Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Definisi
Menurut Stuart (2006) definisi kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki objek spesifik kecemasan dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal dan berada dalam suatu rentang. Kecemasan adalah
respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subyektif dialami dan
dikomunikasikan secara intrapersonal.
Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi
dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan
tidak berdaya. (Suliswati, 2005).
Menurut Dalami (2009), kecemasan adalah merupakan respon emosional terhadap
penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui
secara khusus penyebabnya.
2. Faktor Predisposisi
Stuart (2006) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan dapat dipahami
melalui berbagai teori yaitu teori psikoanalitis dimana sigud freud mengidentifikasikan
kecemasan sebagai konflik emosional yang terjdi antara dua elemen kepribadian, yaitu id
dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego
11 Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
28
mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego dan Aku, berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan
adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. Teori interpersonal Sullifan menjelaskan
bahwa kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidak setujuan dan penolakan
interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, individu
dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat (Stuart,
2006).
Baik antara konflik dan kecemasan yaitu konflik menimbulkan kecemasan, dan
kecemasan menimbulkan perasaan tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan
konflik yang dirasakan (Stuart, 2006). Kajian keluarga menyebutkan kecemasan
merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Kesemasan juga terkait dengan
tugas perkembangan individu dalam keluarga (Stuart, 2006). Kajian biologis menunjukan
bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obat yang
meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama aminobutirat (GABA), yang berperan
penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan. Selain itu,
kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan pada keluarga memiliki efek nyata
sebagai predisposisi kecemasan. Kecemasan mungkin disertai oleh gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor (Stuart, 2006).
Menurut Stuart (2006) respon terhadap kecemasan meliputi respon fisiologi,
perilaku, kognitif dan efektif yaitu :
a. Respon fisiologi
Gejala somatik/fisik (otot), meliputi : sakit dan nyeri otot-otot, kaku, kedutan
otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. Gejala sensorik meliputi : tinnitus (telinga
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
29
berdengung), penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, perasaan
ditusuk-tusuk. Gejala kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), meliputi :
takikardia (denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri dada, denyut nadi mengeras,
rasa lesu/lemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang (berhenti sekejap).
Gejala pernafasan : Rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, merasa nafas
pendek/sesak, sering menarik nafas panjang.
Gejala gastrointestinal meliputi : sulit menelan, perut melilit, gangguan
pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh
atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar
(konstipasi), kehilangan berat badan.
Gejala urogenital, meliputi : sering buang air kecil, tidak dapat menahan
kencing, tidak datang bulan (tidak ada haid), masa haid amat pendek, haid beberapa
kali dalam sebulan, menjadi dingin (frigid), ejakulasi dini.
Adapun gejala – gejala yang dialami oleh orang yang mengalami kecemasan
adalah
(1) ketegangan motorik / alat gerak seperti : gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak
dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, mudah kaget.
(2) Hiperaktifitas saraf autonom (simpatis dan saraf parasimpatis) seperti keringat
berlebihan, jantung berdebar – debar, rasa dingin ditelapak tangan dan kaki,
mulut kering, pusing, rasa mual, sering buang air kecil, diare, muka merah /
pucat, denyut nadi dan nafas cepat.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
30
(3) Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal –hal yang akan datang seperti :
cemas, takut, khwatir, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap
dirinya.
(4) Kewaspadaan berlebihan seperti : Perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi,
sukar tidur, mudah tersinggung, tidak sabra
( Hawari, 2004).
b. Respon perilaku
Respon kecemasan terhadap perilaku adalah gelisah, ketenangan fisik, tremor,
reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami cidera,
menarik diri dari hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah,
menghindar, hiperventilasi dan sangat waspada.
c. Respon kognitif
Respon kecemasan pada kognitif adalah perhatian terganggu, konsentrasi
buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berfikir,
lapang persepsi menurun, keativitas menurun, produktifitas menurun, bingung, sangat
waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali, takut pada
gambar visual, takut cidera atau kematian, kilas balik, mimpi buruk.
d. Respon afektif
Respon kecemasan pada afektif adalah mudah terganggu, tidak sabar, gelisah,
tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa,
rasa bersalah, dan malu. Menurut suliswati (2005) respons afektif klien akan
mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga berlebihan sebagai reaksi
emosi terhadap kecemasan.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
31
3. Tingkat Kecemasan
Membagi tingkat kecemasan ada empat (Stuart, 2001) yaitu:
a. Kecemasan ringan
Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih
waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indera. Dapat memotivasi
individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Kecemasan sedang
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi
penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan
orang lain.
c. Kecemasan berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail
yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku
dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perhatian atau arahan
untuk terfokus pada area lain.
d. Kecemasan berat sekali atau panik
Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Terjadi peningkatan aktifitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan
dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak
mampu berfungsi secara efektif. Biasanya disertai disorganisasi kepribadian.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
32
4. Gejala Klinis Cemas
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan
kecemasan antara lain sebagai berikut :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut keramaian, dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya (Hawari, 2004).
B. Kehamilan
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal ialah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari). Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai
dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6
bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Selama kehamilan ini terjadi
perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang alami dan menimbulkan
rasa sakit. Namun banyak wanita yang merasakan sakit tersebut lebih parah dari seharusnya
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
33
karena banyak dipengaruhi oleh rasa panik dan stres. Hal ini disebut fear-tension-pain
concept (takut-tegang-sakit), dimana rasa takut menimbulkan ketegangan dan kepanikan
yang menyebabkan otot menjadi kaku dan akhirnya menyebabkan rasa sakit (Andriana,
2006).
Setiap wanita yang hamil akan mengalami proses penyesuaian tubuh terhadap
kehamilan sesuai pada tahap trimester yang sedang dijalani. Trimester pertama merupakan
awal trimester yang menimbulkan berbagai respon pada ibu hamil. Respon yang paling
berpengaruh pada ibu hamil adalah mual dan muntah. Mual dan muntah pada kehamilan
disebut juga Emesis Gravidarum. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang
timbul setiap saat dan malam hari. Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang
berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual
dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat (Maulana, 2008).
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu
(Nugroho dan Utama, 2014). Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor resiko pada ibu hamil seperti
umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah
keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu
hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung
kematian ibu misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor
resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan beresiko tinggi.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
34
Istilah-istilah lain yang berkaitan dengan kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Paritas (para): menunjukkan jumlah kelahiran hidup sebelumnya
b. Nuligravida: seorang wanita yang belum pernah hamil
c. Primigravida: seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kalinya
d. Multigravida/multipara: seorang wanita yang hamil pada sesudahnya
e. Embrio/mudigah: digunakan sampai usia kehamilan
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
35
1. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Sulistyawati, 2009; Jannah, 2011; Nugroho,
dkk, 2014) : Universitas Sumatera Utara 2.2.1 Tanda Presumtif/ Tanda Tidak Pasti Tanda
presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan yang dirasakan oleh ibu
(subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif/ tanda tidak
pasti adalah :
a. menorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan kemungkinan
kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid
lagi. Kadang - kadang amenorhoe disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat
menderita penyakit TBC, typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.
b. Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan sampai akhir
triwulan pertama dan kadang-kadang disertai oleh muntah. Nausea sering terjadi pada
pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam
batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan hiperemesis gravidarum.
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu) Sering terjadi pada bulan
- bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya usia kehamilan.
d. Mamae menjadi tegang dan membesar Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh
esterogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga
glandula montglomery tampak lebih jelas.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
36
e. Anoreksia (tidak ada nafsu makan) Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama
tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul kembali.
f. Sering buang air kecil Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua,
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai masuk
ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.
Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung
dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia janin sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang
terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan
pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester. Berikut adalah
perkembangan janin pada tiap-tiap trimester kehamilan menurut usia janin, yaitu sejak
konsepsi sampai kelahiran (38 minggu).
1. Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
a. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
1). Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir.
2). Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke
dinding uterus (endometrium).
b. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
1) Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
37
2) Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.
3) Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala
yang besar
c. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
1) Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkait.
2) Aktivitas otak sangat tinggi.
2. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
a. Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
b Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21
c. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah
dapat membuka dan menutup.
d. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
3. Trimester ketiga (24 -40)
a. Semua organ tumbuh sempurna
b. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi („nendang‟, „nonjok‟)
serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa
bangun.
c. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
d. Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.
e. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
38
C. Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka Teori dimodifikasi dari stuart & sundeen (2006),dan Kerangka Teori
Konsep Keluarga Terhadap Kecemasan Taylor (2006)
D. Kerangka konsep
Faktor Predisposisi
kecemasan
PROSES
PERSALINAN
SUAMI TINGKAT
KECEMASAN
Dukungan Keluarga
Kecemasan Pada
Suami
- Ringan
- Sedang
- Berat
- Panik
Persiapan Persalinan
Gambaran Tingkat Kecemasan..., M.Rifki Aminullah, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017