Upload
ns-gunawan-muhaemin-skep
View
11
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bronchopneumonia
1. Definisi
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisisan rongga alveoli oleh eksudat
(irman Somantri, 2007).
Pneumonia adalah proses inflamasi paru yang terdapat konsolidasi
dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Arif Muttaqin, 2011).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia
yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau
lebih area terlokalisasi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area
berbercak. (Smeltzer, 2008).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk
bercak-bercak (patchy distribution) (Bennete, 2013).
6
2. Etiologi
a. Bakteri
Diplococus pneumonia, pneumococcus, streptococcus hemoliticus
aerus, haemophilus influenza, basilus Friedlander (klebsia
pneumoni), mycobacterium tuberculosis.
b. Jamur
Citoplasma capsulatum, criptococcus neptromas, blastomices
dermatides, aspengillus Sp, candida albicans, mycoplasma
pneumonia, aspirasi benda asing
c. Virus
Respiratoty syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
d. Factor lain
1) Factor predisposisi
a) Umur
b) Genetic
2) Factor pencetus
a) Gizi buruk
b) Bayi berat lahir rendan
c) Tidak mendapatkan ASI yang memadai
d) Imunisasi tidak lengkap
e) Polusi udara
f) Kepadatan tempat tinggal
7
3. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti
menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis.
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar
ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1) Nyeri pleuritik
2) Nafas dangkal dan mendengkur
3) Takipnea
b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
1) Mengecil, kemudian menjadi hilang
2) Krekels, ronki
3) Gerakan dada tidak simetris
c. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
d. Diafoesis
e. Anoreksia
f. Malaise
g. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian
berubah menjadi kemerahan atau berkarat
8
h. Gelisah
i. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
j. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati.
4. Komplikasi
a. Atelektasis
Pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflex batuk hilang.
b. Emfisema
Keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat
disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru
Pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistemik
e. Endokarditis
Peradangan katup endokardial.
f. Meningitis
9
5. Patofisiologi
Virus, bakteri, jamur, factor lain↓
Infeksi saluran napas atas
↓ ↓ ↓Kuman berlebih kuman terbawa infeksi saluran napas bawah
Di bronkus disaluran pencernaan↓ ↓ dilatasi ↑suhu edema antara
Proses peradangan infeksi saluran pembuluh ↓ kapiler & alveoli↓ pencernaan darah septikimia ↓
Akumuasi secret ↓ ↓ ↓ iritasi PMNDi broncus ↑floral normal eksudat ↑metabolisme eritrosit pecah
↓ dalam usus plasma masuk ↓ ↓Bersihan mucus ↓ alveoli evaporasi↑ edema paruJalan napas broncus↑ ↑peristaltik ↓ ↓Tdk efektif ↓ usus gangguan difusi pengerasan
Bau mulut ↓ dlm plasma dinding paruTdk sedap malabsorpsi ↓ ↓
↓ ↓ gangguan ↓compliance paruAnoreksia diare pertukaran gas ↓
↓ ↓ suplai O2 ↓Intake kurang gangguan
keseimbangan cairan hiperventilasi hipoksiaNutrisi kurang dan elektrolit ↓ ↓Dari kebutuhan dipsneu metabolisme
↓ anaerob ↑Retraksi dada ↓Atau PCH akumulasi
↓ asam laktat ↑Gangguan pola ↓
Napas fatigue↓
IntoleransiAktifitas
6. Penatalaksanaan
Terapi medis
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic.
Pada penderita yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi
antibiotic. Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur, keadaan
umum penderita dan dugaan kuman penyebab.
10
a. Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh
Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus.
Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka
secara praktis dipakai :
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari,
dan Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol
(dosis sda).
b. Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia,
Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari,
dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau kombinasi :
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin
5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan
malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.
c. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :
11
Streptokokus pneumonia :
- Penisilin prokain IM atau
- Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali
sehari atau
- Eritromisin (dosis sda) atau
- Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Mikoplasma pneumonia : Eritromisin
- Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping
obat (misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan,
perlu dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
- Kemajuan klinis penderita
- Jenis kuman penyebab
Indikasi rawat inap :
- Ada kesukaran napas, toksis.
- Sianosis
- Umur kurang dari 6 bulan
- Adanya penyulit seperti empiemaa
- Diduga infeksi Stafilokokus
- Perawatan di rumah kurang baik.
Pengobatan simptomatis:
- Zat asam dan uap.
- Ekspetoran bila perlu
Fisioterapi :
12
- Postural drainase.
- Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.
Penatalaksanaan Keperawatan yang dapat diberikan pada klien
bronkopneumonia adalah:
a. Menjaga kelancaran pernapasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman
Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah:
a. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)
b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk transpor muskusilier.
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
7. Pencegahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari
kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit
yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini. Selain itu
hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan
tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti halnya
sebagai berikut :
13
a. Pola Hidup Sehat, makan makanan bergizi dan teratur, menjaga
kebersihan, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga.
b. Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi
kemungkinan terinfeksi antara lain : Vaksinasi Pneumokokus,
Vaksinasi H. influenza, Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada
anak dengan daya tahan tubuh rendah, Vaksin influenza yang
diberikan pada anak sebelum anak sakit.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas anak
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat, no
medrek, diagnose medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2) Identitas orang tua
Nama orang tua, umur, pekerjaan, pendidikan, pendidikan,
agama, alamat.
3) Keluhan utama
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal,
diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar
hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare,
tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
4) Riwayat penyakit sekarang
14
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat
naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai
kejang karena demam yang tinggi.
5) Riwayat penyakit dahulu
Anak pernah menderita penyakit saluran pernapasan atau
penyakit infeksi sebelumnya. Riwayat pernah dirawat di rumah
sakit sebelumnya.
6) Riwayat penyakit keluarga
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran
pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang
lainnya.
7) Riwayat kesehatan lingkungan
Bronchopneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal
musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan
lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak
menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu
ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
8) Riwayat kehamilan dan kelahiran
a) Prenatal
Riwayat kehamilan ibu, frekuensi pemberian imunisasi
TT.
b) Intranatal
15
Anak yang lahir dengan BBLR mempengaruhi timbulnya
penyakit saluran pernapasan.
c) Postnatal
Riwayat penyakit infeksi pada post natal akan berpengaruh
terhadap respon imun anak serta anak yang kurang
mendapat asupan ASI beresiko timbulnya
bronchopneumonia.
9) Riwayat imunisasi
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah
karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk
melawan infeksi sekunder.
10) Riwayat tumbuh kembang
Motorik halus, motorik kasar, bahasa dan perilaku social
disesuaikan dengan usia anak.
11) Pola fungsi kesehatan
a) Nutrisi
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi
protein = MEP), kehilangan nafsu makan, mual, muntah.
b) Eliminasi
Adanya diare.
c) Istirahat tidur
16
Letargi, kelemahan, kelelahan, insomnia.
d) Neurosensori
Sakit kepala, nyeri dada, mialgya.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Lemas, tampak sakit
2) Kesadaran
Compos mentis/somnolen
3) Tanda-tanda vital
Respirasi : dipsneu
Suhu : demam
Nadi : takikardi
4) Sistem pancaindra
Tidak ada kelainan.
5) Sistem pernapasan
Dipsneu/takipneu, retraksi intersocta, Sesak napas, pernapasan
cuping hidung, ronchi, wheezing, batuk produktif atau non
produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak
teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada
daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret.
6) Sistem kardiovaskular
Takikardi, sianosis, CRT normal.
7) Sistem gastrointestinal
17
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun,
lemah.
8) Sistem genitourinaria
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi.
9) Sistem neurosensori
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis
terus pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
10) Sistem musculoskeletal
Tonus otot menurun, lemah secara umum.
11) Sistem integument
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis,
pucat, akral hangat, kulit kering, berkeringat.
12) Sistem endokrin
Tidak ada kelainan.
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Sinar X: mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga
menyatakan abses luas/infilrat, empiema
(stapilococcus);infiltrate menyebar atau terlokalisasi
(bacterial);atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (virus).
Pneumonia mikoplasma sinar X dada mungkin bersih.
2) GDA: tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru
yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
18
3) Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: diambil dengan
biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopi fiberotik atau
biopsy pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab.
4) Jumlah Darah Lengkap: leukositosis biasanya ada, meski sel
darah putih rendah terjadi pada infekksi virus, kondisi tekanan
imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5) Pemeriksan serologi; titer virus atau legionella, aglutinin
dingin.
6) Laju Endap Darah: meningkat
7) Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti
dan kolaps); tekanan jalan napas mungkin meningkat dan
komplain menurun, hipoksemia.elektrolit natrium dan klorida
mungkin rendah.
8) Bilirubin mungkin meningkat.
9) Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka menyatakan
intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik.
2. Analisa Data
Data Etilogi Masalah
DS:Ibu klien mengatakan anaknya batukDS:- Batuk berdahak- Ronkhi/whezzing- Napas ireguler- sianosis
Virus, jamur, bakteri, factor lain
↓Infeksi saluran napas atas
↓Kuman berlebih di bronkus
↓Proses peradangan
↓Akumulasi secret di
Bersihan jalan napas tidak efektif
19
bronkus↓
Bersihan jalan napas tidak efektif
DS:Ibu klien mengatakan anaknya demamDO:- suhu meningkat- akral hangat- leukosit meningkat
Virus, bakteri, jamur, factor lain
↓Infeksi saluran napas
bawah↓
Peningkatan suhu↓
Hipertermi
Hipertermi
DS:Ibu klien mengatakan anaknya sesakDO:- dipsneu - sianosis- takikardi- gelisah
Virus, bakteri, jamur, factor lain
↓Infeksi saluran napas
bawah↓
Dilatasi pembuluh darah↓
Eksudat plasma masuk alveoli
↓Gangguan difusi dalam
plasma↓
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas
DS:Ibu klien mengatakan anaknya sesak.DO:- PCH- Retraksi dada- dipsneu- sianosis
Virus, bakteri, jamur, factor lain
↓Infeksi saluran napas
bawah↓
Edema antara kepiler dan alveoli
↓Iritasi PMN eritrosit pecah
↓Edema paru
↓Pengerasan dinding paru
↓Penurunan compliance
paru↓
Suplai O2 menurun↓
Gangguan pola napas
20
Hiperventilasi↓
Dipsneu↓
Retraksi dada/PCH↓
Gangguan pola napasDS:Ibu klien mengatakan anaknya demam dan berkeringat.DO:- ubun-ubun cekung- kulit kering- mukosa bibir kering- turgor menurun
Virus, bakteri, jamur, factor lain
↓Infeksi saluran napas
bawah↓
Kuman terbawa di saluran pencernaan
↓Infeksi saluran cerna
↓Peningkatan flora normal
dalam usus↓
Peningkatan peristaltic usus
↓Malabsorpsi
↓Diare
↓Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
DS:Ibu klien mengatakan anaknya malas makan.DO:- BB turun- Mual, muntah- Bau mulut- Anoreksia
Virus, jamur, bakteri, factor lain
↓Infeksi saluran napas atas
↓Kuman berlebih di bronkus
↓Proses peradangan
↓Akumulasi secret di
bronkus↓
Mucus di bronkus meningkat
↓Bau mulut tidak sedap
↓Anoreksia
Nutrisi kurang dari kebutuhan
21
↓Intake kurang
↓Nutrisi kurang dari
kebutuhanDS:Ibu klien mangatakan anaknya lemas.DO:- Dipsneu- Takikardi- Pucat/sianosis- Tonus otot menurun
Virus, bakteri, jamur, factor lain
↓Infeksi saluran napas
bawah↓
Edema antara kepiler dan alveoli
↓Iritasi PMN eritrosit pecah
↓Edema paru
↓Pengerasan dinding paru
↓Penurunan compliance
paru↓
Suplai O2 menurun↓
Hipoksia↓
Metabolism anaerob meningkat
↓Akumulasi asam laktat
meningkat↓
fatigue↓
Intoleransi aktifitas
Intoleransi aktifitas
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi
secret di bronkus ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya batuk
DS:
22
- Batuk berdahak
- Ronkhi/whezzing
- Napas ireguler
- sianosis
b. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan ditandai
dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya demam
DO:
- suhu meningkat
- akral hangat
- leukosit meningkat
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolar dan kapiler ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya sesak
DO:
- dipsneu
- sianosis
- takikardi
- gelisah
d. Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
compliance paru ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya sesak.
DO:
- PCH
23
- Retraksi dada
- Dipsneu
- sianosis
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebih (demam, berkeringat, hiperventilasi,
muntah) ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya demam dan berkeringat.
DO:
- ubun-ubun cekung
- kulit kering
- mukosa bibir kering
- turgor menurun
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
intake makanan ditandai dengan:
DS: Ibu klien mengatakan anaknya malas makan.
DO:
- BB turun
- Mual, muntah
- Bau mulut
- Anoreksia
g. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan suplai O2
ditandai dengan:
DS: Ibu klien mangatakan anaknya lemas.
DO:
24
- Dipsneu
- Takikardi
- Pucat/sianosis
- Tonus otot menurun
4. Nursing Care Planning
Dx Tujuan Intervensi Rasional1 Setelah dilakukan
asuhan keperawatan diharapkan jalan napas kembali efektif dengan kriteria hasil:- Tidak batuk- Suara napas
vesikuler
- Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.
- Auskultasi area paru, catat area penurunan atau tak ada aliran udara dan bunyi napas edventisius.
- Bantu klien untuk napas dalam dan batuk efektif.
- Berikan air minum (hangat) sesuai kebutuhan.
- Lakukan pengisapan bila perlu.
Kolaborasi- Awasi efek nebulizer
dan fisioterapi lain.
- Berikan obat sesuai indikasi.
- Takipneu, pernapasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/cairan paru.
- Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronchial dapat juga terjadi pada area konsolidasi.
- Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru/jalan napas lebih kecil. Batuk menekan pembersihan jalan napas.
- Cairan hangat memobilisasi dan mengeluarkan secret.
- Merangsang batuk atau membersihkan jalan napas secara mekanik.
- Memudahkan pengenceran dan pembuangan secret.
- Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret.
25
- Beri cairan tambahan IV
- Awasi seri sinar X dada dan GDA.
- Cairan diperlukan untuk menggantikan kehilangan dan memobilisasi secret.
- Mengevaluasi kemajuan dan efek proses penyakit dan memudahkan pilihan terapi yang diperlukan.
2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak ada hipertemi dengan kriteria hasil:- Suhu normal- Akral hangat
- Kaji penyebab hipertermi
- Observasi suhu tubuh
- Berikan kompres hangat pada dahi/aksila
- Anjurkan banyak minum
- Anjurkan untuk menggunakan pakaian tipis dan dapat menyerap keringat.
- Kolaborasi pemberian antipiretik.
- Menentukan intervensi yang sesuai.
- Peningkatan suhu tubuh menunjukan proses penyakit infeksius akut.
- Daerah dahi/aksila merupakan daerah tipis dan terdapat pembuluh darah. Sehingga proses vasodilatasi lebih cepat.
- Menggantikan cairan yang hilang selama proses evaporasi.
- Pakaian yang tipis membantu mempercepat proses evaporasi.
- Antipiretik bekerja sebagai penatur kembali pusat pengatur suhu.
3 Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan ventilasi tidak terganggu dengan kriteria hasil:- Tidak sesak- GDA normal
- Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernapas.
- Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku. Catat adanya sianosis perifer dan setral.
- Kaji status mental
- Manifestasi distress pernapasan tergantung pada derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
- Sianosis kuku menunjukan vasokontriksi dan sianosis sentral menunjukan hipoksemia sistemik.
- Penurunan kesadaran
26
- Awasi frekuensi jantung
- Awasi suhu tubuh
- Pertahankan istirahat tidur, dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.
- Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam dan batuk efektif.
- Kaji tingkat ansietas
- Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi, jumlah sputum, warna sputum, pucat, sianosis, dipsneu berat dan gelisah.Kolaborasi
- Berikan terapi oksigenasi sesuai indikasi.
- Awasi GDA.
menunjukan hipoksemia serebral.
- Takikardi biasanya ada sebagai akibat demam/dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia.
- Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolic dan kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigen seluler.
- Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.
- Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi.
- Ansietas adalah manfestasi klinis masalah psikolog sesuai dengan respon fisiologi terhadap hipoksia.
- Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada bronchopneumonia dan membutuhkan intervensi segera.
- Mempertahankan PaO2 diatas 60mmHg.
- Mengevaluasi proses penyakit dan memudahkan terapi paru.
27
4 Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pola napas kembali normal dengan kriteria hasil:- Tidak ada PCH
dan retraksi dada- Respirasi normal
- Kaji frekuensi, kedalaman dan ekspansi dada.
- Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi adventisius.
- Berikan posisi semifowler
- Observasi pola batuk dan karakteristik secret.
- Bantu untuk napas dalam dan batuk efektif.
- Kolaborasi pemberian O2.
- Berikan hemudifikasi tambahan.
- Bantu fisioterapi dada dan postural drainase.
- Kecepatan biasanya meningka, dipsneu dan terjadi peningkatan kerja napas, kedalaman bervariasi.
- Bunyi napas menurun atau tidak ada bila jalan napas terdapat obstruksi kecil.
- Meningkatkan ekspansi paru.
- Batuk biasanya mengeluarkan sputum dan mengindikasi adanya kelainan.
- Meningkatkan pengeluaran sputum.
- Memaksimalkan pernapasan dan menurunkan kerja paru.
- Memberikan kelembaban pada membrane mukosa dan membantu mengencerkan secret untuk memudahkan pembersihan.
- Memudahkan upaya pernapasan dan mengingkatkan drainase secret dari segmen paru kedalam bronkus.
5 Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan volume cairan dan elektrolit kembali seimbang dengan kriteria hasil:- Turgor kulit baik- CRT <2detik- TTV stabil- Mukosa bibir
lembab
- Kaji perubahan tanda vital
- Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa
- Demam meningkatkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi. Tekanan darah berubah dan takikardi menunjukan kekurangan cairan sistemik.
- Indicator langsung keadekuatan volume
28
bibir.
- Catat laporan mual/muntah.
- Pantau intake dan output, warna dan karakteristik urin. Hitung keseimbangan cairan. Waspadai kehilangan yang tak tampak. Ukur berat badan sesuai indikasi.
- Tekankan masukan cairan peroral sesuai kebutuhan.
Kolaborasi - Beri obat sesuai
indikasi- Berikan cairan
tambatah via IV
cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen tambahan.
- Adanya gejala ini menurunkan masukan oral.
- Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian.
- Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan resiko dehidrasi.
- Menurukan kehilangan cairan.
- Penggunaan cairan parenteral dapat memperbaiki/mencegah kekurangan.
6 Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil:- BB
meningkat/stabil- Nafsu makan
meningkat
- Identifikasi factor yang menimbulkan mual/muntah
- Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin. Berikan bantuan kebersihan mulut setelah muntah, setelah tindakan aerosol dan drainase postural dan sebelum makan.
- Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.
- Auskultasi bunyi usus. Observasi/palpasi distensi abdomen.
- Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah.
- Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual.
- Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini.
- Bunyi usus mungkin menurun/tak ada bila proses infeksi
29
- Berikan makanan porsi kecil dan sering termasuk cemilan dan atau makanan yang menarik untuk anak.
- Evaluasi status nutrisi, ukur berat badan.
berat/memanjang. Disten abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara atau menunjukan pengaruh toksin bakteri pada saluran GI.
- Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali.
- Adanya kondisi kronis atau keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahny tahanan terhadap infeksi dan atau lambatnya respon terhadap terapi.
7 Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil:- Tidak ada dipsneu- Tidak ada
kelemahan berlebih
- TTV normal
- Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dipsneu, peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.
- Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajemen stress dan pengalihan yang cepat.
- Jelaskan pentingnya istirahat pada orang tua anak selama pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
- Menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.
- Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
- Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic, menghemat energy untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan
30
- Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur.
- Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.
respons individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan.
- Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau menundukan kedepan meja atau bantal.
- Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.