36
6 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Wisma I. Pengertian Wisma Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisma memiliki arti (1) bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dsb; gerha; (2) kumpulan rumah; kompleks perumahan; permukiman. Bila diterjemakan ke bahasa Inggris, kata wisma berarti public building/ bangunan publik ;guesthouse / pasanggrahan,pondok tamu. II.1.2 Atlet I. Pengertian Atlet atlet; dari bahasa Yunani: athlos yang berarti "kontes" adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Atlet adalah orang yang menjadikan olahraga sebagai kegiatan professional, kalangan ini umumnya dibayar tinggi, memerlukan latihan ekstensif (tidak hanya bakat alam tapi lebih pada bakat praktis yang didapat dari praktek dan pembimbingan). Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri.Ia memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri serta latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Sekalipun dalam beberapa cabang olahraga atlet harus melakukannya secara berkelompok atau beregu, pertimbangan bahwa seorang atlet sebagai individu yang unik perlu tetap dijadikan landasan pemikiran. II.1.3 Wisma Atlet II.1.3.1 PendekatanWisma Atlet Wisma Atlet mempunyai pengertian sebagai suatu gedung atau bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal para atlet dalam jangka waktu sementara (0-12 bulan) namun dilengkapi fasilitas layaknya apartemen ataupun hotel.

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

6  

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Wisma

I. Pengertian Wisma

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisma memiliki arti (1)

bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dsb; gerha; (2) kumpulan rumah;

kompleks perumahan; permukiman. Bila diterjemakan ke bahasa Inggris,

kata wisma berarti public building/ bangunan publik ;guesthouse /

pasanggrahan,pondok tamu.

II.1.2 Atlet

I. Pengertian Atlet

atlet; dari bahasa Yunani: athlos yang berarti "kontes" adalah

orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Atlet

adalah orang yang menjadikan olahraga sebagai kegiatan professional,

kalangan ini umumnya dibayar tinggi, memerlukan latihan ekstensif

(tidak hanya bakat alam tapi lebih pada bakat praktis yang didapat dari

praktek dan pembimbingan).

Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri.Ia

memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri serta

latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada

dirinya. Sekalipun dalam beberapa cabang olahraga atlet harus

melakukannya secara berkelompok atau beregu, pertimbangan bahwa

seorang atlet sebagai individu yang unik perlu tetap dijadikan landasan

pemikiran.

II.1.3 Wisma Atlet

II.1.3.1 PendekatanWisma Atlet

Wisma Atlet mempunyai pengertian sebagai suatu gedung

atau bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal para atlet

dalam jangka waktu sementara (0-12 bulan) namun dilengkapi

fasilitas layaknya apartemen ataupun hotel.

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

7  

Penghuni dari proyek ini, yaitu atlet maka berdasarkan teori

dari buku, Periodization: Theory and Methodology of Training

(Tudor O. Bompa Greg Haff dapat mengambil titik acuan untuk

beberapa pendekatan latihan yang dilakukan oleh atlet.Dalam

latihan selain secara phisycal diperlukan jugaSupportive Factors

dalam latihan.Melihat fungsi dari wisma adalah sebagai tempat

berisitirahat para atlet sebelum menjalani pertandingan.

Para Atlet perlu mendapat istirahat yang cukup juga tetap

memiliki gaya hidup berhubungan dengan udara luar yang segar

tentunya. Oleh karena itu dibutuhkan wisma yang mempunyai

ruang untuk beraktivitas dalam udara segar. Ruang ini bisa untuk

bersitirahat ataupun untuk latihan-latihan kecil. Gambar II.1.3.1.1Komponen Dari Sistem Latihan Atlet

 Sumber : Tudor O. Bompa, G. Gregory Haff

(2009, Theory and Methodology of Training, p8)

II.1.3.2 Studi literatur

1) Olympic Village di London

Untuk olimpiade 2012 nanti London sudah mulai

membangun mulai mei 2010 kemarin. Posisi atlet village berada

di kota stradford. Arsitek yang bertanggung jawab atas bangunan

ini dari ODA design.Bangunan ini menghabiskan 1.1 milyar

poundsterling. Rencana awal akan dibangun 3000 apartment

namun ternyata dikurangi 1000 unit. Sehingga kapasitas

perkamar awalnya 4 mendapat tambahan menjadi 5 per unit

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

8  

apartmen. Atlet village ini akan dibuat menjadi tempat yang

begitu mengesankan, modern, bersih, kumpulan rumah-rumah

dan bangunan Gambar II.1.3.2.1 Tampak Olympic Village London

Sumber : Google Search Engine

Olympic Village ini konsep awalnya ada sustainable dan

menghadirkan kesan taman, pohon, tempat bermain, open space.

Sustainable disini bukan hanya lingkungan tapi juga social dan

ekonomi.London atlet village ada kemungkinan dijadikan pusat

ekonomi setempat sehingga 15 tahun kemudian ribuan pekerjaan

bisa di dapat disini.Secara lingkungan atlet village ini di design

dengan banyaknya ruang terbuka hijau. Jarak antara bangunan

seperti jalan kaki, parkir dan jalan mobil, menggunakan material

yang recycle. Menggunakan solar panel dan pengolahan air

hujan.Konservasi energi serta air, bahan tahan radiasi panas,

glazing serta ventilasi sehingga menurunkan polusi, bising dan

hemat energi. Gambar II.1.3.2.2Open Space Olympic Village London

Sumber : Google Search Engine

Sistem ruang yang disediakan dijamin tidak akan ada 2

kompetitor yang tinggal dalam 1 kamar. Double bedroom luasnya

tidak lebih kecil dari 12 meter persegi, agar tidak menyia-nyiakan

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

9  

tempat. Komplek wisma atlet ini terdiri dari 14 blok bangunan

dengan ketinggian 10 lantai mampu menampung 16.900 ranjang

dipecah menjadi 10.500 atlet dan 6400 team pendukung. Untuk

lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-

fasilitas yang tersedia antara lain seperti, kamar, restoran, kantin,

klinik, area rekreasi, open space, village plaza, taman, lift Gambar II.1.3.2.3Interior Kamar

Sumber : Google Search Engine

Setelah pekan olimpiade selesai akan dijadikan 2800 hunian

dan 1379 rumah dengan harga terjangkau. Tentunya akan di

tambah fasilitas baru seperti taman, area terbuka lainnya,

fasilitas-fasilitas untuk komunitas social serta Chobham academy

(world class education) untuk umur 3-19 tahun

2) Olympic Village Beijing

Sebuah Olympic Village di Beijing yang memperoleh

sertifikat dari Leadership in Energi and Environmental Design

(LEED) Gold award.LEED sebuah organisasi yang bergerak

dalam menetapkan bangunan-bangunan yang peduli terhadap

energi dan lingkungan sekitarnya.Penghargaan ini di dapat karena

mengusung topic sustainable design dan juga dilengkapi oleh

feature-feature seperti panel surya, green roof, dan rainwater

recycling sistem.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

10  

Gambar II.1.3.2.4Olympic Village Beijing

Sumber : Google Search Engine

Michale Kwok sebagai arsitek dari divisi Olympic village

ini sengaja mengusung sustainable green dengan tema

environmentally-friendly.Hal ini dilakukannya dengan tujuan

untuk membuat para atlet hidup sehat dalam lingkungannya.

Olympic village mempunyai luas 160 acre, 16.000 atlet, 42

bangunan terpisah, 7 gedung komunitas, 3 bangunan komersil

dan retail, pusat kesehatan, perpustakaan, gymnasium, kolam

renang, terisolasi, hemat energi penghawaan sampai

50%,penggunaan air hujan, grey water, roof garden, panel surya,

95% parkir di bawah tanah, pedestrian dan sepeda.

Bangunan ini setelah olimpiade berakhir akan dijadikan

apartemen mewah. Awal 2009 ternyata 80% unit-unitnya telah

terjual.

Berdasarkan pengertian yang penulis rangkum dan juga

melihat studi-studi kasus yang ada tempat lain (Beijing,London,

Athena), Kesimpulan yang dapat ditarik dari studi literature

adalah sebagai berikut :

• 1 unit terdiri dari 2/4/5 orang

• Terdapat ruang terbuka agar udara sehat mengalir untuk

atlet

• Bangunan kesehatan seperti klinik

• Terdapat fasilitas rekreasi, seperti mall, taman kantin,

gymnasium

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

11  

II.1.3.3Studi Banding

1. Wisma Atlet Senayan

Wisma Atlet Senayan yang sekarang berdiri di atas tapak,

mempunyai 3 massa bangunan. Wisma ini sudah berdiri sejak

tahun 1974 sampai sekarang tanpa pemugaran sedikitpun.Wisma

atlet ini mempunyai kapasitas 2 unit tiap lantainya, setiap

unitnya mampu untuk menampung hingga 15 atlet. Dengan

tinggi hampir 10 lantai dan 3 massa bangunan yang typical,

maka jumlah maksimum atlet yang bisa ditampung adalah 2 x 10

x 3 x 15 = 900 atlet. Foto II.1.3.3.1Tampak dan Layout Wisma Fajar

Sumber :Dokumentasi pribadi

Sekalipun dibangun sejak tahun 1974 namun baru

beroperasi tahun 1980. Tahun 2004 pindahtangan

kepengelolaan dari perorangan (orang Singapura) kepada

pengelola Gelora Bung Karno. Terakhir aktif 1985-1995 masih

digunakan untuk pelatnas.Namun sekarang sudah jarang dihuni

sejak berdirinya hotel atlet tepat di sebelahnya.

Setiap unitnya terdiri dari 3 kamar tidur, 3 kamar Mandi (1

dalam, 2 di luar), 1 gudang, Dapur, Ruang berkumpul.

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

12  

Foto II.1.3.3.2Kondisi Wisma Fajar

Sumber : Dokumen Pribadi

Dilihat dari feature-feature mewahnya (tahun 1974)

dengan adanya bathup dan ruangan yang sudah menggunakan

AC dan luasan yang cukup luas, serta menggunakan lantai teraso

dengan motif-motif kecil yang terbilang mahal untuk wakti

itu.Maka dapat disimpulkan walaupun namanya adalah wisma,

tetapi mengusung fasilitas hotel resident.fasilitas yang

ditawarkan mirip dengan hotel pada waktu itu, namun dihuni

dalam jangka waktu yang lama. Foto II.1.3.3.3Kondisi Wisma Atlet

Sumber : Dokumentasi pribadi

Orientasi bangunan ini

menghadap kearah Gelora Bung Karno, menghadap jalan pintu

satu Senayan.Pemilihan orientasi pada waktu itu bukan karena

fungsinya sebagai wisma atlet namun lebih untuk mengejar

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

13  

kemudahan akses karena bangunan ini digunakan untuk tempat

tinggal para karyawan asing.

2. Wisma atlet di GOR Ragunan

Wisma atlet Ragunan merupakan tampat pembinaan dini

yang diperuntukan kepada para atlet junior (SMP dan SMU)

sebelum menjalani pembinaan lebih lanjut di asrama (asrama

atlet Ragunan). Foto II.1.3.3.4 Tampak Wisma Atlet Ragunan

Sumber : Dokumentasi pribadi

Terdiri atas 3 lantai, dengan jumlah kamar sebagai berikut:

• Lantai 1 : 20 Kamar

Lantai 2 : 26 Kamar

Lantai 3 : 26 Kamar +

Jumlah : 72 Kamar,

Kamar yang disewakan : 17 Kamar sewa

Jumlah kamar untuk atlet : 55 Kamar

Kamar yang disewakan pada umumnya terisi pada saat

perlombaan, sehingga memungkinkan orang luar(atlet luar)

dapat menginap. Berikut ini adalah denah dari wisma atlet: Gambar II.1.3.3.1Denah Wisma Atlet

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

m

t

k

t

p

a

m

Sesuai

merupakan b

telah dikelomFoto I

Ruang

kapasitas rua

Ruang

tangga, di la

penghuni wi

akses utama

memudahkanFo

dengan pem

beberapa fot

mpokan berdII.1.3.3.5 R. M

meeting/ke

ang kurang lFoto II

Su

TV berada

antai 1 yang

sma atlet. Ta

yang memi

n sirkulasi voto II.1.3.3.7La

Gambar I

mberian war

to situasi pad

dasarkan denMeeting, taman

las hanya t

lebih adalahII.1.3.3.6R. TV

umber : Dokum

a pada bagia

g bisa digun

angga pada b

liki 2 buah b

ertical penghaundry, Dapur

II.1.3.3.2Layo

rna pada den

da wima atle

ngan pewarndan gerbang w

terdapat di l

h untuk 50-60V dan tangga

mentasi pribadi

an depan, te

nakan bersa

bagian ini m

bordes, kiri

huni. r dan Tangga S

ut kamar tidur

nah, dibawa

et Ragunan

naan tersebutwisma atlet

lantai 1, de

0 orang.

i

epat di sam

ama oleh sel

merupakan ta

dan kanan u

Sirkulasi

r

14

ah ini

yang

t.

engan

mping

luruh

angga

untuk

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

15  

Layout diatas merupakan layout typical kamar-kamar pada

wisma atlet Ragunan, termasuk kamar yang disewakan.Pada

wisma atlet Ragunan ini untuk setiap satu kamar tidur, ditempati

oleh 2 – 4 atlet yang tentunya segender dan memiliki kesamaan

dalam bidang olahraga yang ditekuni. Foto II.1.3.3.8

Kamar dan Kamar Mandi Comersil di Wisma Atlet Ragunan

Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar diatas merupakan foto dari kamar yang ditempati

oleh atlet di wisma atlet Ragunan.Untuk yang dihuni lebih dari 2

orang, pada kamarnya digunakan ranjang susun atau kasur di

bawah. Adapun fasilitas yang tersedia pada wisma atlet ragunan

adalah kamar tidur, ruang serbaguna, klinik, lapangan Olah raga,

Laundry, Musholla,WC bersama, parkir, sepeda.

II.1.4 Kesimpulan Tinjauan Umum

Setelah melewati beberapa penelusuran mengenai arti wisma atlet lewat

studi literature dan studi banding. Berikut adalah kesimpulannya :

• Wisma Atlet mempunyai kelas yang lebih rendah dibanding dengan

hotel

• Sebuah bangunan wisma atlet perlu didampingi dengan fungsi banguan

yang lain seperti hotel/apartemen sewat/ kantor guna mendukung biaya

operasional bangunan saat tidak ada event-event olahraga. Biasanya

yang menjadi dominan malah fungsi sampingannya ini (misal : hotel

atlet century)

• Wisma atlet per unitnya mempunyai kapasitas maximal 5 orang.

• Sebagian olympic village setelah selesai event-event sebagian besar

akan dijadikan apartemen dan sebagian lagi akan menjadi hotel.

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

16  

• Wisma atlet dilengkapi dengan sarana-sarana umum.

• Atlet yang dilatih mempunyai pelatih/manager/staff

II.2 Tinjauan Khusus Topik

Topik perancangan ini adalah "Sustainable Design" dan tema yang

digunakan adalah mengenai penghawaan alami dan buatan pada wisma Atlet

Senayan

II.2.1 Pengertian Sustainable Design

Menurut The Philosophy of Sustainable Design (Jason F. McLennan,

2004, p 4) Sustainable Design is a design philosophy that seek to maximize

the quality of the built environment, while minimizing or eliminating

negative impact to the natural environment. Tujuan dari sustainable adalah

untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan juga responsive

terhadap manusia.

Yang harus diperhatikan berikutnya adalah meningkatkan kualitas

dalam bangunan yang lebih baik untuk ditinggali dan digunakan oleh

manusia. Dalam menerapkan sustainable design menurut Brundtland

Commision sustainable design is meeting the needs of the present without

compromising the needs of the future. Ternyata hal ini tidaklah cukup bagi

Lennan, kalau berbicara tentang kualitas, itu berarti kita harus mengerti

apa yang menjadi tujuan dari desain untuk membuat sesuatu yang bersifat

fisik dapat memberi keuntungan bagi penghuninya.

Bagian terakhir dari sustainable design adalah mengurangi bahkan

menghapus dampak pada lingkungan.Apa yang menjadi krisis pada

lingkungan sebenarnya sama dengan sesuatu yang harus diperhatikan pada

desain bangunan.Harus ada yang namanya keseimbangan lainnya, tidak

hanya dari sisi lingkungan tapi juga dari sisi social dan juga ekonomi. Gambar II.2.1.1 Element dari sustainable Design

Sumber : Daniel E. Williams, FAIA (Sustainable Design Ecology Architecture and

Planning, 2007, p 15)

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

17  

Istilah Green design ataupun sustainable design sudah mengalami

penyatuan makna. Namun menurut sebuah buku yang berjudul Sustainable

Design Ecology, Architecture, and Planning (Daniel E. Williams, 2007,

p15). Green Design is an element of sustainable design. Ini artinya green

design lebih ke arah praktis dari pembuatan bangunan, bagaimana

mengintegrasikan iklim local dan sumber daya bangunan, membuat

interior yang sehat, ruang dengan cahaya alami, daur ulang material yang

langka. Lanjutnya Green buildings that efficiently use gridbased

(nonrenewable) energi slow the energi and pollution crisis, but if the

energisources powering these buildings are unsustainable, the design is

not sustainable.Energi untuk menekan krisis dan polusi haruslah energi

yang terbarukan dan mudah di dapat.

Sustainable desain lebih inklusif daripada green design, tidak sebatas

pengaplikasian material atau meminimalkan energi.Namun sustainable

design lebih memikirkan bagaimana bangunan ini berjalan ke depannya,

bertahan, berkembang dan bertahan hidup.Desain bangunan diharapkan

seperti mahluk hidup yang.Memanfaatkan potensi-potensi alam yang ada

di sekitar tapak adalah kunci dari sustainable design, bagaimana mengatur

pola hubungan antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lainnya

sehingga pengguna bisa merasakan kenyamanan.

II.2.2 Prinsip-prinsip sustainable design

Menurut Sustainable Design Ecology, Architecture, and Planning

(Daniel E. Williams, 2007, 18-19) prinsip-prinsip dalam mendesain

bangunan agar berkelanjutan antara lain:

• Connectivity: Design to reinforce the relationship between the project,

the site, the community, and the ecology. Make minimal changes to the

natural system functioning. Reinforce and steward those natural

characteristics specific to the place.

• Indigenous: Design with and for what has been resident and

sustainable on the site for centuries.

• Long life, loose fit: Design for future generations while reflecting past

generations.

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

18  

Mendesain sesuatu hasil karya arsitektur hendaknya memperhatikan

apa yang menjadi keterkaitan amtara tujuan proyek, lahan,

penghuni/pengguna, dan lingkungan. Minimalkan perubahan sistem

lingkungan yang telah ada. Misalnya tetap mempertahankan vegetasi yang

telah ada di sana seandainya perlu dihilangkan harus dipikir-pikir dengan

matang-matang

II.2.3 Hemat Energi dari sisi Penghawaan

Efisiensi energi yang biasa juga disebut penghematan energi atau

konservasi energi adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa

membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun

produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi

mutakhir secara aktif (menurut Jimmy Priatman, Dimensi Teknik Arsitektur

vol. 30 No.2, 2002, p167-175).Tanpa merubah fungsi bangunan, mungkin

bisa digarisbawahi karena merupakan penerapan dari sustainable desain yang

harus direncanakan dari awal.Credo form follow function harus bergeser

menjadi form follows energi.

Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara

efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi

lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang

menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan

berkurangnya biaya, serta meningkatkan nilai lingkungan, serta

kenyamanan.

Menurut Ir. Bonifasius Heru Santoso Soemarno, M.App.Sc yang perlu

diperhatikan dalam mewujudkan bangunan hemat energi adalah bagaimana

energi digunakan untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan dalam bangunan

seperti untuk pendingin udara, pencahayaan, mekanikal, dan lain lain.

Langkah berikutnya adalahmencari cara agar konsumsi energi dalam

bangunan dapat dikurangi..Namun mengingat begitu pentingnya

penghawaan buatan, sehingga meniadakan penghawaan buatan membuatnya

tidak nyaman. Penghawaan alamiakan mengambil peran untuk pendinginan

Menurut Ken Yeang (bioclimatic skyscraper, 1996, p113) ventilation

means the supply of outdoor air to an indoor space. It is incorrect to define

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

19  

ventilation simply as circulation of air within the space. If a room has no

openings, theoretically, there is no ventilation.

Penghawaan merupakan pertukaran antara udara luar dengan udara

dalam ruangan.Hal ini bisa saja terjadi dengan menggunakan penghawaan

buatan ataupun penghawaan alami.Namun penulis ingin menerapkan terusan

dari konsep sustainable desain yaitu hemat energi. Kebutuhan energi untuk

penghawaan buatan ternyata bisa mencapai 60-70% dari total biaya energi.

Sasaran dari proyek ini adalah para atlet, dimana kebutuhan akan udara segar

yang dominan serta kenyamanan suhu sangat perlu diperhatikan. Maka

untuk menjaga keseimbangan ini pada ruang-ruang istirahat tetap

menggunakan penghawaan buatan.Hal ini dimaksudkan agar para atlet yang

menghuni bisa merasakan kenyamanan saat beristirahat secara maksimal.

Penggunaan AC ternyata mempunyai beberapa efek buruk maupun

efek baik, menurutJurnal Kesehatan Lingkungan Vol.1, No.2, Januari 2005.

“Penggunaan Air Conditioner (AC) sebagai alternatif untuk mengganti

ventilasi alami dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja,

namun AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi

mikroorganisme untuk berbiak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas

udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan

kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight

Building Syndrome (TBS)”

Penggunaan AC terus-menerus dapat memicu munculnya Sick

Building Syndrome, hal ini dikategorikan SBS bila hampir 30% sering

mengalami gangguan kesehatan tanpa diketahui sebab yang jelas dan

gangguan tersebut hilang dalam beberapa saat setelah keluar dari ruangan.

Adapun gangguan pada hidung, mata, sakit kepala, badan lesu, sukar

bernapas, dada sesak, bernapas dengan bersuara dan keluhan seperti demam,

sakit otot dan sendi-sendi.

II.2.4 Penghawaan Alami (Natural ventilation)

Ventilasi alami baru bisa diterapkan di dalam bangunan apabila

kualitas udara luar lebih baik dibanding dengan udara dalam. Untuk daerah

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

20  

sekitar tapak menurut pemda DKI dan kementrian lingkungan hidup (2005)

masih berada di batas aman Gambar II.2.4.1Kondisi NO2,NOx,SO2Daerah Senayan dan Bundaran HI

Batas Aman

Sumber : Departemen Lingkungan Hidup (2005)

Dengan keterangan data di atas maka kemungkinan untuk melakukan

penghawaan alami bisa dilakukan.Dengan kendaraan 1.5% dan kondisi

udara sekitar tapak masih berada di posisi 63 % sampai batas polusi maka

masih bisa bertahan jumlah udara di sekitar tapak hingga 25 tahun ke

depan.Hal yang terpenting di dalam penghawaan alami adalah pergerakan

angin.Angin menjadi begitu penting dalam mengalirkan udara.Kecepetan

angin di daerah tropis basah umumnya rendah.Namun pada ketinggian

tertentu tetap harus ada pertimbangan mengenai kecepatan angin.Menurut

Ken Yeang kecepatan mulai terasa di wajah antara 1.6-3.3 dan bisa

mengganggu bila di atas 5.4 m/s (bisa menyebabkan benda-benda ringan

berterbangan).

 

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

21  

II.2.5 Manfaat Penghawaan alami

1) Kenyamanan Thermal

Arti dari kenyamanan thermal menurut Robert Mc Dowell

thermal comfort is that condition of mind which expresses satisfaction

with the thermal environment; it requires subjective evaluation. Ini

artinya kenyamantan thermal sangat dipengaruhi oleh subjektifitas

setiap orang masing-masing. Gambar II.2.5.1Skema Faktor-Faktor Kenyamanan Thermal

Sumber :Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)

Berdasarkan Robert McDowall (Fundamental of HVAC System,

2008, p32-42) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan

suhu :

1. Aktivitas pengguna

Tubuh akan terus melakukan metabolism dan menghasilkan

panas yang akan terus dipancarkan. Kita memproduksi panas

paling minimum pada saat kita tertidur. Berdasarkan aktivitas maka

bisa di mulai dari duduk, berjalan, berlari maka akan meningkat

produksi panasnya.

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

22  

Tabel II.2.5.1Koefisien Metabolisme Terhadap Aktivitas Manusia

(1 met =18.4Btu/h ft2])

Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)

2. Jenis Pakaian

Pakaian juga menentukan bagaimana melepaskan panas dari

tubuh, seperti yang kita ketahui bila kita memakai pakaian yang

bersifat insulator maka kita tetap bisa memakainya dengan nyaman

pada suhu yang lebih rendah. Tabel II.2.5.2Daftar Insulation dari Jenis Pakaian

(clo 0.88°Fft2h/Btu)

Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)

3. Suhu udara

Sangat sulit untuk menentukan suhu udara yang ideal bagi

tubuh, karena suhu di kepala maupun di kaki akan mengalami

perbedaan. Namun untuk daerah tropis suhu ideal tubuh berada di

kisaran 24-28°C.

4. Radiasi suhu

Panas yang ditularkan dari benda yang lebih panas ke benda

yang dingin tidak dipengaruhi oleh ruang intervensi.Semua benda

mempunyai koefisien dalam memancarkan radiasi panas. Dalam

bangunan, lantai langit-langit, dinding hampir mempunyai suhu

yang sama. Namun apabila seseorang sedang duduk dekat jendela

akan terasa bagaimana panas terkonveksi lewat kaca.

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

23  

5. Kelembaban

• Kelembaban rendah :indikasi dari kelembaban rendah adalah

kulit kering dan mata kering.

• Kelembaban tinggi : apabila konsentrasi air dalam udara

begitu tinggi, secara teknis bisa hingga 100% pada 16°C.

6. Kecepatan udara

Semakin tinggi kecepatan udara di atas tubuh maka akan

semakin besar efek pendinginan, dan kecepatan minimal yang

dibutuhkan sekitar 0.2m/s.

Contoh kasus :

• Kondisi tanpa menggunakan AC

Tidak ada yang bisa dipastikan dalam mengukur kenyamanan

suhu ini, namun kita bisa mendapatkan range secara aman dengan

berbagai pendekatan. Misalnya dengan aktivitas level antara 1-1.3,

orang tidak berada langsung terkena matahari, kecepatan angin di

bawah 40 fpm, memakai baju dengan koef pakaian 0.72.

Untuk area hasil yang dapat diterima disebut comfort envelope.

Suhu ruangan adalah suhu rata-rata di dekat benda yang memberi

radiasi terbesar.Dan suhu bulanan di luar adalah suhu yang di

tentukan setiap jamnya, data bisa didapat dari pemerintah

lingkungan hidup atau badan meteorology di sekitarnya. Gambar II.2.5.2Hubungan antara udara luar dengan suhu ruangan

Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

24  

Dari diagram di atas dapat dilihat kalau suhu bulanan pada

10°C adalah suhu minimum untuk membuat kenyamanan thermal.

Contoh lainnya adalah untuk lokasi yang suhu bulanannya 20°C

pada range 80% maka suhu yang dapat di terima adalah 21.6°C-

26.6°F.

• Kondisi menggunakan ventilasi buatan

Pengkondisian udara buatan dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis :

a) Kelas A high comfort, mempersempit kisaran menjadi <80% dan

dalam hal ini tidak ada penghuni yang merasa tidak nyaman.

b) Kelas B normal comfort, untuk kelas ini artinya 80% kisaran

yang diterima dengan menyampingkan 10%

c) Kelas C relaxed standard of comfort, untuk kelas ini artinya 80%

kisaran dengan menyampingkan kenyamanan 20%

Misalanya aktivitas 1-1.3, Koefisien pakaian 0.5-1.0 clo,

Kecepatan udara dibawah 0.2 m/s, Tidak langsung berada tepat

dengan matahari, dengan kelembaban 50%. Gambar II.2.5.3 Kenyamanan Thermal pada tropis lembab

Sumber : Dasar-dasar Arsitektur Ekologis (2007)

Sedangkan berdasarkan Heinz frick dalam bukunya dasar-

dasar arsitektur ekologis untuk daerah tropis ada beberapa range

area :

• kelembaban 17.5-47.5 % pada suhu 21-27°C

• Kelembaban 47.5-57.5 % pada suhu 21-25°C

• Kelembaban 57.5-77.5 % pada suhu 21-23°C

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

25  

Berdasarkan gambar di atas, dengan adanya pembayangan

maka toleransi suhu bisa meningkat hingga 4°C.Jakarta termasuk

dalam iklim tropis basah sehingg rata-rata kelembaban ada pada

76.5% jadi kenyamanan suhu untuk Jakarta berada bisa meluas

antara 25-27°C.

Menurut Tri Harso Karyono dalam bukunya Arsitektur

Kemapanan Pendidikan Kenyamanan dan Penghematan energi

menyatakan bahwa arsitektur tropis adalah rancangan spesifik

suatu karya arsitektur yang mengarah pada pemecahan problematik

iklim tropis seperti aspek kenyamanan visual dan kenyamanan

suhu.

Iklim tropis biasanya ditandai dengan curah hujan yang tinggi

(+/- 3000 mm/tahun), kelembaban yang tinggi (+/- 90%), kecepatan

angin relatif rendah ( dalam kota Jakarta rata-rata dibawah 5 m/s),

tekanan udaranya rendah dan suhu udara rata-rata tinggi, karena

matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 18 - 35°C,

dan radiasi matahari yang menyengat (1500 – 2500 kWh/m2/tahun .

Menurut penelitian kenyamanan suhu yang dilakukan di

daerah iklim tropis basah, seperti halnya Mom dan Wiesebron

[13,14] di Bandung, Webb [15], Ellis [16,17], de Dear [18,19,20]

di Singapore, Busch [21] di Bangkok, Ballantyne [22,23] di Port

Moresby, kemudian Karyono [24] di Jakarta, memperlihatkan

rentang suhu antara 24 – 300C yang dianggap nyaman bagi manusia

yang berdiam pada daerah iklim tersebut [25].

Sementara dalam buku Standar Tata Cara Perencanaan

Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung yang

diterbitkan oleh Yayasan LPMB – PU [26] dinyatakan bahwa suhu

nyaman untuk orang Indonesia adalah :

- Sejuk nyaman antara 20.5 – 22.80C ET (suhu efektif)

- Suhu nyaman optimal antara 22.8 – 25.80C ET

- Hangat nyaman antara 25.8 – 27.10C ET

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

26  

Menurut penelitian Karyono di Jakarta memperlihatkan angka

suhu nyaman optimal pada 25.30C Teq (suhu ekuivalen), dimana

sekitar 95% responden diperkirakan nyaman. Suhu nyaman (sejuk

nyaman –hangat nyaman) adalah antara 23.6 - 27.00C

Teq.Seandainya digunakan parameter lain, suhu udara (Ta) sebagai

unit skala suhu, suhu nyaman optimal (netral) tersebut menjadi

26.70CTa, sedangkan rentang antara sejuk nyaman – hangat

nyaman adalah 25.1 – 28.30C.

Apabila tidak mencapai kondisi ideal seperti tampak pada

diagram .ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk setidaknya

mendekati tingkat kenyamanan maksimum :

• Peningkatan kecepatan udara

Kecepatan udara bisa mempercepat proses pendingian bila

kecepatannya antara 0.8-1m/s bisa menurunkan hingga

2.8°C..misalnya suhu yang bisa diterima antara 21.6-26.6°C maka

kisarannya bisa diperluas hingga 21.6-29.4°C.

• Vertical perbedaan suhu

Antara kaki dan kepala terjadi perbedaan suhu, udara hangat

umumnya cenderung naik sehingga kepala terasa lebih

hangat.Toleransi antara kepala dan kaki adalah 2.8°C.

• Suhu permukaan lantai

Suhu permukaan lantai yang normal untuk iklim tropis basah antara

18.9-28.9°C(10°C)untuk orang yang memakai sepatu dan tidak

duduk di lantai.

• Suhu perubahan siklik

Fluktuasi suhu harus berkisar antara 1.1°F agar tidak terjadi

perubahan suhu yang signifikan yang akan mengurangi

kenyamanan dari pengghuna.

• Radiasi variasi suhu

Orang terbiasa dengan dinding yang hangat, tapi bila dengan langit-

langit yang panas biasanya orang tidak begitu nyaman, batas

amannya adalah 8.4°C dari kisaran suhu yang telah dihitung

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

27  

2) Penghawaan alami sebagai supply udara segar

Suatu penetlitian mengatakan dengan natural ventilasi suhu dari

30.5°C bisa turun sampai 21.5°C dengan asupan udara segar hingga

0.14-1.5m3.

Untuk kasus wisma atlet ini karena aktivitas di dalam bangunan

pada umumnya berupa aktivitas pasif atau istirahat, jadi bisa

disamakan kebutuhan udara segarnya sama dengan kamar tidur atau

apartemen. Menurut Christina, untuk iklim tropis lembab dengan

kecepatan yang rendah dan tidak menentu, maka ACH yang

dibutuhkan adalah 30. Dengan bukaan minimal adalah 40% dari luas

lantai. Kedalaman maksimal ruang adalah 2,5 tinggi lantai.

3) Pendinginan struktur

Struktur secara pasif akan menyerap panas, namun lambat dalam

melepaskan panas. Dengan adanyaventilasi maka bagian dalam

maupun luar struktur bisa mengalami pendinginan dengan

mempercepat penguapan pada bidang struktur. Dengan adanya

pergerakan udara (angin) maka dapat membantu proses pendinginan

struktur. Tabel II.2.5.3Tabel Konduktivitas Bahan Material

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007 p100

II.2.6 Cara menjaga angin dan suhu bangunan.

Meskipun mempergunakan penghawaan alami namun yang perlu

diperhatikan adalah bagaimana supaya bangunan tidak menyimpan panas

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

28  

berlebih yang mempunyai akibat dengan bertambahnya kerja AC.

Bertambahnya kerja AC tentunya akan menambah jumlah energi yang

dibutuhkan.

1) Vertical Landscaping

Menurut Nyuk Hien Wond dan Yu Chen (Tropical urban heat

islands climate, buildings and greenery, 2009, p204) dibandingkan

dengan green roof , vertically landscape lebih bisa melindungi bidang-

bidang keras terutama pada bangunan-bangunan high-rise. Selain

melindungi secara fisik, hal ini mempunyai manfaat lebih terhadap suhu,

visual, akustik dan juga meningkatkan kualitas udara.Ini bukanlah hal

yang baru.Berbicara tentang vertical landscape bukan hanya bicara

tentang tumbuhan yang merambat, namun bisa menggunakan box

tanaman.

Menurut Ken Yeang (2007) dengan memperluas area vegetasi

hingga 10% maka bisa menghemat sampai 8 % biaya pendinginan.Media

untuk medium-rise dan low-rise biasanya menggunakan pot tanaman atau

roof garden.

Pot tanaman bisa mempunyai ukuran dengan kedalaman hingga 60

cm dan angka ini dinilai cukup dengan perkiraan akar tanaman hanya 30-

40 cm. Penempatan vertical landscaping ini bisa pada sky court ataupun

di balkon-balokn dari bangunan. Gambar II.2.6.1 JA Tower kuala lumpur dengan skycourt dan vertical landscape

Sumber : Ken Yeang, Bioclimatically Skyscraper

Adapun tujuan dari vertical landscape ini adalah

1 Pemecah angin

2 Penyerap CO2 dan CO dan menghasilkan O2(fotosintesis)

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

29  

3 Meningkatkan ekosistem dalam tapak

4 Pendingin yang efektif

5 Penahan Bising dan bau

Menurut penelitan dari Nyuk Hien Wond dan Yu Chen (Tropical

urban heat islands climate, buildings and greenery, 2009, p204), tanaman

bisa menurunkan tingkat radiasi pada kulit bangunan. Gambar II.2.6.2Radiasi Matahari Pada Sisi Selatan Bangunan

Gambar II.2.6.3 Radiasi Matahari Pada Sisi Utara Bangunan

Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and

greenery (2009, p207-225)

Dari data di atas terlihat penurunan tingkat radiasi yang cukup

tinggi.Berikut adalah gambar mengenai perubahan suhu yang terjadi

akibat vertical landscaping. Gambar II.2.6.4 Titik Sampling Percobaan

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

30  

Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and

greenery (2009, p207-225)

Gambar II.2.6.5Suhu Pada Sisi Selatan

Gambar II.2.6.6Suhu Pada Sisi Utara

Gambar II.2.6.7 Hubungan antara suhu bidang, udara dan kelembaban dengan/tanpa

pohon

Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and

greenery (2009, p207-225)

Data di atas adalah pada dinding yang menghadap ke arah utara dan

selatan berhasil menurunkan angka radiasi.Berikut ini adalah bagaimana

vegetasi berada pada sisi barat bangunan.

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

31  

Gambar II.2.6.8

Perbandingan Suhu Surface (Barat) dengan/tanpa Pohon 1-15 November 2005

Gambar II.2.6.9

Perbandingan Suhu Surface (Barat) dengan/tanpa Pohon 15-30 November 2005

Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and

greenery (2009, p207-225)

Dilihat dari berbagai data di atas dapat disimpulkan vertical landscape

mampu mereduksi radiasi hingga 80-90% dengan nilai minimal

penurunan suhu 1°C.

Menurut Bapak Tri Harso Karyono (Pohon sebagai penyejuk dan

pembersih udara kota,dimensi arsitektur, , vol 10, No.1, Januari 2002,

p62-65)Pohon di sekeliling bangunan mampu menurunkan suhu udara

sekitar hamper 3° C dan penggunaan AC berkurang sekitar 30% karena

secara teori penurunan sekitar 1°C setara dengan pengurangan energi

10 %. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat ruang terbuka di sekitar

bangunan yang ditanami pohon pelindung, jalan masuk kendaraaan

serta halaman parkir terlindung dari radiasi matahari.Vertical

landscape bisa menjadi sesuatu masukan yang berarti bagi penulis untuk

menerapkannya dalam desain.

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

32  

Gambar II.2.6.10Alternatif Vertical Landscape

Sumber : Bioclimatically Skyscraper&Tropical urban heat islands climate, buildings

and greenery

Walaupun belum banyak digunakan di negara Singapura, namun melihat

ada kemiripin sedikit dengan kota Jakarta (singapura 1°LS, Indonesia

6°LS) mungkin bisa diterapkan karena kesamaan iklim.

2) Aliran udara

Udara yang bergerak kita sebut angin.Udara dingin mempunyai

kepadatan lebih tinggi dibandingkan dengan udara panas, dan udara

dingin lebih berat daripada udara panas.Udara mengalir dari tekanan

yang tinggi menuju tekanan yang rendah.Untuk iklim tropis basah

kecepatan udara tidaklah terlalu cepat, namun bukan berarti udara tidak

dapat digunakan.Perlu adanya pemaksimalan pergerakan

udara.Kecepatan angin paling cepat adalah saat berada di puncak. Gambar II.2.6.11Sifat Angin dari tekanan tinggi mengalir ke tekanan rendah

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

33  

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Tanaman sangat efektif dalam memberi pembayangan dan juga

membantu mengurangi panas yang diterima. Tanaman juga menyerap

radiasi dalam proses fotosintesis yang akhirnya menyebabkan

lingkungan menjadi dingin. Udara dingin mempunyai kepadatan dan

massa yang lebih dibanding udara panas. Hal ini dapat meningkatkan

kecepatan angin.Ini yang menyebabkan di sekitar pohon kita merasa

lebih sejuk.

Gambar II.2.6.12Fungsi Pohon terhadap Aliran Udara

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

34  

Tanaman juga mampu meningkatkan, menurunkan dan juga

mengarahkan aliran udara Dengan membuka hubungan antara udara

bertekanan tinggi dengan udara bertekanan rendah akan sangat

membantu penghawaan alami.

Dalam iklim tropis basah penghawaan alami sangatlah berguna,

perpanjangan pada elemen bangunan bisa membuat angin mempunyai

arah misalnya pada overstack ataupun bentuk atap. Gambar II.2.6.13Perputaran Angin dalam Ruangan

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Selain itu penghawaan alami butuh yang namanya inlet dan outlet

sehingga baru bisa dinamakan pengudaraan.Sebisa mungkin outlet harus

lebih besar daripada inlet agar terjadi pertukaran dan udara akhirnya

mengalir. Gambar II.2.6.14Variasi Sirip pada Inlet dan Outlet

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Mengubah posisi outlet pada bangunan tidak akan mengubah

kecepatan angin, namun mengubah posisi inlet pada bangunan dapat

mengubah arah angin dalam ruangan Gambar II.2.6.15

Perubahan Posisi Inlet dan outlet terhadapa sirkulasi dalam ruangan

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

35  

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Overhang dari sebuah atap bisa membantu tekanan angin di depan

sehingga udara mengalir ke dalam ruangan Gambar II.2.6.16Pengumpulan Tekanan Udara Untuk Menekan Angin

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Gambar II.2.6.17Efek CanopyPada Pola Angin

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Canopy pada jendela sebenarnya memberi efek buruk pada

jalannya udara karena akan terbagi. Sebaiknya kanopi panjang (untuk

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

36  

menghindari radiasi) tapi juga lebih dekat ke atas bangunan (agar tidak

terbagi lebih banyak udaranya.

3) Menahan dan melepaskan radiasi

Untuk daerah beriklim tropis harus meminimalkan jumlah panas

yang didapat secara langsung maupun karena pantulan dari lingkungan

sekitar.Area terkena panas harus lebih sedikit, itu artinya lebih baik

membangun secara vertical daripada horizontal. Gambar II.2.6.18Hubungan Antara Luas Dan Radiasi

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

1) Reflecting pool

Air pada umumnya mempunyai kemampuan untuk menguap

yang tinggi. Jika air menguap dan dialirkan oleh angin maka akan

menyebabkan udara menjadi lebih dingin. Air lebih mudah menyerap

panas sehingga tidak langsung di pantulkan seperti pada beton Gambar II.2.6.19Air bisa digunakan untuk menyerap panas

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

37  

2) Teras

Pembayangan dari beranda atau balkon yang ada pada

bangunanbisa menahan panas yang masuk pada saat siang dan juga

menahan udara dingin pada saat malam hari. Gambar II.2.6.20Air bisa digunakan untuk menyerap panas

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

3) Skylight tak langsung

Skylight untuk memasukkan cahaya sangat baik, namun akan

lebih baik bila radiasi panasnya tidak langsung. Gambar II.2.6.21Alternatif Skylight untuk mengurangi radiasi

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

4) Selubung bangunan

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

38  

Sun shading bisa untuk meradiasi panas dan juga bisa

menghambat angin megalir masuk ke dalam bangunan.karena kita

berada di bagian selatan, untuk sisi utara lebih baik menggunakan

horizontal. Gambar II.2.6.22 Variasi shading

Sumber : Norbert Lechner – Heating, Cooling, Lighting

Pada umumnya setiap kaca akan memantulkan, mentransfer dan

juga menyerap panas yang diterimanya. Gambar II.2.6.23Penyerapan, pemantulan, dan pentransferan

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Macam-macam jenis kaca, antara lain :

• Transparan

• Material padat tembus cahaya

• Materi gabungan dengan rongga Tabel II.2.6.1Hubungan Material, Cahaya dan Radiasi

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

39  

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

5) Bangunan Aerodinamis

Bentuk bangunan yang aerodinamis juga memungkin kan

udara untuk tidak terpantul dan bisa mengaliri façade bangunan

secara menyeluru. Menurut Ken Yeang (bioclimatic skyscraper,

1996) bangunan yang aerodinamis tanpa bentuk-bentuk patahan

yang berarti dapa mengalirkan udara untuk mendinginkan suhu luar

bangunan. Gambar II.2.6.24Benda Aerodinamis membuat udara mengalir ke seluruh

gedungtanpa dipantulkan

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

40  

Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007

Dengan udara yang mengalir ke seluruh bangunan maka

panas pada muka bangunan dapat terangkat.

II.2.7 Kesimpulan Tinjauan Khusus

• Sustainable lebih mengarah kepada perilaku pasif dari bangunan (dari

sistem program ruang & bentuk bangunan)

• Tujuan dari Sustainable adalah untuk menghemat energi yang

dibutuhkan

• Penghawaan menempati angka 60-70% dari total energi yang

dibutuhkan, oleh karena itu perlu adanya penghematan

• Penghematan dilakukan dengan cara menekan jumlah kebutuhan

penghawaan buatan dan digantikan dengan penghawaan alami

• Penghawaan buatan hanya pada bagian/ ruang untuk beristirahan, dan

optimalisasi penghawaan alami bisa pada koridor, lobby, WC, tangga

darurat

• Cara melakukan penghawaan alami antara lain dengan cross ventilation.

Menyiapkan bukaan dengan melihat arah angin yang dominan

• Manfaat dari Penghawaan alami, menjaga kenyamanan termal,

menyuplai udara segar, dan mendinginkan struktur dalam dan juga luar

• Kecepatan angin pada daerah tinggi perlu diperhatikan, dapat dipecah

dengan cara vertical landscape

• Untuk menekan angka penghawaan buatan, maka ruangan harus

diminimalkan dalam menerima radiasi. Cara-caranya antara lain dengan

vertical landscape, reflecting pool, cross ventilation, memilih material

yang tepat, dan bentuk bangunan yang aerodinamis.

II.3 Kesimpulan Tinjauan Umum dan Tinjauan Khusus

• Wisma atlet harus bisa menghemat energi yang diperlukan dalam

operasional terutama dalam hal penghawaan yang mempunyai bobot

hingga 70%.

• Cara menekan penghawaan buatan adalah dengan meningkatkan

penghawaan alami

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 I.thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00134-AR BAB 2.pdf · lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-fasilitas yang tersedia

41  

• Optimalisasi penghawaan alami bisa pada daerah-daerah yang mempunyai

fungsi sebagai publik area yang bersifat service. Namun perlu tetap

memperhatikan factor kenyamanan thermal.

• Hal yang perlu diperhatikan adalah kecepatan angin mengingat bangunan

ini termasuk medium-rise, cara-cara meminimalkan radiasi yang diterima

oleh bangunan agar beban pendinginan tidak terlalu berat

• Hampir semua bangunan Olympic village setelah acara selesai maka akan

dijadikan unit hunian atau apartemen

• Atlet village selalu dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti

kesehatan, restoran, dan shopping centre

• Umumnya atlet telah dikarantina minimal 1 bulan sebelum olimpiade

berlangsung hingga 2 tahun

• Biasanya untuk atlet Olympic dan Paralympic (cacat) ada perbedaan

kawasan atau gedung

• Untuk wisma atlet perkamarnya maksimal sampai dengan 5 orang.

• Penempatan unit-unit kamar seperti apartemen (wisma Fajar) dirasa kurang

cocok, karena untuk menyatukan 15 orang dalam 1 unit dirasa kurang

bijaksana mengingat jenis karakter setiap manusia berbeda-beda. Akan

lebih baik bila dibagi-bagi ke unit yang lebih kecil, dengan konsekuensi

kebutuhan ruang lebih tinggi, namun kenyamanan dan privasi setiap atlet

lebih tinggi (konsentrasi lebih fokus

• Mempunyai ruang berkumpul bersama atau bisa disebut ruang serbaguna.

• Hampir semuanya mempunyai kamar mandi dalam untuk menjaga privasi

dan kelasnya adalah internasional

• Ruang cuci per unit tampaknya tidak perlu, bisa digantikan dengan fungsi

Laundry. Sehingga bisa menghemat luasan kebutuhan

• Tangga pada wisma ragunan mempunyai tinggi hingga 20 cm

• Ruang-ruang yang menggunakan ac pada kamar tidur. Untuk wc, ruang

bersama dan koridor tidak menggunakan ac. Begitu juga dengan wisma

fajar, sekalipun mempunyai tingi hingga 10 lantai namun tetap

memberikan potensi pengguna untuk dapat mendapatkan penghawaan

alami.