Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
TALAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Telaah Pustaka Dan Hipotesis
1) Pengertian Akuntansi
Lembaga pemerintah memang lebih terkesan sebagai politik, akan tetapi
didalam lembaga itu tetap memilki aspek sebagai lembaga ekonomi disatu sisi
sebagai lembaga pemerintahan melakukan bentuk pengeluaran guna membiayai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan disisi lain lembaga ini harus melakukan
berbagai upaya untuk memperoleh penghasilan guna menutupi biaya tersebut.
Berdasarkan aktivitas ekonominya, tidak dapat dihindari bila lembaga
pemerintah juga membutuhkan jasa akuntansi, baik untuk meningkatkan mutu
pengawasan maupun untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.
Akuntansi Keuangan Daerah merupakan suatu hal yang baru dalam
akuntansi pemerintah. Akuntansi Keuangan Daerah adalah salah satu bidang dalam
akuntansi sektor publik yang mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak
semenjak reformasi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan baru dari
Pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi berbagai hal termasuk
pengelolaan keuangan daerah.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Kerangka
konseptual akuntansi adalah Konsep dasar penyusunan dan pengembangan standar
akuntansi pemerintah dan merupakan acuan bagi komite standar akuntansi
pemerintahan, penyusunan laporan keuangan dalam memecah atas suatu masalah
13
yang belum diaturdalam pernyataan standar akuntansi pemerintah. Sistem
akuntansi pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggaraan, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi
sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi
pemerintah. Standar akuntansi pemerintah yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yaitu Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akruall dan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Kas Menuju Akrual.
Pemerintah menetapkan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual,
yaitu standar akuntansi pemerintah yang mengakui pendapatan, beban, aset, hutang,
dan ekuitas dalam pelaporan finisial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan
belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksaan anggaran berdasarkan basis
yang ditetapkan. Standar akuntansi pemerintah tersebut dinyatakan dalam bentuk
pernyataan standar akuntansi pemerintah dan dilengkapi dengan kerangka
konseptual akuntansi pemerintah.
Akuntansi ditinjau dari perkembangannya selalu mengalami peningkatan
baik sistem maupun aspek kinerja akuntansi itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari
semakin meningkatnya penggunaan sistem akuntansi yang sesuai dan dapat
diterima umum dalam pelaksanaan pembangunan dan perekonomian negara
khususnya tercermin dari pengelolaan keuangan pemerintahan. Berkenaan dengan
hal tersebut maka bab ini akan membahas mengenai akuntansi keuangan daerah,
dan penerapan akuntansi keuangan daerah berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
1. Pengertian Akuntansi
14
Ekonomi oleh Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren
Harrison,2007:4) Pengertian Akuntansi ialah suatu sistem informasi yang mampu
mengukur kegiatan bisnis, memproses data menjadi laporan, dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan (manager).
Pengertian akuntansi menurut warren dkk (2005 : 10) menyebutkan kalau:
“secara umum : akuntansi bias didefenisikan jadi system info yang dihasilkan
laporan pada pihak-pihak yang mempunyai uransan tentang kesibukan ekonomi
serta keadaan perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
informasi akuntansi dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
ekonomi dengan cara mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi
yang bersifat keuangan dalam bentuk laporan keuangan.
Bidang akuntansi secara keseluruhan dapat dikelompokkan kedalam tiga
bagian yaitu :
1) Akuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan
lembaga pemerintah dan lembaga yang tidak bertujuan mencari laba
(digolongkan sebagai akuntansi mikro).
2) Akuntansi nasional
Akuntansi nasional adalah akuntansi sosial atau biasa disebut akuntansi makro
adalah akuntansi yang khusus ditetapkan oleh lembaga dalam arti makro
akuntansi.
3) Akuntansi perusahaan
15
Akuntansi perusahaan disebut juga akuntansi yang komersial adalah bidang
akuntansi yang bertujuan mencari laba (profit oriented) secara rinci akuntansi
perusahaan dapat dibedakan menjadi akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen lebih ditujukan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi
pengelola perusahaan.
2. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah
Keuangan daerah merupakan segala sesuatu yang baik berupa uang maupun
barang yang dapat di jadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki atau
dikuasai oleh negara atau pihak lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menurut Abdul Halim (2012: 25), keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu
baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang
belum dimiliki atau dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-
pihak lain sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundangan yang berlaku.
Sumber penerimaan terdiri atas sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu,
Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi hasil pajak, sumbangan dan bantuan serta
penerimaan pembangunan. Kebijakan keuanagan daerah senantiasa diarahkan pada
terciptanya sasaran pembangunan, terciptanya perekonomian daerah yang mandiri
sebagai usaha bersama atas asas kebersamaan berdasarkan pancasila dan UUD
1945 dengan meningkatkan kemakmuran rakyat yang merata.
Prinsipnya pengertian keuangan negara sama dengan keuangan daerah,
perbedaaan antara keuangan negara dengan keuangan daerah adalah keuangan
negara meliputi semua aspek kekayaan negara, sedangkan keuangan daerah hanya
16
meliputi pengelolaan keuangan suatu daerah tertentu saja. Pengelolaan keuangan
daerah berkaitan dengan perencanaan dari anggaran daerah.
Abdul Halim (dalam Sefni Kasmita 2003: 14) mengemukakan bahwa
akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah
daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas
pemerintahan daerah (kabupaten, kota atau provinsi) yang memerlukan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007, tentang
pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan daerah, dalam ketentuan
umumnya menyebutkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelengaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut, dalam rangka
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Dari beberapa defenisi diatas terdapat dua hal yang perlu dijelaskan yaitu :
1) Yang dimaksud dengan semua hak adalah hak untuk memungut sumber-
sumber penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah, dan lain-lain. Dan atau hak untuk menerima sumber-
sumber penerimaan lain seperti dana alokasi umum dan dana alokasi khusus
sesuai peraturan yang ditetapkan. hak tersebut akan menaikkan kekayaan
daerah.
2) Yang dimaksud dengan semua kewajiban adalah kewajiban untuk
mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam
17
rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum,
dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut akan menurunkan kekayaan
daerah.
Menurut Deddi Nordiawan, (2006:5) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD) dapat di definisikan sebagai berikut : “Serangkaian prosedur yang saling
berhubungan, yang digunakan sesuai dengan skema menyeluruh yang ditunjukan
untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan
digunakan pihak intern dan ekstern pemerintah daerah untuk mengambil keputusan
ekonomi.”
3. Tujuan Akuntansi Keuangan Daerah
Tujuan akuntansi keuangan daerah, American Accounting Association
dalam Glynn menyatakan bahwa tujuan akuntansi keuangan daerah yaitu :
a) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercaya kepada
organisasi.
b) Menurut PSAK nomor 1 tentang penyajian laporan keuangan. Tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi standar
akuntansi keuangan.(2004:4).
c) Memberi informasi yang memungkinkan untuk melaporkan pelaksanaan
tanggung jawab mengelolah secara tepat dan efektif program dan penggunaan
sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkin bagi pegawai
18
pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas operasi pemerintah dan
menggunakan dana publik
Dari hasil penyelaan di atas pada dasarnya akuntansi keuangan baik
perusahaan maupun pemerintah adalah sama, hanya saja akuntansi untuk
pemerintahan dikelompokkan sebagai akuntansi yang berdiri sendiri terpisah dari
akuntansi perusahaan.
4. Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Daerah
a) Sistem Pencatatan
Menurut Abdul Halim (2012: 44), Akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari suatu organisasi. Yang dimaksud pengidentifikasian adalah
pengidentifikasian transaksi ekonomi, agar dapat membedakan yang mana
transaksi yang bersifat ekonomi dan mana yang tidak. Pada dasarnya ekonomi
adalah aktivitas yang berhubungan dengan uang. Proses selanjutnya adalah
pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan menggunakan satuan uang. Jadi,
semua transaksi didalam akuntansi harus dinyatakan dalam satuan uang. Proses
berikutnya adalah pencatatan ekonomi, yaitu pengolahan data transaksi ekonomi
tersebut melalui penambahan dan atau pengurangan atas sumber daya yang ada.
Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang
merupakan hasil akhir proses akuntansi.
Dalam buku Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012: 45-51) Ada
beberapa sistem pencatatan yang dapat digunakan yaitu :
1. Single entry
19
Sistem pencatatan single entry sering juga disebut dengan sistem pencatatan
tata buku tunggal atau tata buku saja. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi
ekonomi dilakukan dengan mencatat satu kali. Transaksi yang berakibat
bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang
berakibat berkurangnya kas akan dicata t pada sisi pengeluaran.
2. Double entry
Sistem pencatatan double entry juga sering disebut dengan tata buku
berpasangan. Pencatatan dengan sistem ini ada sisi debit dan kredit. Setiap
pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut :
ASET + BEBAN = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN
3. Triple entry
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan
pada buku anggaran. Sementara system pencataan double entry dijalankan, sub
bagian pembukuan (bagi keuangan) pemerintah daerah juga mencatat
transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan
efektif pada sisi anggaran.
b) Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Daerah
Pengakuan adalah kapan suatu transaksi dicatat. Untuk menentukan kapan
transaksi dicatat digunakan berbagai sistem/ basis/ dasar akuntansi.
Dalam buku Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012:5-55) dasar
akuntansi terbagi empat yaitu :
20
1) Basis kas (cash basis)
Basis kas, seperti telah diuraikan sebelumnya menetapkan bahwa
pengakuan/pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi
tersebut menimbulkan perubahan atau berakibat pada kas, apabila suatu
transaksi bukan menimbulkan perubahan kas, maka transaksi tersebut tidak
dicatat.
2) Basis akrual (acrual basis)
Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa itu
terjadi dan bukan hanya saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Oleh
karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan
akuntansi dan diakui dalam pelaporan keuangan pada periode terjadinya.
3) Basis kas modifikasian (modified cash basis)
Basis kas modifikasian mencatat transaksi selama tahun anggaran dan
melakukan penyesuaian pada tahun anggaran berdasarkan basis akrual.
4) Basis akrual modifikasian (modified accrual basis)
Basis akrual modifikasian mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas
untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis akrual untuk
sebahagian besar transaksi. Pembatasan penggunaan dasar akrual dilandasi
oleh pertimbangan kepraktisan.
5. Tujuan dan Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh
pemerintah daerah adalah :
21
a) Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, politik serta sebagian bukti pertanggung jawaban
(accountability) dan pengelolaan (stewardship).
b) Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manejerial dan organisasional.
Menurut Abdul Halim (2004:26) tujuan penyajian laporan keuangan oleh
pemerintah adalah :
a) Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran
kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit
pemerintah daerah.
b) Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi
ekonomi suatu unit pemerintah dan perubahan-perubahan yang terjadi
didalamnya.
c) Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya
dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan
ketentuan lain yang disyaratkan.
d) Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksi pengaruh pemilikan dam pembelanjaan sumber daya ekonomi
terhadap pencapaian tujuan operasional.
e) Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional.
6. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah
22
Akuntansi terdiri dari tiga bidang utama, yakni Akuntansi
komersial/perusahaan, Akuntansi Pemerintah, dan Akuntansi sosial. Dalam
akuntansi komersial, data digunakan untuk memberikan informasi keuangan
kepada menajemen, pemilik modal, penanam modal, kreditor, dan pihak - pihak
lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dalam akuntansi
pemerintahan, data digunakan untuk memberikan informasi mengenai transaksi
ekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak eksekutif, legislatif, yudikatif dan
masyarakat. Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi khusus untuk diterapkan
pada lembaga dalam artian makro, yang melayani perekonomian nasional. Sebagai
contoh adalah neraca pembayaran Negara, transaksi arus dana, transaksi
pendapatan dan produksi nasional, serta neraca nasional.
Lingkup Akuntansi Pemerintahan adalah :
1) Akuntansi Pemerintah Pusat
2) Akuntansi Pemerintah Daerah, terdiri atas :
(a) Akuntansi Pemerintah Provinsi
(b) Akuntansi Pemerintah Kabupaten/Kota
7. Lingkungan Akuntansi keuangan daerah
Abdul Halim (dalam Tika Sukma Anugrah 2013:19) mengemukakan bahwa
Seluruh informasi dan data-data yang disusun dalam laporan keuangan yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah akan digunakan oleh berbagai pihak
eksternal, yaitu pihak- pihak eksternal pemerintah daerah yang berkepentingan
23
terhadap pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung biasanya disebut
sebagai Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang meliputi :
a) DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)
DPRD adalah badan yang memberikan otorisasi kepada pemerintah
daerah untuk mengelola keuangan daerah.
b) BPK (Badan Pengawas Keuangan)
BPK adalah badan yang melakukan pengawasan atas pengelolaan
keuangan daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah, yang termasuk dalam
badan ini adalah Inspektorat Jenderal dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
c) Investor, Kreditur, dan Donatur
Badan atau organisasi baik pemerintah, lembaga keuangan, maupun
lainnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menyediakan sumber
keuangan bagi pemerintah daerah.
d) Analisis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah
Pihak- pihak yang menaruh perhatian atas aktivitas yang dilakukan
pemerintah daaerah, seperti : lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi
beserta akademisnya), ilmuwan, peneliti, konsultan, LSM, dan lain-lain.
e) Rakyat
Rakyat disini adalah kelompok masyarakat yang menaruh perhatian
kepada aktivitas pemerintah khususnya yang menerima pelayanan pemerintah
daerah atau yang menerima produk atau jasa pemerintah daerah.
f) Pemerintah Pusat
24
Pemerintah pusat memerlukan laporan keuangan pemerintah daerah
untuk menilai pertanggung jawaban Gubernur sebagai wakil pemerintah.
g) Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten atau Kota)
Pemerintah daerah saling berkepentingan secara ekonomi misalnya
dalam hal melakukan pinjaman.
8. Perbedaan Akuntansi Keuangan Daerah dengan Akuntansi
Perusahaan
1) Akuntansi keuangan daerah direncanakan , diorganisasikan, dan
dioperasikan atas dasar dana, tetapi terpisah dalam kesatuan macam-
macam dana, sedangkan akuntansi perusahaan merupakan kesatuan usaha
yang utuh.
2) Akuntansi Keuangan Daerah lebih mengutamakan ketentuan hukum,
Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah, sedangkan akuntansi perusahaan lebih mengutamakan prinsip
yang berterima umum.
3) Adanya perbedaan mendasar terhadap tujuan anggaran pemerintah dengan
perusahaan, pemerintah tidak berorientasi pada laba tetapi lebih memenuhi
kebutuhan atau kepentingan umum, sedangkan perusahaan bertujuan
mencari laba.
9. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
Dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi,
Yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi.
25
Adapun tahapan-tahapan siklus akuntansi yaitu :
1) Transaksi
Transaksi merupakan kegiatan yang mengubah posisi keuangan suatu
entitas dan pencatatannya memerlukan data atau dokumen atau bukti
pendukung dalam kegiatan operasi suatu entitas.
2) Bukti transaksi
Transaksi yang terjadi pertama-tama akan direkam dalam formulir
sehingga formulir tersebut merupakan bukti. Formulir -formulir ini dibagi
menjadi formulir internal yaitu formulir yang dibuat oleh organisasi yang
bersangkutan dan formulir-formulir yang diterima dari luar organisasi.
3) Jurnal
Jurnal merupakan media/metode yang digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan secara kronologis (urut waktu). Jurnal disebut juga sebagai
buku harian karena fungsi jurnal digunakan untuk melakukan pencatatan
pertama dari transaksi-transaksi. Dalam jurnal transaksi keuangan
diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang
akan disajikan dalam laporan keuangan.
4) Posting ke buku besar
Setelah dilakukan jurnal kemudian jumlah yang terdapat pada sisi debit
dan sisi kredit dipindahkan/ditransfer ke rekening buku besar yang sesuai.
Tindakan ini disebut posting
26
Buku besar merupakan buku yang berisi kumpulan rekening. Bertujuan
mencatat secara terpisah atas pendapatan, belanja, pembiayaan, aktiva, hutang
dan ekuitas dana.
5) Buku besar pembantu
Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian rekening
tertentu yang ada dibuku besar. Rekening buku besar yang rinciannya dicatat
dalam buku pembantu disebut rekening pengawas, sedangkan rekening yang
merinci rekening pengawas disebut rekening pembantu. Contoh buku pembantu
adalah buku pembantu piutang, buku pembantu persediaan dan sebagainya.
6) Neraca saldo
Neraca merupakan daftar rekening-rekening beserta saldo yang
menyertainya pada suatu periode tertentu.
7) Jurnal penyesuaian
Pendapatan dan biaya harus diakui pada periode akuntansi tertentu.
Pendapatan dianggap telah diperoleh kalau jasa itu telah diserahkan kepada
konsumen, meskipun kasnya belum diterima. Sebaliknya, jika kas telah
diterima sebelum jasa diserahkan kepada konsumen, maka penerimaan kas
tidak boleh diakui sebagai pendapatan periode sekarang. Dalam kasus ini,
penerimaan uang muka dari pelanggan dilaporkan sebagai utang.
Jurnal penyesuaian dibuat untuk tujuan berikut :
a) Melaporkan semua pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi.
b) Melaporkan semua biaya yang terjadi selama periode akuntansi.
27
c) Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca, sebagian nilai
aktiva pada awal periode telah terpakai selama satu periode akuntansi yang
dilaporkan.
d) Melaporkan secara akurat kewajiban (hutang) pada tanggal neraca.
8) Neraca saldo setelah penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah
mempostingnya kerekening buku besar yang berhubungan. Setelah dilakukan
posting prosedur akuntansi berikutnya adalah menyusun neraca saldo setelah
penyesuaian.
Neraca saldo setelah penyesuaian adalah neraca saldo yang disusun
setelah pembuatan jurnal-jurnal penyesuaian. Saldo-saldo rekening yang ada
dalam neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo rekening setelah
disesuaikan. Apabila dalam jurnal penyesuaian muncul rekening baru, maka
rekening baru ini juga dimasukkan dalam neraca saldo setelah penyesuaian.
Dengan adanya jurnal penutup, rekening yang tetap ada adalah rekening
permanen yaitu aset, hutang dan ekuitas dana.
Untuk menihilkan rekening pendapatan, belanja dan pembiayaan
digunakan rumus sebagai berikut :
a) Karena pendapatan terletak pada sisi kredit maka untuk menihilkannya
harus didebit, demikian halnya penerimaan pembiayaan.
b) Karena belanja terletak pada sisi debit maka untuk menihilkannya harus
dikredit, demikian halnya pengeluaran pembiayaan.
28
c) Karena APBD kita menganut surplus dan defisit maka posisi silpa
kemungkinan debit dan kemungkinan kredit.
Berdasarkan rumus tersebut jurnal penutup yang dibuat sebagai
berikut:
Pendapatan xxx
Penerimaan pembiayaan xxx
Silpa xxx
Belanja xxx
Pengeluaran pembiayaan xxx
Silpa xxx
9) Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari :
(a) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggran merupakan laporan yang menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber data ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara realisasi dan anggarannya dalam suatu periode.
(b) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode
akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Unsur-
unsur yang dicakup oleh laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran kas.
29
Masing-masing unsur didefenisikan sebagai berikut :
a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke kas daerah.
b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari kas daerah.
(1) Neraca
Neraca merupakan laporan yang memberikan gambaran
utuh suatu entitas pemerintah daerah pada tanggal tertentu. Dalam
neraca akan tergambar posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:6), “Neraca adalah
posisi keuangan yang menggambarkan posisi keuangan dalam
suatu tanggal tertentu atau a moment of time”.
(2) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Catatan atas laporan keuangan menyajikan penjelasan
naratif, analisis atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas.
(3) Neraca Saldo Setelah Penutupan.
Tahap akhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan neraca
saldo setelah penutupan. Neraca saldo penutupan berisi saldo
rekening-rekening setelah jurnal penutup. Jurnal penutup dibuat
karena pada dasarnya rekening pendapatan, belanja dan
pembiayaan merupakan sub-bagian dari rekening ekuitas dana,
30
sehingga pada akhir periode akuntansi atau akhir tahun anggaran
saldo- saldonya akan ditransfer ke rekening ekuitas.
Rekening pendapatan, belanja dan pembiayaan disebut
rekening temporer (nominal) sedangkan rekening aset, hutang dan
ekuitas dana disebut rekening permanen (real). karena saldo
rekening temporer dalam hal ini pendapatan, belanja dan
pembiayaan tidak berlanjut pada tahun berikutnya maka angka-
angka rekening tersebut harus dinihilkan melalui jurnal penutup.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
Tentang Standar Akuntansi Pemerintah tujuan pernyataan standar ini adalah
mengatur penyajian laporan keuangan. Untuk umum dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, standar ini menetapkan seluruh
pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan
keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan bertanggungjawab keuangan daerah pada dasarnya
yang melatar belakangi terbitnya peraturan perundang-undangan ini adalah
keinginan untuk mengelolah keuangan Negara dan daerah secara efektif dan
efesien, ide dasar tersebut tentunya ingin di laksanakan melalui data kelola
31
pemerintah yang baik yang memiliki tiga pilar utama yaitu transparansi,
akuntanbilitas dan pertifatif.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
Menurut Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 232 ayat (3) sistem akuntansi
pemerintahan daerah merupakan serangkaian prosedur, mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan
atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung
jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
Didalam pasal 232 ayat (6) disebutkan bahwa dalam rangka
mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi :
1) Laporan realisasi anggaran
2) Neraca
3) Catatan atas laporan keuangan
Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat
prosedur akuntansi, Yaitu prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi
pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas dan prosedur akuntansi selain aset.
a) Prosedur akuntansi penerimaan kas
Sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi
serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan,
pengikhtisaran atas transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta pelaporan
32
keuangan dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan atau SKPKD.
b) Prosedur akuntansi pengeluaran kas
Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian
proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, pengikhtisaran
atas transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggung jawaban pelaksana APBD yang berkaitan dengan
pengeluaran kas pada SKPD dan/ atau SKPKD.
c) Prosedur akuntansi selain kas
Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses, baik
manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan
dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan
transaksi dan/atau kejadian selain kas pada SKPD atau SKPKD.
d) Prosedur akuntansi aset
Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi atas
perolehan, hingga pemeliharaan, rehabilitas, penghapusan, pemindahtanganan,
perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset yang dikuasai/digunakan
SKPD atau SKPKD. Prosedur akuntansi aset digunakan sebagai alat
pengendali dalam pengelolaan aset yang dikuasai digunakan SKPD atau
SKPKD.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
33
Akuntansi proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklarifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan serta
penginterprestasian atas hasilnya.
Kerangka konseptual akuntansi pemerintah adalah konsep dasar
penyusunan dan penegmbangan standar akuntansi pemerintah dan merupakan
acuan bagi komite akuntansi pemerintah, penyusunan laporan keuangan dalam
pemecah atas suatu masalah yang belum diatur dalam persyaratan standar akuntansi
pemerintah. Sistem akuntansi pemerintah adalah rangkaian sistematik dari
prosedur, penyelenggaraan, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi pajak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan
organisasi pemerintah.
14. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kakayaan berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut. Pengelolaan keuangan adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pertangguang jawaban dan pengawasan
keuangan daerah.
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 merupakan peraturan dalam penerapan
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah. Standar
ini digunakan untuk pengambilan keputusan, kebijakan akuntansi dan rujukan
dalam proses pembuatan laporan keuangan berbasis akrual.
34
B. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengemukakan hipotesis yaitu Diduga
Penerapan Akuntansi Keuangan Daerah pada Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Rokan Hilir belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.