31
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udara Polusi atau pencemaran udara adalah dimasukkannya komponen lain kedalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun proses alam sehingga kualitas udara turun sampai kelingkungan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi udara normal disebut sebagai polutan (Chandra, 2006: 75-76). Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang dipersyaratkan. Persyaratan kualitas udara meliputi kualitas udara emisi dan ambien. Dalam mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas udara tersebut (Akuba, 2008:71). Polusi udara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting. Dampak buruk polusi udara pada kesehatan mulai banyak dibicarakan setelah timbulnya beberapa kejadian di Belgia tahun 1930, di Pensylvania tahun 1948 dan di London pada tahun 1952. Pada kejadian - kejadian tersebut, timbul stagnansi udara yang mengakibatkan peningkatan jumlah bahan polutan di udara, khususnya sulfur dioksida dan partikel lainnya dengan peningkatan angka kematian secara tajam (Aditama dalam Khumaidah, 2009). Pencemaran udara pada prinsipnya dapat terjadi dimana saja termasuk areal pertukangan kayu. Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan asing di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Udara

Polusi atau pencemaran udara adalah dimasukkannya komponen lain kedalam

udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun

proses alam sehingga kualitas udara turun sampai kelingkungan tertentu yang

menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari

komposisi udara normal disebut sebagai polutan (Chandra, 2006: 75-76).

Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai

yang dipersyaratkan. Persyaratan kualitas udara meliputi kualitas udara emisi dan

ambien. Dalam mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu dilakukan

upaya-upaya pengendalian pencemaran udara adalah pengukuran dan pemantauan

terhadap kualitas udara tersebut (Akuba, 2008:71).

Polusi udara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting. Dampak

buruk polusi udara pada kesehatan mulai banyak dibicarakan setelah timbulnya

beberapa kejadian di Belgia tahun 1930, di Pensylvania tahun 1948 dan di London

pada tahun 1952. Pada kejadian - kejadian tersebut, timbul stagnansi udara yang

mengakibatkan peningkatan jumlah bahan polutan di udara, khususnya sulfur

dioksida dan partikel lainnya dengan peningkatan angka kematian secara tajam

(Aditama dalam Khumaidah, 2009).

Pencemaran udara pada prinsipnya dapat terjadi dimana saja termasuk areal

pertukangan kayu. Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan asing di dalam

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

10

udara yang menyebabkan perubahan susunan udara dari keadaan normal.

Penyebab pencemaran udara beragam baik secara alamiah maupun pencemaran

karena ulah manusia. Pencemaran udara pada areal pertukangan kayu dapat

bersumber secara alamiah, seperti debu yang berterbangan akibat tiupan angin,

dan dari aktivitas mesin-mesin yang mengeluarkan angin dan menyebabkan debu

berterbangan, baik dalam maupun luar ruangan. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan di areal pertukangan kayu yang berpotensi terhadap pencemaran udara

adalah melalui proses pemotongan, pengetaman dan penghalusan atau

pengamplasan (Wenang, 2006:70).

Ada beberapa jenis bahan pencemar udara yang sering ditemukan yakni:

2.1.1 Nitrogen Oksida (NOx)

Nitrogen oksida adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer, terdiri dari

gas nitrit oksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). NO merupakan gas yang

tidak berwarna yang dapat menyerap sinar ultra violet dan tidak berbau,

Sebaliknya NO2 mempunyai warna coklat kemerahan dan berbau tajam

(Kristanto, 2004:106).

Nitrogen oksida memainkan peran penting dalam perubahan iklim di bumi.

Nitrogen oksida merupakan gas yang toksik bagi manusia dan umumnya

mengganggu sistem pernapasan (Mulia, 2005:18).

2.1.2 Sulfur Oksida (SOx)

Belerang oksida atau yang sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas sulfur

Dioksida (SO2) dan gas sulfur Trioksida (SO3) yang keduanya mempunyai sifat

yang berbeda, sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

11

terbakar di udara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak

reaktif (Mulia, 2005:18).

2.1.3 Karbon Monokksida (CO)

Karbon monoksida adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau, dan

tidak berasa diproduksi oleh proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-

bahan yang mengandung karbon (Mulia, 2005:17).

2.1.4 Partikulat/Debu

Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan

bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau

sempit sebagai bahan pencemar yang berbentuk padatan (Mulia, 2005:21).

Partikulat debu melayang merupakan campuran yang sangat rumit dari

berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter

yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron.

Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama

dalam keadaan melayang-layang diudara dan masuk kedalam tubuh manusia.

dalam saluran pernapasan (Kristanto, 2004:112).

2.2 Debu

Debu adalah partikel-partikel zat yang disebabkan oleh pengolahan,

penghancuran, pelembutan, pengepakan dan lain-lain dari bahan-bahan organik

maupun anorganik, misalnya batu, kayu, bijih logam, arang batu, butir-butir zat

padat dan sebagainya (Suma’mur dalam Mayasari, 2010). Debu umumnya berasal

dari gabungan secara mekanik dan meterial yang berukuran kasar yang melayang-

layang di udara yang bersifat toksik bagi manusia.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

12

Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh aktivitas manusia dan

alam. Debu yang dihasilkan oleh aktivitas manusia sebagai proses pemecahan

suatu bahan seperti grinding (penggerendaan), blasting (penghancuran), drilling

(pengeboran) dan puverizing (peledakan) (Wenang, 2006:69).

Ukuran debu 1 mikron sampai dengan 500 mikron. Dalam kasus pencemaran

udara baik dalam maupun di ruang gedung, debu dijadikan salah satu indikator

pencemaran yang digunakan untuk menunjukan tingkat bahaya baik terhadap

lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (Prayudi, 2001:69).

2.2.1 Sifat Dan Karakteristik Debu

Menurut Departemen Kesehatan RI yang dikutip oleh Sitepu dalam Mayasari

(2010), partikel-partikel debu di udara mempunyai sifat:

1. Sifat Pengendapan

Adalah sifat debu yang cendrung selalu mengendap proporsi partikel yang

lebih daripada yang ada di udara.

2. Sifat Permukaan Basah

Permukaan debu akan cendrung selalu basah, dilapisi oleh lapisan air yang

sangat tipis. Sifat ini penting dalam pengendalian debu di dalam tempat kerja.

3. Sifat Penggumpalan

Oleh karena permukaan debu yang selalu basah maka dapat menempel antara

debu satu dengan yang lainnya sehingga menjadi menggumpal Turbuelensi udara

membantu meningkatkan pembentukkan gumpalan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

13

4. Sifat Listrik Statis

Sifat listrik statis yang dimiliki partikel debu dapat menarik partikel lain

yang berlawanan sehingga mempercepat terjadinya proses penggumpalannya.

5. Sifat Optis

Partikel debu yang basah/lembab dapat memancarkan sinar sehingga dapat

terlihat di dalam kamar yang gelap.

Partikel debu yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari

proses-proses mekanis seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan , dan

pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikel yang

berdiameter antara 1-10 mikron biasanya termasuk tanah dan produk-produk

pembakaran dari industri lokal. Partikel yang mempunyai diameter 0,1-1 mikron

terutama merupakan produk pembakaran dan aerosol fotokimia (Fardiaz dalam

Simatupang, 2012).

2.2.2 Jenis – jenis Debu

Jenis debu terkait dengan daya larut dan sifat kimianya. Adanya perbedaan

daya larut dan sifat kimiawi ini, maka kemampuan mengendapnya di paru juga

akan berbeda pula. Demikian juga tingkat kerusakan yang ditimbulkannya juga

akan berbeda-beda pula. Faridawati dalam Mayasari (2010) mengelompokkan

partikel debu menjadi dua yaitu debu organik dan anorganik.

a) Jenis debu organik:

1. Alamiah:

a. Fosil:Batu bara, Karbon hitam, arang

b. Tumbuhan: padi, alang-alang, debu kayu

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

14

2. Sintetik:

a. Plastik

b. Reagen: pelarut organik

b) Jenis-jenis Debu Anorganik:

1. Silika Bebas, debu silika bebas dapat berupa:

a. Crystaline: Quarz, Trymite Cristobalite

b. Amorphous: Silika, gel

2. Silika

a. Fibosis; asbestosis. Silinamite, Talk

b. Lain-lain: mika, kaolin, debu semen.

3. Metal

a. Inert: besi, berilium, titanium

b. Bersifat keganasan: Arsen, kobalt

2.2.3 Sumber-sumber debu

Debu yang terdapat di dalam udara terbagi dua, yaitu deposite particulate

matter adalah partikel debu yang hanya berada sementara di udara, partikel ini

segera mengendap karena ada daya tarik bumi. Suspended particulate matter

adalah debu yang tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap (Yunus

dalam Khumaidah 2009). Sumber-sumber debu dapat berasal dari udara, tanah,

aktivitas mesin maupun akibat aktivitas manusia yang tertiup angin.

Debu seperti debu kayu, debu asbes dan debu silika merupakan debu yang

dihasilkan dari proses pengolahan yang berbahan baku kayu, asbes dan juga silika

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

15

yang biasanya terdapat di industri - industri mebel, perbaikan kapal yang

menggunakan asbes dan juga silika (Suma’mur,1996:136).

2.2.4 Nilai Ambang Batas (NAB) Debu

Nilai Ambang Batas adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai

pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa

mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari

untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Kegunaan NAB

ini sebagai rekomendasi pada praktek higene perusahaan dalam melakukan

penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya

terhadap kesehatan (SE.01/Men/1997).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No.41 Tahun

1999 tentang pengendalian pencemaran udara dimana nilai baku mtu yang

disyaratkan untuk kadar debu di lingkungan kerja yaitu 230 µg/Nm3. Nilai baku

mutu menunjukkan kadar dimana manusia dapat bereaksi fisiologis terhadap

suatu zat.

2.2.5 Pengukuran Kadar Debu di Udara

Pengukuran kadar debu di udara bertujuan untuk mengetahui apakah kadar

debu pada suatu lingkungan kerja berbeda konsentrasinya sesuai dengan kondisi

lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi pekerja. Dengan kata lain, apakah

kadar debu tersebut berada di bawah atau di atas nilai ambang batas (NAB) debu

udara. Hal ini penting dilaksanakan mengingat bahwa hasil pengukuran ini dapat

dijadikan pedoman pihak pengusaha maupun instansi terkait lainnya dalam

membuat kebijakan yang tepat untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

16

bagi pekerja, sekaligus menekan angka prevalensi penyakit akibat kerja

(Mayasari, 2010).

Pengambilan/pengukuran kadar debu di udara biasanya dilakukan dengan

metode gravimetric, yaitu dengan cara menghisap dan melewatkan udara dalam

volume tertentu melalui saringan serat gelas/kertas saring. Alat-alat yang biasa

digunakan untuk pengambilan sampel debu total (TSP) di udara seperti:

1. High Volume Air Sampler

Alat ini menghisap udara ambien dengan pompa berkecepatan 1,1 - 1,7

m³/menit, partikel debu berdiameter 0,1-10 mikron akan masuk bersama aliran

udara melewati saringan dan terkumpul pada permukaan serat gelas. Alat ini

dapat digunakan untuk pengambilan contoh udara selama 24 jam, dan bila

kandungan partikel debu sangat tinggi maka waktu pengukuran dapat dikurangi

menjadi 6 - 8 jam.

2. Low Volume Air Sampler

Alat ini dapat menangkap debu dengan ukuran sesuai yang kita inginkan

dengan cara mengatur flow rate 20 liter/menit dapat menangkap partikel

berukuran 10 mikron. Dengan mengetahui berat kertas saring sebelum dan

sesudah pengukuran maka kadar debu dapat dihitung.

3. Low Volume Dust Sampler

Alat ini mempunyai prinsip kerja dan metode yang sama dengan alat low

volume air sampler.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

17

4. Personal Dust Sampler (LVDS)

Alat ini biasa digunakan untuk menentukan Respiral Dust (RD) di udara atau

debu yang dapat lolos melalui filter bulu hidung manusia selama bernafas. Untuk

flow rate 2 liter/menit dapat menangkap debu yang berukuran < 10 mikron. Alat

ini biasanya dugunakan pada lingkungan kerja dan dipasang pada pinggang

pekerja karena ukurannya yang sangat kecil.

2.3 Debu Kayu

Debu kayu adalah partikel-partikel zat padat (kayu) yang dihasilkan oleh

kekuatan-kekuatan alami atau mekanik seperti pada pengolahan, penghancuran,

pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan

organik maupun anorganik misalnya kayu, biji logam dan arang batu (Yunus

dalam Khumaidah, 2009:40).

Malaka dalam khumaidah (2009) Debu industri yang terdapat dalam udara

terbagi 2 yaitu:

1. Deposit particulate matter

Partikel debu yang hanya berada sementara di udara, partikel ini segera

mengendap karena daya tarik bumi

2. Suspended particulate matter

Partikel debu yang tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap.

Debu kayu (saw dust) merupakan salah satu masalah utama pada industry

woodworking. Industri woodworking memang merupakan industri low tech yang

berisik, kotor dan mempunyai tingkat polusi yang tinggi. Salah satu polusi yang

dihasilkan dari industry woodworking adalah debu kayu (saw dust) yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

18

ditimbulkan dari proses pengolahan kayu mulai dari penggergajian, pemotongan

dan pengamplasan. Debu-debu dari kayu tersebut bisa mengganggu kesehatan

manusia dengan cara: terhirup oleh pernapasan, terkena mata atau masuk telinga.

Debu kayu tersebut bahkan sudah cukup mengganggu dan isa menimbulkan

alergi hanya dengan mengenai kulit manusia saja (Sigit, 2013)

2.4 Produksi Industri Mebel Kayu

2.4.1 Bahan baku yang digunakan

Bahan baku yang dipergunakan dalam pembuatan mebel kayu oleh

perusahaan sektor formal tersebut adalah kayu mahoni dan kayu jati. Jenis kayu

keras yang dipergunakan untuk kayu mahoni dan kayu jati. Jenis kayu keras yang

dipergunakan untuk mebel pada umumnya diawetkan secara alamiah melalui

bentuk pengeringan. Kayu balok biasanya terdiri kayu keras semata dan

digunakan sebagai rangka utama suatu mebel, sedangkan kayu papan sering

merupakan kayu gubal atau kayu keras dan dipakai sebagai dinding dan alas suatu

mebel (Khumaidah, 2009).

2.4.2 Mesin dan peralatan

Khumaidah (2009) menjelaskan bahwa mesin dan peralatan yang banyak

digunakan pada pembuatan mebel kayu adalah kegiatan penggergajian /

pemotongan, pengetaman, pemotongan bentuk, pelubangan, pengukiran,

pengeluran, penyambungan, pengamplasan dan pengecatan.

Adapun mesin dan peralatan yang banyak dipergunakan adalah sebagai

berikut:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

19

a. Circular sawing machine

b. Mesin ketam

c. Mesin pembentuk kayu (band saw)

d. Drilling machine

e. Srew driver/obeng angan

f. Compressor

g. Jing saw

h. Hack saw

i. Tatah kuku/datar

j. Sprayer

k. Palu besi/kayu

2.4.3 Proses produksi Mebel Kayu

Menurut Khumaidah (2009) pada dasarnya pembuatan mebel dari kayu

melalui lima proses utama yaitu penggergajian kayu, penyiapan bahan baku,

proses penyiapan komponen, proses perakitan dan pembentukan (bending) dan

proses akhir (finishing). Kelima langkah tersebut dapat dijabarkan dengan

langkah-langkah sebagi berikut:

a. Penggergajian Kayu

Untuk industri besar, bahan baku kayu tersedia dalam bentuk kayu gelondong

sehingga masih perlu mengalami penggergajian agar ukurannya menjadi lebih

kecil seperti balok dan papan. Pada umumnya, pembuatan balok dan papan

dikerjakan dengan menggunakan gergaji secara mekanis atau gergaji besar secara

manual.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

20

b. Penyiapan bahan Baku

Penyiapan bahan baku pertama, menyiapkan papan dan balok kayu yang

sudah digergaji dan dipotong menutut ukuran komponen mebel yang hendak

diproses untuk pembuatan mebel. Proses ini dilakukan dengan menggunakan

gergaji biak dalam bentuk manual maupun mekanik, sehingga menghasilkan

banyak debu kayu.

c. Penyiapan Komponen

Penyiapan bahan baku kedua, kayu yang sudah dipotong menjadi ukuran

dasar sebagai mebel kemudian dibentuk menjadi komponen-komponen mebel

sesuai yang dikehendaki dengan cara memotong, melubangi, mengukir sehingga

kayu menjadi komponen mebel yang diinginkan. Dalam tahap ini terbentuk

banyak debu kayu dan potongan kayu yang umumnya

berukuran lebih kecil.

d. Perakitan dan Pembentukan

Komponen mebel yang sudah jadi, dipasang dan dihubungkan satu sama lain

hingga membentuk mebel sesuai pesanan. Pemasangan ini dilakukan dengan

menggunakan peralatan manual maupun mekanik serta lem untuk merekatkan

hubungan antar komponen. Perakitan ini dapat dibedakan atas dua macam, yaitu

perakitan permanen dan perakitan sementara.

Pada perakitan permanen, komponen mebel itu dipasang menjadi mebel secara

tetap dan umumnya menggunakan sekrup, paku dan lem. Biasanya komponen

yang dirakit permanen akan dicat setelah perakitan karena pengecatan sebelum

perakitan dapat merusak cat pada saat perakitan permanen. Sedangkan perakitan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

21

sementara, komponen dirakit untuk pengepakan. Hubungan antara komponen itu

akan menggunakan baut dan sekrup. Maksud perakitan sementara adalah untuk

melihat kerapihan antar komponen tersebut sesuai bentuk yang diinginkan.

Biasanya untuk pemasangan mebel sementara, komponen yang sudah dicat

sebelumnya. Proses perakitan ini tidak banyak debu yang dapat dibentuk.

Kalaupun ada, hal tersebut terutama berasal perakitan yang mungkin diperlukan

untuk menyesuaikan hubungan antar komponen.

e. Penyelesaian akhir

Kegiatan yang dilakukan pada penyelesaian akhir meliputi:

1) Pengamplasan/ penghalusan permukaan mebel

2) Pendempulan lubang dan sambungan

3) Pemutihan mebel

4) Pengkilapan dengan menggunakan wax

Bagian ini banyak menimbulkan debu kayu yang berterbangan di udara,

Komponen mebel yang telah diwax siap untuk dipacking diruang finishing. Proses

ini sangat penting karena langsung berpengaruh terhadap permukaan mebel untuk

menarik pembeli.

f. Pengepakan (packing)

Proses pengepakan atau packing merupakan langkah penyiapan mebel untuk

segera dipasarkan, berguna untuk mencegah kerusakan mebel yang akan masuk

kedalam kontainer, sehingga didalam perjalanan sampai ke tempat pemesan akan

dalam kondisi yang baik.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

22

2.5 Pekerja Mebel

Perajin atau pekerja mebel kayu adalah pekerja sektor informal yang

menggunakan berbagai jenis kayu sebagai bahan baku utama dalam proses

produksinya serta menerapkan cara kerja yang bersifat tradisional. Pada dasarnya,

pembuatan meubel dari kayu melalui lima proses utama, yaitu proses

penggergajian kayu, penyiapan bahan baku, proses penyiapan komponen, proses

perakitan dan pembentukkan (bending) serta proses akhir (finishing).

2.5.1 Bahaya potensial dan akibatnya

1. Penggergajian

a. Debu kayu

Debu kayu yang terjadi akibat proses penggergajian dapat masuk kedalam

tubuh melalui saluran pernafasan dan dapat pula menyebabkan allergi

terhadap kulit. Dampak negatif dari debu terhadap kesehatan dapat berupa :

1) Iritasi dan allergi terhadap saluran pernafasan,

2) Allergi terhadap kulit.

b. Bising

Kegiatan penggergajian, pemotongan, pelubangan, dan penyambungan

umumnya akan menimbulkan kebisingan yang dapat menyebabkan gangguan

aktivitas, konsentrasi dan pendengaran, gangguan pendengaran yang timbul

pada awalnya masih bersifat sementara, tetapi pada pemajanan tingkat

kebisingan tertentu, misalnya lebih dari 85 dB (A) dan dalam waktu yang

lama, dapat menyebabkan kerusakan pendengaran yang menetap sehingga

menyebabkan tuli yang tidak diobati dari pekerja yang bersangkutan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

23

c. Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok,

membungkuk akan menimbulkan nyeri otot dan punggung).

2. Penyiapan bahan baku / penyiapan komponen

a. Debu kayu

Debu dan partikel kecil kayu banyak terjadi pada kegiatan ini yaitu pada

proses pemotongan kayu sebagai persiapan komponen meubel, juga pada

proses pembentukkan kayu. Debu kayu ini dapat masuk ke dalam tubuh

melalui saluran pernafasan, serta dapat pula menyebabkan iritasi dan allergi

terhadap saluran pernafasan dan kulit.

b. Kebisingan

Kebisingan yang ditimbulkan pada proses ini dapat menyebabkan gangguan

aktivitas, konsentrasi dan pendengaran, baik sementara maupun tetap.

Akibat cara kerja yang kurang konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan /

bahaya seperti tertusuk paku, sekrup dan lain-lainnya.

c. Sikap dan posisi kerja yang tidak benar

Sikap dan posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok,

membungkuk) akan menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan

fungsi dan bentuk otot

d. Cara kerja

Cara kerja kurang hati-hati dapat menimbulkan luka terpukul, tersayat atau

tertusuk.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

24

3. Penyerutan dan Pengamplasan

a. Debu

Debu yang terjadi akibat proses penyerutan dan pengamplasan dapat masuk

ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan serta dapat menyebabkan allergi

pada kulit. Dampak negatif terhadap kesehatan dapat berupa :

1) Iritasi dan allergi saluran pernafasan,

2) Allergi terhadap kulit.

b. Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka tersayat , tertusuk ,

dan terpukul.

4. Perakitan

a. Kebisingan

Suara bising berupa ketukan dan suara nyaring lainnya dapat mengganggu

konsentrasi, aktivitas dan gangguan pendengaran. Akibat cara kerja yang

kurang konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan / bahaya seperti tertusuk

paku, sekrup dan lain-lainnya.

b. Posisi kerja

Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok,

membungkuk) akan menimbulkan nyeri otot dan punggung.

5. Pemutihan / Pengecatan

a. Uap cat

Uap cat / zat kimia seperti H2O2, thinner, sanding sealer, melamic clear,

wood stain serta jenis cat lainnya dapat mengakibatkan:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

25

1) Peradangan pada saluran pernafasan, dengan gejala batuk, pilek, sesak

nafas, demam.

2) Iritasi pada mata dengan gejala mata pedih, kemerahan, berair.

b. Posisi kerja yang tidak benar/tidak ergonomis (seperti jongkok,

membungkuk) akan menimbulkan nyeri otot dan punggung.

2.5.2 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko

gangguan kesehatan pekerja meubel antara lain :

1. Kebisingan

a. Mengurangi kebisingan pada sumbernya dengan cara :

1) Memberi sekat (dari bahan kain, gabus atau karet pada landasan mesin,

penempaan atau lainnya).

2) Penanaman pohon di sekitar tempat kerja.

3) Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang kedap suara.

b. Mengatur lama waktu kerja agar tidak melebihi dari ambang batas

kebisingan yang diperkenankan, misalnya:

1) 85 db ( A) untuk 8 Jam pemajanan.

2) 90 db ( A) untuk 4 jam pemajanan.

3) 95 db ( A ) untuk 2 Jam pemajanan, dan seterusnya.

c. Menggunakan sumbat telinga (ear plugs) atau tutup telinga (ear muffs) pada

waktu bekerja di tempat bising, karena alat tersebut mampu mengurangi

intensitas bising sampai sekitar 25 – 40 db (A).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

26

2. Uap Logam / Zat-zat kimia

a. Posisi kerja menghadap searah dengan arah angin.

b. Menggunakan masker penutup mulut dan hidung.

c. Tidak merokok sewaktu kerja.

d. Tata udara yang baik di tempat kerja dan menggunakan cerobong asap di

atas tungku.

e. Pengaturan waktu kerja agar pekerja tidak terlalu terpapar oleh uap logam

atau zat-zat kimia.

f. Bila timbul gejala gangguan saluran pernafasan segera periksakan ke

sarana kesehatan.

3. Sikap kerja yang tidak benar (tidak ergonomis)

a. Menyesuaikan alat kerja dengan postur tubuh pekerja sesuai dengan jenis

dan sifat pekerjaan masing-masing, sehingga pekerjaan dapat dilakukan

dengan posisi duduk atau berdiri, misalnya :

1) Duduk dikursi dan menggunakan meja yang sesuai : tingginya untuk

tempat peralatan kerja.

2) Berdiri tegak, dengan peralatan kerja diatas meja yang sesuai fungsinya.

3) Pekerja tidak membungkuk , jongkok atau duduk dilantai dan

memaksakan posisi tubuh pada keadaan alami.

4) Usahakan istirahat atau mengganti posisi kerja secara berkala.

b. Melakukan latihan pada otot yang mengalami gangguan.

c. Rujuk ke Puskesmas atau sarana kesehatan terdekat.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

27

2.6 Paparan Debu

2.6.1 Lama Paparan

Lama kontak merupakan jangka waktu pekerja berkontak dengan bahan kimia

dalam hitungan jam/hari. Lama kontak antar pekerja berbeda-beda, sesuai dengan

proses pekerjaannya. Lama kontak mempengaruhi kejadian penyakit kulit akibat

kerja. Lama kontak dengan bahan kimia akan meningkatkan terjadinya penyakit

kulit akibat kerja. Semakin lama kontak dengan bahan kimia, maka peradangan

atau iritasi kulit dapat terjadi sehingga menimbulkan kelainan kulit (Fatma dalam

Suryani, 2011).

2.6.2 Masa kerja

Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang telah terpajan

dengan bahan kimia. Masa kerja merupakan jangka waktu pekerja mulai terpajan

dengan bahan kimia sampai waktu penelitian. Menurut Handoko dalam Suryani

(2011) lama bekerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu

bekerja di suatu tempat.

Masa kerja mempengaruhi kejadian penyakit kulit akibat kerja. Semakin

lama masa kerja seseorang, semakin sering pekerja terpajan dan berkontak

dengan bahan kimia. Lamanya pajanan dan kontak dengan bahan kimia akan

meningkatkan terjadinya penyakit kulit akibat kerja. Suma’mur (1996)

menyatakan bahwa semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak

dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.

Pekerja yang lebih lama terpajan dan berkontak dengan bahan kimia

menyebabkan kerusakan sel kulit bagian luar, semakin lama terpajan maka

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

28

semakin merusak sel kulit hingga bagian dalam dan memudahkan untuk

terjadinya penyakit dermatitis (Fatma dalam suryani, 2011).

2.6.3 Penggunaan alat pelindung diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus

digunakan oleh pekerja apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya.

Semua tempat yang dipergunakan untuk menyimpan, memproses dan membuang

bahan kimia dapat dikategorikan sebagai tempat kerja yang berbahaya.

Perusahaan wajib menyediakan APD sesuai dengan potensi bahaya yang ada

(Cahyono AB dalam Suryani, 2011).

Penggunaan APD salah satu cara untuk mencegah terjadinya Penyakit kulit,

karena dengan mengunakan APD dapat terhindar dari cipratan bahan kimia dan

menghindari kontak langsung dengan bahan kimia. Berikut merupakan jenis alat

pelindung diri yang perlu digunakan pada pekerjaan yang berhubungan dengan

bahan kimia, yaitu:

1. Alat Pelindung Pernafasan

Merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi pernafasan terhadap gas,

uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang bersifat racun,

korosi maupun rangsangan. Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker yang

berguna mengurangi debu atau partikel-partikel yang lebih besar yang masuk

kedalam pernafasan.

2. Alat Pelindung Tangan

Alat ini berguna untuk melindungi tangan dari bahan-bahan kimia, benda-

benda tajam, benda panas atau dingin dan kontak arus listrik. Alat pelindung ini

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

29

dapat terbuat dari karet, kulit, dan kain katun. Sarung tangan untuk kontak dengan

bahan kimia terbuat dari vinyl dan neoprene dan bentuknya menutupi lengan.

3. Alat Pelindung Kaki

Alat ini berguna untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam, larutan

kimia, benda panas dan kontak listrik.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting untuk melindungi

tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan

kerja. Agar terhindar dari cipratan bahan kimia dan menghindari kontak langsung

dengan bahan kimia perlu menggunakan APD seperti pakaian pelindung, sarung

tangan, masker dan safety shoes. Penggunaan APD salah satu cara untuk

mencegah terjadinya penyakit kulit (Suryani, 2011).

2.6.4 Kebersihan diri / Personal Hygiene

Kebersihan Perorangan adalah konsep dasar dari pembersihan, kerapihan

dan perawatan badan kita. Sangatlah penting untuk pekerja menjadi sehat dan

selamat ditempat kerja. Kebersihan perorangan pekerja dapat mencegah

penyebaran kuman dan penyakit, mengurangi paparan pada bahan kimia dan

kontaminasi, dan melakukan pencegahan alergi kulit, kondisi kulit dan sensitifitas

terhadap bahan kimia. Kebersihan perorangan yang dapat mencegah terjadinya

dermatitis kontak antara lain:

1. Mencuci tangan.

Personal hygiene dapat digambarkan melalui kebiasaan mencuci tangan,

karena tangan adalah anggota tubuh yang paling sering kontak dengan bahan

kimia. Kebiasaan mencuci tangan yang buruk justru dapat memperparah

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

30

kondisi kulit yang rusak. Kebersihan pribadi merupakan salah satu usaha

pencegahan dari penyakit kulit tapi hal ini juga tergantung fasilitas kebersihan

yang memadai, kualitas dari pembersih tangan dan kesadaran dari pekerja

untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada.

Mencuci tangan bukan hanya sekedar megunakan sabun dan membilasnya

dengan air, tetapi mencuci tangan memiliki prosedur juga agar tangan kita

benar-benar dikatakan bersih. Kesalahan dalam mencuci tangan ternyata

dapat menjadi salah satu penyebab dermatitis, misalnya kurang bersih dalam

mencuci tangan dan kesalahan dalam pemilihan jenis sabun yang dapat

menyebabkan masih terdapatnya sisa-sisa bahan kimia yang menempel pada

permukaan kulit, dan kebiasaan tidak mengeringkan tangan setelah selesai

mencuci tangan yang dapat menyebabkan tangan menjadi lembab. Oleh

karena itu World Health Organization (2005) merekomendasikan cara

mencuci tangan yang baik, yaitu minimal menggunakan air dan sabun. Cara

mencuci tangan yang baik dapat terlihat dalam gambar berikut ini.

Gambar 2.1

Cara Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

31

Mencuci tangan yang baik dan benar dapat mencegah terjadinya dermatitis

kontak karena dapat menghilangkan zat-zat kimia yang menempel pada kulit

ketika selesai melakukan pekerjaan yang berkontak dengan zat.

2. Mencuci Pakaian

Kebersihan pakaian kerja juga perlu diperhatikan. Sisa bahan kimia yang

menempel di baju dapat menginfeksi tubuh bila dilakukan pemakaian

berulang kali. Baju kerja yang telah terkena bahan kimia akan menjadi

masalah baru bila dicuci di rumah. Karena apabila pencucian baju dicampur

dengan baju anggota keluarga lainnya maka keluarga pekerja juga akan

terkena dermatitis. Sebaiknya baju pekerja dicuci setelah satu kali pakai atau

minimal dicuci sebelum dipakai kembali (suryani 2012 : 45-47).

2.7 Keluhan penyakit kulit/Dermatitis Kontak

2.7.1 Anatomi kulit

Kulit merupakan organ aktif secara metabolik yang memiliki fungsi Vital,

yaitu dalam perlindungan dan homeostatis tubuh. Secara alami, kulit merupakan

organ immunologis yang menting dan mengandung seluruh elemen imunitas

seluler, kecuali sel B limfosit. Komponen immunologis dari kulit dibagi atas tiga

bagian struktur organ, sistem fungsional dan immunogenetik.(Sumantri, 2010)

Kulit merupakan pembungkus elastis yang dapat melindungi tubuh dari

pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas

ukurannya, yaitu 1,5% dari berat tubuh dan luasnya 1,5-1,75 m2, rata-rata tebal

kulit 1-2 mm. Paling tebal (16 mm) terdapat ditelapak tangan dan kaki, sedangkan

paling tipis (1,5 mm) terdapat di penis (Harahap dalam suryani, 2011).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

32

Kulit berfungsi menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan bersambung

dengan selaput lendir yang melipisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk.

Kulit mempunyai banyak fungsi, didalamnya terdapat ujung saraf peraba,

membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangsnya air dari tubuh dan

mempunyai sedikit kemampuan untung mengabsorpsi (Pearce, 2005:239)

Berikut pembagian kulit secara histopatologik (Djuanda dalam Suryani,

2011):

1. Epidermis (lapisan tanduk), terdiri dari 5 lapis :

a) Stratum korneum, merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari kumpulan

sel-sel yang telah mati dan terus menerus diganti oleh sel yang baru. Lapisan

ini menebal di telapak tangan dan kaki sedangkan menipis di kelopak mata.

b) Stratum lusidum, terdapat dibawah lapisan stratum korneum yang terdiri dari

protein dan lemak, berwarna transparan dan tampak jelas di telapak kaki dan

tangan.

c) Stratum granulosum, terdiri dari sel-sel yang memipih dengan sitoplasma

berwarna gelap karena keratohialin.adanya granula ini menunjukan bahwa

sel-sel mulai mati.

d) Stratum spinosum, terdiri dari sel-sel polygonal yang makin ke atas makin

pipih. Diantara stratum spinosum terdapat jembatan antar sel dan sel

Langerhans.

e) Stratum basal, terdiri dari satu lapis sel silindris dengan sumbu panjang tegak

lurus dan selalu membelah diri. Lapisan ini merupakan impermeable

membrane terhadap bahan kumia yang larut dalam air. Lapisan ini

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

33

mengandung sel-sel malanosit. Pada orang normal, perjalanan sel dari stratum

basal sampai ke stratum korneum lamanya 40–56 hari.

2. Dermis

Lapisan dermis terdapat dibawah epidermis, yang membuat kulit lebih tebal

dan elastis karena terdiri dari kumpulan jaringan fibrosa dan elastis. Lapisan ini

terdiri dari 2 lapis, yaitu :

a) Stratum papilare yang menonjol masuk ke dalam lapisan bawah epidermis,

mangandung kapiler dan ujung-ujung syaraf sensori.

b) Stratum retilukare yang berhubungan dengan subkutis, mengandung kelenjar

keringat dan sebasea. Kelenjar sebasea seluruhnya bermuara di folikel

rambut.

3. Subkutis

Terdiri dari jaringan longgar dan mengandung banyak kelenjar keringat dan

sel-sel lemak.

2.7.2 Penyakit Kulit

Kayu yang mengenai kulit bisa saja menimbulkan alergi atau iritasi. Beberapa

orang yang mempunyai sifat alergi terhadap kayu akan segera dapat merasakan

akibat dari paparan debu kayu. Akibat yang ditimbulkan antara lain yaitu gatal-

gatal, ruam atau iritasi kulit (Sigit, 2013)

Dermatitis kontak merupakan peradangan pada kulit disebabkan oleh bahan

yang kontak dengan kulit. Menurut American Academy of Dermatology, 90%

penyakit kulit akibat kerja berupa dermatitis kontak (Rice dalam Adilah, 2012).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

34

Dermatitis Kontak Adalah peradangan yang terjadi oleh karena kontak antara

kulit dengan bahan yang datang dari luar dan bersifat toksik maupun alergik atau

keduanya yang terjadi akibat seseorang melakukan pekerjaan (Wijayanti,2010)

Dermatitis kontak ini berdasarkan penyebabnya diklasifikasikan menjadi 2,

yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergika. Reaksi yang timbul

pada reaksi akut maupun kronis dari dermatitis kontak ini memiliki spektrum

gejala klinis meliputi ulserasi, folikulitis, erupsi akneiformis, milier, kelainan

pembentukkan pigmen, alopesia, urtikaria, dan reaksi granulomatosa (sularsito

dalam Adilah, 2012)

Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak dapat terbagi

dalam faktor eksogen dan faktor endogen. Faktor eksogen meliputi tipe dan

karakteristik agen, karakteristik paparan, faktor lingkungan. Faktor endogen yaitu

faktor genetik, jenis kelamin, usia, ras, lokasi kulit, riwayat atopi (Taylor dalam

adilah,2012)

Pada pemeriksaan dermatitis kontak atau penyakit kulit terkadang sulit

membedakan antara kelainan kulit yang disebabkan alergi dengan dermatitis

kontak akibat kerja. Jika riwayat alergi telah diketahui, maka dapat ditelusuri

penyebab gangguan kulit tersebut apakah akibat alergen yang telah diketahui

ataukah akibat kerja. Pihak perusahaan sebaiknya mempunyai daftar riwayat

kesehatan pekerja termasuk riwayat alergi yang terdapat pada pekerja. Daftar

riwayat kesehatan ini dapat diperoleh sebagai salah satu syarat penerimaan

pekerja (Lestari dan Hari, 2007:67).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

35

Bentuk kepekaan seseorang sangat berbeda antara satu dengan yang lain.

Kepekaan disini tidak hanya dalam bidang morfologis, namun juga dalam bidang

fisiologis dan iritasi (Aditya, 2007:164).

2.7.3 Gatal-gatal dan kemerahan pada kulit

Menurut (Novita, 2009) Gatal-gatal merupakan salah satu penyakit yang

banyak diderita masyarakat. Gatal-gatal masuk dalam kelompok lima besar

penyakit yang banyak diderita pasien yang berobat di puskesmas. Meski sering

dianggap remeh, namun gatal-gatal jika dibiarkan bisa menyebabkan infeksi

sekunder pada kulit.

Menjaga kebersihan kulit merupakan salah satu cara mencegah timbulnya

gatal-gatal pada kulit. Jika timbul gejala gatal pada kulit, sebaiknya bisa menahan

diri untuk tidak menggaruknya. Karena pada saat terjadi luka akibat garukan

kuku, di sinilah awalnya masuknya kuman penyakit

Penyakit gatal-gatal (Pruritus) merupakan suatu perasaan yang secara

otomatis membuat tangan melakukan penggarukan.Kegiatan penggarukan yang

dilakukan secara terus menerus bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam

pada kulit. Jangan anda kira jika anda menggaruk kulit yang gatal, maka rasa gatal

tersebut akan hilang. Penggarukan secara terus menerus pada kulit bisa

mengiritasi kulit yang selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya rasa gatal

dan bahkan jangka panjang bisa menyebabkan terjadinya jaringan parut dan

penebalan pada kulit sehingga terkadang membentuk bentol-bentol yang berisi

pada kulit yang gatal tersebut. Gatal gatal pada kulit sering disertasi warna

kemerahan pada kulit akibat reaksi penggarukan.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

36

Penyebab gatal bisa bermacam-macam. Bisa disebabkan oleh suatu penyakit

kulit maupun penyakit sistemik, dan bisa juga disebabkan oleh beberapa hal

seperti karena gigitan serangga, kaligata, dermatitik atopik, dermatitis kontak,

dermatitis alergika. Gatal-gatal juga dapat terjadi karena alergi dan juga kontak

dengan bahan tertentu seperti serbuk kayu.

2.7.4 Kulit kering dan pecah-pecah

Kulit kering adalah suatu keadaan dimana kulit mengalami kehilangan

kelembabannya sehingga tampak pecah-pecah.kulit kering bisa mengalami iritasi

dan sering menimbulkan gatal, kadang kulit terkelupas dalam bentuk serpihan-

serpihan kecil, dan sisik-sisik kecil (Novita, 2009).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

37

2.8 Kerangka Berfikir

2.8.1 Kerangka Teori

2.2 Kerangka Teori

PENCEMARAN UDARA

DEBU

INDUSTRI (Proses Produksi)

PEKERJA MEBEL

Sifat dan karakteristik

NOx

DEBU KAYU

SOx

CO

Partikulat debu

Jenis-jenis debu

Sumber-sumber debu

Pengukuran kadar debu

Nilai Ambang Batas Debu

PAPARAN DEBU

Lama Paparan Masa kerja Penggunaan APD Kebersihan diri KELUHAN PENYAKIT KULIT

Kulit Kemerahan dan gatal Kulit kering dan pecah-pecah

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

38

Pencemaran udara dapat disebabkan oleh beberapa bahan pencemar seperti

NOx, SOx, CO, dan Partikulat debu. Pahan pencemar udara yang paling banyak

ditemukan yaitu debu yang bersumber dari industri seperti debu kayu yang berasal

dari industri mebel. Dari aktifitas di industri ini tidak hanya menyebabkan

pencemaran udara saja melainkan dapat menyebabkan juga gangguan kesehatan,

seperti pada industri mebel dimana debu yang dihasilkan berupa debu kayu dapat

memberikan dampak keluhan kesehatan terhadap pekerja berupa keluhan

kesehatan pada kulit. Keluhan kesehatan pada kulit pekerja tidak hanya

dipengaruhi oleh tingkat atau kadar debu yang tinggi saja melainkan ada beberapa

faktor lain yang mendukung seperti, lama paparan debu, masa kerja dan juga tidak

digunakannya alat pelindung diri pada saat bekerja serta kebersihan diri pekerja

itu sendiri.

2.8.2 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

2.3 Kerangka Konsep

Paparan Debu Kayu

Kadar debu total Masa kerja Jam kerja Penggunaan APD Kebersihan diri

Kelainan Kulit Pada Pekerja

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Udaraeprints.ung.ac.id/2987/6/2013-1-13201-811409012-bab2... · Pencemaran udara menyebabkan kualitas udara menurun dan tidak sesuai yang

39

Keterangan:

= Variabel Bebas

= Variabel terikat

= Yang menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat

2.9 Hipotesis

1. Ada hubungannya kadar debu total kayu dengan kelainan kulit pada pekerja

industri mebel UD Taufik Kota Gorontalo

2. Ada hubungannya masa kerja dengan kelainan kulit pada pekerja industri

mebel UD Taufik Kota Gorontalo

3. Ada hubungannya jam kerja dengan kelainan kulit pada pekerja industri

mebel UD Taufik Kota Gorontalo

4. Ada hubungannya penggunaan alat pelindung diri dengan kelainan kulit pada

pekerja industri mebel UD Taufik Kota Gorontalo

5. Ada hubungannya kebersihan diri dengan kelainan kulit pada pekerja industri

mebel UD Taufik Kota Gorontalo