Upload
vonguyet
View
229
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
22
BAB II
PT. BANK MANDIRI, (PERSERO) TBK CABANG
MIKRO BANKING UNIT (MBU) USU MEDAN
A. Sejarah Ringkas PT. Bank Mandiri, Tbk (Persero)
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu : Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Exim and Bapindo dilebur menjadi Bank Mandiri.
Masing-masing dari keempat legacy bank memainkan peranan yang tidak
terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan saat ini,
Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan
kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi
secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling
berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600
menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri kami implementasikan secara sekaligus
ke semua jaringan kami dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya.
Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan
adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru.
Sebelumnya kami mewarisi 9 core banking sistem yang berbeda dari keempat bank.
Universitas Sumatera Utara
23
Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan ke dalam
sistem yang terbaik, kami melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai
US$ 200 juta, untuk mengganti core banking sistem kita menjadi satu sistem yang
mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer banking kita yang
sangat agresif. Hari ini, infrastruktur IT Bank Mandiri memberikan layanan
straight-through processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah.
Nasabah korporat kami sampai dengan saat ini masih mewakili kekuatan
utama perekonomian Indonesia. Menurut sektor usahanya, portfolio kredit
korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam
sektor manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil.
Persetujuan dan monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan
four eyes yang terstruktur, dimana keputusan kredit dipisahkan dari kegiatan
marketing dari unit bisnis kami.
Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan
tim manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada
prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional.
Bank mandiri disupervisi oleh dewan komisaris yang ditunjuk oleh Menteri
Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang
terpandang. Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin
oleh Direktur Utama. Dewan Direksi kami terdiri dari banker dari legacy banks
dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten. Bank Mandiri juga
mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga
Universitas Sumatera Utara
24
menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh
Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional. Asia Money Magazine
memberikan penghargaan atas komitmen kami atas penerapan GCG dengan
memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for
Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and Transparency.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi seluruh karyawan
yang ada dalam suatu perusahaan, dimana struktur organisasi ini pada pokoknya
mengandung penerapan batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari masing-masing karyawan perusahaan. Oleh sebab itu, pemimpin sebagai
orang yang bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi harus mampu
mengkordinasikan seoptimal mungkin. Khususnya terhadap seluruh sumber daya
manusia yang ada di dalam baik secara vertical, horizontal maupun lateral.
Struktur organisasi dari PT. Bank Mandiri Cabang Mikro Bisnis Unit
USU Medan yang dipimpin oleh seorang Mikro Mandiri Manager (MMM).
Dalam pelaksanaan tugasnya, seorang MMM akan membawahi 1 orang
Mikro Kredit Analis (MKA) dan 4-6 orang MKS (Mikro Kredit Sales).
MMM bertanggung jawab kepada Cluster Manager. Adapun gambar struktur
organisasi pada bagian Mikro Bisnis Unit (MBU) adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 1
Struktur Organisasi
PT. Bank Mandiri, (Persero) Tbk di Bagian MBDC
Job description
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yaitu :
1. Mikro Mandiri Manager (MMM)
a. Mengembangkan portofolio kredit sesuai target yang ditetapkan
b. Melakukan supervise dan pengawasan terhadap tugas-tugas MKS sehari-hari
c. Memberikan keputusan kredit sesuai kewenangan yang dimiliknya
d. Menandatangani perjanjian kredit, menyimpan dan memelihara
dokumen-dokumen aktif yang menyangkut kredit, nasabah, dan sebagainya
e. Memonitoring dan penagihan.
Universitas Sumatera Utara
26
2. Mikro Kredit Analisa (MKA)
a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan kredit
b. Melakukan proses analisa secara akurat atas dasar data dan dokumen
yang disampaikan oleh calon debitur sesuai ketentuan yang berlaku
c. Melakukan scoring dengan Mikro Banking Scoring Sistem (MBSS)
d. Memberikan rekomendasi/usulan keputusan kredit kepada MMM
e. Melakukan verifikasi nasabah/dokumen/agunan bila diperlukan atas perintah
Cluster Manager
f. Melakukan compliance review kelengkapan dokumen legal sebelum melakukan
input aplikasi kredit
g. Melakukan monitoring pembayaran angsuran kredit dan mencetak daftar
nasabah yang jatuh tempo.
3. Mikro Kredit Sales (MKS)
a. Mencari calon debitur yang layak untuk dibiayai
b. Melakukan kunjungan nasabah (on the spot)
c. Mengumpulkan dan meyakini akurasi dan kebenaran data atau dokumen
yang berkaitan dengan permohonan kredit
d. Membina hubungan dengan debitur.
Universitas Sumatera Utara
27
4. Mikro Mandiri Collection (MMC)
a. Menerima data debitur yang perlu dilakukan penagihan
b. Menerima Form Kunjungan Nasabah (FKN) yang harus ditandatangani
oleh nasabah dan daftar kunjungan harian collector berupa lampiran
formulir setoran khusus yang telah dilakukan pencatatan nomor
registrasinya oleh MMM
c. Membuat prioritas debitur yang akan dilakukan penagihan berdasarkan
pengelompokan lokasi debitur
d. Menerima hasil tagihan sesuai batas maksimal penagihan sebesar Rp 2 juta
per hari
e. Menyetorkan hasil penagihan pada hari yang sama ke cabang terdekat
dengan lokasi debitur yang ditagih
f. Setiap sore membuat laporan hasil penagihan dilampiri bukti formulir
setoran khusus untuk diserahkan kepada MMM
g. Membuat laporan analisa kasus, apabila penagihan akan dialihkan
ke collector lain.
C. Pengertian Kredit Mikro
Istilah kredit bukan satu hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari
di dalam masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang menjual
dan membeli barang dengan kredit, jual beli tersebut tidak dilakukan dengan tunai
(kontan), tetapi dengan cara mengangsur, selain itu banyak anggota masyarakat
yang menerima kredit dari koperasi maupun bank untuk kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
28
Sebenarnya kata Kredit berasal dari bahasa Yunani, Credere, yang berarti
kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu
meminjamkan uang (penundaan pembayaran). Menurut Undang-Undang (2000:1)
Nomor 7 tahun 1992 Pasal 1 ayat 12, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersembahkan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga
imbalan atau pembagian hasil keuangan.
Secara umum kredit diartikan sebagai “the ability to borrow on the opinion
conceived by the lender that he will be repaid”. Menurut Drs. OP. Simorangkir
(2000:1), kredit adalah memberikan prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas
prestasi (kontra prestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
Instalasi dari kredit adalah unsur kepercayaan. Unsur lainnya mempunyai
pertimbangan tolong-menolong.
Kredit Mikro dapat diartikan dengan Kredit Kecil. Kredit Mikro adalah
kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha
kecil. Jenis kredit ini digalakkan melalui kebijakan Januari 1990, yang antara lain
mengharuskan bank-bank menyalurkan 20% kreditnya kepada kegiatan usaha
kecil (Kredit Usaha Kecil), yang realisasinya dijadikan sebagai salah satu faktor
penilaian kesehatan bank.
Universitas Sumatera Utara
29
1. Unsur-unsur Kredit Mikro
Dalam pengertian kredit tersebut diatas terkandung unsur-unsur kredit
itu sendiri yaitu :
a. Waktu
Yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian
kredit dan pelunasannya.
b. Kepercayaan
Yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada debitur,
bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikannya
sesuai dengan kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
c. Penyerahan
Yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi
kepada debitur yang harus dikembalikannya setelah jatuh tempo.
d. Resiko
Yang menyatakan adanya resiko yang mungkin timbul sepanjang jarak
antara saat memberikan dan pelunasannya.
e. Persetujuan/perjanjian
Yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu
persetujuan dan buktikan dengan suatu perjanjian.
Universitas Sumatera Utara
30
2. Jenis-jenis Kredit Mikro
Kredit mikro pada PT. Bank Mandiri di bedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Kredit Usaha Mikro (KUM) adalah fasilitas kredit yang diberikan
kepada pengusaha mikro untuk membiayai kebutuhan usahanya yang
disalurkan melalui fasilitas kredit modal kerja atau kredit investasi.
Jumlah pinjaman, minimunnya Rp 5 juta dan maksimum Rp 100 juta
dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan sampai dengan 60 bulan.
b. Kredit Serbaguna Mikro (KSM) adalah kredit segmen mikro yang
diberikan kepada pegawai dengan penghasilan tetap atau memiliki
profesi tetap untuk membiayai berbagai macam kebutuhan.
Jumlah limit pinjaman yang minimumnya Rp 5 juta dan maksimumnya
Rp 50 juta dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan sampai dengan
36 bulan
D. Prosedur Penyaluran Kredit Mikro
Prosedur ataupun tahapan penyaluran/pemberian kredit merupakan
langkah-langkah yang harus dilalui oleh seorang pemohon kredit itu diajukan
sampai kredit yang diberikan oleh bank lunas terbayar.
Nasabah yang datang ke Bank untuk memperoleh kredit, tentu bank
tidak langsung memberikan kreditnya begitu saja. Bank memerlukan informasi
tentang data-data yang dimiliki calon penerima kredit. Data-data yang dimaksud
penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampuan nasabah,
sehingga menimbulkan kepercayaan bank dalam memberikan kreditnya.
Universitas Sumatera Utara
31
Adapun yang pertama dilakukan adalah menyampaikan surat permohonan
untuk mendapatkan kredit yang berisi antara lain :
1. Identitas nasabah
2. Bidang usaha nasabah
3. Jumlah kredit yang dimohon
4. Tujuan pemakaian kredit.
Disamping surat permohonan tersebut di atas masih diperlukan
data-data lain yang dapat menunjang pemohon nasabah seperti berikut :
1. Susunan pengurus perusahaan nasabah
2. Laporan keuangan, neraca dan perhitungan laba rugi
3. Perencanaan proyek/usaha yang akan dibayar dengan kredit
4. Barang jaminan yang dapat digunakan.
Dengan adanya data-data penunjang, bank dapat menilai kemampuan
nasabah dalam mengelola usahanya. Bank juga dapat menilai kemampuan
nasabah terhadap kredit yang diminta. Dalam mengahadapi kredit dari
calon nasabah, bank biasanya melakukan evaluasi untuk memastikan
bahwa kredit yang diberikan akan aman, artinya baik kredit maupun
bunganya dapat dibayar oleh nasabah sesuai dengan waktu yang telah
disepakati.
Untuk itu bank memperoleh beberapa kriteria penilaian yang mencakup
5C penilaian yang disebut syarat teknis yaitu :
Universitas Sumatera Utara
32
1. Character (Watak)
Tujuan bank melakukan penelitian terhadap watak debitur adalah untuk
mengetahui apakah pemohon kredit ada kemampuan membayar utang apabila
pemohon dikabulkan bank. Titik perhatian bank ditujukan pada masalah
kejujuran dengan iktikad baik debitur, untuk itu dari data-data yang
disampaikan nasabah dapat diketahui sejauh mana kebenaran yang ditemukan
di dalamnya. Maka semua perilaku nasabah dimasa lalu sebagai bahan
masukan dalam memperimbangkan kemauan nasabah untuk melunasi kredit.
2. Capasity (Kemampuan)
Sebelum bank melakukan permohonan kreditnya, bank menilai kemampuan
debitur untuk mengelola usaha yang dibiayai dengan kredit, bank harus
mengetahui apakah nasabah mempunyai pengetahuan yang cukup di bidang
usahanya tersebut. Terutama pimpinan perusahaan nasabah, selain mempunyai
kemampuan memimpin perusahaan juga menguasai bidang usaha serta
kesungguhan mengelola usaha dengan baik dan menguntungkan.
3. Capital (Modal)
Pada umumnya komposisi modal untuk usaha nasabah sebagaian besar modal
dibiayai dengan kredit bank dan sebagian kecil dibiayai nasabah. Jadi fungsi
bank disini bukan hanya menyediakan tambahan dana saja, tetapi untuk
membiayai usaha nasabah untuk menilai sampai sejauh mana kemampuan
nasabah dapat menyediakan modal sendiri dilihat dari modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
33
4. Colleteral ( Jaminan)
Untuk keamanan pelunasan kredit, nasabah diharuskan menyediakan harta
kekayaan untuk dijadikan jaminan. Jaminan dalam arti luas bersifat materil
maupun yang bersifat non materil yang diberikan peminjam sebagai jaminan
terhadap kredit yang diterima sipeminjam. Jaminan kredit yang diperlukan
agar kredit bank diterima dan terjamin pengembaliannya baik dari usaha
maupun barang jaminan yang dicarikan, apabila nasabah tidak mampu
membayar kredit.
5. Condition of Economic (Kondisi Ekonomi)
Dalam hal ini kondisi maupun prospek secara umum, dan kondisi atau
prospek pada sektor usaha peminta kredit. Dengan demikian bank dapat
memperkecil resiko yang mungkin ditimbulkan oleh kondisi ekonomi.
Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan usaha si pemohon kredit
perlu diketahui sehingga bantuan yang akan diberikan benar-benar bermanfaat
bagi perkembangan usahanya.
Peranan bank dalam perkreditan ini, bukan semata-mata memberikan
kredit. asal ada jaminan yang cukup, tetapi bank juga membina usaha nasabah,
agar kelancaran usaha nasabah kredit bank dapat berjalan dengan lancar.
Apabila seorang ingin mendapatkan bantuan kredit dari PT. Bank Mandiri
(Persero), Tbk Cabang Mikro Banking Unit (MBU) USU Medan, maka ada
beberapa prosedur yang harus dipenuhi oleh calon pemohon kredit/nasabah
antara lain yaitu :
Universitas Sumatera Utara
34
1. Tahapan Penerimaan Data Nasabah
a. MKS melakukan prakualifikasi terhadap calon debitur dan usahanya
berdasarkan persyaratan kredit segmen mikro. Adapun persyaratan
perorangan/badan usaha yang dapat memperoleh kredit :
• Warga Negara Indonesia
• Usia antara 21 s/d 60 tahun atau sudah menikah
• Melampirkan bukti diri berupa KTP, KK/KSK serta Surat Nikah
(bagi yang menikah)
• Surat Keterangan Usaha dari Desa/Kelurahan (RT/RW), Dinas Pasar
atau otorita setempat dimana yang bersangkutan berjualan/berusaha
b. Apabila calon debitur tidak memenuhi kualifikasi maka permohona kredit
dapat terus ditolak.
2. Tahapan Pengisian Form Aplikasi Kredit
a. Calon debitur mengisi lengkap formulir aplikasi kredit
b. MKS menerima aplikasi kredit yang telah diisi lengkap oleh debitur dan
memastikan/mengecek kelengkapan aplikasi kredit yang dimaksud
c. MKS memeriksa kelengkapan data dan dokumen yang diperlukan,
yang terdiri dari :
• Foto copy KTP/identitas pemohon dan suami istri
• foto copy surat nikah/cerai (apabila ada)
• Foto copy Kartu Keluarga
• Photo terakhir pemohon ukuran 4 x 6 cm
Universitas Sumatera Utara
35
• Akte pendirian dan perubahan perusahaan
• Legalitas usaha (sesuai bidang usahanya)
Surat Keterangan Usaha dari Kelurahan/Desa
SIUP
TDP/TDR
SITU
NPWP
lain-lain
• Copy rekening Koran
• Bukti pembayaran PBB tahun terakhir/sewa/kontrak/pembayaran
rekening PLN rumah dan tempat usaha
• Copy Ijazah Terakhir
• Copy SKEP terakhir
• Copy Surat Ijin Praktek
• Copy TASPEN
• Copy Jamsostek
• Copy Sertifikat Tanah/Girik
• Copy BPKB, Kuitansi, Faktur
• Copy Bukti Penguasaan Kios Pasar
• Copy Faktur dan Kuitansi Mesin
• Surat Keterangan Bekerja
• Slip Gaji Terakhir
Universitas Sumatera Utara
36
3. Tahapan Verifikasi, Apprasial, Scoring dan Analisa
a. MKS melakukan Verifikasi untuk menyakini akurasi dan kebenaran data
serta dokumen yang disampaikan oleh calon debitur
b. MKS menyakini bahwa calon debitur tidak mendapkan fasilitas kredit atas
obyek kredit yang akan dibiayai
c. MKS menyakini bahwa calon debitur memiliki usaha untuk tujuan
produktif, layak untuk dibiayai, berjalan dengan baik minimal 2 tahun,
dan merupakan usaha yang tidak tergolong usaha yang dilarang sesuai
ketentuan Perkreditan Bank Mandiri
d. MKS melakukan penilaian atas agunan kredit
e. MKA melakukan analisa kredit dan scoring berdasarkan data dan
kelengkapan dokumen sebagaimana yang dipersyaratkan dan mengajukan
nota analisa kepada MMM, meliputi antara lain persetujuan/penolakan,
jenis fitur, limit yang diberikan, jangka waktu dan sebagainya.
Analisa kredit dilakukan dengan mempertimbangkan hasil rekomendasi
Micro Banking Scoring System, yang dioperasionalkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pola analisa kredit dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Data dan informasi identitas calon debitur didapat dari form aplikasi,
interview, dan kunjungan. Data dan informasi dimasukkan ke dalam satu
format standard yang berisi :
Data dan informasi identitas calon debitur :
a. KTP/Kartu Keluarga/Surat Keterangan Lainnya
b. Tempat Tinggal
c. Pekerjaan/Usaha Pokok
Universitas Sumatera Utara
37
Data dan informasi usaha
a. Legalitas usaha (usaha formal)
b. Tempat/lokasi/areal usaha
c. Penjualan
d. Pembelian bahan baku
e. Biaya operasional
f. Keuntungan
g. Asset usaha (tanah, bangunan dan mesin)
Data dan informasi keuangan
a. Kas dan tabungan
b. Asset likuid lainnya
c. Asset tetap (tanah dan rumah)
d. Hutang dan kewajiban
e. Permodalan
Data Informasi hubungan perbankan
a. Hubungan dengan Bank Mandiri
b. Hubungan dengan bank lain
c. Black list Bank Indonesia
2. Analisis kelayakan kredit dilakukan dengan Mikro Banking Scoring System
dengan menggunakan data dan informasi standard yang di dapat.
Analisis kelayakan Kredit Mikro juga mempertimbangkan beberapa hal
berikut :
Universitas Sumatera Utara
38
Keyakinan atas identitas dan domisili calon debitur yang dilakukan dengan
cara :
a. Melakukan verifikasi kebenaran KTP dan KK sebagai milik yang
bersangkutan
b. Melakukan verifikasi domisili dan status domisili (milik
sendiri/pihak III/sewa/lainnya)
c. Melakukan verifikasi fasilitas-fasilitas lain seperti telepon, listrik,
PBB dan lain-lain
d. Mengkonfirmasi keberadaan yang bersangkutan ke lingkungan
sekitarnya.
Kepastian adanya usaha dan kemungkinan berkembang yang dilakukan
dengan cara :
a. Memastikan kepemilikan usaha yang dimaksud
b. Memastikan usaha yang dilakukan sesuai dengan peruntukan kredit
yang dimohonkan
c. Menyakinkan usaha tersebut telah berjalan sesuai dengan
persyaratan
d. Menyakinkan bahwa usaha tersebut dapat berkembang dengan
fasilitas kredit. jika nantinya disetujui.
Kepastian adanya kemampuan pembayaran kredit yang dilakukan dengan cara
:
a. Memastikan usaha tersebut mendatangkan keuntungan yang cukup
untuk pembayaran kembali kredit
Universitas Sumatera Utara
39
b. Mempertimbangkan unsur-unsur yang membebani atau dapat
menjadi beban financial usaha, misalnya jumlah anak/tanggungan,
hutang-hutang, dan pola konsumsi
c. Memperkirakan cash flow usaha dan rumah tangga, misalnya dengan
tabungan sebagai indikator
d. Menyakinkan bahwa yang bersangkutan mampu dan mau untuk
membayar kembali kredit
e. Menyakinkan kemampuan penyelesaian pelunasan kredit jika
terdapat kondisi wanprestasi.
Terindefikasinya risiko kredit yang mengakibatkan gagal bayar atau pelunasan
kredit, antara lain :
a. Risiko operasional dan pengelolan usaha/produksi
b. Risiko pemasaran usaha/produksi
c. Risiko keuangan.
d. Risiko lainnya.
4. Tahapan Persetujuan Kredit
a. Berdasarkan nota analisa MKA dan hasil scoring maka MMM akan
menagambil keputusan kredit
b. Bila permohona kredit yang akan diputus melebihi kewenangannya
maka MMM meneruskan nota analisa kepada kewenangan yang lebih
tinggi
Universitas Sumatera Utara
40
c. Jika permohonan ditolak, maka MMM menugaskan MKS untuk membuat
Surat Penolakan Kredit (SPK) yang ditandatangani oleh MMM untuk
disampaikan pemohon (format surat penolakan kredit terlampir)
d. Jika permohonan disetujui, maka MMM menugaskan MKS untuk
membuat Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) yang ditandatangani
oleh MMM untuk disampaikan kepada calon debitur.
5. Administrasi Kredit
a. MMM mempersiapkan perjanjian kredit (PK) dan pengikatannya
(apabila dipersyaratkan)
b. Penandatanganan PK dilaksanakan antara MMM dengan calon debitur
c. Sebelum penandatanganan PK, calon debitur diminta untuk :
- Menunjukkan dan menyerahkan dokumen asli sesuai persyaratan
yang diminta
- Membayar biaya-biaya yang dipersyaratkan, misalnya : provisi,
biaya administrasi, premi asuransi dan sebagainya
6. Tahapan Pencairan Kredit dan Dokumentasi
a. Setelah PK ditandatangani oleh MMM dan calon debitur, selanjutnya
MKA melakukan compliance review kelengkpan dokumen kredit sebelum
melakukan input CIF di sistem eMAS
b. MKA melakukan input Aplikasi Kredit di sistem eMAS
c. MMM masuk ke menu pembentukan pinjaman, melakukan input nomor
aplikasi debitur, cek validitas dam melakukan approve aplikasi di sistem
eMAS
Universitas Sumatera Utara
41
d. MMM melakukan pembentukan rekening pinjaman di sistem eMAS
e. Cluster Manager melakukan aktivasi rekening pinjaman berdasarkan nota
MMM yang ditandatangani oleh MMM dan MKA
f. MMM membuat nota posting pemindahbukuan ke rekening pinjaman
telah di aktivasi oleh Cluster Manager dan proses posting dilakukan oleh
cabang
g. Debitur dapat melakukan penarikan dana dari rekening tabungannya
h. Dokumen kredit, anatara lain Nota Analisa (beserta dokumen pendukung),
copy SPKK dan PK di simpan dan dikelola oleh MMM di Mikro Banking
Unit (MBU)
i. Dokumen agunan dilakukan penyimpanan sebagai berikut :
- Mikro Banking Unit (MBU) berada satu kota dengan Mikro Banking
Cluster (MBC), dokumen agunan di simpan di Mikro Banking Cluster
(MBC), dengan berita acara serah terima dokumen agunan antara
MMM dengan Cluster Manager
- Mikro Banking Unit tidak satu kota dengan mikro banking cluster
namun satu kota dengan Hub/Comunity Branch, penyimpanan dokumen
agunan secara dual control antara MMM denangan Unit Credit
operation /Commnuty Branch
- Mikro Banking Unit tidak satu kota dengan mikro Banking Cluster
dan Hub/Comunity, penyimpanan agunan dilakukan secara dual control
antara MKA dan MMM.
Universitas Sumatera Utara
42
E. Bentuk Jaminan yang Disyaratkan
Sesuai dengan ketentuan undang-undang pokok perbankan Pasal 24,
ditegaskan bahwa apabila bank memberikan suatu fasilitas yang bersifat dana
kepada debitur harus discover dengan surat jaminan. Jaminan merupakan alat
terakhir dengan bank untuk mendapatkan pelunasan kewajiban debitur,
bilamana terjadi suatu kemacetan nantinya.
Dalam penilainan jaminan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah dan Nilainya
Jumlah dan nilai jaminan harus dapat menjamin kepentingan bank bila terjadi
sesuatu kemacetan kredit sehingga jaminan tersebut terpaksa dicairkan untuk
dikonversikan menjadi uang. Untuk itu Bank Mandiri memiliki ketentuan nilai
kecukupan jaminan sebagai berikut :
a. Minimal 75% dari total pinjaman dalam bentuk jaminan utama
b. Minimal 25% dari total pinjaman dalam bentuk jaminan penunjang
c. Minimal 25% dari total pinjaman dalam bentuk jaminan tambahan
d. Jaminan pelengkap tidak dapat diperhitungkan dalam perhitungan 125%
jaminannya.
Apabila debitur/grup debitur yang dijamin untungnya telah mencapai 100%
maka kecukupan jaminan dapat dianggap cukup atau telah memenuhi ketentuan
kecukupan jaminan.
Universitas Sumatera Utara
43
2. Status Kepemilikan
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, harus dengan jelas dapat diketahui
bahwa jaminan tersebut benar-benar milik pemohon kredit. Bila jaminan
bukan milik sipemohon kredit, harus ada surat kuasa disurat pernyataan dari
si pemilik kredit untuk bersedia harta miliknya dijaminkan oleh si pemohon
kredit kepada bank.
3. Daya Tahan dan Marketability
Jaminan kredit berupa barang sesuai dengan umur dan jenisnya berbeda-beda
dalam daya tahan dan marketability. Marketability adalah kekuatan barang
jaminan itu untuk dijual atau dipasarkan. Bila marketabilitinya lemah dan
daya tahannya sedikit, maka nilai marketabilitinya akan turun terus-menerus.
4. Cara-cara Peningkatan
Cara peningkatan barang jaminan sangat penting untuk diperhatikan oleh
pejabat-pejabat bank artinya peningkatan itu harus kuat dan benar-benar
dapat menjamin kepentingan bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
F. Kendala yang Dihadapi Dalam Pemberian Kredit
Nasabah yang memperoleh kredit dari bank tidak seharusnya dapat
mengembalikannya dengan baik tepat pada waktu yang diperjanjikan.
Pada kenyataannya selalu ada sebagian nasabah yang karena suatu sebab
tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank yang telah meminjamkannya.
Akibat nasabah tidak dapat membayar lunas hutangnya, maka menjadikan
perjalanan kredit terhenti atau macet.
Universitas Sumatera Utara
44
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet yang
berasal dari Nasabah yaitu :
1. Nasabah yang menyalah gunakan kredit yang diperolehnya
Setiap kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan pemakaiannya
sehingga nasabah harus menggunakan kredit sesuai dengan tujuannya
2. Nasabah kurang mampu mengelola usahanya
Hal ini dapat terjadi pada nasabah yang kurang menguasai bidang usahanya,
akibatnya usahanya yang dibiayai dengan kredit tidak dapat berjalan dengan baik
3. Nasabah beritikat tidak baik
Ada sebagian nasabah mungkin jumlahnya tidak banyak, yang sengaja
dengan segala daya upaya mendapatkan kredit, nasabah sejak awal tidak
berniat mengembalikan kredit, walaupun dengan resiko apapun.
Akibatnya terjadi kredit macet dapat dilihat dari kedua belah pihak, yaitu :
1. Bagi Nasabah
Nasabah harus menanggung beban kewajiban yang cukup berat terhadap
bank karena bunga tetap dihitung terus selama kredit belum dapat dilunasi
sehingga jumlah kewajiban nasabah semakin lama semakin bertambah besar
(hutang pokok ditambah hutang bunga ditambah denda keterlambatan).
Nasabah juga akan kehilangan jaminannya yang diagunkan karena nasabah
tidak dapat melunasi kreditnya dan nasabah juga akan terkena Black List ID
Bank Indonesia sehingga nasabah yang mengalami kredit macet ini tidak
dapat melakukan aplikasi kredit ke bank manapun sebelum dapat melunasi
kredit.
Universitas Sumatera Utara
45
2. Bagi Bank
Kredit macet bagi bank merupakan masalah serius, ada dua alasan yang dapat
dikemukakan yaitu :
Pertama : karena dana bank yang disalurkan dalam bentuk kredit berasal dari
masyarakat.
Kedua : kredit macet mengakibatkan bank kekurangan dana sehingga
mempengaruhi kegiatan usaha bank. Bank yang terganggu
kesehatannya akan sulit melayani permintaan nasabah, seperti
pemohon kredit, penarikan tabungan dan deposito dan lain-lain.
Penyelamatan Kredit Bermasalah
Di dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 23/12/BPPP tanggal
28 Februari 1991 dijumpai beberapa kebijaksanaan dalam penyelesaian kredit
bermasalah, yaitu :
a. Rescheduling (Penjadwalan Kembali)
Yaitu suatu upaya untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat
perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali/jangka
waktu kredit termasuk masa tenggang (grace periodic) termasuk perubahan
kredit.
b. Reconditioning (Persyaratan Kembali)
Yaitu melakukan perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian
yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran dan jangka
waktu kredit saja.
Universitas Sumatera Utara
46
c. Restructuring (Penataan Kembali)
Yaitu upaya berupa melakukan konversi, seluruh atau sebagian kredit.
Sedangkan masalah yang dihadapi oleh PT. Bank Mandiri, (Persero) Tbk
Cabang MBU USU Medan adalah dalam pemberian kredit kepada calon
nasabah dibagi atas dua yaitu :
1. Masalah Sebelum Pemberian Kredit
a. Dari pihak calon nasabah
Dalam pemberian kredit kepada calon nasabah bank selalu
berdasarkan asas prudential banking (azas kehati-hatian) karena kredit
yang disalurkan kepada calon nasabah haruslah nasabah yang able
yaitu calon-calon nasabah yang menurut penilaian bank menurut usaha
yang layak dibiayai, mempunyai prospek usaha yang baik dan usaha
tersebut mempunyai aspek legalitas usaha yang sah (badan hukum,
surat izin usaha lengkap).
Seperti akte pendirian untuk badan usaha/badan hukum,
Surat Izin Usaha Pelanggan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU),
Tanda Daftar Perusahan (TDP) atau izin-izin sesuai dengan bidang
usaha yang paling penting adalah NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Masalah-masalah dalam penyaluran kredit dari pihak calon nasabah
adalah karena tidak terpentingnya syarat-syarat yang disajikan di atas.
Misalnya pengusaha kecil, hampir 85% pengusaha kecil tidak memiliki
SIUP dan NPWP.
Universitas Sumatera Utara
47
b. Dari pihak Bank
Dewasa ini perkembangan pasar kredit mikro sangat berkembang
pesat. Hal ini disebabkan, persyaratan yang mudah, bunga yang
ringan dan lebih dikhususkan untuk pengusaha kecil dan menengah.
Persaingan yang semakin tinggi menyebabkan sulitnya mencari
nasabah yang bukan saja berasal dari bank lain tetapi persaingan
terhadap unit-unit PT. Bank Mandiri itu sendiri.
2. Masalah Setelah Pemberian Kredit
Menurut Bank Indonesia kredit bermasalah dikategorikan/
diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu :
a. Kredit kurang lancar
Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga artinya
bisa jumlah pokok pinjaman kredit itu sendiri, bunganya saja atau
kedua-duanya selama lebih dari 90 hari sampai dengan 180 hari.
b. Kredit diragukan
Yaitu jika ada penunggakan pokok pinajaman atau bunga selama lebih
dari 180 hari sampai dengan 270 hari.
c. Kredit macet
Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga lebih dari
270 hari.
Universitas Sumatera Utara
48
G. Penanganan Kredit yang Bermasalah
Sesuai dengan arti kredit macet, dapat digambarkan bahwa nasabah
sudah sulit diharapkan untuk dapat memenuhi kewajibannya dengan suka rela
sebagaimana yang diperjanjikan. Di pihak lain bank tidak mempunyai upaya untuk
dapat memaksa langsung kepada nasabah tersebut untuk melunasi hutangnya.
Oleh karena itu jalan keluar untuk menyelesaikan kredit macet,
bank harus menyerahkan pengurusannya pada pihak ketiga. Di Indonesia
dikenal ada tiga lembaga yang dibebani tugas untuk menyelesaikan kredit macet
yaitu Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara (BUPLN), melalui proses legitasi
pengadilan melalui arbitrase atau pelelangan.
1. Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara (BUPLN)
Yaitu bagi kredit macet yang menyangkut bank milik negara. Biasanya kredit
yang telah macet dan telah diupayakan penagihannya/penyelesaiannya
secara kekeluargaan, tetapi tidak berhasil, maka bank akan menyerahkan
penyelesaiannya melalui BUPLN untuk selanjutnya akan melakukan
pelelangan/penjualan barang jaminan. Barang jaminan tidak selamanya dilakukan
dengan bantuan BUPLN. Sebab bila bank memperoleh “kuasa menjual”
maka bank tersebut dapat menjual barang jaminan secara bawah tangan.
2. Melalui proses legitasi pengadilan
Apabila suatu kredit macet maka penyelesaiannya dapat dilakukan melalui
pengadilan. Proses legitasi merupakan langkah baik yang sengaja dilakukan
bank apabila debitur menunjukkan iktikad tidak baik yang sengaja
menyembunyikan harta benda.
Universitas Sumatera Utara
49
3. Melalui arbitrase atau pewasitan
Penyelesaian kredit macet melalui BUPLN maupun melalui pengadilan
dipandang kurang menguntungkan karena waktu yang diperlukan relatif lama
dan jumlah uang yang bisa ditarik juga sangat kecil. Oleh karena itu kalangan
perbankan dan pakar hukum mencoba menawarkan penggunaan lembaga
“arbitase” untuk penyelesaian kredit macet. Karena penyelesaian melalui
arbitase jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan penyelesaian melalui
BUPLN atau melalui pengadilan.
Untuk memperkecil kerugian terhadap kredit yang bermasalah diupayakan
penanganannya dengan segera. Upaya-upaya yang dilakukan PT. Bank Mandiri,
(Persero) Tbk Cabang MBU USU terhadap kredit macet atau bermasalah adalah
sebagai berikut :
1. Restrukturisasi (Penyelamatan Kredit)
Yaitu penyelesaian agar kredit lancar kembali baik dengan perubahan jadwal
angsuran, perubahan syarat kredit, pemberian keringanan dan lain-lain.
Penyelesaian kredit hanya dapat dilakukan terhadap nasabah yang mempunyai
itikad baik dan usahanya masih mempunyai prospek yang bagus di masa yang
akan datang.
2. Penyelesaian Kredit.
Untuk nasabah yang tidak memenuhi kriteria tersebut penanganan yang akan
dilakukan oleh bank adalah penyelesaian kredit baik secara damai maupun
melalui jalur hukum.
Universitas Sumatera Utara
50
a. Secara Damai
Sebelum melakukan lelang kepada pihak ke tiga PT. Bank Mandiri
melakukan penagihan (collection kepada nasabah). Perlakuan penagihan
kredit nasabah kredit dilakukan sesuai segmen mikro yang berlaku pada
Bank Mandiri adalah sebagai berikut :
1) Kolektibilitas I
Perlakuan penagihan adalah sesuai yang tertera pada Perjanjian Kredit
(PK).
2) Kolektibilitas II
a. Keterlambatan DD + 14
- Ditagih melalui kontak telefon atau kunjungan langsung
oleh MKS.
- Jika pada hari ke 14 debitur belum dapat memenuhi
kewajibannya, maka diberikan surat pemberitahuan.
b. Keterlambatan DD + 15 s/d 29 Hari
- Ditagih melalui kontak telepon atau kunjungan langsung
oleh MKS.
- Jika pada hari ke 29 debitur belum dapat memenuhi
kewajibannya, maka diberikan Surat Peringatan 1.
c. Keterlambatan DD + 30 s/d 44 Hari
- Ditagih melalui kontak telepon atau kunjungan langsung
oleh MKS.
- Jika pada hari ke 44 debitur belum dapat memenuhi
kewajibannya, maka diberikan surat peringatan ke 2.
Universitas Sumatera Utara
51
d. Keterlambatan DD + 45 s/d 59 Hari
- Ditagih melalui kontak telepon atau kunjungan langsung
oleh MKS.
- Jika pada hari ke 59 debitur belum dapat memenuhi
kewajibannya, maka diberikan surat peringatan ke 3.
e. Keterlambatan DD + 60 s/d 90
- MMM melakukan negosiasi dengan debitur untuk mencari
solusi penyelesaian kredit.
- Dalam hal ini debitur tidak menunjukkan itikad baik dalam
menyelesaikan kewajiban pelunasan kredit atau usaha debitur
mengalami penurunan yang dikhawatirkan akan melakukan
pelunasan kredit, maka Mikro Banking Unit dapat membantu
debitur untuk melakukan penjualan asset yang menjadi
agunan kredit.
3) Kolektibilitas a,b,c dilakukan titip tagih ke Consumer Collection
Group.
4) Fasilitas kredit dihapusbukukan (write off) selambat-lambatnya 6 bulan
setelah kredit setelah kredit dinyatakan macet dengan persetujuan dari
kantor pusat. Prosedur penghapusbukuan dilakukan sesuai ketentuan
yang berlaku di Bank Mandiri.
Universitas Sumatera Utara
52
b. Secara Hukum
Apabila penagihan oleh pihak bank tidak berhasil maka dilakukan
penyererahan penagihan kepada Badan Usah Piutang dan Lelang Negara
(BPUPLN).
Universitas Sumatera Utara