BAB II Stasiun Gilingan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    1/16

    10

    BAB II

    Stasiun Gilingan ( Mill ing Stasion )

    1.1 Analisa Unloading crane dan Kapasitas Giling

    Proses pemerahan di stasiun gilingan bertujuan untuk mendapatkan nira

    mentah sebanyak-banyaknya dari sel batang tebu sehingga didapat kandungan

    gula yang optimal dengan semaksimal mungkin menekan kehilangan sukrosa.

    Pemerahan Nira di PG Poerwodadie yang dilakukan dengan menggunakan

    penggilingan tebu yang terdiri dari 5 (lima) unit gilingan.

    1.1.1 Alat Pengangkat Tebu (Unl oading Crane)Pada bagian ini tebu disiapkan untuk dikerjakan pada bagian

    pengerjaan pendahuluan. Di PG Poerwodadie penanganan tebu ini terdiri

    dari pekerjaan mengangkat tebu dari lori dengan alat Cane Unloading

    Crane. Kemudian menjatuhkan tebu dari meja tebu. Dalam opersinya

    pengaturan yang tebu sangat diperlukan agar beban tidak berfluktuasi.Data Unloading Crane

    Power : 25 HP

    Voltage : 380 Volt

    Amper : 45 A

    Panjang bentangan : 9.500 mm

    Lebar bentangan : 8.000 mm

    Data angkut : 7 Ton

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    2/16

    11

    1.1.2 Meja Tebu ( Cane Table)Fungsi alat untuk menampung tebu, dari lori maupun truck. Dimana

    nantinya tebu akan diteruskan ke Cane Carrier yang diatur oleh

    operator, untuk mendapatkan feeding yang rata, dapat diatur ketebalan

    tebu yang diumpankan, dengan menggunakanLeveler.

    Data meja tebu :

    - Panjang , Lebar : 6,5 meter , 5 meter

    - Amper : 59 A

    - Motor : 380 V , 40 HP

    - Speed : 3 - 15 meter/ menit

    - RPM : 1500 Rpm

    Perhitungan Kapasitas Meja Tebu :

    Luas meja tebu A =

    x S

    A =

    x 6,5 x 5

    = 24 x 48,75 = 1170 tcd

    Dimana : S = Luas meja tebu

    A = Kapasitas giling tiap jam ( ton )

    Jadi kapasitas meja tebu PG Poerwodadie tersebut belum mencukupi

    untuk giling dengan kapasitas 2350 Tcd

    Daya power penggerak yang dibutuhkan oleh Meja Tebu tersebut adalah

    T1= 0,25 x S

    Keterangan :

    T1= Power motor

    S = Luas meja tebu (m2)

    T1= 0,25 x S

    0,25 x ( 6,5 x 5) = 8,12 HP

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    3/16

    12

    Daya terpasang 40 Hp sudah mencukupi untuk power penggerak Meja

    Tebu

    1.1.3 Krepyak Tebu ( Cane Carr ier )Berfungsi untuk membawa tebu dari meja tebu kemudian dibawa ke alat

    kerja pendahuluan yaitu unigrator. Cane Carrier II berfungsi untuk

    membawa cacahan tebu untuk diumpankan pada gilingan I. Kecepatan

    cane carrierdapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

    Data Alat Cane Carrier I

    Panjang : 25 m

    Lebar : 1,5 m

    Jumlah rantai : 1.140 buah

    Merk rantai : Ewart 09063

    Penggerak : Elektro Motor

    Power : 40 HP

    Voltage : 380 Volt

    Ampere : 59 Ampere

    Speed : 6 m / menit

    Kapasitas Alat Cane Carr ier

    A = 60 x U x L x h x d

    A = Kapasitas

    U = Kecepatan

    L = Lebar Cane Carrier

    h = Tebal lapisan tebu

    d =Bulk density( ton / jam )

    = 175 kg/m3

    (11 lb/cu ft) = 0,175 ton/m3

    A = 60 x 6 m/menit x1,9 m x 0,9m x 0,175 ton/m3

    = 107,73 x 24

    = 2585 TCD

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    4/16

    13

    Jadi kapasitas cane carrier PG Poerwodadie sudah mencukupi untuk

    giling dengan kapasitas 2350 TCD

    1.1.4 Cane Peperation( Unigrator)Di PG Poerwodadie pekerjaan pendahuluan dilakukan dengan

    Unigrator, berfungsi sebagai pembuka sel tebu dengan cara memukul

    tebu hingga hancur sehingga memudahkan dalam proses pemerahan.

    Data alatunigrator:

    a. Penggerak : Turben

    b. Type :Horizontal, single stage

    c. Tahun pembuatan : 1982

    d. Rpm Turbine : 4000

    e. Ratio gear : 1: 6

    f. Jumlah palu : 60 buah

    g. Power : 600 hp

    h. Rpm Unigrator : 600

    Perhitungan kapasitas Unigrator:

    1. Penggerak = Turbin 600 hp2. Kapasitas giling = 2350 tcd : 24 jam = 97,17 tch

    3. Kadar sabut (ft) = 11 %

    4. Jam operasi = 24 jam

    5. Sabut % tebu = Kapasitas/jam x Kadar sabut

    = 97,17 x11 %= 12,63 Tfh

    Kebutuhan tenaga penggerak / Ton fiber perjam (Tfh)

    600 hp = 440 kw

    W = kebutuhan power / tfh

    PI =preparation index

    W =

    =34 kw / Tfh

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    5/16

    14

    Maka PI yang seharusnya didapat :

    PI = 63,7 . W0,09

    = 63,7 x 340.09

    = 87,5 %

    Jadi untuk PG Poerwodadie dengan kapasitas alat yang ada dapat

    menghasilkan PI 87,7%

    1.1.5 Kapasitas gilinganKemamapuan untuk menggiling tebu dalam satuan waktu ( ton tebu /

    jam )

    Untuk menghitung kapasitas giling menurut E. Hugot (1986)

    Dirumuskan: A = 0,9 xF

    N.2

    D.L)D.n.0,061c.n.(

    Dimana A = kapasitas gilinga ton tebu / jam = 2350 tcd

    C = alat pendahuluan = 1,2

    N = jumlah roll = 15

    n = jumlah putaran per menit = 2,17

    D = diameter roll =0, 900 m

    L = panjang roll = 1,829 m

    F = kadar sabut tebu = 11,5 %

    ()( )

    =

    =

    = 103,07 TCD x 24 = 2437 TCD

    Dalam RKAP kapasitas gilingan ditetapkan = 2350 TCD

    Dengan demikian kapasitas giling di PG. Poerwodadie mencukupi

    sesuai dengan kapasitas yang ditentukan

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    6/16

    15

    1.1.6 Penyetelan GilinganData untuk menghitung , menggambar setelan gilingan dan ampas plat

    berdasarkan atas ketentuan rencana giling 2013

    Susunan kombinasi gilingannya adalah 1 Unigrator + 5 Gilingan

    Kapasitas Giling = 2350 TCD

    a. Kapasitas (Kis) ( Q ) = 2.100 Tcd

    b. Fiber Indek ( c ) = 0,58

    c. Sabut % Tebu ( f ) = 11%

    d. Panjang Rol ( L) = 1829 mm

    e.Naiknya Rol ( t ) = 6 mm

    f. Putaran Rol ( n ) = 130 Rph = 2.17 Rpm

    g. Putaran Mesin ( N ) = 50 Rpm

    h. Ratio Bukaan ( a ) = 2,2

    i. Ratio Putaran gigi = 23

    j. Tekanan Hidrolik = 200 Kg / cm2

    k. Tinggi gigi = 40 mm

    l. Sudut

    1 &

    2 = 38

    0

    & 36

    0

    m.Lossing 5 %

    Rol Atas ( DoA ) = 900 mm

    Rol koreksi Atas ( DcA ) = 900

    = 860 mm

    Rol Muka ( DoM ) = 879 mm

    Rol koreksi muka ( DcM ) = 879

    = 839 mm

    Rol Belakang ( DoB ) = 904 mm

    Rol koreksi belakang ( DcB ) = 904

    = 864 mm

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    7/16

    16

    a. Berat sabut/jam =

    = 2350 x 0,11

    24

    = 11260,5 kg/jam

    b. Isi terusan = berat sabut/jam

    Fiber index

    = 11260,5 kg/jam

    0,52 dm3/jam

    = 21654 dm3

    /jam

    c. Luas permukaan rol = x Dc atas x L x n= 3,14 x 8,60 dm x 18,29 dm x 130 rph

    = 64207dm2/jam

    d. Bukaan kerja belakang = isi terusan

    Luas permukaan rol atas

    = 21654 dm3/jam

    64207 dm3/jam

    = 0,3372 dm

    = 33,72 mm

    e. Bukaan kerja muka = ratio bukaan x bukaan kerja belakang

    = 2,2 x 33,72

    = 74,14 mm

    f. SKS A- M = Dc atas + Dc muka + bukaan kerja muka

    2

    = 860 + 839 + 74,14

    2

    = 923.64 mm

    g. SKS A- B = Dc atas + Dc belakang + BK belakang

    2

    = 860 + 864 + 33,72

    2

    = 895,72 mm

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    8/16

    17

    h. Fiber loading = BKB x fiber indek

    = 0,3372x 0,52= 0,175 kg/ dm

    3

    i. Tebal lapisan yang direduser =

    x 0,175

    = 0,155

    j. Jarak setelan SKS sm = SKS am( h x cos1)= 923,64( 6 x cos 38

    0)

    = 918.92

    k. Jarak setelan SKS sb = SKS ab( h x cos2 )= 895 ,72( 6 x cos 36

    0)

    = 890.86

    DoA + DoB : 2 = 900+904 = 9022

    DoA + DoM : 2 = 900 + 879 = 889.5

    2

    l. Bukaan sogoan belakang = 890.86902 = - 11

    m. Bukaan sogoan muka = 918.92889.5 = 29.42

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    9/16

    18

    Langkah langkah menggambar stelan gilingan

    1. Buat gari vertical A,B,M denganjarak yang sesuai standart ,kemudian

    tentukan titik A pada garis a sebagai pusat rol atas,(atau but standart

    1dan 2 pada titik A )

    2. Tarik garis A M = Rka + Rkm + Bkm

    3. Tarik garis B M = Rka + Rkb + Bkb

    4. Buat lingkaran Dka pada titik A dengan jari jari Rka

    5. Buat lingkaran Dkm pada titik M dengan jari jari Rkm

    6. Buat lingkaran Dkb pada titik B dengan jari jari Rkb

    A

    BC

    D E

    H I

    J K

    L

    M

    N

    O

    PQ

    S

    TR

    Feed Roll Top Roll

    Bottom Roll

    Front

    Bottom Roll

    Back

    G F

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    10/16

    19

    7. Buat garis MC dengan sudut 1

    = 12,30

    8. Buat garis horizontal AD dengan AD

    =

    9. Dengan titik pusat D, buat lingkaran dengan jari jari DC

    10. Buat sudut di titik B( 2 = 28 s/d 300 )

    11. Tarik garis horizontal MG jarak MG = 2/3 x RKM

    12. Tarik garis GA memotong H

    13. Buat lingkaran dengan titik G sebagai pusat dan GH sebagai pusat dan

    GH sebagai jari jari memotong dengan diameter dalam muka (Rim) di

    Titik I

    14. Buat lingkaran dengan (Rim) sebagai jari-jari

    15. Maka IHJF adalah letak ampas plat pada saat gilingn kerja

    16. Dengan memakai mal yang lama cari yang sesuai

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    11/16

    20

    1.1.7 Pengawasan Kinerja GilinganPengawasan gilingan atau milling 20ystem20 adalah pelaksanaan

    pekerjaan evaluasi terhadap kinerja Stasiun Gilingan guna mengetahui

    20ystem kerja gilingan yaitu pekerjaan memerah, atau memisahkan nira

    dari sabut yang terkandung dalam tebu sehingga dapat diketahui tingkat

    efisiensinya.Data- data PG Poerwodadie Periode 1 (3 15 Juli 2013)

    T + I = Nmk + A

    T + INmk = A

    Tebu digiling = 21.923,5 ton

    Imbibisi = 6.309 ton

    Nira Mentah = 22.283,9 ton

    Ampas = 5.948,6 ton

    a. Nira Mentah % Tebu = 100xT

    NM

    b. Ampas % Tebu =

    x 100

    x 100 = 27,13%

    c. Imbibisi % tebu =

    x 100

    =

    x 100 = 28,77%

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    12/16

    21

    Menghitung Berat Ampas

    a.Berat ampas 5 = Tebu + Imbibisi( NM terkoreksi + Koreksi kotoran)

    = 18986,8 + 5284(18632,9 + 133,24)

    = 5504,7

    b.% brix ampas = 100akhirgil.HK

    ampaspol%

    = 1008,61

    78,2

    = 4,5

    c. Brix ampas =100

    ampasberatampasbrix%

    =100

    7,55045,4

    = 247,72

    d. Berat ampas gil.1= Berat tebuBerat nira gil.1Koreksi kotoran= 18986,89511,05133,24

    = 9342,51

    e. Kadar sabut ampas = ZK ampas - % brix ampas= 49,884,5

    = 45,38

    f. Berat sabut ampas =100

    5ampasBeratampassabutKadar

    =100

    7,550438,45

    = 2498

    g. Berat air ampas =100

    ampasberatZk.ampas)(100

    =100

    7,5504)88,49100( = 2759

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    13/16

    22

    h. Brix nira mentah =100

    nmberatnmbrix%

    =100

    9,632.1892,10

    = 2034,7

    i. Brix tebu = brix nira mentah + brix ampas= 2034,7 + 247,72

    = 2282,42

    j. Pol nira mentah = 100nmberatnmpol%

    =100

    9,632.1868,7

    = 1431

    k. Pol ampas =100

    ampasberatampaspol%

    =100

    7,550478,2

    = 153

    l. Pol tebu = Pol nira mentah + Pol ampas= 1431 + 153

    = 1584

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    14/16

    23

    GILINGAN

    Tebu = 18.986,8

    Brix = 2282,42

    Pol = 1584

    =

    Ampas = 5504,7

    Brix = 247,72

    Pol = 153

    =

    Nira mentah = 18765,9

    Brix = 2034,7

    Pol = 1431

    Air = 15.300 2

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    15/16

    24

    1.1.8 Mesin penggerak gilinganPG Poerwodadie penggerak gilingan adalah mesin uap. Karena PG

    Poerwodadi masih mengunakan ketel bertekanan rendah dan mesin uap

    merupakan pengerak uatama.

    Data mesin uap sebagai berikut

    Uraian Gilingan 1 Gilingan 2 dan 3 Gilingan 5 dan 4

    jenis Mesin Uap Mesin Uap Mesin Uap

    Buatan Werkspoor Werkspoor Werkspoor

    Daya 200 HP 375 HP 375 HPSilinder 750 mm 850 mm 850 mm

    Langkah 1100 mm 1200 mm 1200 mm

    Uap baru 7 kg /cm

    7 kg /cm 7 kg /cm

    Uap bekas 0,3 kg /cm

    0,3 kg /cm 0,3 kg /cm

  • 5/28/2018 BAB II Stasiun Gilingan

    16/16

    25

    Problematika yang terjadi dan cara mengatasinya.

    1. Weark bosh mesin uap bocor, dikait / diganti packing baru.

    2. Ampas selip masuk gilingan, pemberian umpan diperlambat dengan

    memperlambat putaran mesin.

    3. Jika angka-angka pengawasan gilingan tidak tercapai, setting ulang melalui

    pengecekan sogokan lubang kerja belakang , jika kurang dari penyetelan

    awal, baut paju metal ditambah kaitan.

    4. Tekanan hidrolik menurun (karena seal piston boncor), penambahan

    tekanan dengan cara dipompa kembali sesuai dengan SOP