Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Botani Kentang
Sistematika
Solanum tuberosum L, merupakan nama latin dari kentang. Kentang
merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim, termasuk famili solanaceae,
dan memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman kentang berbentuk
semak atau herba, batangnya berada diatas permukaan tanah, ada berwarna hijau,
kemerah-merahan, dan ungu tua. Bagian bawah batangnya bisa berkayu
sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan
mudah rubuh.
Berikut ini klasifikasi ilmiah kentang.
Kerajaan/kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta/Spermatophyta
Kelas : Magnoliophyta /Dicotyledonae (Berkeping dua)
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae (Berumbi)
Famili : Solanaceae (Berbunga terompet)
Genus : Solanum (Daun mahkota berletakan satu sama lain)
Seksi : Petota
Spesies : Solanum tuberosum
Nama binomial : Solanum tuberosum LINN.
2.2. Morfologi Tanaman
2.2.1. Daun
Daun pertama berupa daun tunggal,daun berikutnya berupa daun majemuk
imparipinnate dengan anak daun primer dan anak daun sekunder.Posisi tangkai
daun utama terhadap batang bervariasi.Pada tangkai daun utama terletak helaian
anak daun primer dan sekunder yang berbeda-beda dalam bentuk,ukuran,dan
warna.Pada dasarnya,daun majemuk kentang mempunyai tunas ketiak yang dapat
berkembang menjadi cabang sekunderdengan sistem percabangan simpodial.
6
2.2.2. Batang
Batangnya biasa berbentuk segi empat, panjangnya bias mencapai 40-100
cm. batang kentang pada umumnya lembek sehingga tidak tahan terhadap angin
kencang. Batang pada umumnya hijau tua, batang bercabang dan setiap cabang
ditumbuhi oleh daun-daun yang rimbun (Samadi, 2007).
2.2.3. Akar
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar
tunggang menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabut
tumbuh menyebar ke arah samping dan menebus tanah datar. Akar tanaman
berwarna keputi -putihan dan sangat kecil, di antara akar-akar ini ada yang
nantinya menjadi bakal umbi/stolon (Samadi, 2007).
2.2.4. Bunga
Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada yang tidak, tergantung pada
varietasnya. Warna bunga bervariasi, yakni kuning atau ungu. Kentang varietas
dasiree berbunga ungu. Pada tanaman kentang yang berbunga, bunga tumbuh dari
ketiak daun teratas. Jumlah tanda bunga juga bervariasi sedikit sampai banyak.
Kentang variestas cosima memiliki tandan bunga sampai 11 buah, sedangkan
varietas cipanas 7 buah. Bunga kentang berjenis kelamin dua.
Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah
dan biji-biji. Buah berbentuk buni dan didalamnya berisi banyak biji (Samadi,
2007).
2.2.5. Umbi
Umbi terbentuk dari cabang samping di antara akar-akar. Proses
pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari
rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak.
Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air.
Umbi kentang memiliki mata tunas sebagai bahan perkembangbiakan yang
selanjutnya dapat menjadi tanaman baru. Selain mengandung zat gizi, umbi
7
kentang mengandung solanin. Zat ini bersifat racun dan berbahaya bagi yang
memakannya. Racun solanin tidak dapat hilang apabila umbi tersebut keluar dari
tanah dan terkena sinar matahari. Umbi kentang yang masih mengandung racun
solanin bewarna hijau walaupun sudah tua (Samadi, 2007).
2.3. Syarat Tumbuh
2.3.1. Tanah
Pada tanah asam (pH kurang dari 5) tanaman sering mengalami
gejala kekurangan unsur Mg dan keracunan Mn. Selain itu, tanaman menjadi
mudah terserang nematoda. Sementara itu, pada tanah basa (pH lebih dari 7),
sering timbul gejala keracunan unsur K dan umbinya mudah terserang penyakit
kudis (Steptomyces scabies) (Sunarjono, 2007). Tanaman kentang toleran
terhadap selang pH yang cukup luas yaitu 4,5 – 8,0, tetapi untuk pertumbuhan
optimal dan ketersediaan unsur hara pH yang baik adalah 5,0 – 6,5 (Wattimena et
al., 1992).
Keadaan tanah yang baik dan sesuai untuk tanaman kentang adalah yang
berstruktur remah, gembur, banyak mengadung bahan organik, subur, mudah
menikat air dan memiliki solum tanah dalam, sementara tektur tanah yang cocok
adalah tanah lempung ringan dengan sedikit kandungan pasir. Keadaan pH tanah
yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5.0 – 7,0, tergantung
tergantung varietas kentang (Samadi, 2007).
2.3.2. Iklim
Kentang merupakan tanaman subtropis, dibudidayakan di dataran tinggi,
yaitu ketinggian 1000-3000 meter di atas permukaan laut. Tanaman kentang
menghendaki suhu harian optimum 160 C untuk pertumbuhan dan produksi yang
baik.Suhu terlalu rendah dapat menurunkan produksi, bahkan dapat membunuh
tanaman. Pembentukan umbi pada kentang saat meningkatnya suhu. Suhu siang
hari untuk pembentukan umbi adalah 170-22
0 C dan malam hari 5
0-12
0 C
(Zukarnain, 2013).
8
2.3.3. Penyinaran Cahaya Matahari
Faktor cahaya sangat berpengaruh terhadap pembentukan organ vegetatif
tanaman, seperti batang, cabang, dan daun, serta organ generatif seperti bunga dan
umbi. Terbentuknya bagian vegetatif dan generatif ini merupakan hasil proses
asimilasi yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi. Penyinaran
cahaya matahari yang kurang, misalnya karena keadaaan mendung, iklim
setempat, ataupun karena adanya naungan pohon besar di sekitar tanaman dapat
menyebabkan proses asimilasi tidak berjalan semestinya. Semakin besar cahaya
matahari yang diterima tanaman, semakin besar pula pengaruhnya terhadap
kenaikan hasil yang dapat dipanen (Kanisius, 2007).
Lama penyinaran yang diperlukan oleh tanaman untuk kegiatan
fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaraan juga berpengaruh terhadap
waktu dan saat umbi terbentuk serta masa perkembangan umbi (Kanisius, 2007).
2.3.4. Curah Hujan
Daerah dengan rata-rata curah hujan 1.500 mm per tahun sangat sesuai
untuk membudidayakan kentang. Curah hujan yang tinggi berpengaruh secara
langsung terhadap peningkatan kelembapan, penurunan suhu, berkurangnya
cahaya matahari, dan peningkatan air tanah. Semuanya akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan hasilnya. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan
genangan air yang berlebihan. Genangan air yang terjadi dapat menyebabkan
umbi membusuk (Kanisius,2007).
2.4. Jenis dan Varietas Tanaman Kentang
Kentang terdiri dari beberapa jenis dan beragam varietas. Jenis-jenis
tersebut memiliki perbedaan bentuk, ukuran, warna kulit, daya simpan,komposisi
kimia, sifat pengolahan dan umur panen. Berdasarkan warna kulit dan daging
umbi, kentang terdiri dari tiga golongan yaitu kentang kuning, kentang putih, dan
kentang merah. Kentang kuning memiliki beberapa varietas, yaitu varietas
Pattrones, Katella, Cosima, Cipanas, dan Granola. Kentang putih memiliki
varietas Donata, Radosa, dan Sebago. Varietas Kentang merah yaitu Red Pontiac,
9
Arka dan Desiree. Jenis kentang yang paling digemari adalah kentang kuning
yang memiliki rasa yang enak, gurih, empuk, dan sedikit berair (Aini, 2012).
2.5. Sistem Perbanyakan Benih Kentang Bermutu
2.5.1. Pola dan Sistem Perbanyakan Benih Kentang Bermutu
1. Pola perbanyakan benih kentang bermutu mengikuti pola perbanyakan
satu generasi (one generation flow)dengan perbanyakan secara vegetatif
menggunakan umbi atau stek sebagai benih.
2. Perbanyakan benih kentang bermutu dilaksanakan melalui sistem
sertifikasi dan dilakukan oleh produsen atau instansi pemerintah yang
memiliki sertifikat kompetensi dan/atau yang memiliki sertifikat sistem
manajemen mutu dibidang perbenihan hortikultura.
3. Benih kentang bermutu dimulai dari kelas Benih Penjenis (BS), Benih
Dasar (BD/G0), Benih Pokok (BP/G1), dan Benih Sebar (BR/G2) dengan
klasifikasi sebagai berikut :
a. BS yaitu benih generasi awal yang diproduksi dari benih inti.
Benih penjenis berupa Planlet, stek dari planlet dan umbi mikro
yang terjamin kebenaran varietasnya berdasarkan rekomendasi dari
pemilik varietas dan bebas dari patogen.
b. BD atau G0 merupakan hasil perbanyakan dari kelas BS.
Perbanyakan G0 harus dilaksanakan di rumah kasa kedap serangga
dan harus memenuhi standar mutu atau PTM.
c. BP atau G1 merupakan hasil perbaanyakan dari G0 atau
diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyakan G1
dilaksanakan di dalam rumah kasa kedap serangga dan harus
memenuhi standar mutu atau PTM.
d. BR atau G2 merupakan hasil perbanyakan dari G1 atau
diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyakan G2
dilaksanakan di lapangan dan harus memenuhi standar mutu atau
PTM.
4. Delegasi Legalitas adalah pemberian kewenangan penggunaan varietas
kepada produsen benih kentang dalam memperbanyak BS dikeluarkan
10
oleh pemulia, pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa. Untuk
varietas publik domain ada surat keterangan/pendampingan dari pemulia
tanaman kentang. Bentuk surat delegasi legalitas seperti pada
format/borang model SK 01.
Persyaratan dan tata cara pemberian delegasi legalitas sebagai
berikut :
a. Persyaratan penerima delegasi legalitas :
1. Produsen benih/instansi pemerintah yang telah memiliki sertifikat
kompetensi atau telah memiliki sertifikat sistem manajemen mutu
di bidang perbenihan hortikultura ;
2. Memiliki fasilitas pendukung perbanyakan benih kentang kelas BS
yang memadai;
3. Tersedia SOP perbanyakan benih;
4. Menguasai SDM yang kompeten di bidangnya;
5. Bersedia melaksanakan produksi benih sesuai dengan peraturan
yang berlaku;
6. Membuat nota kesepahaman.
b. Tata cara penerbitan delegasi legalitas
1. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada
pemilik/kuasa varietas dengan menggunakan form/borang SK 01
(A) dilampiri dengan :
a. Fotocopy sertifikat kompetensi/SMM
b. Surat pernyataan bersedia melaksanakan produksi benih sesuai
aturan
c. Peta lokasi produksi
2. Pemilik/kuasa varietas melaksanakan peninjauan lapangan untuk
memastikan kelayakan produsen.
3. Delegasi legalitas diterbitkan apabila produsen telah dinyatakan
layak
4. Masa berlaku delegasi legalitas 2 tahun dan akan dilaksanakan
peninjauan ulang 12 bulan sejak penerbitan sertifikat.
11
c. Apabila pada masa berlakunya delegasi legalitas produsen tidak
memenuhi nota kesepahaman atau melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perbenihan nasional maka delegasi legalitas dapat dicabut.
5. Surat keterangan BS dikeluarkan oleh pemegang delegasi legalitas berisi
minimal meliputi nama varietas, kesehatan benih dan sebagaimana pada
formulir/borang model SK03.
6. BD, BP, dan BR disertifikasi oleh instansi, kecuali bagi produsen atau
instansi pemerintah/lembaga yang memiliki sertifikat sistem manajemen
mutu.
7. Legalitas benih bermutu terdiri atas:
a. Surat keterangan untuk kelas benih BS;
b. Label yang terpasang pada kemasannya dengan warna putih untuk
kelas benih BD, ungu untuk kelas benih BP dan biru untuk kelas benih
BR.
2.5.2. Perbanyakan Benih Kentang Kelas BD (G0)
1. Persyaratan
a. Produsen
1) Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat sistem manajemen
mutu
2) Mempunyai benih sumber
3) Mempunyai rumah kasa
4) Mempunyai gudang penyimpanan
b. Benih Sumber
1) Varietas telah terdaftar untuk peredaran
2) Benih sumber yang digunakan adalah benih penjenis
3) Benih sumber harus disertai dengan surat keterangan
c. Rumah Kasa
1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36
lubang/inci2
2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa
3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor
4) Rumah kasa harus mendapat cahaya optimal
12
5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung
pada bagiandalam rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang
menghubungkan pintu pertama dengan ruang dalam rumah kasa
6) Terdapat bak disinfectan diantara pintu pertama dan kedua yang
dirancang agar setiap orang yang masuk kedalam rumah kasa
melewatinya.
7) Bagian atas rumah kasa tembus cahaya dan harus beratap kedap
air untuk perbanyakan aeroponik, sedangkan perbanyakan
konvensional dianjurkan beratap kedap air
8) Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau
material lainnya, terutama yang akan mengganggu sinar matahari
masuk.
d. Media Tanam
1) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soil), cocopeat,
arang sekam atau bahan lainnya yang dianggap baik untuk media
tanam
2) Media tanam harus steril dan ditempatkan/diletakkan tidak kontak
langsung deangan dasar tanah
3) Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus (steam),
disangrai atau dengan menggunakan bahan kimia
a) Sterilisasi dengan disangrai atau dikukus selama 3-4 jam
dengan suhu minimal 90oC secara merata
b) Sterilisasi dengan bahan kimia, harus diperhatikan
penggunaan dosis, cara dan lama waktu sterilisasi yang
dianjurkan oleh produknya masing-masing
4) Media tanam tersebut digunakan untuk perbanyakan benih secara
konvensional, sedangkan pada aeroponikmedia tanam tersebut
digunakan untuk proses pengakaran stek
5) Nutrisi tanaman pada aeroponik mengandung unsur hara makro
dan mikro dengan komposisi sesuai rekomendasi.
13
e. Gudang
1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang disimpan
2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara cukup
sehingga sirkulasi udara dalam ruangan baik dan pencahayaan
cukup sesuai kebutuhan
3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan
benih yang terjaga kebersihannya
2. Proses perbanyakan benih
a. Persiapan tanam, penanaman dan pemeliharaan
1) Perbanyakan benih secara konvensional
a) Persiapan Tanam
(1) Media tanam steril ditempatkan pada wadah/tempat
media dan tidak kontak langsung dengan tanah
(2) Lubang tanam dibuat dengan kedalaman ± 3 cm dan
jarak tanam 8 x 10 atau 10 x 10 cm
b) Penanaman
(1) Planlet/stek planlet/umbi mikro yang sehat dan
memenuhi syarat ditanam pada media yang telah
disiapkan
(2) Tanaman pada unit sertifikasi tidak boleh dijadikan
sumber perbanyakan stek
c) Pemeliharaan
(1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan
agar tanaman dapat tumbuh sehat dan produktif
menghasilkan benih secara maksimum
(2) Penyiraman harus dilakukan secara teratur dan cukup
(3) Pembumbunan dengan media yang steril harus dilakukan
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(4) Pemasangan tali penyangga tanaman disesuaikan dengan
kondisi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(5) Diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan
kesuburan dan produktivitas
14
(6) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal
(7) Dilakukan pencabutan dan pembersihan terhadap
tanaman yang terindikasi terinfeksi penyakit atau
verietas lain. Apabila ditemukan tipe simpang atau
mutan dalam jumlah banyak segera lapor dan
dikonsultasikan dengan instansi.
2.6. Pupuk Organik Cair(POC)
2.6.1. Azolla
Azolla merupakan tumbuhan kecil yang mengapung di air,terlihat
berbentuk segitiga atau segiempat, berukuran 2-4 cm x 1 cm, terdiri atas 3
bagian, (yaitu akar, rhizome, dan daun yang terapung), Akar soliter,
menggantung di air, berbulu. 1-5 cm, dengan membentuk kelompok 3-6
rambut akar. Rhizomamerupakan sporofit, daun kecil, membentuk 2 barisan,
menyirip bervariasi, duduk melekat, cuping dengan cuping dorsal berpegang
di atas permukaan air dan cuping ventral mengapung. Daun berongga di
dalamnya hidup Anabaena azolloen (Heddy, 2003).
Azolla sangat peka terhadap kekeringan, sehingga habitat yang berair
merupakan kebutuhaan utama untuk tetap bertahan hidup. Tumbuhan ini
akan mati dalam beberapa jam jika berada pada kondisi kering.
Penyebarannya secara luas pada daerah sedang dan pada umumnya sangat
dipengaruhi oleh kondisi suhu di daerah tropis, kondisi lingkungan yang baik
adalah suhu antara 200C-25
0C (Yunus,1987).
Tabel 2.2 Kandungan Azolla (Azolla pinnata)
Unsur hara
mikro Kandungan Unsur hara mikro Kandungan
Nitrogen (N) 4.50% Calsium (Ca) 0.4-1%
Phospor (P) 0.5-0.9% Magnesium (Mg) 0.5-0.6%
Kalium (K) 2-4.5% Ferum (Fe) 0.06-0.26%
Mangaan (mn) 0.11-0.16%
(Suryati,dkk,2015)
15
2.6.2. Air Kelapa Muda
Maka penambahan air kelapa muda dalam media kultur dapat
membantu mendorong pertumbuhan. Air kelapa adalah salah satu bahah alami,
didalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l dan
giberelin sedikit sekali serta senyawa lain yang dapat menstimulasi
perkecambahan dan pertumbuhan. Penggunaan air kelapa sampai 250 ml/l dapat
mempercepat perkecambahan biji.
Pada perlakuan tunggal air kelapa munculnya daun lebih cepat pada
konsentrasi 250 ml/l dengan rentang waktu 31-48 hari. Hal ini diduga pada
konsentrasi tersebut rasio sitokinin lebih tinggi daripada auksin dan juga
disebabkan karena pulb yang muncul lebih cepat sehingga munculnya daun lebih
cepat.
2.6.3. Bawang Merah
Bawang Merah mengandung kadar hormon pertumbuhan yang tinggi yang
bernama Auksin dan Giberelin. Fungsi hormon auksin dan gibrelin itu sendiri
terletak pada pembesaran sel dan pengontrolan pertumbuhan sel dimana hormon
auksin bekerja dengan merangsang sel untuk membesar dan bertumbuh secara
aksis longitudinal sementara hormon giberelin mengontrol tumbuh dan
berkembangnya seluruh organ tumbuhan dalam sistem organnya tersebut.
2.6.4. Kapur sirih
Kesuburan tanah tergantung dengan keseimbangan pH (potential of
hydrogen) yang dimilikinya. pH menentukan keasaman dan kebasaan tanah, serta
menentukan suksesnya hasil tanaman yang di budidayakan. Kapur dapat
digunakan untuk menyimbangkan pH tanah dan dapat juga membantu
memperbaiki kualitas tanah.
Kapur tohor merupakan jenis kapur yang pembuatannya melalui
pembakaran. Kapur ini lebih terkenal dengan nama kapur sirih. Bahannya berupa
batuan kapur gunung dan kulit kerang. Secara ilmiah kapur ini adalah Kalsium
Oksida(CaO).
16
2.7. Kompos Notayam
Pupuk kompos adalah pupuk organik yang dibuat dengan proses
pembusukan sisa-sisa bahan organik, baik limbah tanaman maupun hewan yang
diolah dengan melakukan fermentasi terlebih dahulu. Pupuk kompos ini sangat
bagus sekali untuk tanaman karena banyak kandungan unsur hara. Manfaat
penggunaan pupuk organik bagi tanaman sudah banyak di rasakan para petani.
Pada penelitian ini saya menggunakan media tanam dengan kompos organik
Notayam dengan unsur-unsur sebagai berikut.
Mengandung N, P, K ,Mg, Ca, dan unsur-unsur mikro. Unsur hara yang di
kandung sekitar:
N + P2O5 + K2O =5%
Fe total =7000 ppm
Fe tersedia =80 ppm
Mn =670 ppm
Zn =70 ppm
No. Pendaftaraan :02.03.2017.075