20
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan dari beberapa objek yang telah diamati atau dialami (Notoatmodjo, 2012). Menurut Efendi & Makhfudli (2009), pengetahuan merupakan hasil yang diperoleh dari pengindraan seperti pendengaran, perasa, penglihatan, penciuman, dan peraba sehingga dapat membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Wasis (2008), pengetahuan merupakan hal-hal yang diketahui melalui penglihatan yang mendalam tentang kebenaran yang ada disekitar tanpa diuji kebenarannya. Sumber pengetahuan didapatkan dari tradisi (kebiasaan yang turun menurun), otoritas (karena pengaruh penguasa), model peran (belajar dari orang panutan), intuisi (didapat dari alam bawah sadar), dan reasioninng (berbagai alasan). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), tingkat pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: 1. Tahu (know). Dimana mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari atau objek yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah

pertanyaan dari beberapa objek yang telah diamati atau dialami (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Efendi & Makhfudli (2009), pengetahuan merupakan hasil yang diperoleh

dari pengindraan seperti pendengaran, perasa, penglihatan, penciuman, dan peraba

sehingga dapat membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Wasis (2008), pengetahuan merupakan hal-hal yang diketahui

melalui penglihatan yang mendalam tentang kebenaran yang ada disekitar tanpa diuji

kebenarannya. Sumber pengetahuan didapatkan dari tradisi (kebiasaan yang turun

menurun), otoritas (karena pengaruh penguasa), model peran (belajar dari orang

panutan), intuisi (didapat dari alam bawah sadar), dan reasioninng (berbagai alasan).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), tingkat pengetahuan didalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu:

1. Tahu (know). Dimana mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari atau

objek yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

10

2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan dalam

menjelaskan dan mampu mengintepretasikan objek atau materi yang telah dialami

dengan benar.

3. Aplikasi (application), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

objek atau materi yang telah dipahami dalam situasi atau kondisi nyata.

4. Analisis (analysis), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau objek dalam beberapa komponen, tetapi masih dalam satu kaitannya

dengan yang lain.

5. Sintesis (sinthesis), yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan dan

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk yang baru.

6. Evaluasi (evaluation), dimana kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), dalam pengetahuan terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi seseorang :

1. Pendidikan, adalah suatu bimbingan yang diberikan seseorang terhadap orang lain

tentang suatu hal agar mereka dapat mengerti dan paham. Maka dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin

mudah pula mereka dalam menerima atau memahami informasi dan materi

sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak, sedangkan semakin

rendah tingkat pendidikan seseorang maka akan menghambat perkembangan

mereka dalam memperoleh informasi dan materi yang baru.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

11

2. Pekerjaan, dalam lingkungan pekerjaan seseorang mampu memperoleh

pengalaman atau pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung.

3. Umur, “semakin muda usia individu maka kemampuan mengingat akan semakin

tinggi termasuk kemampuan untuk mengingat informasi yang diterima. Individu

yang telah mengalami penuaan akan mengalami penurunan fisiologis tubuh yang

akan mempengaruhi kemampuan untuk mengingat informasi”.

4. Minat, rasa ingin tahu seseorang akan menimbulkan minat dalam mencoba hal

baru untuk mendalami pengetahuan yang dimilikinya.

5. Pengalaman, suatu kejadian yang pernah dialami seseorang ketika berinteraksi

dengan objek atau lingkungannya. Ketika dalam pengalaman seseorang terdapat

hal yang kurang baik, maka dengan sendiri akan dilupakan, namun ketika dalam

pengalaman seseorang terdapat hal yang menyenangkan maka secara psikologis

akan menimbulkan kesan yang menyenangkan, sehingga cenderung akan

melakukan tindakan yang positif.

6. Kebudayaan lingkungan sekitar, ketika seseorang dibesarkan pada kebudayaan

lingkungan sekitar maka lingkungan tersebut akan berpengaruh besar terhadap

sikap pribadi atau sikap seseorang itu sendiri.

7. Informasi, adalah suatu hal yang dapat mempermudah seseorang dalam

memperoleh pengetahuan yang baru.

2.2 Konsep Anak

2.2.1 Definisi Anak

Masa anak-anak merupakan dasar pembentukan fisik dan kepribadian pada

masa berikutnya. Dengan kata lain, masa anak-anak merupakan masa emas

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

12

mempersiapkan individu menghadapi tuntutan zaman sesuai potensi (Fadli, 2010).

Menurut Gunarsa & Gunarsa (2008), dasar kepribadian seseorang terbentuk pada

masa anak-anak. Proses-proses perkembangan yang terjadi dalam diri seorang anak

ditambah dengan apa yang dialami dan diterima selama masa anak-anaknya secara

sedikit demi sedikit memungkinkan ia tumbuh dan berkembang.

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat dua peristiwa, yaitu

peristiwa percepatan dan perlambatan. Selain itu akan terjadi pertumbuhan dan

perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Pertumbuhan dan

perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi

organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan

perkembangan intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik

maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain.

Pertumbuhan dan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku

social di lingkungan anak (Hidayat, 2008).

2.2.2.1 Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Menurut Hidayat (2008), Secara umum perkembangan dan pertumbuhan

memiliki beberapa prinsip dalam prosesnya. Prinsip tersebut dapat menentukan ciri

atau pola dari pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip tersebut

antara lain sebagai berikut.

1. Proses pertumbuhan dan perkembangan sangat bergantung pada aspek

kematangan susunan saraf pada manusia, dimana semakin sempurna atau

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

13

kompleks kematangan saraf maka semakin sempurna pula proses pertumbuhan

yang terjadi mulai dari proses konsepsi sampai dengan dewasa.

2. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu adalah sama, yaitu

mecapai proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian tersebut tidak

memiliki kecepatan yang sama antara individu yang satu dengan yang lain.

3. Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola khas yang dapat terjadi

mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau juga mulai dari

kemampuan yang sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks

sampai mencapai kesempurnaan dari tahap pertumbuhan dan perkembangan.

2.2.2.2 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dalam peristiwa pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai ciri

khas yang membedakan komponen satu dengan yang lain. Pertumbuhan memiliki

ciri-ciri sebagai berikut :

1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya

ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan,

lingkar dada, dan lain-lain.

2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada

proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga

dewasa.

3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada

selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu,

atau hilangnya reflex-refleks tertentu.

4. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses

kematangan, seperti aksila, pubis, atau dada. (Hidayat, 2008)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

14

2.3 Konsep Asma

2.3.1 Definisi Asma

Asma merupakan keadaan sakit sesak nafas dikarenakan terjadinya aktivitas

berlebih terhadap rangsangan tertentu sehingga menyebabkan peradangan dan

penyempitan pada saluran nafas yang mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga

dada (Utami, 2013). Menurut Yunus dalam Wahyudi (2012), asma merupakan

penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh

individu yang mengalami asma tidak dapat menyembuhkan penyakit asma namun

hanya menekan gejala kekambuhan asma. Penyakit asma adalah suatu kelainan

berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang menyebabkan

hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala

episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada terutama

pada malam atau dini hari yang umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa

pengobatan. Penyakit asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang

tanpa gejala tidak mengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan

sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian (DEPKES R.I, 2009)

2.3.2 Klasifikasi asma

Asma terbagi menjadi alergi, idiopatik, nonalergik, dan campuran (mixed)

(Somantri, 2007). Jenis asma ada bermacam – macam, meskipun banyak orang yang

menganggapnya sama. Secara umum, menurut Mumpuni (2013), jenis asma dapat

dibedakan menjadi 9 jenis, yaitu:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

15

1. Asma Alergik/Ekstrinsik

Asma alergik merupakan suatu jenis asma yang disebabkan oleh alergen

(misalnya bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain).

Alergen yang paling umum adalah alergen yang perantaraan penyebarannya

melalui udara (airborne) dan alergen yang muncul secara musiman (seasonal).

Pasien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada

keluarga dan riwayat pengobatan eczema atau rhinitis alergik. Paparan terhadap

alergi akan mencetuskan serangan asma. Gejala asma pada umumnya dimulai

saat anak-anak (Mumpuni, 2013).

2. Idiopatik atau Nonallergic Asthma/ Intrinsic

Asma nonallergic merupakan jenis asma yang tidak berhubungan secara langsung

dengan alergen spesifik. Factor-faktor seperti common cold, infeksi saluran nafas

atas, aktivasi, emosi, dan polusi lingungan dapat menimbulkan serangan asma.

Serangan asma idiopatik atau nonalergik dapat menjadi lebih berat dan seiring

berjalannya waktu dapat berkembang menjadi bronchitis dan emfisema. Pada

beberapa pasien, asma jenis ini dapat berkembang menjadi asma campuran.

Asma tersebut biasanya terjadi pada usia dewasa (>35) (Mumpuni, 2013).

3. Asma campuran (mixed asthma)

Asma campuran merupakan bentuk asma yang paling ditemukan.

Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau non

alergi. Menurut pedoman nasional asma anak membagi asma anak menjadi 3

derajat penyakit, seperti dapat dilihat dalam table berikut ini (Mumpuni, 2013).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

16

Tabel 2.1 Derajat penyakit asma pada anak

Parameter klinis, kebutuhan obat dan faal paru

Asma episodic jarang

Asma episodic sering

Asma persisten

Frekuensi serangan < 1x/bulan >1x/bulan Sering

Lama Serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi

Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat

Diantara serangan Tanpa gajala Sering dan gejala Gejala siang dan malam

Tidur dan aktifitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu

Pemeriksaan fisik diluar serangan

Normal (tidak ditemukan kelainan)

Mugkin terganggu (ditemukan kelainan)

Tidak pernah normal

4. Asma Nokturnal (Asma karena batuk kering)

Batuk kering sangat menyiksa dan menyakitkan di dada. Penderita sering

terbangun dari tidur karena jenis penyakit ini. Penderita biasanya menjadi lemas

dan lesu karena kurang tidur (Mumpuni, 2013).

5. Asma pada anak

Asma pada anak ini umumnya terjadi karena alergi. Memang ada beberapa kasus

anak menjadi asma karena radang tenggorokan atau kasus iritasi lainnya, namun

jumlah terbanyak disebabkan karena alergi (Mumpuni, 2013).

6. Asma pada orang dewasa

Asma pada orang dewasa bisa terjadi karena berbagai hal, seperti alergi, non

alergi, nocturnal, iritasi, kecemasan, beban kerja, dan lain-lain. Oleh karena itu,

penderita harus mewaspadai gejala-gejala yang mungkin muncul dan

mempersiapkan diri untuk mencegah jangan sampai terjadi serangan akut

(Mumpuni, 2013).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

17

7. Asma batuk

Asma ini merupakan jenis asma yang menyulitkan bagi penderitanya. Batuk yang

menyertainya sering mengakibatkan terjadinya asma. Oleh karena itu, jika terjadi

batuk yang disertai sesak nafas sebaiknya segera diperiksakan ke dokter dan

melakukan pemeriksaan lengkap untuk menentukan jenis pengobatan

(Mumpuni, 2013).

8. Asma akibat pekerjaan

Asma ini terjadi karena terpapar zat-zat tertentu di lingkungan di tempat kerja.

Contohnya, seorang pengajar yang masih menggunakan kapur tulis dalam

kesehariannya dapat mengalami asma karena menghirup butiran-butiran dan

masuk ke saluran pernafasan (Mumpuni, 2013).

9. Asma musiman

Asma musiman adalah asma yang terjadi pada banyak orang saat musim-musim

tertentu. Misalnya pada saat musim kemarau, banyak sekali tanah-tanah kering

dan berdebu, lalu debu tersebut beterbangan terbawa angin dan masuk ke dalam

saluran pernapasan (Mumpuni, 2013).

2.3.3 Tanda gejala asma

Gejala asma terdiri atas triad : dispnea, batuk, dan mengi (bengek atau sesak

napas). Gambaran klinis pasien yang menderita asma:

1. Gambaran objektif yaitu suatu kondisi dalam keadaan seperti sesak napas parah

dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing, dapat disertai batuk dengan

sputum kental dan sulit dikeluarkan, bernapas dengan menggunakan otot-otot

napas tambahan, sianosis, takikardia, gelisah, dan pulsus paradoksus, serta fase

ekspirasi memanjang disertai wheezing (di apeks dan hilus).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

18

2. Gambaran subjektif adalah keadaan pasien mengeluh sukar bernapas, sesak,

anoreksia.

3. Gambaran psikososial yang diketahui perawat adalah cemas, takut, mudah

tersinggung, dan kurangnya pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya

(Somantri, 2007).

2.3.4 Faktor Penyebab asma

Etiologi asma belum diketahui dengan pasti. Namun suatu hal yang sering

kali terjadi pada semua penderita asma adalah fenomena hiperakivitas bronkhus.

Bronkhus pada penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun

nonimunologi. Karena sifat tersebut, maka serangan asma mudah terjadi (Somantri,

2007). Menurut Danusantoso (2011), Asma disebabkan oleh faktor intrinsik dan

ekstrinsik, secara intrinsik asma bisa disebabkan oleh infeksi (virus influenza,

pneumoni mycoplasmal), fisik (cuaca dingin, perubahan temperatur), iritan seperti zat

kimia, polusi udara (CO, asap rokok, parfum), faktor emosional (takut, cemas dan

tegang) juga aktivitas yang berlebihan. Secara ekstrinsik/imunologik asma bisa

disebabkan oleh reaksi antigen-antibodi dan inhalasi allergen (debu, serbuk, dan bulu

binatang).

2.3.5 Patofisiologi Asma

Trigger (pemicu) yang berbeda akan menyebabkan eksaserbasi asma oleh karena

inflamasi saluran napas atau bronchospasme akut atau keduanya. Sesuatu yang dapat

memicu serangan sama ini sangat bervariasi antara individu yang lain dan dari satu

waktu ke waktu yang lain. Beberapa hal diantaranya adalah allergen, polusi udara,

infeksi saluran napas, kecapaian, perubahan cuaca, makanan, obat atau ekspresi emosi

yang berlebihan. Mekanisme keterbatasan aliran udara yang bersifat akut ini bervariasi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

19

sesuai dengan rangsangan. Allergen akan memicu terjadinya bronkhokontriksi akibat

pelepasan Ig-E dpendent dari mast sel saluran pernapasan dari mediator, termasuk

diantaranya histamine, prostaglandin, leukotrin sehingga akan terjadi kontraksi otot

polos. Keterbatasan aliran udara yang bersifat akut ini kemungkinan juga terjadi oleh

karena saluran pernapasan pada pasien asma sangat hiperresponsif terhadap bermacam-

macam jenis rangsangan. Pada asma akut mekanisme yang menyebabkan

bronchokontriksi terdiri dari kombinasi antara pelepasan mediator sel inflamasi dan

rangsangan yang bersifat local atau reflex saraf pusat. Akibatnya keterbatasn aliran

udara timbul oleh karena adanya pembengkakan dinding saluran napas dengan atau

tanpa kontraksi otot polos. Peningkatan permeabilitas dan kebocoran mikrovaskular

berperan terhadap penebalan dan pembengkakan pada sisi luar otot polos saluran

pernapasan (Sudoyo, 2006).

Penyempitan saluran pernapasan yang bersifat progesif yang disebabkan oleh

inflmasi saluran pernapasan dan atau peningkatan tonus otot polos bronkhioler

merupakan gejala serangan asma akut dan berperan terhadap peningkatan resistensi

aliran, hiperinflasi pulmoner dan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. Apabila

tidak dilakukan koreksi terhadap obstruksi saluran pernapasan ini, akan terjadi gagal

napas yang merupaka konsekuensi dari peningkatan kerja pernapasan,

ketidakefektifan pertukaran gas dan kelelahan otot-otot pernapasan. Interaksi

kardiopulmoner dan system kerja paru berhubungan erat dengan obstruksi saluran

napas (Sudoyo, 2006).

Obstruksi aliran udara meruakan gangguan fisiologis terpenting pad asma

akut. Gangguan ini akan menghambat aliran udara selama inspirasi adan ekspirasi.

Ketika terjadi obstruksi aliran udara saat ekspirasi yang relatif cukup berat akan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

20

menyebabkan pertukkaran aliran udara yang kecil untuk mencegah kembalinya

tekanan alveolar terhadap tekanan atsmosfer maka akan terjadi hiperinflasi dinamik.

Besarnya hiperinflasi dapat dinilai dengan derajat penurunan kapasitas cadangan

fungsional dan volume cadangan. Fenomena ini dapat pula terlihat pada foto toraks

yang memperlihatkan gambaran volume paru yang membesar dan diafragma yang

mendatar (Sudoyo, 2006).

Hiperinflasi dinamik terutama berhubungan dengan peningkatan aktifitas

otot pernapasan, mungkin sangat berpengaruh terhadap tampilan kardiovaskular.

Hiperinflasi paru akan meningkatkan overload pada verikel kanan oleh karena

peningkatan efek kompresi langsung terhadap pembuluh darah paru (Sudoyo, 2006).

2.3.6 Asma pada Anak

Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai

pada anak. Peningkatan asma di Negara maju dan sedang berkembang diduga

berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama

polusi baik indoor maupun outdoor (Wahani, 2011). Menurut Nugraheni (2015) asma

sering terjadi pada balita dibawah 5 tahun dan anak-anak. Umumnya asma pada anak-

anak diklasifikasikan menjadi asma ringan, asma sedang, dan asma berat. Klasifikasi

ini di dasarkan pada frekuensi, lamanya, dan aktifitas diluar serangan asma. Dampak

buruk dari asma meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun,

peningkatan biaya kesehatan, bahkan kematian.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

21

2.3.7 Faktor-Faktor Resiko Asma Anak

Adapun faktor resiko pencetus asma yaitu:

1. Asap Rokok

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa risiko munculnya asma meningkat pada

anak yang terpapar perokok pasif.

2. Debu Rumah

Asma pada anak juga dapat disebabkan oleh masuknya suatu allergen misalnya

debu rumah yang masuk ke dalam saluran nafas sehingga merangsang tejadinya

reaksi hipersensitivitas.

3. Jenis Kelamin

Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan

perempuan. Perbedaan jenis kelamin pada kejadian asma bervariasi. Terjadinya

asma pada anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan

perempuan, sedangkan usia 14 tahun risiko asma anak laki-laki lebih sering

dibandingkan dengan anak perempuan pada usia tersebut.

4. Binatang Piaraan

Binatang peliharaan yang berbulu dapat menjadi sumber alergen inhalan. Sumber

penyebab asma adalah alergen protein yang ditemukan pada bulu binatang di

bagian muka dan ekskresi.

5. Jenis Makanan

Makanan yang terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal tersebut adalah

kacang, ikan laut, dan telor. Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai

salah satu pencetus asma meskipun penelitian membuktikan alergi makanan

sebagai pencetus bronkokontriksi pada 2%-5% anak dengan asma.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

22

6. Perubahan Cuaca

Kondisi cuaca yang berlawanan seperti suhu dingin, tingginya kelembaban dapat

menyebabkan asma lebih parah, epidemic yang dapat membuat asma menjadi

lebih parah berhubungan dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel

alergenik.

7. Riwayat Penyakit Keluarga

Faktor ibu ternyata lebih kuat menurunkan asma dari pada bapak. Orang tua

asma kemungkinan 8-16 kali menurunkan asma dibandingkan dengan orang tua

yang tidak asma, terlebih lagi bila anak alergi terhadap debu (Liansyah, 2014).

2.3.8 Pencegahan Asma pada Anak

Cara pencegahan asma yaitu menjauhkan alergen dari anak yang menderita

asma, menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat sehingga mendukung

kesehatan serta pengobatan penderita, memberikan makanan yang bergizi,

membiasakan anak melakukan pola hidup sehat dan berolahraga secara teratur,

mempersiapkan obat-obatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi terjadinya

serangan secara mendadak (Swasanti & Putra, 2013).

2.3.9 Manajemen Asma

Manajemen asma dalam berbagai literatur disamakan dengan manajemen diri

namun diterapkan dalam konteks keehatan yaitu penyakit asma. Namun demikian

manajemen diri ini bermacam-macam sesuai dengan penggunaanya, manajemen diri

sebagai pembelajaran dan praktek keterampilan yang dibutuhkan agar bisa hidup

dengan aktif dan memiliki kepuasan secara emosional dalam menghadapi kondisi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

23

kronis, secara khusus manajemen asma sebagai pembelajaran melakukan pencegahan

dan mengelola gejala asma (Asyanti & Nuryanti, 2010).

Pentingnya manajemen asma merupakan salah satu bentuk menajemen diri

dalam konteks pemeliharaan kesehatan (Asyanti & Nuryanti, 2010). Menurut Jones et

al (2000, dalam Asyanti & Nuryanti, 2010), secara khusus dikaitkan dengan asma

maka manajemen diri mempunyai fungsi sebagai strategi tritmen dengan cara

mengajarkan penderita asma agar bisa bertindak dengan tepat ketika tanda-tanda

asma muncul.

Manajemen asma pada anak hampir selalu dibebankan pada orangtuanya

atau orang dewasa di sekitar anak. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Meskipun

kebanyakan pasien asma adalah anak tetapi informasi tentang pengelolaan asma

baik yang diberikan di seminar ataupun di ruang klinik lebih bany ak ditujukan

untuk orang dewasa (Asyanti & Nuryanti, 2010). Menurut Barness dkk (2000

dalam Asyanti & Nuryanti, 2010) akhir-akhir ini sudah diketahui bahwa anak

mempunyai kapasitas kemampuan yang lebih tinggi untuk memahami konsep

tentang sakit, dibandingkan dengan anggapan para profesional selama ini. Hal ini

berdampak dengan munculnya kesadaran bahwa anak juga perlu dilibatkan dalam

pengelolaan penyakitnya, dalam manajemen asma ini anak dan orang dewasa perlu

mempunyai beberapa keterampilan seperti yang dikemukakan oleh Lahdensuo

(1999, dalam Asyanti & Nuryanti, 2010), yaitu menerima bahwa asma adalah penyakit

yang berlangsung lama dan butuh perawatan, mendeskripsikan asma dan tritmennya

secara akurat, berpartisipasi aktif dalam mengontrol dan mengelola asma mereka,

mengidentifikasi faktor yang membuat asma memburuk, mendeskripsikan strategi

untuk menghindari atau mengurangi faktor yang memperparah, mengenali gejala dan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

24

tanda-tanda asma memburuk, mengikuti rencana tritmen tertulis yang diresepkan

baginya, menggunakan teknik pengobatan yang tepat termasuk inhaler, dry powder

inhaler, diskhaler, spacer, atau nebuliser, bertindak tepat untuk mencegah dan

menangani gejala dalam berbagai situasi, menggunakan sumber daya medis yang tepat

untuk perawatan akut dan rutin, memonitor gejala dan tujuan pengukuran kontrol

asma, mengidentifikasi hambatan kepatuhan terhadap rencana tritmen, mencermati

masalah spesifik yang mempunyai dampak pada kondisi pribadinya.

2.3.10 Tindakan pertolongan pertama asma pada anak

Serangan asma merupakan kondisi kegawatan pada pernapasan yang

memerlukan penaganan awal secara fisik maupun supportif karena apabila kondisi

serangan tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan kegagalan napas sebagai

salah satu proses vital kehidupan (Musliha, 2010). Menurut Lemone et al, (2014)

tindakan pertolongan pertama pada asma sebagai berikut :

1. Posisikan anak duduk dengan tegak dan nyaman

Tetaplah tenang dan pastikan anak dalam keadaan nyaman. Jangan tinggalkan

anak sendirian.

2. Berikanlah empat hisapan inhaler alat pelega pernapasan dengan alat hisap

(puffer) berwarna biru atau abu-abu ( misalnya Ventolin, Asmol, dan Airomir).

Gunakan pengatur jarak (spacer), jika tersedia (berikan satu isapan pada satu

waktu dengan 4 - 6 napas setelah setiap isapan)

Gunakan inhaler pelega pernapasan milik anak itu sendiri jika tersedia ( Jika

tidak, gunakan inhaler yang tersedia di sekolah atau pinjam ke tempat lain )

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

25

3. Tunggu selama empat menit

Jika anak masih belum dapat bernafas dengan normal, berikan empat hisapan

lagi. ( Berikan satu hisapan dalam satu waktu, gunakan pengatur jarak (puffer),

jika tersedia ).

4. Jika anak masih belum bisa bernafas dengan normal, segera panggil ambulans

( hubungi 118)

Beritahu bahwa seorang anak mendapat serangan asma.

Tetap berikan alat pelega pernapasan ( berikan empat hisapan setiap empat

menit sampai ambulans datang )

Tabel 2.2 Cara Menggunakan Inhaler

Menggunakan pengatur jarak (spacer) jika tersedia

Tanpa pengatur jarak (spacer) (untuk anak usia < 7 tahun)

- Pasangkan pengatur jarak (spacer) ( gunakan pengatur jarak dengan masker (spacer mask) untuk anak usia dibawah 4 tahun )

- Melepas penutup inhaler dan kocok dengan baik

- Pasangkan mulut inhaler pada pengatur jarak (spacer)

- Tempatkan corong disekitar antara gigi dan bibir atau tempatkan pengatur jarak dengan masker (spacer mask) di sekitar mulut dan hidung dengan baik

- Tekan 1 kali dengan kuat pada inhaler lakukan satu isapan pada pengatur jarak (spacer)

- Instruksikan anak untuk mengambil 4 – 6 tarikan nafas masuk dan keluar dari pengatur jarak (spacer)

- Ulangi 1 sampai 4 isapan pada satu waktu, ingat untuk mengocok inhaler terlebih dahulu sebelum digunakan

- Memasang kembali penutup inhaler

- Melepas penutup dan kocok dengan baik

- Instruksikan anak untuk menghembuskan nafas menjauh dari inhaler

- Tempatkan corong di sekitar antara gigi dan bibir anak

- Tekan satu kali dengan kuat pada inhaler sambil instuksikan anak untuk menarik napas.

- Instruksikan anak untuk menahan napas selama empat detik, lepaskan inhaler lalu hembuskan napas secara perlahan.

- Ulangi 1 sampai 4 isapan pada satu waktu, ingat untuk mengocok inhaler terlebih dahulu sebelum digunakan

- Memasang kembali penutup inhaler

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

26

2.4 Konsep Guru

2.4.1 Definisi Guru

Guru memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan

kehidupan kita umumnya. Guru adalah orang yang mata pencahariannya sebagai

pengajar. Arti dan peran dari guru tidak hanya sebagai pengajar dan mendapatkan

imbalan sebagai mata pencaharian. Lebih dari itu guru merupakan profesi

multikompleks dalam melaksanakan pendidikan nasional (Danumiharja, 2014)

2.4.2 Peran Guru

Menurut Maknum (2003, dalam Mitarsih 2014), pendidikan merupakan salah

satu proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai

pengajaran (intructional). Dalam konteks ini guru berperan, bertugas, dan bertanggung

jawab sebagai :

1. Perencana (planner) harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan dalam proses

belajar mengajar.

2. Pelaksana (organizer) harus menciptakan situasi , memimpin, merangsang,

menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

rencana.

3. Penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan, dan

akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan belajar

mengajar berdasarkan kriteria baik mengenai aspek keefektifan prosesnya

maupun kualifikasi produk.`

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

27

2.4.3 Pengetahuan Guru

Kemandirian guru dalam belajar mengembangkan diri kini menjadi tema

penting yang banyak di bicarakan dalam program pengembangan pengetahuan dan

wawasan. Secara mandiri guru dapat terus belajar. Belajar menjadi lebih bermakna

ketika mereka dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan lama yang

telah diketahui sebelumnya. Belajar yang bermakna memiliki tiga persyratan yaitu

relevan dengan pengetahuan sebelumnya, guru tahu benar kaitan pengetahuan lama

yang telah dimiliki dengan informasi baru yang sedang dipelajari, meterinya bermakna

yang sedang dipelajari berhubungan dengan pengetahuan lain dan memilih konsep

dan proporsi penting, guru dengan sengaja memilih cara belajar yang bermakna.

Secara sadar dan bersungguh-sungguh mengaitkan pengetahuan baru dengan

pengetahuan lama yang telah dimiliki (Bashori, 2015).

2.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Guru dengan Tindakan Pertolongan Pertama Asma pada Siswa Sekolah Dasar

Unikel, et al (2010) meneliti tentang Pengetahuan asma dan Manajemen

Perilaku asma pada Guru SD di Perkotaan. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengidentifikasi pengetahuan , perilaku dan menejemen, serta komunikasi mengenai

langkah pencegahan asma dan berkomunikasi dengan orang tua murid di sekolah

yang dilakukan di kota New York. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini

pengetahuan asma berbeda-beda pada masing-masing guru. Sebagian dapat

mengidentifikasi potensi penyebab gejala asma akan tetapi sedikit yang mengetahui

bahwa obat yang mereka berikan dapat mencegah gejala asma. Guru yang

mempunyai siswa dengan asma memiliki pengetahuan asma yang lebih baik seperti

tindakan guru dengan cara mengambil langkah-langkah untuk mencegah

kekambuhan pada siswa yang memiliki asma kemudian meningkatkan komunikasi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41842/3/jiptummpp-gdl-dodopujake-48266-3-babii.… · Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan

28

yang baik dengan perawat sekolah dan komunikasi dengan orang tua siswa yang

memiliki penyakit asma.

Utami, Mujiono, & Fitria., (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pada pasien dengan pencegahan dini

kekambuhan asma bronkhial di RSUD Dr. Moerwadi Surakarta. Populasi seluruh

pasien asma bronkhial yang dirawat di instalasi rawat inap dan rawat jalan RSUD Dr.

Moerwadi dengan menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah 20 orang

sebagai sampel. Analisis datanya menggunakan rumus korelasi non parametris

Spearman’s Rank dengan bantuan program statistik SPSS 16.00 or windows. Hasil

penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

pencegahan kekambuhan penderita asma bronkhial di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

Timothy, Walker, & Reznik., (2014) menguji tentang manajemen asma dan

aktifitas fisik di sekolah yang bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi anak-anak

tentang dampak menejemen asma di sekolah. Menggunakan metode kualitatif

wawancara pada 23 anak di kota New York yang mempunyai asma (usia 8-10

tahun,12 perempuan dan 11 laki-laki) yang dilakukan di 10 sekolah dasar Bronx, New

York. Hasil wawancara menghasilkan lima tema yang mewakili persepsi siswa tentang

gejala asma selama di sekolah, metode untuk mengontrol asma selama di sekolah ,

metode untuk pencegahan asma selama di sekolah, keterbatasan obat asma, perasaan

negatif tentang asma dan penggunaan obat asma. Mayoritas siswa yang mengalami

asma saat melakukan aktifitas fisik selama sekolah. Metode utama dari pengelolaan

asma ketika beraktifitas yaitu mengunjungi perawat sekolah.