Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Sosial Sebagai Saluran Komunikasi Politik
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, sarana komunikas
massa yang paling banyak digunakan oleh khalayak adalah media sosial. Media
sosial adalah situs yang mampu menghubungkan seseorang dengan orang lain,
berbagi informasi maupun berkomunikasi dengan pihak lain melalui dunia maya.
Mayoritas rakyat Indonesia, tidak hanya ada di kawasan perkotaan, termasuk pula
di daerah pedesaan, saat ini telah memiliki media sosial. Diantara media sosial
yang paling ramai digunakan seperti facebook, twitter, path, youtube, instagram,
kaskus, LINE, my space, whatsapp, dan blackberry messenger. Terdapat pula
media sosial dalam bentuk blog dan media online, baik yang sifatnya adalah milik
pribadi maupun yang dikelola sebuah perusahaan pers.
Komunikasi politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang terjadi
pada saat keenam fungsi dijalankan yakni sosialisasi, rekrutmen politik,
perumusan kepentingan, penggabungan kepentingan, pembuatan aturan,
penerapan aturan dan pemutusan aturan (Heryanto, 2010). Menurut Heryanto
(2010) Komunikasi politik memiliki fungsi yang sangat penting dalam hal-hal
sebagai berikut:
1. Menjadi cara atau teknik penyerahan tuntutan dan dukungan sebagai
input dalam sistem politik. Misalnya dalam rangka artikulasi
kepentingan.
2. Digunakan sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat, baik
dalam rangka mobilisasi sosial untuk implementasi hubungan,
memperoleh dukungan, kepatuhan dan integrasi politik.
3. Menjalankan fungsi sosialisasi politik kepada warga Negara.
4. Memberi ancaman untuk memperoleh kepatuhan sebelum alat paksa
digunakan, sekaligus hal ini juga memberikan batasan-batasan
mengenai hal-hal yang dilarang.
7
5. Mengkoordinasikan tata nilai politik yang diinginkan, sehingga
mencapai tingkat homogenitas yang relatif tinggi dan homogenitas
menentukan stabilitas politik.
6. Sebagai kekuatan kontrol sosial guna memelihara idealisasi sosial dan
keseimbangan politik.
Media sosial dapat dikategorikan sebagai media massa, karena sifatnya
yang terbuka untuk semua khalayak yang berhasil mengaksesnya tanpa batasan,
termasuk batas geografis bahkan batasan ideologis. Media sosial memiliki
kemampuan memasuki wilayah pribadi khalayak. Penggunaan media sosial juga
tidak mengenal ruang. Seseorang dapat memperoleh informasi tentang berbagai
hal dan dari berbagai pihak. Demikian pula, seseorang dapat membagikan
informasi kepada pihak lain secara cepat dengan menggunakan media sosial,
termasuk untuk memanfaatkan media sosial dalam kegiatan politik atau kampanye
politik.
Kampanye politik merupakan bentuk komunikasi politik yang dilakukan
untuk merayu, membujuk, membentuk, dan membina hubungan politik yang
dilakukan oleh seseorang atau organisasi politik dalam waktu tertentu. Tujuan
utama dalam setiap kampanye politik adalah untuk memikat hati khalayak ramai
untuk mengikuti pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator politik. Dalam
kampanye pemilihan presiden, perkara yang diinginkan oleh komunikator politik
adalah untuk mengajak khalayak memilih calon presiden yang diinginkan.
Di antara model kampanye politik yang selama ini sering dilakukan adalah
melalui komunikasi massa dengan menggelar pertemuan akbar atau berkampanye
lewat media massa. Kampanye politik juga sudah bisa dilaksanakan melalui media
sosial yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia antara lain adalah
facebook, twitter, youtube, instagram, whatsapp, blackberry messenger, dan blog.
Seorang kandidat presiden atau kepala daerah bisa menggunakan media sosial
tersebut untuk mengajak khalayak memilihnya, yaitu dengan cara memberikan
informasi yang dapat menarik minat mereka.
8
Pesan-pesan politik yang disampaikan seorang kandidat melalui media
sosial dapat memberikan pengaruh kepada khalayak. Tingkat pengaruh kepada
setiap individu adalah berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Pengaruh
pesan-pesan politik tersebut boleh jadi menimbulkan sikap yang politik positif
atau negatif khalayak. Sikap positif adalah dengan mengikuti apa yang diinginkan
oleh komunikator politik. Sedangkan sikap negatif adalah mengabaikan keinginan
para kandidat. Tidak hanya itu, khalayak juga dapat memberikan sikap yang
berlawanan terhadap apa yang disampaikan oleh seorang komunikator politik.
Dengan demikian, pengaruh pesan-pesan politik melalui media sosial
kepada khalayak adalah ditentukan oleh sejauh mana seorang kandidat atau
komunikator politiknya dapat mengemas proses penyampaian pesan dengan baik
dan efektif. Apabila proses penyampaian pesan tersebut tidak sesuai dengan
harapan khalayak, maka hasilnya mungkin saja tidak sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
Menurut Siaigan (2015) Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan media sosial sebagai saluran komunikasi politik sehingga memiliki
pengaruh yang efektif kepada khalayak antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang khalayak.
Pesan-pesan politik tidak serta merta dapat memberikan pengaruh positif
kepada khalayak. Oleh karena itu, para kandidat perlu mendapatkan informasi
yang akurat tentang latar belakang masyarakat, termasuk dari aspek ideologi,
sosial-budaya, kehidupan ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya.
2. Proses penyampaian pesan yang sesuai dengan kebutuhan khalayak.
Isi pesan sangat mempengaruhi khalayak dalam menentukan sikap politik.
Dalam mengemas pesan-pesan politik, semestinya diarahkan untuk memberikan
pendidikan politik yang elegan dan mencerdaskan. Sebab dalam konteks tertentu,
pesan-pesan politik yang sifatnya penuh dengan pesan-pesan politik bisa jadi
memberikan kesan negatif kepada khalayak.
9
3. Komunikator politik yang handal.
Dalam menggunakan media sosial sebagai saluran komunikasinya, maka
seorang komunikator politik mestilah yang memiliki bakat dan pengetahuan yang
baik tentang media sosial. Peranan komunikator politik sangat penting sebagai
penyalur informasi yang diperlukan khalayak.
2.2 New Media
Internet dianggap sebagai awal dimulainya era new media diungkapkan
oleh Owen (2008:1),” The new media environment and the rise of the Internet
have had important implications for presidential communication. As the first chief
executives of the new media era, President Bill Clinton and George Bush have
established an online presence through the White house Website, www.
whitehouse.gov. New media yang dimaksud adalah situs resmi Gedung Putih yang
dapat terwujud karena hadirnya Internet.
Bidang politik merupakan bidang yang butuh publisitas sehingga Internet
merupakan media yang banyak digunakan dalam hal promosi dari seorang tokoh
politik ataupun partai politik. Media Internet pada umumnya digunakan untuk
publisitas politik secara paralel dengan media tradisional atau konvensional.
Tokoh politik atau partai politik akan memanfaatkan semua media yang dianggap
potensial dalam meningkatkan popularitas tokoh ataupun partai politik tersebut.
Penggunaan media oleh tokoh politik dan partai politik dikenal dengan
istilah Komunikasi Politik. Komunikasi politik berhubungan dengan penggunaan
media oleh pemerintah dan partai politik untuk mendapat dukungan pada saat atau
sesudah pemilihan umum. Internet dimanfaatkan utamanya untuk menunjukkan
bahwa tokoh ataupun partai politik tersebut ”melek Internet” dimana mereka
berusaha menjaring pendukung, teman atau masa yang berasal dari kalangan
masyarakat yang sering menggunakan Internet.
10
New media Internet yang paling sering digunakan oleh tokoh politik baik
di Indonesia maupun di luar negeri adalah situs jejaring sosial. Menurut
Situmorang (2012) Situs yang paling populer adalah Facebook dan Twitter, selain
itu juga ada MySpace yang populer di Amerika Serikat, Friendster yang sudah
kurang populer dan Linkedin. Pada masa kampanye Pilpres Indonesia tahun 2009
salah satu calon Wapres Prabowo Subianto memanfaatkan Facebook untuk
menggalang dukungan bagi dirinya. Prabowo mendapat banyak ”friends” atau
pendukung sehingga sempat memunculkan masalah karena akun Facebook
Prabowo menjadi melebihi kapasitas sehingga mendapat email notifikasi dari
(komputer) pengelola Facebook.
2.3 Media Sosial
Media sosial pada dasarnya dapat menyajikan informasi yang disuguhkan
media konvensional. Di media sosial, masyarakat juga bisa mendapatkan berbagai
macam informasi. Bahkan, media sosial dapat memberikan kemudahan
berinteraksi antar anggota yang belum bisa dilakukan media konvensional.Aneka
referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet
tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Selain menghemat waktu dan tenaga
dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih
uptodate demikian pula dengan materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet
cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku
konvensional (Febrian, 2008: 37).
Kesamaan karakteristik yang dimiliki oleh media sosial dan media
konvensional adalah kemampuan menjangkau audiens yang kecil atau besar.
Namun media sosial pun memiliki beberapa perbedaan dari berbagai aspek
dengan media konvensional pada umumnya,
1. Keterjangkauan: Media sosial yang merupakan bagian dari internet,
memberikan skala keterjangkauan tidak terbatas. Tingkat keterjangkauan
media sosial sangat luas, mampu menembus batas ruang dan waktu. Bisa di
akses kapan saja dan di mana saja.
11
2. Aksesibilitas: Media mainstream biasanya dimiliki dan diakses oleh
masyarakat terbatas, sedangkan media sosial dapat ditembus oleh masyarakat
umum, baik yang bermodal maupun tidak.
3. Penggunaan: Untuk membuat dan mengelola media biasanya diperlukan
keahlian khusus sehingga perlu pendidikan secara spesifik. Namun, media
sosial tidak demikian, siapa pun yang punya keinginan untuk membuat dan
mengelolanya, pasti bisa sebab dari sisi teknis mudah serta dari sisi biaya
murah sehingga memungkinkan setiap orang dapat menggunakannya.
4. Respons: Respons dalam proses interaksi antara publik dan media
konvensional bersifat tertunda (delayed feedback). Namun dalam media
sosial, respons bersifat langsung pada saat itu juga, tanpa jeda waktu yang
relatif lama. Untuk menjembatani hal ini, media konvensional pada umumnya
juga menggunakan beberapa fasilitas media sosial dalam berkomunikasi
dengan pembaca atau penontonnya.
5. Konten: Informasi atau konten dalam media sosial dapat diubah kapan saja
pengelolanya mau, bahkan orang yang berkomentar pun dapat ikut
mengubahnya. Sebaliknya, informasi atau konten dalam media konvensional
permanen, tidak dapat diubah sama sekali (Tabroni, 2012:163-164).
Setiap saat media sosial terus berkembang dan melakukan perubahan untuk
dapat menarik perhatian masyarakat. Inovasi-inovasi yang dilakukan tidak jarang
menjadi suatu trend baru di kalangan para pengguna media sosial. Berikut ini
contoh tujuh jenis media sosial yang ada di dunia maya:
1. Jejaring sosial, yaitu situs yang memberi fasilitas kepada penggunanya
untuk membuat halaman web pribadi dan kemudian terhubung dengan
teman-temannya untuk berbagi konten dan komunikasi. Contohnya:
Mysspace, Facebook, Linkendln, dan Bebo.
2. Blog, yaitu bentuk terbaik dari media sosial, berupa jurnal online atau
media online dengan pemuatan tulisan (postingan) terbalik, tulisan
terbaru ada di halaman terdepan.
3. Wiki, yaitu website yang memperbolehkan siapa saja untuk mengisi
atau mengedit informasi di dalamnya, berlaku sebagai sebuah
12
dokumen atau database komunal. Yang saat ini banyak digemari
menjadi salah satu rujukan adalah Wikipedia.
4. Podcast, yaitu berupa file-file audio dan video yang tersedia atau
dapat diakses dengan cara berlangganan (subscribe), melalui Apple
iTunes.
5. Microblogging, yaitu situs jejaring sosial yang dikombinasikan
dengan blog, yang memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk
meng-update secara online melalui sms, pesan instan, email, atau
aplikasi. Contohnya, Twitter.
Di sinilah kekuatan revolusi teknologi informasi ini berada. Dengan media
sosial, orang dapat menemukan informasi, inspirasi, pendirian orang-orang,
komunitas dan interaksinya lebih cepat dari yang pernah ada. Ideide baru,
pelayanan, model bisnis, dan teknologi muncul serta berkembang pada kecepatan
yang melampui media konvensional (Tabroni, 2012:164-165). Antony Mayfield
dalam bukunya what is social media mendefinisikan media sosial sebagai satu
kelompok jenis baru dari media, yang mencakup karakter-karakter berikut ini:
1. Partisipasi: Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik
(feedback) dari setiap orang yang tertarik. Tidak ada yang dapat
membatasi seseorang untuk menjadi bagian darir media sosial. Setiap
orang dapat melakukannya secara bersama-sama berdasarkan
kesadaran sendiri.
2. Keterbukaan: Setiap kata yang telah dipublikasikan di media sosial
berpeluang untuk ditanggapi oleh orang lain karena pada dasarnya
media sosial bersifat terbuka untuk siapa saja. Hampir tidak ada
penghalang untuk mengakses dan membuat isi. Karenanya setiap
pengunjung akan cenderung tidak suka jika dalam media sosial ada
semacam password yang dapat menghambat proses interaksi.
3. Percakapan: Perbedaan yang mendasar antara media konvensional
dengan media sosial adalah media konvensional bersifat
menginformasikan (satu arah), sedangkan media sosial lebih pada
percakapan dua arah atau lebih.
13
4. Komunitas: Media sosial seringkali dimanfaatkan oleh komunitas
masyarakat baik terkait dengan pekerjaan, etnis, pendidikan, profesi
maupun minat yang sama. Media sosial memberi peluang komunitas
terbentuk dengan cepat dan berkomurnikasi secara efektif.
5. Saling terhubung: Sifat dari media sosial itu berjejaring. Antara satu
dengan yang lainnya akan saling terhubung. Keberhasilan media sosial
terletak pada link-link yang menghubungkan media sosial dengan
situs-situs, antarmedia sosial, juga orang per orang (Tabroni, 2012:
162-163).
2.4 Media Massa Online
Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya
menggunakan perangkat internet. Karena itu, media online tergolong media massa
yang popular dan bersifat khas (Suryawati, 2011:46).
Suryawati (2011) menjelaskan, media online bisa menjadi penyedia media
informasi surat kabar, program film, televisi, buku baru, serta lagu-lagu, mulai
dari yang bernuansa klasik sampai lagu kontemporer. Kelebihan lain dari media
online adalah menggunakan dengan aktif media antar pribadi dengan pengiriman
pesan dalam bentuk email.
Media online melalui internet adalah salah satu bentuk new media. New
media secara eksklusif merujuk pada teknologi komputer yang menekankan
bentuk dan konteks budaya yang mana tekhnologi digunakan seperti dalam seni,
film, perdagangan, sains dan internet. Sementara media online merupakan
kecenderungan kepada kebebasan teknologi itu sendiri sebagai karakteristik
sebuah medium atau berhubungan dengan tekhnologi digital.
Media yang digunakan untuk diteliti yakni instagram. Berikut sejarah dan
perkembangan instagram yakni perusahaan Burbn, Inc. berdiri pada tahun 2010,
perusahaan teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi
untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang
terlalu banyak di dalam HTML 5 peranti bergerak, namun kedua CEO, Kevin
Systromdan Mike Krieger memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja.
Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus,
14
pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di
dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah
final, aplikasi yang sudah dapat digunakan iPhone yang isinya terlalu banyak
dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi
fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya
memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai
sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram (Indriani, 2017).
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial seperti facebook, tumblr, twitter, dan flickr serta
termasuk milik Instagram sendiri. Instagram berasal kata "insta" berasal dari kata
"instan", seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan
"foto instan". Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti
polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata
"telegram" yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain
dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto
dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram
merupakan kombinasi dari kata instan dan telegram. Instagram dapat digunakan di
iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 7.0 atau
yang terbaru, telepon genggam Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2
(Froyo) ke atas, dan Windows Phone 8. Aplikasi ini dapat diunggah melalui
Apple App Store dan Google Play. (Indriani, 2017).
2.5 Personal Branding
Menurut Montoya dalam Haroen (2014), personal branding adalah sebuah
seni dalam menarik dan memelihara lebih banyak klien dengan cara membentuk
persepsi publik secara aktif. Personal branding merupakan cara orang lain
memandang anda, menjadi pribadi yang punya identitas positif, kemampuan dan
nilai-nilai individu serta bagaimana semua itu menimbulkan persepsi positif dari
masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan menjadi alat pemasaran.
15
Personal branding adalah adalah identitas pribadi yang dimiliki oleh
seseorang yang bisa menciptakan sebuah respon emosional terhadap orang lain.
Personal branding adalah gambaran kemampuan, kepribadian, keunggulan dan
reputasi seseorang sehingga bisa memperlihatkan keunggulan dan keistimewaan
seseorang dalam bidang tertentu yang dikuasai (Haroen, 2014:13).
Dapat disimpulkan juga pengertian personal branding adalah sebuah
pandangan citra diri yang dapat dibentuk serta diarahkan oleh individu itu sendiri
dan akan dinilai oleh orang lain dimana semua yang terbentuk mempunyai tujuan
tersendiri dalam membentuk citra diri individu tersebut.
Dalam membangun personal branding tentunya diperlukan elemen-
elemen utama, dimana elemen-elemen tersebut harus saling terintegrasi dan
dibangun bersamaan. Personal Branding dapat dibagi menjadi tiga elemen
utama,yakni (Montoya & Vandehey, 2008):
1. You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri. Seseorang dapat
membentuk sebuah personal branding melalui sebuah polesan dan
metode komunikasi yang disusun dengan baik. Dirancang untuk
menyampaikan dua hal penting kepada target market, yaitu:
- Siapakah seseorang tersebut sebagai suatu pribadi?
- Spesialisasi apa yang seseorang itu lakukan?
Personal Brand adalah sebuah gambaran mengenai apa yang
masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan
nilai-nilai, kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat seseorang
berbeda dengan yang lainnya.
2. Promise. Personal Brand adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab
untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari
personal brand itu sendiri.
3. Relationship. Sebuah personal branding yang baik akan mampu
menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien, semakin banyak
atributatribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya
tingkat kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat
relasi yang ada pada personal branding tersebut.
16
Montoya dalam Haroen (2014) menjelaskan, ada delapan konsep utama
personal branding, yaitu:
1. Spesialisasi
Ciri khas dari sebuah Personal Brand yang hebat adalah ketepatan pada
sebuah spesialisasi, terkonsentrasi hanya pada sebuah kekuatan, keahlian
atau pencapaian tertentu.
2. Kepemimpinan
Masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang dapat memutuskan
sesuatu dalam suasana penuh ketidakpastian dan memberikan suatu arahan
yang jelas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah Personal Brand
yang dilengkapi dengan kekuasaan dan kredibilitas sehingga mampu
memposisikan seseorang sebagai pemimpin yang terbentuk dari
kesempurnaan seseorang.
3. Kepribadian
Sebuah Personal Brand yang hebat harus didasarkan pada sosok
kepribadian yang apa adanya, dan hadir dengan segala
ketidaksempurnaannya. Seseorang harus memiliki kepribadian yang baik,
namun tidak harus menjadi sempurna.
4. Perbedaan
Sebuah Personal Brand yang efektif perlu ditampilkan dengan cara yang
berbeda dengan yang lainnya. Banyak ahli pemasaran membangun suatu
merek dengan konsep yang sama dengan kebanyakan merek yang ada di
pasar, dengan tujuan untuk menghindari konflik. Namun hal ini justru
merupakan suatu kesalahan karena merek-merek mereka akan tetap tidak
dikenal diantara sekian banyak merek yang ada di pasar.
5. Visibility
Untuk menjadi sukses, Personal Brand harus dapat dilihat secara konsisten
terus-menerus, sampai Personal Brand seseorang dikenal. Maka visibility
lebih penting dari kemampuan (ability)-nya. Untuk menjadi visible,
seseorang perlu mempromosikan dirinya, memasarkan dirinya,
17
menggunakan setiap kesempatan yang ditemui dan memiliki beberapa
keberuntungan.
6. Kesatuan
Kehidupan pribadi seseorang dibalik Personal Brand harus sejalan dengan
etika moral dan sikap yang telah ditentukan dari merek tersebut.
Kehidupan pribadi selayaknya menjadi cermin dari sebuah citra yang ingin
ditanamkan dalam Personal Brand.
7. Keteguhan
Setiap Personal Brand membutuhkan waktu untuk tumbuh, dan selama
proses tersebut berjalan, adalah penting untuk selalu memperhatikan setiap
tahapan dan trend. Dapat pula dimodifikasikan dengan iklan atau public
relation. Seseorang harus tetap teguh pada Personal Brand awal yang telah
dibentuk, tanpa pernah ragu-ragu dan berniat merubahnya.
8. Nama baik
Sebuah Personal Brand akan memberikan hasil yang lebih baik dan
bertahan lebih lama, jika seseorang dibelakngnya dipersepsikan dengan
cara yang positif. Seseorang tersebut harus diasosiasikan dengan sebuah
nilai atau ide yang diakui secara umum positif dan bermanfaat.
Dalam proses personal branding pasti akan terdapat kesalahan-kesalahan
yang dapat menghambat tercapainya dari tujuan personal branding tersebut.
Menurut Haroen (2014) ada Tujuh kesalahan umum dalam personal branding,
yakni:
1. Memahami hanya sebatas mengiklankan diri.
2. Korelasi yang lemah antara janji dan bukti, antara iklan dan kinerja.
3. Hanya numpang tenar pada tokoh partai, tidak menunjukkan serta
membuktikan jati diri dan karakter personal.
4. Strategi, tujuan, dan target yang tidak jelas sehingga progresnya sulit
diukur, termasuk dalam memilih media yang tepat dan isu yang
diangkat.
18
5. Miskin kreativitas dalam menciptakan konten yang bisa menarik minat
masyarakat.
6. Tidak mau terjun langsung ke masyarakat yang menjadi target hanya
bersembunyi dibalik iklan dan layar.
7. Tidak menampilkan karakteristik dan kualitas yang unik dan berbobot.
2.6 Konsep Pesan
Pesan adalah perintah. Nasehat, permintaan, amanat yang disampaikan
lewat orang lain. Effendy (2000) menjelaskan pesan adalah seperangkat lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
Pesan yakni apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili
perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi (Mulyana, 2005). Pesan
mempunyai tiga komponenyakni ; makna, simbol yang digunakan untuk
menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting
adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan obyek (benda), gagasan,
dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan
sebagainya). Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui
tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala,
senyuman, tatap muka, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung,
tarian, film dan sebagainya.
Menurut Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan
oleh komunikator. pesan ini mempunyai arti pesan (tema) yang sebenarnya
menjadi pengaruh didalam usaha mencoba mengubah sikap dan perilaku
komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti
pesan dari komunikan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
Widjaja (2000) menjelaskan penyampaian pesan dapat melalui lisan, tatap muka,
langsung atau menggunakan media/ saluran.
Pesan merupakan unsur komunikasi yang perlu dibahas dalam penelitian
ini.Dimana dalam penyampaian pesan merupakan salah satu indikator bagi
keberhasilan komunikasi itu sendiri. Adapun bentuk-bentuk pesan itu sendiri
diantaranya bersifat:
19
a. Informatif
Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian dapat mengambil
kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil dari
pada pesan persuasif.
b. Persuasif
Berisi bujukan, rayuan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran
manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap tetapi
perubahan ini atas kehendaksendiri.
c. Koersif
Yaitu memaksa dengan menggunakan saksi, bentuk yang terkenal dari
penyampaian pesan koersif adalah agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan
yang menimbulkan penekanan batin dan ketakutan diantara sesama kalangan
publik.Koersif dapat berbentuk perintah, intruksi dan sebagainya.