Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
Proses pembelajaran di jenjang sekolah dasar memiliki berbagai
macam model pembelajaran yang dapat mendukung tersampaikannya
materi ajar kepada peserta didik. Model pembelajaran tentunya sangat
diperlukan oleh guru supaya terciptanya proses pembelajaran yang
menyenangkan dan membuat siswa menjadi aktif di kelas.
Menurut Mills dalam Suprijono (2017:64) menyatakan bahwa “Model
merupakan bentuk akurat yang dapat seseorang atau kelompok gunakan
untuk bertindak sesuai dengan model tersebut”.
Model menjadi acuan untuk bertindak dan mengarahkan siswa dalam
proses pembelajaran. Semua tindakan siswa dalam proses pembelajaran
diatur sedemikian rupa sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran yang digunakan.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori pengetahuan. Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil
dalam Maolani (2017:53):
A model of teaching is a plan or pattern that can be used to
shape curriculum (long term courses of studies), to design
instructional materials, and to guide instruction in the
classroom and other setting. („Suatu model pembelajaran
adalah rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk
kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran maupun
setting lainnya‟).
6
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
7
Terdapat pendapat lain mengenai model pembelajaran. Menurut
Soekamto dalam Shoimin (2014:23) menyatakan bahwa model
pembelajaran merupakan kerangka konsep yang didalamnya terdapat
prosedur sistematis untuk terciptanya pengalaman belajar demi mencapai
tujuan belajar yang telah ditentukan sebelum melakukan proses
pembelajaran, serta digunakan oleh para perancang pembelajan dan para
pengajar sebagai pedoman untuk melakukan proses pengajaran yang lebih
baik.
Model pembelajaran digunakan oleh pengajar dalam melakukan
aktivitas saat proses pembelajaran untuk terwujudnya proses pembelajaran
yang efektif karena dilakukan dengan perencanaan yang matang sehingga
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru.
Menurut Kurniasih (2016:18) menyatakan bahwa semua model
pembelajaran baik yang sederhana maupun yang rumit harus memiliki ciri
khusus yaitu:
a. Model tersebut harus rasional dan logis
Model pembelajaran yang digunakan guru dikelas harus sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar dan harus
mengacu pada materi pembelajaran.
Kemampuan siswa Sekolah Dasar berbeda dengan jenjang
sekolah yang lebih atas seperti SMP. Model pembelajaran yang
diberikan kepada siswa harus bisa dilakukan oleh siswa itu sendiri
sehingga dapat memudahkan siswa dalam melakukan proses
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
8
pembelajaran. Hal ini didasarkan dengan adanya langkah-langkah
pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa untuk menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan namun harus sesuai dengan
kurikulum dan materi pembelajaran.
Materi pembelajaran yang disampaikan menggunakan model
tersebut selain harus sesuai dengan materi juga harus sesuai dengan
realita yang ada pada kehidupan nyata dan kehidupan sehari-hari
dilingkungan sekitar tempat tinggal siswa. Hal ini didasarkan pada
pengalaman siswa Sekolah Dasar yang masih rendah. Dalam
menyampaikan pembelajaran siswa Sekolah Dasar masih memerlukan
benda konkrit karena belum bisa membayangkan benda yang belum
mereka temui sebelumya.
b. Memiliki acuan bagaimana siswa belajar
Model pembelajaran harus jelas bagaimana kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dari awal hingga akhir.
c. Adanya interaksi aktif dalam kegiatan pembelajaran, agar model
tersebut berhasil mencapai tujuan pembelajaran
Dalam model pembelajaran harus dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan interaksi aktif antar siswa maupun siswa
dengan guru. Mengingat interaksi sangat penting terutama dalam
kurikulum 2013. Dengan adanya interaksi ini dapat membangun
keinginan siswa untuk belajar dimulai dari lingkungan sekitar. Adanya
interaksi ini dapat membantu siswa untuk terdorong mengikuti kegiatan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
9
pembelajaran, terutama untuk siswa yang kurang aktif di kelas.
Sehingga dengan model pembelajaran semua siswa dapat menggali
pengetahuannya.
Tentunya dengan model pembelajaran yang dapat memberikan
pengaruh yang lebih baik kepada siswa yaitu dilakukan dengan cara
memancing siswa untuk kritis dalam menghadapi permasalahan
dilingkungan sekitar. Dengan cara melatih siswa berpikir kritis
diharapkan dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia menjadi lebih
baik melalui kurikulum 2013.
d. Adanya lingkungan belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Penggunaan model pembelajaran akan mempengaruhi hasil
belajar siswa, maka model pembelajaran perlu mempertimbangkan ciri
khusus tersebut. Model pembelajaran harus bisa
dipertanggungjawabkan karena model pembelajaran merupakan bagian
dari pendidikan. Oleh karena itu, model pembelajaran harus sesuai
dengan keadaan yang ada dalam pendidikan.
2. Model Course Review Horay
Model course review horay merupakan model pembelajaran yang
cocok digunakan di jenjang SD. Hal ini disebabkan karena model
pembelajaran course review horay sesuai dengan karakteristik siswa SD
yang masih senang menyanyi. Dengan demikian model pembelajaran
course review horay memberikan cara pengajaran yang dapat membuat
siswa merasa nyaman di kelas dengan nyanyian-nyanyian. Namun, tidak
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
10
menghilangkan kegiatan pembelajaran. Dapat dikatakan jika model
pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang
memadukan proses pembelajaran yang didalamnya memuat materi
pembelajaran dengan permainan dan nayanyian.
a. Pengertian Model Course Review Horay
Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang telah
diciptakan oleh para ahli, baik model pembelajaran yang dilakukan
secara perorangan, kelompok kecil, maupun yang dilakukan secara
bersama-sama. Berbagai macam model pembelajaran yang telah
diciptakan oleh para ahli telah diterapkan di sekolah-sekolah karena
dengan adanya model pembelajaran dapat memudahkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Model pembelajaran
yang digunakan oleh pengajar salah satunya adalah model pembelajaran
course review horay.
Imas dan Sani dalam Faradita (2017:186) menyatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan
model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi
meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar, maka siswa tersebut harus berteriak horay
atau menyanyikan yel-yel yang telah dibuat.
Shoimin (2014:54) menyatakan bahwa “model course review
horay adalah bagian dari pembelajaran kooperatif, yaitu model
pembelajaran dengan cara membagi siswa kedalam kelompok-
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
11
kelompok kecil. Model pembelajaran course review horay merupakan
pengujian pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang
disampaikan oleh pengajar dengan menggunakan kotak yang bagian
dari kotak tersebut telah diisi dengan soal dan diberi nomor untuk
menuliskan jawaban sesuai dengan nomor pertanyaan yang telah
dipilih. Siswa yang pertama menjawab benar maka harus berterik horay
atau menyanyikan yel-yel yang telah dibuat. Dengan menerapkan
model pembelajaran course review horay pada proses pembelajaran
diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan
materi pembelajaran dengan pembentukan kelompok kecil”.
Kurniasih (2016:80) menyatakan bahwa:
Model pembelajaran course review horay merupakan
model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana
kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap
siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut
diajibkan berteriak “hore!” atau yel-yel lainnnya yang
disepakati. Model pembelajaran course review horay
merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian
pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban
soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi
nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapat
jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih
dahulu harus langsung berteriak “horay” atau
menyanyikan yel-yel kelompoknya. Pembelajaran Course
review horay merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara
pengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok
kecil.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa model
course review horay adalah cara pembelajaran yang melibatkan siswa
dengan cara mengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
12
kecil serta siswa membuat yel-yel kelompoknya dan saat siswa dapat
menjawab pertanyaan dengan benar maka yel-yel tersebut harus
dinyanyikan sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
menyenangkan.
b. Langkah-langakah Model Couse Review Horay
Model pembelajaran course review horay mempunyai beberapa
langkah untuk dilakukan dalam proses pembelajaran.
Shoimin (2014:54) menyatakan bahwa langkah-langkah
penggunaan model pembelajaran course review horay sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan
pelajaran dan materi yang akan disampaikan;
2) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa;
3) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran yang sedang berlangsung;
4) Siswa diminta untuk membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan
banyaknya soal yang akan dibuat dan setiap kotak tersebut diberi
angka oleh siswa, hal ini untuk memudahkan siswa untuk mengisi
jawaban saat soal dibacakan oleh guru;
5) Guru membaca soal secara acak mengenai materi yang telah
disampaikan dan menyebutkan nomor yang tertera di kotak, lalu
siswa menulis jawaban didalam kotak sesuai nomor yang telah
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
13
disebutkan tadi. Jika jawaban siswa benar maka diisi tanda benar
(√) dan salah diisi tanda (x);
6) Siswa yang sudah mendapat tanda (√) harus berteriak horay atau
yel-yel yang telah dibuat;
7) Nilai siswa didapatkan dari jumlah teriakan horay;
8) Penutup.
Berdasarkan pendapat shoimin terdapat 8 langkah dalam
penggunaan model course review horay. Kegiatan pertama yang harus
dilakukan oleh guru adalah menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai setelah siswa melakukan pembelajaran, menyampaikan materi
pelajaran yang akan dibahas, melakukan diskusi dengan tanya jawab
antara siswa dengan guru, pembuatan kotak sejumlah soal yang akan
diberikan dengan mencantumkan nomor pada setiap kotak tersebut,
pembacaan soal secara acak oleh guru dan siswa menjawab pertanyaan
pada kotak yang telah dibuat sesuai nomor soal, soal yang benar diberi
tanda ceklis dan siswa menyanyikan yel-yel, dan guru memberikan skor
pada kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, serta
yang terakhir adalah penutup.
Kurniasih (2016:80) menyatakan bahwa langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran course review
horay sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tanya
jawab;
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
14
2) Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil;
3) Untuk mengetahui pemahaman siswa diminta membuat kotak dan
menuliskan nomor sesuai dengan pertanyaan yang akan diberikan
oleh guru;
4) Guru membaca soal secara acak dan siswa diminta menuliskan
jawaban didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru;
5) Guru bersama siswa mendiskusikan soal serta jawaban siswa tadi;
6) Jika jawabannya benar maka siswa berhak memberi tanda check
list (√) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yel
yang telah dibuat;
7) Nilai siswa dihitung dari jumlah jawaban yang benar dan yang
banyak berteriak horay;
8) Siswa mendapatkan reward adalah siswa yang memperoleh nilai
paling tinggai dan paling banyak berteriak horay;
9) Penutup.
Berdasarkan pendapat kurniasih, terdapat 9 langkah yang harus
ditempuh guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran course review horay yaitu: penyampaian materi
pembelajaran yang akan dibahas, membagi siswa kedalam mkelompok-
kelompok kecil, pembuatan kotak sejumlah soal yang akan diberikan
dengan mencantumkan nomor pada setiap kotak tersebut, Guru
membaca soal secara acak dan siswa diminta menuliskan jawaban
didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru, guru
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
15
bersama siswa mendiskusikan pertanyaan dan jawaban, jika jawaban
benar maka diberi ceklis dan kelompok menyanyikan yel-yel,
perhitungan jawaban benar, pemberian skor, dan penutup.
Langkah-langkah yang dilakukan pada model pembelajaran
course review horay menurut Shoimin tidak menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai sementara menurut Kurniasih langkah pertama yang
harus dilakukan adalaah menyampaikan kompetensi yang harus dicapai.
Meskipun demikian, langkah-langkah model pembelajaran course
review horay dari kedua pendapat diatas memiliki persamaan meskipun
berbeda dalam jumlah langkah-langkah pelaksanaannya dan dapat
dilakukan dalam proses pembelajaran. Dilihat dari langkah-langkah
yang telah dipaparkan bahwa model pembelajaran course review horay
sangat mudah dilakukan oleh guru karena karena tidak memerlukan
waktu yang lama untuk mempersiapkannya serta tidak memerlukan
biaya yang cukup besar. Langkah-langkah model pembelajaran course
review horay disajikan pada bagan berikut ini:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
16
Gambar 1.
Langkah-Langkah Model Course Review Horay
(Sumber: Dokumentasi Peneliti)
Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Menyampaikan materi pelajaran dan melakukan tanya jawab
Pembagian siswa kedalam kelompok-kelompok kecil
Siswa membuatan kotak dengan mencantumkan nomor pada kotak
Guru menyebutkan nomor dan soal yang terdapat pada kotak secara acak
Siswa menuliskan jawaban pada kotak sesuai dengan nomor yang disebutkan
guru
Siswa bersama guru mendiskusikan jawaban
Guru memberi check list pada jawaban yang benar
Jika jawaban benar maka siswa berteriak horay atau menyanyikan ye-yel
Pemberian reward
Penutup
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
17
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Course Review
Horay
Shoimin (2014:55) mengemukakan kelebihan dan kelemahan dari
model pembelajaran course review horay. Kelebihannya sebagai
berikut:
1) Model pembelajaran course review horay dapat menarik minat
dalam melakukan proses pembelajaran sehingga siswa terlibat
aktif didalamnya;
2) Model pembelajaran course review horay diselingi sedikit hiburan
berupa yel-yel atau nyanyian-nyanyian yang telah dibuat oleh tiap
kelompok sehingga proses pembelajaran tidak menegangkan dan
tidak monoton;
3) Siswa lebih semangat belajar karena proses pembelajaran siswa
dilibatkan dalam permainan yang dapat memacu semangat siswa;
4) Dengan membagi siswa kedalam kelompok kecil dapat melatih
kerjasama antar siswa karena jika siswa telah dibagi kedalam
kelompok kecil maka siswa akan terpacu untuk membuat
kelompoknya lebih unggul dari kelompok temannya yang lain.
Adapun kelemahannya yaitu:
1) Dengan membagi siswa kedalam kelompok maka dapat terjadinya
kecurangan dalam kelompok dengan adanya saling mencontek
anatar siswa, sehingga pengetahuan siswa tidak dapat terlihat
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
18
secara satu persatu karena penilaian yang dilakukan adalah
penilaian kelompok;
2) Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan
Dalam model pembelajaran course review horay siswa dibagi
kedalam beberapa kelompok secara acak sehingga dalam setiap
kelompok tidak akan mendapatkan siswa yang pintar saja akan tetapi
berbaur antara satu dengan lainnya. Saat pengisian jawaban siswa
duduk secara berkelompok dan dapat terjadi saling contek mencontek
antar siswa ataupun bekerjasama dalam menentukan jawaban karena
mereka merasa bahwa mereka adalah kelompok satu regu yang harus
mengalahkan kelompok lainnya. Sehingga dengan hal tersebut guru
tidak dapat menilai pengetahuan yang diperoleh oleh setiap siswa
secara satu persatu.
Pada setiap pembelajaran, tidak ada model pembelajaran yang
baik maupun kurang baik. Karena pada dasarnya penggunaan model
pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, materi yang akan disampaikan kepada siswa serta
penilaian yang akan dilakukan, karena setiap model pembelajaran
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
3. Prestasi Belajar
Setiap orang tentu memiliki kelebihan pada dirinya masing-
masing. Ada yang berprestasi pada bidang akademik maupun non
akademik. Pretasi merupakan semua pengalaman yang dimiliki peserta
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
19
didik, biasanya prestasi muncul setelah diperoleh pengalaman berupa
belajar karena prestasi tidak didapat dengan sendirinya tanpa adanya
proses belajar.
Menurut Wahyuni (2008:18) menyatakan bahwa “Prestasi
merupakan hasil belajar yang berasal dari informasi yang telah
diperoleh pada tahap proses belajar sebelumnya”. Maka prestasi belajar
diperoleh dari hasil belajar yaitu proses belajar yang dilakukan siswa
melalui informasi yang telah disampaikan.
Benyamin dkk dalam Azwar (2016:8) menyatakan bahwa
“Membagi kawasan belajar yang mereka sebut sebagai tujuan
pendidikan menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan
afektif, dan kawasan psikomotor”.
Kawasan kognitif merupakan kawasan pada aspek pengetahuan
yang mencakup kemampuan intelektual atau berhubungan dengan
kegiatan mental yaitu mengingat semua informasi yang telah
disampaikan, kemampuan memecahkan masalah mengenai informasi
yang telah disampaikan maupun keadaan sekitar dengan menggunakan
ide, gagasan, dan prosedur yang telah dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut.
Kawasan afektif merupakan kawasan yang berkaitan dengan
aspek sikap. Setelah siswa melalui pada aspek kognitif yaitu menyerap
informasi yang telah disampaikan kemudian informasi tersebut
dilkukan melalui sikap.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
20
Kawasan psikomotor merupakan kawasan yang berkaitan dengan
aspek keterampilan atau keterampilan bertindak menerima pengalaman
belajar.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan proses sementara prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Secara umum belajar adalah suatu
proses kegiatan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi
mengerti, tidak bisa menjadi bisa.
Menurut Biggs (1991) dalam Maolani (2017:13) mendefinisikan
belajar dengan tiga macam, yakni rumusan kuantitatif, stitusional, dan
rumusan kualitatif.
Secara kuantitatif, belajar berarti suatu kegiatan pengisian
satu pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Secara institusional (kelembagaan),
belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan)
terhadap penguasaan siswa terhadap materi-materi yang
dipelajari. Ukurannya ialah semakin baik mutu mengajar
yang dilakukan oleh guru maka akan semakin baik pula
mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam
bentuk skor atau nilai. Adapun secara kualitatif (mutu),
belajar ialah proses memperoleh arti pemahaman-
pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia sekeliling
siswa. Difokuskan terhadap tercapainya daya fikir dan
tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-
masalah yang kini atau nanti dihadapi siswa.
Menurut Reber (2017:3) menyatakan bahwa “Belajar adalah the
process of acquiring knowledge yaitu belajar adalah proses
mendapatkan pengetahuan”.
Siregar (2017:3) menyatakan bahwa “Belajar merupakan sebuah
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
21
seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga
liang lahat.”
Berdasarkan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan sebuah proses menuju perubahan tingkah laku pada
semua orang yang berlangsung seumur hidup, dari sejak dalam
kandungan hingga liang lahat dengan menyangkut perubahan yang
bersifat pengetahuan (kognitif), perubahan yang menyangkut sikap
(afektif), maupun yang menyangkut keterampilan (psikomotor).
Lain halnya jika seseorang dikatakan telah belajar, seseorang
yang belajar dengan seseorang yang telah belajar itu berbeda. Jika
seseorang yang dikatan belajar berarti sedang melakukan perubahan
tingkah laku yang menyangkut pengetahuan (kognitif), perubahan yang
menyangkut sikap (afektif), maupun yang menyangkut keterampilan
(psikomotor). Sementara seseorang yang yang dikatakan telah belajar
bahwa seseorang tersebut sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam
dirinya, dimana perubahan tersebut berlangsung lama dan menetap pada
dirinya.
Ada beberapa beberapa faktor pendorong yang mempengaruhi
belajar. Azwar (2016: 54) menyatakan bahwa “Secara umum, ada dua
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu faktor intern
dan ekstern.”
1) Faktor intern biasanya faktor yang timbul dari diri siswa itu sendiri
yang meliputi faktor jasmani, rohani, dan psikologi.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
22
a) Faktor jasmani
Faktor yang berhubungan dengan kesehatan dalam diri
siswa, faktor kesehatan ada yang dapat terlihat bahkan tidak
terlihat sama sekali. Faktor ini biasanya terjadi pada saat masih
dalam kandungan yang dipengaruhi oleh gen dari orangtua
atau kebiasaan yang ibu lakukan seperti tidak melakukan pola
hidup sehat sehingga terjadi kelainan dalam kandungannya,
misalnya cacat fisik dan lain sebagainya.
b) Faktor rohani
Kebutuhan rohani meupakan kebutuhan batin yang
hanya dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan.
Kebutuhan rohani tidak berkaitan langsung dengan fisik
manusia sehingga tidak dapat dilihat secara langsung.
c) Faktor psikologis
Meliputi beberapa faktor seperti intelegensi, perhatian,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
1) Faktor ekstern merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yang berasal dari luar diri siswa yaitu keadaan keluarga,
keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
a) Keadaan keluarga
Keadaan siswa yang dipengaruhi oleh keadaan anggota
keluarga, ekonomi, kasih sayang yang diberikan, dan lain-lain.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
23
b) Keadaan sekolah
keadaan siswa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan
sekolah, seperti lokasi sekolah, guru, teman, kegiatan
pembelajaran dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan adanya
proses pembelajaran yang dapat memberikan dampak positif
bagi siswa salah satunya dengan melakukan permainan pada
proses pembelajaran. Menurut Suherman (2016:196)
menyatakan bahwa permainan memberikan kesemptan untuk
memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, melatih imajinasi,
memberikan peluang untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitar, serta untuk mengekspresikan diri dengan cara-cara
yang dapat diterima secara sosial.
Menurut Indriani (2014) menyatakan bahwa terdapat
beberapa karakteristik siswa SD sebagai berikut:
(1) Senang bermain;
(2) Senang bergerak;
(3) Senang bekerja dalam kelompok;
(4) Senang bernyanyi;
(5) Senang merasakan atau melakukan atau memperagakan
sesuatu secara langsung.
Semua karakteristik diatas terdapat pada siswa SD
karena siswa usia SD serba ingin melakukan segala sesuatunya
secara langsung. Ketika proses pembelajaran berlangsung
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
24
hendaknya guru memperhatikan karakteristik siswa dengan
cara memadukan karakteristik tersebut dengan proses
pembelajaran, supaya proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan menghilangkan rasa jenuh pada diri siswa.
Berbagai faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa menjadi lebih baik maupun menjadi lebih menurun. Maka
hendaknya lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dapat
saling bekerjasama demi tercapainya suatu pendidikan yang lebih baik
untuk sekarang dan masa yang akan datang. Apabila semua lembaga
dapat bekerjasama dengan baik, maka prestasi belajar yang diharapkan
akan menjadi lebih meningkat. Salah satu upaya untuk mengetahui
prestasi belajar yang telah dicapai siswa adalah dengan melakukan
pengukuran prestasi belajar berupa tes. Karena prestasi merupakan hasil
yang diperoleh oleh seseorang setelah menyelesaikan suatu
pembelajaran melalui berbagai rangkaian tes. Azwar (2016:8)
menyatakan bahwa:
Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila
dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan
seseorang dalam belajar. Tujuan ini membawa keharusan
dalam konstruksinya untuk selalu mengacu pada
perencanaan program belajar yang dituangkan dalam silabus
masing-masing matri pelajaran.
Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana
untuk mengetahui pencapaian materi yang telah diajarkan. Dalam
kegiatan pendidikan formal di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
25
ulangan-ulangan harian, PAS, ujian nasional yang mengacu pada
kurikulum, silabus, dan materi pembelajaran yang telah disampaikan.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil pengukuran
siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga
aspek tersebut diukur menggunakan instrumen tes guna mengetahui
pencapaian yang diperoleh siswa. Setelah dilakukan tes prestasi, maka
nilai prestasi akan diolah menjadi nilai akhir yang disebut nilai prestasi
belajar. Sementara prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah
individu melakukan proses pembelajaran.
Banyak sekali keputusan pendidikan yang diambil berdasarkan
hasil tes prestasi belajar. Sebagai contoh antara lain adalah pemberian
nilai suatu mata pelajaran, penentuan lulus tidaknya seorang siswa, dan
lain sebagainya.
Disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan pengukuran
penilaian usaha belajar yang telah dilakukan siswa dituangkan kedalam
bentuk angka, simbol, maupun kalimat yang didalamnya
menggambarkan keberhasilan siswa setelah melakukan pembelajaran
pada periode tertentu yang menyangkut pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor.
4. Pembelajaran IPA
IPA atau biasa disebut dengan sains merupakan salah satu mata
pelajaran pokok yang terdapat di SD diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Hal ini
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
26
akan membantu siswa mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari
jawaban berdasarkan bukti yang nyata dan mencari jawaban berdasarkan
bukti sehingga dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah siswa. Adanaya
pembelajaran IPA diharapkan dapat memupuk keyakinan siswa terhadap
kebesaran Allah SWT.
Dahulu sampai saat ini IPA memegang peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia karena dengan adanya pembelajaran IPA kita
dapat hidup berdampingan dengan alam. IPA mempelajari tentang seluk
beluk alam dan sebab akibat yang ditimbulkan oleh alam. Ada tiga istilah
dalam IPA yaitu ilmu, pengetahuan, dan alam.
Menurut Sukarno (1980) dalam Wisudawati dan Sulistyowati
(2014:22) menyatakan bahwa:
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.
Pengetahuan agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik,
sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang
dimiliki manusia. Pengetahuna alam berarti pengetahuan
tentang alam semesta beserta isinya. Ilmu adalah pengetahuan
yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya
diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utma ilmu adalah
rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat diterima akal
sehat, dan objektif, artinya sesuai dengan objeknya, sesuai
dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan
pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang
ada di alam ini”.
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa IPA adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia mengenai alam semesta beserta seluruh isinya yang
diperoleh secara ilmiah yang bersifat logis dan dapat dibuktikan
kebenarannya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
27
Menurut Carin dan Sund (1993) dalam Wisudawati dan Sulistyowati
(2014:24) menyatakan bahwa “IPA sebagai pengetahuan yang sistematis
dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa
kumpulan data dari hasil observasi dan eksperimen”.
Pembelajaran IPA dapat memberikan kesempatan dan bekal untuk
mengembangkan dan menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari melalui
cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku
dalam masyarakatnya.
Proses pembelajaran IPA yang bermakna yaitu dengan penggunaan
model pembelajaran untuk mengemas materi IPA agar mudah dipahami
dan bermakna bagi peserta didik. Dengan proses pembelajaran yang
bermakna diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Samatowa (2011:10) menyatakan beberapa aspek penting yang perlu
diperhatikan guru dalam pembelajaran IPA di SD, antara lain:
a. pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan
pembelajaran siswa telah memiliki berbagai konsep dari pengetahuan
yang telah mereka pelajari. Apabila siswa memiliki konsep yang
kurang sesuai atau menyimpang dari pengetahuan yang sebenarnya
maka guru perlu untuk meluruskan, sehingga dapat membantu siswa
untuk meraih pengetahuan yang seharusnya mereka miliki.
b. Aktivitas siswa melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi
hal utama dalam pembelajaran IPA
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
28
Kegiatan pembelajaran dengan melakukan aktivitas nyata diharapkan
siswa dapat mempelajari fenomena alam secara langsung
c. Dalam kegiatan IPA, kegiatan bertanya menjadi bagian yang penting
Melalui kegiatan bertanya siswa akan berlatih menyampaikan gagasan
dan respon terhadap suatu masalah yang dimunculkan.
5. Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
Tumbuhan memiliki empat bagian yaitu: akar, batang, daun, bunga,
dan buah yang disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar 2.
Bagian-bagian Tumbuhan
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
a. Akar
Akar adalah bagian tumbuhan yang umumnya berada di dalam
tanah. Akar merupakan bagian tumbuhan yang menghubungkan bagian
tumbuhan tanaman dengan akar. Akar tumbuh ke dalam tanah sesuai
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
29
dengan gaya gravitasi bumi. Ada beberapa jenis tumbuhan yang
memiliki akar diatas tanah bahkan ada yang menggantung.
1) Bagian-bagian Akar
Pada umumnya, akar tumbuh didalam tanah sehingga
biasanya tidak terlihat. Akar terletak dibagian paling bawah pada
tumbuhan. Akar mempunyai susunan tertentu sesuai dengan
fungsinya.
Gambar 3.
Bagian-bagian Akar
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
Secara umum bagian akar terdiri atas akar utama, cabang
akar, dan rambut akar. Akar utama adalah bagian akar yang cukup
besar dan berbentuk mengerucut dan lurus hingga menembus
kedalam tanah. Pada akar utama merupakan tempat tumbuhnya
cabang akar dan rambut akar.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
30
Cabang akar merupakan akar yang tumbuh ke samping yang
tumbuh dari akar utama. Sedangkan rambut akar merupakan bagian
akar yang tumbuh pada akar utama yang sangat halus.
2) Jenis-jenis Akar
Bentuk akar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu akar
tunggang dan akar serabut.
Gambar 4.
Jenis-jenis Akar
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
Akar serabut berbentuk serabut dengan ukuran akar kecil-
kecil. Akar serabut biasanya tidak memiliki akar utama sehingga
ukuran akar yang satu dengan yang lainnya relatif sama. Akar
serabut dapat dijumpai pada golongan tumbuhan monokotil (biji
berkeping satu). Contoh tanaman yang memiliki akar serabut
adalah tanaman padi, rumput-rumputan, dan pohon kelapa.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
31
Akar tunggang adalah akar yang memiliki akar induk dan
akar-akar kecil artinya pada bagian kapal induk ditumbuhi akar-
akar cabang dengan ukuran yang lebih kecil dan pada ujung akar
induk terdapat rambut akar. Tanaman yang memiliki akar tunggang
umumnya merupakan golongan dikotil (biji berkeping dua) yaitu
tanaman yang berakar tunggang contohnya pohon mangga, jambu,
dan jeruk.
Selain akar serabut dan akar tunggang, ada beberapa tanaman
yang memiliki beberapa jenis akar khusus yaitu akar tunjang yang
terdapat pada tanaman pandan, akar gantung yang terdapat pada
tanaman beringin, akar hisap yang terdapat pada tanaman benalu,
akar lekat yang terdapat pada tanaman sirih, dan umbi akar yang
terdapat pada singkong.
3) Fungsi Akar
Tumbuhan mengambil air dan zat hara dari dalam tanah
melalui akar. Tanah menyediakan air dan zat hara yang dibutuhkan
oleh tumbuhan, maka akar merupakan bagian tumbuahan yang
sangat penting. Dengan keberadaaan akar pada tumbuhan maka
sangat menentukan kelangsungan hidup tumbuahan.
Fungsi lain dari akar adalah menopang tubuh tumbuhan. Akar
menancap kuat kedalam tanah, sehingga tumbuhan tidak mudah
roboh ketika diterjang bajir atau tertiup angin. Pada beberapa
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
32
tumbuhan, akar berfungsi menyimpan cadangan makanan,
contohnya akar pada wortel, kentang, bengkuang, dan singkong.
b. Batang
Pada bagian tumbuhan batang terletak diatas akar. Bentuk dan
warna batang berbeda-beda pada setiap tumbuhan. Ada batang yang
berbentuk bulat, ada yang tidak beraturan. Ada yang berwarna hijau dan
coklat.
Batang adalah bagian tanaman yang menempel pada akar dan
berada diatas permukaan tanah. Selain itu batang merupakan bagian
tanaman tempat keluar dan menempelnya bagian tumbuhan yang lain
seperti daun bunga, dan buah. Arah pertumbuhan batang berlawanan
dengan akar, jika akar tumbuh kedalam permukaan tanah maka batang
tumbuh keatas permukaan tanah karena batang tumbuh mengikuti arah
sinar matahari. Pada umumnya batang berbentuk bulat seperti pohon
kelapa dan bambu. Adapun pohon yang memiliki batang tidak
beraturan misalnya pohon beringin. Batang pohon ubi jalar tumbuh ke
arah samping atau rebah, batang pohon pepaya tumbuh tegak ke atas,
pohonn mangga memiliki batang yang bercabang, namun adapula
batang yang tidak bercabang misalnya batang tebu.
1) Bagian-bagian Batang
Batang tanaman berkayu, memiliki bagian yang disebut
pembuluh tapis yang berfungsi sebagai pengangkut makanan hasil
fotosintesis dari daun ke semua bagian tumbuhan. Pada pagian
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
33
tumbuhan terdapat pembuluh tapis dan lapisan kambium. Di bagian
dalam lapisan kambium terdapat pembuluh kayu yang berfungsi
untuk mengangkut air dan mineral yang diserap oleh akar menuju
daun. Batang yang berkambium umumnya akan membentuk
lingkaran tahun, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 5.
Lingkaran Tahun
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
2) Jenis-jenis Batang
Jika dilihat berdasarkan kambium, maka terdapat batang yang
berkambium dan tidak berkambium. Tanaman yang memiliki
batang berkambium salah satu contohnya adalah mangga.
Sementara contoh tanaman yang batangnya tidak berkambium
yaitu kelapa.
Batang tanaman berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu batang berkayu, batang basah, dan batang rumput.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
34
Gambar 6.
Jenis-jenis Batang
(Sumber: Dwi Suhartanti & Susantiningsih, 2010)
Batang tanaman berkayu bersifat keras, kuat, berkayu, dan
dapat membesar misalnya batang pohon mangga, jambu, dan jeruk.
Batang basah bersifat lunak dan berair misalnya pohon pisang,
bayam, dan talas. Batang rumput ditandai dengan ruas-ruas yang
nyata dan berongga misalnya batang padi.
3) Fungsi batang
Kegunaan batang adalah untuk menopang tubuh tumbuhan.
Pada beberapa tumbuhan, batang bercabang-cabang membentuk
dahan dan ranting. Pada dahan dan ranting melekat daun, bunga,
dan buah. Selain itu batang berfungsi untuk mengangkut air dan
mineral yang diserap oleh akar ke daun, menyebarkan makanan
dari daun ke semua bagian tumbuhan, dan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan bagi beberapa tanaman tertentu
seperti tebu.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
35
c. Daun
Daun tumbuh di batang, dahan, atau ranting pada tumbuhan.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi memasak makanan
dan daun pada setiap tumbuhan memiliki aneka bentuk dan warna. Pada
umumnya daun berwarna hijau karena mengandung klorofil (zat hijau
daun). Ada juga daun yang berwarna merah, putih, atau kuning.
1) Bagian-bagian Daun
Daun terdiri atas pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun.
Gambar 7.
Bagian-bagian Daun
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
Jika pada daun terdapat pelepah daun, tangkai daun, dan helai
daun disebut daun lengkap contohnya daun pisang. Terdapat pula
tanaman yang memiliki daun tidak lengkap, yaitu hanya memiliki
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
36
tangkai dan helai daun saja. Contoh daun tidak lengkap yaitu daun
jeruk.
2) Jenis-jenis Daun
Pada helaian daun dijumpai adanya tulang daun. Tulang daun
setiap tumbuhan memiliki susunan yang berbeda-beda. Susunan
tulang daun menentukan bentuk daun dari setiap tumbuhan.
Gambar 8.
Susunan Tulang Daun
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
Tulang daun menyirip berbentuk seperti sirip ikan terdapat
pada daun mangga, jeruk, dan jambu. Bentuk tulang daun menjari
menyerupai jari tangan manusia contohnya daun pepaya,
semangka, dan singkong.
Tulang daun melengkung memiliki susunan tulang
melengkung dengan ujung-ujung tulang bertemu di satu titik,
contohnya daun sirih dan eceng gondok. Tulang daun sejajar
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
37
berbentuk seperti garis lurus sejajar contohnya daun jagung, padi,
dan tebu. Selain dibedakan berdasarkan bentuk pertulang daunnya,
daun jugadibedakan berdasarkan jumlah helai daun pada setiap
tangkainya, yaitudaun tunggal dan majemuk.
Gambar 9.
Susunan Helai Daun
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
Daun tunggal adalah daun yang berjumlah satu helai dalam
setiap tangkainya, contohnya daun jambu. Daun majemukadalah
daun yang terdiri dari beberapa helai dalam setiap
tangkainya,contohnya daun putri malu.
3) Fungsi daun
Daun berfungsi sebagai tempat pengolahan zat makanan.
Proses pengolahan zat makanan disebut fotosintesis. Selain itu,
daun berfungsi sebagai tempat penguapan dan pernapasan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
38
d. Bunga
Bunga merupakan bagian tumbuhan yang paling menarik
dikarenakan warnanya yang beraneka macam. Selain itu, bunga
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan biji. Bunga
biasanya terletak diujung batang atau ketiak daun.
1) Bagian-bagian Bunga
Bagian-bagian bunga terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga,
kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Bunga yang memiliki
semua bagian itu disebut bunga lengkap.
Gambar 10.
Bagian-bagian Bunga
(Sumber: Dwi Suhartanti & Susantiningsih, 2010)
Tangkai bunga merupakan bagian yang menopang bunga.
Dibagian atas tangkai bunga terdapat kelopak bunga. Kelopak
bunga melindungi bunga yang belum mekar. Bagian yang paling
indah pada bunga adalah mahkota.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
39
Didalam mahkota terdapat benang sari dan putik. Benang sari
berfungsi sebagai alat kelamin jantan. Sementara itu, putik
berfungsi sebagai alat kelamin betina. Jadi, bunga merupakan alat
perkembangbiakan bagi tumbuhan.
2) Fungsi bunga
Bunga merupakan tempat terjadinya penyerbukan.
Gambar 11.
Penyerbukan Dibantu Lebah
(Sumber: Dwi Suhartanti & Susantiningsih, 2010)
Serangga hinggap untuk menghisap makanannya berupa
cairan madu (nektar). Secara tidak sengaja, serbuk sari menempel
pada tubuh serangga. Ketika tubuh serangga menyentuh putik,
serbuk sari terlepas dari tubuhnya dan terjatuh di kepala putik.
Peristiwa inilah yang dinamakan penyerbukan.
e. Buah
Buah adalah bagian tumbuhan yang merupakan perkembangan
dari bunga. Buah terdiri dari kulit buah, daging buah, dan biji.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
40
Gambar 12.
Buah
(Sumber: Tematik Terpadu Kurikulum 2013)
Daging buah berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan. Buah yang berwarna mencolok akan menarik perhatian
hewan untuk memakannya sehingga membantu proses penyebaran biji.
f. Biji
Biji merupakan hasil pembuahan yang terjadi akibat penyerbukan
antara serbuk sari dan sel telur pada putik. Jika biji ditanam akan
tumbuh menjadi tumbuhan baru. Tumbuhan memiliki biji berkeping
satu dan biji berkeping dua. Biji berkeping satu disebut monokotil,
sedangkan biji berkeping dua disebut dikotil.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian Putu Desy Kompyang Sari Utami (2016), yang berjudul
“pengaruh model pembelajaran course review horay (CRH) berbantuan
media benda kongkrit terhadap hasil belajar IPA”. Diperoleh rata-rata
hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu
sebesar 24,55 > 20,73. Sehingga menunjukkan bahwa hasil belajar IPA
siswa yang mengikuti model kooperatif tipe course review horay
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
41
berbantuan media audio visual lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional, sehingga terdapat pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay
berbantuan berbantuan media benda kongkrit terhadap hasil belajar IPA.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu menerapkan
model pembelajaran course review horay pada mata pelajaran IPA di SD.
Perbedaannya yaitu pada penelitian ini mengukur hasil belajar siswa
berbantuan audio visual sedangkan penelitian penulis yaitu mengukur
aspek kognitif siswa.
2. Hasil penelitian Sujana dan Oka Negara (2014), yang berjudul “pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan
media audio visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Saraswati
2 Denpasar”. Diperoleh rata-rata hasil belajar IPA kelas eksperimen yaitu
76,43 dan kelas kontrol yaitu 70,75, dari hasil analisis uji-t diperoleh
thitung sebesar 8,35 dan diperoleh ttabel sebesar 2,000 sehingga
menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model
kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual lebih
baik daripada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional, sehingga terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu menerapkan
model pembelajaran course review horay pada mata pelajaran IPA di SD.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
42
Perbedaannya yaitu pada penelitian ini mengukur hasil belajar siswa
berbantuan audio visual sedangkan penelitian penulis yaitu mengukur
aspek kognitif siswa.
3. Hasil penelitian Ika Nurvita Candra Sari (2018), yang berjudul “pengaruh
model pembelajaran course review horay (CRH) terhadap hasil belajar
siswa kelas IV SDN Gilang I pada materi penggolongan hewan
berdasarkan jenis makanannya”. Diperoleh rata-rata posttest kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol yaitu 85,75 sedangkan kelas
kontrol yaitu 73,3. Hasil uji-t didapatkan sig. (2-tailed) yang lebih kecil
dari taraf signifikansi yaitu 0,005 0,05, sehingga menunjukkan bahwa
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan
model pembelajaran course review horay lebih baik daripada hasil
belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode
konvensional. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran course review horay (CRH) terhadap hasil belajar siswa
kelas IV SDN Gilang I pada materi penggolongan hewan berdasarkan
jenis makanannya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis
yaitu menerapkan model pembelajaran course review horay pada mata
pelajaran IPA di kelas IV SD. Perbedaannya yaitu pada penelitian ini
mengukur hasil belajar siswa pada materi penggolongan jenis hewan
berdasarkan jenis makanannya sedangkan penelitian penulis hanya
mengukur aspek kognitif siswa pada materi bagian tumbuhan dan
fungsinya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
43
C. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran saat ini masih mengandalkan metode konvensional
sebagai salah satu metode yang biasa diterapkan dalam proses pembelajaran.
metode konvensional dianggap lebih mudah dan tidak membutuhkan
persiapan yang panjang sehingga metode ini sangat diminati oleh guru.
Namun dengan penggunaan metode konvensional, guru menjadi kurang
kreatif dan pembelajaran menjadi monoton sehingga siswa tidak
memperhatikan guru, melakukan kegiatan diluar pembelajaran karena pada
metode konvensional guru menjadi lebih sering melakukan kegiatan sendiri
sehingga siswa menjadi sulit menyerap pembelajaran yang disampaikan guru
dan berdampak pada hasil belajar siswa terutama pada aspek kognitif. Maka
perlu adanya kreatifitas guru dalam menyampaikan pembelajaranyang sesuai
dengan karakteristik siswa SD yang masih suka bermain dan senang jika
pembelajaran diselingi dengan nyanyian supaya dapat menarik minat belajar
siswa sehingga terwujud proses pembelajaran yang berkesan. Pembelajaran
yang berkesan tentunya akan selalu teringat dan tersimpan di benak siswa.
Dalam menciptakan pembelajaran yang dapat menarik minat siswa
adalah dengan penggunaan model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada siswa SD adalah course
review horay karena model pembelajaran yang memadukan proses
pembelajaran dengan permainan dan nyanyian sehingga memudahkan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Model pembelajaran course review
horay melakukan pengujian pemahaman siswa mengenai materi pelajaran
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
44
yang disampaikan oleh pengajar dengan menggunakan kotak yang bagian dari
kotak tersebut telah diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan
jawaban sesuai dengan nomor pertanyaan yang telah dipilih. Siswa yang
pertama menjawab benar maka harus berterik horay atau menyanyikan yel-
yel yang telah dibuat, sehingga saat proses pembelajaran diselingi oleh
nyanyian.
Model pembelajaran course review horay merupakan model
pembelajaran yang efektif karena berdasarkan karekteristik siswa SD yang
senang bergerak, senang bermain, senang kerja dalam kelompok, senang
bernyanyi, dan senang memperagakan secara langsung sehinggan proses
pembelajaran dipadukan dengan permainan, nyanyian dengan membagi siswa
kedalam kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk lebih baik dari
kelompoknya dengan mendengarkan materi yang disampaikan guru. Dengan
penggunaan model pembelajaran ini dapat mempermudah proses
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan
dan fungsinya. Penerapan model pembelajaran course review horay dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi karena proses pembelajaran
yang terarah, serta siswa lebih berperan aktif dan guru hanya sebagai
fasilitator. Adanya proses pembelajaran dengan diselingi nyanyian membuat
proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan membuat proses
pembelajaran berkesan sehingga prestasi siswa dapat meningkat menjadi
lebih baik.
Kerangka pikir dalam penelitian ini disajikan pada gambar berikut ini:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
45
Gambar 13.
Skema Kerangka Pikir
(Sumber: Dokumentasi Peneliti)
Model Pembelajaran Course Review Horay
Faktor Ekstern yaitu guru yang selalu
menggunakan metode konvensional
Pembelajaran menjadi
monoton
Siswa melakukan kegiatan
diluar proses pembelajaran
Siswa menjadi berpartisifasi aktif
dalam proses pembelajaran
Proses pembelajaran menjadi
menyenangkan dan berkesan
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
bagian tumbuhan dan fungsinya menjadi rendah
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan
fungsinya mengalami peningkatan
Pembelajaran dilakukan
secara berkelompok
Pembelajaran diselingi
dengan nyanyian
Pembelajaran dipadukan
dengan permainan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
46
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Jakni (2016:41) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
hasil penelitian yang akan dilakukan dan masih memerlukan suatu
pembuktian dengan data-data dan fakta-fakta di lapangan.
Menurut Arikunto (2013:112) ada dua jenis hipotesis yang digunakan
dalam penelitian:
1. Hipotesis nol sering disebut juga hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan adanya perbedaan antara
dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
2. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis
kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
Ho: Model pembelajaran course review horay tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa kelas IV SDN Liunggunung.
Ha: Model pembelajaran course review horay berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa kelas IV SDN Liunggunung.
Hipotesis Statistiknya yaitu:
H0 :µ1 ≤ µ2
Ha :µ2 < µ1
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--