21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kista Ovarium Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011)Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. (Owen, 2005) Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan tumor ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.(Wiknjosastro,2005) Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.(Smeltzer,2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kista Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/48681/4/Chapter II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kista Ovarium Kista

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kista Ovarium

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling

sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011)Kista

ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di

ovarium. (Owen, 2005)

Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non

neoplastik.Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun

yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam

kehamilan tumor ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista

coklat atau kista lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn

kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala

kedalam panggul.(Wiknjosastro,2005)

Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang

normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri

atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat dan

ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental

berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.(Smeltzer,2002)

2.2. Jenis dan karakter kista

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan

neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis

sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus

dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.

(Prawirohardjo,2002)

Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya: (Mansjoer, 2000)

a. Kistoma Ovarii Simpleks

Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus,

biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding kista

tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.Penatalaksanaan

dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi

sangat besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan

degeneratif sehingga timbul perleketan kista denganomentum, usus-usus, dan

peritoneum parietale.Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi

musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan

dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa

salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini berasal dari epitel germinativum.Bentuk kista umumnya unilokular,

tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.Kista ini dapat membesar,

tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massaintraabdominal juga

dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii

musinosum.

d. Kista Dermoid

Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal

berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan

entoderm.Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya

berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa

kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal

dan sebagian lagi padat.Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista

ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis

adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista

dermoid.Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga

peritoneum.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh

ovarium.

Kista nonneoplastik terdiri dari: (Prawirohardjo, 2002)

a. Kista Folikel

Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun

tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah

tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,

melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan

besarnya biasanya dengan diameter 1 – 1,5 cm.

Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista

yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena

tekanan di dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista

berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen.Oleh sebab itu, kista

kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid.Kista folikel lambat laun dapat

mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun

menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat

ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan

menghilang sendiri.

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi

korpus albikans.Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus

luteum persistens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan

terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah

tua.Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel.Dinding

kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal

dari sel-sel teka.Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa

amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur.Adanya kista dapat pula

menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan yang berulang

dalam kista dapat menyebabkan ruptur.Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak

dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis

diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu.Jika dilakukan operasi,

gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis.

Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri.

Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista

korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

c. Kista Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya

kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.Kista biasanya

bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju.Pada pemeriksaan mikroskopik

terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan

luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya

kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan

dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium.Kista ini lebih banyak terdapat pada

wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista

ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium

yang diangkat waktu operasi.Kista terletak di bawah permukaan ovarium,

dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya

cairan jernih dan serus.

e. Kista Endometriosis

Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan

selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan

berkembang menjadi kista.Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat

endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.Kista ini berhubungan

dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri

senggama.Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut

peritoneum.Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya

keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam

selaput perut melalui saluran indung telur.Infeksi tersebut melemahkan daya tahan

selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.Gejala kista ini sangat khas

karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan

tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga

perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap

penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis.Karena sifat penyusupannya

yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.

f. Kista Stein-Leventhal

Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan

permukaannya licin.Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama

sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan

hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena

endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering

ditemukan.

Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari: (Nugroho,2010)

a. Tipe Kista Normal

Tiper kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional.

Kista tersebut merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan.

Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus

menstruasi yang normal.

Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa

subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma.

Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat

menstruasi.

Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak

mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri

dalam waktu 6-8 minggu.

b. Tipe Kista Abnormal

Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista

coklat ( endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,dan

kista Lutein.

Kistadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung

telur.Biasanya bersifat jinak, tetapi dapat membesar dan dapat menimbulkan

nyeri.Kista Coklat merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya.Kista ini

berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.,Kista Dermoid

merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,

rambut, gigi dan lemak.Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung

telur.Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.Kista Endometriosis

merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar

rahim.Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium

setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat.Kista Hemorrhage merupakan

kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah

satu sisi perut bagian bawah.

Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa

tipe kista lutein antara lainKista Granulosa Lutein merupakan kista yang terjadi di

dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan

kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan

saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm

menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi

perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan

menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.Kemudian Kista Theca

Lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti

jerami.Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi

hormonal.Dan kista polikistik ovarium merupakan kista yang terjadi karena kista

tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu.Biasanya terjadi setiap

bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista

polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk

mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

2.3 Anatomi Ovarium

Ovarium biasa disebut dengan indung telur.Ovarium memiliki ukuran kurang

lebih sebesar ibu jari tangan. Kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.

ovarium terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian dalam

(medulla). Pada cortex terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat

pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh limpa.(Anggun, 2012)

Ovarium terletak antara Rahim dan panggul dan disamping kanan-kiri uterus

yang menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, mempengaruhi kerja

uterus serta memberikan sifat kewanitaan dan mempunyai dampak dalam

mengatur proses menstruasi. (Prawirohardjo,2010)

Ovarium berbentuk bulat lonjong agak pipih, permukaan halus dan ukurannya

bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Gambaran ovarium bayi baru lahir

warna agak coklat, memanjang, struktur rata. Ukuranya kira-kira 1,3 x 0,5 x0,3

cm, beratnya kurang dari 0.3 gram, dengan bertambahnya usia menjadi anak-anak,

ovarium juga bertambah besar dan saat usia prepubertas dijumpai follicle kistik

yang dominan yang hampir mirip dengan penyakit polikistik ovariun. Pada

periode reproduksi, ovarium bentuk agak oval, ukuran 3-5 x 1,5-3,0 x 0.6-1,5 cm

dan berat kira-kira 5-8 gram, warna putih kemerah-merahan dan permukaan lebih

halus. Pada pemotongan dijumpai follikel-follikel kistik, korpora lutea warna

kuning, korpora albikan warna putih umumnya dijumpai di korteks dan medula.

Wanita post menopause ovariumnya bertambah kecil. Ukurannya bervariasi, ada

yang lisut/berkerut, gyriform, dan konsistensi biasanya padat. (wiknjosastro,2005)

Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia adalah :

a. Saat bayi lahir : mempunyai sel telur 750.000

b. Umur 6-15 tahun : mempunyai sel telur 439.000

c. Umur 6-25 tahun : mempunyai sel telur 159.000

d. Umur 26-35 tahun : mempunyai sel telur 59.000

e. Umur 35-45 tahun : mempunyai sel telur 34.000

f. Masa menopause semua telur menghilang.

Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama,

sehingga mempunyai peranan dalam mengatur proses menstruasi. Indung telur

mengeluarkan telur ( ovum ) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri.

2.4. Epidemiologi Kista Ovarium

2.4.1. Distribusi dan Frekuensi

Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang

sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.(William, 2007)

Kista Ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan

pada 18% wanita post menopause. Insiden yag sering terjadi pada wanita usia 30-

54 tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih. (William, 2007)

Di Indonesia sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan oleh

masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, serta penyakit yang

mengenai sistem reproduksi misalnya kista ovarium. (Manuaba, 2010)

Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000

populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista

fungsional dan jinak.Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira

22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang. (Rock JA,)

Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011 insidensi

kanker ovarium tertinggi terjadi di kota New York, Columbia dan Washington

dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang paling rendah terjadi

di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval 7,5-10,4 per 100.000

penduduk(CDC,2011)

Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista

ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi

Medan dari bulan Januari 2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium pada

wanita usia subur terdata sebanyak 34 kasus. (safitri,2010) Kemudian Di Rumah

Sakit ST. Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata

sebanyak 116 kasus. (Dumaris, 2012)

2.4.2. Determinan

Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara

pasti.Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal.Penyebab

terjadinya kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak factor yang saling

berhubungan. Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kista

ovarium adalah

a. Gangguan pembentukan hormone

Kista ovarium disebabkan oleh 2 gangguan (pembentukan) hormon yaitu

pada mekanisme umpanbalik ovarium dan hipotalamus. Estrogen

merupakan sekresi yang berperan sebagai respon hipersekresi folikel

stimulasi hormon. Dalam menggunakan obat- obatan yang merangsang

pada ovulasi atau misalkan pola hidup yang tidak sehat itu bisa

menyebabkan suatu hormone yang pada akhirnya dapat menyebabkan

ketidakseimbangan hormone. (Mansjoer, 2000) Gangguan keseimbangan

hormon dapat berupa peningkatan hormon Luteinizing Hormon (LH)

yang menetap sehingga dapat menyebabkan ganguan ovulasi. (Llewellyn,

2001)

b. Memiliki Riwayat kista ovarium atau keluarga memiliki riwayat kista

ovarium.(Wiknjosastro, 2005)

c. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)

Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang

biasanya menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.(William,2007)

d. Pada pengobatan infertilitas

Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi dengan

gonadotropin atau agen lainnya , seperti clomiphene citrate atau letrozole

, dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi

ovarium.(William, 2007)

e. Gaya hidup yang tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista

ovarium.Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok

,risiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks

massa tubuh menurun.Selain dikarenakan merokok pola makan yang

tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat

tambahan pada makanan, konsumsi alcohol dapat juga meningkatka risiko

penderita kista ovarium.(Bustam,2007)Pada wanita yang sudah

menopause kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas

indung telur (Manuaba,2010).

f. Gangguan siklus Haid

Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus

diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda

merupakan faktor resiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan

siklus haid tidak teratur juga merupakan faktor resiko kista

ovarium.(Manuaba,2010).

g. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal

Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan

faktor resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat

kontrasepsi hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang

menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung

mengurangi resiko untuk terkena kista ovarium.(Henderson, 2005)

2.5. Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik

Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih

kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin

membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan

sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.(Sarjadi,1995) Pemastian

penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip

dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di

luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan

setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius.

Gejala-gejalanya antara lain: perut ,terasa penuh, berat dan kembung, tekanan

pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi tidak

teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat

menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah,

atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan dinding

endometrium menebal,dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa

sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark

dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut

sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera. (Moore,2001)

2.6. Komplikasi

Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah

kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi

dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah (Prawirohardjo,2010)

1. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan

kista membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala

klinik yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah

yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang

menimbulkan nyeri diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada

patokan mengenai besarnya kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist

bisa menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya

pendarahan. (Hakimi, 1993)

2. `Infeksi pada kista

Jika terjadi didekat tumor ada sumber kuman patogen.

3. Torsio ( Putaran tangkai )

Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai dengan diameter

5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum

roduntum pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang

menjadi infark peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan

dikaitkan dengan kista, karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau

yang dapat muncul pada wanita usia reproduksigejalanya meliputi nyeri

mendadak dan hebat dikuadrat abdomen bawah, mual dan muntah dapat

terjadi demam leukositosis.

4. Perubahan keganasan

Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang

seksama terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites

dalam hal ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa

menapouse sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.

5. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma,

seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu

melakukan bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul

secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung keuterus ke dalam rongga

peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus- menerus disertatai tanda-

tanda akut.

2.8. Pencegahan Kista Ovarium

Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium. Akan

tetapi pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi kista Ovarium

dan secara tidak langsung akan mengurangi angka kematian akibat kista Ovarium.

2.8.1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat yang

sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kista ovarium.Pencegahan primer

dapat dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai

faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok,

menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti oksidan yang

tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang berbahaya pada makanan.

2.8.2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan

mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista ovarium melalui

diagnosa , pemeriksaan dini dan bekala kemudian pengobatan yang tepat.

(Budiarto, 2002)

Kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat

dideteksi selama beberapa tahun.Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar

dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan

menstruasi.Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan dapat

mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di cul-de-sac, atau di

tempat ovarium, atau meluas ke abdomen, yang dengan palpasi bersifat kistik

sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan

skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari

kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi

kistik dari mioma.(Llewellyn,2001)

Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan

ditemukan kista di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka

setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah

dapat digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis kista tersebut.Pada kista

ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari kista.Jika kista

ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan kista itu

konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih

penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan

tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista yang ditemukan ialah kista

ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat neoplastik atau

nonneoplastik.(Prawirohardjo, 2002)

Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis

menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan

kista-kista akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perleketan.Kista

nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu

biasanya menghilang sendiri.Jika kista ovarium itu bersifat neoplastik, maka

pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang

ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis

diferensial.(Prawirohardjo, 2002)

Penegakan diagnose dapat dibantu dengan pemeriksaan lanjutan yang

berupa :(Prawirohardjo, 2002)

(1) Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui

apakah sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk

menentukan sifat-sifat kista,

(2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak

dan batas kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau

kandung kencing, apakah kista kistik atau solid, dan dapat pula

dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang

tidak.

(3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya

hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat

dilihat adanya gigi dalam kista

(4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab

asites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan

kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

2.9. Penatalaksanaan Medis

Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista ovarium

yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi pengangkatan

biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih besar.

Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya masing-masing.Kista

ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista nonneoplastik tidak. Jika

menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan

yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm,

kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum,

jadi merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami

pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan

setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya

normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan,

sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu

observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat

mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik,

dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.(Prawirohardjo, 2002)

Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah

pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung kista.Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu

dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba

(salpingo-ooforektomi).Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk

mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.(Prawirohardjo,

2002)

Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk

mengetahui apakah ada keganasan atau tidak.Jika keadaan meragukan, perlu pada

waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section)

oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista

ganas atau tidak.Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan

salpingo-ooforektomi bilateral.Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin

mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel

granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan

melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya

pada pemeriksaan ultrasonografi.Mungkin dapat diamati kista ovarium

berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista

membesar.Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista

atau kistektomi ovarium.Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran

>80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah

kehamilan minggu ke 12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30

mungkin sulit dikeluarkan lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan

prematur.Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah

mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan

pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat

digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi

ovarium.(Moore,2001)

2.10 Kerangka Konsep

Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium

1. Sosiodemografi

Umur

Suku

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Status Perkawinan

2. Keluhan

3. Status Haid

4. Ukuran Diameter kista

5. Jenis Kista

6. Penatalaksanaan Medis

7. Lama Rawatan

8. Sumber Biaya