53
BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA A. Sejarah Pasar Modal Indonesia Dalam pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui penerimaan pajak dan penerimaan lainnya. 27 27 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, cet 2 (Bandung: Alumni Bandung, 2007), Hal. 1. Kadang kala pemenuhan kebutuhan ini dapat diperoleh dari bantuan luar negeri. Seperti halnya negara-negara berkembang lainnya, Indonesia sering kali memperoleh pinjaman luar negeri untuk mendukung pembangunan nasional. Namun bagi pemerintah pinjaman luar negeri bukan merupakan cara yang strategis untuk pembangunan, potensi dana masyarakat Indonesia harus bisa dioptimalkan untuk digunakan. Untuk itu, dibentuk pasar modal yang dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat pemerintah amat berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar modal, karena berpotensi untuk penghimpunan dana secara masif, Universitas Sumatera Utara

BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

BAB II

SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

A. Sejarah Pasar Modal Indonesia

Dalam pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan

pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan

pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar.

Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui

penerimaan pajak dan penerimaan lainnya. 27

27 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, cet 2 (Bandung: Alumni Bandung, 2007), Hal. 1.

Kadang kala pemenuhan

kebutuhan ini dapat diperoleh dari bantuan luar negeri. Seperti halnya

negara-negara berkembang lainnya, Indonesia sering kali memperoleh

pinjaman luar negeri untuk mendukung pembangunan nasional. Namun

bagi pemerintah pinjaman luar negeri bukan merupakan cara yang

strategis untuk pembangunan, potensi dana masyarakat Indonesia harus

bisa dioptimalkan untuk digunakan. Untuk itu, dibentuk pasar modal yang

dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat

pemerintah amat berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar

modal, karena berpotensi untuk penghimpunan dana secara masif,

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbesar volume kegiatan

pembangunan.28

Dalam era globalisasi, setiap negara harus tunduk pada peraturan

ekonomi regional dan organisasi ekonomi dunia serta tidak bebas lagi

atau terlarang menentukan aturan main yang bertentangan atau yang tidak

sesuai dengan aturan internasioanl yang telah disepakati. Misalnya,

dengan WTO, suatu negara terikat oleh hukum internasional dan tidak

mungkin lagi membuat perundangan sendiri yang bertentangan dengan

hukum internasional walaupun untuk tujuan yang baik, yaitu mengatur

kepentingan negara sendiri oleh karena hal tersebut merupakan

pelanggaran terhadap hukum internasional yang akan menghapai

hukuman internasional yang serius. Alasan seperti inilah yang mendorong

setiap negara akan berusaha melakukan efisiensi atau menghilangkan

ekonomi biaya tinggi agar dapat bersaing ataupun melakukan merger,

konsolidasi, akuisisi, aliansi, dan kerajsama bilateral antarperusahaan

dalam bentuk apa pun agar dapat menang dalam persaingan. Salah satu

cara untuk menekan biaya tinggi adalah menggiring perusahaan swasta

masuk ke pasar modal agar struktur modal perusahaan menjadi lebih baik,

lebih efisien, dan lebih terkendali oleh masyrakat, serta privatisasi Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menghapuskan beban berat yang

ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),

karena kebanyakan BUMN menderita kerugian yang disebabkan oleh

28 M. Irsan Nasrudin, dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, cet 5 (Jakarta: Kencana, 2008), Hal. 1.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

salah urus.29 Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan struktur

permodalan adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka

panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan.30

Untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan globalisasi

ekonomi dan pembangunan nasional secara bersamaan, pasar modal

sebagai salah satu alternatif pembiayaan pembangunan, harus dapat

memfasilitasi perkembangan ekonomi pasar.

31 Sistem ekonomi pasar di

Indonesia dianggap hanya memakmurkan sebagian kecil golongan

masyarakat. Di banyak negara tetangga, sistem ekonomi pasar berhasil

memakmurkan sebagian besar rakyatnya, sehingga banyak negara yang

sebelumnya beralih ke sistem ekonomi pasar sejak tahun 1988.32 Negara

yang menganut paham sosialis pun, seperti RRC, dalam kehidupan

perekonomiannya sudah mengarah kepada praktik yang umum terdapat di

negara kapitalis.33

29 Mohammad Samsul, op. cit., Hal. 3 30 Jusuf Anwar, op.cit., Hal. 3. 31 Ibid, Hal. 2. 32 Mohammad Samsul, op.cit., Hal. 4. 33 Jusuf Anwar, op.cit. Hal. 3.

Hal ini berarti kegagalan di Indonesia dapat

disebabkan oleh unsur manusianya yang tidak beres, pengelolaan negara

yang salah urus, atau subsistem ekonomi yang tidak komplit, dan bukan

kesalahan sistem ekonomi pasar itu sendiri. Mengingat pentingnya pasar

modal bagi pembangunan nasional, pemerintah hendaknya melalui

Bapepam mengatur pasar modal Indonesia dengan baik sehingga dapat

bermanfaat bagi kehidupan bangsa dan negara.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi

dalam beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada

hal-hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat

dai sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik

dan keamanan. Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut :34

1. Periode Permulaan (1878-1912)

2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)

3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)

4. Periode Kebangkitan (1952-1977)

5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)

6. Periode Deregulasi (1987-1995)

7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)

8. Periode Menyonsong Independensi Bapepam

Untuk lebih jelas perkembangan dinamika pasar modal Indonesia

akan ditinjau pada masing-masing periode : 35

1. Periode Permulaan (1878-1992)

Di Indonesia, kegiatan transaksi saham dan obligasi dimulai pada

abad ke -19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan Vereniging

voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah

berlangsung sejak 1880. Berhubung bursa belum dikenal, maka

34 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal. 62. 35 Ibid, Hal, 62.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

perdagangan saham dan obligasi dilakukan tanpa organisasi resmi

sehingga catatan resmi tentang transaksi tersebut tidak lengkap.36

Menurut perkiraan, bahwa yang diperjualbelikan waktu itu adalah

saham atau obligasi yang listing di bursa Amsterdam yang dimiliki oleh

investor yang ada di Batavia, Surabaya, dan Semarang.

37 Dengan

demikian, karena belum ada bursa resmi, dapat dikatakan bahwa periode

ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal Indonesia.38

2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)

Perkembangan transaksi efek semakin meningkat, tetapi bursa

yang resmi belum ada. Akhirnya, pada tanggal 14 Desember 1912,

Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia. Bursa

ini merupakan bursa tertua keempat di Asia, setelah Bombay, Hongkong

dan Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel,

memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda

yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah

(propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan

Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta

efek perusahaan Belanda lainnya.39

36 Winarto, Jaso, ed., Pasar Modal Indonesia : Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ, (Jakarta: Sinar Harapan, 1997), Hal. 4.

37 Ibid, Hal. 5. 38 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 63.

Pada saat awal terdapat 13 anggota

bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman &

Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman;

39 http://www.kabarindonesia.com/berita/Perkembangan Pasar Modal Indonesia.htm., diakses tanggal 2 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden;

Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa.

Cruyff dan Fa. Gebroeders.40 Setelah berdirinya Bursa Efek Batavia,

maka periode ini pada tanggal 11 Januari 1925 terbentuk Bursa Efek

Surabaya. Pada tanggal 1 Agustus 1925 terbentuk Bursa Efek

Semarang.41

3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)

Perkembangan perdagangan efek pada periode ini berlangsung

marak, namun tidak bertahan lama karena dihadapkan pada resesi

ekonomi pada tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Pada

saat PD II, bursa efek di negeri Belanda tidak aktif karena sebagian

saham-saham milik orang Belanda dirampas oleh Jerman. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap bursa efek di Indonesia. Keadaaan makin

memburuk dan tidak memungkinkan lagi Bursa Efek Jakarta untuk

beroperasi, sehingga pada tanggal 10 Mei 1940, Bursa Efek Jakarta resmi

ditutup. Bursa Efek Surabaya dan Semarang telah lebih dulu ditutup.42

Setelah tujuh bulan ditutup, pada tanggal 23 Desember 1940

Bursa Efek Jakarta kembali diaktifkan, karena selama PD II Bursa Efek

Paris tetap berjalan, demikian pula halnya dengan Bursa Efek London

yang hanya ditutup beberapa hari saja. Akan tetapi, aktifnya Bursa Efek

40http://www.bapepam.go.id/old/profil/sejarah.htm., diakses tanggal 2 September 2010

41 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 64. 42 Ibid, Hal. 65.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Jakarta tidak berlangsung lama, karena Jepang masuk ke Indonesia pada

tahun 1942, Bursa Efek Jakarta kembali ditutup.43

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia dikumandangkan ke seluruh pelosok negeri, tetapi keadaan

ekonomi begitu buruk. Republik Indonesia yang baru merdeka berada

dalam kondisi keuangan yang amat memprihatinkan, sementara di sisi

lain, operasionalisasi pemerintahan tidak dapat ditunda. Kesulitan itu

masih ditambah dengan persoalan moneter. Di tengah-tengah masyarakat

beredar tiga jenis mata uang yaitu, mata uang Republik, mata uang

penjajahan Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.

44 Supaya roda

pemerintahan dapat berjalan, pemerintah RI meminta persetujuan Badan

Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) untuk melakukan

pencarian pinjaman nasional. Dengan Undang-Undang No. 4 Tahun

1946, pinjaman dari masyarakat mulai dihimpun.45

Berdasarkan alasan itu, pada tahun 1947 pemerintah berencana

untuk membuka kembali Bursa Efek Jakarta. Akan tetapi, rencana ini

tertunda karena terhambat oleh situasi ekonomi yang memburuk. Sejak

penyerahan kedaulatan kepada pemerintah RI oleh pemerintah Belanda

pada tahun 1949, beban utang luar negeri dan dalam negeri kian

membengkak sehingga menyebabkan defisit yang sangat besar.

46

43 Ibid. 44 Winarto, op.cit., Hal. 11. 45 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 66. 46 Winarto, op.cit., Hal. 12.

Keadaan tersebut membuat pemerintah Indonesia memprioritaskan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

pembukaan kembali Bursa Efek Jakarta dalam program kerjanya, agar

masyarakat tidak dirugikan. Untuk menunjang maksud itu, pemerintah

Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Darurat No 13. Tahun 1953

yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang No. 15 Tahun 1952

yang mengatur tentang Bursa Efek. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan

Menteri Keuangan No. 289737/UU tanggal 1 November 1951

penyelenggaraan bursa diserahkan kepada Perserikatan Uang dan Efek-

efek (PPUE). Bank Indonesia (BI) ditunjuk sebagai penasihat dan

selanjutnya dipilih pengurus.47

4. Periode Kebangkitan (1952-1976)

Tanggal 3 Juni 1952 seperti yang telah diputuskan oleh rapat

umum PPUE, Bursa Efek Jakarta kembali dibuka secara resmi oleh

Menteri Keuangan, Sumitro Djojohadikusumo.48 Selanjutnya, pada

tanggal 26 September 1952 merupakan salah satu tonggak sejarah pasar

modal Indonesia, ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang

Darurat yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Bursa.49

Memasuki tahun 1958 keadaan perdagangan efek menjadi lesu karena

beberapa hal : 50

1. Banyaknya warga Belanda yang meninggalkan Indonesia.

47 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 66-67. 48 Ibid, Hal. 67 49 Ibid, Hal. 68 50 Marzuki Usman, et.al., ABC Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: LPPI/ IBI,

1994), Hal. 187.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

2. Adanya nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda oleh pemerintah

RI sesuai dengan Undang-Undang No. 86 Tahun 1958 tentang

Nasionalisasi.

3. Tahun 1960 Badan Nasionalisasi Persuahaan Belanda (BANAS)

melakukan larangan memperdagangkan efek-efek yang diterbitkan

oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia termasuk

efek-efek dengan nilai mata uang Belanda (Nf).

Kemudian kondisi ini diperparah dengan adanya sengketa Irian

Barat dengan Belanda (1962) dan tingginya inflasi menjelang akhir

pemerintahan Orde Lama (1966) yang mencapai 650%. Keadaan itu

mengguncangkan sendi perekonomian dan kepercayaan masyarakat

menjadi berkurang terhadap pasar modal. Akibatnya, Bursa Efek Jakarta

ditutup dengan sendirinya. Kondisi ini berlangsung sampai tahun 1977.51

5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)

Pasar modal tidak menjalankan aktivitasnya sampai tahun 1977.

Penutupan pasar modal Indonesia tersebut tidak lepas dari orientasi

politik pemerintah Orde Lama yang menolak modal asing dalam

kebijakan nasionalisasi. Setelah pemerintahan berganti kepada

Pemerintahan Orde Baru, kebijakan politik dan ekonomi Indonesia tidak

lagi konfrontatif dengan dunia Barat. Pemerintahan Orde Baru segera

mencanangkan pembangunan ekonomi secara sistematis dengan pola

target lima tahunan. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Barat

51 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 68.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

untuk membangun. Pertumbuhan mulai, perekonomian bergerak.

Pemerintah pun berencana mengaktifkan kembali pasar modal. 52

Dengan surat keputusan direksi BI No. 4/16 Kep-Dir tanggal 26

Juli 1968, di BI di bentuk tim persiapan (PU) Pasar Uang dan (PM) Pasar

Modal. Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari pasar modal di

Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952, tetapi

karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang pasar modal,

maka pertumbuhan Bursa Efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976

mengalami kemunduran. Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan

baik, maka dengan surat keputusan Kep-Menkeu No. Kep-

25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun

1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) dan PT

Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan yang

diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Dengan terbentuknya Bapepam,

maka terlihat kesungguhan dan intensitas untuk membentuk kembali

pasar uang dan pasar modal. Selain sebagai pembantu Menteri Keuangan,

Bapepam juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan

pengelola bursa efek.

53Akhirnya, pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden

Soeharto meresmikan pasar modal di zaman Orde Baru. 54

52 Ibid., Hal. 68-69

53 http://www.bapepam.go.id/old/profil/sejarah_orba.htm., diakses tanggal 5 September 2010

54 Ibid, Hal 70.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Namun demikian, pengaktifan kembali pasar modal, tidak

menyebabkan kegiatan di bidang pasar modal menjadi marak. Yang

terjadi, justru munculnya sejumlah kendala di dalam kegiatan di bidang

pasar modal. Perjalanan pasar modal Indonesia ternyata masih

menentukan waktu dan proses yang cukup panjang untuk mencapai pasar

modal yang maju dan modern. Berdasarkan catatan paling tidak ada lima

persyaratan yang menghambat minat para pemilik perusahaan untuk

masuk ke pasar modal, yaitu :55

1. Persyaratan laba minimum sebesar 10 % dari modal sendiri bagi

perusahaan yang ingin go public. Keuntungan itu harus diperoleh

perusahaan selama dua tahun sebelum melakukan penawaran umum

kepada masyarakat. Tentunya, persyaratan ini memberatkan

perusahaan yang ingin go public.

2. Investor asing tidak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi

dalam pemilikan saham perusahaan yang ditawarkan di pasar modal

Indonesia. Padahal, kalau melihat kondisi bangsa Indonesia yang saat

itu berpendapatan pada kisaran US$ 1,000 per kapita, potensi investor

asing lebih besar. Akibatnya, jumlah investor tidak berkembang dan

volume serta nilai transaksi boleh dikatakan tidak beranjak maju.

3. Adanya batasan maksimum fluktuasi harga saham sebesar 4 % dari

harga awal saham dalam setiap hari perdagangan di bursa. Batasan ini

menjadikan pasar modal kita kurang menarik. Padahal kalau kita

55 I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, (Jakarta: Yayasan Sad Satria Bakti, 2000). Hal. 7.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

cermati bursa-bursa di dunia, dinamikanya begitu tajam dan cepat.

Dengan demikian, harga saham yang terbentuk bukan karena

mekanisme pasar, karena ada batas pagu (plafond) fluktuasi harga

saham.

4. Tidak adanya perlakuan yang sama untuk pajak atas penghasilan dari

bunga deposito dan dividen. Akibatnya, menanamkan uang dalam

bentuk deposito jauh lebih menarik ketimbang berinvestasi di pasar

modal.

5. Belum dibukanya kesempatan bagi perusahaan untuk mencatatkan

seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di bursa.

6. Periode Deregulasi (1987-1995)

Hambatan-hambatan yang merintangi perkembangan pasar modal

telah disadari pemerintah. Pemerintah melakukan perombakan peraturan

yang nyata-nyata menghambat minat perusahaan untuk masuk pasar

modal dan investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Indonesia.56 Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan

berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal,

yaitu :57

1. Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987)

Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi

saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut

56 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 71. 57 http://www.bapepam.go.id/old/profil/sejarah_orba.htm, diakses tanggal 8

September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka

pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal

49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi

harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai

pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki

bursa efek.

2. Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 88)

Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai dampak

terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang

ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas

bunga deposito.

Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar

modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah

memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor

pasar modal.

3. Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes 88)

Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada

pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk

menyelenggarakan bursa.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Deregulasi pada intinya adalah melakukan penyederhanaan dan

merangsang minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan

kemudahan-kemudahan bagi investor.58

Jika selama masa 1984-1988 tidak satu pun perusahaan yang go

public, tahun 1999 sejak deregulasi dilancarkan, pasar modal Indonesia

benar-benar booming. Selama tahun 1989 terdapat 37 perusahaan go

public dan sahamnya tercatat (listed) di BEJ. Sedemikian banyaknya

perusahaan-perusahaan yang mencari dana lewat pasar modal, sehingga

pada masa itu masyarakat luas pun berduyun-duyun untuk menjadi

investor. Pasar modal mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan

yang menggembirakan ini terus berlanjut dengan swastanisasi bursa.

59

1. 16 Juni 1989, berdiri PT Bursa Efek Surabaya (BES).

2. 2 April 1991, berdiri Bursa Paralel Indonesia (BPI).

3. 13 Juli 1992, berdiri PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang

menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa.

4. 22 Juli 1995, penggabungan Bursa Paralel dengan PT BES.

7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)

Dampak postitif dari kebijakan deregulasi telah menebalkan

kepercayaan investor dan perusahaan terhadap pasar modal Indonesia.

Puncak kepercayaan itu ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku efektif sejak tanggal 1

58 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 71. 59 Ibid., Hal. 73.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Januari 1996. Undang-undang ini dapat dikatakan sebagai undang-undang

yang cukup komprehensif, karena mengacu pada aturan-aturan yang

berlaku secara internasional.60

Undang-undang ini dilengkapi dengan PP No. 45 Tahun 1995 tentang

Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal dan PP No. 46 Tahun

1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. Kemudian

ada beberapa keputusan menteri dan seperangkat peraturan yang

dikeluarkan oleh Bapepam yang jumlahnya lebih dari 150 buah

peraturan.

61

Salah satu hal yang perlu dicermati dalam Undang-Undang Pasar

Modal adalah diberikannya kewenangan yang cukup besar dan luas

kepada Bapepam selaku badan pengawas. Undang-undang ini dengan

tegas mengamanatkan kepada Bapepam untuk melakukan penyelidikan,

pemeriksaan, dan penyidikan terhadap kejahatan yang terjadi di bidang

pasar modal. Selain itu, Bapepam merupakan Self Regulation

Organization (SRO) yang menjadikan Bapepam mudah untuk bergerak

dan menegakkan hukum, sehingga menjamin kepastian hukum.

62

8. Periode Menyongsong Independensi Bapepam

Menurut UUPM, Bapepam bertugas untuk mencipatakan pasar

modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan

pemodal dan masyarakat. Bapepam mempunyai 17 kewenangan yang

60 Ibid. 61 Ibid. 62 Ibid, Hal. 73-74.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

diberikan UUPM yang secara sederhana dikategorikan ke dalam tiga

macam, yaitu kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan

pengawasan. Untuk mengekefktifkan independensi Bapepam menjadi

suatu hal yang amat penting untuk menegakkan hukum secara konsisten,

imparsial, dan adil. Posisi struktural Bapepam sebagai badan yang berada

di bawah Departemen Keuangan menjadi titik perhatian.63

Saat ini posisi struktural Bapepam membuka peluang pihak-pihak

lain untuk melakukan intervensi demi kepentingan lain di luar soal

penegakan hukum yang konsisten, tegas, adil dan imparsial.

64 Dengan

demikian kinerja dan wibawa Bapepam akan lebih terjaga lagi. Persiapan

menuju independensi Bapepam harus segera dilaksanakan, karena dasar

hukum untuk mengimplementasikannya sudah ada, yaitu :65

a. Amanat GBHN (1999-2004) Bab IV huruf b angka 8.

Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, efisien, dan

meningkatkan penerapan peraturan perundang-undangan yang sesuai

dengan standar internasional yang diawasi oleh lembaga independen.

b. UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Penjelasan Pasal

34.

Lembaga pengawasan jasa keuangan yang akan dibentuk melakukan

pengawasan terhadap bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa

keuangan lainnya, yaitu asuransi, dana pensiun, sekuritas, perusahaan

pembiayaan, dan badan-badan lain yang menyelenggarakan

63 Ibid, Hal. 74-75. 64 Ibid, Hal. 75. 65 Ibid, Hal. 75-76

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

pengelolaan dana masyarakat. Lembaga ini bersifat independen dalam

menjalankan tugasnya, kedudukannya berada di luar kendali

pemerintah serta berkewajiban menyampaikan laporan kepada BPK

dan DPR.

c. Amandemen UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah

diselesaikan oleh Panitia Khusus DPR RI. Hasil amandemen tersebut

menyatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus sudah

terbentuk selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2010.

Perkembangan terbaru berkaitan dengan independensi Bapepam

yaitu mengenai pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti yang

tersebut dalam poin huruf c di atas. UU No. 23 Tahun 1999 dan kemudian

disempurnakan melalui UU No. 3 Tahun 2004 yang mengamanatkan

fungsi pengawasan perbankan dan keuangan lainnya akan dialihkan ke

Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) independen atau sering

disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai dengan UU Nomor

3 Tahun 2004, OJK harus terbentuk selambat-lambatnya 31 Desember

2010 sebagai lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan,

baik bank maupun bukan bank, seperti perusahaan sekuritas, anjak

piutang, sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan pembiayaan, reksa

dana, asuransi, dan dana pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan

mengumpulkan dana masyarakat.66

66

http://adpi.or.id/news/Otoritas-jasa-keuangan, diakses tanggal 12 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Salah satu embrio OJK adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang sekarang masih di bawah

Kementerian Keuangan. Dengan adanya OJK maka Bapepam-LK akan

lepas dari Kementerian Keuangan. Ide pembentukan OJK berasal dari

pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis keuangan. Alhasil,

setelah munculnya krisis keuangan global dan ditambah dengan isu panas

Bank Century maka pembentukan OJK semakin ramai dibicarakan.

Bahkan UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia mengamanatkan

bahwa sebelum 31 Desember 2010, OJK sudah harus terbentuk.67

B. Pengembangan Pasar Modal Indonesia

Oleh

karena OJK merupakan hal yang baru dan berkembang dalam pasar

modal Indonesia maka pembahasan mengenai OJK ini akan dibahas pada

bagian selanjutnya yaitu Bab II bagian b mengenai Pengembangan Pasar

Modal Indonesia.

1. Pasar Modal Syariah

Perkembangan pasar modal di negara-negara maju, termasuk di

negara-negara muslim sekalipun, kiranya menarik untuk dicermati lebih

lanjut. Hal demikian menjadi keharusan, selain terkait dengan semakin

membesarnya peran pasar modal di dalam memobilisasi dana ke sektor

riil, juga disebabkan adanya tuntutan bahwa sekuritas yang

67http://shiningsiko.multiply.com/journal/item/5/Dilema_Terlupakan_dari_Pembentukan_Otoritas_Jasa_Keuangan, diakses tanggal 14 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

diperdagangkan harus selaras dengan syariat Islam.68 Hal demikian

sependapat dengan hipotesa Fauzi bahwa masyarakat yang semakin

terdidik akan semakin tidak suka menanamkan dana mereka di bank

komersial karena bank komersial memberikan return yang relatif kecil,

meskipun risikonya juga relatif kecil. Tetapi, justru di situlah masalahnya,

masyarakat yang semakin paham akan pasar keuangan, semakin mengerti

akan penilaian dan pengendalian risiko investasi, serta akan semakin

berani memasuki area yang akan lebih beresiko. 69

Dalam konteks investasi syariah di pasar modal, pemahaman akan

pengendalian risiko dan return saja tidak cukup, hal lain yang tak kalah

penting untuk dipahami adalah pengenalan akan sekuritas-sekuritas mana

yang selaras dengan syariah Islam.

70

68 Adrian Sutedi, op. cit., Hal. 60. 69 Iggie H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal : Menggagas Konsep

dan Praktik Manajemen Portofolio Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), Hal. 15.

70 Adrian Sutedi, op.cit., Hal.60.

Pada industri pasar modal, prinsip

syariah telah diterapkan pada instrumen obligasi, saham dan fund (reksa

dana). Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk

menginmplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah

Jordan dan Pakistan, dan kedua negara tersebut telah menyusun dasar

hukum penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya, pada tahun 1978,

pemerintah Jordan telah mengizinkan Jordan Islamic Bank untuk

menerbitkan muqaradah bond act pada tahun 1981. Sementara

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

pemerintah Pakistan, baru pada tahun 1980 menerbitkan The Madarabas

Company dan Madarabas Ordinance.71

Obligasi syariah di dunia internasional dikenal dengan istilah

sukuk. Sukuk berasal dari bahasa Arab “sak” (tunggal) dan “sukuk”

(jamak), yang memiliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Dalam

pemahaman praktisnya, sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan.

Sebuah sukuk mewakili kepentingan, baik penuh maupun proporsional

dalam sebuah atau sekumpulan aset.

72

Berbeda dengan konsep obligasi konvensional selama ini, yakni

obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan

bunga, obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan

prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi

syariah berupa bagi hasil/ margin/ fee serta membayar kembali dana

obligasi pada saat jatuh tempo.

73

Untuk investor muslim, Achsien berpendapat, investasi pada

saham (equity investment) memang sudah semestinya menjadi preferensi

untuk menggantikan investasi pada interest yielding bonds atau sertifikat

deposito, walaupun jika kemudian dinyatakan dalam fikih klasik bahwa

ekuitas, dalam hal ini saham tidak bisa dipersamakan dengan instrumen

keuangan Islam, seperti kontrak mudharabah. Saham dapat

diperdagangkan kapan saja di pasar sekunder, tanpa memerlukan

71 Ibid, Hal. 58. 72 Cecep Makanul Hakim, Obligasi Syariah di Indonesia : Kendala dan Prospek, dikutip

dari Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal , (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2009), Hal. 58. 73 Adrian Sutedi, op.cit., Hal.58.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

persetujuan dari perusahaan yang mengeluarkan saham, sementara

mudharabah ditetapkan berdasarkan persetujuan rab al mal (investor) dan

perusahaan sebagai mudharib untuk suatu periode tertentu. Karena

batasan periode kontrak yang mengikat tersebut, yang kemudian

menjadikan mudharabah sering kali dianggap tidak likuid. Sementara

saham, memungkinkan untuk dijual kapan saja sehingga sudah pasti lebih

likuid dan lebih atraktif, meskipun kemudian terjadi modifikasi untuk

membuat kontrak keuangan Islam menjadi likuid74

Tidak semua saham yang terdaftar di pasar modal memenuhi

prinsip-prinsip syariah. Untuk itulah, Bursa Efek Jakarta yang saat ini

namanya Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Danareksa

Investment Management mengembangkan suatu indeks untuk me-listing

saham-saham mana saja yang layak dianggap memenuhi prinsip-prinsip

syariah, indeks ini disebut juga Jakarta Islamic Index (JII). Saham-saham

yang masuk dalam indeks ini adalah saham yang kegiatan emitennya

tidak bertentangan dengan syariah, misalnya:

.

75

1. usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

terlarang;

2. usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan

dan asuransi konvensional;

3. usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram;

74 Ibid, Hal. 59. 75 Ibid, Hal. 60.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

4. usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan

pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme

transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan

nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang

harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum, konsep

pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus

berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi

kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham

dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.76

Spekulasi dilarang bukan karena ketidakpastian yang ada di

hadapannya, melainkan tujuan/ niat dan cara orang mempergunakan

ketidakpastian tersebut. Manakala seseorang meninggalkan sense of

responsibility dan rule of law-nya untuk memperoleh keuntungan semata

dari adanya ketidakpastian, itulah yang dilarang dalam konsep gharar dan

maysir dalam Islam. Al gharar dan maysir sendiri adalah konsep yang

sangat berkaitan dengan mudharat, negative result, atau bahaya

(hazard).

77

76 Ibid, Hal. 63. 77 http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/ekonomi-syariah/1156-pasar-

modal-syariah,diakses tanggal 21 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Di pasar modal, larangan syariah di atas mesti diimplementasikan

dalam bentuk aturan main yang mencegah praktek spekulasi, riba, gharar

dan maysir. Salah satunya adalah dengan menetapkan minimum holding

period atau jangka waktu memegang saham minimum. Dengan aturan ini,

saham tidak bisa diperjualkan setiap saat, sehingga meredam motivasi

mencari untung dari pergerakan harga saham semata. Pembatasan itu

memang meredam spekulasi, akan tetapi juga membuat investasi di pasar

modal menjadi tidak likuid. Padahal bukan tidak mungkin seorang

investor yang rasional betul-betul membutuhkan likuiditas mendadak

sehingga harus mencairkan saham yang dipegangnya, sedangkan ia

terhalang karena belum lewat masa minimum holding period-nya.

Metwally, seorang pakar ekonomi Islam dan modelling economics

mengusulkan minimum holding period setidaknya satu pekan. Selain itu

Ia juga memandang perlu adanya celling price berdasarkan nilai pasar

perusahaan. Lebih lanjut Akram Khan melengkapi, untuk mencegah

spekulasi di pasar modal maka jual beli saham harus diikuti dengan serah

terima bukti kepemilikan fisik saham yang diperjualbelikan.78

Mengenai kekhawatiran bahwa penjualan saham di tengah masa

usaha, akan menimbulkan kemungkinan gharar, seperti halnya jual beli

ikan di dalam laut dapat diatasi dengan praktek akuntasi modern dan

adanya kewajiban disclosure laporan keuangan kepada pemilik saham.

Dengan berbagai model penilaian modern saat ini, investor dan pasar

78 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

secara luas akan dapat memiliki pengetahuan tentang nilai sebuah

perusahaan, sehingga saham-saham dapat diperjual belikan secara wajar

dengan harga pasar yang rasional. Dalam hal ini, market value tampaknya

lebih mencerminkan nilai yang lebih wajar dibandingkan dengan book

value. Dengan demikian dapat ditarik kjesimpulan bahwa sekuritas –

sekuritas dapat diperjual belikan dengan menggunakan mekanisme pasar

sebagai penentu harga, sehingga capital gain maupun profit sharing dari

dividen dapat diperoleh. 79

Dalam perjalanannya, perkembangan pasar modal syariah di

Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran bahwa

setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan pasar modal

syariah yang patut dicatat hingga tahun 2004, di antaranya adalah telah

diterbitkan 6 (enam) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan dengan industri pasar modal.

Adapun keenam fatwa dimaksud adalah sebagai berikut :

80

1. Fatwa No. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham.

2. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan

Investasi untuk Reksa Dana Syariah.

3. Fatwa No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah.

4. Fatwa No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah

Mudharabah.

79 Ibid. 80 Adrian Sutedi, op.cit., Hal. 64.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

5. Fatwa No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman

Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal.

6. Fatwa No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

Fatwa-fatwa tersebut di atas mengatur prinsip-prinsip syariah di

bidang pasar modal, yang meliputi bahwa suatu efek telah memenuhi

prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian

syariah secara tertulis dari DSN-MUI. Adapun tahapan-tahapan yang

harus dilalui untuk memperoleh sertifikat/predikat syariah dari DSN-

MUI, yaitu bahwa calon emiten terlebih dahulu harus mempresentasikan,

terutama struktur bagi hasilnya dengan nasabah/investor, struktur

transaksinya, bentuk perjanjiannya, seperti perjanjuan perwaliamanatan,

dan lain-lain.81

2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen

pengawas perbankan dan lembaga keuangan, yang semestinya sudah ada

pada 2002, sesuai amanat UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Namun dengan adanya UU No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

UU RI No. 23 Tahun 1999, pembentukan OJK diperpanjang dan akan

dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2010. OJK yang

merupakan lembaga pengawasan jasa keuangan seperti industri

81 Ibid, Hal. 64.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

perbankan, pasar modal , reksadana, perusahaan pembiayaan, dana

pensiun dan asuransi.

Secara teoritis, terdapat dua aliran (school of thought) dalam hal

pengawasan lembaga keuangan yaitu :82

1. Aliran yang berpendapat bahwa pengawasan industri keuangan

sebaiknya dilakukan oleh satu institusi.

2. Aliran yang berpendapat bahwa pengawasan industri keuangan

sebaiknya dilakukan oleh beberapa institusi.

Di Inggris misalnya industri keuangannya diawasai oleh Financial

Supervisory Authority (FSA), sedangkan di Amerika Serikat industri

keuangan diawasi oleh beberapa institusi. SEC misalnya mengawasi

perusahaan sekuritas sedangkan industri perbankan diawasi oleh bank

sentral (the Fed), FDIC dan OCC. Alasan dasar yang melatarbelakangi

kedua aliran ini adalah kesesuaian dengan sistem perbankan yang dianut

oleh negara tersebut. Juga, seberapa dalam konvergensi di antara lembaga

lembaga keuangan.83

Hal ini berbeda dengan universal banking, yang dianut oleh antara

lain negara-negara Eropa dan Jepang, yang membolehkan bank

melakukan kegiatan usaha keuangan non bank seperti investment banking

dan asuransi. Di samping alasan sistem perbankan yang berlaku yang juga

82 http://zulsitompul.files.wordpress.com/2007/06/menyambut-ojkpilar.pdf ., diakses tanggal 23 September 2010

83 Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

menjadi dasar pertimbangan adalah seberapa dalam telah terjadi

konvergensi pada industri keuangan.84

Konvergensi yang dalam akan menyebabkan munculnya masalah

kewenangan regulasi. Hal ini terjadi karena produk-produk yang

dihasilkan lembaga-lembaga keuangan sudah sedemikian menyatunya

sehinga sulit menentukan apakah suatu produk keuangan tertentu

dihasilkan oleh industri perbankan sehingga diregulasi oleh bank sentral

atau produk perusahaan sekuritas dan harus tunduk pada regulasi

Bapepam. Dengan diserahkannya kewenangan pengawasan kepada satu

institusi maka masalah kewenangan regulasi tersebut akan terpecahkan.

85

84 Ibid 85 Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Tabel 1.

Struktur pengawasan sistem keuangan berdasarkan industri86

Negara

Populasi (dalam juta)

Perbankan Asuransi Pasar modal

Keterlibatan bank sentral

Bangladesh 162,22 CB CB S

Jerman 81,76 FSA FSA FSA Ya

Prancis 65,45 FSA FSA FSA Ya

Inggris 62,04 CPMA CPMA CPMA Ya

Italia 60,34 CB I S Ya

Spanyol 46,03 CB I S Ya

Australia 22,38 FSA FSA FSA

Belanda 16,62 CB IS IS Ya

Belgia 10,83 BSS IS BSS Ya

Portugis 10,64 CB I S Ya

Swedia 9,35 FSA FSA FSA Ya

Austria 8,37 FSA FSA FSA Ya

Denmark 5,54 FSA FSA FSA Tidak

Finlandia 5,36 BSS IS BSS Ya

Singapura 4,99 FSA FSA FSA Tidak

Irlandia 4,46 CB G CB Ya

Luksemburg 0,50 BS I BS Tidak

86 http://www.bisnis.com/artikel/2id3031.html, diakses tanggal 25 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Sumber : Bisnis Indonesia

Ket :

FSA = Pengawasan Terpadu.

CB = Bank Sentral.

B, I, S = Pengawas Khusus untuk perbankan (B), asuransi (I) dan

pasar modal (S), bisa juga adalah kombinasi ketiganya.

D = Departemen Pemerintah.

CPMA = Consumer Protection and Market Authority.

Berkaitan dengan konvergensi yang menyebabkan masalah

kewenangan regulasi seperti yang disebutkan di atas, Ketua Bapepam-

LK, Fuad Rahmany selaku ketua Tim Penyusun RUU OJK menyatakan

OJK akan menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power)

yang selama ini cenderung muncul. Sebab dalam OJK, fungsi

pengawasan dan pengaturan dibuat terpisah. Selama ini, Bapepam-LK

tidak hanya mengawasi tetapi juga membuat peraturan untuk perusahaan

sekuritas atau efek. Hal ini berpotensi menimbulkan abuse of power

sehingga pengaturan dan pengawasan harus dipisahkan. Meski OJK

memiliki fungsi pengaturan dan pengawasan dalam satu tubuh, fungsinya

tidak akan tumpang tinding, sebab OJK terdiri atas tujuh dewan

komisioner. Ketua Dewan Komisioner akan membawahkan tiga anggota

dewan komisioner yang masing-masing mewakili perbankan, pasar modal

dan lembaga keuangan nonbank (LKNB). Kewenangan pengawasan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

perbankan oleh BI akan dikurangi, namun BI masih mendampingi

pengawasan. Dengan demikian, jika selama ini mikro dan makro

prudensialnya di BI, maka OJK akan fokus menangani mikro

prudensialnya. Mengacu pada kajian di sembilan negara, Fuad dan tim

perumus OJK akan membuat sistem pengawasan dan pengaturan baru

yang mengarah pada Unified Supervisory Model seperti Financial Service

Authority (FSA) yang telah disebutkan di atas. Dengan sistem ini, fungsi

pengawasan dan pengaturan perbankan, asuransi, dan pasar modal

menjadi satu. Namun, fungsi moneter tetap ada di BI, seperti yang

berlaku di Jerman.87

Dari segi industri, pembentukan OJK mempertegas fungsi

pengawasan produk. Misalnya, saat kasus Bank Century, Bank Indonesia

beranggapan reksadana yang dijual Bank Century sudah didaftarkan ke

Bapepam LK. Padahal Bapepam-LK tidak tahu-menahu soal reksadana,

yang ternyata palsu tersebut. Hal ini dikarenakan jasa lembaga keuangan

bank-bank seperti Bank Century juga telah berkembang pesat sehingga

memungkinkan bank juga bergerak dalam perusahaan sekuritas, asuransi,

dan dana pensiun. Kompleksitas inilah yang belum diawasi maksimal.

Meski tugas pengawasan bank ada pada bank sentral dan sekuritas

diawasi Bapepam-LK, tapi masih ada kebingungan untuk mempertegas

kewenangan masing-masing Dengan adanya suatu lembaga pengawasan

87 http://www.adpi.or.id/news/Otoritas-jasa-keuangan, diakses tanggal 25 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

berada pada satu atap seperti OJK, pengawasan terhadap lembaga-

lembaga keuangan akan lebih efektif sehingga diharapkan kasus seperti

Bank Century tidak akan terulang kembali.88

C. Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Burse Efek

Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

Sebelum tahun 2007 di Indonesia terdapat dua bursa efek yaitu

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BEJ berawal

dengan dibukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Hindia Belanda

pada 1912 di Batavia. Setelah sempat tutup beberapa kali karena

terjadinya perang, BEJ kembali dibuka pada 1977 di bawah pengawasan

Bapepam. Pada 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi dengan dibentuknya PT.

Bursa Efek Jakarta.89

Indonesia

Sedangkan BES sendiri merupakan bursa efek

swasta pertama di , yang didirikan pada tanggal 16 Juni 1989

berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1989, oleh

Menteri Keuangan waktu itu JB Sumarlin. Pendirian BES dimaksudkan

untuk mendukung perkembangan ekonomi wilayah Indonesia bagian

timur, dengan mengembangkan industri pasar modal di Surabaya dan

Jawa Timur.90

88 http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=7096&coid=2&caid=19&gid=2, diakses tanggal 25 September 2010

89 http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Jakarta, diakses tanggal 25 September 2010 90 http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Surabaya, diakses tanggal

25September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Pada tahun 2007 BES melakukan merger dengan melebur ke

dalam Bursa Efek Jakarta yang selanjutnya berganti nama menjadi Bursa

Efek Indonesia (BEI). Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya

memilki satu pasar modal.91 Langkah merger PT Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES) adalah upaya untuk

meningkatkan efisiensi pasar modal guna bersaing dengan bursa luar

negeri. Hal ini dikarenakan bahwa perkembangan pasar modal di

Indonesia pada saat itu dapat dikatakan lamban dan cenderung tertinggal

dari kawasan Asia lainnya, baik dari segi jumlah emiten, produk

investasi, minimnya investor lokal dan persaingan antar bursa di dalam

negeri. Untuk itu dengan langkah merger yang dilakukan BEJ-BES ini

untuk meningkatkan efisensi pasar modal nasional yang diharapkan dapat

mendorong peningkatan daya tarik dan daya saing industri di tingkat

internasional. 92

Dengan penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memudahkan

investor sehingga investor tidak harus datang ke beberapa bursa untuk

menentukan pilihan investasinya. Hal ini dikarenakan bahwa sebelum

penggabungan BEJ-BES, produk-produk acuan pasar modal berada di

BEJ sedangkan produk-produk derivatifnya berada di BES. Dari aspek

operasional penghematan biaya operasional yang timbul akibat merger,

91 http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia, diakses tanggal 25 September 2010

92 http://www.antaranews.com/view/?i=1190303412&c=EKB&s=, diakses tanggal 25 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

meliputi biaya penyediaan sistem dan sarana perdagangan, biaya

penyediaan sistem internal, biaya penyediaan jaringan dan sarana

komunikasi, biaya penyediaan band width, serta biaya data center. Selain

itu, dari aspek pelaku, penggabungan bursa efek akan menghemat biaya

emiten dan investor. Merger ini juga akan mempermudah untuk

melakukan pengembangan produk yang akan diluncurkan di pasar. Jika

ditinjau dari aspek bisnis, sasaran penggabungan BEJ dan BES adalah

bursa hasil merger diharapkan mampu mengembangkan berbagai

instrumen bursa, baik yang pada saat itu diperdagangkan maupun yang

akan diperdagangkan, yakni meningkatnya jumlah emiten tercatat,

maupun berkembangnya instrumen yang sudah mulai diperdagangkan

saat itu dan menumbuhkan instrumen-instrumen baru yang dapat

diperdagangkan di bursa hasil merger.93

Dalam merger tersebut, BEI meningkatkan sistem komputerisasi

dengan menggunakan teknologi yang modern dan yang sangat

diperlukan, karena industri pasar modal adalah industri yang sangat cepat

perubahannya, baik dari segi sistem dan teknologi, organisasi maupun

variasi produk yang diperdagangkan. Kondisi tersebut mendorong

industri pasar modal untuk selalu berinovasi dalam meningkatkan

efisiensinya agar dapat bersaing di tingkat internasional. Tingkat efisiensi

93 http://economy.okezone.com/read/2010/09/02/278/369221/278/penutupan-trading-floor-tak-berdampak-luas , diakses tanggal 25 September 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

industri ini akan meningkatkan daya tarik dan daya saing industri di mata

para pelaku pasar, baik lokal maupun internasional.

Komputerisasi merupakan upaya memodernisasi bursa. Dengan

komputerisasi, papan perdagangan tunggal terpecah menjadi ratusan atau

miliaran data perdagangan yang masuk ke layar monitor yang bisa

diakses secara online dalam satu jaringan. Antrian pialang lenyap dari

pandangan karena kemungkinan mengakses secara bersamaan ke papan

perdagangan. Lantai bursa tidak lagi dipadati oleh para pialang,

kecepatan perdagangan atau transaksi berlipat ganda, kecepatan transaksi

berdurasi singkat.94

Pada tanggal 1 September 2010, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi

menghapus lantai perdagangan (trading floor). Dewasa ini, perdagangan

di BEI sudah beralih ke remote trading yang telah dicanangkan sebagai

pengganti dari floor trading. Dulunya sebelum terjadi komputerisasi,

eksekusi transaksi bursa masih menggunakan spidol dan papan di lantai

perdagangan. Akan tetapi, lantai perdagangan yang selama ini menjadi

simbol tersebut dinilai mubazir dan tidak efektif lagi dewasa ini. Hal ini

dikarenakan para Anggota Bursa (AB) lebih menikmati transaksi lewat

remote trading (perdagangan jarak jauh) daripada berjejal di lantai

bursa.

95

94 M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 85. 95 http://www.bataviase.co.id/node/363215, diakses tanggal 27 September 2010

Selain itu, penggunaan lantai perdagangan sudah tidak efisien.

Pasalnya, transaksi tersebut memakan waktu yang relatif lebih lama

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

dibandingkan remote trading. Hal ini dikarenakan semua transaksi yang

lewat floor harus diproses lagi di back office AB (anggota bursa) dulu

sehingga prosesnya lama. Dengan adanya remote trading, transaksi bursa

dapat diselesaikan hanya dalam beberapa detik saja.96

D. Kegiatan dan Kelembagaan Pasar Modal Indonesia

Pada dasarnya, pasar modal menjembatani hubungan antara

pemilik dana (investor) dan pengguna dana. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa pasar modal adalah wahana investasi bagi investor dan

wahana sumber dana bagi pengguna dana. Peranan lain dari pasar modal

adalah mengumpulkan dan mengerahkan tabungan masyarakat untuk

keperluan investasi. Pasar modal tergolong dalam pengertian “financial

market” yang bertujuan untuk mengadakan alokasi tabungan (saving)

secara efeisien dari pemilik dana (saver) kepada pemakai dana terakhir

(ultimate user). 97

Dengan meningkatnya investasi, maka kapasitas produksi akan

meningkat, yang berarti menambah barang dan jasa yang diperlukan

masyarakat serta memperluas lapangan kerja. Sektor swasta menjadi lebih

kompetitif dan pasar modal yang maju terutama bagian sekuritasnya

96 http://www.inilah.com/read/detail/789731/bei-trading-floor-ke-remote-trading/, diakses tanggal 27 September 2010

97 Jusuf Anwar, op.cit., Hal. 121-122.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

memungkinkan individu, bagaimanapun kecilnya kontribusi mereka,

menikmati kemakmuran karena adanya sektor swasta yang kompetitif.98

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga

macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan pasar paralel.

99

a. Pasar Perdana

Pasar perdana adalah pasar saham dalam masa penawaran efek dan

perusahaan penjual efek (emiten) kepada masyarakat untuk pertama

kalinya. Dengan demikian, berarti kegiatan pasar modal yang berkaitan

dengan penawaran umum berlangsung di pasar perdana atau pasar

primer. Pasar perdana adalah penjualan perdana efek oleh perusahaan

yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual dengan harga

emisi sehingga perusahaan yang menerbitkan dana dari penjualan

tersebut.

b. Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah titik sentral kegiatan pasar modal karena pada

pasar sekunder terjadi aktivitas perdagangan yang mempertemukan

penjual dan pembeli efek. Di pasar sekunder ini penerbit efek disebut

investor jual sedangkan pembeli efek disebut pembeli. Pasar sekunder

adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir.

Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek

98 Meir Kuhn, Financial Institutions and Markets, dikutip dari Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, cet 2 (Bandung: PT. Alumni Bandung, 2007), Hal. 122.

99 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan dan Lembaga-lembaga Terkait, dikutip dari Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal , (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2009), Hal. 21.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

tersebut. Jadi pasar sekunder adalah penjualan efek/sertifikat setelah

pasar perdana berakhir. Pada pasar ini efek yang diperdagangkan

dengan harga kurs.

c. Bursa Paralel

Bursa paralel merupakan bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang

menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat

dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel merupakan alternatif

bagi perusahaan yang go public memperjualbelikan efeknya jika dapat

memenuhi syarat yang ditentukan pada bursa efek. Jadi, bursa paralel

merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar

Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan bentuk pasar sekunder, diatur dan

diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek

(PPUE), diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam).

Di dalam pasar modal terdapat lembaga-lembaga yang menjalani

kegiatan-kegitatan pasar modal, yang antara lain sebagai berikut : 100

1. Emiten

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.

2. Perusahaan Publik

Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki

sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham dan

memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000

100 Adrian Sutedi, op. cit., Hal. 23-33

Universitas Sumatera Utara

Page 38: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

(tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal

disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

3. Bapepam

Badan pengawas pasar modal yang bertujuan mewujudkan

tercipatanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien

serta melindungi kepentingan pemodalnya dan masyarakat.

4. Bursa Efek

Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan

penawaran jual dan beli efek, pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek di antara mereka.

5. Lembaga Kliring Penjaminan

Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang

menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelenggaraan

transaksi bursa (Pasal 1 angka 9 UUPM), yaitu kontrak yang

dibuat oleh anggota bursa efek, yaitu perantara pedagang efek

yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan mempunyai

hak untuk memperdagangkan sistem dan atau saran bursa efek

menurut peraturan bursa efek.

6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

Lembaga penyimpanan dan penyelesaian adalah pihak yang

menyelenggarakn kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian,

perusahaan efek, dan pihak lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

7. Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan

dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

8. Perusahaan efek

Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha

sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek atau

manajer investasi.

9. Wakil Perusahaan Efek

Wakil dari pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai

penjamin emisi efek, perantara pedagang efek atau manajer

investasi.

10. Perantara Pedagang Efek

Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan usaha jual

beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

11. Penjamin Emisi Efek

Penjamin emisi efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan

emiten untuk melakukan perdagangan umum bagi kepentingan

emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek

yang tidak terjual.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

12. Penasihat Investasi

Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada

pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan

memperoleh imbalan jasa.

13. Manajer Investasi

Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola

portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio

investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan

asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan

usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

14. Investor atau pemodal

Investor adalah pihak yang melakukan kegiatan investasi atau

menanamkan modalnya di pasar modal. Investor yang dikenal di

pasar modal terdiri atas investor perorangan dan kelembagaan.

15. Lembaga Penunjang Pasar Modal

1) Kustodian

Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek

dari harta lain yang berkaitan dengan efek dan jasa lain,

termasuk menerima deviden, bunga dan hal-hal lain,

menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang

rekening yang menjadi nasabahnya (pasal 1 angka 8 UUPM).

Universitas Sumatera Utara

Page 41: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

2) Biro Administrasi Efek

Biro administrasi efek adalah pihak berdasarkan kontrak

dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan

pembagian hak yang berkaitan dengan efek.

3) Wali Amanat

Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan

pemegang efek yang bersifat utang.

4) Bank Kustodian

Bank kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan

kolektif dan harta lainnya yang berkaitan dengan efek.

5) Pemeringkat Efek

Perusahaan pemeringkat efek adalah pihak yang menerbitkan

peringkat-peringkat bagi surat utang (debt securities), seperti

obligasi dan commercial paper.

16. Profesi Penunjang Pasar Modal

a) Akuntan Publik

Akuntan publik adalah pihak yang memberikan pendapat atas

kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum. Akuntan publik berperan dalam

mengungkapkan informasi keuangan perusahaan dan

memberikan pendapat mengenai kewajaran atas data yang

disajikan dalam laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

b) Konsultan Hukum

Konsultan hukum merupakan ahli dalam bidang hukum yang

memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai

emisi dan atau emiten. Peran konsultan hukum diperlukan

dalam setiap emisi efek karena lembaga ini mempunyai fungsi

untuk membuktikan pendapat dari segi hukum (legal opinion)

mengenai keadaan emiten.

c) Penilai

Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian terhadap

aktiva perusahaan. Peran penilai adalah dalam menentukan

nilai wajar dari harta milik perusahaan. Nilai ini diperlukan

sebagai bagan informasi bagi para investor bagi para investor

di dalam mengambil keputusan investasi.

d) Penasihat Investasi

Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada

pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan

memperoleh imbalan jasa.

e) Notaris

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat aka

otentik dan kewenagan lainnya sebagaimana dimaksud dalam

UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.101

101 Lihat Pasal 1 angka 1 UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 117)

Dalam

pasar modal, notaris merupakan pejabat umum yang

Universitas Sumatera Utara

Page 43: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

berwenang membuat anggaran dasar dan akta perubahan

anggaran dasar, termasuk pembuatan perjanjian penjaminan

emisi efek, perjanjian antarpenjamin emisi efek, perjanjian

perwaliamanatan, perjanjian agen penjual, dan perjanjian lain

yang diperlukan.

E. Good Corporate Governance dalam Pengembangan Pasar Modal

Indonesia

Berbagai peristiwa yang terjadi beberapa waktu terakhir telah

menjadikan corporate governance sebagai sebuah isu penting di kalangan

para eksekutif, organisasi-organisasi non pemerintah atau non

governmental organization (NGO), para konsultan korporasi, akademisi,

dan regulator (pemerintah) di berbagai belahan dunia. Isu-isu yang terkait

corporate governance seperti perdagangan orang dalam (insider trading),

transparansi, akuntabilitas, independensi, etika bisnis, tanggung jawab

sosial (corporate social responsibility), dan perlindungan investor telah

menjadi isu penting yang diperbincangkan di kalangan para pelaku usaha

bahkan para pelaku usaha di negara kita.102

Latar belakang dari aspek pasar modal, industri pasar modal telah

menjadi salah satu barometer penting perekonomian suatu negara.

Melalui industri ini lahir public listed companies yakni perusahaan-

perusahaan yang diizinkan untuk menawarkan saham mereka kepada

102 I Nyoman Tjager, dkk., Corporate Governance-Tantangan dan Kesempatan bagi Komuitas Bisnis Indonesia, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2004), Hal. 18.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

publik setelah proses penawaran saham perdana (initial public

offering/IPO) atau “going public”. Dengan sistem ini, para pemodal atau

investor kecil dapat turut memiliki saham pada sebuah perusahaan

terbuka.103

Perkembangan korporasi modern juga melatarbelakangi mengapa

corporate governance kini menjadi keharusan. Good Corporate

Governance pada dasarnya digunakan untuk menentukan arah dan

pengendalian kinerja suatu perusahaan seperti memonitor dan

mengendalikan keputusan serta tindakan yang akan diambil,

mempengaruhi implementasi strategi, memberi perlindungan terhadap

Namun industri pasar modal juga menimbulkan banyak

permasalahan mendasar. Sesuai dengan fungsinya, pasar modal

mengubah nilai ekonomi suatu perusahaan menjadi nilai finansial (nilai

pasar dari saham suatu perusahaan). Dan dengan sejumlah alasan, nilai

finansial sebuah perusahaan terbuka dapat dicitrakan jauh di atas,

sebaliknya terjerumus jauh di bawah, nilai ekonominya yang

sesungguhnya. Hal ini melahirkan tuntutan agar perusahaan-perusahaan

terbuka tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya, bagi kesejahteraan

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), terutama agar

kepentingan para pemegang saham minoritas (minority) terlindungi

dengan semestinya.

103 Ibid., Hal. 18.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

hak-hak pemegang saham khususnya pemegang saham minoritas, serta

hubungan antara pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).104

a. Forum for Coporate Governance in Indonesia (FCGI)

Pembahasan mengenai GCG tidak dapat dipisahkan dengan

konsep dan sistem korporasi itu sendiri, serta kerterkaitan hubungan antar

manajemen, Direksi, Dewan Komisaris, shareholders, dan stakeholders

dalam suatu korporasi. Hal ini yang mengakibatkan GCG berkembang

pesat. Setiap negara atau lembaga internasional memiliki definisi yang

berbeda berkenaan dengan GCG.

Beberapa definsi GCG, antara lain:

Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang

berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata

lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.105

b. World Bank

Good Corporate Governance merupakan suatu gabungan daripada

hukum, peraturan, serta praktik-praktik usaha yang diterapkan

dalam dunia korporasi, dengan tujuan untuk menarik masyarakat

104 Mas Ahmad Daniri, Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray Indonesia, 2005), Hal. 7.

105 Forum for Good Corporate in Indonesia, Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan, (Jakarta: FCGI, 2000), Hal.3.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

pemodal melaksanakan efisiensi, serta untuk eksistensi daripada

usaha yang dimaksud.106

c. Asian Development Bank

Good Corporate Governance adalah suatu sistem, kebijakan,

prosedur suatu perusahaan sebagai pedoman agar perusahaan

tersebut memenuhi kewajiban hukum dan peraturan perundang-

undangan.107

d. Cadbury Commitee

Corporate Governance merupakan seperangkat peraturan yang

merumuskan hubungan antara pemegang saham, manajer,

kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang

berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal

sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka.108

e. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-117/M-

MBU/2002 Tentang Penerapan Praktik Good Coporate

Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan

usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai

pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

106 Bernei Carmody, Implementasi of Corporate Governance in Indonesia, ADB Corporate Governance Reform Project, pg. 5.

107 Ibid 108 I Nyoman Tjager dkk., op. cit, Hal.27.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan

peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.109

Pada umumnya prinsip-prinsip utama dari GCG yang sejalan

dengan prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh OECD adalah sebagai

berikut :

110

a. Transparansi (Disclosure and Transparency)

Prinsip ini menekankan pada keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan

informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Dalam hal ini,

hak-hak para pemegang saham harus diberi informasi dengan benar

dan tepat pada waktunya serta dapat ikut berperan serta serta dalam

pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang

mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari

keuntungan perusahaan.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem

akuntansi (accounting system) yang berbasiskan standar akuntansi

yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang

berkualitas; mengembangkan Information Technology System (ITS)

untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses

pengambilan keputusan yang efektif oleh dewan komisaris dan direksi;

mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwa

109 Ibid., Hal. 225. 110 Ibid., Hal. 49.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

semua resiko signifikan telah diidentifikasikan, diukur dan dapat

dikelola pada tingkat toleransi yang jelas.

b. Kewajaran (Fairness)

Prinsip ini tercermin melalui keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan memberikan

perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada

pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, melalui

keterbukaan informasi serta melarang pembagian untuk pihak sendiri

dan perdagangan saham oleh orang dalam.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan

korporasi yang melindungi kepentingan minoritas, membuat pedoman

perilaku perusahaan (corporate conduct) dan/atau kebijakan-kebijakan

yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam

serta konflik kepentingan. Hal ini direalisasikan dengan menetapkan

peran dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi, dan komite,

termasuk sistem remunerasi, penyajian informasi secara wajar dan

pengungkapan material secara penuh, serta mengedepankan

kesempatan kerja yang seimbangan (equal job opportunity).

c. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip ini terlihat melalui tanggung jawab manajemen melalui

pengawasan yang efektif antara manajer, pemegang saham, dewan

komisaris, dan auditor secara seimbang. Hal ini merupakan bentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 49: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ secara

efektif.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan

keuangan (financial statement) pada waktu yang tepat;

mengembangkan komite audit dan resiko untuk mendukung fungsi

pengawasan oleh dewan komisaris; mengembangkan dan merumuskan

kembali peran dan fungsi internal audit sebagai mitra bisnis yang

strategis; menjaga manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan

menangani pertentangan (dispute); penegakan hukum melalui sistem

penghargaan dan sanksi; serta menggunakan external auditor yang

professional.

d. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Suatu prinsip mengenai kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk yang

berkaitan dengan masalah pajak, perlindungan lingkungan hidup,

kesehatan dan keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan

yang sehat; serta prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Prinsip ini diwujudkan melalui kesadaran bahwa tanggung jawab

merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan

adanya tanggung jawab sosial; menghindari penyalahgunaan

kekuasaan; menjadi professional dan menjunjung etika; serta

memelihara lingkungan bisnis yang sehat. Dalam hal ini perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 50: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

harus menyadari bahwa dalam aktivitas operasionalnya sering

menghasilkan eksternalitas negatif yang harus ditanggung masyarakat.

e. Kemandirian (Independency)

Prinsip di mana suatu perusahaan dikelola secara professional tanpa

adanya benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak

manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat. Ditekankan bahwa

dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya, dewan

komisaris, direksi, maupun pihak terkait lainnya yang mengelola

kegiatan perusahan terbebas dari tekanan dan pengaruh baik dalam

maupun dari luar perusahaan.

Tujuan dari penerpan GCG yang paling utama adalah menaikkan

nilai dari perusahaan tersebut, maksudnya adalah apabila suatu

perusahaan menerpakan GCG maka tentunya nilai dari perusahaan itu

akan naik dalam kaitannya dengan perusahaan terbuka tentunya akan

banyak investor yang akan membeli saham perusahaan tersebut.

Penerapan praktek GCG pada BUMN menjelaskan bahwa tujuan

dari penerpan GCG adalah : 111

a. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip

keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan

adil agar perusahaan memilik daya saing yang kuat, baik secara

nasional maupun internasional.

111 Departemen Negara Badan Usaha Milik Negara, Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara, Kep-117/M-MBU/2002, pasal 4.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

b. Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan dan

efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian

organ.

c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan

tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan

adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab

sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan

sekitar BUMN.

d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

e. Meningkatkan iklim investasi nasional.

f. Mensukseskan program privatisasi.

Manfaat dari penerapan GCG bagi kepentingan pemerintah dan

keadaan ekonomi secara luas adalah :112

a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi

operasional perusahaan (menjaga going concern perusahaan).

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan

rigrid (karena factor kepercayaan) yang pada akhirnya meningkatkan

corporate value.

112 I Nyoman Tjager, op.cit., Hal. 5.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

c. Mengembalikan kepercayaan investor publik untuk menanamkan

modalnya.

d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden, khusus

bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta meningkatkan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari hasil

privatisasi.113

e. Meningkatkan produktivitas perusahaan serta dapat mengukur target

kinerja perusahaan.

f. Mengurangi distorsi (management risk).

Dengan adanya penerapan Good Corporate Governance (GCG)

yang baik dalam pasar modal, diharapkan emiten-emiten yang ada di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat mampu bersaing dengan emiten-

emiten yang ada di negara-negara lain. Selain itu, kepentingan

stakeholders, khususnya para pemegang saham minoritas akan terjaga.

Bagi masyarakat Indonesia, penerapan Good Corporate Governance

(GCG) akan menambah kesejahteraan masyarakat dengan adanya prinsip

tanggung jawab sosial emiten-emiten terhadap masyarakat dan

lingkungan. Pada akhirnya, praktek pelaksanaan Good Corporate

Governance (GCG) yang baik di pasar modal akan memberikan dampak

positif bagi semua lapisan, yakni perkembangan ekonomi yang akan

membuka banyak lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup bangsa

113 Forum for Corporate Governance in Indonesia, op. cit., Hal. 4.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/4/Chapter II.pdf · BAB II SEJARAH DAN PENGEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Indonesia serta peningkatan daya tarik investasi, dengan makin

banyaknya investor dalam negeri maupun luar negeri yang akan bersedia

menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.

Universitas Sumatera Utara