31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Sarana yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhirpun disajikan dalam nilai uang. Laporan keuangan disusun berdasar dari catatan-catatan dalam akuntansi sebagai sumbernya. Penyusunan laporan keuangan biasanya dilakukan secara teratur dalam interval waktu yang tertentu pula ( pada umumnya dilakukan pada setiap akhir tahun buku). Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini maupun pada periode tertentu. a. Komponen Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan Keuangan

Sarana yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan adalah laporan

keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan

laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap

transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa.

Laporan akhirpun disajikan dalam nilai uang. Laporan keuangan disusun berdasar dari

catatan-catatan dalam akuntansi sebagai sumbernya. Penyusunan laporan keuangan

biasanya dilakukan secara teratur dalam interval waktu yang tertentu pula ( pada

umumnya dilakukan pada setiap akhir tahun buku). Laporan keuangan merupakan

ikhtisar yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini maupun

pada periode tertentu.

a. Komponen Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari

neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca

menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan

pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-

hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan

yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Menurut Jumingan (2005:4), laporan keuangan disusun guna memberikan

informasi kepada berbagai pihak terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan bagian

laba yang ditahan atau laporan modal sendiri, dan laporan perubahan posisi keuangan

atau laporan sumber dan penggunaan dana.

Menurut Jumingan (2005:4):

1. Neraca

Neraca menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Neraca ini memuat aktiva

(harta kekayaan yang dimiliki perusahaan), utang (kewajiban perusahaan untuk

membayar dengan uang atau aktiva lain pada waktu tertentu yang akan datang),

modal sendiri (kelebihan aktiva di atas utang).

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau

jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Laporan

ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil

dari operasi perusahaan selama periode tertentu (umumnya satu tahun).

3. Laporan Bagian Laba yang Ditahan

Digunakan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, menunjukkan suatu analisis

perubahan besarnya bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

4. Laporan Perubahan Posisi

Memperlihatkan aliran modal kerja selama periode tertentu. Laporan ini

memperlihatkan sumber-sumber dari mana modal telah diperoleh dan penggunaan

atau pengeluaran modal kerja yang telah dilakukan selama angka waktu tertentu.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya

yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan tersebut disusun dengan maksud untuk

memberikan informasi keuangan kepada para pemakai laporan keuangan untuk

membantu mereka dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan menyajikan

informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan,

beban kerugian, keuntungan dan perubahan arus kas perusahaan. Informasi tersebut

beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan dapat

membantu pemakai laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan

khususnya dalam hal waktu dan kepastian perolehan kas dan setara arus kas.

c. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010:9), keterbatasan laporan keuangan antara lain:

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim

report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan

merupakan laporan yang final.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti

dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau

berubah-ubah.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai

rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing

power) uang tersebut menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga

kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan

atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut

disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan

harga-harga.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor

tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang.

Menurut Jumingan (2005:10) keterbatasan laporan keuangan terdiri dari empat yaitu :

1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report), bukan

merupakan laporan final, karena laba rugi riil (laba rugi final) hanya dapat ditentukan

bila perusahaan dijual atau dilikuidasi.

2. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti.

Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain

(karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan). Apalagi bila

dibandingkan dengan laporan keuangan seandainya perusahaan itu dilikuidasi, jumlah

rupiahnya dapat saja berbeda.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

3. Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu

ke waktu. Selama jangka waktu itu mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli

rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga).

4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan

perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang

mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat

diukur dalam satuan uang.

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010;35),

“Analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari

penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau

kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi

serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.

a. Rasio Keuangan

Irham Fahmi (2013:107) mengemukakan rasio sebagai berikut:

“Rasio disebut perbandingan jumlah, dari suatu jumlah dengan jumlah lainnya

itulah dilihat perbandingan dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban

yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan”.

Menurut Agus Sartono (2008:113) rasio keuangan dapat memberikan indikasi

apakah perubahan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya,

utang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran

prestasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimalkan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

kemakmuran pemegang saham dapat dicapai. Dalam analisis keuangan yang mencakup

analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat

membantu dalam menilai prestasi manajemen seperti masa lalu dan prospeknya di masa

mendatang. Penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bevariasi dan tergantung oleh

pihak yang memerlukan. Analisis rasio keuangan ini hanya bermanfaat apabila

dibandingkan dengan standar yang jelas, seperti strandar industri atau standar tertentu

sebagai tujuan manajemen.

b. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jumingan (2006) mengemukakan bahwa, pada dasarnya analisis rasio bisa

dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan

melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal

ini merupakan kewajiban perusahaan).

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas

aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada

tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang

tertanam pada aktiva-aktiva tersebut.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

3. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya

lebih besar dibandingkan total aset nya.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas)

pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.

5. Rasio Pasar

Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini

lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak

manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.

Menurut Hampton (1980) dalam (Jumingan,2005:122), rasio keuangan dapat

digolongkan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut :

1. Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan,

kemampuan perusahaan membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi. Yang

termasuk rasio likuiditas misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick

ratio), perputaran piutang (receivables turnover), perputaran persediaan

(inventory turnover).

2. Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Misalnya margin

keuntungan (profit margin), margin laba kotor (gross profit margin), perputaran

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

aktiva (operating asset turnover), imbalan hasil dari investasi (return on

investment), rentabilitas modal sendiri (return on equity).

3. Rasio pemilikan, berkaitan langsung atau tidak langsung dengan keuntungan dan

likuiditas. Membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas dan

kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran.

Misalnya keuntungan per lembar saham (earning per share), nilai buku per

lembar saham (book value per share), rasio utang dengan modal sendiri (capital

structure ratio), rasio deviden.

Adapun Weston dan Brigham 1981 dalam ( Jumingan, 2005:122) membuat

kategori yang lebih banyak yaitu sebagai berikut :

a. Rasio likuiditas bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio leverage, bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan

perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Misalnya rasio total utang

dengan total aktiva (total debt to total assets ratio), kelipatan keuntungan

terhadap dalam menutup beban bunga (time interest earned), kemampuan

keuntungan dalam menutup beban tetap (fixed charge coverage).

c. Rasio aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam

mengoperasikan dana. Misalnya inventory turnover, average collection

period, total assets turnover.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

d. Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang

tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.

Misalnya profit margin on sales, return on total assets, return on net worth.

e. Rasio pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan

industri.

f. Rasio evaluasi, bertujuan mengukur performance perusahaan secara

keseluruhan, karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio resiko dan

rasio imbalan hasil.

c. Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Jumingan (2006) manfaat analisis rasio keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai

kinerja dan prestasi perusahaan.

2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan

untuk membuat perencanaan.

3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi

suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk

memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya pinjaman

kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder

organisasi.

2.1.3 Konsep Kebangkrutan

2.1.3.1 Konsep Kebangkrutan dalam Financial Distress

Financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi,

dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah umum untuk

menggambarkan situasi tersebut adalah kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang,

dan default. Insolvency dalam kebangkrutan menunjukkan kekayaan bersih negatif.

Ketidakmampuan melunasi hutang menunjukkan kinerja negatif dan menunjukkan

adanya masalah likuiditas. Default berarti suatu perusahaan melanggar perjanjian dengan

kreditur dan dapat menyebabkan tindakkan hukum.

Menurut Munawir, (2010: 288) :

“kebangkrutan sebagai suatu situasi yang dinyatakan pailit oleh keputusan

pengadilan.

Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam

menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Mertin,et. Al, 1995;376 dalam

Umaris (2005:23) mengatakan bahwa kebangkrutan sebagai kegagalan dapat

didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

1. Kegagalan ekonomi (ecomonic failure)

Berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak

menutup biayanya sendiri. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari

perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan

dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis investasinya lebih

kecil daripada biaya modal perusahaan.

2. Kegagalan keuangan (financial failure)

Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara

dasar arus kas ada dua bentuk:

1) Insolvensi teknis (technical insolvency)

Perusahaan dapat dianggap gagal jika tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat

jatuh tempo walaupun total aktiva melebihi total utang, atau terjadi suatu perusahaan

gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti

rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang ditetapkan atau rasio kekayaan bersih

terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas

tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga atau pembayaran kembali pokok

pada tanggal tertentu.

2) Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan

Kebangkrutan didefiniskan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam

neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil

dari kewajiban. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau

penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Likuiditas atau pembubaran perusahaan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

senantiasa berakibat penutupan perusahaan, tetapi likuiditas tidak selalu berarti

perusahaan bangkrut.

Menurut Munawir (2010:289) penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari

bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari

faktor luar yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau faktor

perekonomian secara makro.

1. Faktor-faktor eksternal perusahaan

a. Faktor eksternal yang bersifat umum

Faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya serta tingkat campur tangan

pemerintah dimana perusahaan tersebut berbeda. Di samping itu penggunaan

teknologi yang salah akan mengakibatkan kerugian dan akhirnya

mengakibatkan bangkrutnya perusahaan.

b. Faktor eksternal yang bersifat khusus

Faktor-faktor luar yang berhubungan langsung dengan perusahaan antara lain

faktor pelanggan (perubahan selera atau kejenuhan konsumen yang tidak

terdeteksi oleh perusahaan mengakibatkan menurunnya penjualan dan akhirnya

merugikan perusahaan), pemasok dan faktor pesaing.

2. Faktor-faktor internal perusahaan :

a. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada debitur/langganan.

b. Manajemen yang tidak efisien.

c.Hasil penjualan yang tidak memadai.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

d. Kesalahan dalam menetapkan harga jual.

e. Pengelolaan utang-piutang yang kurang memadai

f. Struktur biaya (produksi, administrasi, pemasaran dan financial) yang tinggi.

g. Tingkat investasi dalam aset tetap dan persediaan yang melampaui batas

(overinvestment).

h. Kekurangan modal kerja.

i. Ketidakseimbangan dalam struktur permodalan.

j. Aset tidak diasuransikan atau asuransi dengan jumlah pertanggungan yang

tidak cukup untuk menutup kemungkinan rugi yang terjadi.

k. Sistem dan prosedur akuntansi kurang memadai.

2.1.4 Manfaat Informasi Kebangkrutan

Informasi kebangkrutan suatu perusahaan sangat dibutuhkan atau diperlukan

banyak pihak yang tujuan utamanya untuk mengambil keputusan bagi para

manajemennya masing-masing. Oleh sebab itu jika perusahaan sudah mengalami

kebangkrutan dan sudah dinyatakan oleh pengadilan maka perusahaan yang bersangkutan

wajib mengumumkan kebangkrutannya, dengan tujuan agar pihak-pihak yang

berhubungan dengan perusahaan segera mangambil tindakan penyesuaian sehubungan

dengan kebangkrutan.

Adapun informasi kebangkrutan bermanfaat bagi beberapa pihak menurut

Jumingan (2006) sebagai berikut:

1. Pemberi pinjaman (seperti pihak Bank)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa

saja yang akan diberi pinjaman, dan bermanfaat untuk kebijakan memonitor

pinjaman yang ada.

2. Investor

Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya

akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau

tidaknya perusahaan-perusahaan yang menjual surat berharga tersebut.

Investor yang menganut strategi aktif akan mengembangkan model prediksi

kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal mungkin dan

kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut.

3. Pihak Pemerintah

Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai tanggung jawab

untuk mengawasi jalannya usaha tersebut (misal sektor perbankan).

Pemerintah mempunyai badan-badan usaha (BUMN) yang harus diawasi.

Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda

kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan

lebih awal.

4. Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan usaha

karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

5. Manajemen

Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan dengan

kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Suatu penelitian menunjukkan biaya

kebangkrutan bisa mencapai 11-17% dari nilai perusahaan. Contoh biaya

kebangkrutan yang langsung adalah biaya akuntan dan biaya penasihat

hukum. Sedangkan contoh biaya kebangkrutan yang tidak langsung adalah

hilangnya kesempatan penjualan dan keuntungan karena beberapa hal seperti

pembatasan yang mungkin diberlakukan oleh pengadilan. Apabila manajemen

bisa mendeteksi kebangkrutan ini lebih awal, maka tindakan-tindakan

penghematan bisa dilakukan, missal dengan melakukan merger atau

retrukturisasi keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari.

2.1.5 Model Prediksi Keuangan

Dalam literatur akuntansi para akademisi atau peneliti sering melakukan

penelitian dengan tujuan untuk memprediksi suatu keadaan dengan menggunakan data

historis laporan keuangan. Mereka mengamati laporan keuangan beberapa tahun dan

mencoba melihat fenomena khusus yang ada di dalamnya dan dari sana diambil suatu

rumusan dalam bentuk model-model prediksi.

2.1.5.1 Analisis Diskriminan Altman Z-Score

Model Altman Z-score (1983, 1984) merupakan indikator untuk mengukur

potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Dasar pemikiran Edward L Altman

menggunakan analisa diskriminan bermula dari keterbatasan analisa rasio yaitu

metodologinya pada dasarnya bersifat suatu penyimpangan yang artinya setiap rasio diuji

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

secara terpisah. Altman (1983, 1984) menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat

dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang

tidak bangkrut. Lima jenis rasio tersebut yaitu :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi liabilitas jangka pendeknya dengan melihat aset lancar perusahaan

terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban

perusahaan).

b. Rasio Profitabilitas

Rasio ini melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat

penjualan, aset dan modal saham yang tertentu.

c. Rasio Leverage

Rasio Leverage yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut

pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor, meskipun pihak

manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.

d. Rasio Solvabilitas

Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

jangka panjangnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan

dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca.

e. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. Rasio ini melihat pada

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aset- aset pada

tingkat kegiatan tertentu.

Z-score dibuat oleh Profesor Edward L Altman, ia melahirkan suatu metode yang

dapat memprediksi kapan kemungkinan suatu perusahaan akan bangkrut dengan

berdasarkan data-data keuangan perusahaan.

Rumus Altman Z-Score :

ZA = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Menentukan nilai-nilai dari variabel Z-Score, kemudian dihitung dengan rumus :

Rasio X1 = Aset Lancar – Liabilitas Lancar/Total Aset

Rasio X2 = Laba ditahan/Total Aset

Rasio X3 = EBIT/Total Aset

Rasio X4 = Nilai buku Modal Saham/Nilai Buku Utang

Rasio X5 = Penjualan/Total Aset

Titik Cut off

Kriteria Klasifikasi

Jika Z > 2,90 : Tidak mengalami Kebangkrutan

Jika Z diantara 1,2 – 2,90 : Rawan mengalami Kebangkrutan

Jika Z < 1,2 : Mengalami kebangkrutan

Sumber : Munawir (2010:311)

Altman menyatakan bahwa jika perusahaan mempunyai indeks kebangkrutan

dengan nilai Z > 2.90 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

yang mempunyai nilai Z <1.20 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut .

Selanjutnya skor antara 1.20 sampai 2.90 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey

area atau daerah kelabu.

2.1.5.2 Analisis Diskriminan Springate

Model Springate adalah model rasio yang menggunakan multiple discriminate

analysis (MDA). Dalam metode MDA diperlukan lebih dari satu rasio keuangan yang

berkaitan dengan kebangkrutan perusahaan untuk membentuk suatu model yang baik.

Untuk menentukan rasio-rasio mana saja yang dapat mendeteksi kemungkinan

kebangkrutan, Springate menggunakan MDA untuk memilih 4 rasio dari 19 rasio

keuangan yang populer dalam literatur-literatur, yang mampu membedakan secara

terbaik antara sound business yang pailit dan tidak pailit.

Model Springate adalah model kebangkrutan yang dikembangkan pada tahun

1978 oleh Gordon L.V Springate, dengan mengikuti prosedur multiple discriminate

analysis yang dikembangkan Altman (www.bankruptcyation.com). Model kebangkrutan

ini menggunakan 4 dari 19 rasio laporan keuangan yang banyak digunakan untuk

membedakan perusahaan yang bangkrut dan perusahaan yang sehat .

Dengan persamaan sebagai berikut :

S = 1,03 𝑋1 +3,07 𝑋2+0,66 𝑋3 +0,4 𝑋4

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

Keterangan:

𝑋1 = working capital/total asset

𝑋2 = net profit before interest and taxes/total asset

𝑋3 = net profit before taxes/current liabilities

𝑋4 = sales/total asset

2.1.6 Saham

a. Pengertian Saham

Ada banyak surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, yang paling

dikenal di masyarakat adalah saham biasa (common stock). Diantara emiten (perusahaan

yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak

digunakan untuk menarik dana di masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai salah

satu sumber dana baru yang diperoleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal

dengan konsekuensi perusahaan harus memberikan pengembalian terhadap modal

tersebut dalam bentuk dividen dan capital gain.

Menurut Irham Fahmi (2013:81), definisi saham merupakan:

1. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana suatu perusahaan.

2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan

diikuti dengan hak dan kewajibanyang dijelaskan kepada setiap

pemegangnya.

3. Persediaan yang siap untuk dijual.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

Menurut Sunariyah (2003:30) mendefinisikan:

“Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan perseroan terbatas

(PT) atau biasa disebut emiten”.

Berdasarkan definisi di atas, menunjukkan bahwa saham merupakan surat

berharga dalam bentuk kertas yang mencantumkan nilai nominal, nama perusahaan dan

diikuti dengan tanda kepemilikan atas suatu perusahaan oleh seseorang atau badan.

b. Jenis – jenis saham

Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham

(stock). Bila hanya ada satu jenis saham yang diterbitkan, saham ini disebut saham biasa

(common stock). Dalam hal ini, setiap saham biasa memiliki satu jenis saham atau lebih

dengan berbagai keistimewaan. Contohnya adalah keistimewaan untuk memperoleh

dividen lebih dahulu. Saham semacam ini biasanya disebut saham preferen (preferred

stock).

1. Saham Preferen (Preferred stock )

Pengertian saham preferen Menurut Mohamad Samsul (2006:45):

“Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih

dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak Kumulatif

adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang

mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami

keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali.)

Beberapa macam saham preferen menurut Jogiyanto (2003:70) diantaranya:

a. Convertible Preferred Stock

Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham

preferen menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegangnya

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah

di tentukan. Saham preferen semacan ini disebut dengan convertible preferred

stock.

b. Callable Preferred Stock

Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang

untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di

masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih

tinggi dari nilai nominal sahamnya.

c. Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)

Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen

yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill).

Saham preferen tipe baru ini cukup popular sebagai investasi jangka pendek

untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.

2. Saham Biasa (Common stock)

Pengertian saham biasa menurut Mohamad Samsul (2006:45):

“Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba

setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut,

maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Penghitungan

indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham

biasa yang mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang saham (RUPS).”

Kemudian menurut Irham Fahmi (2013:37):

“Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh

perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya)

dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa)

serta berhak untuk menetukan membeli right issue (penjualan saham terbatas)

atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam

bentuk deviden .”

2.1.6 Harga Saham

Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah

perusahaan atau emiten pada waktu tertentu. Harga saham terbentuk dari interaksi

kinerja perusahaan dengan situasi pasar yang terjadi di pasar sekunder. Pasar

sekunder adalah pasar bagi efek yang telah dicantumkan dibursa.

Jogiyanto (2003:88) mengemukakan yang dimaksud dengan nilai pasar

adalah sebagai berikut :

“Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh

permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.”

Nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna

yang berbeda, Menurut Sunariyah (2004:127-128) yaitu:

1. Nilai Nominal (par value)

Adalah harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha. Harga

saham tersebut merupakan harga yang sudah diotorisasi oleh rapat umum pemegang

saham (RUPS). Harga ini tidak berubah-ubah dari yang ditetapkan RUPS.

2. Nilai Buku (book value)

Nilai saham akan bermacam-macam dari waktu perusahaan di dirikan, Nilai saham

tersebut berubah karena adanya kenaikan atau penurunan harga saham dan adanya laba

ditahan. Jumlah laba ditahan, par value saham dan model selain par value adalah nilai

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

buku. Nilai buku untuk setiap lembar saham dihitung dari pembagian jumlah nilai

buku dan jumlah lembar saham.

3. Nilai Dasar (base price)

Nilai suatu saham sangat berkaitan dengan harga pasar saham yang bersangkutan

setelah dilakukan penyesuaian karena corporate action (aksi emiten). Nilai dasar ini

merupakan harga perdana saham tersebut. Nilai dasar ini juga digunakan dalam

perhitungan indeks harga saham sehingga akan terus berubah jika emiten seperti stock

plit, right issue, dan lain-lain.

4. Nilai Pasar (market prices)

Adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila

bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

Untuk mendapatkan jumlah nilai pasar (market value) suatu saham yaitu dengan

mengalikan harga pasar dengan jumlah saham yang dikeluarkan.

2.1.7 Return Saham

Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan

membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi

yang sesuai dengan apa yang telah iinvestasikannya.

“Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan

yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya”.

Hartono(2000:107)

Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya,

tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu

memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham

yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan

capital gain. Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui

pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental

perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih

antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif,

bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Konsep

return atau kembalian adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas

suatu investasi yang dilakukannya. Return saham merupakan income yang diperoleh oleh

pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu.

Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Yogiyanto:2000):

1. Return realisasi (realized return)

Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung

berdasarkan data historis. Return realisasi dapat digunakan sebagai salah satu

pengukuran kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penentu

return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang

2. Return ekspektasi (expected return).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung

berdasarkan data historis. Return ekspektasi merupakan return yang

diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.

Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis

yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan

selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang

bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas

atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu

dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara

menjual saham yang diterimanya, sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih laba

(rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih

tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt)

lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham

mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan

mengalami capital loss.

Rumus perhitungan return saham:

R i= 𝑃𝑡−𝑃𝑡−1

𝑃𝑡−1

Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

2.1.8 Pengaruh Kebangkrutan Terhadap Return Saham

Tinggi rendahnya harga saham yang terbentuk di Bursa Efek (pasar sekunder)

sebab lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual yang melakukan

transaksi. Pertimbangan ini mencakup kondisi kinerja perusahaan (bangkrut atau sehat),

prospek industri, situasi politik, kebijakan pemerintah dan kondisi bursa itu sendiri,

Sunariyah dalam (Septanti, 2000:86).

Menurut Sunariyah dalam (Handoni, 200:83) nilai investasi pada surat berharga

dipengaruhi oleh harapan pemodal atau investor tentang kinerja perusahaan sehat atau

tidak sehat di masa datang. Sebab bagi investor membeli saham berarti membeli prospek

perusahaan. Harga saham akan meningkat jika kinerja perusahaan baik dan tidak

mengalami financial distressed maupun insolvibilitas. Dengan harga saham yang

meningkat tersebut berarti akan meningkatkan return saham yang akan diterima oleh

investor.

Berdasarkan Arbitrage Princing Theory (APT) yang dikemukakan Suad Husnan

dalam Wahyudi (2003) banyak jenis informasi yang mungkin dapat mempengaruhi harga

saham seperti:

a. Berita keberhasilan riset perusahaan

b. Berita keberlanjutan perusahaan bangkrut atau tidak

c. Pengumuman pemerintah tentang pertumbuhan GNP

d. Pengumuman tingkat bunga yang tidak diperkirakan

e. Penjualan yang meningkat lebih dari yang diharapkan.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

Roll dan Ross (1984) dalam (Rini Astuti, 2004:87) melaporkan faktor yang

mempengaruhi tingkat keuntungan harga saham yaitu :

a. Perubahan inflasi yang tidak diantisipasi

b. Perubahan produksi industri yang tidak diantisipasi

c. Perubahan dalam premi resiko

d. Perubahan slope dari kurva penjualan.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

2.2 Penelitian- Penelitian Terdahulu

DAFTAR PENELITIAN EMPIRIS TERDAHULU

N

O

TAHUN NAMA PENELITI JUDUL KETERANGAN

1 2010 HAMBANG

HARGANI

ANALISIS PREDIKSI

KEBANGKRUTAN

DAN PENGARUHNYA

TERHADAP RETURN

SAHAM PADA

PERUSAHAAN

TEXTILE DAN

GARMENT GO PUBLIC

DI BURSA EFEK

INDONESIA

Dalam penelitian ini

menggunakan

diskriminan Altman

dan Foster.

Penelitian ini

mengambil obyek 18

perusahaan listing di

BEI .

Dari penelitian ini

diambil kesimpulan

bahwa prediksi

kebangkrutan dapat

mempengaruhi

return saham akan

tetapi dengan angka

signifikan yang

rendah.

2 2012 JULAISAH ANALISIS PREDIKSI

KINERJA KEUANGAN

MODEL SPRINGATE

DAN PENGARUHNYA

TERHADAP RETURN

Dalam penelitian ini

hanya menggunakan

satu diskriminan

yaitu diskriminan

Springate.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

SAHAM PADA

PERUSAHAAN FOOD

AND BEVERAGES

DI BURSA EFEK

INDONESIA

Mengambil obyek

penelitian di

perusahaan makanan

dan minuman yang

terdaftar di BEI.

Dalam penelitian ini

dapat ditarik

kesimpulan bahwa

tidak terdapat

pengaruh positif

secara signifikan

hasil prediksi kinerja

keuangan model

Springate terhadap

return saham

perusahaan makanan

dan minuman di

Bursa Efek Indonesia

selama tahun 2006-

2010. Hal ini

diketahui dari nilai

signifikan coefficient

t sebesar 0,353 lebih

besar dari 0,05

sehingga hipotesis

yang diajukan ditolak

kebenarannya.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

3 2013 WAHYUDI PENGARUH PREDIKSI

KEBANGKRUTAN

DENGAN

MENGGUNAKAN

METODE ALTMAN Z-

SCORE DAN

SPRINGATE

TERHADAP HARGA

SAHAM”. (Studi Pada

Perusahaan Perbankan

yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia).

Menggunakan alat

diskriminan Altman

dan Springate.

Dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa

harga saham

dipengaruhi oleh

prediksi

kebangkrutan tetapi

terdapat faktor-

faktor lain yang

lebih dominan.

4 2007 EVI WARDHANI ANALISIS TINGKAT

KEBANGKRUTAN

MODEL ALTMAN DAN

FOSTER PADA

PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN di

BURSA EFEK

JAKARTA

Analisis Tingkat

Kebangkrutan

Model Altman dan

Foster di Perusahaan

Pertambangan di

Bursa Efek Jakarta

yang dilakukan oleh

Evi Wardhani

(2007) menunjukkan

80% atau 12

perusahaan kategori

bangkrut pada tahun

2002 dan 2003, serta

60% atau 9

perusahaan kategori

bangkrut pada tahun

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/199/3/BAB II.pdf · dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau

2004. Dalam

penelitian ini belum

dikaji hubungannya

dengan return

saham.