20
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon penyesuaian diri yang tidak sesuai terhadap stressor dari lingkungan dalam atau luar yang ditunjukkan dengan pola pemikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma disekitar, budaya atau kebiasaan yang kemudian mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik seseorang. Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) merupakan perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan fungsi jiwa menjadi terganggu kemudian menimbulkan penderitaan dan menghambat seseorang dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa atau mental illness adalah kendala yang harus dihadapi oleh individu karena relasinya dengan orang lain terhambat karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001). Gangguan jiwa adalah terganggunya cara berpikir (cognitive), keinginan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007). 2.1.2. Penyebab Timbulnya Gangguan Jiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan Jiwa

2.1.1. Definisi

Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

penyesuaian diri yang tidak sesuai terhadap stressor dari lingkungan

dalam atau luar yang ditunjukkan dengan pola pemikiran, perasaan,

dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma disekitar, budaya

atau kebiasaan yang kemudian mengganggu fungsi sosial, kerja,

dan fisik seseorang. Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000)

merupakan perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan fungsi

jiwa menjadi terganggu kemudian menimbulkan penderitaan dan

menghambat seseorang dalam melaksanakan peran sosial.

Gangguan jiwa atau mental illness adalah kendala yang

harus dihadapi oleh individu karena relasinya dengan orang lain

terhambat karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya

terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001). Gangguan jiwa

adalah terganggunya cara berpikir (cognitive), keinginan (volition),

emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).

2.1.2. Penyebab Timbulnya Gangguan Jiwa

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

9

Penyebab umum gangguan jiwa menurut Santrock (1999)

dibedakan atas 2 (dua) penyebab, yaitu :

2.1.2.1. Sebab-sebab jasmaniah/biologic

1. Keturunan

Peran yang dianggap sebagai penyebab yang belum jelas,

terbatas dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami

gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat didukung dengan situasi

lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.

2. Jasmaniah

Kondisi tubuh individu yang berhubungan dengan gangguan

jiwa tertentu, Misalnya yang bertubuh gemuk / endoform

cenderung menderita psikosa manic depresif, sedang yang

kurus/ ectoform cenderung menjadi skizofrenia.

3. Temperamen

Individu yang terlalu sensitif terkadang mempunyai masalah

kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan

mengalami gangguan jiwa.

4. Penyakit dan Cedera Tubuh

Penyakit-penyakit tertentu seperti penyakit jantung, kanker

dan sebagainya bisa saja menyebabkan merasa murung dan

sedih. Cedera atau cacat tubuh tertentu juga dapat

menyebabkan rasa rendah diri.

2.1.2.2. Sebab Psikologis

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

10

Berbagai macam pengalaman frustasi, kegagalan dan

keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan

sifat untuk selanjutnya. Kehidupan manusia dapat dibagi atas 7

masa dan dalam keadaan tertentu dapat mendukung terjadinya

gangguan jiwa.

1. Masa bayi

Masa bayi menjelang usia 0-2 tahun, dasar perkembangan

yang dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan pada

masa ini. Kasih sayang dan cinta dari seorang ibu akan

memberikan rasa hangat dan aman bagi bayi dan dikemudian

hari akan menjadikan pribadi yang hangat, terbuka dan

bersahabat. Sebaliknya, apabila sikap seorang ibu dingin, acuh

tak acuh bahkan menolak maka dikemudian hari akan

berkembang menjadi pribadi yang bersifat menolak dan

menentang lingkungan. Sebaiknya apabila dilakukan dengan

tenang, hangat yang akan memberi rasa aman dan terlindungi,

sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa maka

akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan.

2. Masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun)

Di usia ini sosialisasi sudah mulai dijalankan dan telah

tumbuh disiplin dan otoritas. Penolakan orang tua pada masa ini

yang mendalam maupun ringan akan menimbulkan rasa tidak

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

11

aman sehingga ia akan mengembangkan cara penyesuaian

yang salah, ia mungkin akan nurut, menarik diri atau malah

menentang dan memberontak. Anak yang tidak mendapat kasih

sayang dari orang tua tidak akan disiplin karena tidak ada

panutan, pertengkaran dan keributan yang membingungkan

sehingga menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. Hal-

hal tersebut merupakan dasar yang kuat untuk menimbulkan

tuntutan tingkah laku dan gangguan kepribadian pada anak

dikemudian hari.

3. Masa Anak sekolah

Masa ini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan intelektual

yang pesat. Pada masa ini anak mulai memperluas lingkungan

pergaulannya. Keluar dari batasan keluarga. Kekurangan atau

cacat fisik dapat menimbulkan maladaptive. Lingkungan sangat

berpengaruh dalam hal ini anak mungkin menjadi rendah diri

atau sebaliknya dapat melakukan kompensasi yang positif atau

kompensasi negatif. Sekolah merupakan tempat yang baik untuk

seorang anak mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan

memperluas pergaulannya, menguji kemampuan, dituntut

berprestasi, mengekang atau memaksakan kehendaknya

meskipun tak disukai oleh si anak.

4. Masa Remaja

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

12

Pada masa ini akan terjadi perubahan-perubahan

fisik/jasmaniah misalnya timbulnya tanda-tanda sekunder (ciri-ciri

diri kewanitaan atau kelaki-lakian) Sedangkan secara kejiwaan,

pada masa ini terjadi pergolakan- pergolakan hebat. Pada masa

ini juga seorang remaja mulai dewasa mencoba kemampuannya,

di suatu pihak ia merasa sudah dewasa (hak-hak seperti orang

dewasa), sedangkan di lain hal ia masih belum sanggup dan

belum ingin menerima tanggung jawab atas semua

perbuatannya. Menentang terhadap otoritas, senang

berkelompok serta idealis merupakan sifat-sifat yang sering

terlihat. Lingkungan yang baik dan penuh pengertian akan

sangat membantu menunjang proses kematangan kepribadian di

usia remaja.

5. Masa Dewasa muda

Individu yang telah melalui masa-masa sebelumnya dengan

aman dan bahagia akan memiliki kesanggupan dan kepercayaan

diri. Umumnya ia akan berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan

pada masa ini. Sebaliknya seseorang yang mengalami banyak

gangguan pada masa sebelumnya, apabila mengalami masalah

pada masa ini mungkin akan mengalami gangguan jiwa.

6. Masa dewasa tua

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

13

Yang menjadi patokan pada masa ini aka tercapai apabila

status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap. Sebagian

individu berpendapat perubahan ini sebagai masalah ringan

seperti rendah diri, pesimis. Keluhan jiwa berat misalnya murung,

kesedihan mendalam diikuti kegelisahan yang hebat bahkan

berusaha bunuh diri.

7. Masa Tua

Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan pada

masa ini yaitu : berkurangnya daya tanggap, daya ingat, daya

belajar, kemampuan fisik dan kemampuan sosial ekonomi yang

menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak aman serta sering

mengakibatkan terjadinya kesalah pahaman orang tua terhadap

orang di sekitarnya, berperasaan merasa diasingkan karena

kehilangan teman sebaya, terbatas bergerak dapat menimbulkan

kesulitan emosional yang cukup hebat.

2.1.2.3. Sebab Sosio Kultural

Kebudayaan secara teknis merupakan ide atau tingkah

laku yang dapat dilihat dan tidak terlihat. Budaya bukan

merupakan faktor penyebab langsung yang menimbulkan

gangguan jiwa, biasanya terbatas menentukan “warna” gejala-

gejala. Disamping mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian individu misalnya melalui aturan-

aturan kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

14

Menurut Santrock (1999) beberapa faktor kebudayaan

tersebut :

1. Cara-cara membesarkan anak

Membesarkan anak dengan cara yang kaku dan otoriter akan

menyebabkan hubungan orang tua anak menjadi kaku dan tidak

hangat. Anak-anak setelah dewasa akan bersifat sangat agresif

atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru menjadi penurut

yang berlebihan.

2. Sistem Nilai

Sistem nilai moral dan etika yang berbeda antara

kebudayaan yang satu dengan budaya yang lain, antara masa

lalu dengan sekarang sering menimbulkan masalah-masalah

kejiwaan. Begitu pula perbedaan moral yang diajarkan di rumah

atau di sekolah dengan yang di terapkan di masyarakat sehari-

hari.

3. Kepincangan antar keinginan dengan kenyataan yang ada

Iklan-iklan di radio, televisi, surat kabar, film dan lain-lain

menimbulkan bayangan-bayangan yang menyilaukan tentang

kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup

sehari-hari. Akibat rasa kecewa yang timbul, seseorang mencoba

mengatasinya dengan khayalan atau melakukan sesuatu yang

dapat merugikan masyarakat.

4. Ketegangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

15

Dalam masyarakat modern kebutuhan dan persaingan makin

meningkat dan semakin ketat untuk meningkatkan ekonomi hasil-

hasil teknologi modern. Hal tersebut memicu orang untuk bekerja

lebih keras agar dapat memilikinya. Jumlah orang yang ingin

bekerja lebih besar dari kebutuhan sehingga pengangguran

meningkat, demikian pula urbanisasi meningkat, mengakibatkan

upah menjadi rendah. Gaji yang rendah, perumahan yang buruk,

waktu istirahat dan berkumpul dengan keluarga sangat terbatas

dan sebagainya merupakan sebagian faktor penyebab yang

mengakibatkan perkembangan kepribadian yang tidak normal.

5. Perpindahan kesatuan keluarga

Untuk seorang anak yang sedang mengembangkan

kepribadiannya, perubahan-perubahan lingkungan baik dari segi

budaya dan pergaulannya akan sangat mengganggu.

6. Masalah golongan minoritas

Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan minoritas

dari lingkungan dapat menjadi pemicu pemberontakan yang

selanjutnya akan tampak dalam bentuk sikap acuh atau

melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak.

2.1.3. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2007) adalah

sebagai berikut :

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

16

1. Ketegangan (tension), merasa putus asa dan tampak

murung, gelisah, cemas, melakukan perbuatan-perbuatan

yang terpaksa (convulsive), histeris, merasa lemah, tidak

mampu mencapai tujuan, takut, berpikiran buruk.

2. Gangguan kognisi pada persepsi: sering berpransangka

bahwa ada sesuatu bisikan yang memerintah untuk

membunuh, melempar, naik genting, membakar rumah,

padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan suara

tersebut sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri

seseorang sebagai bentuk kecemasan yang berat untuk

dirasakan. Hal ini disebut halusinasi, klien bisa mendengar

sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang

sebenarnya menurut orang lain hal tersebut tidak ada.

3. Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang lemah

(abulia) sulit untuk memutuskan sesuatu atau memulai

tingkah laku, susah bangun pagi, mandi, merawat diri sendiri

sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan.

4. Gangguan emosi: klien merasa senang dan gembira yang

berlebihan. Klien merasa sebagai orang penting, sebagai

raja, pengusaha, orang kaya, titisan Bung karno tetapi di lain

waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya

(depresi) bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

17

5. Gangguan psikomotor : Hiperaktivitas yaitu ditandai dengan

melakukan pergerakan yang berlebihan naik ke atas genting

berlari, berjalan maju mundur, meloncat-loncat, melakukan

apa-apa yang tidak diperintah atau menentang apa yang

disuruh, diam lama tidak bergerak atau melakukan gerakan

aneh. (Yosep, 2007).

2.1.4. Penanganan Gangguan Jiwa

Ada 4 (empat) cara untuk menangani orang yang mengalami

gangguan jiwa, yaitu :

2.1.4.1. Terapi Psikofarmaka

Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah terapi dengan

menggunakan obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Saraf

Pusat (SSP) dan memiliki pengaruh utama terhadap aktivitas mental

dan perilaku, biasanya digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik

yang member pengaruh terhadap taraf kualitas hidup klien (Hawari,

2001).

Psikofarmaka atau obat psikotropik dibagi ke dalam

beberapa golongan, diantaranya: antipsikosis yang juga dikenal

sebagai neuroleptik, anti-depresi atau antidepresan, anti-mania, anti-

ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti obsesif-kompulsif.

Transquilizer, neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika juga

termasuk obat psikotropik (Hawari, 2001).

2.1.4.2. Terapi Somatic

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

18

Terapi somatic hanya dilakukan pada gejala yang

ditimbulkan akibat adanya gangguan jiwa sehingga diharapkan tidak

dapat mengganggu system tubuh lain. Salah satu bentuk terapi ini

adalah Electro Convulsive Therapy (ECT). ECT merupakan jenis

pengobatan somatik yang menggunakan arus listrik ke otak melalui

elektroda yang ditempatkan pada pelipis. Arus tersebut cukup

menimbulkan kejang secara mendadak, dan melalui itu diharapkan

efek yang terapeutik dapat tercapai. Cara kerja ECT sebenarnya

tidak diketahui, tetapi diperkirakan bahwa ECT menghasilkan

perubahan-perubahan reaksi kimia di otak (Peningkatan kadar

norepinefrin dan serotinin) mirip dengan obat anti depresan atau

anti-depresi. (Townsend,1996;Daulima, 2006).

2.1.4.3. Terapi Modalitas

Terapi ini merupakan berbagai pendekatan penanganan

klien gangguan jiwa yang bermacam-macam, tujuan dari terapi ini

adalah untuk mengubah perilaku seseorang yang mengalami

gangguan jiwa dengan perilaku maladaptive menjadi adaptif. Terapi

modalitas adalah suatu cara penyembuhan yang digunakan

bersamaan dengan pengobatan berbasis obat dan tindakan

pembedahan sebagai upaya pemenuhan pelayanan secara

keseluruhan.

Menurut Perko & Kreigh (1988) terapi modalitas adalah :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

19

1. Tehnik terapi yang menggunakan pendekatan secara

spesifik

2. Sistem terapi yang keberhasilannya tergantung pada

komunikasi atau feedback antara pasien dan yang

memberikan terapi

3. Terapi yang diberikan dalam upaya mengubah perilaku

maladaptive menjadi perilaku adaptive.

2.1.4.4. Rehabilitasi Pasien Jiwa

Rehabilitasi merupakan segala bentuk tindakan fisik,

penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk

memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang optimal serta

mempersiapkan klien secara fisik, mental, sosial dan vokasional

untuk kehidupan yang penuh dan sesuai dengan kemampuannya

(Nasution, 2006).

Tujuan rehabilitasi klien gangguan jiwa dalam psikiatri yaitu

untuk mencapai perbaikan fisik dan jiwa sebesar-besarnya,

penyaluran dalam pekerjaan dengan kapasitas maksimal dan

penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan lingkungan

sehingga dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang mandiri

dan bermanfaat.

1. Upaya Rehabilitasi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

20

Upaya rehabilitasi menurut Nasution (2006) terdiri dari 3 (tiga)

tahap yaitu ;

a) Tahap Persiapan

Orientasi, selama tahap orientasi klien memerlukan dan akan

mencari bimbingan seorang yang professional. Perawat

menolong klien untuk mengenali dan memahami masalahnya

dan menentukan apa yang diperlukannya.

Identifikasi, perawat akan mengidentifikasi dan mengkaji

perasaan klien serta membantu klien sesuai dengan penyakit

yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman dan memberi

orientasi positif akan perasaan dan kepribadiannya serta

memenuhi setiap kebutuhan yang diperlukan.

b) Tahap Pelaksanaan

Pada fase ini klien menerima secara penuh nilai-nilai

yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan

(Relationship). Tujuan baru yang akan dicapai melalui usaha

personal dapat diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien

ketika klien menunda rasa puasnya untuk mencapai bentuk

baru dari apa yang dirumuskan.

c) Tahap Pengawasan

Tahap pengawasan perawat melakukan resolusi.

Tujuan baru dimunculkan dan secara bertahap tujuan lama

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

21

dihilangkan. Ini adalah proses dimana klien membebaskan

dirinya dari ketergantungan terhadap orang lain.

2. Jenis kegiatan rehabilitasi

Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan

penting psikososial pada klien gangguan jiwa yaitu:

a) Orientation

Orientation merupakan pencapaian tingkat orientasi dan

kesadaran terhadap kenyataan yang lebih baik. Orientasi yang

dimaksud berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman

klien terhadap waktu, tempat atau maksud dan tujuan,

sedangkan untuk menguatkan kesadaran dapat dilakukan

melalui interaksi dan aktifitas semua klien.

b) Assertion

Assertion merupakan tingkat kemampuan dalam

mengekspresikan perasaan setiap klien dengan tepat. Hal

tersebut dilakukan dengan cara memotivasi klien untuk

mengekspresikan diri secara efektif dengan tingkah laku yang

dapat diterima masyarakat melalui kelompok pelatihan asertif,

kelompok klien dengan kemampuan fungsional yang rendah

atau kelompok interaksi klien.

c) Accuption

Accuption adalah kemampuan klien untuk percaya diri

dan berprestasi melalui keterampilan membuat kerajinan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

22

tangan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan aktifitas

klien dalam bentuk kegiatan sederhana seperti teka- teki,

mengembangkan keterampilan fisik seperti menyulam,

membuat bunga, melukis dan meningkatkan manfaat interaksi

sosial.

d) Recreation

Recreation adalah kemampuan menggunakan dan

membuat aktifitas yang menyenangkan dan relaksasi. Hal ini

memberikan kesempatan pada klien untuk mengikuti

bermacam reaksi dan membantu klien menerapkan

keterampilan yang telah ia pelajari seperti: orientasi asertif,

interaksi sosial, ketangkasan fisik. Contoh aktifitas relaksasi

seperti permainan kartu, menebak kata dan jalan-jalan,

memelihara binatang, memelihara tanaman, sosio- drama,

bermain musik dan lain-lain.

2.1.4.5. Fungsi, Tugas dan Peran Keluarga

Yang dimaksud keluarga adalah terdiri atas dua orang atau

lebih yang kemudian disatukan melalui ikatan kebersamaan, ikatan

emosional dan yang menentukan diri mereka sebagai bagian dari

keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).

a). Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga (Friedman, 1998), terdapat lima fungsi keluarga:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

23

1. The Affective Function merupakan fungsi dasar yang bertujuan

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan setiap

anggota keluarga untuk membangun relasi dengan orang lain.

Fungsi ini diperlukan untuk perkembangan seseorang dan jiwa

sosial seluruh anggota keluarga.

2. The Sociation Function merupakan suatu proses perkembangan

dan perubahan yang dilalui setiap orang yang menghasilkan

interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan

sekitarnya. Sosialisasi dimulai oleh individu sejak lahir. Manfaat

dari fungsi ini adalah untuk membina sosialisasi pada anak,

membentuk norma-norma tingkah laku berdasarkan tingkat

perkembangan anak yang kemudian hari akan meneruskan nilai-

nilai budaya keluarga.

3. The Reproduction Function merupakan fungsi yang berguna

untuk mempertahankan penerus dan menjaga kelangsungan

keluarga.

4. The Economic Function yaitu keluarga yang berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat

untuk mengembangkan kemampuan seseorang meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. The Health Care Function, fungsi keluarga adalah

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

24

tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan

menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

b). Tugas Keluarga

Menurut Friedman (2010), tugas keluarga dalam mengatasi

masalah-masalah kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan dalam keluarga

contohnya : keluarga mengetahui pengertian, tanda dan gejala

serta penyebab dari masalah kesehatan yang dialami anggota

keluarga.

2. Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang

tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang diderita oleh

anggota keluarganya. Misalnya, membawa anggota keluarga

yang mengalami gangguan jiwa ke tenaga kesehatan atau

rumah sakit jiwa.

3. Keluarga mengetahui sejauh mana kemampuan dalam merawat

anggota keluarga yang sakit.

4. Mengetahui kemampuan keluarga dalam memodifikasi

lingkungan, yang perlu dikaji. Misalnya, pengetahuan keluarga

tentang sumber-sumber yang dimiliki keluarga dalam

memodifikasi lingkungan.

5. Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat, yang perlu dikaji

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

25

adalah pengetahuan keluarga tentang fasilitas keberadaan

pelayanan kesehatan yang digunakan sesuai dan berdasarkan

jenis penyakit yang diderita, pemahaman keluarga tentang

manfaat fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat, tingkat

kepercayaan keluarga terhadap fasilitas pelayanan kesehatan,

apakah keluarga pernah mempunyai pengalaman yang kurang

tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat.

c). Peran Keluarga

Peran keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa :

1. Keluarga perlu memperlakukan penderita gangguan jiwa dengan

sikap yang bisa membubuhkan dan mendukung tumbuhnya

harapan dan optimisme. Harapan dan optimisme akan menjadi

penggerak pemulihan dari masalah kesehatan terkhususnya

gangguan jiwa. Harapan merupakan pendorong proses

pemulihan, salah satu faktor penting dalam pemulihan adalah

keluarga, saudara dan teman yang percaya bahwa seorang

penderita gangguan jiwa bisa pulih dan kembali hidup

bermanfaat dimasyarakat. Mereka bisa memberikan harapan,

semangat dan dukungan sumber daya yang diperlukan untuk

untuk proses pemulihan. Melalui dukungan yang terciptanya

lewat jaringan persaudaraan dan pertemanan, maka penderita

gangguan jiwa bisa mengubah hidupnya dari keadaan kurang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

26

sehat dan tidak sejahtera menjadi kehidupan yang lebih

sejahtera dan mempunyai peran dimasyarakat. Hal tersebut

akan mendorong kemampuan penderita gangguan jiwa mampu

hidup mandiri, mempunyai peranan dan berpartisipasi

dimasyarakatnya. Harapan dan optimisme akan menjadi motor

penggerak pemulihan dari gangguan jiwa. Di lain pihak, kata-

kata yang menghina, memandang rendah dan menumbuhkan

pesimisme akan bersifat melemahkan proses pemulihan (Setiadi,

2014).

2. Peran keluarga diharapkan dalam perawatan klien gangguan

jiwa adalah dalam pemberian obat, pengawasan minum obat

dan meminimalkan ekspressi keluarga. Keluarga merupakan unit

paling dekat dengan klien dengan klien dan merupakan “perawat

utama” bagi penderita. Keluarga berperan dalam menentukan

cara atau perawatan yang diperlukan klien, keberhasilan perawat

dirumah sakit akan sia-sia jika kemudian mengakibatkan klien

harus dirawat kembali dirumah sakit (Keliat 1996, dalam Made

Ruspawan dkk, 2011)

3. Peran keluarga mengontrol ekspresi emosi keluarga, seperti

mengkritik dan bermusuhan dapat mengakibatkan tekanan pada

klien (Andri, 2008), pendapat serupa juga diungkapan oleh David

(2003) yang menyatakan bahwa kekacauan dan dinamika

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa · 2017. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Gangguan Jiwa . 2.1.1. Definisi Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon

27

keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan

kekambuhan (Made Ruspawan dkk, 2011).

4. Peran keluarga sebagai upaya pencegah kekambuhan.

Kepedulian ini diwujudkan dengan cara meningkatkan fungsi

afektif yang dilakukan dengan memotivasi, menjadi pendengar

yang baik, membuat senang, memberi kesempatan rekreasi,

memberi tanggung jawab dan kewajiban peran dari keluarga

sebagai pemberi asuhan (Wuryaningsih dkk, 2013).