13
8 BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis memberikan pedoman dalam penelitian ini dengan menggunakan jurnal penelitian yang berkaitan dengan topik yang dibahas yaitu tentang “mekanisme pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) pajak pertambahan nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari Malang” Menurut Octavia (2015) melakukan penelitian yang membahas tentang “analisis proses restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) di Indonesia” dalam penelitian ini dijelaskan bahwa restitusi PPN memberikan peluang kepada wajib pajak untuk meminta kembali kelebihan pembayaran pajak kepada Negara, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses restitusi PPN di Indonesia yang dilakukan dengan proses pemeriksaan dan mengambil studi pada PT XYZ. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui metode pengumpulan data, wawancara dan dokumentasi. hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa proses restitusi PPN di Indonesia sebagaimana diatur dalam undang-undang dan belum dilakukan secara online sehingga menyebabkan hal berikut: berbelit-belitnya prosedur yang berhubungan dengan restitusi PPN itu sendiri baik dari internal maupun eksternal DJP, banyaknya beban kerja yang ditanggung oleh fiskus, dan

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

8

BAB II

TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis memberikan pedoman

dalam penelitian ini dengan menggunakan jurnal penelitian yang berkaitan

dengan topik yang dibahas yaitu tentang “mekanisme pengembalian

kelebihan pembayaran pajak (restitusi) pajak pertambahan nilai (PPN)

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari Malang”

Menurut Octavia (2015) melakukan penelitian yang membahas

tentang “analisis proses restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) di

Indonesia” dalam penelitian ini dijelaskan bahwa restitusi PPN

memberikan peluang kepada wajib pajak untuk meminta kembali

kelebihan pembayaran pajak kepada Negara, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui proses restitusi PPN di Indonesia yang dilakukan dengan

proses pemeriksaan dan mengambil studi pada PT XYZ. Jenis penelitian

ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui

metode pengumpulan data, wawancara dan dokumentasi. hasil dari

penelitian memperlihatkan bahwa proses restitusi PPN di Indonesia

sebagaimana diatur dalam undang-undang dan belum dilakukan secara

online sehingga menyebabkan hal berikut: berbelit-belitnya prosedur yang

berhubungan dengan restitusi PPN itu sendiri baik dari internal maupun

eksternal DJP, banyaknya beban kerja yang ditanggung oleh fiskus, dan

Page 2: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

9

lamanya pengembalian uang restitusi PPN kepada wajib pajak. Proses

restitusi PPN di Indonesia yang diatur dalam undang-undang perlu

dilakukan deregulasi atas peraturan tersebut agar proses restitusi PPN

menjadi lebih cepat, selain itu restitusi PPN sebaiknya dilakukan secara

online agar dapat memangkas jangka waktu dan prosedur itu sendiri.

Menurut Mangundap (2016) melakukan penelitian yang membahas

tentang “analisis prosedur restitusi kelebihan pembayaran pajak pajak

pertambahan nilai (PPN) pada kantor pelayanan pajak pratama manado“

dalam penelitian ini dijelaskan bahwa restitusi pajak merupakan

pengembalian jumlah pembayaran pajak dari hasil perhitungan jumlah

pajak yang sebenarnya terutang dengan jumlah kredit pajak menunjukan

jumlah selisih lebih atau telah dilakukan pembayaran pajak yang

seharusnya tidak terutang. tujuan penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana prosedur restitusi PPN dan adakah hambatan yang terjadi

dalam prosedur restitusi PPN, serta upaya apa yang dilakukan KPP

pratama manado untuk mengatasi hambatan yang terjadi. Penelitian ini

dilakukan di KPP pratama manado, metode analisis yang digunakan

adalah metode deskriptif dan hasil penelitian menunjukan prosedur

restitusi kelebihan pembayaran PPN di KPP pratama manado telah sesuai

dengan prosedur standar yang dikeluarkan oleh departemen keuangan

republic Indonesia dan direktorat jendral pajak, dan hambatan berupa

pemalsuan dokumen yang dilakukan wajib pajak.

Page 3: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

10

Menurut Supit (2014) melakukan penelitian yang membahas

tentang “analisis restitusi pajak pertambahan nilai terhadap penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado”

dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pajak merupakan tulang punggung

pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama

dalam pelaksanaan pembangunan adalah tersedianya dana pajak sangat

berperan dalam menggerakkan roda perekonomian yang ada di Indonesia.

Saat ini dalam proses pembayaran pajak sering mengalami kesalahan yang

mengakibatkan terjadinya restitusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh restitusi pajak pertambahan nilai terhadap

penerimaan pajak yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian

adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan restitusi pajak

pertambahan nilai yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Manado memberikan pengaruh negatif terhadap penerimaan pajak yang

ada, sehingga dapat mengakibatkan penyaluran dana pajak untuk

pembangunan kota Manado berkurang. Sebaiknya bagi pihak yang terkait

dalam proses pembayaran dan pelaporan pajak, untuk dapat lebih teliti

dalam proses tersebut agar tidak terjadi kesalahn yang dapat menimbulkan

terjadinya restitusi pajak pertambahan nilai.

Berdasarkan uraian dari tiga penelitian terdahulu diatas dapat

diketahui persamaan dan perbedaan bahasan antara penelitian terdahulu

dengan topik penulis. Persamaan dari tiga penelitian terdahulu dengan

topik penulis yaitu sama-sama membahas dan mengkaji tentang

Page 4: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

11

bagaimana proses restitusi atau disebut dengan kelebihan pembayaran

pajak, pajak pertambahan nilai (PPN). Selain itu terdapat kesamaan pada

alat analisis dan tekhnik analisis yang digunakan, tetapi terdapat satu

perbedaan dalam penelitian terdahulu. Perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan topik penulis yaitu lokasi. Selain itu pada penelitian

terdahulu menjelaskan atau memaparkan restitusi pajak pertambahan nilai

yang berbeda-beda. Bentuk perkembangan restitusi pajak pertambahan

nilai (PPN) dan bagaimana mengatasi agar sistem restitusi PPN tersebut

dapat diatasi dengan banyaknya hambatan dan keterlambatan proses

restitusi PPN pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari.

B. Tinjauan Pustaka

1. Definisi pajak

Menurut undang-undang tentang ketentuan umum dan tata cara

perpajakan pasal 1 Undang-Undang No.28 Tahun 2017, “Pajak adalah

kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Menurut Soemitro dalam Resmi (2016:1) mendefinisikan pajak

adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung

dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Page 5: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

12

Sedangkan menurut Djajadiningrat dalam Resmi (2016:1)

mendefinisikan pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari

kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan

perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan hukuman,

menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,

tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk

memelihara kesejahteraan secara umum.

Menurut Waluyo (2011:3) menyatakan pajak adalah iuran

masyarakat kepada Negara (yang dipaksakan) terutang oleh wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)

dengan tidak mendapat prestasi kembali, langsung dapat ditunjuk dan guna

adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum dengan tugas.

Negara untuk menyelenggarakan pemerintah. Unsur pokok pajak yaitu :

a. Iuran dari rakyat kepada Negara, yang berhak memungut pajak

hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang)

b. Berdasarkan undang-undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan

ketentuan undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara

langsung dapat ditunjuk, dalam pembayaran pajak tidak dapat

ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah

d. Digunnakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yaitu

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Page 6: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

13

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah

kontribusi wajib yang dimiliki orang pribadi dan badan yang memiliki

penghasilan dari apa yang mereka kerjakan yang bersifat memaksa dan telah

diatur dalam undang-undang tanpa adanya imbal balik secara langsung

kepada masyarakat melainkan masyarakat akan menerimanya dalam bentuk

lain yang berguna untuk kesejahteraan masyarakat.

2. Fungsi pajak

Fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya, berfungsi sebagai salah satu

sumber penerimaan Negara yang hasilnya digunakan untuk membiayai

pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk

pembangunan.Upaya pemerintah untuk mengoptimalkan pemasukan dana ke

kas Negara melalui cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak

dengan penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak. (Resmi 2011: 3)

Fungsi regulerend yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi

maupun tujuan tertentu diluar bidang keuangan serta dapat mengendalikan

kegiatan masyarakat agar sejalan dengan rencana dan keinginan pemerintah.

3. Jenis pajak

Menurut (Waluyo, 2013) Jenis pajak dapat dikelompokan berdasarkan

tiga golongan yaitu :

a. Pajak langsung

Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada

pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang

bersangkutan. Contohnya pajak penghasilan (PPh), merupakan

Page 7: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

14

pajak langsung karena pengenaan pajaknya adalah langsung

kepada wajib pajak yang menerima penghasilan, tidak dapat di

limpahkan kepada wajib pajak lain.

b. Pajak tidak langsung

Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain

.contohnya pajak pertambahan nilai (PPN) merupakan pajak tidak

langsung karena yang menjadi wajib pajak pertambahan nilai

(PPN) seharusnya adalah penjualnya. Dalam hal ini penjual lah

yang mengakibatkan adanyya pertambahan nilai tetapi pengenaan

pajak pertambahan nilai dapat digeser kepada pihak lain.

Jenis pajak berdasarkan sifatnya :

a. Pajak subyektif

Pajak didasarkan atas keadaan subyeknya, memperhatikan

keadaan diri wajib pajak yang selanjutnya dicari syarat obyektifnya

(memperhatikan keadaan wajib pajak). Contohnya pajak penghasilan

(PPh) adalah pajak subyektif karena PPh memperhatikan keadaan diri

wajib pajak yang menerima penghasilan.

b. Pajak obyektif

Pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa

memperhatikan diri wajib pajak. Contohnya pajak pertambahan

nilai (PPN) serta pajak bumi dan bangunan (PBB). PPN merupakan

peningkatan nilai dari suatu barang, bukan penjual yang

meningkatkan nilai barang. PBB dikenakan terhadap keadaan dari

tanah dan bangunan, bukan dari keadaan pemiliknya.

Page 8: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

15

Jenis pajak berdasarkan lembaga pemungutnya :

a. Pajak pusat atau pajak Negara

Pajak pusat atau pajak Negara adalah pajak yang wewenang

dan pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang

pelaksanaanya dilakukan oleh departemen keuangan melalui

derektorat jenderal pajak. Pajak pusat diatur dalam undang-undang

dan hasilnya akan masuk ke anggaran pendapatan dan belanja

Negara (APBN). Contohnya pajak penghasilan (PPh), pajak

pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan barang mewah

(PPnBM), Bea materai, pajak bumi dan bangunan (PBB), Bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).

b. Pajak daerah

Pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah

daerah yang pelaksanaanya dilakukan oleh dinas pendapatan

daerah. Pajak pusat diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan

masuk ke anggaran pendapatan dan belanja daerahh (APBN). pajak

daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34

Tahun 2004 tentang pajak daerah dan restribusi daerah. Terdiri atas

4 jenis pajak daerah provinsi dan 7 pajak daerah kabupaten/kota

adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

16

Pajak daerah provinsi sebagai berikut:

a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air;

b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air;

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air;

d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air

permukaan;

Pajak daerah kabupaten/kota sebagai berikut :

a. Pajak hotel;

b. Pajak restoran;

c. Pajak hiburan;

d. Pajak reklame;

e. Pajak penerangan jalan;

f. Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian;

4. Tata cara pemungutan pajak

a. Stelsel pajak

Stelsel pajak adalah suatu sistem yang digunakan untuk

memperhitungkan pajak yang harus dibayarkan. Pemungutan pajak

didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga

pemungutan yang baru dapat dilakukan pada akhir tahun

pajak,yaitu setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Cara

pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel (Resmi

2011 :7) yaitu:

Page 10: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

17

1. Stelsel pajak nyata : pengenaan pajak didasarkan pada objek

(penghasilan yang nyata) sehingga pemungutan pajak baru

dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah diketahui

penghasilan yang sesungguhnya;

2. Stelsel pajak anggapan : pengenaan pajak didasarkan pada

suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang;

3. Stelsel pajak campuran : pengenaan pajak didasarkan pada

kombinasi antara stesel nyata dan stesel anggaran.

b. Asas pemungutan pajak

Menurut Mardiasmo (2016) kebijakan pemungutan pajak yang

dilakukan oleh Negara didasarkan atas tiga macam asas, yaitu :

asas domisili, asas sumber, asas kebangsaan.

1. Asas Domisili (asas tempat tinggal): Negara akan mengenakan

pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat

tinggal di wilayahnya, baik itu penghasilan yang berasal dari

dalam maupun luar negeri;

2. Asas Sumber: Negara akan mengenakan pajak atas penghasilan

yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat

tinggal wajib pajak;

3. Asas Kebangsaan : pengenaan pajak dihubungkan dengan

kebangsaan suatu Negara. asas ini berlaku kepada setiap orang

asing yang bertempat tinggal di Indonesia yang diwajibkan

untuk membayar pajak.

Page 11: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

18

c. Sistem pemungutan pajak

Sistem pemungutan pajak merupakan sebuah mekanisme yang

digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar

wajib pajak ke Negara. di Indonesia berlaku tiga jenis sistem

pemungutan pajak, menurut (Mardiasmo 2009 :7) yakni:

1. Official assessment system: sistem pemungutan pajak yang

member kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan

sendiri jumlah pajak terutang setiap tahunnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku;

2. Self assessment system: sistem pemungutan pajak yang member

wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak

yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan perpajakn yang berlaku;

3. With holding system: sistem pemungutan pajak yang member

wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

5. Pajak pertambahan nilai

a. Pengertian Pajak Pertambahan nilai

Pengertian pajak pertambahan nilai (PPN): pajak yang

dikenakan atas konsumsi barang kena pajak atau jasa kena pajak

didalam daerah pabean. Orang pribadi, perusahaan, maupun

pemerintah yang mengkonsumsi barang kena pajak atau jasa kena

pajak dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN).

Page 12: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

19

b. Dasar hukum pajak pertambahan nilai

Dasar hukum pajak pertambahan nilai adalah Undang-

Undang nomor 8 Tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai dan

pajak penjualan atas barang mewah sebagaiman telah diubah

dengan Undang-Undang nomor 11 Tahun 1994, diubah lagi

dengan Undang-Undang nomor 18 Tahun 2000, dan terakhir

Undang-Undang nomor 42 Tahun 2009.

c. Restitusi PPN

Kelebihan pajak masukan terhadap pajak keluaran dalam

suatu masa pajak tertentu yang atas kelebihan merupakan hak yang

dapat diminta kembali oleh wajib pajak. Penyebab terjadinya

kelebihan pembayaran pajak masukan antara lain :

1. Ekspor barang kena pajak (BKP) berwujud atau BKP tidak

berwujud;

2. Ekspor jasa kena pajak (JKP);

3. Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN;

4. Penyerahan BKP/JKP yang memperoleh fasilitas PPN tidak

dipungut;

5. Pembelian barang modal dalam tahap belum berproduksi;

6. Pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang

d. Jika terdapat Kekurangan

Wajib pajak (WP) yang mengalami kekurangan

pembayaran pajak yang terutang berdasarkan surat pemberitahuan

Page 13: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/43374/3/BAB II.pdf · pembiayaan pelaksanaan pembangunan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan

20

(SPT) harus membayar sebelum SPT tersebut disampaikan.

Sebelumnya WP disarankan untuk membuat e-filling untuk

mempermudah pelaporan pajak. Sehingga (WP) tidak perlu datang

ke kantor pajak untuk melapor pajak, cukup dengan mengakses

djponline.pajak.go.id.

Berikut adalah langkah-langkah pembayaran kekurangan pajak

khusus SPT pribadi :

1. Mendatangi kantor pelayanan pajak (KPP) berdomisili atau

berdasarkan identitas NPWP anda, untuk meminta surat setoran

pajak (SSP)

2. Kemudian lakukan pembayaran di kantor pos atau di bank yang

telah ditunjuk

3. Setelah melakukan pembayaran, akan mendapatkan bukti

penerimaan Negara (BPN)

4. Kemudian masukan nomor transaksi penerimaan negara

(NTPN) ke dalam e-filling di kolom surat transaksi penerimaan

Negara dan isilah tanggal pembayaran

5. Simpanlah surat pemberitahuan tahunan (SPT) online

6. Kirimkan surat pemberitahuan tahunan (SPT) kepada KPP

7. Selesai