33
8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan Suasana Surga“ adalah sebagai berikut : 1. Desain a) Proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar industri secara massa. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/desain 23 Juli 2016, 11:23) 2. Interior a) Bagian dalam gedung atau ruang , tatanan perabot, yang berada di dalam gedung. (http:/kbbi.com/interior diakses pada tanggal 14 Maret 2016 pukul 22.20) 3. Lansia a) Tahap Lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (http://googleweblight/pujiastuti,2003 23 Juli 2016 , 11:34) 4. Therapist a) Remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/terapi 23 Juli 2016, 12.04) 5. Center a) Tempat yang letaknya di bagian tengah. Pokok pangkal yang menjadi pumpunan. (http://kbbi.web.id/surga 15 Maret 2016, 10.15) 6. Surakarta a) Wilayah Otonom dengan status kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan 13.636/ km 2 . Kota dengan luas 44 Km 2 , ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan

BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

  • Upload
    letram

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

8

BAB II

STUDI LITERATUR

A. PENGERTIAN JUDUL

Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di

Surakarta dengan Pendekatan Suasana Surga“ adalah sebagai berikut :

1. Desain

a) Proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Suatu pemikiran

baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada

nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar industri secara massa.

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/desain 23 Juli 2016, 11:23)

2. Interior

a) Bagian dalam gedung atau ruang , tatanan perabot, yang berada

di dalam gedung. (http:/kbbi.com/interior diakses pada tanggal 14

Maret 2016 pukul 22.20)

3. Lansia

a) Tahap Lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan

penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress

lingkungan (http://googleweblight/pujiastuti,2003 23 Juli 2016 , 11:34)

4. Therapist

a) Remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/terapi 23 Juli 2016, 12.04)

5. Center

a) Tempat yang letaknya di bagian tengah. Pokok pangkal yang menjadi

pumpunan. (http://kbbi.web.id/surga 15 Maret 2016, 10.15)

6. Surakarta

a) Wilayah Otonom dengan status kota di bawah Provinsi Jawa Tengah,

Indonesia, dengan penduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan

13.636/ km2. Kota dengan luas 44 Km

2, ini berbatasan dengan

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara,

kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan

Page 2: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

9

barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/kota_Surakarta 14 Maret 2016, 23.21)

7. Surga

a) Alam akhirat yang membahagiakan roh manusia yang hendak tinggal

di dalamnya (dalam keabadian) (http://kbbi.web.id/surga 15 Maret

2016, 10.15)

B. KAJIAN TENTANG LANSIA

1. Pengertian Lansia

Pengertian lansia (lanjut usia) menurut Setyonegoro adalah orang

yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70–75

tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Maryam

dkk (2008) lansia diklasifikasikan menjadi beberapa, yaitu :

a) Pralansia (prasenilis) yaitu seorang yang berusia antara 45–59 tahun

b) Lansia yaitu seorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c) Lanjut Usia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun

atau lebih / seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan.

d) Lanjut Usia Potensial yaitu lanjut usia yang masih mampu

melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang

atau jasa.

e) Lanjut Usia Tidak Potensial yaitu lanjut usia yang tidak berdaya

mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang

lain.

2. Kebutuhan manusia Menurut Maslow dalam Koswara (1991)

meliputi:

a) Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau

biologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya.

b) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa

keamanan dan ketentraman baik lahiriah maupun batinlah seperti

Page 3: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

10

kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan

sebagainya.

c) Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk

bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui

paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobi dan

sebagainya.

d) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan

harga diri untuk diakui akan keberadaannya.

e) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah

kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun

daya pikir berdasar pengalamannya masing–masing, bersemangat

untuk hidup dan berperan dalam kehidupan.

Menurut Nugroho (2008) perawatan lansia dapat dilakukan

melalui beberapa cara, yaitu pendekatan fisik (kebutuhan dasar

sandang, pangan, papan), pendekatan psikis, pendekatan sosial dan

pendekatan spiritual. Pendekatan tersebut dilakukan pada tempat tinggal

lansia, sehingga lansia merasa nyaman di lingkungan tempat

tinggalnya. Tempat tinggal bagi lansia mengalami banyak

perkembangan sehingga terdapat variasi bentuk.

3. Berikut adalah ciri- ciri lansia secara fisik adalah:

a) Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin

meningkatnya usia, seperti kurangnya pendengaran, jarak pandang.

b) Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerative.

c) Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi

adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple

pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit

keriput, gigi rontok, tulang rapuh, dsb.

4. Ciri - ciri manula secara psikososial dinyatakan krisis apabila:

a) Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan

orang lain).

b) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan

karena berbagai sebab, diantaranya setelah menajalani masa pensiun,

Page 4: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

11

setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup

dan lain-lain.

c) Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan

(homeostasis) sehingga membawa lansia kearah kerusakan /

kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek

psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif,

apatis dsb. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor

psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup,

kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak

hukum, atau trauma psikis.

5. Hak dan Kewajiban Lansia berdasarkan UU 13/1998 Pasal 5 :

a) Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b) Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan

hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:

(1) Pelayanan keagamaan dan mental spiritual

(2) Pelayanan kesehatan

(3) Pelayanan kesempatan kerja

(4) Pelayanan pendidikan dan pelatihan

(5) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana

umum

(6) Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum

(7) Perlindungan sosial

(8) Bantuan sosial

C. KAJIAN UMUM IMAN KATOLIK

1. Pengertian

a) Katolik :

Berasal dari bahasa latin “Catholicus” yang berarti umum, jadi

gereja Katolik mendedikasikan keterbukaan kepada semua orang,

tanpa kecuali.

Page 5: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

12

b) Iman :

Secara etimologis kata iman, amin, dan aman berasal dari kata

ibrani, Arab yaitu “mn” yang mengandung arti keteguhan, kesetiaan,

kepercayaan, keyakinan, kesetabilan, kemantapan, kekokohan,

ketaatan, dan kebenaran. Dalam ajaran Katolik iman adalah, tanggapan

manusia terhadap perwahyuan Allah. Jika Allah tidak mewahyukan

diri kepada manusia, tidak mungkin manusia dapat menyerahkan diri

kepada Allah. (P.Hendrik Njolah, Pr. 2003 : 9-0;25)

Jadi dapat disimpulkan bahwa arti dari ajaran ima katolik adalah

suatu tanggapan manusia terhadap perwahyuan Allah yang bersifat

terbuka dan diperuntukkan bagi semua orang. Dan tanggapan manusia

tersebut salah satunya diwujudkan melalui kegiatan sosial terhadap

lansia, dimana segala kegiatan yang dilakukan untuk lansia

berpedoman pada ajaran iman katolik.

2. Ajaran Iman Katolik

Orang Katolik adalah orang yang menyerahkan diri seluruhnya

kepada Kristus sebagai jalan kebenaran dan kehidupan. Orang katolik

percaya akan Tuhan Yesus mengenai hidup yang membaca keselamatan.

Iman dalam hidup merupakan sebuah tumpuan yang dapat membimbing

mereka menjalani seluk beluk kehidupan. Dari iman munculah sebuah

harapan untuk menempuh jalan hidup dalam kepercayaan kepada

kemurahan kasih Tuhan yang tak terbatas.

Ajaran Katolik menganut ajaran non sola fide (tidak hanya iman)

yaitu bahwa selain iman sebagai jalan keselamatan, kita juga perlu

melakukan perbuatan baik sebagai wujud iman kita kepada Kristus.

Dengan demikian dapat disimpulan bahwa ajaran iman katolik

memandang sebuah sarana sosial seperti Lansia Theraphistt Center sebagai

sarana untuk meneruskan karya penyelamatanNya.

3. Kekhasan dalam Ajaran Iman Katolik

Ciri-ciri khusus secara visual yang mampu membedakan antara

Theraphistt Center dengan lainnya adalah terdapatnya Kapel pada

Page 6: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

13

Therapist Center ini yang terdapat berbagai sarana yang menguatkan

diantaranya adalah :

a) Penghormatan terhadap Sakramen

Sakramen merupakan sarana penyelamatan Allah untuk

meneruskan karya penyelamatanNya

b) Meja Perjamuan Ekaristi (Altar)

Selain mimbar yang digunakan

untuk ibadat sabda, dalam perayaan

liturgy atau misa membutuhkan suatu

meja yang digunakan untuk persiapan

ekaristi. Diatas meja Altar terdapat lilin

dan piala untuk tempat hosti dan anggur

sebagai lambing tubuh dan darah

Kristus.

c) Tabernakel

Semacam almari kecil untuk

menyimpan Sakramen Mahakudus.

Biasanya Sakramen Mahakudus sudah

disimpan didalam sibori yang

ditudungi kain putih atau kuning

keemasan. Tabernakel berarti “kemah”

merupakan temapt Tuhan tinggal dan

bersemayam. Maka umat perlu

memberikan penghormatan kepada

Tabernakel dengan berlutut sebelum

memasuki Altar.

d) Lampu Tuhan

Lampu merah yang harus selalu menyala di dekat tabernakel

sebagai tanda bahwa dalam tabernakel disimpan Sakramen

Mahakudus. Lampu Tuhan juda sering disebut juga lampu suci.

Disebut suci karena Tuhan selalu hadir di dekat lampu tersebut.

Gambar 1 Meja Altar

Gambar 2 Tabernakel

Page 7: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

14

e) Simbol Salib berkorpus dan Patung (Bunda Maria dan orang kudus)

Simbol salib yang berkorpus

dan adanya patung-patung seperti

patung Bunda Maria dan orang-

orang kudus, mampu menjadi

petunjuk bahwa suatu tempat

beriman pada ajaran Katolik.

Disini hal itu hanya sebagai

symbol dan bukan untuk disembah.

f) Sedilia

Tempat duduk untuk imam dan para

pembantunya (para prodiakon, misdinat dan

konselebran). Yang terdapat di sebelah Altar.

g) Kredens

Meja kecil yang diletakkan di panti imam. Dan di atas kredens

diletakkan piala, purificatorium, palla, corporal, patena, sibori, piksi,

montram, ampul berisi air dan anggur.

h) Sakristi

Bagian ruang gereja yang merupakan

tempat mempersiapkan misa kudus.

i) Tempat duduk umat

Kursi yang digunakan untuk tempat duduk

umat pada saat melakukan perayaan ekaristi.

D. KAJIAN KHUSUS LANSIA THERAPHIST CENTER

1. Pengertian Lansia Theraphist Center

Dalam terapi center ini merupakan Terapi modalitas yaitu yang

dalam kegiatannya dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia.

Gambar 3 Simbol salib berkorpus

Gambar 4 Sedilia

Gambar 5 Sakristi

Gambar 6 Tempat duduk umat

Page 8: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

15

a) Tujuan

(1) Mengisi waktu luang bagi lansia

(2) Meningkatkan kesehatan lansia

(3) Meningkatkan produktifitas lansia

(4) Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

b) Jenis Kegiatan

(1) Psikodrama

Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema da

pat dipilih sesuai dengan masalah lansia.

(2) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi,

bertukar pengalaman dan mengubah peilaku. Untuk terlaksananya

terapi ini dibutuhkan leader, coleader, dan fasilitator. Misalnya :

cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.

(3) Terapi Musik

Bertujuan untuk mrnghibur para lansia sehingga

meningkatkan gairah para lansia sehingga meningkatkan gairah

hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : Lagu-lagu

kroncong, music dengan gamelan.

(4) Terapi Berkebun

Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan

memanfaatkan waktu luang. Misalnya : penanaman kangkung,

bayam, lombok, dan lain-lain.

(5) Terapi dengan Binatang

Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan

mengisi hari-hari sepinya dengan bermain bersama binatang.

Misalnya : mempunyai peliharaan kucing, ayam, dan lain-lain.

(6) Terapi Okupasi

Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatk

an produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari b

ahan yang telah disediakan. Misalnya : membuat kipas, membuat

keset, membuat sulak dari tali raffia, membuat bunga dari bahan

Page 9: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

16

yang mudah di dapat, menjahit dari kain, merajut dari benang,

kerja bakti (merapikan kamar, lemari, membersihkan lingkungan

sekitar, menjemur kasur, dan lain-lain)

(7) Terapi Kognitif

Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti

mengadakan cerdas cermat, mengisi Teka-teki Silang (TTS),

tebak-tebakan, puzzle, dan lain-lain.

(8) Life Review Terapi

Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri

dengan menceritakan pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita

di masa mudanya.

(9) Rekreasi

Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasinya, gairah hidup,

menurunkan rasa bosan, dan melihat pemandangan. Misalnya :

mengikuti senam lansia, posyandu lansia, bersepeda, rekreasi ke

kebun raya bersama keluarga, mengunjungi saudara, dan lain-lain.

(10) Terapi Keagamaan

Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang

kematian, dan meningkatkan rasa nyaman. Seperti mengadakan

pengajian, kebaktian, sholat berjama’ah dan lain-lain.

(11) Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh

anggota keluarga sebagai unit penangan (treatment unit). Tujaun

terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan

fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga

yang mengalami disfungsi, tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi

yang dituntut oleh anggotanya.

2. Manfaat Terapi aktivitas Kelompok bagi Lansia

a) Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai eksisten

sinya oleh anggota kelompok yang lain.

b) Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta mer

ubah perilaku yang destrkutif dan maladaptive.

Page 10: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

17

c) Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu s

ama lain unutk menemukan cara menyelesaikan masalah.

3. Jenis-jenis terapi aktivitas kelompok pada Lansia

a) Stimulasi Sensori (Musik)

Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para

pendengar yang mendengarkan maupun perhatian, bagi pemusik yang

mengubahnya. Kualitas dari music yang memiliki andil terhadap

fungsi-fungsi dalam pengungkapan perhatian terletak pada struktur dan

urutan matematis yang dimiliki, yang mampu menuju pada ketidak

beresan dalam kehidupan seseorang.

Peran sertanya nampak dalam suatu pengalaman musikal, seperti meny

anyi, dapat menghasilkan integrasi pribadi yang mempersatukan tubuh,

pikiran, dan roh.

(1) Musik memberikan pengalaman di dalam struktur

(2) Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri

(3) Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok dimana

individu telah mengesampingkan kepentingannya demi kepenting

an kelompok.

b) Stimulasi Persepsi

Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau

stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi

dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini maka diharapkan

respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi

adaptif.

Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan :

seperti baca majalah, menonton acara televisi, stimulus dari

pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang

mal adaptif atau destruktif, misalnya kemarahan dan kebencian.

c) Orientasi Realitas

Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar klien,

yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang

yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai

Page 11: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

18

hubungan dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat

ini, waktu yang alu, dan rencana ke depan. Aktifitas yang dapat berupa

: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua

kondisi nyata.

d) Sosialisasi

Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang

ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap

dari interpersonal, kelompok, dan massa.Aktifitas dapat berupa latihan

sosialisasi dalam kelompok.

4. Tujuan

Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :

a) Mengembangkan stimulasi persepsi

b) Mengembangkan stimulasi sensoris

c) Mengembangkan orientasi realita

d) Mengembangkan sosialisasi

5. Asas Aksesibilitas

a) Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau

bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

b) Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua

tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

c) Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu

lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua

orang.

d) Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan

mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum

dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang

lain.

E. TINJAUAN TENTANG SURAKARTA

1. Letak Geografis

Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai kota Solo,

merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng

Page 12: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

19

pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian skeitar 92

m diatas permukaan laut. Dengan luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta

terletak diantara 110 45’ 15”-110 45’ 35” Bujur Timur dan 70’ 36”-70’

56” Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah

Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe.

Batas-batas wilayah Surakarta adalah sebagai berikut :

Batas bagian Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

Batas bagian Timur : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Batas bagian Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Batas bagian Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51

Kelurahan.

2. Keadaan cuaca dan iklim

Suhu udara Maksimum Kota Surakarta adalah 32,5 derajad Celcius,

sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celcius. Rata-rata

tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%.

Kecepatan angina 4 Knot dengan arah angina 240 derajad. Solo beriklim

Gambar 7 Peta Kota Surakarta

(Sumber : https://didit34.wordpress.com/letak-dan-geografis/)

Page 13: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

20

tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian sepanjang 6

bulan tiap tahunnya.

F. TINJAUAN PERANCANGAN

1. Hubungan Antar Ruang

Merupakan dasar cara untuk menghubungkan ruang- ruang suatu

bangunan sehingga terorganisir menjadi suatu pola – pola dengan

bentuk ruang yang koheren.

a) Ruang di dalam ruang

b) Ruang – ruang yang saling berkaitan

c) Ruang – ruang yang bersebelahan

d) Ruang- ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama

Dalam perencanaan sebuah fasilitas dalam hal ini panti jompo

khususnya, kebutuhan ruang akan menentukan bagaimana organisasi

ruang sesuai kebutuhannya. Contohnya seperti gambar dibawah ini

sebaiknya ruang tidur, kamar mandi, ruang makan, dan ruang kumpul

jaraknya tidak terlalu berjauhan. Karena ruang- ruang tersebut adalah

ruang yang sering dipergunakan oleh manula dalam beraktifitas.

Selain masalah organisasi ruang, ayat ini mengatur masalah sirkulasi

antar ruang, yang tersiri dari sirkulasi ruang secara horizontal maupun

vertikal. Yang dimaksud dengan sirkulasi ruang horizontal adalah

koridor, ramp atau tanjakan akses juga tangga. Sedangkan sirkulasi

vertikal adalah lift atau eskalator, fasilitas tersebut khususnya lift

dibutuhkan apabila gedung terdiri dari empat lantai. Menurut Julius

Panero, bagi sirkulasi horizontal ukuran yang dibutuhkan adalah:

Gambar 8 Hubungan Antar Ruang

Page 14: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

21

(1) Lebar minimal koridor yang dibutuhkan untuk satu jalur adalah

91,4 cm, koridor dengan lebar sekian dapat dilalui oleh manula

dengan kursi roda. Sedangkan lebar minimal koridor untuk dua

jalur adalah 42 inci (106,7 cm), sedangkan untuk lebar maksimal

adalah 60 inci (152,4 cm), dengan lebar tersebut dapat dilalui oleh

manula dengan kursi roda, manula dengan alat bantu jalan maupun

manula dengan keadaan normal.

Gambar 9 Dimensi Kursi Roda

(Sumber : Julius Panero AIA, ASID dan Martin Zelnik AIA, ASID. 1979:45)

Gambar 10 Antopometrik pemakai kursi roda

(Sumber : Julius Panero AIA, ASID dan Martin Zelnik AIA, ASID. 1979:46-48)

Page 15: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

22

(2) Sedangkan dimensi pintu untuk manula dalam berbagai kondisi

baik normal maupun berkursi roda yaitu dengan lebar pintu

selebar 32 inci (81,3 cm), dengan ketinggian 210 cm.

(3) Untuk ukuran tangga yang diperlukan dengan dua jalur adalah 68 inci

(172,7 cm). Dengan ukuran pelangkah selebar 30 cm, penaik 16 cm

dan pada setiap pinggiran anak tangga diberi garis warna yang

berbeda. Juga dilengkapi dengan reilling dikedua sisi tangga.

Untuk tinggi reilling sendiri yaitu 30-34 inci (76,2-86,4 cm).

Sedangkan untuk jarak reilling dengan dinding minimal 2 inci atau

5,1 cm, dan tebal reillingnya sendiri berdiameter 1,5 inci atau 3,8 cm.

(4) Ramp atau lebih dikenal dengan tanjakan akses sangat diperlukan

untuk akses bangunan bagi orang cacat atau manula. Ramp ini dapat

dilalui oleh manula dengan kursi roda maupun alat bantu jalan.

Panjang maksimal untuk ramp ini adalah 30 kaki atau setara dengan 9

m. Dengan kemiringan 1:12. Ramp ini juga wajib dilengkapi dengan 2

reilling dengan ketinggian yang berbeda. Untuk reilling bawah setinggi

18-20 inci atau setara dengan 45,7-50,8 cm, sedang untuk reilling

atas setinggi 33-34 inci atau setara dengan 83,8-86,4 cm. Reiling

Gambar 11 Sirkulasi kursi roda

(Sumber : Julius Panero AIA, ASID dan Martin Zelnik AIA, ASID. 1979:272-273)

Page 16: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

23

bagian bawah diperuntukkan untuk mempermudah manula atau

orang cacat dengan kursi roda.

Penempatan atau pemasangan reilling sangat diperlukan sepanjang

jalur atau ruang yang sering dilalui atau digunakan manula. Selain

kenyamanan,keamanan bergerak pun harus diperhatikan menurut

NSA( National Institute of Aging) jalan yang dilalui manula harus

teratur, terbebas dari kabel listrik dan telepon, permadani yang

dipasang harus terekat kuat dilantai dan memiliki tekstur yang kasar dan

tidak berjumbai, hal ini diperlukan untuk mengurangi resiko

kecelakaan khususnya dirumah. Sehingga manula selain nyaman,

manula pun aman bergerak dalam bangunan tersebut

2. Organisasi Ruang

Adalah bentuk – bentuk organisasi ruang secara umum menurut

Francis DK Ching di dalam bukunya yang berjudul Arsitektur

Bentuk Ruang dan Susunannya meliputi :

a) Terpusat

Organisasi terpusat merupakan komposisi

terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah

ruang sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi

sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.

(1) Organisasi bersifat stabil . Merupakan

komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah

ruang –ruang sekunder yang dikelompokkan

mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar

dan dominan.

Gambar 12 Dimensi Ramp

(Sumber : Neufret, 1989)

Gambar 13 Org. Ruang Terpusat

Page 17: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

24

(2) Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari organisasi terpusat ,

pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar

untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitar

bentuknya.

(3) Ruang sekunder mungkin setara satu sama lain dari fungsi , bentuk

dan ukuran serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan

yang secara geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau

lebih.

(4) Ruang sekunder kemungkinan berbeda dalam bentuk dan

ukuran sesuai kebutuhan fungsi , tingkat kepentingan dan

lingkungan suasana sekitarnya

b) Linier

Organisasi linier pada dasarnya

terdiri dari sederetan ruang. Ruangruang

ini dapat berhubungan secara langsung

satu dengan yang lain atau dihubungkan

melalui ruang linier yang berbeda dan

terpisah.

(1) Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang

berulang, serupa dalam ukuran, bentuk, dan fungsi. Ruang-

ruang yang secara fungsional atau simbolis penting

keberadaannya terhadap organisasi dapat berada di manapun

sepanjang rangkaian linier.

(2) Masing – masing ruangan berhubungan secara langsung.

c) Radial

Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur

organisasi terpusat dan linier. Organisasi ini terdiri

dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah

organisasi linier berkembang menurut arah jari-

jarinya. Apabila suatu organisasi terpusat adalah

sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan

pandangannya ke dalam ruang pusatnya,

Gambar 14 Org. Ruang Linier

Gambar 15 Org. Ruang Radial

Page 18: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

25

maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang

ekstrovert yang mengembang keluar Iingkupnya.

(1) Ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya

berbentuk teratur. Lengan-lengan liniernya, mungkin mirip satu

sama lain dalam hal bentuk dan panjang untuk mempertahankan

keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan. Lengan-lengan

radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk menanggapi

kebutuhan-kebutuhan akan fungsi dan konteksnya.

d) Cluster

Organisasi dalam bentuk kelompok atau

“cluster” mempertimbangkan pendekatan fisik

untuk menghubungkan suatu ruang terhadap

ruang lainnya. Sering kali organisasi ini terdiri

dari ruang-ruang yang berulang yang memiliki

fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang

umum seperti wujud dan orientasi.

Di dalam komposisinya, organisasi ini juga dapat menerima

ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi

berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan atau

alat penata visual seperti simetri atau sumbu.

(1) Pola dari organisasi cluster tidak berasal dari konsep geometri

yang kaku,bentuk organisasi ini bersifat fleksibel dan dapat

menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa

mempengaruhi karakternya.

(2) Ruang-ruang cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik

tempat masuk ke dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang

melaluinya.

e) Grid

Organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk dan ruang-

ruang di mana posisinya dalam ruang dan hubungan

antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga

dimensi.

Gambar 16 Org. Ruang Cluster

Gambar 17 Org. Ruang Grid

Page 19: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

26

Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang

tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada

pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka

pola grid berubah menjadi satu set unit ruang modular berulang.Suatu

grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur

rangka dari kolom dan balok. Kekuatan mengorganisir suatu grid

dihasilkan dari keteraturan dan kontinultas pola-polanya. Pola-pola

ini membuat satu set atau daerah titiktitik dan garis-garis referensi

yang stabiI dalam ruang-ruang organisasi grid

(3) Karena sebuah grid tiga dimensi terdiri dari unit-unit ruang

modular yang berulang, maka organisasi ini dapat dikurangi,

ditambahkan, atau dilapisi, dengan tetap mempertahankan

identitasnya sebagai sebuah grid.

(4) Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai

dimensi ruang atau untuk menegaskan daerah ruang sirulasi, suatu

grid dapat dibuat tidak teratur dalam satu atau dua arah.

(5) Bagian-bagian grid dapat bergeser untuk mengubah kontinuitas

visual maupun kontinuitas ruang yang melampaui daerahnya.

(6) Sebagian dari grid dapat dipisahkan dan diputar terhadap

sebuah titik dalam pola dasarnya.

(7) Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama atau

menampung bentuk-bentuk alami tapak.

3. Warna

Warna merupakan hal yang penting dalam ruangan. Suasana

suatu ruangan dapat ditentukan oleh penentuan warna . Pemilihan warna

pada desain lansia Theraphistt center juga mempertimbangkan pada efek

warna pada psikologis lansia. Lansia membutuhkan ruang dengan rasa

bebas , aman , dan menenangkan sehingga lansia dapat merasakan

kenyamanan dengan maksimal ketika berada dalam ruang yang sesuai

dengan kondisi lansia. Pemilihan warna sangat mempengaruhi dalam

mendesain sebuah Therapist center . Dengan mengkombinasikan warna –

Page 20: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

27

warna hangat dan mengkombinasikan warna terang dengan

memperhatikan psikologi warna.

Berikut adalah sifat dari warna , antara lain adalah :

a) Warna Merah

Warna merah melambangkan sebuah power , kehangatan , cinta ,

agresi dan nafsu.

b) Warna Hijau

Merupakan warna yang alami ,sehat . Warna hijau terkesan segar .

c) Warna Kuning

Merupakan warna optimis ,harapan , ketidakjujuran dan

memaknakan kemuliaan cinta serta pengertian mendalam dalam

hubungan umat manusia.

d) Warna Orange

Warna yang memberikan kehangatan , kesimbangan dan energi.

e) Warna Ungu

Warna yang dimiliki oleh warna ungu memberikan kesan sejuk . Selain

itu warna tersebut melambangkan kebangsawanan, kekasaran,

keangkuhan .

f) Warna Biru

Warna biru merupakan warna kepercayaan , kebersihan , dan

melambangkan suatu keteraturan .

g) Warna Abu – abu

Merupakan warna masa depan (millenium) , sebuah

kesederhanaan dan kepedihan .

h) Warna Putih

Kesucian, ketepatan , kebersihan dan ketidakbersalahan .

Page 21: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

28

4. Elemen Pembentuk Ruang

a) Lantai

Lantai adalah bagian bangunan yang paling penting, yang

berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati maupun

beban hidup atau bergerak, contoh bahan seperti lantai kayu, batu

alam atau buatan, logam, beton dan sebagainya. Dalam merencanakan

lantai ruang petunjukan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:

(1) Fungsi Lantai

Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk

aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya dan

sebagai alas dari suatu ruang

(2) Sifat Lantai

Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan

fungsinya. Dimana lantai dapat mmbentuk sifat/daerah dalam

ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari

sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen maupun seni

permanen.

(3) Karakter Lantai

Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengn

menggunakan bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun

warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin

dicapai.

(4) Konstruksi Lantai

Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai

dipasang. Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga

tidak menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang

berlebihan, dan sebagainya.

(5) Macam Letak Lantai

(a) Basement

Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung,

maka digunakan tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi

bawah tulangan lebih sedikit dari pada atas.

Page 22: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

29

(b) Ground Floor

Jika lantai langsung di atas tanah, maka timbul

kemungkinan lantai akan bergelombang. Untuk menghindari

hal tersebut, maka di bawah lantai diberikan pengerasan.

Biasanya digunakan pasir untuk meratakan gaya yang tidak

sama.

(c) Upper Floor

Untuk lantai ini yang bagian tanah diberi tulangan. Beban

lantai di atasnya disalurkan melalui beban pokok. Semua

beban lantai disalurkan melalui kolom-kolom dan diteruskan

pada struktur bahannya.

(6) Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat, yaitu:

(a) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan

Karpet. Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang

penyerapan bunyi.

(b) Lantai semi keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl,

aspal dan cor.

(c) Lantai keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang

dpakai sebagai bahan lantai

(d) Lantai kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif

bahan lantai yang terbuat dari bahan kayu.

b.) Dinding

Dinding adalah bidang datar yang vertikal yang membentuk ruang-

ruang di dalam bangunan. Fungsi dinding dibagi menjadi 2:

(1) Dinding struktur

Dinding jenis ini merupakan dinding yang mendukung struktur

diatasnya, misalnya sebagai pendukung atau tumpuan atap atau

sebagai penumpu lantai (pada bangunan bertingkat).

(a) Bearing wall : Dinding yang dibangun untuk menahan

tepi dari tumpukan atau urugan tanah

(b) Load bearing wall : Dinding utuk menyokong / menopang

balok, lantai, atap dan sebagainya

Page 23: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

30

(c) Foundation wall : Dinding yang dipakai dibawah lantai,

tingkat dan untuk menopang balk-balok lantai pertama.

(2) Dinding non struktur/partisi (non bearing wall)

Pada bangunan yang menggunakan sistem non struktur

kebebasan peletakan dinding dan permukaan pada dinding

dapat diatur menurut kehendak perencana, karena tumpuan atap

terletak pada kolom-kolom pendukung. Dinding non bearing wall

terdiri dari pasangan batu bata,pasangan batako, multipleks,

asbes, plat alumunium, dan lain sebagainya.

Beberapa dinding jenis ini diantaranya:

(a) Party walls, adalah dinding pemisah antara dua

bangunan yang bersandar pada masing-masing bangunan

(b) Fire walls, adalah dinding yang digunakan sebagai

pelindung dari pancaran kobaran api.

(c) Certain or Panels walls, adalah dinding yang digunakan

sebagai pengisi pada suatu konstruki rangka baja atau

beton.

(d) Partition walls, adalah dinding yang digunakan sebaga

pemisah dan pembentuk ruang yang lebih kecil didalam

ruang yang besar, dibedakan menjadi:

(i) Partisi permanen, yaitu sistem partisi yang dibuat

untuk membagi ruang seperti halnya dinding struktural,

tetapi tidak membutuhkan pondasi karena hanya

menahan beratnya sendiri.

(ii) Partisi semi permanen, yaitu sistem partisi buatan

pabrik yang mudah dibongkar sesuai lay out.

(iii)Partisi moveable, yaitu partisi yang dipakai pada

hal-hal dimana suatu ruang seringkali perlu dibuka

untuk mendapatkan bentuk ruang satu antai yang lebih

luas.

Page 24: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

31

(3) Dinding secara konstruksi

(a) Dinding pemikul, ialah suatu dinding dimana dinding

tersebut menerima beban atap atau beban lantai, maka dinding

berfungsi sebagai struktur pokok.

(b) Dinding penahan, ialah suatu dinding yang menahan gaya-

gaya horizontal. Biasanya dibuat untuk menjaga

kemungkinan dari pengaruh dingin, air, dan tanah.

(c) Dinding pengisi, ialah suatu dinding yang fungsinya

mengisi bagian-bagian di antara struktur pokok.

Fungsi dinding adalah sebagai pemikul beban diatasnya,

sebagai penutup dan pembatas ruang baik visual maupun

akustik. Dinding juga dapat menentukan sifat tertentu sesuai

dengan fungsinya. Misalnya dinding bersifat permanen meupun

semi permanen (dapat berubah-ubah). Selain itu dinding dapat

membentuk karakter ruang, yaitu dengan pemilihan bahan, pola,

maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang

ingin dicapai. Bahan buatan yang fungsinya sebagai pelapis

dinding dengan pemasangannya menempel pada dasar dinding.

Beberapa jenis behan yang berfungsi sebagai penutup dinding

adalah sebagai berikut:

Batu : asbes, coraltex, marmer

Kayu : papan, tripleks, bambu, hardboard

Metal : alumunium, tembaga, kuningan

Gelas : kaca, cermin

Plastic : fiberglass, folding door, dsb

Cat : bermacam-macam cat tembok

Kain : batik, sastra, dsb

c) Langit-langit (Ceiling)

Plafond atau langit-langit rumah merupakan bidang pembatas

antara atap rumah dan ruangan di bawahnya. Ketinggiannya plafond

atau langit-langit rumah umumnya berkisar antara 2,75 s/d 3,75 m.

Plafond rumah memiliki banyak fungsi, fungsi utama dari plafond

Page 25: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

32

adalah untuk menjaga kondisi suhu di dalam ruangan akibat sinar

matahari yang menyinari atap rumah. Udara panas di ruang atap

ditahan oleh plafond sehingga tidak langsung mengalir ke ruang di

bawahnya sehingga suhu ruang dibawahnya tetap terjaga.

Selain menjaga kondisi suhu ruang dibawahnya, plafond juga

berfungsi untuk melindungi ruangan-ruangan didalam rumah dari

rembesan air yang masuk dari atas atap, menetralkan bunyi atau suara

yang bising pada atap pada saat hujan. Selain itu juga plafond dapat

membantu menutup dan menyembunyikan benda-benda (seperti:

kabel instalasi listrik, telfon, pipa hawa).

1) Sifat Bahan dan Karkteristiknya

(a) Tripleks

Plafond berbahan tripleks merupakan jenis penutup

plafond yang sering dipakai. Ukuran tripleks dipasaran adalah

122 cm x 244 cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm.

Pemasangan plafond ini dapat dipasang lembaran tanpa

dipotong-potong maupun dapat dibagi menjadi empat bagian

supaya lebih mudah dalam penataan dan pemasangannya.

Rangka plafond dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan

ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm.

(b) Eternit / Asbes

Ukuran plafond eternit atau asbes adalah 1.00 m x 1.00 m

dan 0.50 m x 1.00 m. Cara pemasangan sama dengan plafond

tripleks.

(c) Serat / Fiber

Plafond rumah menggunakan papan GRC (Glassfiber

Reinforced Cement) Board. GRC Board mempunyai ukuran 60

cm x 120 cm dengan ketebalan standar 4 mm. Rangka plafond

dapat mengunakan kaso 4/6 atau 5/7 maupun besi hollow 40

mm x 40 mm.

Page 26: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

33

(d) Gypsum Board

Gypsum adalah 122 cm x 244 cm. Untuk rangka seperti

GRC Board anda dapat menggunakan kaso maupun besi

hollow 4/4 dan 4/2.

(e) Akustik Board

Plafond akustik merupakan plafond yang tahan terhadap

batas ambang kebisingan tertentu. Ukuran yang tersedia adalah

60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm. Plafond akustik dapat

dipasang dengan rangka kayu atau bahan metal pabrikan yang

sudah jadi.

2) Fungsi Langit-Langit

Langit-langit disamping mempunyai fungsi sebagai

penutup ruang, juga dapat dimanfaatkan untuk pengaturan

udara panas, pengaturan lampu, dan elemen-elemen mekanikal.

3) Penentuan Ketinggian

Penentuan ketinggian langit-langit pertimbangan fungsi

langit-langit itu sendiri, dapat juga berdasarkan pertimbangan

proporsi dari ukuran ruang (panjang, besar, tinggi).

4) Bentuk Penyelesaian

Bentuk penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan

fungsinya, jika sebagai ventilasi udara panas, maka bentuk

lubang atau penurunan langit-langit dibentuk sesuan dengan

sebagaimana langit-langit itu diselesaikan seperti bentuk-bentuk

polos, rata, grid/berkotek-kotek, berpola, struktural.

5) Komunikasi Pemasangan

Konstruksi langit-langit perlu diperhatikan bagaimana

pemasangannya atau begaimana menempel pada dinding, misal

dengan rangka kayu, besi, digantungkan, atau disangga. Perlu

diperhatikan juga konstruksi pemasangan bidang penutup langit-

langit.

Langit-langit membantu penyebaran bunyi vertical dan dapat

digunakan sebagai peredam bunyi. Langit-langit juga digunakan untuk

Page 27: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

34

menyebarkan bunyi pantul agar dapat ditangkap oleh pendengar secara

merata disemua bagian ruangan.

Bentuk-bentuk pemantulan pada langit-langit yang dapat

mempengaruhi distribusi suara antara lain :

(a) Bentuk Cekung

Bentuk ini sebaiknya dihindari untuk digunakan, karena akan

mengakibatkan pemusatan bunyi.

(b) Bentuk Datar

Bentuk ini dapat mementulkan bunyi dengan baik. Dipasang pada

kemiringan tertentu sehingga dapat mendistribusikan bunyi.

(c) Bentuk Cembung

Bentuk ini dapat digunakan untuk pemantulan bunyi karena bentuk

ini akan mengakibatkan pemantulan yang tersebar dan merata

dengan baik

5. Interior System

a) Pencahayaan

(1) Pencahayaan Alami

Menurut jenis pemakaiannya, system pencahayaan alami dibagi

menjadi 2 yaitu :

(a) Sistem pencahayaan alami langsung ( direct lighting)

Sistem pencahayaan ini langsung diterima ruangan tanpa

adanya suatu penghalang. Cahaya ini langsung masuk ke dalam

ruangan melalui jendela kaca maupun aksen sirkulasi cahaya yang

lain seperti pintu, kaca-kaca hias yang terpasang di dinding sebagai

unsur estetis maupun lubang-lubang dinding yang dimaksudkan

untuk masuknya cahaya matahari

(b) Sistem pencahayaan alami tak langsung ( indirect lighting )

Sistem pencahayaan ini tidak langsung diterima oleh suatu ruangan

tetapi merupakan cahaya pantul yang didapat dari sinar matahari.

Sehingga sinar matahari yang datang lalu diterima oleh benda

pemantul baru benda tersebut memantulkan cahayanya kedalam

ruangan tersebut. Benda yang digunakan untuk memantulkan

Page 28: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

35

sinar matahari dapat berupa kaca, cermin, aluminium maupun

benda-benda lain yang dapat memantulkan bayangan. Oleh karena

itu hasil dari pantulan sinar matahari tadi dapat diolah maupun dibuat

sebagai unsur estetis ruangan dengan melalui pemantulan tersebut.

(2) Pencahayaan Buatan (artificial lighting)

Adalah system pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya

buatan, seperti lampu, armature, dan peralatan yang memendarkan

cahaya.

Pada prinsipnya ruang pertunjukan menghindari bukaan yang

berlebihan, pencahayaan buatan berada pada level 500 – 1000

lux. Ketajaman penglihatan seseorang sejalan tingkat luminasi

maksimal 5000 apostilb (1asb : 0,32 candella/m persegi).

Ketajaman penglihat juga akan bertambah jelas dengan besarnya

perbedaan tingkat luminasi antara obyek dengan lingkungan sekitar

secara langsung. Tetapi bias juga dengan membuat obyek terang

pada latar belakang yang gelap. Untuk penghematan maksimal

akan pemakaian energi, maka peralatan pengendalia otomatis perlu

dipasang didalam bangunan baru untuk mematikan atau membuat

cahaya listrik menjadi redup. ( Ernest Neufert, Data Arsitek)

Berdasarkan pendistribusiannya cahaya, terdapat 5 sistem

penerangan ( iluminasi ) yang masing-masing berbeda sifat,

karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut

meliputi :

(a) Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting )

Sistem iluminasi ini 90 % hingga 100 % cahaya

mengarah langsung ke obyek yang diterangi

(b) Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct lighting )

Pada sistem iluminasi ini, 60 % sampai 90 % cahaya

mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya

menerangi langit-langit dan dinding yang juga memantulkan

cahaya karena obyek tersebut

Page 29: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

36

(c) Sistem iluminasi difus ( general difusse lighting )

Sistem iluminasi difus jika 40 % sampai 60% cahaya

diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan

dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut

(d) Sistem pencahayaan setengah tak langsung (semi indirect lighting)

60 % hingga 90 % cahaya diarahkan pada langit-langit

dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek. Karena

sebagaian besar cahaya mengenai bidang kerja, berasal dari

pantulan langitlangit dan dinding. Maka dapat dikatakan

cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga

bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil.

(e) Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting )

Pada sistem ini 90 % hingga 100% cahaya diarahkanke

langitlangit dan dinding.

b) Penghawaan

Sistem penghawaan dalam auditorium berfungsi untuk mengatur

kesejukan didalam ruangan. Ada dua jenis system pengaliran udara yaitu :

(1) Sistem Mekanisme yang menggunakan alat mekanisme (listrik),

misalnya kipas angin yang digunakan untuk mempercepat pergerakan

udara dengan tidak mengurangi derajat kelembaban udara sekitar.

(2) Sistem AC yaitu system pengaturan udara dalam ruangan yang

dilakukan secara teratur dan constant. Adapun unsure-unsur udara

yang diatur dengan AC yaitu : kecepatan aliran udara penggantian dan

pembersihan udara, pengaturan temperature, kelembaban dan

pendistribusian aliran udara pada tingkat atau kondisi yang kita

inginkan secara teratur dan constant.

Pada dasarnya system penghawaan ini berfungsi untuk

menghilangkan kalor dan uap air yang berlebihan serta membuang

gas-gas yang tidak membuat nyaman, sekaligus mengalirkan udara

segar kedalam ruang. Adanya sirkulasi udara yang lancer

memgkinkan ruangan berada dalam suhu dan kelembaban yang

wajar dan nyaman.

Page 30: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

37

Penggunaan AC central menghindari bising yang ditimbulkan,

sehingga tidak melampaui back ground noise yang diisyaratkan yaitu

antara 15-25 db. Suplai udara 28m kubik per orang per jam untuk

penikmatan yang relative nyaman

Penghawaan buatan dalam hal ini adalah pengunaan Air

Conditioning, macamnya terdiri dari :

(a) AC Window, umumnya dipakai pada ruang-ruang kecil

dan dipasang pada salah satu dinding ruang dengan batas

ketinggian yang terjangkau dan penyemprotan udara tidak

mengganggu sipemakai. Sistem mekanismenya terdapat

dalam satu unit yang kompak.

(b) AC Central, biasanya digunakan untuk ruang-ruang luas

dan perlengkapan keseluruhannya terletak diluar ruangan,

kemudian di distribusikan ke ruang-ruang melalui ducting

dan berakhir dengan aliran.

(c) AC Split, AC yang digunakan untuk satu atau beberapa

ruangan, sedangkan kelengkapannya untuk evaporator terpisah

tiap-tiap ruangan.

6. Furniture

Memberikan ruang yang cukup agar manula dengan kursi roda dapat

mengikuti kegiatan dengan penghuni lainnya diruang tersebut. Sedangkan

untuk jarak antara sofa dengan meja yaitu rata-rata 30 cm, padahal jarak

minimal yang dibutuhkan menurut Julius Panero adalah 45,7cm.Untuk jarak

antara sofa dengan meja yaitu rata-rata 30-35 cm, padahal jarak minimal

yang dibutuhkan menurut Julius Panero adalah 45,7 cm agar manula nyaman

bergerak.

7. Sistem Keamanan

Sistem keamanan dapat dikelompokkan menjadi 2 , antara lain adalah :

(a) Keamanan dari ancaman kebakaran

Keamanan dari ancaman kebakaran , menggunakan pengamana yang

berupa :

Page 31: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

38

(i) Smoke Detektor

Detektor kebakaran adalah alat yang berfungsi mendeteksi secara

dini kebakaran, agar kebakaran yang terjadi tidak berkembang

menjadi lebih besar. Dengan terdeteksinya kebakaran, maka upaya

untuk mematikan api dapat segera dilakukan, sehingga dapat

meminimalisasi kerugian sejak awal.

Berikut adalah jenis-jenis dektektor kebakaran:

(a) Smoke Detector 2 Wire

Alat ini memiliki sistem kerja 2 kabel, sensor ini dapat

diintegrasikan dengan fire alarm panel. Sensor ini menggunakan

teknologi photoelectric sehingga meningkatkan akurasi dan

meminimumkan terjadinya false alarm.Produk ini didesain dengan

stainless steel inner housing dan sensor head yang tahan lama. Smoke

Detector ini dapat ditempatkan pada berbagai ruang yang

membutuhkan deteksi asap sebagai sebagai peringatan awal.

(b) Smoke Detector 4 Wire

Alat ini menggunakan sistem kerja 4 kabel dan dapat

dengan mudah diintegrasikan dengan berbagai jenis (security)

alarm panel ataupun automation panel. Smoke detector ini

menggunakan Photoelectric untuk meminimumkan terjadinya false

alarm.Produk ini didesain dengan stainless steel inner housing dan

sensor head yang tahan lama. Smoke Detector ini dapat ditempatkan

pada berbagai ruang yang membutuhkan deteksi asap sebagai sebagai

peringatan awal.

(c) Smoke Detector Multi

Yaitu alat pendeteksi asap yang dapat bekerja dengan sistem

4 kabel ataupun 2 kabel, hal ini memungkinkan sensor ini untuk

diintegrasikan dengan Security Alarm dan juga Conventional Fire

Alarm. Produk ini didesain untuk dapat mendeteksi adanya

kepulan asap dengan tepat dan bekerja stabil untuk jangka waktu

lama.Smoke detector ini dapat ditempatkan pada berbagai ruang

yang membutuhkan proteksi sensor asap.

Page 32: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

39

(d) Stand alone Smoke Detector

Yaitu sensor deteksi asap yang berdiri sendiri tanpa

memerlukan koneksi ke panel controller.Smoke Detector ini dapat

dengan mudah ditempatkan dan dioperasikan pada berbagai

ruang.Detektor ini menggunakan baterai sebagai sumber energi dengan

led indicator bila baterai lemah. Pada saat mendeteksi kepulan

asap detektor ini akan membunyikan sirene dengan intensitas 85

decibel.

(ii) Alarm

Alarm pengaman atau alarm keamanan adalah alarm elektronik

yang dirancang untuk memperingatkan terhadap suatu bahaya

tertentu. Sensornya terhubung dengan suatu unit pengendali melalui

perkabelan bertegangan rendah atau sinyal berfrekuensi radio sempit

yang digunakan untuk berinteraksi dengan peranti respons. Sensor

keamanan yang paling umum digunakan adalah untuk menandai

dibukanya suatu pintu atau jendela atau mendeteksi gerakan melalui

sensor infrared pasif (passive infrared sensor, PIR sensor). Instalasi

alarm pengaman pada bangunan baru umumnya diterapkan secara

terpatri karena lebih ekonomis, sedangkan instalasi untuk perbaikan

(retrofit) sering menggunakan sistem nirkabel agar lebih cepat

dipasang.

(iii) APAR / Fire Extinguishers / Racun Api

Fire extinguisher adalah alat pemadam kebakaran atau pemadam api

yang berbentuk tabung yang umumnya diletakkan di dinding gedung-

gedung perkantoran, yang fungsinya adalah untuk memadamkan api

yang masih dalam skala kecil.

Berikut adalah istilah-istilah atau sebutan lain yang mungkin

bisa membantu Anda lebih mudah dalam mencari alat tersebut:

(a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR merupakan singkata dari alat pemadam api

ringan. Istilah ini cukup sering digunakan, dan juga mudah

diucapkan. Terdapat kata "ringan" karena memang alat

Page 33: BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL · 8 BAB II STUDI LITERATUR A. PENGERTIAN JUDUL Pengertian dari judul “Desain Interior Lansia Theraphist Center di Surakarta dengan Pendekatan

40

pemadam tipe ini dirancang untuk memadamkan api yang masih

skala kecil, bukan api yang sudah membesar.

(b) Racun Api

Istilah ini digunakan karena memang terkandung zat-zat

kimia tertentu di dalam tabung pemadam api tersebut. Senyawa

kimia ini, atau yang sering juga disebut dengan agent, bisa

berfungsi untuk memadamkan api ketika terjadi kebakaran.

(c) Tabung Pemadam Api

Karena bentuknya yang seperti tabung, maka banyak juga

yang menyebut alat ini sebagai tabung pemadam api. Di

bagian tabung biasanya tertera informasi merek alat pemadam

api yang digunakan, jenisnya, kandungan agent-nya, dan

sebagainya

(b) Keamanan dari ancaman kejahatan , menggunakan alat yaitu :

(i) Security

Security dapat digunakan untuk menjaga keamanan tempat

sehingga terhindar dari kejahatan.

(ii) CCTV

Penggunaan CCTV pada area pintu masuk Lobby dan pada

setiap area pojok yang memungkinkan terjadi kejahatan.