17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2.1.1. Definisi Menurut UndangUndang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial dan badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden. BPJS terbagi dua yaitu BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan, kedua BPJS merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling lambat enam (6) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan hari tua, jaminan pensiunan, jaminan kematian, dan jaminan kecelakaan kerja bagi seluruh pekerja Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam (6) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Dari kedua pengertian tentang BPJSini menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan dimaksudkan untuk pelayanan kesehatan bagi semua warga tanpa terkecuali dan menggantikan Asuransi Kesehatan (Askes). Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mengganti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2018. 3. 26. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2.1.1. Definisi . Menurut Undang–Undang Nomor 24 tahun 2011

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

    2.1.1. Definisi

    Menurut Undang–Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa

    Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

    dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial dan badan

    hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden. BPJS terbagi dua

    yaitu BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan, kedua BPJS merupakan

    program negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan

    dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.

    BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi

    seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling

    lambat enam (6) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. BPJS

    Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan hari tua, jaminan

    pensiunan, jaminan kematian, dan jaminan kecelakaan kerja bagi seluruh

    pekerja Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam

    (6) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Dari kedua pengertian

    tentang BPJSini menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan dimaksudkan untuk

    pelayanan kesehatan bagi semua warga tanpa terkecuali dan menggantikan

    Asuransi Kesehatan (Askes). Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mengganti

  • 8

    Jaminan Sosial Kerja (Jamsostek) dan dikhususkan bagi pegawai negeri

    maupun swasta (UU Nomor 24 tahun 2011).

    2.1.2 Fungsi BPJS

    Undang–Undang Nomor 24 tahun 2011 menentukan bahwa BPJS

    Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan

    Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakan empat

    program yaitu, program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan

    pensiun, dan jaminan kematian serta BPJS bertujuan untuk mewujudkan

    terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup

    yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.

    2.1.3 Tugas BPJS

    Menurut UU Nomor 24 tahun 2011 BPJS bertugas untuk :

    a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta,

    b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja,

    c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah,

    d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta,

    e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial,

    f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan

    sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial dan

    g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan

    sosail kepada peserta dan masyarakat.

  • 9

    2.1.4 Wewenang BPJS

    Selain mempunyai fungsi dan tugas, BPJS juga mempunyai wewenang

    yang akan melaksanakan tugas yang ada. Menurut Undang – Undang

    Nomor 24 tahun 2011, BPJS berwenang :

    a. Menagih pembayaran iuran,

    b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek

    dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas,

    solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang

    memadai,

    c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta

    dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional.

    d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar

    pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif

    yang ditetapkan oleh pemerintah,

    e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas

    kesehatan,

    f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi

    kerja yang tidak memenuhi kewajibannya,

    g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang

    mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam

    memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan, dan

  • 10

    h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka

    penyelenggaraan program jaminan sosial.

    2.1.5 Manfaat BPJS

    Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan

    terbagi dua yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama dan pelayanan

    kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama

    adalah pelayanan kesehatanperorangan yang bersifat non spesialistik

    (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap, pelayanan

    kesehatan rujukan tingkat lanjutan adalah upaya pelayanankesehatan

    perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yangmeliputi

    rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, danrawat inap di

    ruang perawatan khusus (Menkes, 2013).

    Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan

    non spesialistik mencakup:

    a. Administrasi pelayanan

    b. Pelayanan promotif dan preventif

    c. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

    d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non

    operatif

    e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

    f. Transfusi darah sesuai kebutuhan medis

    g. Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama

  • 11

    h. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi. (BPJS Kesehatan,

    2014)

    Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan

    kesehatan mencakup:

    a. Rawat jalan, meliputi administrasi pelayanan, pemeriksaan,

    pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub

    spesialis. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis,

    pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan alat

    kesehatan implant, pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai

    dengan indikasi medis, rehabilitasi medis, pelayanan darah,

    pelayanan kedokteran forensik dan pelayanan jenazah di fasilitas

    kesehatan.

    b. Rawat Inap, meliputi perawatan inap non intensif, perawatan inap di

    ruang intensif

    c. pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri. (BPJS

    Kesehatan, 2014)

    2.1.6 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan

    Pelayanan kesehatan bagi Peserta dilaksanakan secara berjenjang

    sesuai kebutuhan medis dimulai dari Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.

    Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama bagi Peserta diselenggarakan oleh

    Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar. Namun dalam

    keadaan tertentu ketentuan ini tidak berlaku bagi Peserta yang berada di

    luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar

  • 12

    atau dalam keadaan kedaruratan medis. Peserta dapat memilih Fasilitas

    Kesehatan tingkat pertama selain Fasilitas Kesehatan tempat Peserta

    terdaftar pertama kali setelah jangka waktu 3 (tiga) bulan atau lebih. Dalam

    hal Peserta memerlukan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan

    atas indikasi medis, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke

    Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan Sistem

    Rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

    (Menkes, 2013).

    Menurut Menkes, 2013 Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan

    yaitu pelayanan kesehatan yang mencakup:

    a. Rawat Jalan

    1. Administrasi pelayanan yang dimaksud terdiri atas biaya

    pendaftaran pasien dan biaya administrasi lain yang terjadi

    selama proses perawatan atau pelayanan kesehatan pasien.

    2. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik oleh

    dokter spesialis dan subspesialis

    3. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis

    4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

    5. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan

    indikasi medis

    6. Jenis pelayanan kedokteran forensik klinik meliputi

    pembuatan visum et repertum atau suratketerangan medik

  • 13

    berdasarkan pemeriksaan forensik orang hidup dan

    pemeriksaan psikiatri forensik.

    7. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas

    Kesehatan, terbatas hanya bagi Peserta meninggal dunia

    pasca rawat inap di Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama

    dengan BPJS tempat pasien dirawat berupa pemulasaran

    jenazah dan tidak termasuk peti mati.

    b. Rawat Inap

    Ruang rawat inap menjadi hak penuh peserta, peserta BPJS dapat

    di rawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi. BPJS kesehatan

    membayar kelas perawatan peserta sesuai dengan haknya dan

    ditempatkan di kelas perawatan yang menjadi hak peserta. Peserta

    yang di rawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama 3

    (tiga) hari, apabila peserta di rawat melebihi 3 (tiga) hari maka selisih

    biaya tersebut menjadi tanggung jawab fasilitas kesehatan yang

    bersangkutan atau berdasarkan persetujuan, pasien dapat di rujuk ke

    fasilitas kesehatan yang setara (Menkes, 2013).

    Peserta berhak mendapat pelayanan obat, alat kesehatan serta

    bahan medis habis pakai yang dibutuhkan dengan indikasi medis dan

    dapat diberikan pada pelayanan kesehatan rawat jalan dan atau rawat

    inap, baik di fasilitas kesehatan tersebut maupun fasilitas kesehatan

    rujukan tingkat lanjutan. Pelayanan obat, alat kesehatan serta bahan

    medis habis pakai yang diberikan kepada peserta berpedoman pada

  • 14

    daftar obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang

    ditetapkan oleh menteri (Menkes, 2013).

    2.2 Puskesmas

    2.2.1 Definisi Puskesmas

    Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan

    organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan

    kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

    disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

    masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Makhfudli

    &Efendi, 2009). Menurut Menkes RI,2004 Puskesmas merupakan unit

    pelaksaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

    menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja .

    2.2.2 Pelayanan Puskesmas

    Pelayanan puskesmas di bagi dua yaitu pelayanan rawat jalan dan

    rawat inap.

    a. Pelayanan rawat jalan

    Menurut UU No 3 tahun 1992, Pelayanan rawat jalan dibagi lagi

    menjadi dua yaitu rawat jalan tingkat pertama dan tingkat lanjutan.

    Rawat jalan tingkat pertama adalah semua jenis pemeliharaan

    kesehahatan perorangan yang dilakukan di Pelaksana Pelayanan

    kesehatan tingkat pertama, sedangkan rawat jalan tingkat lanjutan

    adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan perorangan yang

  • 15

    bersifat lanjutan (rujukan) yang dilakukan dari Pelaksana Pelayanan

    kesehatan tingkat pertama.

    b. Pelayanan rawat inap

    Menurut UU No 3 tahun 1992, rawat inap adalah pemeliharaan

    kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal/modok sedikitnya satu

    hari berdasarkan rujukan dari pelaksana Pelayanan kesehatan atau

    rumah sakit Pelaksana Kesehatan lain. Pelaksana pelayanan

    Kesehatan rawat inap adalah Rumah sakit pemerintah pusat dan

    daerah, rumah sakit swasta yang ditunjuk.

    Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan

    pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif

    (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan

    kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Semua pelayanan

    diberikan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis

    kelamin, golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai

    tutup usia (Makhfudli & Efendi, 2009).

    2.2.3 Tujuan Puskesmas

    Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan

    kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang

    tinggal diwilayah kerjanya (Makhfudli & Efendi, 2009). Mendukung

    tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan

    kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang

    bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas (Menkes, 2004).

  • 16

    2.2.4 Fungsi Puskesmas

    Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan

    atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,

    keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan

    pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk

    perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu

    ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang

    disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota

    besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja

    puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota

    kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan

    puskesmas pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas

    kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Makhfudli & Efendi,

    2009).

    Fungsi puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan

    masyarakat diwilayah kerjanya, membina peran serta masyarakat di wilayah

    kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat,

    memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

    masyarakat di wilayah kerjanya. Ada beberapa proses melaksanakan fungsi

    ini adalah merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan

    kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk

    kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan

    sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, memberikan bantuan

  • 17

    yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan

    kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak

    menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan langsung

    kepada masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan

    dalam melaksanakan program puskesmas (Makhfudli & Efendi, 2009).

    Menurut Menkes, 2004 puskesmas juga berfungsi sebagai pusat

    penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dalam artian puskesmas

    selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

    pembangunan oleh masyarakat di wilayah kerjanya serta mengutamakan

    pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

    penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, sebagai pusat

    peberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama

    yaitu pelayanan kesehatan perorangan atau bersifat pribadi dan pelayanan

    kesehatan masyarakat atau bersifat publik dengan tujuan utama

    memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

    mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

    2.2.5 Peran Puskesmas

    Puskesmas mempunyai peran adalah sebagai institusi pelaksana

    teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan

    untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pada masa mendatang

    puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi

    terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan

    terpadu (Makhfudli & Efendi, 2009).

  • 18

    2.2.6 Upaya Penyelenggaraan

    Untuk tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia

    Sehat. Kecamatan Sehat merupakan masyarakat yang hidup dalam

    lingkungan dan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau

    layanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki

    derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Menkes, 2004).

    2.3 Pelayanan Kesehatan

    2.3.1 Definisi

    Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

    secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

    memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

    penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok

    dan masyarakat.

    Pelayanan kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

    kegiatan yang meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit, kuratif,

    dan rehabilitatif (Menkes, 2010).

    2.4 Kepuasan Pasien

    2.4.1 Definisi

    Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya

    cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan

    bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau membuat seesuatu

    yang memadai (Tjiptono & Chandra, 2011). Kepuasan pelanggan adalah

    respon pelanggan terhadap ketidaksesuain antara tingkat kepentingan

  • 19

    sebelumnya dan kinerja actual yang dirasakannya setelah pemakaian

    (Rangkuti, 2006). Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien

    yang timbul akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya

    setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan (Pohan,

    2007).

    2.4.2 Klasifikasi Tingkat Kepuasan

    Menurut Gerson dalam Izzaty & Suryani, 2014 terdapat tiga (3)

    tingkatan klasifikasi dalam penilain kepuasan pasien yaitu :

    a. Sangat puas

    Gambaran penilaian pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas

    tinggi dan dirasa sangat sesuai dalam pemenuhan kebutuhan atau

    keinginan pasien.

    b. Puas

    Gambaran penilaian pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas

    sedang dan dirasa hanya sebagian sesuai dalam pemenuhan

    kebutuhan atau keinginan pasien.

    c. Tidak memuaskan

    Gambaran penilain pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas

    rendah dan dirasa tidak dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan

    pasien.

    Menurut Rangkuti, 2006 terdapat sepuluh dimensi yang menentukan

    kualitas suatu jasa, yaitu :

    1. Reliability (kehandalan)

  • 20

    2. Responsiveness (ketanggapan)

    3. Competence (kemampuan)

    4. Acces (mudah diperoleh)

    5. Courtesy (keramahan)

    6. Communication (komunikasi)

    7. Credibility (dapat dipercaya)

    8. Security (keamanan)

    9. Understanding (knowing the customer) (memahami pelanggan)

    10. Tangibles (bukti nyata yang kasat mata)

    Kesepuluh dimensi di atas dapat disederhanakan menjadi lima

    dimensi yaitu :

    1. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan untuk melakukan

    pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat dan

    memuaskan.

    2. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk menolong

    pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik

    3. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan, kesopanan petugas serta

    sifatnya yang dapat dipercaya sehingga pelanggan terbebas risiko.

    4. Emphaty (Empati), yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian

    secara individual kepada pelanggan, memahami kebutuhan

    pelanggan, serta kemudahan untuk dihubungi.

    5. Tangibles (Bukti Langsung), meliputi penampilan fasilitas fisik,

    perlengkapan karyawan dan sarana komunikasi.

  • 21

    2.4.3 Aspek-aspek yang mempengaruhi tingkat kepuasan

    Menurut Pohan, 2007 aspek-aspek yang mempengaruhi tingkat

    kepuasan pasien adalah kesembuhan, ketersediaan obat puskesmas,

    keleluasaan pribadi atau privasi sewaktu ada dalam kamar periksa,

    kebersihan puskesmas, mendapat informasi yang menyeluruh (nama

    penyakit, bagaimana merawatnya di rumah, dan tanda-tanda bahaya untuk

    segera membawanya kembali untuk berobat), mendapat jawaban yang

    dimengerti pasien terhadap pertanyaan pasien, memberikan kesempatan

    bertanya, penggunaan bahasa daerah, kesinambungan petugas kesehatan,

    waktu tunggu, tersedianya toilet, biasa pelayanan, dan tersedianya tempat

    duduk atau bangku untuk pasien pada ruang tunggu. Aspek-aspek ini harus

    diprioritaskan dalam peningkatan mutu agar layanan kesehatan di sebuah

    puskesmas tersebut memenuhi harapan pasien agar ketidakpuasan pasien

    atau keluhan pasien terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas dapat

    dihindari .

    2.5 Tinjauan Pustaka Hubungaan Antar Variabel

    Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama

    yang bekerja sama dengan BPJS untuk menyelenggarakan pelayanan

    kesehatan yang komprehensif. Sebagai salah satu fasilitas kesehatan

    tingkat pertama, puskesmas harus mempunyai fasilitas yang memadai serta

    memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku (Menkes, 2013). Pasien yang akan berobat ke puskesmas, datang

    dengan harapan bahwa akan mendapat pelayanan yang terbaik dan puas

  • 22

    terhadap pelayanan yang diberikan. Pasien akan merasa puas jika kinerja

    layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan

    sebaliknya (Pohan, 2007).

    Sebuah puskesmas yang mampu membuat pasien datang berkunjung

    kembali dan memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan yang ada maka

    dapat dikatakan pasien puas dengan pelayanan di puskesmas tersebut.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan Solikhah (2008), yang ditunjukan

    dengan nilai presentase menyatakan bahwa secara umum responden puas

    terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas sebesar 88,7%, sedangkan

    responden merasa tidak puas sebesar 10,3%. Pasien puas terhadap

    pelayanan di bagian administrasi sebesar 84,5% diikuti dengan kepuasan

    pasien terhadap pelayanan perawat sebesar 82,5%, terendah adalah

    kepuasan pasien terhadap kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan

    sebesar 67%. Sehingga dapat diketahui ada hubungan positif bermakna

    antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien.

  • 23

    2.6 Kerangka Konseptual

    Ket :

    : diteliti

    : tidak diteliti

    Gambar 2.1 Kerangka Konsep

    2.7 Hipotesis

    Ho : Pasien pengguna BPJS tidak puas terhadap Pelayan Rawat

    Jalan di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang

    Ha : Pasien pengguna BPJS puas terhadap Pelayan Rawat Jalan di

    Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang

    Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

    BPJS Ketenagakerjaan BPJS Kesehatan

    Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Puskesmas

    Tingkat Kepuasan Pasien pengguna kartu BPJSterhadap Pelayan Rawat Jalan di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang

    1. Reliability (kehandalan)

    2. Responsiveness (daya tanggap)

    3. Assurance (jaminan)

    4. Emphaty (Empati)

    5. Tangibles (Bukti langsung)

    1. Competence (Kemampuan)

    2. Acces (mudah diperoleh)

    3. Courtesy (keramahan)

    4. Communication (Komunikasi)

    5. Security (Keamanan)

    6. Credibility (Dapat dipercaya)

    7. Understanding/ knowningthe customer (memahami pelanggan)