelabuhan Rakyat

2 WISATA &

PENDIDIKAN

1. Kec. Tarakan Timur

a. Kp. Enam

b. Kp. Empat

a. Pariwisata

b. Pendidikan Skala

Kota/Regional

a.Permukiman

b.Pemerintahan Skala

Lokala. Satu Skip e.Kawasan Pertambangan

3. Kec. Tarakan Utara f. Pertanian Kebuna. Juata Laut g.Hutan Kota

h.Fasum Fasos Penunjang

i. Pelabuhan Industri3 MIX USE 1. Kec. Tarakan Tengah

a. Satu Skip

2. Kec. Tarakan Utara

a. Juata Laut

a. Industri

b. Wisata

c. Permukiman Real

Estate

a. Permukiman Tradisional

b. Lagun

c. Perkantoran Skala Lokal

d. Perdagangan dan Jasa

e. Hutan Kota4

NEW TOWN &INDUSTRI

1. Kec. Tarakan Utara

a. Juata Laut

b. Juata Permai

c. Juata Kerikil

2. Kec. Tarakan Barat

a. Karang Harapan

a. Industri

b. New Town

c. Pemerintahan Skala

Regional

d. Wisata

e. Perdagangan dan

Jasa

a. Permukiman

b. Pemerintahan Skala Lokal

c. Perkantoran Skala Lokal

d. Perdagangan dan Jasa

e. Kawasan Pertambangan

f. Pertanian Kebun

g. Hutan Kota

h. Fasum Fasos Penunjang

Page 30 of 35

Page 31: BAB II Profil Kota Tarakan

NO.WILAYAH

PENGEMBANGAN

BAGIAN WILAYAH KOTAFUNGSI UTAMA FUNGSI PENUNJANG

5

PRESERVASI DAN KONSERVASI

1. Kec. Tarakan Utara

a. Juata Laut

b. Juata Kerikil

2. Kec. Tarakan Tengah

a. Satu Skip

b. Pamusian

3. Kec. Tarakan Timur

a. Kp. Enam

b. Kp. Empat

a. Kawasan Lindung

b. Sport Center

a. Pertambangan

b. Wisata alam, buatan, dan sejarah

c. Permakaman umum

d. Permukiman

e. Dermaga Industri

f. Hutan Kota

g. Industri Besar dan Kecil

h. Pendidikan Skala Lokal

i. Fasum Fasos Penunjang

j. Pemerintahan Skala Lokal

k. Perkantoran Skala Lokal

Sumber: Bappeda Kota Tarakan, 2009

Tabel 2. 26Arahan pengembangan struktur ruang wilayah Kota Tarakan

PUSAT PELAYANAN / HIRARKI FUNGSI PENGEMBANGANSKALA

Pusat Pelayanan utama

~ Kecamatan Tarakan

Tengah

~ Pusat kegiatan perdagangan dan Jasa ~ Regional

~

~

~

Pusat Pelayanan Transportasi darat

Pusat Pelayanan Administrasi pemerintahan kota

~ Kota Tarakan

~ Kecamatan Tarakan Barat ~

~

Pusat kegiatan perdagangan dan Jasa

Pusat Pelayanan Transportasi Udara

~ Regional

~ Pusat Pelayanan Transportasi darat ~ Kota Tarakan

Sub Pusat Pelayanan Utama

~ Kecamatan Tarakan Utara ~ Pertambangan dan Migas ~ Regional

Kota Tarakan~ Industri

~ Kawasan Usaha Peternakan dan Perikanan ~

~ Kecamatan Tarakan Timur

~ Pusat kegiatan Pendidikan Tinggi

~ Pusat Pelayanan Transportasi Laut

~ Pertambangan dan Migas

~ Regional

~ Pusat Pelayanan wisata

~ Kawasan Usaha Peternakan dan Perikanan

~ Kota Tarakan

Pusat Pelayanan Kegiatan

~ Kecamatan Tarakan Utara

~ Kecamatan Tarakan Timur

~ Pelayanan Pemenuhan Kebutuhan pokok ~ Lokal

Page 31 of 35

Page 32: BAB II Profil Kota Tarakan

Tabel 2. 27

Sumber : Bappeda Kota Tarakan, 2009

Page 32 of 35

No. PEMANFAATAN RUANG LUASAN Prosentase(Ha) (%)

1 KAWASAN LINDUNG 10,712 42.711.1 Hutan Lindung 6,860 27.351.2 Hutan Kota 2,797 11.151.3 Hutan Mangrove 766 3.051.4 Kawasan Perlindungan Setempat 289 1.15

2 KAWASAN BUDIDAYA 14,368 57.29

2.1 Perdagangan dan Jasa 910 3.632.2 Industri 1,934 7.712.3 Permukiman 7,169 28.582.4 Pertambangan 1,321 5.272.5 Pariwisata 1,282 5.112.6 Kawasan Khusus 1,149 4.582.7 Sarana-Prasarana/Fasos-Fasum 488 1.952.8 Peternakan 115 0.46

Total Luas Wilayah 25,080 100.00

Page 33: BAB II Profil Kota Tarakan

Gambar 2. 14

Sumber: Kota Tarakan dalam Angka tahun 2010-2011

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Tarakan dalam Kota Tarakan dalam angka, jumlah kematian ibu hamil di Kota Tarakan tergolong rendah. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir jumlah angka kematian Ibu (AKI) hanya 6 sampai 8 orang per 1.000 kelahiran hidup yang artinya Kota Tarakan telah melampoi target nasional yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 jumlah kematian ibu berjumlah 5 orang kemudian menurun menjadi 2 orang ditahun 2009 dan kembali meningkat menjadi 6 orang ditahun 2010.

Page 33 of 35

Page 34: BAB II Profil Kota Tarakan

Data lebih rinci mengenai angka kematian ibu dibagi kedalam; kematian ibu hamil, kematian ibu bersalin dan kematian ibu nifas. Pada tahun 2008, 5 orang ibu hamil meninggal terdiri dari 1 orang kematian ibu hamil, 1 orang kematian ibu bersalin dan 3 orang kematian ibu nifas. Sedang untuk 2 orang ditahun 2009 adalah untuk kematian ibu bersalin dan 6 orang ditahun 2010 adalah 4 orang kematian ibu bersalin dan 2 orang kematian ibu nifas. Sedang daerah yang paling besar tingkat kematian ibu pada tahun 2010 Mamburungan sebanyak tiga orang diikut oleh Karangrejo, Juata Permai dan Juata Laut masing-masing 1 orang.

Untuk lebih menekan angka kematian ibu, Pemerintah Kota Tarakan mencanangkan program AKINO atau Angka Kematian Ibu Nol yang bertujuan untuk menurunkan AKI hingga angka nol. Mulai 1 November 2012 Pemerintah Kota Tarakan menjalankan program penjangkauan keluar dengan bidan ‘home care’. Tidak kurang 60 bidan Puskesmas dilibatkan untuk mendatangi dari rumah kerumah dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan.

Data mengenai bayi lahir hidup dan bay lahir mati tidak didapatkan, tim hanya mendapatkan data dari BPS tentang banyaknya kelahiran menurut Kecamatan. Dari data yang ada, jumlah rata-rata kellahiran bayi di Kota Tarakan antara tahun 2008-2010 adalah 4000 untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2008, jumlah bayi lahir tercatat 4552 kemudian turun menjadi 4261 ditahun 2009 dan naik kembali menjadi 4394.

AKB (Angka Kematian Bayi)   200820092010

angka bayi lahir hidupangka bayi lahir meninggal

 

10 penyakit terbesar Jenis penyakit 2008 2009 2010

ISPA 26,89534,01436,465Gangguan gigi & jar. Penyangga lainnya 3,881 8,914 8,978Penyakit Tekanan Darah Tinggi - 7,583 9,074Penyakit kulit infeksi 3,391 7,558 6,831Tukak lambung dan usus dua belas jari 4,888 6,608 8,234Diare (termasuk tersangka kolera) 3,782 4,941 5,589Penyakit pada sistem otot & jaringan pengikat 3,472 4,615 6,204Penyakit Kulit Alergi 3,391 4,255 -Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 3,053 3,42 2,376Penyakit gusi & jar.periodontal - 3,147 2,958

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Taralam dalam Tarakan Dalam angka tahun 2009, 2010 dan 2011

Dalam kurun waktu 2008-2010, jumlah penyakit terbanyak adalah ISPA yang kasusnya selalu meningkat. Dari data berikut, ternyata penyakit terbanyak untuk tahun 2008 dan 2009 sama yaitu ISPA. Hal ini bisa disebabkan oleh cuaca/iklim di Tarakan yang tidak menentu sehingga menurunkan daya tahan tubuh dan mudah terkena ISPA. Jumlah penyakit terbesar kedua pada tahun 2010 adalah penyakit tekanan darah tinggi dengan jumlah 9,074 kasus yang jumlah kasusnya meningkat jika dibandingkan tahun 2009 sebesar 7.583 dan jenis penyakit ini bukan menjadi 10 jenis penyakit terbanyak ditahun 2008.

Disamping 10 penyakit diatas, Kota Tarakan merupakan salah satu kota dengan pengidap HIV/AIDS yang cukup tinggi di Kalimantan Timur. Berdasarakan data yang ada, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Tarakan menduduki urutan ke-3 di Propinsi Kaltim setelah Samarinda dan Balikpapan dengan jumlah 314 orang. Jumlah ini merupakan data kumulatif sejak tahun 1993 hingga 2012 ini. Penderita HIV/AIDS menyebar di semua rentang usia dari balita, anak-anak, remaja hingga dewasa. Terkait dengan masalah HIV/AIDS, Pemerintah Kota Tarakan telah mengelurakan Peraturan Daerah (PERDA) yang mengatur pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yaitu Perda No 06 tahun 2007.

Angka Gizi Buruk

Page 34 of 35

Page 35: BAB II Profil Kota Tarakan

Jumlah20082009201032 24

   

Data dari Dinas Kesehatan Kota Tarakan, angka gizi buruk di Kota Tarakan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dari data yang ada, pada tahun 2009, jumlah penderita gizi tercatat 32 kasus, kemudian menurun menjadi 24 kasus ditahun 2010 dan menurun lagi menjadi 22 ditahun 2011. Menurut kepala Dinas Kesehatan Kota Tarakan dr. H. Khairul, M.Kes, penyebab gizi buruk di Kota Tarakan tidak hanya disebabkan oleh factor kemiskinan saja namun juga disebabkan oleh adanya penyakit penyerta yang akhirnya membuat balita menjadi gizi buruk.

Page 35 of 35