7
2.1. Struktur Geologi Proses terjadinya sumbe tiga lempeng tektonik, Lempeng Eurasia, dapat Gambar 1. Pertemuan Tumbukan ketiga lempe sistem panas bumi di I sebelah selatan dengan BAB II TINJAUAN GEOLOGI er panas bumi di Indonesia merupakan hasil da yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Aus t dilihat pada Gambar 1. n tiga lempeng tektonik di Indonesia (Natawidja eng tersebut memiliki peranan penting dalam ter Indonesia. Tumbukan antara Lempeng Indo-Au n Lempeng Eurasia di sebelah utara menghas ari interaksi stralia, dan aja, 1994) rbentuknya ustralia di- silkan zona

BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

  • Upload
    ngoliem

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

2.1. Struktur Geologi

Proses terjadinya sumber panas bumi di Indonesia merupakan hasil dari interaks

tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo

Lempeng Eurasia, dapat dilihat pada G

Gambar 1. Pertemuan tiga lempeng t

Tumbukan ketiga lempeng tersebut memiliki peranan penting dalam terbentuknya

sistem panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara Lempeng Indo

sebelah selatan dengan Lempeng Eurasia di sebelah utara menghasilkan zona

BAB II

TINJAUAN GEOLOGI

Proses terjadinya sumber panas bumi di Indonesia merupakan hasil dari interaks

tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan

dapat dilihat pada Gambar 1.

mbar 1. Pertemuan tiga lempeng tektonik di Indonesia (Natawidjaja, 1994)

Tumbukan ketiga lempeng tersebut memiliki peranan penting dalam terbentuknya

sistem panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara Lempeng Indo-Australia di

sebelah selatan dengan Lempeng Eurasia di sebelah utara menghasilkan zona

Proses terjadinya sumber panas bumi di Indonesia merupakan hasil dari interaksi

Australia, dan

ektonik di Indonesia (Natawidjaja, 1994)

Tumbukan ketiga lempeng tersebut memiliki peranan penting dalam terbentuknya

Australia di-

sebelah selatan dengan Lempeng Eurasia di sebelah utara menghasilkan zona

Page 2: BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

4

subduksi pada kedalaman 160 s.d 210 km di bawah pulau Jawa - Nusatenggara

dan kedalaman 100 km di bawah pulau Sumatera. Hal ini mengakibatkan proses

magmatisasi pada pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan pulau

Jawa- Nusatenggara.

Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi oleh

keberadaan lempeng samudera, sedang sebelah timur didominasi oleh keberadaan

lempeng benua. Berdasarkan gaya gravitasi, magnetisme dan seismik ketebalan

lempeng samudera sekitar 20 kilometer, dan ketebalan lempeng benua sekitar 40

kilometer (Hamilton, 1979).

Sejarah tektonik Pulau Sumatra berhubungan erat dengan dimulainya

peristiwa pertumbukan antara Lempeng India - Australia dan Asia Tenggara,

sekitar 45,6 juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan rangkaian perubahan

sistematis dari pergerakan relatif lempeng-lempeng disertai dengan perubahan

kecepatan relatif antar lempengnya berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya

dapat dilihat pada Gambar 2. Gerak Lempeng India - Australia yang semula

mempunyai kecepatan 86 milimeter/tahun menurun menjaedi 40 milimeter/tahun

karena terjadi proses tumbukan tersebut (Char-shin Liu et al, 1983 dalam

Natawidjaja, 1994).

Perbedaan kedalaman subduksi antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa -

Nusatenggara menyebabkan jenis magma yang dihasilkan juga berbeda. Pada

kedalaman yang lebih besar seperti di pulau Jawa, magma yang dihasilkan lebih

bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi

sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang menghasilkan -

Page 3: BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas.

di Pulau Jawa umumnya terletak pada bagian yang lebih dalam dan menempati

batuan vulkanik.

Sedangkan sistem panas bumi di Sumatera memiliki magma yang bersifat lebih

asam dan lebih kental yang berkaitan dengan kegiatan gunung api

riolitis. Dan reservoir panas bumi terdapat pada batuan sedimen dan ditemukan

pada kedalaman yang lebih dan

Gambar 2. Proses t

2.2. Sistem Panas Bumi

Sistem panas bumi tersusun oleh beberapa parameter seperti, sumber panas

source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h

ditunjukkan pada Gambar 3.

endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir

ulau Jawa umumnya terletak pada bagian yang lebih dalam dan menempati

Sedangkan sistem panas bumi di Sumatera memiliki magma yang bersifat lebih

asam dan lebih kental yang berkaitan dengan kegiatan gunung api

. Dan reservoir panas bumi terdapat pada batuan sedimen dan ditemukan

pada kedalaman yang lebih dangkal.

Gambar 2. Proses tektonik (Anonymuos, 2006).

2.2. Sistem Panas Bumi

Sistem panas bumi tersusun oleh beberapa parameter seperti, sumber panas

reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus hidrologi yang

ambar 3.

5

Oleh karena itu, reservoir

ulau Jawa umumnya terletak pada bagian yang lebih dalam dan menempati

Sedangkan sistem panas bumi di Sumatera memiliki magma yang bersifat lebih

asam dan lebih kental yang berkaitan dengan kegiatan gunung api andesitik-

. Dan reservoir panas bumi terdapat pada batuan sedimen dan ditemukan

Sistem panas bumi tersusun oleh beberapa parameter seperti, sumber panas (heat

idrologi yang

Page 4: BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

Gambar 3. Sistem p

Sistem panas bumi dikont

1. Sumber panas (heat source

2. Batuan berporos atau reservoir tempat uap panas terjebak didalamnya

3. Lapisan penutup, biasanya

4. Keberadaan srtuktur geologi (patahan, perlipatan,

ketidakselarasan),

5. Daerah resapan air atau aliran air bawah permukaan

Gambar 3. Sistem panas bumi (Anonymous, 2006).

Sistem panas bumi dikontrol oleh adanya (Suharno, 2010):

heat source) berupa plutonik,

atuan berporos atau reservoir tempat uap panas terjebak didalamnya

Lapisan penutup, biasanya berupa batu lempung,

Keberadaan srtuktur geologi (patahan, perlipatan, collapse, rekahan dan

ketidakselarasan),

Daerah resapan air atau aliran air bawah permukaan (recharge area)

6

atuan berporos atau reservoir tempat uap panas terjebak didalamnya

, rekahan dan

(recharge area)

Page 5: BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

7

Tabel 1. Klasifikasi kelompok sistem panas bumi Indonesia ( suharno, 2010).

Wilayah

Kriteria Sumatera Jawa,NusatenggaraSulawesi Utara

Sebagian besar Sulawesi, Maluku dan Papua

Manifestasi permukaan

Fumarol suhu tinggi dengan steam jet, mmata air mendidih, solfatara, lumpur panas, kolam lumpur, danau asam, alterasi luas dan sangat intensif

Fumarol suhu tinggi, mata aiar mendidih, solfatara, kolam lumpur, alterasi intensif

Fumarol dan solfatara

Material penyusun Riolitik-andesitik, produk gunung api muda, ketebalan material sekitar 1 km

Andesitic-basaltik, produk gunung api muda dan sedang, ketebalan material . 2,5 km

Produk gunung api tua, sedimen

Struktur Sesar regional sumatera dan sesar-sesar sekunder, ketidakselarasan, kaldera

Sesar local,kaldera,ketidakselarasan

Sesar localGrabenKetidakselarasan

2.3. Manifestasi Panas Bumi

Berbeda dengan sistem minyak - gas, adanya suatu sumber daya panas bumi di

bawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya manifestasi panas bumi di

permukaan (geothermal surface manifestation), seperti mata air panas, kubangan

lumpur panas (mud pools), geyser dan manifestasi panas bumi lainnya, dimana

beberapa diantaranya, yaitu mata air panas, kolam air panas sering dimanfaatkan

oleh masyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak dll.

Page 6: BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

Manifestasi panas bumi di

perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan

yang memungkinkan fluida panasbumi (uap dan air

permukaan (Nenny, 2010).

Contoh paper penelitian data magnetotellurik

daerah Pampa Lirima, Chili

Hasil inversi pada Gambar 4

survei ini didasari oleh lapisan dangkal konduktif (<10 ohm

bawah permukaan, yang ditafsirkan sebagai

bumi. Clay ini ditutup

resistivitas tinggi dapat dilihat pada Gambar 4b

kelurusan NE-SW ditafsirkan dari geologi

Gambar 4. Hasil inversi magnetotelurik, menunjukkan: a) NEbagian berorientasi di model 3

bumi di permukaan diperkirakan terjadi karena adanya

perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan

yang memungkinkan fluida panasbumi (uap dan air panas) mengalir ke

2010).

penelitian data magnetotellurik dengan koreksi TDEM pada

daerah Pampa Lirima, Chili

pada Gambar 4 menunjukkan bahwa selatan ke barat daya daerah

didasari oleh lapisan dangkal konduktif (<10 ohm-m) dalam 1000

bawah permukaan, yang ditafsirkan sebagai claycap (argilik) dari daerah

tutupi lapisan konduktif pada bagian tengah dengan zona

dapat dilihat pada Gambar 4b yang bertepatan dengan daerah

SW ditafsirkan dari geologi daerah dan data aeromagnetik.

asil inversi magnetotelurik, menunjukkan: a) NE-SW dan b) NWbagian berorientasi di model 3D (setelah Arcos et al, 2011).

8

permukaan diperkirakan terjadi karena adanya

perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan

panas) mengalir ke

dengan koreksi TDEM pada

barat daya daerah

m) dalam 1000 m di

daerah panas

tengah dengan zona

yang bertepatan dengan daerah

k.

SW dan b) NW- SE

Page 7: BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologidigilib.unila.ac.id/111/10/Bab II.pdf · source), reservoir, batuan penudung, sumber fluida dan siklus h ditunjukkan pada Gambar 3. Oleh

9

Pada bagian barat daya dari wilayah survei, di bawah claycap lapisan konduktif

atas, tubuh konduktif dalam diamati pada > 2 km kedalaman. Ini akan

membedakan Pampas Lirima dari sistem vulkanik aktif khas lainnya yang

merupakan sumber panas di tempat lain di lingkungan Andes dan sumber panas

yang biasanya tubuh resistif dalam (Legaut,J. Lombardo, S. dkk).