Upload
phamduong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Umum
II.1.1 Wisma
I. Pengertian Wisma
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisma memiliki arti (1)
bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dsb; gerha; (2) kumpulan rumah;
kompleks perumahan; permukiman. Bila diterjemakan ke bahasa Inggris,
kata wisma berarti public building/ bangunan publik ;guesthouse /
pasanggrahan,pondok tamu.
II.1.2 Atlet
I. Pengertian Atlet
atlet; dari bahasa Yunani: athlos yang berarti "kontes" adalah
orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Atlet
adalah orang yang menjadikan olahraga sebagai kegiatan professional,
kalangan ini umumnya dibayar tinggi, memerlukan latihan ekstensif
(tidak hanya bakat alam tapi lebih pada bakat praktis yang didapat dari
praktek dan pembimbingan).
Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri.Ia
memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri serta
latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada
dirinya. Sekalipun dalam beberapa cabang olahraga atlet harus
melakukannya secara berkelompok atau beregu, pertimbangan bahwa
seorang atlet sebagai individu yang unik perlu tetap dijadikan landasan
pemikiran.
II.1.3 Wisma Atlet
II.1.3.1 PendekatanWisma Atlet
Wisma Atlet mempunyai pengertian sebagai suatu gedung
atau bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal para atlet
dalam jangka waktu sementara (0-12 bulan) namun dilengkapi
fasilitas layaknya apartemen ataupun hotel.
7
Penghuni dari proyek ini, yaitu atlet maka berdasarkan teori
dari buku, Periodization: Theory and Methodology of Training
(Tudor O. Bompa Greg Haff dapat mengambil titik acuan untuk
beberapa pendekatan latihan yang dilakukan oleh atlet.Dalam
latihan selain secara phisycal diperlukan jugaSupportive Factors
dalam latihan.Melihat fungsi dari wisma adalah sebagai tempat
berisitirahat para atlet sebelum menjalani pertandingan.
Para Atlet perlu mendapat istirahat yang cukup juga tetap
memiliki gaya hidup berhubungan dengan udara luar yang segar
tentunya. Oleh karena itu dibutuhkan wisma yang mempunyai
ruang untuk beraktivitas dalam udara segar. Ruang ini bisa untuk
bersitirahat ataupun untuk latihan-latihan kecil. Gambar II.1.3.1.1Komponen Dari Sistem Latihan Atlet
Sumber : Tudor O. Bompa, G. Gregory Haff
(2009, Theory and Methodology of Training, p8)
II.1.3.2 Studi literatur
1) Olympic Village di London
Untuk olimpiade 2012 nanti London sudah mulai
membangun mulai mei 2010 kemarin. Posisi atlet village berada
di kota stradford. Arsitek yang bertanggung jawab atas bangunan
ini dari ODA design.Bangunan ini menghabiskan 1.1 milyar
poundsterling. Rencana awal akan dibangun 3000 apartment
namun ternyata dikurangi 1000 unit. Sehingga kapasitas
perkamar awalnya 4 mendapat tambahan menjadi 5 per unit
8
apartmen. Atlet village ini akan dibuat menjadi tempat yang
begitu mengesankan, modern, bersih, kumpulan rumah-rumah
dan bangunan Gambar II.1.3.2.1 Tampak Olympic Village London
Sumber : Google Search Engine
Olympic Village ini konsep awalnya ada sustainable dan
menghadirkan kesan taman, pohon, tempat bermain, open space.
Sustainable disini bukan hanya lingkungan tapi juga social dan
ekonomi.London atlet village ada kemungkinan dijadikan pusat
ekonomi setempat sehingga 15 tahun kemudian ribuan pekerjaan
bisa di dapat disini.Secara lingkungan atlet village ini di design
dengan banyaknya ruang terbuka hijau. Jarak antara bangunan
seperti jalan kaki, parkir dan jalan mobil, menggunakan material
yang recycle. Menggunakan solar panel dan pengolahan air
hujan.Konservasi energi serta air, bahan tahan radiasi panas,
glazing serta ventilasi sehingga menurunkan polusi, bising dan
hemat energi. Gambar II.1.3.2.2Open Space Olympic Village London
Sumber : Google Search Engine
Sistem ruang yang disediakan dijamin tidak akan ada 2
kompetitor yang tinggal dalam 1 kamar. Double bedroom luasnya
tidak lebih kecil dari 12 meter persegi, agar tidak menyia-nyiakan
9
tempat. Komplek wisma atlet ini terdiri dari 14 blok bangunan
dengan ketinggian 10 lantai mampu menampung 16.900 ranjang
dipecah menjadi 10.500 atlet dan 6400 team pendukung. Untuk
lantai dasar terdapat 4 kamar tidur dengan pantry. Fasilitas-
fasilitas yang tersedia antara lain seperti, kamar, restoran, kantin,
klinik, area rekreasi, open space, village plaza, taman, lift Gambar II.1.3.2.3Interior Kamar
Sumber : Google Search Engine
Setelah pekan olimpiade selesai akan dijadikan 2800 hunian
dan 1379 rumah dengan harga terjangkau. Tentunya akan di
tambah fasilitas baru seperti taman, area terbuka lainnya,
fasilitas-fasilitas untuk komunitas social serta Chobham academy
(world class education) untuk umur 3-19 tahun
2) Olympic Village Beijing
Sebuah Olympic Village di Beijing yang memperoleh
sertifikat dari Leadership in Energi and Environmental Design
(LEED) Gold award.LEED sebuah organisasi yang bergerak
dalam menetapkan bangunan-bangunan yang peduli terhadap
energi dan lingkungan sekitarnya.Penghargaan ini di dapat karena
mengusung topic sustainable design dan juga dilengkapi oleh
feature-feature seperti panel surya, green roof, dan rainwater
recycling sistem.
10
Gambar II.1.3.2.4Olympic Village Beijing
Sumber : Google Search Engine
Michale Kwok sebagai arsitek dari divisi Olympic village
ini sengaja mengusung sustainable green dengan tema
environmentally-friendly.Hal ini dilakukannya dengan tujuan
untuk membuat para atlet hidup sehat dalam lingkungannya.
Olympic village mempunyai luas 160 acre, 16.000 atlet, 42
bangunan terpisah, 7 gedung komunitas, 3 bangunan komersil
dan retail, pusat kesehatan, perpustakaan, gymnasium, kolam
renang, terisolasi, hemat energi penghawaan sampai
50%,penggunaan air hujan, grey water, roof garden, panel surya,
95% parkir di bawah tanah, pedestrian dan sepeda.
Bangunan ini setelah olimpiade berakhir akan dijadikan
apartemen mewah. Awal 2009 ternyata 80% unit-unitnya telah
terjual.
Berdasarkan pengertian yang penulis rangkum dan juga
melihat studi-studi kasus yang ada tempat lain (Beijing,London,
Athena), Kesimpulan yang dapat ditarik dari studi literature
adalah sebagai berikut :
• 1 unit terdiri dari 2/4/5 orang
• Terdapat ruang terbuka agar udara sehat mengalir untuk
atlet
• Bangunan kesehatan seperti klinik
• Terdapat fasilitas rekreasi, seperti mall, taman kantin,
gymnasium
11
II.1.3.3Studi Banding
1. Wisma Atlet Senayan
Wisma Atlet Senayan yang sekarang berdiri di atas tapak,
mempunyai 3 massa bangunan. Wisma ini sudah berdiri sejak
tahun 1974 sampai sekarang tanpa pemugaran sedikitpun.Wisma
atlet ini mempunyai kapasitas 2 unit tiap lantainya, setiap
unitnya mampu untuk menampung hingga 15 atlet. Dengan
tinggi hampir 10 lantai dan 3 massa bangunan yang typical,
maka jumlah maksimum atlet yang bisa ditampung adalah 2 x 10
x 3 x 15 = 900 atlet. Foto II.1.3.3.1Tampak dan Layout Wisma Fajar
Sumber :Dokumentasi pribadi
Sekalipun dibangun sejak tahun 1974 namun baru
beroperasi tahun 1980. Tahun 2004 pindahtangan
kepengelolaan dari perorangan (orang Singapura) kepada
pengelola Gelora Bung Karno. Terakhir aktif 1985-1995 masih
digunakan untuk pelatnas.Namun sekarang sudah jarang dihuni
sejak berdirinya hotel atlet tepat di sebelahnya.
Setiap unitnya terdiri dari 3 kamar tidur, 3 kamar Mandi (1
dalam, 2 di luar), 1 gudang, Dapur, Ruang berkumpul.
12
Foto II.1.3.3.2Kondisi Wisma Fajar
Sumber : Dokumen Pribadi
Dilihat dari feature-feature mewahnya (tahun 1974)
dengan adanya bathup dan ruangan yang sudah menggunakan
AC dan luasan yang cukup luas, serta menggunakan lantai teraso
dengan motif-motif kecil yang terbilang mahal untuk wakti
itu.Maka dapat disimpulkan walaupun namanya adalah wisma,
tetapi mengusung fasilitas hotel resident.fasilitas yang
ditawarkan mirip dengan hotel pada waktu itu, namun dihuni
dalam jangka waktu yang lama. Foto II.1.3.3.3Kondisi Wisma Atlet
Sumber : Dokumentasi pribadi
Orientasi bangunan ini
menghadap kearah Gelora Bung Karno, menghadap jalan pintu
satu Senayan.Pemilihan orientasi pada waktu itu bukan karena
fungsinya sebagai wisma atlet namun lebih untuk mengejar
13
kemudahan akses karena bangunan ini digunakan untuk tempat
tinggal para karyawan asing.
2. Wisma atlet di GOR Ragunan
Wisma atlet Ragunan merupakan tampat pembinaan dini
yang diperuntukan kepada para atlet junior (SMP dan SMU)
sebelum menjalani pembinaan lebih lanjut di asrama (asrama
atlet Ragunan). Foto II.1.3.3.4 Tampak Wisma Atlet Ragunan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Terdiri atas 3 lantai, dengan jumlah kamar sebagai berikut:
• Lantai 1 : 20 Kamar
Lantai 2 : 26 Kamar
Lantai 3 : 26 Kamar +
Jumlah : 72 Kamar,
Kamar yang disewakan : 17 Kamar sewa
Jumlah kamar untuk atlet : 55 Kamar
Kamar yang disewakan pada umumnya terisi pada saat
perlombaan, sehingga memungkinkan orang luar(atlet luar)
dapat menginap. Berikut ini adalah denah dari wisma atlet: Gambar II.1.3.3.1Denah Wisma Atlet
m
t
k
t
p
a
m
Sesuai
merupakan b
telah dikelomFoto I
Ruang
kapasitas rua
Ruang
tangga, di la
penghuni wi
akses utama
memudahkanFo
dengan pem
beberapa fot
mpokan berdII.1.3.3.5 R. M
meeting/ke
ang kurang lFoto II
Su
TV berada
antai 1 yang
sma atlet. Ta
yang memi
n sirkulasi voto II.1.3.3.7La
Gambar I
mberian war
to situasi pad
dasarkan denMeeting, taman
las hanya t
lebih adalahII.1.3.3.6R. TV
umber : Dokum
a pada bagia
g bisa digun
angga pada b
liki 2 buah b
ertical penghaundry, Dapur
II.1.3.3.2Layo
rna pada den
da wima atle
ngan pewarndan gerbang w
terdapat di l
h untuk 50-60V dan tangga
mentasi pribadi
an depan, te
nakan bersa
bagian ini m
bordes, kiri
huni. r dan Tangga S
ut kamar tidur
nah, dibawa
et Ragunan
naan tersebutwisma atlet
lantai 1, de
0 orang.
i
epat di sam
ama oleh sel
merupakan ta
dan kanan u
Sirkulasi
r
14
ah ini
yang
t.
engan
mping
luruh
angga
untuk
15
Layout diatas merupakan layout typical kamar-kamar pada
wisma atlet Ragunan, termasuk kamar yang disewakan.Pada
wisma atlet Ragunan ini untuk setiap satu kamar tidur, ditempati
oleh 2 – 4 atlet yang tentunya segender dan memiliki kesamaan
dalam bidang olahraga yang ditekuni. Foto II.1.3.3.8
Kamar dan Kamar Mandi Comersil di Wisma Atlet Ragunan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar diatas merupakan foto dari kamar yang ditempati
oleh atlet di wisma atlet Ragunan.Untuk yang dihuni lebih dari 2
orang, pada kamarnya digunakan ranjang susun atau kasur di
bawah. Adapun fasilitas yang tersedia pada wisma atlet ragunan
adalah kamar tidur, ruang serbaguna, klinik, lapangan Olah raga,
Laundry, Musholla,WC bersama, parkir, sepeda.
II.1.4 Kesimpulan Tinjauan Umum
Setelah melewati beberapa penelusuran mengenai arti wisma atlet lewat
studi literature dan studi banding. Berikut adalah kesimpulannya :
• Wisma Atlet mempunyai kelas yang lebih rendah dibanding dengan
hotel
• Sebuah bangunan wisma atlet perlu didampingi dengan fungsi banguan
yang lain seperti hotel/apartemen sewat/ kantor guna mendukung biaya
operasional bangunan saat tidak ada event-event olahraga. Biasanya
yang menjadi dominan malah fungsi sampingannya ini (misal : hotel
atlet century)
• Wisma atlet per unitnya mempunyai kapasitas maximal 5 orang.
• Sebagian olympic village setelah selesai event-event sebagian besar
akan dijadikan apartemen dan sebagian lagi akan menjadi hotel.
16
• Wisma atlet dilengkapi dengan sarana-sarana umum.
• Atlet yang dilatih mempunyai pelatih/manager/staff
II.2 Tinjauan Khusus Topik
Topik perancangan ini adalah "Sustainable Design" dan tema yang
digunakan adalah mengenai penghawaan alami dan buatan pada wisma Atlet
Senayan
II.2.1 Pengertian Sustainable Design
Menurut The Philosophy of Sustainable Design (Jason F. McLennan,
2004, p 4) Sustainable Design is a design philosophy that seek to maximize
the quality of the built environment, while minimizing or eliminating
negative impact to the natural environment. Tujuan dari sustainable adalah
untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan juga responsive
terhadap manusia.
Yang harus diperhatikan berikutnya adalah meningkatkan kualitas
dalam bangunan yang lebih baik untuk ditinggali dan digunakan oleh
manusia. Dalam menerapkan sustainable design menurut Brundtland
Commision sustainable design is meeting the needs of the present without
compromising the needs of the future. Ternyata hal ini tidaklah cukup bagi
Lennan, kalau berbicara tentang kualitas, itu berarti kita harus mengerti
apa yang menjadi tujuan dari desain untuk membuat sesuatu yang bersifat
fisik dapat memberi keuntungan bagi penghuninya.
Bagian terakhir dari sustainable design adalah mengurangi bahkan
menghapus dampak pada lingkungan.Apa yang menjadi krisis pada
lingkungan sebenarnya sama dengan sesuatu yang harus diperhatikan pada
desain bangunan.Harus ada yang namanya keseimbangan lainnya, tidak
hanya dari sisi lingkungan tapi juga dari sisi social dan juga ekonomi. Gambar II.2.1.1 Element dari sustainable Design
Sumber : Daniel E. Williams, FAIA (Sustainable Design Ecology Architecture and
Planning, 2007, p 15)
17
Istilah Green design ataupun sustainable design sudah mengalami
penyatuan makna. Namun menurut sebuah buku yang berjudul Sustainable
Design Ecology, Architecture, and Planning (Daniel E. Williams, 2007,
p15). Green Design is an element of sustainable design. Ini artinya green
design lebih ke arah praktis dari pembuatan bangunan, bagaimana
mengintegrasikan iklim local dan sumber daya bangunan, membuat
interior yang sehat, ruang dengan cahaya alami, daur ulang material yang
langka. Lanjutnya Green buildings that efficiently use gridbased
(nonrenewable) energi slow the energi and pollution crisis, but if the
energisources powering these buildings are unsustainable, the design is
not sustainable.Energi untuk menekan krisis dan polusi haruslah energi
yang terbarukan dan mudah di dapat.
Sustainable desain lebih inklusif daripada green design, tidak sebatas
pengaplikasian material atau meminimalkan energi.Namun sustainable
design lebih memikirkan bagaimana bangunan ini berjalan ke depannya,
bertahan, berkembang dan bertahan hidup.Desain bangunan diharapkan
seperti mahluk hidup yang.Memanfaatkan potensi-potensi alam yang ada
di sekitar tapak adalah kunci dari sustainable design, bagaimana mengatur
pola hubungan antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lainnya
sehingga pengguna bisa merasakan kenyamanan.
II.2.2 Prinsip-prinsip sustainable design
Menurut Sustainable Design Ecology, Architecture, and Planning
(Daniel E. Williams, 2007, 18-19) prinsip-prinsip dalam mendesain
bangunan agar berkelanjutan antara lain:
• Connectivity: Design to reinforce the relationship between the project,
the site, the community, and the ecology. Make minimal changes to the
natural system functioning. Reinforce and steward those natural
characteristics specific to the place.
• Indigenous: Design with and for what has been resident and
sustainable on the site for centuries.
• Long life, loose fit: Design for future generations while reflecting past
generations.
18
Mendesain sesuatu hasil karya arsitektur hendaknya memperhatikan
apa yang menjadi keterkaitan amtara tujuan proyek, lahan,
penghuni/pengguna, dan lingkungan. Minimalkan perubahan sistem
lingkungan yang telah ada. Misalnya tetap mempertahankan vegetasi yang
telah ada di sana seandainya perlu dihilangkan harus dipikir-pikir dengan
matang-matang
II.2.3 Hemat Energi dari sisi Penghawaan
Efisiensi energi yang biasa juga disebut penghematan energi atau
konservasi energi adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa
membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun
produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi
mutakhir secara aktif (menurut Jimmy Priatman, Dimensi Teknik Arsitektur
vol. 30 No.2, 2002, p167-175).Tanpa merubah fungsi bangunan, mungkin
bisa digarisbawahi karena merupakan penerapan dari sustainable desain yang
harus direncanakan dari awal.Credo form follow function harus bergeser
menjadi form follows energi.
Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara
efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi
lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang
menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan
berkurangnya biaya, serta meningkatkan nilai lingkungan, serta
kenyamanan.
Menurut Ir. Bonifasius Heru Santoso Soemarno, M.App.Sc yang perlu
diperhatikan dalam mewujudkan bangunan hemat energi adalah bagaimana
energi digunakan untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan dalam bangunan
seperti untuk pendingin udara, pencahayaan, mekanikal, dan lain lain.
Langkah berikutnya adalahmencari cara agar konsumsi energi dalam
bangunan dapat dikurangi..Namun mengingat begitu pentingnya
penghawaan buatan, sehingga meniadakan penghawaan buatan membuatnya
tidak nyaman. Penghawaan alamiakan mengambil peran untuk pendinginan
Menurut Ken Yeang (bioclimatic skyscraper, 1996, p113) ventilation
means the supply of outdoor air to an indoor space. It is incorrect to define
19
ventilation simply as circulation of air within the space. If a room has no
openings, theoretically, there is no ventilation.
Penghawaan merupakan pertukaran antara udara luar dengan udara
dalam ruangan.Hal ini bisa saja terjadi dengan menggunakan penghawaan
buatan ataupun penghawaan alami.Namun penulis ingin menerapkan terusan
dari konsep sustainable desain yaitu hemat energi. Kebutuhan energi untuk
penghawaan buatan ternyata bisa mencapai 60-70% dari total biaya energi.
Sasaran dari proyek ini adalah para atlet, dimana kebutuhan akan udara segar
yang dominan serta kenyamanan suhu sangat perlu diperhatikan. Maka
untuk menjaga keseimbangan ini pada ruang-ruang istirahat tetap
menggunakan penghawaan buatan.Hal ini dimaksudkan agar para atlet yang
menghuni bisa merasakan kenyamanan saat beristirahat secara maksimal.
Penggunaan AC ternyata mempunyai beberapa efek buruk maupun
efek baik, menurutJurnal Kesehatan Lingkungan Vol.1, No.2, Januari 2005.
“Penggunaan Air Conditioner (AC) sebagai alternatif untuk mengganti
ventilasi alami dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja,
namun AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi
mikroorganisme untuk berbiak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas
udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan
kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight
Building Syndrome (TBS)”
Penggunaan AC terus-menerus dapat memicu munculnya Sick
Building Syndrome, hal ini dikategorikan SBS bila hampir 30% sering
mengalami gangguan kesehatan tanpa diketahui sebab yang jelas dan
gangguan tersebut hilang dalam beberapa saat setelah keluar dari ruangan.
Adapun gangguan pada hidung, mata, sakit kepala, badan lesu, sukar
bernapas, dada sesak, bernapas dengan bersuara dan keluhan seperti demam,
sakit otot dan sendi-sendi.
II.2.4 Penghawaan Alami (Natural ventilation)
Ventilasi alami baru bisa diterapkan di dalam bangunan apabila
kualitas udara luar lebih baik dibanding dengan udara dalam. Untuk daerah
20
sekitar tapak menurut pemda DKI dan kementrian lingkungan hidup (2005)
masih berada di batas aman Gambar II.2.4.1Kondisi NO2,NOx,SO2Daerah Senayan dan Bundaran HI
Batas Aman
Sumber : Departemen Lingkungan Hidup (2005)
Dengan keterangan data di atas maka kemungkinan untuk melakukan
penghawaan alami bisa dilakukan.Dengan kendaraan 1.5% dan kondisi
udara sekitar tapak masih berada di posisi 63 % sampai batas polusi maka
masih bisa bertahan jumlah udara di sekitar tapak hingga 25 tahun ke
depan.Hal yang terpenting di dalam penghawaan alami adalah pergerakan
angin.Angin menjadi begitu penting dalam mengalirkan udara.Kecepetan
angin di daerah tropis basah umumnya rendah.Namun pada ketinggian
tertentu tetap harus ada pertimbangan mengenai kecepatan angin.Menurut
Ken Yeang kecepatan mulai terasa di wajah antara 1.6-3.3 dan bisa
mengganggu bila di atas 5.4 m/s (bisa menyebabkan benda-benda ringan
berterbangan).
21
II.2.5 Manfaat Penghawaan alami
1) Kenyamanan Thermal
Arti dari kenyamanan thermal menurut Robert Mc Dowell
thermal comfort is that condition of mind which expresses satisfaction
with the thermal environment; it requires subjective evaluation. Ini
artinya kenyamantan thermal sangat dipengaruhi oleh subjektifitas
setiap orang masing-masing. Gambar II.2.5.1Skema Faktor-Faktor Kenyamanan Thermal
Sumber :Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
Berdasarkan Robert McDowall (Fundamental of HVAC System,
2008, p32-42) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan
suhu :
1. Aktivitas pengguna
Tubuh akan terus melakukan metabolism dan menghasilkan
panas yang akan terus dipancarkan. Kita memproduksi panas
paling minimum pada saat kita tertidur. Berdasarkan aktivitas maka
bisa di mulai dari duduk, berjalan, berlari maka akan meningkat
produksi panasnya.
22
Tabel II.2.5.1Koefisien Metabolisme Terhadap Aktivitas Manusia
(1 met =18.4Btu/h ft2])
Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
2. Jenis Pakaian
Pakaian juga menentukan bagaimana melepaskan panas dari
tubuh, seperti yang kita ketahui bila kita memakai pakaian yang
bersifat insulator maka kita tetap bisa memakainya dengan nyaman
pada suhu yang lebih rendah. Tabel II.2.5.2Daftar Insulation dari Jenis Pakaian
(clo 0.88°Fft2h/Btu)
Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
3. Suhu udara
Sangat sulit untuk menentukan suhu udara yang ideal bagi
tubuh, karena suhu di kepala maupun di kaki akan mengalami
perbedaan. Namun untuk daerah tropis suhu ideal tubuh berada di
kisaran 24-28°C.
4. Radiasi suhu
Panas yang ditularkan dari benda yang lebih panas ke benda
yang dingin tidak dipengaruhi oleh ruang intervensi.Semua benda
mempunyai koefisien dalam memancarkan radiasi panas. Dalam
bangunan, lantai langit-langit, dinding hampir mempunyai suhu
yang sama. Namun apabila seseorang sedang duduk dekat jendela
akan terasa bagaimana panas terkonveksi lewat kaca.
23
5. Kelembaban
• Kelembaban rendah :indikasi dari kelembaban rendah adalah
kulit kering dan mata kering.
• Kelembaban tinggi : apabila konsentrasi air dalam udara
begitu tinggi, secara teknis bisa hingga 100% pada 16°C.
6. Kecepatan udara
Semakin tinggi kecepatan udara di atas tubuh maka akan
semakin besar efek pendinginan, dan kecepatan minimal yang
dibutuhkan sekitar 0.2m/s.
Contoh kasus :
• Kondisi tanpa menggunakan AC
Tidak ada yang bisa dipastikan dalam mengukur kenyamanan
suhu ini, namun kita bisa mendapatkan range secara aman dengan
berbagai pendekatan. Misalnya dengan aktivitas level antara 1-1.3,
orang tidak berada langsung terkena matahari, kecepatan angin di
bawah 40 fpm, memakai baju dengan koef pakaian 0.72.
Untuk area hasil yang dapat diterima disebut comfort envelope.
Suhu ruangan adalah suhu rata-rata di dekat benda yang memberi
radiasi terbesar.Dan suhu bulanan di luar adalah suhu yang di
tentukan setiap jamnya, data bisa didapat dari pemerintah
lingkungan hidup atau badan meteorology di sekitarnya. Gambar II.2.5.2Hubungan antara udara luar dengan suhu ruangan
Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
24
Dari diagram di atas dapat dilihat kalau suhu bulanan pada
10°C adalah suhu minimum untuk membuat kenyamanan thermal.
Contoh lainnya adalah untuk lokasi yang suhu bulanannya 20°C
pada range 80% maka suhu yang dapat di terima adalah 21.6°C-
26.6°F.
• Kondisi menggunakan ventilasi buatan
Pengkondisian udara buatan dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis :
a) Kelas A high comfort, mempersempit kisaran menjadi <80% dan
dalam hal ini tidak ada penghuni yang merasa tidak nyaman.
b) Kelas B normal comfort, untuk kelas ini artinya 80% kisaran
yang diterima dengan menyampingkan 10%
c) Kelas C relaxed standard of comfort, untuk kelas ini artinya 80%
kisaran dengan menyampingkan kenyamanan 20%
Misalanya aktivitas 1-1.3, Koefisien pakaian 0.5-1.0 clo,
Kecepatan udara dibawah 0.2 m/s, Tidak langsung berada tepat
dengan matahari, dengan kelembaban 50%. Gambar II.2.5.3 Kenyamanan Thermal pada tropis lembab
Sumber : Dasar-dasar Arsitektur Ekologis (2007)
Sedangkan berdasarkan Heinz frick dalam bukunya dasar-
dasar arsitektur ekologis untuk daerah tropis ada beberapa range
area :
• kelembaban 17.5-47.5 % pada suhu 21-27°C
• Kelembaban 47.5-57.5 % pada suhu 21-25°C
• Kelembaban 57.5-77.5 % pada suhu 21-23°C
25
Berdasarkan gambar di atas, dengan adanya pembayangan
maka toleransi suhu bisa meningkat hingga 4°C.Jakarta termasuk
dalam iklim tropis basah sehingg rata-rata kelembaban ada pada
76.5% jadi kenyamanan suhu untuk Jakarta berada bisa meluas
antara 25-27°C.
Menurut Tri Harso Karyono dalam bukunya Arsitektur
Kemapanan Pendidikan Kenyamanan dan Penghematan energi
menyatakan bahwa arsitektur tropis adalah rancangan spesifik
suatu karya arsitektur yang mengarah pada pemecahan problematik
iklim tropis seperti aspek kenyamanan visual dan kenyamanan
suhu.
Iklim tropis biasanya ditandai dengan curah hujan yang tinggi
(+/- 3000 mm/tahun), kelembaban yang tinggi (+/- 90%), kecepatan
angin relatif rendah ( dalam kota Jakarta rata-rata dibawah 5 m/s),
tekanan udaranya rendah dan suhu udara rata-rata tinggi, karena
matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 18 - 35°C,
dan radiasi matahari yang menyengat (1500 – 2500 kWh/m2/tahun .
Menurut penelitian kenyamanan suhu yang dilakukan di
daerah iklim tropis basah, seperti halnya Mom dan Wiesebron
[13,14] di Bandung, Webb [15], Ellis [16,17], de Dear [18,19,20]
di Singapore, Busch [21] di Bangkok, Ballantyne [22,23] di Port
Moresby, kemudian Karyono [24] di Jakarta, memperlihatkan
rentang suhu antara 24 – 300C yang dianggap nyaman bagi manusia
yang berdiam pada daerah iklim tersebut [25].
Sementara dalam buku Standar Tata Cara Perencanaan
Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung yang
diterbitkan oleh Yayasan LPMB – PU [26] dinyatakan bahwa suhu
nyaman untuk orang Indonesia adalah :
- Sejuk nyaman antara 20.5 – 22.80C ET (suhu efektif)
- Suhu nyaman optimal antara 22.8 – 25.80C ET
- Hangat nyaman antara 25.8 – 27.10C ET
26
Menurut penelitian Karyono di Jakarta memperlihatkan angka
suhu nyaman optimal pada 25.30C Teq (suhu ekuivalen), dimana
sekitar 95% responden diperkirakan nyaman. Suhu nyaman (sejuk
nyaman –hangat nyaman) adalah antara 23.6 - 27.00C
Teq.Seandainya digunakan parameter lain, suhu udara (Ta) sebagai
unit skala suhu, suhu nyaman optimal (netral) tersebut menjadi
26.70CTa, sedangkan rentang antara sejuk nyaman – hangat
nyaman adalah 25.1 – 28.30C.
Apabila tidak mencapai kondisi ideal seperti tampak pada
diagram .ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk setidaknya
mendekati tingkat kenyamanan maksimum :
• Peningkatan kecepatan udara
Kecepatan udara bisa mempercepat proses pendingian bila
kecepatannya antara 0.8-1m/s bisa menurunkan hingga
2.8°C..misalnya suhu yang bisa diterima antara 21.6-26.6°C maka
kisarannya bisa diperluas hingga 21.6-29.4°C.
• Vertical perbedaan suhu
Antara kaki dan kepala terjadi perbedaan suhu, udara hangat
umumnya cenderung naik sehingga kepala terasa lebih
hangat.Toleransi antara kepala dan kaki adalah 2.8°C.
• Suhu permukaan lantai
Suhu permukaan lantai yang normal untuk iklim tropis basah antara
18.9-28.9°C(10°C)untuk orang yang memakai sepatu dan tidak
duduk di lantai.
• Suhu perubahan siklik
Fluktuasi suhu harus berkisar antara 1.1°F agar tidak terjadi
perubahan suhu yang signifikan yang akan mengurangi
kenyamanan dari pengghuna.
• Radiasi variasi suhu
Orang terbiasa dengan dinding yang hangat, tapi bila dengan langit-
langit yang panas biasanya orang tidak begitu nyaman, batas
amannya adalah 8.4°C dari kisaran suhu yang telah dihitung
27
2) Penghawaan alami sebagai supply udara segar
Suatu penetlitian mengatakan dengan natural ventilasi suhu dari
30.5°C bisa turun sampai 21.5°C dengan asupan udara segar hingga
0.14-1.5m3.
Untuk kasus wisma atlet ini karena aktivitas di dalam bangunan
pada umumnya berupa aktivitas pasif atau istirahat, jadi bisa
disamakan kebutuhan udara segarnya sama dengan kamar tidur atau
apartemen. Menurut Christina, untuk iklim tropis lembab dengan
kecepatan yang rendah dan tidak menentu, maka ACH yang
dibutuhkan adalah 30. Dengan bukaan minimal adalah 40% dari luas
lantai. Kedalaman maksimal ruang adalah 2,5 tinggi lantai.
3) Pendinginan struktur
Struktur secara pasif akan menyerap panas, namun lambat dalam
melepaskan panas. Dengan adanyaventilasi maka bagian dalam
maupun luar struktur bisa mengalami pendinginan dengan
mempercepat penguapan pada bidang struktur. Dengan adanya
pergerakan udara (angin) maka dapat membantu proses pendinginan
struktur. Tabel II.2.5.3Tabel Konduktivitas Bahan Material
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007 p100
II.2.6 Cara menjaga angin dan suhu bangunan.
Meskipun mempergunakan penghawaan alami namun yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana supaya bangunan tidak menyimpan panas
28
berlebih yang mempunyai akibat dengan bertambahnya kerja AC.
Bertambahnya kerja AC tentunya akan menambah jumlah energi yang
dibutuhkan.
1) Vertical Landscaping
Menurut Nyuk Hien Wond dan Yu Chen (Tropical urban heat
islands climate, buildings and greenery, 2009, p204) dibandingkan
dengan green roof , vertically landscape lebih bisa melindungi bidang-
bidang keras terutama pada bangunan-bangunan high-rise. Selain
melindungi secara fisik, hal ini mempunyai manfaat lebih terhadap suhu,
visual, akustik dan juga meningkatkan kualitas udara.Ini bukanlah hal
yang baru.Berbicara tentang vertical landscape bukan hanya bicara
tentang tumbuhan yang merambat, namun bisa menggunakan box
tanaman.
Menurut Ken Yeang (2007) dengan memperluas area vegetasi
hingga 10% maka bisa menghemat sampai 8 % biaya pendinginan.Media
untuk medium-rise dan low-rise biasanya menggunakan pot tanaman atau
roof garden.
Pot tanaman bisa mempunyai ukuran dengan kedalaman hingga 60
cm dan angka ini dinilai cukup dengan perkiraan akar tanaman hanya 30-
40 cm. Penempatan vertical landscaping ini bisa pada sky court ataupun
di balkon-balokn dari bangunan. Gambar II.2.6.1 JA Tower kuala lumpur dengan skycourt dan vertical landscape
Sumber : Ken Yeang, Bioclimatically Skyscraper
Adapun tujuan dari vertical landscape ini adalah
1 Pemecah angin
2 Penyerap CO2 dan CO dan menghasilkan O2(fotosintesis)
29
3 Meningkatkan ekosistem dalam tapak
4 Pendingin yang efektif
5 Penahan Bising dan bau
Menurut penelitan dari Nyuk Hien Wond dan Yu Chen (Tropical
urban heat islands climate, buildings and greenery, 2009, p204), tanaman
bisa menurunkan tingkat radiasi pada kulit bangunan. Gambar II.2.6.2Radiasi Matahari Pada Sisi Selatan Bangunan
Gambar II.2.6.3 Radiasi Matahari Pada Sisi Utara Bangunan
Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and
greenery (2009, p207-225)
Dari data di atas terlihat penurunan tingkat radiasi yang cukup
tinggi.Berikut adalah gambar mengenai perubahan suhu yang terjadi
akibat vertical landscaping. Gambar II.2.6.4 Titik Sampling Percobaan
30
Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and
greenery (2009, p207-225)
Gambar II.2.6.5Suhu Pada Sisi Selatan
Gambar II.2.6.6Suhu Pada Sisi Utara
Gambar II.2.6.7 Hubungan antara suhu bidang, udara dan kelembaban dengan/tanpa
pohon
Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and
greenery (2009, p207-225)
Data di atas adalah pada dinding yang menghadap ke arah utara dan
selatan berhasil menurunkan angka radiasi.Berikut ini adalah bagaimana
vegetasi berada pada sisi barat bangunan.
31
Gambar II.2.6.8
Perbandingan Suhu Surface (Barat) dengan/tanpa Pohon 1-15 November 2005
Gambar II.2.6.9
Perbandingan Suhu Surface (Barat) dengan/tanpa Pohon 15-30 November 2005
Sumber :Nyuk Hien Wong, Yu Chen, Tropical urban heat islands climate, buildings and
greenery (2009, p207-225)
Dilihat dari berbagai data di atas dapat disimpulkan vertical landscape
mampu mereduksi radiasi hingga 80-90% dengan nilai minimal
penurunan suhu 1°C.
Menurut Bapak Tri Harso Karyono (Pohon sebagai penyejuk dan
pembersih udara kota,dimensi arsitektur, , vol 10, No.1, Januari 2002,
p62-65)Pohon di sekeliling bangunan mampu menurunkan suhu udara
sekitar hamper 3° C dan penggunaan AC berkurang sekitar 30% karena
secara teori penurunan sekitar 1°C setara dengan pengurangan energi
10 %. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat ruang terbuka di sekitar
bangunan yang ditanami pohon pelindung, jalan masuk kendaraaan
serta halaman parkir terlindung dari radiasi matahari.Vertical
landscape bisa menjadi sesuatu masukan yang berarti bagi penulis untuk
menerapkannya dalam desain.
32
Gambar II.2.6.10Alternatif Vertical Landscape
Sumber : Bioclimatically Skyscraper&Tropical urban heat islands climate, buildings
and greenery
Walaupun belum banyak digunakan di negara Singapura, namun melihat
ada kemiripin sedikit dengan kota Jakarta (singapura 1°LS, Indonesia
6°LS) mungkin bisa diterapkan karena kesamaan iklim.
2) Aliran udara
Udara yang bergerak kita sebut angin.Udara dingin mempunyai
kepadatan lebih tinggi dibandingkan dengan udara panas, dan udara
dingin lebih berat daripada udara panas.Udara mengalir dari tekanan
yang tinggi menuju tekanan yang rendah.Untuk iklim tropis basah
kecepatan udara tidaklah terlalu cepat, namun bukan berarti udara tidak
dapat digunakan.Perlu adanya pemaksimalan pergerakan
udara.Kecepatan angin paling cepat adalah saat berada di puncak. Gambar II.2.6.11Sifat Angin dari tekanan tinggi mengalir ke tekanan rendah
33
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Tanaman sangat efektif dalam memberi pembayangan dan juga
membantu mengurangi panas yang diterima. Tanaman juga menyerap
radiasi dalam proses fotosintesis yang akhirnya menyebabkan
lingkungan menjadi dingin. Udara dingin mempunyai kepadatan dan
massa yang lebih dibanding udara panas. Hal ini dapat meningkatkan
kecepatan angin.Ini yang menyebabkan di sekitar pohon kita merasa
lebih sejuk.
Gambar II.2.6.12Fungsi Pohon terhadap Aliran Udara
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
34
Tanaman juga mampu meningkatkan, menurunkan dan juga
mengarahkan aliran udara Dengan membuka hubungan antara udara
bertekanan tinggi dengan udara bertekanan rendah akan sangat
membantu penghawaan alami.
Dalam iklim tropis basah penghawaan alami sangatlah berguna,
perpanjangan pada elemen bangunan bisa membuat angin mempunyai
arah misalnya pada overstack ataupun bentuk atap. Gambar II.2.6.13Perputaran Angin dalam Ruangan
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Selain itu penghawaan alami butuh yang namanya inlet dan outlet
sehingga baru bisa dinamakan pengudaraan.Sebisa mungkin outlet harus
lebih besar daripada inlet agar terjadi pertukaran dan udara akhirnya
mengalir. Gambar II.2.6.14Variasi Sirip pada Inlet dan Outlet
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Mengubah posisi outlet pada bangunan tidak akan mengubah
kecepatan angin, namun mengubah posisi inlet pada bangunan dapat
mengubah arah angin dalam ruangan Gambar II.2.6.15
Perubahan Posisi Inlet dan outlet terhadapa sirkulasi dalam ruangan
35
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Overhang dari sebuah atap bisa membantu tekanan angin di depan
sehingga udara mengalir ke dalam ruangan Gambar II.2.6.16Pengumpulan Tekanan Udara Untuk Menekan Angin
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Gambar II.2.6.17Efek CanopyPada Pola Angin
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Canopy pada jendela sebenarnya memberi efek buruk pada
jalannya udara karena akan terbagi. Sebaiknya kanopi panjang (untuk
36
menghindari radiasi) tapi juga lebih dekat ke atas bangunan (agar tidak
terbagi lebih banyak udaranya.
3) Menahan dan melepaskan radiasi
Untuk daerah beriklim tropis harus meminimalkan jumlah panas
yang didapat secara langsung maupun karena pantulan dari lingkungan
sekitar.Area terkena panas harus lebih sedikit, itu artinya lebih baik
membangun secara vertical daripada horizontal. Gambar II.2.6.18Hubungan Antara Luas Dan Radiasi
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
1) Reflecting pool
Air pada umumnya mempunyai kemampuan untuk menguap
yang tinggi. Jika air menguap dan dialirkan oleh angin maka akan
menyebabkan udara menjadi lebih dingin. Air lebih mudah menyerap
panas sehingga tidak langsung di pantulkan seperti pada beton Gambar II.2.6.19Air bisa digunakan untuk menyerap panas
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
37
2) Teras
Pembayangan dari beranda atau balkon yang ada pada
bangunanbisa menahan panas yang masuk pada saat siang dan juga
menahan udara dingin pada saat malam hari. Gambar II.2.6.20Air bisa digunakan untuk menyerap panas
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
3) Skylight tak langsung
Skylight untuk memasukkan cahaya sangat baik, namun akan
lebih baik bila radiasi panasnya tidak langsung. Gambar II.2.6.21Alternatif Skylight untuk mengurangi radiasi
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
4) Selubung bangunan
38
Sun shading bisa untuk meradiasi panas dan juga bisa
menghambat angin megalir masuk ke dalam bangunan.karena kita
berada di bagian selatan, untuk sisi utara lebih baik menggunakan
horizontal. Gambar II.2.6.22 Variasi shading
Sumber : Norbert Lechner – Heating, Cooling, Lighting
Pada umumnya setiap kaca akan memantulkan, mentransfer dan
juga menyerap panas yang diterimanya. Gambar II.2.6.23Penyerapan, pemantulan, dan pentransferan
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Macam-macam jenis kaca, antara lain :
• Transparan
• Material padat tembus cahaya
• Materi gabungan dengan rongga Tabel II.2.6.1Hubungan Material, Cahaya dan Radiasi
39
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
5) Bangunan Aerodinamis
Bentuk bangunan yang aerodinamis juga memungkin kan
udara untuk tidak terpantul dan bisa mengaliri façade bangunan
secara menyeluru. Menurut Ken Yeang (bioclimatic skyscraper,
1996) bangunan yang aerodinamis tanpa bentuk-bentuk patahan
yang berarti dapa mengalirkan udara untuk mendinginkan suhu luar
bangunan. Gambar II.2.6.24Benda Aerodinamis membuat udara mengalir ke seluruh
gedungtanpa dipantulkan
40
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Dengan udara yang mengalir ke seluruh bangunan maka
panas pada muka bangunan dapat terangkat.
II.2.7 Kesimpulan Tinjauan Khusus
• Sustainable lebih mengarah kepada perilaku pasif dari bangunan (dari
sistem program ruang & bentuk bangunan)
• Tujuan dari Sustainable adalah untuk menghemat energi yang
dibutuhkan
• Penghawaan menempati angka 60-70% dari total energi yang
dibutuhkan, oleh karena itu perlu adanya penghematan
• Penghematan dilakukan dengan cara menekan jumlah kebutuhan
penghawaan buatan dan digantikan dengan penghawaan alami
• Penghawaan buatan hanya pada bagian/ ruang untuk beristirahan, dan
optimalisasi penghawaan alami bisa pada koridor, lobby, WC, tangga
darurat
• Cara melakukan penghawaan alami antara lain dengan cross ventilation.
Menyiapkan bukaan dengan melihat arah angin yang dominan
• Manfaat dari Penghawaan alami, menjaga kenyamanan termal,
menyuplai udara segar, dan mendinginkan struktur dalam dan juga luar
• Kecepatan angin pada daerah tinggi perlu diperhatikan, dapat dipecah
dengan cara vertical landscape
• Untuk menekan angka penghawaan buatan, maka ruangan harus
diminimalkan dalam menerima radiasi. Cara-caranya antara lain dengan
vertical landscape, reflecting pool, cross ventilation, memilih material
yang tepat, dan bentuk bangunan yang aerodinamis.
II.3 Kesimpulan Tinjauan Umum dan Tinjauan Khusus
• Wisma atlet harus bisa menghemat energi yang diperlukan dalam
operasional terutama dalam hal penghawaan yang mempunyai bobot
hingga 70%.
• Cara menekan penghawaan buatan adalah dengan meningkatkan
penghawaan alami
41
• Optimalisasi penghawaan alami bisa pada daerah-daerah yang mempunyai
fungsi sebagai publik area yang bersifat service. Namun perlu tetap
memperhatikan factor kenyamanan thermal.
• Hal yang perlu diperhatikan adalah kecepatan angin mengingat bangunan
ini termasuk medium-rise, cara-cara meminimalkan radiasi yang diterima
oleh bangunan agar beban pendinginan tidak terlalu berat
• Hampir semua bangunan Olympic village setelah acara selesai maka akan
dijadikan unit hunian atau apartemen
• Atlet village selalu dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti
kesehatan, restoran, dan shopping centre
• Umumnya atlet telah dikarantina minimal 1 bulan sebelum olimpiade
berlangsung hingga 2 tahun
• Biasanya untuk atlet Olympic dan Paralympic (cacat) ada perbedaan
kawasan atau gedung
• Untuk wisma atlet perkamarnya maksimal sampai dengan 5 orang.
• Penempatan unit-unit kamar seperti apartemen (wisma Fajar) dirasa kurang
cocok, karena untuk menyatukan 15 orang dalam 1 unit dirasa kurang
bijaksana mengingat jenis karakter setiap manusia berbeda-beda. Akan
lebih baik bila dibagi-bagi ke unit yang lebih kecil, dengan konsekuensi
kebutuhan ruang lebih tinggi, namun kenyamanan dan privasi setiap atlet
lebih tinggi (konsentrasi lebih fokus
• Mempunyai ruang berkumpul bersama atau bisa disebut ruang serbaguna.
• Hampir semuanya mempunyai kamar mandi dalam untuk menjaga privasi
dan kelasnya adalah internasional
• Ruang cuci per unit tampaknya tidak perlu, bisa digantikan dengan fungsi
Laundry. Sehingga bisa menghemat luasan kebutuhan
• Tangga pada wisma ragunan mempunyai tinggi hingga 20 cm
• Ruang-ruang yang menggunakan ac pada kamar tidur. Untuk wc, ruang
bersama dan koridor tidak menggunakan ac. Begitu juga dengan wisma
fajar, sekalipun mempunyai tingi hingga 10 lantai namun tetap
memberikan potensi pengguna untuk dapat mendapatkan penghawaan
alami.