BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahululib.mic.ac.id/perpus/Tesis/Chapter II.pdf · sebagai mana pada jasa asuransi dan kesehatan. ... Biaya, pelanggan tidak ... Menurut

  • Upload
    haduong

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Samosir (2004) dengan judul penelitian pengaruh kualitas pelayanan terhadap

    kepuasan mahasiswa dalam menggunakan Perpustakaan USU Medan. Metode

    penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan persepsi

    pengguna terhadap kualitas jasa layanan perpustakaan dalam lima dimensi yaitu

    kehandalan, ketanggapan, jaminan , empati, dan bukti fisik. Diperoleh melalui

    kuesioner dari 393 responden yang dijadikan sampel. Hasilnya membuktikan bahwa

    kualitas pelayanan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

    mahasiswa, secara parsial dimensi bukti langsung, kehandalan, ketanggapan dan

    empati berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sedangkan dimensi

    jaminan tidak berpengaruh secara signifikan.

    Asrukin (2001) dengan judul sikap mahasiswa terhadap fasilitas dan pelayanan

    Perpustakaan IKIP Malang. Metode penelitian deskriptif kuantitatif, dianalisis dengan

    Chi-Square, Product Moment Correlation. Data diperoleh melalui kuesioner dari 156

    orang mahasiswa yang dijadikan sampel. Hasil penelitian membuktikan terdapat

    hubungan yang positif antara sikap mahasiswa terhadap fasilitas perpustakaan, dan

    tidak terdapat hubungan antara sikap mahasiswa terhadap pelayanan perpustakaan

    dalam frekuensi peminjaman buku.

    Muljani (1999) dengan judul persepsi pengguna terhadap kualitas jasa layanan

    Perpustakaan Universitas Indonesia. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang

    Universitas Sumatera Utara

  • bertujuan untuk menggambarkan persepsi pengguna terhadap kualitas jasa layanan

    perpustakaan dalam lima dimensi yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati,

    dan bukti fisik. Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Diperoleh melalui kuesioner

    dari 99 orang mahasiswa yang dijadikan sampel. Hasilnya membuktikan bahwa

    dimensi empati adalah merupakan dimensi yang tidak berpengaruh secara signifikan,

    sedangkan jaminan dan bukti langsung merupakan dimensi yang terbaik.

    Persamaan penelitian terdahulu dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama

    melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa, sedangkan

    perbedaannya antara lain waktu, tempat, dan penelitian ini tidak hanya melihat

    pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa tatapi peneliti

    melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa dan hubungannya

    dengan loyalitas mahasiswa terhadap pemanfaatan Perpustakaan UNIMED.

    2.2 Teori Tentang Jasa

    Jasa adalah seluruh dari aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan

    produk dalam bentuk fisik atau konstruksi atau tak kasat mata, yang biasanya

    dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan.

    2.2.1 Pengertian Jasa

    Menurut Zethaml dan Bitner (dalam Lupiyoadi, 2001) Jasa adalah seluruh

    aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau

    konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang

    dihasilkan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Definisi lain yang dikemukakan oleh Kotler (2000) Jasa adalah setiap tindakan

    atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada

    dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, sedangkan

    menurut Rangkuti (2003) Jasa adalah merupakan pemberian suatu kinerja atau

    tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain.

    Pada umumnya pemasaran jasa sama dengan pemasaran industri manufaktur.

    Perbedaannya terletak pada objeknya, dimana pemasaran industri manufaktur

    produknya berupa barang yang berwujud, tahan lama, dan dimiliki sepenuhnya.

    Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan Produk adalah semua yang dapat

    ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi

    yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya, sedangkan jasa

    produknya adalah jasa, yang memiliki karakteristik jasa.

    Dapat dipahami bahwa jasa selalu ada aspek interaksi antar pihak konsumen dan

    pemberi jasa, kadang-kadang antara pihak konsumen dan pemberi jasa tidak

    menyadari bahwa mereka sudah terjadi transaksi jasa, hal ini disebabkan karena jasa

    bukan merupakan barang melainkan suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas-

    aktivitas tersebut tidak berwujud.

    Menurut Berry (dalam Yazid, 1999) Jasa adalah deeds (tindakan, prosedur,

    aktifitas-aktifitas); proses-proses, dan unjuk kerja yang intangible. Walaupun

    demikian menurut mereka, wujud jasa bisa mencakup laporan akhir yang tangible,

    atau berupa materi-materi instruksional yang tangible untuk melakukan training

    karyawan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.2 Karakteristik Jasa

    Menurut Griffin (dalam Lupiyoadi, 2001) diantaranya menyebutkan

    karakteristik tersebut adalah :

    a. Intangibility, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum

    jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami

    konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau rasa aman.

    b. Unstorability, jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang

    telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga tidak dapat (inseparability)

    dikisahkan mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara

    bersamaan.

    c. Customization. jasa juga sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan,

    sebagai mana pada jasa asuransi dan kesehatan.

    Kotler dan Amstrong, (2001) menyatakan jasa memiliki 4 karakteristik utama

    yaitu :

    a. Intangibility, jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat,

    dirasakan, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk

    mengurangi ketidak pastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari kualitas

    jasa tersebut.

    b. Inseparability, jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti

    barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaaan, didistribusikan

    melewati berbagai penjual baru dikonsumsi. Jika seseorang memberikan

    pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa itu. Karena klien juga

    Universitas Sumatera Utara

  • hadir saat jasa itu dilakukan, interaksi penyedia klien merupakan ciri khusus

    pemasaran jasa.

    c. Variability, jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana

    jasa itu diberikan. Pembeli jasa menyadari keragaman yang tinggi dan sering

    membicarakan dengan orang lain sebelum memilih seorang penyedia jasa.

    d. Perishability, jasa tidak dapat disimpan karena tidak tahan lama. Sehingga dapat

    dikatakan bahwa jasa dihasilkan pada saat ada permintaan akan jasa tersebut dan

    permintaan ini tidak dapat ditunda.

    2.3 Teori Tentang Pelayanan

    2.3.1 Pengertian Pelayanan

    Menurut Simamora (2001) Pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

    ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan

    tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

    Moenir (2004) Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui

    aktivitas orang lain. Sedangkan menurut Ivencevich et al. (dalam Ratminto dan

    Winarsih, 2005) Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat

    diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan.

    Menurut Hornby (2000) Service is a system that provides something that the

    public needs, organized by the government or a private company. Yang artinya

    pelayanan adalah suatu sistem yang memenuhi sesuatu kebutuhan publik,

    diorganisasikan baik oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.2 Sifat dan Klasifikasi Pelayanan

    Ada beberapa jenis pelayanan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan pada

    pasar, pelayanan ini dapat merupakan bagian terkecil atau bagian utama dari

    keseluruhan penawaran tersebut. Penawaran biasa saja berupa barang pada satu sisi

    dan layanan murni pada sisi lain.

    Penawaran dari suatu perusahaan dapat diklasifikasikan, menurut Simamora

    (2001) yaitu;

    a. Produk berwujud murni, penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik misalnya sabun mandi, pasta gigi atau sabun cuci tanpa pelayanan lainnya yang menyertai produk tersebut.

    b. Produk berwujud disertai dengan layanan pendukung, pada kategori ini penawaran terdiri dari suatu produk fisik disertai dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik pada konsumennya. Di sini layanan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukann perusahaan untuk pelanggan yang telah membeli produknya. Misalnya seperti seseorang yang baru membeli sepeda motor Honda, maka konsumen tersebut akan diberi pelayanan (service) sepeda motor gratis untuk beberapa bulan.

    c. Hybrid, penawaran yang terdiri dari barang dan layanan dengan proporsi yang sama

    d. Pelayanan utama yang disertai barang dan layanan tambahan, penawaran terdiri dari suatu layanan pokok bersama-sama dengan layanan tambahan (pelengkap) dan barang-barang pendukung lainnya.

    e. Pelayanan murni, penawaran seluruhnya berupa layanan, seperti konsultasi psikologi.

    2.3.3 Kualitas Pelayanan

    Kualitas adalah merupakan variabel yang sangat penting dalam dunia bisnis,

    termasuk bisnis jasa. Didalam penelitian, kualitas harus dikonseptualisasikan dengan

    suatu definisi operasional, sehingga dapat diukur dengan suatu instrumen.

    Universitas Sumatera Utara

  • Menurut Ellitan (2001);

    Dimensi kualitas pelayanan pada industri jasa yaitu (1) Fungsi, kinerja primer yang dituntut dari suatu jasa (2) Karakteristik, kinerja yang diharapkan (3) Kesesuaian, kepuasan didasarkan pada pemenuhan persyaratan yang ditetapkan (4). Kehandalan, kepercayaan terhadap jasa dalam kaitan waktu (5) Kemampuan pelayanan, kemampuan melakuakan perbaikan apabila terjadi kekeliruan (6) Estetika, pengalaman pelanggan yang berkaitan dengan perasaan dan panca indra.

    Pada penelitian lanjutnya oleh Parasuraman, et al. (1988) terdapat 5 (lima)

    dimensi untuk menentukan kualitas pelayanan, yaitu :

    a. Tangibles, meliputi fasilitas fisik, peralatan dan perlengkapan, serta penampilan

    personil.

    b. Reliability, meliputi aspek-aspek kehandalan sistem pelayanan yang diberikan

    oleh perpustakaan

    c. Responsiveness, meliputi ketanggapan untuk membantu mahasiswa dan

    menyediakan jasa dan pelayanan yang dibutuhkan

    d. Assurance, jasa yang diberikan memberikan jaminan keamanan, kompetensi

    sumber daya dalam pelayanan

    e. Empathy, kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, keramhan, komunikasi,

    dan memahami kebutuhan konsumen

    2.4 Teori Tentang Kepuasan

    Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan

    kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Suatu pelayan dinilai dapat memuaskan bila

    pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran

    Universitas Sumatera Utara

  • kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang

    lebih baik, lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan tidak merasa puas

    terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan

    tidak efektif dan tidak efesien, terutam dalam kepentingan dalam pelayanan publik.

    2.4.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

    Menurut Irawan (2003);

    Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa. Value ini berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan pelanggan yang puas akan berbagi pengalaman dengan pelanggan lain. Ini akan menjadi referensi bagi perusahaan yang bersangkutan.

    2.4.2 Tingkat Kepuasan

    Menurut Lupiyoadi ( 2001), ada lima faktor yang menentukan tingkat kepuasan,

    yaitu :

    a. Kualitas produk, pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

    b. Kualitas pelayanan, terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

    c. Emosional, pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum kepadanya bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

    d. Harga, produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

    e. Biaya, pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.

    Universitas Sumatera Utara

  • Untuk menjaga kepuasan pengguna terhadap perpustakaan, ada beberapa ahli

    berpendapat, antara lain :

    Haryono (1998) Perpustakaan yang baik dapat diukur dari keberhasilannya

    dalam menyajikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Semakin baik

    pelayanannya, semakin tinggi penghargaan yang diberikan kepada perpustakaan.

    Menurut Sutardji dan Maulidyah (2006);

    Kepuasan pengguna dapat terpenuhi melalui kualitas produk (misalnya jasa penelusuran, jasa rujukan, jasa bibliografi, jasa ketersediaan informasi, harga informasi) dan kesesuaian persepsi pengguna terhadap perpustakaan. Persepsi tersebut dapat terbentuk oleh tingkat pengetahuan, pengalaman, serta kebutuhan pengguna terhadap jasa perpustakaan yang tersedia.

    Fornell et al. (dalam Tjiptono 2005) memberikan tiga aspek penting dalam

    pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu :

    1. Kepuasan jeneral atau keseluruhan

    2. Konfirmasi harapan, yakni tingkat kesesuaian antara kinerja dengan harapan

    3. Perbandingan dengan situasi ideal, yakni kinerja produk dibandingkan dengan

    produk ideal menurut persepsi konsumen

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengukuran terhadap variabel kepuasan

    dalam penelitian ini, menggunakan 3 indikator yaitu (1) Mahasiswa merasa puas

    terhadap kinerja (2) Kesesuaian pelayanan yang diberikan dengan harapan. (3)

    Kualitas keseluruhan jasa diberikan sangat baik sekali.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4.3 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan

    Lima faktor utama dari kualitas pelayanan yang harus diperhatikan oleh

    perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan, menurut Parasuraman et

    al. (1988) yaitu Tangible, reliability, responsivness, assurance, and empathy.

    Kualitas pelayanan, terutama untuk industri jasa. Pelanggan akan merasa puas bila

    mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

    Pencapaian kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan, dapat ditingkatkan

    dengan beberapa pendekatan sebagai berikut Kotler (dalam Lupiyoadi, 2001), yaitu :

    a. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan.

    b. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan.

    c. Memberi kesempatan pada pelanggan untuk menyampaikan keluhan. d. Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan patnership

    marketing sesuai dengan situasi pemasaran

    2.5 Teori Tentang Loyalitas

    Secara harfiah loyalitas pelanggan pada suatu vendor berarti akan menyebabkan

    pelanggan tersebut melakukan lebih banyak transaksi dengan vendor tersebut.

    2.5.1 Pengertian Loyalitas

    Menurut Mowen dan Minor (dalam Mardalis, 2005) loyalitas sebagai kondisi

    dimana pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai

    komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa

    mendatang.

    Universitas Sumatera Utara

  • Menurut Maulana (2005) menyatakan bahwa Seorang konsumen dikatakan

    loyal apabila ia mempunyai suatu komitmen yang kuat untuk menggunakan/membeli

    lagi secara rutin sebuah produk/jasa.

    Loyalitas konsumen sangat penting bagi suatu perusahaan baik jasa maupun

    produk (barang) untuk meningkatkan keuntungan bagi suatu perusahaan, karena

    kalau konsumen tidak loyal terhadap produk suatu perusahaan, maka dipastikan

    mereka akan berpaling ke produk lain, untuk mempertahankan loyalitas konsumen

    menurut

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengukuran terhadap variabel loyalitas

    dalam penelitian ini, menggunakan 2 indikator (1). Mahasiswa memiliki ikatan

    emosional dengan perpustakaan (2) Mahasiswa memberikan sumbang saran untuk

    perbaikan perpustakaan (3) Mahasiswa memananfaatkan perpustakaan secara rutin

    2.5.2 Hubungan Kepuasan dengan Loyalitas

    Para ahli banyak yang berpendapat bahwa loyalitas pelanggan dan kepuasannya

    adalah berkaitan, walaupun keterkaitannya ada tidak selalu beriringan. Oliver (dalam

    Mardalis, 2005) menyatakan;

    Kepuasan adalah langkah yang sangat penting dalam pembentukan loyalitas tetapi perlu diketahui bahwa pelanggan yang puas tidak serta merta akan menjadi pelanggan yang loyal. Karena pada hakekatnya manusia memiliki rasa ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru. Walaupun kepuasan bagi seorang pelanggan sudah diraih dan sangat puas terhadap kualitas produk/jasa, tetapi tidak mutlak menjadi jaminan seorang konsumen akan loyal dan ternyata masih banyak juga yang berpindah ke merek lain.

    Universitas Sumatera Utara

  • Seseorang konsumen dikatakan loyal apabila ia mempunyai suatu komitmen

    yang kuat untuk menggunakan/membeli lagi secara rutin sebuah produk/jasa.

    2.6 Teori Tentang Perpustakaan

    Beberapa pakar di bidang ilmu perpustakaan mendefinisikan perpustakaan

    sebagai berikut :

    a. Batasan perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung atau gedung

    itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku-buku dan terbitan lainnya

    yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,

    bukan untuk dijual, (Sulistyo-Basuki, 1993).

    b. A library is a public institution or establishment charged with the care of

    collection of books, the duty of making them accessible to those who require the

    use of them and the task of converting every person in its neighbourhood into

    habituallibrary goer and reader of books, Ranganathan (dalam Kumar, 1991).

    Maksudnya perpustakaan adalah institusi publik yang bertanggung jawab

    memelihara koleksi buku-buku, memberi kesempatan bagi orang yang

    membutuhkannya, dan mengajak setiap orang disekitarnya menjadi pecandu

    perpustakaan atau gemar membaca.

    c. Lasa Hs (2005) menyatakan Perpustakaan merupakan sistem informasi yang

    didalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pelestarian dan

    penyajian serta penyebaran informasi. Informasi meliputi produk intelektual dan

    artistik manusia.

    Universitas Sumatera Utara

  • Definisi perpustakaan yang dikemukakan oleh para pakar yang tersebut di atas

    dan sesuai dengan perkembangan dewasa ini maka perpustakaan perlu dipahami

    bukan sekedar lembaga yang mengelola buku dan terbitan lainnya, tetapi juga

    mengelola sumber informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Untuk itu,

    diperlukan tenaga yang menguasai keahlian (skill) dan keterampilan dalam bidang

    tersebut.

    2.6.1 Fungsi Perpustakaan

    Perpustakaan diketahui sebagai lembaga sosial yang mempunyai beberapa

    fungsi dan fungsi ini berbeda antar satu perpustakaan dengan perpustakaan yang lain.

    Menurut para ahli ada beberapa fungsi pada umumnya yang dimiliki perpustakaan :

    a. Kumar (1991) menyebutkan ada 5 (lima) fungsi, yaitu :

    1. Life-long self education, yaitu tempat dimana terjadi pendidikan seumur hidup

    2. Information/document on all subjects including local, national and

    international affairs to serve economic , political and social welfare, yaitu

    informasi/dokumentasi pada semua subjek termasuk urusan lokal, nasional,

    dan internasional untuk menunjang ekonomi, politik, dan kesejahteraan social.

    3. Proper use of leisure, yaitu pemanfaatan waktu yang luang.

    4. Advanced of culture, yaitu kemajuan kebudayaan

    5. Preservation of literary heritage for posterity, yaitu tempat menyimpan

    warisan kesusasteraan untuk anak cucu.

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Sulistyo-Basuki ( 1993) menyebutkan ada 5 (lima) fungsi, yaitu :

    1. Sebagai sarana simpan karya manusia, yaitu fungsi sebagai tempat

    menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah dan

    sejenisnya juga karya rekaman seperti kaset dan sejenisnya.

    2. Informasi, bagi masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya

    ataupun menanyakannya ke perpustakaan.

    3. Rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca

    dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan.

    4. Pendidikan, perpustakaan adalah merupakan sarana pendidikan nonformal dan

    informal, maksudnya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku

    sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan sekolah.

    5. Kultural, perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan

    mengembangkan apresiasi budaya masyarakat.

    Pendapat dari kedua ahli yang tersebut pada prinsipnya memiliki kesamaan,

    seperti dapat dilihat dari kelima fungsi tersebut, yaitu : fungsi pendidikan, fungsi

    sebagai tempat karya manusia, fungsi rekreasi, fungsi kultural, dan fungsi informasi.

    2.6.2 Jenis Perpustakaan

    Menurut para ahli ada beberapa jenis perpustakaan :

    a. Kumar (1991) ada 5 (lima) tipe perpustakaan

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Schoool libraries, yaitu perpustakaan yang memberikan layanan kepada

    pembaca di sekolah. Penggunanya meliputi murid, guru dan staf administrasi

    lainnya

    2. College library, yaitu perpustakaan pendidikan tinggi biasanya diperuntukan

    untuk program tiga atau empat tahun (Diploma)

    3. University libraries, yaitu perpustakaan yang memberikan layanan kepada

    seluruh sivitas akademika dari suatu perguruan tinggi yang terdiri dari

    mahasiswa, dosen, peneliti, guru besar, pimpinan serta seluruh staf

    administrasi dan akademik. Layanan perpustakaan Perguruan Tinggi harus

    menunjang Tridharma Perguruan Tinggi.

    4. Publics libraries, yaitu perpustakaan yang memberikan pelayanan kepada

    masyarakat umum yang tinggal di suatu lingkungan di mana perpustakaan

    tersebut berada

    5. Special libraries, yaitu perpustakaan yang memberikan pelayanan kepada

    sekelompok pemakai khusus dalam bidang khusus pula, missalnya

    perpustakaan departemen yang melayani pegawai di departemen tersebut.

    b. Menurut Martoatmojo (1994) ada 6 (enam) jenis perpustakaan, yaitu

    1. Perpustakaan Sekolah, yaitu perpustakaan yang memberikan layanan kepada

    murid, guru dan staf administrasi lainnya

    2. Perpustakaan Umum, yaitu perpustakaan yang memberikan pelayanan kepada

    masyarakat umum.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Perpustakaan Khusus, yaitu perpustakaan yang memberikan pelayanan kepada

    sekelompok pemakai khusus dalam bidang khusus pula.

    4. Perpustakaan Perguruan Tinggi, yaitu perpustakaan yang memberikan layanan

    kepada seluruh sivitas akademika dari suatu perguruan tinggi

    5. Perpustakaan Nasional, yaitu perpustakaan yang fungsi utamanya sebagai

    perpustakaan deposit dimana perpustakaan nasional menyimpan semua bahan

    publikasi yang pernah diterbitkan di suatu negara. Fungsi ini sesuai dengan

    undang-undang wajib simpan karya cetak dan fungsi lainnya sebagai

    perpustakaan penelitian.

    6. Perpustakaan Internasional, yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh

    badan-badan internasional, seperti UNESCO, dll.

    2.6.3 Perpustakaan Perguruan Tinggi

    Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia, fungsi perpustakaan

    perguruan tinggi di Indonesia :

    a. Pasal 34 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 1999 menyebutkan adalah :

    1. Unsur penunjang pada perguruan tinggi merupakan perangkat pelengkap di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang ada di luar fakultas, jurusan, dan laboratorium.

    2. Unsur penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas perpustakaan, pusat komputer, laboratorium, kebun percobaan, bengkel dan bentuk lain yang dianggap perlu untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional di perguruan tinggi yang bersangkutan.

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Pasal 56 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 1999 menyebutkan adalah :

    1. Setiap universitas/institut harus memiliki perpustakaan, pusat komputer, laboratorium/studio, dan unsur penunjang lain yang di-perlukan untuk penyelenggaraan perguruan tinggi.

    2. Unsur penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 yang berbentuk unit pelaksana teknis dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh dan yang bertanggung jawab kepada Rektor

    c. Pasal 7 ayat 4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 61 Tahun 1999 tentang

    Pendidikan Tinggi sebagai Badan Hukum Milik Negara, menyatakan bahwa

    Unsur penunjang terdiri dari perpustakaan, laboratorium, bengkel, pusat

    komputer, kebun percobaan, dan bentuk lain yang dianggap perlu.

    Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah merupakan alat pelengkap di bidang

    pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang ada di luar fakultas,

    jurusan, dan laboratorium.

    Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat di semua

    penyelenggara pendidikan tinggi baik swasta maupun negeri. Yang dimaksud dengan

    perguruan tinggi adalah universitas, institute, sekolah tinggi, akademi, politeknik dan

    perguruan tinggi lain yang sederajat. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan

    unsur penunjang yang berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi

    perguruan tingginya, (Depdiknas, 2004).

    Perpustakaan perguruan tinggi memiliki beberapa fungsi, yaitu :

    a. Fungsi Edukasi, perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika,

    oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung

    pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap

    Universitas Sumatera Utara

  • program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung

    pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

    b. Fungsi Informasi, perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses

    oleh pencari dan pengguna informasi

    c. Fungsi Riset, perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder

    yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian

    ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

    d. Fungsi Rekreasi, perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang

    bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya

    inovasi pengguna perpustakaan

    e. Fungsi Publikasi, perpustakaan selayaknya juga mmebantu melakukan publikasi

    karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika

    dan staf non-akademik.

    f. Fungsi Deposit, perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan

    pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

    g. Fungsi Interpretasi, perpustakaan seharusnya melakukan kajian dan memberikan

    nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk

    membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

    2.6.4 Pelayanan Perpustakaan

    Perpustakaan sebagai organisasi publik dan nonprofit memberikan pelayanan

    informasi kepada masyarakat umum dengan mengutamakan kepuasan pelanggan,

    Universitas Sumatera Utara

  • sehingga dewasa ini perpustakaan menerapkan layanan terotomasi dengan computer

    yang kegunaannya untuk :

    1. Mempermudah, mempercepat, dan mempertepat layanan

    2. Mempermudah dan mempercepat penelusuran informasi dengan hasil yang baik

    3. Mempermudah dan mempercepat penemuan informasi oleh pengguna sendiri

    melalui fasilitas penelusuran terpasang (online)

    4. Memperluas jangkauan kepada sumber informasi yang beragam

    5. Membantu staf perpustakaan membuat berbagai macam data statistik sesuai

    dengan kebutuhan untuk evaluasi layanan, koleksi dsb.

    Jenis-jenis layanan di perpustakaan, antara lain :

    1. Layanan Sirkulasi, adalah mancakup semua bentuk kegiatan

    pencatatan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa

    perpustakaan, (Lasa H.S, 1994). Rangkaian kegiatannya : meminjamkan,

    mengembalikan, mencatat pesanan, memperpanjang masa pinjam, menagih atas

    keterlambatan mengembalikan pinjaman, memberikan sanksi, menerbitkan Surat

    Keterangan Bebas dari Tagihan.

    2. Layanan Rujukan, adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur

    informasi dalam berbagai subyek. Rangkaian kegiatannya: Memberikan informasi

    yang bersifat umum, membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk

    cara pemanfaatannya, membimbing pengguna dalam penelusuran informasi,

    menjelaskan cara menggunakan bahan perpustakaan rujukan, membantu

    Universitas Sumatera Utara

  • pengguna untuk menemukan informasi/bahan perpustakaan yang dicarinya,

    membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur, dsb.

    3. Layanan Multimedia, adalah layanan bahan multimedia kepada pengguna untuk

    ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya

    film dengan proyektornya.

    4. Jasa Kesiagaan Informasi (JKI), adalah satu jenis layanan rujukan yang

    memungkinkan pengguna mendapatkan informasi mengenai bahan perpustakaan

    baru dalam bidang yang diminatinya, adapun tujuan JKI adalah :

    membantu pengguna agar selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu

    pengetahuan dan tekonologi, memungkinkan pengguna mengetahui informasi

    mutakhir yang disediakan oleh perpustakaan sesuai dengan bidang minatnya,

    memungkinkan terjalinnya hubungan yang harmonis antara pengguna

    perpustakaan sehingga pelayanan koleksi yang tersedia termanfaatkan dengan

    lebih tepat guna.

    5. Pendidikan Pengguna, adalah kegiatan membimbing atau memberikan

    petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan

    kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efesien, yang

    tujuannya adalah : meningkatkan keterampilan agar mampu memanfaatkan

    kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri, membekali pengguna

    dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam

    subjek tertentu, meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan

    Universitas Sumatera Utara

  • perpustakaan, mempromosikan layanan perpustakaan, dan menyiapkan pengguna

    agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

    6. Silang Layan, adalah kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk

    saling memanfaatkan sumber daya dan layanan informasi semua perpustakaan

    yang terlibat, hal ini dilakukan karena pada kenyataannya bahwa tidak ada

    perpustakaan yang mampu memenuhi semua kebutuhan pengguna. Layanan ini

    diharapkan: perpustakaan lebih mampu memenuhi kebutuhan penggunanya,

    fasilitas yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan dapat dimanfaatkan secara

    optimal, dan sebuah perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi yang lebih besar

    dan lebih beragam daripada yang dimilikinya sendiri.

    Universitas Sumatera Utara