22
1 BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep Untuk memahami secara jelas tentang persoalan penelitian yang telah tertera pada BAB I. Maka dirumuskan konsep-konsep yang menjadi dasar bagi penelitian ini. 2.1.1 Depenisi kinerja kerja karyawan Kinerja kerja Karyawan secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005) dalam Trinaningsih (2007), bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok (Mangkunegara,2005), dalam(Trinaningsih, 2007).

BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

1

BAB II

TELAAH TEORI

2.1.Depenisi dan Nalar Konsep

Untuk memahami secara jelas tentang persoalan penelitian

yang telah tertera pada BAB I. Maka dirumuskan konsep-konsep

yang menjadi dasar bagi penelitian ini.

2.1.1 Depenisi kinerja kerja karyawan

Kinerja kerja Karyawan secara etimologi, kinerja berasal dari

kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh

Mangkunegara (2005) dalam Trinaningsih (2007), bahwa istilah

kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang)

yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dibedakan

menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja

individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun

kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan

kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan

kinerja kelompok (Mangkunegara,2005), dalam(Trinaningsih, 2007).

Page 2: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

2

Kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau

perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya di

organisasi.Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuannya

(Marihot,2002:35).

Menurut Suyadi Prawirosentono (1999:45), arti kinerja atau

performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum, (Gibson et al, 1996 dalam Trinaningsih, 2007),

menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang

dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan

tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode

tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja

atau kinerja organisasi.

Menurut Bonner dan Sprinkle (2002), dalam (Nadhiroh

2010), menyatakan bahwa ada tiga variabel yang dapat

mempengaruhi kinerja, yaitu: variabel individu, variabel pekerjaan,

dan variabel organisasi. Variabel individu termasuk atribut yang

Page 3: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

3

dimiliki seseorang sebelum melakukan tugas seperti konten

pengetahuan, pengetahuan organisasi, kemampuan, kepercayaan diri,

gaya kognitif, motivasi intrinsik, nilai nilai budaya. Variabel

pekerjaan termasuk faktor-faktor yang bervariasi baik di dalam

maupun di luar kerja, seperti kompleksitas, format presentasi,

pengolahan dan respon modus siaga.Sementara itu, variabel

lingkungan meliputi semua kondisi, keadaan, dan pengaruh di sekitar

orang yang melakukan tugas tertentu, seperti tekanan waktu,

akuntabilitas, tujuan yang telah ditetapkan dan umpan balik.

Soedjono (2005) dalam (Mariam,2009), menyebutkan 7

(tujuh) kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

pegawai secara individu yakni: (1) Kualitas.Hasil pekerjaan yang

dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang

diharapkan dari pekerjaan tersebut. (2) Kuantitas. Jumlah yang

dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan. (3)

Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah

ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas

yang lain. (4) Efektivitas. Pemanfaatan secara maksimal sumber daya

yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan

mengurangi kerugian. (5) Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan

Page 4: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

4

kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil yang merugikan. (6)

Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan

organisasinya dan (7) tanggung jawab pegawai terhadap

organisasinya.

Tjiptono (1997), berpendapat bahwa kinerja (performance),

yaitu pelayanan yang diterima pasien terhadap karakteristik operasi

dari pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada

kepuasan yang dirasakan.Wujud dari kinerja ini misalnya: kecepatan,

kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam

memberikan jasa pengobatan terutama keperawatan pada waktu

penyembuhan yang relatif cepat, kemudahan dalam memenuhi

kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan

memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan

rumah sakit.(Rezsa, 2008),kinerja kerja karyawan rumah sakit

bertujuan untuk memberikan pelayanan publik yang mendahulukan

kepentingan umum, mempermudah pelayanan kesehatan,

mempersingkat pelayanan dan memberikan kepuasan kepada pasien.

Karyawan kesehatan adalah seseorang yang memiliki

kemampuan dan kewenangan dalam melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan ilmu atau skill yang dimilikinya dalam

Page 5: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

5

mengikuti pendidikan keperawatan.Pelayanan medis atau

keperawatan adalah pelayanan esencial yang di berikan oleh

perawat kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

memiliki masalah kesehatan baik fisik mental maupun rohani, dan

pelayanan yang diberikan dengan maksud untuk meningkatkan

derajat kesehatan yang semaksimal mungkin sesuai dengan profesi

yang dimiliki dalam menjalankan activitas pelayanannya seperti

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan mengunakan

proses keperawatan sebagai metode ilmia keperawatan

Menurut Ervianto (2005), kinerja kerja karyawan merupakan

faktor mendasar yang mempengaruhi performansi kemampuan

bersaing dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Peningkatan

kinerja kerja karyawan berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan,

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

membutuhkan pelayanan kesehatan itu sendiri.Selain itu, kinerja

kerja karyawan adalah salah satu ukuran institusi dalam mencapai

tujuannya dengan mengunakan berbagai macam sumber daya

manusia yang dimiliki instansi atau rumah sakit di dalam

peningkatan kualitas layanan dengan memiliki sumber daya manusia

yang berkemampuan tinggi dengan kinerja kerja yang tinggi pula.

Page 6: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

6

Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling

strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh

manajemen.Peningkatan kinerja kerja hanya dapat dilakukan oleh

manusia karena itu tenaga kerja merupakan faktor yang sangat

dibutuhkan dalam mengukur kinerja kerjanya (Siagan, 2002). Setiap

institusi selalu berusaha agar karyawanya bisa berprestasi dalam

memberikan kinerja kerja yang maksimal kepada organisasi atau

institusi.Kinerja kerja karyawan bagi suatu institusi sangat penting

sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan tugasnya.

Karena semakin tinggi kinerja kerja karyawan dalam institusi, berarti

laba institusi dan kinerja akan meningkat pula.

Menurut Sinungan (2005: 64), juga mengisyaratkan dua

kelompok syarat bagi kinerja kerja perorangan yang tinggi:

Kelompok pertama tingkat pendidikan dan keahlian, Jenis teknologi

dan hasil produksi, kondisi kerja, kesehatan, kemampuan fisik dan

mental. Kelompok kedua; sikap mental (terhadap tugas), teman

sejawat dan pengawas, keaneka ragam tugas, sistem insentif (sistem

upah dan bonus), untuk menigkatan kinerja kerja.

Kinerja kerja adalah: cerminan aktivitas karyawan kesehatan

terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya (Jewel dan Siegal,

Page 7: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

7

1998).Dengan memperhatikan terhadap kualitas pekerjaan,kuantitas

kerja dan kebijakanpimpinan serta ketepatan waktu bekerja baik

secara individu maupun kelompok, dituntut juga sikap dan tindakan

dari setiap individu yang bekerja di Hospital.

2.1.2 Faktor individu: skill atau attitude

Menurut Azwar (1996), skill atau kemampuan pelayanan

kesehatan adalah kemampuan menunjukkan tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan dalam memberikan rasa puas pada diri setiap

pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas

pelayanan kesehatan. Dalam menyelenggarakan upaya menjaga

kualitas pelayanan kesehatan di Hospital, Pelayanan tidak terlepas

dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan

standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas kerja dijelaskan

bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan

keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus

melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di Hopital.

Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998) perawat

adalah salah satu unsur vital dalam Hospital. Perawat, dokter, dan

pasien merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak

dapat dipisahkan. Skill adalah kemampuan seseorang dalam

Page 8: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

8

melakukan pekerjaan di suatu instansi, karyawan dituntut untuk

meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Setiap

karyawan kesehatan yang bekerja di rumah sakit dituntut untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat atau pasien secara

efektifitas dan efisiensi.

Menurut Matutina (2001), kualitas sumber daya manusia

mengacu pada pengetahuan (knowledge) yaitu skill yang dimiliki

karyawan yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya fikir

serta penguasaan ilmu luas yang dimiliki karyawan, Skill

(kemampuan) dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu

yang dimiliki karyawan. Kemampuan yaitu kemampuan yang

terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan

yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerja sama dan tanggung

jawab.Indikator skill karyawan adalahbekerja sesuai dengan

pengetahuan, bertanggung jawab terhadap pekerjaan, bekerja

dengan baik, berkreativitas tinggi, dan mempunyai skill yang tinggi.

Menurut Soegiarto (1999), sikap adalah keadaan mental dan

saraf dan kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang

memberikan pengaruh dinamis atau terarah terhadap respon individu

pada semua obyek dan situasi. Sikap merupakan penilaian seseorang

Page 9: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

9

terhadap stimulus atau obyek. Setelah orang mengetahui stimulus

atau obyek proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap

stimulus atau obyek tersebut. Sikap (atitude) karyawan kesehatan

adalah sekumpulan cara kepercayaan dan perasaan yang dimiliki

oleh seseorang mengenai ide dan situasi tertentu terhadap orang lain

(Moorhead dan Griffin, 2013).

Sikap perawat atau kinerja perawat, merupakan cara kerja

perawat dalam suatu Hospital atau institusi, pelayanan kesehatan

selama periode tertentu, suatu Hospital memiliki karyawan

kesehatan yang berkinerja baik, maka besar kemungkinan kinerja

Hospital akan baik pula. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan

(Desler, 2009). Hal ini mencerminkan tentang perasaan seseorang

tentang sesuatu. Ada 3 (tiga) komponen utama dari sikap, antara

lain: (a) Kognitif atau evaluasi, adalah segmen opini atau

keyakinan dari sikap, yang menentukan tingkatan untuk bagian

yang lebih penting dari sebuah sikap. (b) Afektif atau perasaan

adalah segmen emosional atau perasaaan dari sebuah sikap, yang

Page 10: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

10

menimbukan hasil akhir perilaku. (c) Perilaku atau tindakan adalah

sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam

caratertentu terhadap sesuatu atau seseorang. Indikator sikap ramah

terhadap pasien, tidak membeda-bedakan pasien, bersikap yang baik

dengan sesama teman kerja, memiliki kesabaran dalam bekerja,

bersifat sportif dalam bekerja, dan disiplin dalam bekerja.

2.1.3 Faktor Organisasi: budaya organisasi dan fasilitas

Robbins et al. (2008), mendefenisikan budaya organisasi

adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota

yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi

lainnya. (Hofstede, 2010), mendefinisikan budaya organisasi adalah

hasil susunan pemikiran bersama yang membedakan anggota-

anggota sebuah organisasi dengan yang lain.

Menurut Schein (2004), mendefinisikan budaya organisasi

sebagai pola asumsi dasar diciptakan, ditemukan atau dikembangkan

oleh kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan diri dengan

masalah-masalah eksternal dan integrasi internalyang telah bekerja

cukup baik serta dianggap berharga dan karena itu diajarkan kepada

anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari, berpikir dan

merasakan hubungan dengan masalah tersebut.

Page 11: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

11

Carwright yang dikutip Wibowo (2013), memahami budaya

sebagai penentu yang kuat dari keyakinan, sikap dan perilaku orang

dan pengaruhnya dapat diukur melalui bagaimana orang termotivasi

untuk merespons lingkungan budaya mereka.Budaya organisasi

merupakan sarana terbaik bagi Hospital untuk dapat memahami

sumber daya manusia dari berbagai profesi di dalam Hospital karena

budaya organisasi merupakan ketentuan, aturan dan norma yang

tidak tertulis yang menjadi standar perilaku yang dapat diterima

dengan baik oleh anggota organisasi (Sunarto, 2004).Indikator

budaya organisasi: pimpinan memberikan tanggung jawab kepada

karyawan, komunikasi yang baik, memberikan dukungan moril,

menyelesaikan masalh karyawan, memberikan informasik kepada

karyawan dan mengharapkan akan mencapai hasil yang baik dalam

bekerja.

Fasilitas kerja terkait dengan lingkungan kerja, karena

lingkungan kerja juga merupakan fasilitas kerja, dengan adanya

lingkungan kerja yang nyaman maka karyawan dapat melaksanakan

kerjadengan baik. (Moekijat, 2001:155), secara sederhana yang

dimaksud dengan fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat

memproses suatu masukan (input) menuju keluaran (output) yang

Page 12: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

12

diinginkan. Menurut Buchari (2001:12), fasilitas adalah penyedia

perlengkapan – perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan

kepada penggunanya, sehingga kebutuhan–kebutuhan dari pengguna

fasilitas kesehatan dapat terpenuhi. Ditambahkan oleh (Bary, 2002:

67), fasilitas kerja kesehatan adalah sarana yang digunakan didalam

pelayanan kesehatan.Pelayanan juga harus didukung dengan sumber

daya manusia yang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang

trampil didalam memberikan pelayanannya.Indikator fasilitas kerja:

faslitas cukup untuk bekerja, Hospital memiliki fasilitas

modern,Karyawan memiliki kemampuan dalam pengunaan peralatan

modern., Hospitalmemberikan pelatihan pada karyawan dalam

mengunakan peralatan dan Hospitalsecara rutin mengadakan

peralatan.

2.1.4. Faktor praktek MSDM : Kompensasi, Pelatihan dan

pengembangan karier

Menurut Hasibuan (2007:117), mendefinisikan kompensasi

sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung

atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas jasa

yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi merupakan istilah

luas yang berkaitan dengan imbalan-imbalan financial (financial

reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan

Page 13: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

13

kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi.Kompensasi adalah

finansial karena pengeluaran moneter yang dilakukan oleh

organisasi.Kompensasi bisa langsung, dimana uang langsung

diberikan kepada pegawai, ataupun tidak langsung dimana pegawai

menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter

(Simamora, 2001: 124). Indikator kompensasi gaji adalah kelayakan

gaji: gaji yang saya terima memenuhi kebutuhan sehari-hari, ada

tunjangan pensiun, penyediaan posisi untuk karyawan, ada kenaikan

pangkat bagi karyawan.

Tanjung (2003), pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang

menyangkut proses belajar, berguna untuk memperoleh dan

meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku,

dalam waktu relatif singkat dan metodenya mengutamakan praktek

dari pada teori. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih

menekankan pada praktek dari pada teori yang dilakukan seseorang

atau kelompok dengan menggunakan pelatihan dan bertujuan

meningkatkan kemampuan dalam satu atau beberapa jenis

keterampilan tertentu. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu

proses interaksi antara peserta dengan lingkungannya yang mengarah

pada pencapaian tujuan pendidikan dan pelatihan yang telah

Page 14: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

14

ditentukan terlebih dahulu (Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Kesehatan, 2002). Indikator pelatihan karyawan kesehatan adalah

mempermudah dalam bekerja, mempersingkat waktu dalam

penyelesaian pekerjaan, pelatihan sesuai dengan materi, pelatihan

dapat meningkatkan karier, pelatihan untuk menigkatkan skill.

Handoko (2002),pengembangan karier karyawan dapat

diartikan sebagai kesediaan tempat bagi karyawan untuk di tempati

guna mencapai tujuan organisasi dan karier karyawan juga dibantu

oleh manajemen sumber daya manusia untuk mencapainya. (Gibson,

1992), pengembangan karier adalah: keterbukaan dan kejelasan

jenjang karier serta kesempatan untuk menduduki jabatan tertentu di

perusahaan, indikator pengembangan karier: pengetahuan dan

ketrampilan sebagai kriteria untuk di promosikan, senioritas

merupakan syarat untuk di promosikan, jabatan sudah sesuai dengan

kemampuan, mendapat kesempatan mengikuti pendidikan dan

pelatihan, pimpinan selalu diskusi dalam pengembangan karier.

Page 15: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

15

2.2 PenelitianTerdahulu.

Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu

Penelitian

terdahulu

Judul

penelitian

Variabel Alat analisis

dan sampel

Hasil

penelitian

Hafizurrcma

n, (2011)

Faktor yang

mempengaruhi

kinerja

perawat dalam

menjalankan

kebijakan

keperawatan,

di Rumah sakit

daerah.yogyak

arta.

Kinerja

perawat

sebagai

variabel

Independen,

Sejarah

lingkungan

Kesehatan

keluarga,perila

ku gaya hidup

dan motivasi

kerja sebagai

variabel

Dependen,

penelitian

mengunakan

potong

lintang,meng

unakan

SEM.

Sampel 250

perawat

berdasarkan

hasil penelitian

maka kinerja

perawat dapat

di tingkatkan,

dengan

terencana dan

terfokus

Ngadimin M,

Wahyuddin,

(2012)

Rekruitmen,De

kruitmen,

pengembangan

karier dan

kompensasi

peranya

terhadap

kinerja kerja

kinerja kerja

karyawan

sebagai

variabel

independen,

kompensasi,

pengembangan

karier, dan

rekrutment

sebagai

variabel

dependen

regresi

logistik

mengunakan

spss, sampel

100 orang

bahwa

variable

independen

yang terdiri

dari

:rekruitmen,de

kruitmen,

pengembangan

karier dan

kompensasi

berpengaruh

positif dan

significan

terhadap

kinerja kerja

Sitti

Fathonah,

(2011)

Pengaruh

kompensasi,

pengembangan

karier,

lingkungan

kinerja kerja

sebagai

variabel

independen,

kompensasi,

mengunakan

produk

moment

dengan spss

random

bahwa:

kompensasi,

pengembangan

karier,lingkung

an, komitmen

Page 16: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

16

kerja, dan

budaya

organisasi

terhadap

kinerja kerja

pengembangan

karier,

lingkungan

kerja, dan

komitment

organisasi

sebagai

variabel

dependen

sampling,

sampel 60

orang

organisasi

dapat

mempengaruhi

secara

significan

terhadap

kinerja

karyawan..

Dina

Ariyanti,

(2012)

Budaya

organisasi dan

kinerja kerja

perawat di

rumah sakit

bhayanngkara

medan,

kepuasan kerja

perawat

sebagai

variabel

independen,

Budaya

organisas,

motivasi kerja

sebagai

variabel

dependen

Desain

deskriptif

korelasi,

spss, sampel

61 orang

Hasilnya

menunjukan

bahwa ada

hubungan

budaya

organisasi

dengan kinerja

kerja perawat

pelaksana

rumah sakit

bhayangkara

semakin baik

dan kepuasan

semaikin

meningkat

Penelitian – penelitian terdahulu berfungsi sebagai

pendukung untuk melakukan penelitian ini.Penelitian – penelitian

sebelumnya telah mengkaji masalah-masalah seperti pengembangan

karier, kompensasi, budaya organisasi terhadap kinerja kerja ini

memiliki kaitan juga dengan penelitian ini namun peneliti ingin

meneliti lebih lanjut mengenai beberapa faktor tersebut guna

membuktikan hasilnya apakah sesuai atau tidak. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh (Sitti Fathonah, (2011) dengan judul

pengaruh kompensasi, pengembangan karier, lingkungan kerja, dan

budaya organisasi terhadap kinerja kerja bahwa kompensasi,

budaya organisasi mempengaruhi kinerja kerja karyawan namun

dalam penelitian ini tidak membuktikanbahwa kompensasi dan

Page 17: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

17

budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja kerja kayawan

kesehatan.

2.3 Pengembangan hipotesis.

2.3.1 Pengaruh individu (skill dan atitude) terhadap kinerja

kerja karyawan kesehatan.

Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa kinerja kerja

sangat dipengaruhi oleh factor knowledge, skills, abilities, attitudes,

dan behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi

sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-

hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 2003).

Peneliti lainmelakukan penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi kinerja perawat dalam menjalankan kebijakan

keperawatan, di Rumah sakit daerah, berdasarkan hasil penelitian

maka kinerja perawat dapat di tingkatkan, dengan terencana dan

terfokus (Hafizurrcman, 2011).

H.1.1: Skill atau kemampuan tenaga kesehatan berpengaruh terhadap

kinerja kerja karyawan kesehatan.

Sikap (atitude) karyawan kesehatan adalah sekumpulan cara

kepercayaan dan perasaan yang dimiliki oleh seseorang mengenai

ide dan situasi tertentu terhadap orang lain (Moorhead dan Griffin,

2013), sikap atau kinerja perawat, merupakan cara kerja perawat

dalam suatu rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan selama

Page 18: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

18

periode tertentu, suatu Hospital memiliki tenaga kesehatan yang

berkinerja baik maka besar kemungkinan kinerja rumah sakit

tersebut akan baik pula. Perawat pelaksana menyatakan bahwa

tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan kerjasama tim,

sejalan dengan (Marquis dan Huston, 2010).

H.1.2: Sikap pelayanan keperawatan berpengaruh terhadap kinerja

kerja karyawan kesehatan.

2.3.2. Pengaruh organisasi (budaya organisasi dan fasilitas)

terhadap kinerja kerja.

Hasil penelitian Marie (2004), menunjukkan bahwa budaya

organisasi di Nevada Hospital digolongkan baik. Hal ini terlihat dari

gaji perawat yang tinggi, sumber daya manusia yang kompeten dan

yang paling utama adalah rumah sakit tersebut menjunjung tinggi

budaya kerjasama yang baik yaitu penghargaan yang tinggi dan

kepedulian terhadap kerjatim dan partisipasi.

H.2.1: Faktor budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja kerja

karyawan kesehatan.

Fasilitas kerja adalah suatu alat atau prasarana untuk

memperlancar mempermudah fungsi pelaksanaan kegiatan atau

activitas kerja para karyawan atau staf kesehatan.Fasilitas

merupakan bagian secara individu dari penawaran yang dapat

Page 19: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

19

dikembangkan atau dapat mengurangi sehingga dapat mengubah

mutu pelayanan kesehatan dalam bentuk jasa.

Menurut Buchari (2001:12), fasilitas adalah penyedia

perlengkapan – perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan

kepada penggunanya, sehingga kebutuhan –kebutuhan dari pengguna

fasilitas tersebut dapat terpenuhi budaya organisasi dan fasilitas

kerja Hospital RefMaliana juga merupakan suatu sarana pendukung

bagi peningkatan kinerja kerja karyawan Hospital, bila didalam

organisasi kurang mendapat kenyamanan dalam bekerja maka

dengan sendirinya akan menurunkan produktivitas kerja karyawan

demikian pun fasilitas kerjanya. Penelitian terdahulu menunjukkan

bahwa fasilitas, tingkat pendidikan dan disiplin kerja berpengaruh

secara signifikan dan berhubungan positif secara parsial terhadap

kinerja pegawai (Sutrisno, 2014)

H.2.2:Ketersediaan fasilitas kerja berpengaruh terhadap kinerja

kerja karyawan kesehatan.

2.3.3. Pengaruh factor praktek MSDM: (kompensasi, pelatihan

dan pengembangan karier) terhadap kinerja kerja

karyawan .

Kompensasi sesuai dengan hasil penelitian Siti Fathonah

(2011) mengatakan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja kerja dan kepuasan kerja karayawan.Pada

Page 20: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

20

umumnya, bentuk kompensasi adalah finansial karena pengeluaran

moneter yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai

tujuannya.Kompensasi bisa langsung, dimana uang langsung

diberikan kepada pegawai, ataupun tidak langsung dimana pegawai

menerima kompensasi dalam bentuk- bentuk non moneter

(Simamora, 2001: 124).

H.3.1: Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja kerja karyawan

kesehatan.

Pelatihan itu merupakan suatu upaya dalam peningkatan

pengetahuan karyawan oleh suatu institusi atau perusahaan dimana

mempersiapkan karyawannya untuk meningkatakan pelayanan yang

semaksimal dan efectifitas. Pelatihan merupakan suatu proses belajar

mengajar terhadap pengetahuan dan keterampilan tertentu serta sikap

agar peserta semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung

jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standa (Tanjung,

2003).

H.3.2: Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja kerja karyawan

kesehatan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti Fathonah

(2011) bahwa pengembagnan karier dapat berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan dan kinerja kerja karyawan.Pembahasan tentang

karier dalam rangka manajemen sumber daya manusia bertitik tolak

Page 21: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

21

dari asumsi dasar bahwa seseorang yang mulai bekerja setelah

penempatan dalam suatu organisasi akan terus bekerja untuk

organisasi tersebut selama masa aktifnya hingga seseorang

memasuki usia pensiun.

H.3.3: Pengembangan karier berpengaruh terhadap kinerja kerja

karyawan kesehatan.

Page 22: BAB II TELAAH TEORI 2.1.Depenisi dan Nalar Konsep 2.1.1

22

2.4 Model Penelitian.

Ghauri (dalam Suparmono dan Hariyanto 2005) memberi

batasan model adalah representasi penyederhanaan dari hubungan

antar variabel.

INDIVIDU: (X 1)

- SKILL (X1.1)

- ATTITUDE/SIKAP (X1.2)

ORGANISASI:( X 2)

-BUDAYA ORGANISASI ( X2.1.)

- FASILITAS Kerja (X2.2)

FAKTOR PRAKTEK MSDM: (X3)

- KOMPENSASI (X3.1)

- PELATIHAN (X3.2)

- PENGEMBANGAN KARIER (X3.3)

INDIVIDU: (X 1)

- SKILL (X1.1)

- ATTITUDE/SIKAP (X1.2)

KINERJA KERJA (Y)

INDIVIDU: (X 1)

- SKILL (X1.1)

- ATTITUDE/SIKAP (X1.2)