25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 2.1.1. Pengertian ASI eksklusif Menurut ( Kristiyansari, 2009) ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tampa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Pemberian ASI eksklusif tidak selalu harus langsung dari payudara. Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan ditunda pemberiannya kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar relatif masih sama kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya, (Sulistyawati, 2009) Pengenalan makanan tambahan dimulai saat usia 6 bulan bukan 4 bulan, hal ini dikarenakan jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Baru saat 6 bulan system pencernaan bayi mulai teratur. Jaringan pada usus bayi seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungkinkan kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pada umur 6 bulan pori-pori dalam usus bayi ini akan tertutup. Dengan demikian, usus bayi setelah 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi, ( Kristiyansari, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif ... 2.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 2.1.1. Pengertian ASI eksklusif Menurut

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi

    2.1.1. Pengertian ASI eksklusif

    Menurut ( Kristiyansari, 2009) ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

    saja selama 6 bulan, tampa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,

    madu, air teh, dan air putih,serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,

    bubur susu, biskuit, bubur nasi. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan

    pendamping ASI (MP-ASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun

    atau lebih. Pemberian ASI eksklusif tidak selalu harus langsung dari payudara.

    Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan ditunda pemberiannya

    kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar relatif masih sama

    kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya, (Sulistyawati, 2009)

    Pengenalan makanan tambahan dimulai saat usia 6 bulan bukan 4 bulan, hal

    ini dikarenakan jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan

    perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi

    berumur 6 bulan. Baru saat 6 bulan system pencernaan bayi mulai teratur.

    Jaringan pada usus bayi seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga

    memungkinkan kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan

    dapat menimbulkan alergi. Pada umur 6 bulan pori-pori dalam usus bayi ini akan

    tertutup. Dengan demikian, usus bayi setelah 6 bulan mampu menolak faktor

    alergi ataupun kuman yang masuk. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum

    berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi, ( Kristiyansari, 2009)

  • Komposisi ASI sampai 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan

    gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping

    Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.

    Kolostrum, susu jolong, atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk

    mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali bagi bayi untuk

    segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap

    2-3 jam.ASI mengandung campuran dari berbagai bahan makanan yang tepat bagi

    bayi. ASI mudah dicerna bayi. ASI saja, tanpa tambahan makanan lain merupakan

    cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama. Sesudah

    6 bulan, beberapa makanan lain harus ditambahkan pada bayi. Sedangkan

    pemberian ASI bagi ibu dapat memulihkan diri dari proses persalinan. Pemberian

    ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan

    memperlambat perdarahan karena hisapan pada puting susu merangsang

    dikeluarkan oksitosin alami yang akasn membantu kontraksi rahim

    ( Sulistyawati, 2009 ).

    ASI memiliki berbagai manfaat untuk bayi. Diantaranya merupakan nutrisi

    paling sempurna karena komposisi zat-zat gizinyang lengkap danseimbang,

    mengandung zat kekebalan yang membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya,

    menghin dari bahaya diare dan infeksi saluran nafas, ASI steril dan tersedia setiap

    saat, sehingga sangat praktis dan ekonomi, mempererat ikatan emosional antara

    anak dengan ibu, sehingga sangat positif dampaknya bagi perkembangan

    psikologisnya. Penelitian juga membuktikan, bayi-bayi yang memperoleh ASI

    umumnya terhindar dari risiko obesitas. Sedangkan manfaat ASI bagi ibu adalah

    memberi kepuasan batin, ketenangan, serta kebahagiaan emosional, mempercepat

  • kontraksi rahim, sehingga dalam waktu singkat rahim kembali pada ukuran

    normal. ini menyebabkan menurunnya risiko perdarahan rahim dimasa nifas,

    sertan memperkecil risiko kanker payudara, ( Infodatin Indonesia, 2014 ).

    Kolostrum adalah ASI yang diberikan pada hari pertama sampai hari ketiga

    setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna

    kekuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI teratur, bentuknya sedikit kasar

    karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel. Khasiat kolostrum adalah

    sebagai pembersih selaput usus BBL ( Bayi Baru Lahir ) sehingga saluran

    pencernaan siap untuk menerima makanan. Mengandung kadar protein yang

    tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh

    terhadap infeksi. Kolostrum juga mengandung zat antibodi sehingga mampu

    melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai

    dengan 6 bulan. Lain halnya dengan susu formula yang tidak mengandung zat anti

    infeksi sebagaimana yang terkandung dalam ASI. Perlu diwaspadai, susu buatan

    bisa merupakan media bakteri patogen enterik dan produksi enterotoksin yang

    merugikan, ( Kristiyansari 2009 )

    Ada 12 masalah menyusui yaitu; kurang atau salah informasi,puting susu

    terbenam, puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak, mastitis,

    sindrom ASI kurang, ibu hamil, bayi bingung puting, bayi premature dan BBLR

    (Berat Badan Lahir Rendah), ibu sakit, dan ibu bekerja. ( Adiningsih 2010)

    Kurang atau salah informasi yang mana bayi pada minggu pertama

    defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan menderita diare. Padahal sifat

    defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum

    bersifat sebagai laksan. Bayi yang lahir teratur dan sehat mempunyai persediaan

  • kalori dan cairan yang dapat mempertahankanya tanpa minum selama beberapa

    hari oleh karena itu apabila ASI belum keluarpada hari pertama, bayi tidak perlu

    diberi minuman. Pemberian minuman sebelum ASI keluar akan membuat bayi

    kenyang dan malas menyusu. Puting susu nyeri terjadi pada masa awal menyusi.

    Nyeri akan berkurang setelah ASI keluar. Puting susu lecet dapat terjadi karena

    posisi menyusui yang salah, tapidapat juga disebabkan oleh thrush (candidates)

    atau dermatitis. Payudara bengkak yang bisa dikarenakan posisi mulut dan puting

    yang salah, produksi ASI berlebihan, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang

    jarang, atau waktu menyusui yang terbatas. Mastitis atau abses payudara terjadi

    akibat sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini bisa disebabkan

    kurangnya ASI dihisap atau dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif. Dapat

    juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan

    BH.Sindromm ASI kurang. Tanda ASI kurang biasanya berat badan bayi

    meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan, BB ( Berat Badan ) lahir

    dalam waktu 2 minggu belum kembali, dan ngompol rata-rata kurang dari 6 kali

    dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan berwarna kuning. Ibu hamil. Dalam hal

    ini tidak ada bahaya bagi ibu dan janinnya. Bila ibu meneruskan menyusui

    bayinya, ibu harus makan lebih banyak lagi. Bayi bingung putting, adalah suatu

    keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-

    ganti dengan menyusui pada ibu. Bayi prematur dan BBLR. Pada kondisi ini

    refleks menghisap bayi masih lemah. Oleh karenanya bayi harus sering dan lebih

    cepat dilatih menyusui, (Kristiyansari, 2009).

    Menurut penjelasan atas PP RI No.33 tahun 2012, kondisi medis ibuyang

    tidak dapat memberikan ASI Eksklusif karena harus mendapat pengobatan

  • antara lain yang pertama adalah ibu yang infeksi Human Immunodeficiency Virus.

    Dalam kondisi tersebut, pengganti pemberian ASI harus memenuhi kriteria, yaitu

    dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman (acceptable, feasible,

    affordable, sustainable, andsafe). Kondisi tersebut bisa berubah jika secara

    teknologi ASI Eksklusif dariibu terinfeksi Human Immunodeficiency Virus

    dinyatakan aman bagi bayi dandemi kepentingan bayi. Kondisi tersebut juga dapat

    diberlakukan bagi penyakit menular lainnya. Yang kedua ibu yang menderita

    penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat bayi, misalnya sepsis yang

    menyebabkan demam tinggi hingga tidak sadarkan diri dan infeksi Virus Herpes

    Simplex tipe 1 (HSV-1) di payudara; kontak langsung antara luka pada payudara

    ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari sampai semua selesai aktif telah diterapi

    hingga tuntas.

    Berdasarkan penelitian para dokter, taknik memiliki pengaruh terhadap

    kesehatan bayi. Dr. Faruq Masahil dalam tulisan beliau menyebutkan bahwa

    teknik dengan ukuran apapun merupakan mukjizat Nabidalam bidang kedokteran

    selama empat belas abad agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah

    baiknya. Para dokter telah membuktikan bahwa semua bayi, terutama yang baru

    dilahirkan dan masih menyusui, memiliki risiko terancam kematian apabila

    mengalami penurunan kadar gula dalam darah ( karena kelaparan ), masa transisi

    dari menerima asupan makanan secara langsung dari ibu melalui plasenta menjadi

    harus meminta dulu untukmendapat ASI). Kejadian ini dapat dicegah dengan

    tahnik, karena tahnik pada dasarnya memberi zat gula yang sangat dibutuhkan

    pada bayi yang baru lahir ( Proverawati, 2009).

  • Maryunani ( 2015) ASI Eksklusif memang memiliki pengertian hanya ASI

    sampai 6 bulan, air putih bahkan madu pun tidak diperkenankan. Mengenai

    tahnik, sama dengan obat- obatan. Ia diizinkan karena proses tahnik memiliki

    banyak manfaat sesungguhnnya yang dimaksud dengan pemberian ASI Eksklusif

    adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti

    susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpan tambahan makanan

    padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dannasi tim, kecuali vitamin,

    mineral, dan obat.

    Perlu diketahui bahwa tahnik berbeda dengan makanan, jadi

    walaupunsudah masuk makanan selain ASI yaitu kurma pada tahnik, maka

    statusnyabukan seperti makanan biasa yang sudah tidak terhitung lagi ASI

    Eksklusif. Ibu Hajar AlS -Asqalani rahimahullah berkata “Yang dimaksud

    dengan makanan adalah yang selain susu yang ia menetek darinya, selain kurma

    yang ditahnik dengannya, dan selain madu yang ia disuapi untuk pengobatan

    danyang selainnya. Yang dimaksud adalah bahwa tidak dihasilkan kekenyangan

    baginya selain dari susu ASIsaja (Bahraen, 2012).

    2.1.2. Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja

    Menjadi wanita karier dengan berbagai profesi yang sibuk dengan

    pekerjaan, bukan menjadi alasan tidak bisa menyusui anaknya, termasuk juga

    wanita yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Menurut undang-undang nomor

    6 tahun 1963 yang termasuk dalam tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi,

    apoteker, asisten apoteker, bidan, perawat, fisioterapis, penilik kesehatan,

    nutrisionis dan lain-lain.

  • Saat ini wanita yang mempunyai anak, terlebih balita, semakin

    sedikitwaktunya bisa bertemu sang buah hati, namun banyak wanita memutuskan

    untuk tetap menyusui. Masalahnya, pemberian ASI Eksklusif merupakan satu-

    satunya makanan yang terbaik untuk bayi selama 6 bulan, namun perusahaan atau

    kantor tempat ibu bekerja hanya memberikan kebijakan cuti hanya selama 3

    bulan, bahkanada yang kurang. Seiring dengan kemajaun di bidang kesehatan,

    para orangtua kini dapat mengetahui perkiraan kelahiran anaknya. Perkiraan

    kelahiran tersebut dapat menjadi pedoman bagi ibu yang bekerja untuk

    mengambil cuti menjelang kelahiran agar mempunyai waktu yang lebih banyak

    sesudah kelahiran (Yuliarti, 2010).

    Pada dasarnya, ada 3 aspek penting bagi ibu menyusui yang ingintetap

    bekerja, yaitu faktor fisik, psikologis dan sosiologis. Secara fisik, jika ditinjau

    secara medis, ibu harus memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Oleh karena

    itu, kondisi ibu harus benar-benar sehat. Ada terkecualian untuk kondisi-kondisi

    tertentu yang memang tidak memungkinkan ibu untuk memberikan ASI

    Eksklusif. Dari aspek psikologis ada berbagai alasan yang digunakan oleh para

    ibu untuk menolak pemberian ASI Eksklusif, misalnya takut kariernya terganggu

    dan kuatir badannya tidak bagus lagi.Pada kenyataannya, hal tersebut tidaklah

    benar.Jika ditinjau dari sisi psikologis, ASI justru menciptakan hubungan

    keterikatan emosional antara ibu dan anak.Sedangkan dari aspek sosiologis agar

    pemberian ASI Eksklusif dapat berjalan dengan lancar, harus ada upaya khusus

    dan tidak boleh malas. Ibu harus menyisihkan waktunya untuk memeras ASI atau

    menyusui anaknya. Dirumah, perlu adanya dukungan dari suami, orang tua,

    saudara, dan anak yang lebih besar. Suami turut berperan dalam mendukung atau

  • membantu pekerjaan istri di rumah, misalnya ketika pagi hari istrinya harus

    menyusui, suami dapat memandikan anak pertama mereka. Selama ibu menyusui,

    suami harus mengambil alih tugas-tugas domestik lainnya (Yuliarti, 2010).

    Dukungan sosial dari atasan di tempat kerja, rekan kerja, dan kondisi

    pekerjaan juga sangat penting. Bagi ibu yang menyusui, biasanya perusahaan akan

    memberikan toleransi. Seseorang pimpinan perusahaan hendaknya dapat

    memahami jika stafnya yang ingin meminta izin untuk memberikan ASI Eksklusif

    kepada anaknya. Jika sakit saja kantor masih memberikan toleransi, apalagi dalam

    soal pemberian ASI. Pihak perusahaan hendaknya memberikan toleransi berupa

    pemberian izin selama 1-2 jam agar stafnya dapat pulang sekedar menyusui

    bayinya atau memerah ASI jika memang persediaan telah habis. Jika diperlukan,

    perusahaan dapat membangun tempat penitipan bayi yang sekaligus menjadi

    tempat bagi ibu untuk menyusui anaknya (Yuliarti,2010).

    Menyusui sambil bekerja sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan dan

    sifatnya fleksibel sekali. Begitu pula dengan rekan kerja, Saat ini pemberian ASI

    makin dimudahkan dengan adanya teknologi penyimpanan dan pemerasan ASI,

    serta adanya pengetahuan tentang ASI yang semakin baik (Yuliarti, 2010).

    2.1.3. Tantangan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja.

    Mobilitas kerja yang terlalu tinggi bisa menyulitkan kegiatan menyusui.

    Tidak memungkinkan bagi ibu bekerja untuk mengambil banyak jam lembur

    untuk urusan pekerjaan atau banyak bekerja di luar kantor yang lingkungannya

    bisa membahayakan produksi ASI. Tips yang bisa digunakan adalah dengan

    mencari tahu apakah lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan ibu

    ataupun produksi ASI misalnya, pekerjaan mengharuskan kita untuk bersentuhan

  • dengan zat kimia, polusi udara, atau tertular penyakit dari pasien.Jika hal tersebut

    terjadi anda dapat mengajukan mutasi untuk sementara. Jika Ibu tetap diharuskan

    bekerja, ekstra waspadadan lakukan tindakan preventif seperti lebih sering

    mencuci tangan, mengenakan masker, minum air kemasan (jika kantor di kawasan

    industri yang airnya kemungkinan tercemar) dan menjaga stamina tubuh (

    Wageindicator Foundation, 2014 ).

    Apabila Ibu bekerja sebagai jurnalis, koordinator tur atau

    purchasingmanager, dinas keluar kota atau keluar negeri sudah merupakan suatu

    keharusan.Tips untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mendelegasikan

    tugas dinas kepada junior atau sistem, membawa anak beserta pengasuhnya dalam

    perjalanan dinas, dan pilihan terakhir dengan tetap berangkat namun pastikan

    persediaan ASI cukup selama Ibu tidak ada dan selama dinas tetap memerah ASI.

    Masih banyak kantor yang tidak menyediakan ruang menyusui yangtidak

    memadai bagi ibu menyusui. Yang ada hanya toilet yang tidak higienisdan ruang

    sholat yang sempit. Cara mengatasinya adalah dengan menjadikan mobil pribadi

    sebagai ruang menyusui.Tutup jendela, sisakan sedikit ruangagar udara bisa

    keluar (lebih baik apabila disertai dengan tirai/horden mobil), nyalakan AC,

    pasang musik dan perahlah ASI setelah mencuci tangan terlebih dahulu. Alternatif

    lain yaitu dengan menggunakan ruang rapat yang kosong atau anda bisa

    meminjam rumah atau apartemen teman yang bisa ditempuh dengan jalan kaki

    dari kantor. (Yuliarti, 2010).

    Pulang pergi kerja menghabiskan waktu 4 jam atau 1-2 kali waktu perah.

    Payudara bisa bengkak di jalan, ASI perah yang disimpan bisa rusak. Cara

    mengatasinya dengan mencari lokasi memerah di perjalanan (seperti ruang

  • menyusui di mal), jadikan mobil sebagai ruang menyusui. Agar ASIyang diperah

    tetap baik, beli cooler box yang memuat minimal 5 bungkus ASI ( Wageindicator

    Foundation, 2014 )

    Pemerintah Republik Indonesia mendukung sepenuhnya tentan gprogram

    ASI Eksklusif. Dukungan program ASI Eksklusif tersebut menyebutkan bahwa

    pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung

    program ASI Eksklusif melalui penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan

    atau memerah ASI, pemberian kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk

    memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja

    ditempat kerja, pembuatan peraturan internal yang mendukung keberhasilan

    program pemberian ASI Eksklusif dan penyediaan tenaga terlatih pemberian ASI.

    Selain dukungan tersebut, penyelenggara tempat sarana umum berupa fasilitas

    pelayanan kesehatan harus membuat kebijakan yang berpedoman pada sepuluh

    langkah menuju keberhasilan menyusui (Mennkes N0 28/MenPP/XII/ 2008).

    2.1.4. Fasilitas Pendukung Program ASI Eksklusif

    Fasilitas adalah alat atau sarana untuk melancarkan pengerjaan atau

    pelaksanaan tugas atau kegiatan (kamus saku Bahasa Indonesia, 2008 ).

    Kementerian kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menkes No.48/Men/ XII/

    2008, dan PER 27/MEN/XII/2008 dan 1177/ MENKES/PB/XII/ 2008 tentang tata

    cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerahASI. Fasilitas yang

    harus disediakan oleh tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum

    adalah ruang ASI, fasilitas di dalam ruang ASI dan penanggung jawab ruang ASI

    yang dapat merangkap sebagai konselor menyusui.

    2.1.5. Ruang ASI

  • Adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan memerah

    ASI yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI perah,

    dan atau konseling menyusui ASI ( Kemenkes RI, 2013 ).

    1. Ruang ASI atau ruang laktasi minimal berukuran 3x4 m2 dan atau disesuaikan

    dengan jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui.

    2. Terdapat pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka atau ditutup. Lantai

    ruangan dapat berupa keramik, semen atau karpet.

    3. Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.

    4. Bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi.

    5. Lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan.

    6. Penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan.

    7. Kelembaban berkisar antara 30-50%, maksimum 60%.

    8. Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk mencuci tangan dan mencuci

    peralatan.

    2.1.6. Peralatan Ruang ASI

    1. Lemari pendingin ( refrigerator ) untuk menyimpan ASI adalah alat untuk

    mengurangi atau untuk mempertahankan suhuruang di bawah suhu sekitarnya

    ( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).

    2. Gel pendingin (ice pack)

    3. Kantong adalah tempat membawa sesuatu ( belanjaan dansebagainya ) yang

    terbuat dari kain, plastik, dan sebagainya

    ( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).

    4. Es adalah air beku atau air membatu.

  • Ice pack/kantong es adalah tempat membawa es yang terbuat darikain, plastik,

    dan sebagainya.

    5. Tas untuk membawa ASI perahan ( cooler bag )

    Tas adalah kemasan atau wadah berbentuk persegi dansebagainya, biasanya

    bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan atau membawa sesuatu (Kamus

    Bahasa Indonesia, 2008).

    Tas ASI perahan adalah kemasan atau wadah berbentuk persegidan sebagainya,

    dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa ASI perahan.

    6. Pompa ASI

    Pompa adalah alat atau mesin untuk memindahkan atau menaikkan cairan atau

    gas dengan cara mengisap dan memancarkannya (Kamus Bahasa Indonesia,

    2008). Pompa ASI adalah alat atau mesin untuk memindahkan ASI dengan

    cara menghisap.

    7. Botol ASI

    Botol ASI adalah wadah untuk ASI, yang berleher sempit dan biasanya dibuat

    dari kaca atau plastik.

    8. Sterilizer botol ASI.

    Sterilisasi adalah perlakuan untuk menjadikan suatu bahan ataubenda

    bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau dengan

    zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya (Kamus

    Bahasa Indonesia, 2008).

    Sterilizer adalah alat yang digunakan untuk menjadikan suatu bahan atau

    benda bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau

    dengan zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya.

  • Sterilizer botol ASI adalah alat yang digunakan untuk menjadikan botol ASI

    bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau dengan

    zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya.

    2.1.7. Peralatan Pendukung

    1. Meja tulis, kursi dengan sandaran untuk ibu memerah ASI.

    2. Kita konseling menyusui yang terdiri dari model payudara, boneka, cangkir

    minum ASI, spuit 5cc, spuit 10 cc, dan spuit 20 cc

    3. Media KIA tentang ASI dan inisiasi menyusui dini yang terdiri dari poster,

    foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui.

    4. Lemari penyimpan alat.

    5. Dispenser dingin dan panas, alat cuci botol, tempat sampah dan penutup

    6. Penyejuk ruangan ( AC/Kipas angin ).

    7. Nursing apron/kain pembatas/ pakai krey untuk memerah ASI, ,waslap untuk

    kompres payudara, tisu/lap tangan dan bantal untuk menopang saat menyusui.

    Bila peralatan pendukung tidak atau belum dapat disediakan,sekurang

    kurangnya yang harus disediakan adalah:

    a. Meja

    Adalah perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai

    daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya ( bermacam-macam

    bentuk dan gunanya) ( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).

    2. Wastafel

    Adalah tempat membersihkan diri (cuci muka, cuci tangan,

    gosokgigi, bercukur), letaknya menempel pada dinding (diluar atau

    didalam kamar mandi), dilengkapi dengan keran air, cermin, danrak

  • untuk menaruh sabun, pasta gigi, atau alat-alat kecantikan ( Kamus

    Bahasa Indonesia, 2002 ).

    3. Sabun cuci tangan

    4. Adalah bahan yang dapat berbuih, digunakan untuk mencucitangan,

    biasanya berupa campuran alkali, garam, dan natrium( Kamus Bahasa

    Indonesia, 2008 )

    2.1.8 Penanggung jawab Ruangan ASI

    Penanggung jawab ruang ASI dapat merangkap sebagai konselor menyusui.

    Dalam memberikan konseling menyusui, tenaga terlatih pemberian ASI juga

    menyampaikan manfaat pemberian ASI Eksklusif antara lain berupa peningkatan

    kesehatan ibu dan anak, peningkatan produk aktivitas kerja, peningkatan rasa

    percaya diri ibu, keuntungan ekonomis dan higienis dan penundaan kehamilan.

    2.2. Bayi

    2.2.1.Pengertian

    Bayi adalah anak yang muda usianya, dan tidak ditetapkan batasan

    usianya. Bayi baru lahir atau neonatus mulai bayi lahir sampai satu bulan

    periodeini adalah bulan pertama kehidupan.Dimana bayi mengalami

    pertumbuhandan perubahan yang menakjubkan ( Halminton, 2009 ).

    2.2.2. Fisiologi Bayi

    Sebelum lahir, bayi hidup dalam lingkungan yang terlindung dengan suhu

    terkontrol dan kedap suara. Terapung dalam suatu genangan cairan hangat,dan

    memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya. Oksigen, glukosa, vitamin,

    dan mineral diberikan lewat talipusat ibunya, sedangkan karbon dioksida serta

    produk sisa lainnya dibuang ke dalam darah ibunya ( Mirriam, 2009 ). Pada saat

  • lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total kemandirian fisiologis.

    Perubahan ini dikenal sebagai periode transisi, yang dimulai ketika bayi keluar

    dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa minggu untuk sistem organ

    tertentu.Transisi ekstra uteri bayi baru lahir yang paling dramastis dan cepat

    terjadi pada area sistem pernafasan, sistem sirkulasi, kemampuan termoregulasi,

    dan kemampuan memperoleh sumber glukosa (Helen, 2011). Di luar rahim bayi

    harus mengerjakan beberapa fungsi baru, termasuk mengendalikan suhu tubuhnya

    sendiri, mempertahankan diri terhadap infeksi dan mengeluarkan bahan-bahan

    sisa yang jumlahnya makin meningkat. Antibodi dari ibu akan melindunginya

    untuk beberapa minggu, tetapi sendiri harus segera menghasilkan antibodi itu.

    Bayi juga harus beradaptasi terhadap masukan data inderawi yang meningkat

    melalui telinga, mata, hidung, lidah, dan kulitnya menyimpan dan menata semua

    informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang duniadan secara bertahap

    membentuk kepribadiannya ( Mirriam, 2009 ).

    2.3. Hubungan Antara Pekerjan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif

    Pada Bayi

    Kolostrum yang terdapat dalam ASI mempunyai khasiat bagi bayi karena

    mengandung zat antibody yang berfungsi melindungi bayi terhadap serangan

    berbagai penyakit infeksi dalam jangka waktu 6 bulan. Apabila bayi selama 6

    bulan tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif maka kemungkinan besar

    berakibat akan kondisi kesehatan bayi. Hal ini terjadi diakibatkan karena salah

    satu penyebabnya adalah ibu bekerja. (Prasetyono, 2009) mengatakan bahwa

    konsep tentang ASI ekslusif sekarang ini terasa sulit untuk dilaksanakan oleh ibu-

    ibu bekerja. Kesibukan akibat bekerja diluar rumah merupakan penghambat utama

    seorang ibu untuk menyusui anaknya lebih baik. Untuk mengatasi hal ini adalah

  • dengan beberapa cara sederhana seperti sebelum ibu berangkat bekerja terlebih

    dahulu menyusui bayinya sampai bayi tersebut kenyang. ASI diusahakan agar

    diperah terlebih dahulu untuk di tempat yang aman dan hygienis dalam jumlah

    cukup agar kebutuhan bayi akan ASI tercukupi selama ibu bekerja. Hal ini sejalan

    dengan pendapat Rizki (2013) ibu bekerja masih dapat memberikan ASI ekslusif

    dengan cara memerah ASI sebelum berangkat ketempat kerja. Namun hal ini tidak

    berjalan mulus dikarenakan faktor ibu terkendala dengan kondisi payudara yang

    lecet akibat perah yang dilakukan setiap saat hendak bekerja. Alasan ini pulalah

    yang menyebabkan bayi tidak mendaptkan ASI secara Eksklusif. Apabila puting

    susu ibu lecet, terjadi pembengkakan payudara, dan mengakibatkan mastitis

    akibat dan kesalahan inilah yang menjadi alasan dalam menyusui ibu akan

    menghentikan pemberian ASI ( Rizki, 2013. )

    Hal lain juga yang menjadi penghambat tidak terpenuhinya pemberian ASI

    Eksklusif adalah karena beban kerja ibu sehingga terjadi kelelahan fisik yang

    berdampak pada produksi ASI berkurang. Jumlah ibu yang ASI nya masih cukup

    sampai bayi umur 6 bulan lebih sedikit jika di bandingkan dengan ibu yang tidak

    bekerja, kondisi ini diduga akibat beban fisik ibu karena pekerjaan sehingga tidak

    dapat mempertahankan produksi ASI yang mengakibatkan ibu memberikan MP-

    ASI ( Mulyaningsih, 2010 )

    Negara menyatakan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah dapat terus

    memberikan ASI kepada anaknya dengan memerah dan menyusui selama jam

    kerja. Undang-undang No. 13/2013 tentang Ketenaga kerjaan: “Pekerja atau

    buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan

  • sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu

    kerja” ( Kristiyansari, 2009 )

    Menurut penelitian Juliastuti 2011, pemberian ASI secara eksklusif akan

    semakin tinggi jika ibu tidak bekerja. Hal tersebut karena ibu yang tidak bekerja

    hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga dan banyak

    menghabiskan waktunya dirumah tanpa terikat pekerjaan diluar rumah sehingga

    dapat memberikan ASI secara optimal tanpa dibatasi oleh waktu dan kesibukan.

    Sama halnya dengan penelitian Evareny, et al (2010) yang menyatakan bahwa

    resiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada ibu yang kembali bekerja

    adalah 14 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja dan

    penelitian Setegn ( 2012 ) yang menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja lima

    kali lebih mungkin memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang

    bekerja serta hasil penelitian Indrawati ( 2012 ) juga menunjukkan adanya

    hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat

    usia 0-6 bulan. Dari 28 ibu bekerja hanya 4 ( 14,3% ) yang memberikan ASI

    eksklusif pada bayinya sedangkan pada 12 ibu yang tidak bekerja, 9 (75%)

    memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

    2.4 Kecukupan ASI

    Setelah melahirkan seorang ibu memerlukan ketrampilan khusus untuk

    merawat bayinya, memberikan ASI dengan secara benar baik pelekatan

    (attachment) maupun posisinya. Pada umumnya ibu akan trampil dan menyusui

    menjadi mantap setelah beberapa hari sampai minggu. Produksi ASI akan

    meningkat segera setelah lahir sampai usia 4 sampai 6 minggu dan setelah itu

    produksinya akan menetap. Produksi ASI pada hari pertama dan kedua sangat

  • sedikit tetapi akan meningkat menjadi ± 500 mL pada hari ke-5, 600 sampai 690

    mL pada minggu kedua, dan kurang lebih 750 mL pada bulan ke-3 sampai ke-5.

    Produksi ASI ini akan menyesuaikan kebutuhan bayi (on demand). Jika saat itu

    bayi mendapat tambahan makanan dari luar (misalnya susu formula), maka

    kebutuhan bayi akan ASI berkurang dan berakibat produksi ASI akan turun. ASI

    sebanyak 750-1000 mL/ hari menghasilkan energi 500-700 kkal/hari, yaitu setara

    dengan energi yang diperlukan bayi dengan berat badan 5-6 kg.

    Kecukupan ASI Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi

    kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai

    menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi

    normal ASI diproduksi sebanyak 10- 100 cc pada hari- hari pertama. Produksi

    ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan

    mengkonsumsi sebanyak 700- 800 cc ASI perhari, namun kadang- kadang ada

    yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc / bahkan hampir 1 liter / hari dan tetap

    menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama (Depkes RI, 2001:16). ASI dalam

    jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi

    bayi selama enam bulan pertama. Sesudah umur enam bulan, bayi memerlukan

    makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi 21 meningkat dan tidak

    seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya

    secepatnya diberikan ASI yang diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan

    kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum

    sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein

    dan mineral serta vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan

    setiap saat (Sunoto 2017).

  • Produksi ASI akan menyesuaikan kebutuhan bayi, oleh karenanya sangat

    dianjurkan untuk menyusui secara on-demand, artinya sesuai dengan keinginan

    bayi. Suatu penelitian di Rusia dengan memberikan 4 perlakuan berbeda pada

    bayi baru lahir. Kelompok I bayi dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 25-120

    menit setelah lahir dan skin-to-skin contact, bayi tidak memakai baju, dan setelah

    itu dilakukan rawat gabung, bayi dan ibu dalam 1 kamar sehingga bayi menyusui

    on-demand. Kelompok II dilakukan IMD 25-120 menit setelah melahirkan tetapi

    bayi sudah dibungkus selimut sesuai kebiasaan tradisional di usia, selanjutnya

    dilakukan rawat gabung. Kelompok III tidak dilakukan IMD dan tidak dilakukan

    rawat gabung. Kelompok IV tidak dilakukan IMD tetapi dilakukan rawat gabung.

    Tampak bahwa rerata volume ASI terbanyak adalah pada kelompok IMD skin-to-

    skin contact dan dilakukan rawat gabung sehingga bayi dapat menyusu on-

    demand. Rerata volume ASI adalah 300 ml/hari pada multipara (ibu yang

    melahirkan kedua kali atau lebih) dan 250 ml untuk primipara (ibu yang

    melahirkan pertama kali). Sedangkan kelompok III yang tidak dilakukan IMD dan

    rawat gabung mempunyai volume yang paling sedikit.

    Penelitian lain pada 71 bayi usia 1-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif

    dan demand dengan dilakukan penimbangan berat badan setiap kali menyusu

    mendapatkan hasil sebagai berikut:

    1. Bayi menyusui 10 - 12 kali dalam sehari

    2. Rata-rata produksi ASI adalah 800 mL/ hari

    3. Produksi ASI setiap kali menyusui adalah 90-120 mL/ kali, yang dihasilkan 2

    payudara

  • 4. Pada umumnya bayi akan menyusu pada payudara pertama sebanyak 75 mL

    dan dilanjutkan 50 mL pada payudara kedua

    5. Rata-rata frekuensi menyusui malam hari (jam 22 sampai 4 pagi) adalah 1-3

    kali.

    2.4.1 Tanda-tanda Kecukupan ASI pada Bayi

    Untuk mencegah malnutrisi seorang ibu harus mengetahui tanda kecukupan

    ASI, terutama pada bulan pertama. Setelah bulan pertama tanda kecukupan ASI

    lebih tergambar melalui perubahan berat badan bayi. Tanda bahwa bayi mendapat

    cukup ASI adalah :

    1. Bayi ASI tiap 2-3 Jam

    2. Kotoran berwarna Kuning

    3. Bayi buang air kecil 6-8 kali sehari

    4. Payudara terasa lebih lembek

    5. Bayi bertambah berat badan

    6. Bayi tidak rewel dan sangat ceria

    7. Produksi ASI akan berlimpah pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah melahirkan,

    nampak dengan payudara bertambah besar, berat, lebih hangat dan seringkali

    ASI menetes dengan spontan.

    8. Bayi menyusu 8-12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada setiap

    payudara dan menghisap secara teratur selama minimal 10 menit pada setiap

    payudara.

    9. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada saat

    menyusu, terutama pada payudara yang kedua

  • 10. Frekuensi buang air besar (BAB) > 4 kali sehari dengan volume paling tidak 1

    sendok makan, tidak hanya berupa noda membekas pada popok bayi, pada

    bayi usia 4 hari sampai 4 minggu. Sering ditemukan bayi yang BAB setiap

    kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal

    11. Feses berwarna kekuningan dengan butiran-butiran berwarna putih susu

    diantaranya (seedy milk), setelah bayi berumur 4 sampai 5 hari. Apabila

    setelah bayi berumur 5 hari, fesesnya masih berupa mekoneum (berwarna

    hitam seperti ter), atau transisi antara hijau kecoklatan, mungkin ini

    merupakan salah satu tanda bayi kurang mendapat ASI.

    12. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui.

    Apabila sakit ini bertambah dan menetap setelah 5-7 hari, lebih-lebih apabila

    disertai dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak melekat

    dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera ditangani dengan

    membetulkan posisi dan pelekatan bayi maka hal ini akan menurunkan

    produksi ASI

    13. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir

    2.4.2 Tanda-Tanda Bayi Tidak Cukup ASI.

    Tantangan dalam menyusui hal buruk salah satunya adalah bayi kekurangan

    ASI. Masalah ini bisa terjadi jika produk asi berkurang ataupun Bayi belum

    menyusui dengan sempurna karena itu sangat untuk memahami dan mengetahui

    tanda bayi kurang ASI

    1. Berat Menurun

    2. Jarang buang air kecil

    3. Sering menyusui tetap menangis

  • 4. Bayi Tidak bisa tidur

    5. Warna urine gelap.

    2.4.3 Pertumbuhan Bayi yang mendapat ASI

    Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan kembali ke berat lahir paling tidak

    pada usia 2 minggu, dan tumbuh sesuai atau bahkan di atas grafik sampai usia 3

    bulan Penurunan berat badan bayi selama 2 minggu pertama kehidupan tidak

    boleh melebihi 10%. Bayi yang lahir dengan berat rendah lebih lambat kembali ke

    berat lahir dibandingkan bayi dengan berat lahir normal, yang dapat lebih jelas

    diikuti dengan kurva Dancis.

    Apabila memakai grafik pada KMS yang biasa dipakai, bayi yang mendapat

    ASI eksklusif akan tumbuh lebih lambat sebelum usia 4 sampai 6 bulan. Bayi

    yang mendapat susu formula akan tumbuh lebih cepat setelah 6 bulan, dan

    seringkali hal ini dihubungkan dengan risiko obesitas di kemudian hari.

    Berdasarkan Survei Kesehatan dan Nutrisi Nasional III di Amerika Serikat

    didapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 4 bulan (saat itu

    batasan ASI eksklusif adalah 4 bulan), pada usia 8-11 bulan, mempunyai rerata

    berat badan, panjang badan dan lingkar lengan atas lebih rendah dibanding yang

    mendapatkan susu formula.

    2.5 Konsep Pekerjaan

    2.5.1 Pengertian Pekerjaan

    Menurut BPS (2016) Bekerja adalah suatu kegiatan ekonomi yang

    dilkukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan dan

    dilakukan seminggu yang lalu. Selain itu juga ada yang disebut dengan status

    pekerjaan, yaitu kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan

  • suatu kegiatan atau suatu unit usaha. (Badan Pemberdayaan Perempuan dan

    Masyarakat Provinsi DIY, 2011).

    Menurut Imaniah ( 2013), ibu bekerja adalah seorang ibu yang melakukan

    aktifitas bukan di rumah dalam rangka mendapatkan tambahan nafkah serta agar

    dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dan dapat membangun hubungan sosial

    di lingkungan bekerjanya.

    Terkait dengan faktor dukungan tempat bekerja dalam menunjang praktik

    pemberian ASI ekslusif, sebenarnya pemerintah telah membuat peraturan yang

    berguna agar ibu tetap merasa aman dan terlindungi dalam memberikan ASI

    eksklusif kepada anaknya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012

    tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif Pasal 30 ayat 1 dan 2 yang mengatur

    bahwa tempat kerja dan sarana umum harus mendukung program ASI ekslusif

    dan menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan atau memerah ASI, jika

    tidak makan akan dikenakan sanksi. Tidak hanya itu saja pasal 34 juga mengatur

    bahwa pengurus kerja wajib memberikan kesempatan pada ibu bekerja untuk

    memberikan ASI eksklusif atau memerah ASI selama waktu kerja ditempat kerja ,

    dan jika tidak maka akan dikenakan sanksi ( AIMI, 2013).

    2.5.2 Jenis Pekerjaan

    1. PNS

    PNS adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

    peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang

    berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan

    berdasarkan peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

  • Berdasarkan Penjelasan PP no 53 tahun 2010 pasal 3 angka 11 Yang

    dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk kerja dan menaati ketentuan jam

    kerja” adalah setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai

    ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas.

    Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang

    berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara

    kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak

    masuk kerja.

    Berdasarkan Permen Dagri no 59 tahun 2008 Pasal 3. Ketentuan Hari dan

    Jam Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri sebagai berikut:

    a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis Pukul 07. 30-16.00 WIB.

    b. Hari Jum’at Pukul 07.30 – 16.30 WIB.

    Ibu yang bekerja sebagai PNS mempunyai kesempatan pulang sebentar

    untuk menyusui bayinya atau bisa juga membawa bayinya dan menyusui di ruang

    pojok laktasi yang sudah disediakan di tempat kerja sedangkan untuk ibu yang

    bekerja sebagai swasta hampir tidak ada kesempatan pulang kerumah sebentar

    untuk menyusui bayinya atau jarang sekali membawa bayinya ke kantor dan tidak

    semua kantor menyediakan ruang pojok laktasi, hal ini karena ibu yang bekerja

    sebagai swasta biasanya akan bekerja tanpa berhenti dari jam 7 pagi sampai jam

    15 atau jam 16 dan hanya istirahat pada siang hari yg lamanya maksimal adalah 1

    jam.

    Sudah ditetapkan dalam PPRI No 33 tahun 2012 Pasal 30, 31 dan 32 yang

    menyebutkan tempat kerja ( perusahaan, perkantoran milik pemerintah,

    pemerintah daerah dan swasta ) dan tempat sarana umum ( hotel, terminal,

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2010/53TAHUN2010PPPenjel.htmhttp://www.depdagri.go.id/media/documents/2008/12/05/Permen_No.59-2008.rtf

  • bandara dll ) harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau

    memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.

    2. Pekerjaan Swasta

    Mereka yang berkerja di luar rumah dengan waktu bekerja lebih lama yaitu

    lebih dari 7 jam dan tidak bisa pulang ke rumah selama waktu istirahat kerja

    sehingga bisa mempengaruhi kuantitas ibu menyusui bayinya secara langsung.

    Pasal 77 ayat 1, UU No. 13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk

    melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2

    sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:

    1. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari

    kerja dalam 1 minggu.

    2. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari

    kerja dalam 1 minggu.

    Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat di laksanakan

    siang hari / malam hari jam kerja bagi pekerja di sektor swasta.