46
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pencak Silat a. Pengertian Pencak Silat Pencak silat merupakan gabungan dari dua kata yaitu “pencak” dan “silat”, yang mempunyai pengertian sendiri-sendiri. Pencak dapat diartikan gerakan dasar seni beladiri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silat merupakan gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diiri atau kesejahtaraan bersama, menghindarkan diri/manusia dari bala atau bencana (Srihati Waryati & Agus Mukholid, 1996:14). Pencak silat merupakan cabang olahraga beladiri asli dari Indonesia dan terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi diri atau kelompoknya terhadap musuh atau binatang buas. Mereka menciptakan gerakan yang meniru gerakan hewan disekitarnya, seperti harimau, kera, ular atau burung elang. Asal mula beladiri ini juga berasal dari ketrampilan suku-suku Indonesia dalam berperang dan berburu ataupun dalam menggunakan alat, seperti, parang, perisai dan tombak. Ketrampilan mereka selalu berkembang untuk melindungi diri dari musuh dan binatang buas. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina Selatan dan Thailand Selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Pencak silat di Indonesia mengalami perkembangan dari satu daerah ke daerah lain, yang kemudian berdiri berbagai padepokan pencak silat yang menjamur di Indonesia. Pencak silat yang terdiri dari berbagai perguruan, seperti Tapak Suci, Setia Hati, Merpati Putih, Perisai Diri dan lain-lain, mempunyai satu wadah organisasi di Indonesia yaitu IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia). IPSI terbentuk pada tanggal 18 Mei 1948 yang merupakan organisasi silat tertua di dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pencak Silat

a. Pengertian Pencak Silat

Pencak silat merupakan gabungan dari dua kata yaitu “pencak” dan “silat”,

yang mempunyai pengertian sendiri-sendiri. Pencak dapat diartikan gerakan dasar

seni beladiri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan

pertunjukan. Silat merupakan gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada

kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diiri atau kesejahtaraan bersama,

menghindarkan diri/manusia dari bala atau bencana (Srihati Waryati & Agus

Mukholid, 1996:14).

Pencak silat merupakan cabang olahraga beladiri asli dari Indonesia dan

terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara

pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi diri atau

kelompoknya terhadap musuh atau binatang buas. Mereka menciptakan gerakan

yang meniru gerakan hewan disekitarnya, seperti harimau, kera, ular atau burung

elang. Asal mula beladiri ini juga berasal dari ketrampilan suku-suku Indonesia

dalam berperang dan berburu ataupun dalam menggunakan alat, seperti, parang,

perisai dan tombak. Ketrampilan mereka selalu berkembang untuk melindungi diri

dari musuh dan binatang buas. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia,

Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina Selatan dan Thailand Selatan sesuai

dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal

Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Pencak

silat di Indonesia mengalami perkembangan dari satu daerah ke daerah lain, yang

kemudian berdiri berbagai padepokan pencak silat yang menjamur di Indonesia.

Pencak silat yang terdiri dari berbagai perguruan, seperti Tapak Suci, Setia Hati,

Merpati Putih, Perisai Diri dan lain-lain, mempunyai satu wadah organisasi di

Indonesia yaitu IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia). IPSI terbentuk pada

tanggal 18 Mei 1948 yang merupakan organisasi silat tertua di dunia.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

17

Pencak silat merupakan olahraga yang memerlukan banyak konsentrasi dan

kejelian membaca gerak-gerik lawan. Biasanya di setiap daerah mempunyai ciri

khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di

Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.

Dalam seni beladiri ini melibatkan berbagai unsur gerak yang dilakukan oleh tubuh

kita. Misalnya saat menendang kita menggunakan beberapa bagian kaki dengan

sasaran yang berbeda. Saat memukul/serangan tangan menggunakan beberapa bagian

tangan dengan sasaran yang berbeda pula. Berlatih pencak silat melibatkan beberapa

aspek gerakan yang perlu dilatih. Di dalam Pencak silat, aspek kekuatan tidak hanya

ditimbulkan dari kekuatan tenaga saja, tetapi juga menimbulkan kekuatan yang

disebut tenaga ledakan. Di samping power, kita juga melatih stamina / daya tahan

kita. Pencak silat merupakan bentuk seni beladiri yang khas yang memiliki sifat-sifat

khusus yang tidak dimiliki beladiri lain seperti karate, yudo, tae kwon do, kungfu,

wushu dan sebagainya. Pencak silat mempunyai sifat dan ciri khusus diantaranya :

1) Bersifat halus, lentuk dan lemas, kekerasan sesaat.

2) Tidak membutuhkan ruangan luas, tidak suka meloncat dan mengguling (kecuali

permainan harimau atau monyet).

3) Gerakan tangan halus dan selaras, dapat terbuka untuk memancing.

4) Langkah ringan ke segala penjuru.

5) Tidak banyak bersuara.

6) Pernafasan wajar.

7) Banyak permainan rendah.

8) Tendangan sedang-sedang.

Ciri-ciri umum pencak silat :

1) Mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan dari ujung jari tangan

dan kaki sampai kepala dan rambut wanita dapat digunakan sebagai alat

pembelaan diri.

2) Pencak silat dapat dilakukan dengan tangan kosong atau senjata.

3) Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun dapat dijadikan

senjata (sapu tangan, tas, payung, ikat pinggang dan lain-lain).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

18

Ciri-ciri khusus pencak silat :

1) Sikap tenang, lemas (rileks seperti kucing waspada)

2) Mempergunakan kelentukan, kelincahan, kecepatan, saat (timing) dan sasaran

yang tepat dengan gerak yang cepat untuk menguasai lawan, bukan dengan

kekuatan.

3) Mempergunakan prinsip berat badan/timbang badan, permainan posisi dengan

memindahkan titik berat badan.

4) Memanfaatkan setiap serangan lawan dan tenaga lawan.

5) Mengeluarkan tenaga sendiri sedikit mungkin, menghemat dan menyimpan

tenaga (Srihati Waryati & Agus Mukholid, 1996:15)

Pencak silat memiliki sifat dan unsur yang khas, maka setiap gerak dan

teknik beladiri tersebut harus sesuai dengan uraian di atas. Apabila tidak sesuai

dengan sifat dan unsur di atas maka gerakan beladiri itu tidak dapat disebut gerakan

beladiri pencak silat.

b. Istilah-Istilah dalam Pencak Silat

1) Kuda-kuda : adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh.

Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh

agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan

atau menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).

Gambar 2.1. Kuda-kuda, dari kiri ke kanan : Kuda-kuda atas, tengah dan bawah

(www.Tapak Suci-Europe.com)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

19

2) Sikap dan Gerak : Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan

gerak-gerik (pergerakan). Pada saat seorang pesilat bergerak ketika bertarung,

sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara

berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka

pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

Sehingga seorang pesilat harus cermat dalam membaca gerakan lawan dan cepat

melakukan pertahanan ataupun serangan dan tepat mengenai sasaran.

Gambar 2.2. Contoh Sikap dan gerak (www.Tapak Suci-Europe.com)

3) Langkah : Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting

di dalam permainan silat yang baik dan benar. Berikut contoh langkah.

Gambar 2.3. Contoh Pola langkah tiga (www.Tapak Suci-Europe.com)

Gambar 2.4. Contoh Pola langkah empat (www.Tapak Suci-Europe.com)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

20

4) Kembangan : adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil

memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah

pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan

dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali

gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda

menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian

utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.

5) Teknik atau gerak dasar : Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik

bertahan dan menyerang. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki,

lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum atau teknik dasar pencak

silat meliputi tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar,

menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

Gambar 2.5. Contoh Teknik dan gerak dasar dari kiri ke kanan

Pukulan, tendangan depan, tendangan sabit, tendangan T, hindaran

(www.Tapak Suci-Europe.com)

6) Jurus : pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Dalam pencak silat jurus adalah

rangkaian tata gerak yang memiliki maksud, nilai guna, arah dan sasaran.

Jurus atau tata gerak yang dilakukan dengan cara melatih menggunakan

metode pengulangan terus-menerus/ repetition atau didrill maka akan

mendapatkan suatu tata gerak yang menjadi mendekati baku dalam menghadapi

suatu keadaan atau situasi yang mendekati sama dengan yang di latih. Namun

akan menjadi suatu kebingungan jika yang dihadapi menjadi berbeda dengan apa

yang didapat dalam berlatih. Seperti contoh jika terbiasa melatih tangkisan ke

arah luar menghadapi tendangan sabit dan sedikit mengetahui variasi tendangan,

maka akan menjadi gugup dan bingung akan gerak yang terbiasa dihapal yang

hanya mengandalkan tangkisan jika menghadapi tendangan melingkar ke dalam.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

21

Pelatihan model pemahaman dan pengertian akan dalil/ kaidah dalam bela

diri yang disertai pengulangan jurus/ tata gerak sebagai bentuk pembiasaan akan

dapat menjawab setidaknya dalam keadaan yang sebenarnya. Karena jurus disini

merupakan suatu bentukan atas sebuah keadaan bukan bentuk baku dalam

menghadapi keadaan, dengan kata lain dengan mengerti dalil dan kaidah maka

jurus yang dapat digunakan dalam keadaan yang sesungguhnya adalah tata gerak

tanpa bentuk yang disesuaikan keadaan.

7) Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan

musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan

menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan

keseimbangan dan jatuh.

8) Kuncian : adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak

dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan

menghindar, tipuan, dan gerakan cepat untuk mengincar pergelangan tangan,

lengan, leher, dagu atau bahu musuh.

Gambar 2.6. Dari kiri ke kanan Contoh Proses Teknik jatuhan dan

kuncian (https://sil4t.wordpress.com)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

22

c. Aspek-aspek Utama Dalam Pencak Silat

Murhananto (1993:31) mengemukakan bahwa pencak silat memiliki empat

aspek yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keempat aspek tersebut adalah : (1)

Aspek Mental Spiritual, (2) Aspek Seni Budaya, (3) Aspek Beladiri, (4) Aspek

Olahraga. Adapun penjabarannya sebagai berikut :

1) Aspek Mental Spiritual

Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter

mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu

seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk

mencapai tingkat tertinggi keilmuannya. Pencak silat merupakan wadah untuk

pembinaan jasmani dan rokhani. Pada pencak silat pembinaan mental spiritual

selalu mendapatkan porsi yang cukup. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam

pencak silat yaitu mengembangkan sifat dan sikap :

a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Menghormati harkat derajat martabat sesama manusia

c) Meletakkan kepentingan persatuan di atas kepentingan pribadi.

d) Memecahkan permasalahan bersama melalui musyawarah.

e) Memberikan darma bakti bagi kepentingan kesejahtaraan dan kemajuan

masyarakat (Srihati Waryati & Agus Mukholid, 1996:19).

2) Aspek Seni Budaya

Pencak silat merupakan salah satu olahraga yang mempunyai aspek seni

dan budaya. Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek

yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni

tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional. Gerakan-gerakan

pencak silat memiliki unsur keindahan dan mempunyai kaidah-kaidah tertentu.

Menurut Murhananto (1993:42), “Gerakan-gerakan pencak silat dari aliran

apapun, selalu bersifat halus, lemas dan lentuk. Kalaupun ada unsur kekerasan,

itu hanya sesaat dengan tenaga yang dahsyat”.

3) Aspek Bela Diri

Beladiri merupakan aspek utama dari pencak silat. Pada dasarnya pencak

silat merupakan usaha pembelaan diri dari serangan atau bahaya agar selamat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

23

Aspek bela diri ini lebih mengutamakan pembelaan diri daripada penyerangan.

Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela

diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek

kemampuan teknis bela diri pencak silat. Murhananto (1993:42), “Setiap pesilat

harus mengutamakan pembelaan diri daripada serangan”. Oleh karena itu pencak

silat disebut seni beladiri bukan seni serang.

4) Aspek Olahraga

Pencak silat termasuk ke dalam olahraga. Olahraga merupakan gerak

fisik yang memenuhi unsur sukarela, rekreasi latihan, prestasi dan sportif. Ini

berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba

menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini.

Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus,

baik untuk tunggal, ganda atau regu. Olahraga adalah setiap kegiatan jasmani

yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang lain atau unsur-

unsur alam, yang jika tidak dipertandingkan harus dilaksanakan secara ksatria,

sehingga merupakan sarana pendidikan pribadi yang ampuh (Srihati Waryati &

Agus Mukholid,1996:17).

Sebagai sebuah olahraga yang dipertandingkan, taktik dan strategi untuk

memenangkan pertarungan menjadi suatu tujuan utama dengan tetap memegang

teguh unsur spotifitas. Dalam perkembangannya aspek beladiri yang semula

dimaknai sebagai bentuk pertahanan yang hanya bersifat menunggu dalam

beberapa situasi mengharuskan seorang pesilat harus menyerang terlebih dahulu.

Bahkan banyak kalangan praktisi olahraga mendefinisikan bentuk pertahanan

terbaik adalah menyerang.

Setiap empat tahun sekali diadakan pesta Pekan Olahraga Nasional, yang

diikuti banyak daerah diseluruh Indonesia. Pencak silat juga dipertandingkan

dalam ajang SEA GAMES sejak tahun 1987. Di luar negara Indonesia atau luar

negeri banyak juga negara yang jadi penggemar pencak silat seperti Belanda,

Australia, Jerman dan Amerika. Sehingga sampai ini pencak silat laga dan seni

selalu dipertandingkan di setiap even olahraga baik nasional ataupun

Internasional. Pencak silat merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

24

yang menjadi pemersatu bangsa. Hal ini dibuktikan dengn banyaknya aliran

pencak silat di Indonesia.

Olahraga pencak silat merupakan kategori olahraga berat (sejenis dengan

judo) menurut Rusli Lutan, dkk (2000:23). Pencak silat terdiri dari dua kategori

yang dipertandingkan, yaitu kategori laga dan kategori seni. Kategori laga

merupakan pertandingan dalam bentuk pertarungan selama tiga ronde dengan

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Sedangkan kategori seni terdiri dari

nomor tunggal, beregu dan nomor ganda. Pada nomor tunggal, atlet

memperagakan jurus tangan kosong, jurus golok dan jurus tongkat yang sudah

dibakukan dengan durasi waktu yang telah ditentukan dalam peraturan. Pada

nomor beregu, terdiri dari 3 orang yang harus memperagakan jurus baku

wiraloka yang sudah dibakukan dengan durasi waktu yang sudah ditentukan

dalam peraturan. Sedangkan pada nomor ganda atlit memperagakan pertarungan

terpimpin dengan durasi waktu yang telah ditentukan juga. Akhir-akhir ini

sedang dikembangkan pencak silat pantai yang mempertandingkan nomor laga

pada media pasir pantai.

d. Model Pembelajaran Pencak Silat

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam

menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan

(PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada

minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di

kelas. Untuk mengembangkan model pembelajaran kreatif maka Guru harus pula

mampu mengikuti tuntutan perkembangan dunia pendidikan terkini. Guru harus

berani berinovasi dan beradaptasi dengan metode pembelajaran PAIKEM seperti

Talking Stick, Example non Example, Think Pair Share dan tidak hanya terpaku pada

Metode Ceramah saja. Untuk memperjelas mengapa model pembelajaran perlu

dikembangkan secara berkesinambungan, kita harus kembali pada pengertian model

pembelajaran secara umum. Berikut ini adalah pengertian model pembelajaran

menurut pendapat para tokoh pendidikan antara lain :

1) Agus Suprijono (2012:45): Model adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

25

2) Mills (Agus Suprijono, 2012:45) : Model adalah bentuk representasi akurat

sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang

mencoba bertindak berdasarkan model itu”

3) Richard I Arends (Agus Suprijono, 2012:46): Model pembelajaran mengacu

pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Secara umum dalam sebuah perguruan pencak silat, latihan pencak silat

merupakan suatu aktifitas beladiri yang berkelanjutan, artinya bahwa latihan pencak

silat dibedakan oleh tingkatan sabuk, sehingga latihan mempunyai tingkat kesulitan

yang berbeda-beda. Aktifitas beladiri merupakan gerakan-gerakan pukulan,

tendangan, jatuhan dan berbagai gerak teknik dan jurus yang diperlukan dalam aspek

beladiri. Sebelum belajar gerak teknik pukulan dan tendangan, pesilat harus memiliki

sikap dasar dan dasar gerak yang baik.

Atok Iskandar dalam Putut Marhaento (2008:8) membuat definisi mengenai

sikap dasar pencak silat, bahwa sikap dasar pencak silat adalah sikap-sikap statis

yang dilakukan untuk melatih kekuatan otot-otot tungkai. Pembentukan sikap dasar

merupakan pondasi untuk pembentukan gerak teknik bagi pesilat, yang meliputi

sikap jasmaniah dan sikap rohaniah. Sikap jasmaniah adalah kesiapan fisik untuk

melakukan gerakan-gerakan dengan kemahiran teknik yang baik. Adapun sikap

rohaniah adalah kesiapan mental dan pikiran untuk melakukan tujuan dengan

waspada, siaga, praktis dan efisien. Sikap dasar dalam pencak silat yang harus

dikuasai untuk tahap pemula di antaranya : (1) Sikap Berdiri tegak; (2) Sikap Berdiri

Kuda-Kuda; dan (3) Sikap Pasang. Adapun penjelasan dan ilustrasi sikap dasar

dalam pencak silat adalah sebagai berikut :

1) Sikap berdiri tegak. Sikap berdiri tegak pada pencak silat pada dasarnya sebagai

sikap awal untuk pemusatan diri guna mengatur konsentrasi melalui kegiatan

berdo’a. Sikap berdiri tegak juga berperan sebagai sikap elementer awalan untuk

melakukan gerakan dasar.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

26

Gambar 2.7. Sikap berdiri tegak (http://rizky-pratamaa.blogspot.co.id/)

2) Sikap berdiri kuda-kuda. Secara umum dalam pencak silat, sikap berdiri kuda-

kuda berperan sangat penting untuk membuat pola langkah dan pola gerak baik

serangan, pembelaan, jatuhan maupun bantingan yang akan dilakukan dengan

mengatur titik berat tubuh dan titik tumpuan dalam kaki.

Sikap kuda-kuda tengah Sikap kuda-kuda berat

depan

Sikap kuda-kuda berat

belakang

Gambar 2.8. Sikap kuda-kuda (http://rizky-pratamaa.blogspot.co.id/)

Sedangkan mengenai gerak dasar pencak silat lebih lanjut Atok Iskandar

dalam Putut Marhaento (2008:8) mendefinisikan, “Gerak dasar pencak silat adalah

gerak yang mendasari pesilat setelah menguasai sikap dasar. Untuk melakukan gerak

dinamis yaitu arah delapan penjuru mata angin, langkah, dan pola langkah”. Gerak

dasar merupakan modal pesilat untuk melakukan penyerangan ataupun pembelaan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

27

Kesempurnaan penyerangan maupun pembelaan ditentukan oleh penguasaan teknik

dasar pencak silat. Teknik dasar pencak silat meliputi teknik dasar pukulan dan

teknik dasar tendangan. Pukulan maupun tendangan dapat berfungsi sebagai

serangan atau belaan tergantung pola langkah yang digunakan. Jadi antara sikap

dasar, sikap kuda-kuda, gerak dasar dan teknik dasar merupakan satu rangkaian

gerak yang berkesinambungan. Kecepatan gerak dan kesempurnaan dalam

penguasaannya akan sangat menentukan kemenangan dalam sebuah pertarungan

ataupun pertandingan. Tentunya hal ini perlu ditunjang dengan berbagai model

latihan teknik dasar dan model latihan kecepatan yang tepat dan saling mendukung.

Teknik dasar pukulan dalam pencak silat merupakan teknik yang pertama kali

diajarkan dalam proses latihan. Adapun teknik dasar pukulan yang diajarkan pada

pesilat pemula adalah teknik pukulan depan, teknik pukulan bandul bawah, dan

teknik pukulan bandul atas.

1) Model Latihan Teknik Dasar Pukulan

a) Teknik Dasar Pukulan Depan

Pukulan depan adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan cara

meluruskan lengan ke arah depan dengan posisi telapak tangan mengepal.

Sasaran pukulan depan adalah pada bagian dada lawan.

Gambar 2.9. Model latihan pukulan depan (Putut Marhaento, 2008:10)

Adapun tahapan dalam mengajarkan teknik pukulan depan adalah

sebagai berikui :

1) Pesilat melakukan sikap kuda-kuda tengah, kedua lengan di samping

pinggang sebagai awalan.

2) Gerakan selanjutnya adalah meluruskan lengan ke arah depan (dada lawan)

dengan posisi telapak tangan mengepal.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

28

3) Posisi badan dipertahankan tegak, pandangan lurus ke depan, dan kuda-kuda

tetap dipertahankan.

4) Kegiatan dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan teknik dan

kekuatan pukulan

b) Teknik Dasar Pukulan Bandul Bawah

Pukulan depan adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan cara

mengayunkan lengan menggunakan lintasan dari bawah. Sasaran pukulan adalah

pada bagian ulu hati lawan.

Gambar 2.10. Model latihan pukulan bandul bawah (Putut Marhaento, 2008:11)

Adapun tahapan dalam mengajarkan teknik pukulan depan adalah

sebagai berikut :

(1) Pesilat melakukan sikap kuda-kuda tengah, kedua lengan di samping

pinggang sebagai awalan.

(2) Gerakan selanjutnya adalah mengayunkan lengan dengan lintasan dari bawah

ke arah ulu hati lawan dengan posisi telapak tangan mengepal.

(3) Posisi badan mengikuti arah gerakan lengan, pandangan lurus ke depan, dan

telapak kaki yang sejajar dengan lengan pemukul diusahakan jinjit.

(4) Kegiatan dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan teknik dan

kekuatan pukulan

c) Model Latihan Pukulan Bandul Atas

Adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan cara mengayunkan lengan

menggunakan lintasan dari samping atas. Telapak tangan mengepal dan sasaran

pukulan adalah pada bagian pelipis/kepala lawan. Adapun tahapan dalam

mengajarkan teknik pukulan depan adalah sebagai berikut :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

29

(1) Pesilat melakukan sikap kuda-kuda tengah, kedua lengan di samping

pinggang sebagai awalan.

(2) Gerakan selanjutnya adalan mengayunkan lengan dengan lintasan dari

samping atas ke arah pelipis/ kepala lawan telapak tangan mengepal.

(3) Posisi badan mengikuti arah gerakan lengan, pandangan lurus ke depan, dan

telapak kaki yang sejajar dengan lengan pemukul diusahakan jinjit.

(4) Kegiatan dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan teknik dan

kekuatan pukulan

Gambar 2.11. Model latihan pukulan bandul atas (Putut Marhaento, 2008:12)

2) Model Latihan Teknik Dasar Tendangan

Teknik tendangan yang diajarkan pada pesilat pemula meliputi teknik dasar

tendangan depan, teknik dasar tendangan sabit, teknik dasar tendangan T atau

samping, dan teknik dasar tendangan belakang. Adapun model latihannya adalah

sebagai berikut :

a) Teknik Dasar Tendangan Depan

Adapun tahapan gerak pada saat melakukan tendangan depan, adalah sebagai

berikut :

(1) Pesilat melakukan sikap kuda-kuda kanan depan atau kiri depan, kedua

lengan membentuk sikap pasang melindungi tubuh.

(2) Gerakan selanjutnya adalah telapak kaki bagian depan diputar ke arah luar

sebesar 30o dengan tumit sebagai poros, kemudian sedikit memutar tubuh ke

arah luar.

(3) Mengangkat kaki bagian belakang sehingga paha minimal rata-rata air. Lutut

ditekuk membentuk sudut 90o

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

30

(4) Menendangkan kaki bagian belakang ke arah depan setinggi ulu hati dengan

mendorong ujung telapak kaki ke arah depan sebagai alat penyasar.

Gambar 2.12. Model tendangan depan (Putut Marhaento, 2008:13)

(5) Kegiatan dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan teknik dan

kekuatan pukulan

b) Teknik Dasar Tendangan Sabit

Adapun tahapan gerak pada saat melakukan tendangan depan, adalah sebagai

berikut :

(1) Pesilat melakukan sikap kuda-kuda kanan depan atau kiri depan, kedua

lengan membentuk sikap pasang melindungi tubuh.

(2) Gerakan selanjutnya adalah telapak kaki bagian depan diputar ke arah luar

sebesar 30o, kemudian sedikit memutar tubuh ke arah luar.

(3) Mengangkat kaki bagian belakang sehingga paha minimal rata-rata air. Lutut

ditekuk dengan posisi telapak kaki serapat mungkin dengan paha untuk dapat

memberikan efek lecutan yang lebih besar pada saat melakukan gerakan.

(4) Menendangkan kaki bagian belakang ke arah depan setinggi ulu hati dengan

lintasan memutar ke arah dalam datar. Telapak kaki diluruskan dengan

punggung telapak kaki sebagai alat penyasar.

Gambar 2.13. Model tendangan sabit (Putut Marhaento, 2008:13)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

31

(5) Kegiatan dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan teknik dan

kekuatan pukulan

c) Teknik Dasar Tendangan "T" atau Samping

Berikut ini adalah urutan gerak pada saat melakukan tendangan "T" atau

Samping :

(1) Pesilat melakukan sikap kuda-kuda kanan depan atau kiri depan, kedua

lengan membentuk sikap pasang melindungi tubuh.

(2) Gerakan selanjutnya adalah melangkahkan kaki bagian belakang ke depan

melalui belakang kaki bagian depan sehingga kedua kaki menyilang.

(3) Mengangkat kaki bagian depan sehingga paha minimal rata-rata air. Lutut

ditekuk dengan posisi telapak kaki yang akan ditendangkan menghadap ke

depan.

(4) Menendangkan kaki bagian depan ke arah depan setinggi ulu hati dengan

lintasan kurus ke depan. Telapak kaki tegak lurus dengan lengan kaki

sehingga membentuk seperti huruf “T” dengan pisau telapak kaki sebagai alat

penyasar.

(5) Kegiatan dilakukan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan teknik dan

kekuatan pukulan

Gambar 2.14. Model tendangan “T” atau samping (Putut Marhaento, 2008:14)

d) Teknik Dasar Tendangan Belakang

Berikut ini adalah urutaran gerak pada saat melakukan tendangan belakang :

(1) Pesilat melakukan sikap kuda-kuda kanan depan atau kiri depan, kedua

lengan membentuk sikap pasang melindungi tubuh.

(2) Gerakan selanjutnya adalah memutar telapak kaki bagian depan dengan ujung

telapak kaki sebagai tumpuan sampai telapak kaki menghadap ke depan.

(3) Memutar tubuh 360 ke arah luar.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

32

(4) Menendangkan kaki bagian belakang ke arah depan setinggi ulu hati dengan

lintasan kurus ke depan atau melingkar. Alat penyasar adalah pisau telapak

kaki atau tumit.

Gambar 2.15. Model tendangan belakang (Putut Marhaento, 2008:14)

e. Model Latihan Kecepatan dalam Pencak Silat

1). Pengertian Kecepatan

Dalam pertandingan pencak silat kategori tanding dilaksanakan selama 3

menit bersih dalam waktu tiga babak. Dalam waktu itu dibutuhkan serangan yang

ditujukan terhadap lawan untuk memperoleh nilai. Untuk memperoreh nilai dalam

pertandingan serangan yang dilakukan harus secepat-cepatnya. Kecepatan

merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seorang olahragawan dapat

melakukan gerakan sesingkatsingkatnya bila dirangsang. Seperti yang dikatakan oleh

Sukadiyanto (2002: 108) kemampuan menjawab rangsang dengan bentuk gerak atau

serangkaian gerak dalam waktu secepat mungkin. Kecepatan juga diartikan sebagai

kemampuan untuk berjalan, berlari atau bergerak dengan cepat (Rusli Lutan, 2000:

74). Sedangkan menurut Brown (2001:10) yang dimaksud dengan kecepatan adalah

kemampuan bergerak dari satu titik ke titik lain setelah mendapat rangsang.

Dari beberapa pendapat di atas maka maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk menjawab dari sebuah rangsang.

Kecepatan termasuk komponen biomotor yang sangat berpengaruh pada

penampilan atlet pencak silat dalam pertandingan. Kecepatan juga potensi tubuh

yang digunakan sebagai modal atau sangat menunjang dalam melakukan gerakan.

Dalam pertandingan pencak silat kecepatan dapat dilihat dalam melakukan serangan

baik tendangan, pukulan, serta reaksi saat mendapat serangan dari lawan seperti

menghindar, menangkis atau membalas serangan lawan. Tendangan merupakan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

33

serangan yang dominan dilakukan dalam pertandingan pencak silat. Dengan itu

kecepatan tendangan sangat dibutuhkan dalam pertandingan pencak silat untuk

memperoleh nilai.

2). Faktor Penentu Kecepatan

Kecepatan merupakan kemampuan genetika atau bawaan sejak lahir, oleh

karena itu komponen kecepatan mempunyai keterbatasan tertentu tergantung pada

struktur otot dan syaraf, sehingga peningkatan kecepatan juga relatif terbatas.

Menurut Awan Hariono (2007: 73), faktor-faktor yang mempengaruhi

kecepatan di antaranya: proses mobilitas syaraf, perangsangan-penghentian,

kontraksirelaksasi, peregangan otot-otot, kontraksi kapasitas otot-otot, koordinasi

otot-otot sinergis dan antagonis, elastisitas otot, kekuatan kecepatan, ketahanan

kecepatan, teknik olahraga, dan daya kehendak. Pesilat harus mempunyai kualitas

kecepatan tendangan yang baik pula agar dalam setiap tendangan yang dilakukan

tidak mudah ditangkap oleh lawan kemudian dijatuhkan.

3). Macam-macam Kecepatan

Menurut Sukadiyanto (2002: 109) kecepatan ada dua macam yaitu

kecepatan gerak dan kecepatan reaksi. Kecepatan gerak adalah kemampuan

seseorang dalam melakukan gerakan dalam waktu sesingkat mungkin. Kecepatan

gerak dibedakan menjadi kecepatan gerak siklus dan kecepatan gerak non siklus.

Gerak siklus adalah kemampuan sistem neuromuskuler untuk melakukan

serangkaian gerakan dalam waktu sesingkat mungkin sebagai contoh sprint.

Sedangkan kecepatan gerak non siklus merupakan kemampuan sistem

neuromuskuler untuk melakukan gerak tunggal dalam waktu sesingkat mungkin.

4). Metode Latihan Kecepatan

Dalam melatih kecepatan ada beberapa komponen biomotor yang ikut

terpengaruh atau terlatihkan, antara lain adalah kekuatan, power, ketahanan

anaerobik, keseimbangan, dan kelincahan. Oleh karena itu beberapa latihan

kecepatan memiliki kesamaan bentuk dengan latihan komponen biomotor tersebut.

Selain itu, pada latihan kecepatan komponen keseimbangan dan kelincahan

merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Artinya, selama proses latihan kecepatan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

34

akan memberikan pengaruh terhadap komponen keseimbangan atau kelincahan.

Pengertian keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk tetap mampu

mempertahankan dan mengendalikan posisi tubuh pada saat bergerak menjangkau

seluruh area lapangan permainan (Sukadiyanto, 2002: 111). Ada dua macam

keseimbangan, yaitu statis dan dinamis.

Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk tetap menjaga atau

mempertahankan posisi tubuh. sedangkan keseimbangan dinamis adalah kemampuan

memelihara keseimbanqan saat bergerak. Dalam pencak silat lebih dominan pada

jenis keseimbangan yang dinamis. Kemampuan keseimbangan dinamis sangat

diperiukan agar posisi pesilat saat melakukan serangan atau belaan dalam keadaan

yang setimbang labil.

Pengertian kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk berlari

cepat dengan mengubah-ubah arah. Dalam pencak silat, dengan memiliki kelincahan

yang baik akan memudahkan pesilat dalam melakukan serangan atau belaan dengan

posisi yang benar. Denqan dlemikian kelincahan dalam pencak silat merupakan

kemampuan pesilat untuk bergerak cepat dengan posisi yang tepat (benar) dan

memberikan landasan yang kokoh saat melakukan serangan maupun belaan. Oleh

karena gerak teknik lawan sulit untuk diprediksi sebelumnya, yang kemungkinan

melakukan serangan dengan pukulan, tendangan, atau bahkan sapuan bawah.

Dengan demikian tanpa memiliki kombinasi dari komponen biomotor

kecepatan, keseimbangan, dan kelincahan, pesilat akan kesulitan dalam upaya

melakukan serangan maupun belaan dengan akurat dan cepat. Kombinasi dari

komponen biomotor kecepatan dan kelincahan saat bergerak akan menjadi

keseimbangan yang dinamis. Untuk itu, sama dengan komponen keseimbangan,

kelincahan tidak dibahas secara tersendiri, namun komponen kelincahan sudah ikut

terpengaruh dari latihan kecepatan. Salah satu metode untuk melatih kecepatan

dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkait sebagaimana diuraikan di atas

adalah dengan melakukan kombinasi Lompat, Teknik, dan Zig Zag.

Putut Marhaento (2008:78) mengemukakan mengenai aturan pembebanan

dalam melaksanakan latihan kecepatan sebagaimana tabel sebagai berikut :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

35

Tabel 2.1 Tabel Pembebanan dalam Latihan Kecepatan (Putut Marhaento, 2007:78)

Intensitas Maksimal (kecepatan maksimal)

Denyut jantung 185 - 200 x/menit

Volume 5 - 10 repetisi/set, dan 3-5 set/sesi

t. kerja 5 - 10 detik

t. recovery 1 : 6 (denyut jantung 145-160x/menit

Berikut adalah lay out model latihan kecepatan pada matras/ gelanggang

pencak silat dengan ukuran standar 10 x 10 m, diameter lingkaran 8 m.

Keterangan : 1: Start dan finish, ■ : Kotak setinggi 30-40 cm, ● : Rintangan

Gambar 2.16 Kombinasi Lompat, Teknik, dan Zig Zag (Putut Marhaento, 2007:83)

Urutan pelaksanaan:

1). Dari nomor 1 pesilat melompati kotak dengan satu kaki secara

bergantian sampai dengan nomor 2

2). Dari nomor 2 ke 3 pesilat melakukan kombinasi pukulan dan

tendangan beruntun (offensive)

3). Dari 3 ke 4 lari zig zag diantara pancang penghalang

4). Dari 4 ke 1 pesilat melakukan kombinasi pukulan dan tendangan

beruntun (diffensive).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

36

2. Media Pembelajaran Audio-visual

a. Media

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dan "medium" yang

secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

pesan dengan penerima pesan. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audiovisual serta peralatannya (Sadiman, Raharja, Haryono, dan Rahadjito,

2008:6). Reiser ( 1983:5) mendefinisikan media sebagai berikut :

The term "instructional media" has been defined in various ways. Some view

media as hardware-the devices used to deliver instruction, such as motion

picture projectors. Others equate media with the varieties of material, such as a

filmstrip or printed text, that contain an instructional message. We define

instructional media as the physical means by which an instructional message is

communicated. Thus, by our definition, an instructor, a printed text, a slide/tape

presentation, and the many other physical means by which an instructional

message is communicated, are all considered media.

Istilah "media pembelajaran" telah didefinisikan dalam berbagai cara.

Beberapa tampilan media sebagai perangkat keras yang digunakan untuk

menyampaikan instruksi, seperti proyektor film. Yang lainnya menyamakan Media

dengan jenis bahan, seperti strip film atau teks cetak, yang berisi pesan instruksional.

Kami mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik dimana pesan

instruksional dikomunikasikan. Dengan demikian, menurut definisi kami, instruktur,

teks cetak, slide presentasi / tape, dan banyak sarana fisik lainnya dimana pesan

instruksional dikomunikasikan, semua dianggap sebagai media.

Santoso S. Hamidjojo (dalam Arsyad, 2006:4) memberikan batasan bahwa

media adalah semua bentuk perantara yang dipakai untuk penyebar ide, sehingga ide

atau gagasan tersebut sampai pada penerima. Sementara itu Heinich (dalam Arsyad,

2006:4) mengemukaka istilah medium, sebagai perantara yang mengantar informasi

antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar

yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut

media pembelajaran. Pemanfaatan media bertujuan untuk mempermudah

penyampaian materi ke siswa.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

37

Menurut Sadiman (2008:6), media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan. Menurut Vernon dan Donald Ely dalam Rohani

(1997:2), pengertian media ada dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti

sempit, bahwa media itu berwujud : Grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang

digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Menurut

arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga

memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang baru.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep

belajar pembelajaran media adalah suatu alat bantu baik mekanik maupun elektronik

yang bisa merangsang atau menarik perhatian siswa, yang memiliki konten pesan

atau informasi dari guru kepada siswa sehingga siswa mampu memperoleh

pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang baru dengan lebih mudah dan lebih cepat.

b. Pembelajaran

Terminologi tentang belajar dapat kita jumpai di dalam berbagai sumber atau

literatur. Kita dapat menjumpai rumusan pengertian belajar dalam perspektif yang

sama atau kadang-kadang berbeda dari berbagai ahli pendidikan/ pembelajaran.

Meskipun ada perbedaan-perbedaan pandangan, namun prinsipnya mengarah pada

esensi yang sama, bahwa belajar menunjukkan pada suatu aktivitas menuju suatu

perubahan tingkah laku pada diri individu melalui proses interaksi dengan

lingkungannya. Oleh sebab itu melalui proses pembelajaran, guru harus berupaya

secara optimal menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa terdorong untuk

berperan aktif sebagai wujud nyata terjadinya proses belajar.

Belajar menunjukkan pada suatu aktivitas menuju suatu perubahan tingkah

laku pada diri individu melalui proses interaksi dengan lingkungannya, Dengan kata

lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik.

Menurut I Wayan Santyasa (2007:3), proses pembelajaran mengandung lima

komponen komunikasi, yakni guru (komunikator), bahan pembelajaran, media

pembelajar, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Pembelajaran menyiratkan

adanya interaksi antara guru dengan peserta didik, dimana serangkaian peristiwa

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

38

didesain guna menumbuhkan keinginan siswa untuk dapat memperoleh ilmu dan

pengetahuan yang mendalam, memiliki keterampilan yang baik, serta pembentukan

sikap dan kepercayaan yang tinggi pada peserta didik.

Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar

dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta

keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan

hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Morris L. Bigge

dalam bukunya Learning Theory for Teachers mengungkapkan, “ However, this

contemporary version is anchored to a behaviorism that emphasizes discreate

psychomotor, cognitive, and affective objectives” (Morris, 1982: 307).

Teori pembelajaran harus mempertimbangkan sifat orang sebagai sumber

pengetahuan, sifat pengetahuan, sifat dari proses mendapatkan pengetahuan. Hal ini

sesuai dengan apa yang jelaskan oleh Morris L. Bigge, “Theory of Instruction should

take into account 1. the nature of persons as knowers, 2. The nature of knowledge, 3.

The nature of knowledge getting process” (Morris, 1982:307). Artinya seorang

pendidik memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dari proses

pembelajaran. Sifat dari sesuatu yang dipelajari apakah hanya sekedar bersifat

konsep pengatahuan atau kompetensi yakni merupakan kemampuan yang

menyangkut tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap.Sedangkan sifat

mendapatkan pengetahuan merupakan serangkaian peristiwa bagaimana sebuah

tujuan pembelajaran tersebut dapat dimengerti, difahami dan dilaksanakan dalam

bentuk tindakan nyata.

Tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode/strategi pembelajaran

yang cocok supaya memperoleh hasil optimal. Teori pembelajaran menaruh

perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses

belajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

upaya pembelajar agar dapat berkomunikasi dengan pebelajar dan menyampaikan

pesan pada pebelajar.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

39

c. Media Pembelajaran

Secara lebih utuh media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu

berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru

dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara

harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber

pesan dengan penerima pesan. Beberapa definisi para ahli tentang media

pembelajaran. Menurut Schramm (1977:22) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran.

Briggs (1970:87) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik

untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan

sebagainya. Sedangkan menurut I Wayan Santyasa (2007:3) media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan

siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media pembelajaran

merupakan komponen integral dari sistem pembelajaran. Artinya, media

pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Tanpa media

pembelajaran, proses belajar mengajar tidak dapat terjadi. Setiap proses belajar

mengajar memerlukan pemilihan dan penggunaan paling tidak satu medium untuk

menyampaikan pembelajaran.

Oleh karena media pembelajaran memuat informasi yang dapat berupa

pengetahuan maupun menjadi sarana bagi pebelajar untuk melakukan aktivitas

belajar (membaca, mengamati, mencoba, mengerjakan soal, menjawab pertanyaan,

dan lain-lain), maka media pembelajaran erat kaitannya dengan sumber belajar.

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh pebelajar

untuk memudahkan proses belajarnya sehingga mencapai tujuan belajarnya secara

efektif dan efisien.

Brown (1973:63) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas

pembelajaran. Awal mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

40

bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Abad 20

pemanfaatan media visual dilengkapi dengan audio sehingga terciptalah alat audio-

visual. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ,

salah satunya di bidang pendidikan, maka penggunaan alat bantu audio-visual

semakin banyak, luas dan interaktif, seperti internet dan komputer.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, media pembelajaran

adalah perantara atau alat untuk pemahaman materi yang disampaikan pengajar baik

berupa media cetak atau elektronik yang dapat menciptakan suasana efektif, menarik

dan efisien.

Secara umum dilihat dari bentuknya, media pembelajaran dapat

dikelompokkan menjadi:

1). Media Visual: media yang mampu menampilkan informasi dalam bentuk yang

hanya dapat dilihat atau dibaca, misalnya gambar, foto, grafik, diagram, bagan,

poster, kartun, komik, buku, dll.

2). Media Audial: media yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk yang

hanya dapat didengar, misalnya radio, tape recorder, laboratorium bahasa, player

MP3, dan lain-lain.

3). Projected still media: media yang memerlukan proyektor untuk menampilkan

informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang tidak bergerak, misalnya

transparansi slide, slide Power Point, micro film, dll.

4). Projected motion media: media yang memerlukan proyektor untuk menampilkan

informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang dapat bergerak, misalnya film,

televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Program pembelajaran yang sulit dijelaskan sacara verbal akan sangat

membutuhkan alat bantu untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program

pembelajaran melalui media pembelajaran. Materi akan lebih jelas, karena fungsi

dari media itu sendiri sebagai penjelas pesan.

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale

mengadakan klasifikasi pengalaman dari tingkat yang paling konkrit ke yang paling

abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan Kerucut Pengalaman

(Cone of Experience) (Usman, 2002:21). Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

41

secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa seharusnya

yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.

Gambar 2.17. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Musfiqon, 2012 : 42)

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan

hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2)

cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian

dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut.

Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran

tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

Dengan adanya variasi media pembelajaran, maka diharapkan akan semakin

maju juga pembelajaran di sekolah. Dalam memilih media pembelajaran harus

disesuaikan dengan kebutuhan, dalam arti lain menggunakan media yang ada atau

sudah tersedia. Ini semua tergantung guru bagaimana menggunakan media tersebut

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

42

sesuai kondisi, situasi dan kebutuhan. Melalui penggunaan media pembelajaran yang

bervariasi dan menarik akan membuat pembelajaran tidak membosankan.

Tujuan menggunakan media pembelajaran diantaranya yaitu :

1) Mempermudah Proses Belajar Mengajar

2) Meningkatkan efisiensi belajar mengajar

3) Menjaga relevansi dengan tujuan belajar

4) Membantu konsentrasi peserta didik

Menurut Ahmad Rohani (1997:4) dalam Musfiqon ciri-ciri umum media

pembelajaran sebagai berikut:

1) Identik dengan alat peraga langsung dan tidak langsung.

2) Digunakan dalam proses komunikasi peraga, intruksional.

3) Merupakan alat yang efektif dalam instruksional.

4) Memiliki muatan normative bagi kepentingan pendidikan.

5) Erat kaitannya dengan metode mengajar dan komponen-komponen system

instruksional lainnya.

Sedangkan Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2006 :14 ) mengemukakan tiga

ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang

dilakukan media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ketiga ciri

tersebut meliputi :

1) Ciri fiksatif, ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan ,melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

Peristiwa ini dapat disusun dan diurut kembali dengan media seperti

fotografi, video tape, audio tape, disket computer dan film.

2) Ciri manipulative, kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajikan dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik time-lapse

recording.

3) Ciri distributive, ciri ini memungkinkan suatu objek ditransportasikan

melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada

sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama

mengenai kejadian itu.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

43

Ketiga ciri ini dapat dijadikan pilihan ketika guru ingin menyampaikan

sesuatu yang telah terjadi di masa lampau, ruang dan waktu yang terbatas.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pembelajaran, media

pembelajaran memiliki beberapa fungsi, di antaranya (I Wayan Santyasa, 2007: 5 –

6) sebagai berikut :

1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak objek yang

tidak mungkin dilihat secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik

dikarenakan: lokasi objek sangat jauh, objek terlalu besar, objek terlalu kecil,

objek bergerak terlalu lambat, objek bergerak terlalu cepat, objek terlalu

kompleks, objek mudah rusak, objek bersuara sangat halus, objek berbahaya.

Dengan menggunakan media yang tepat semua objek dengan sifat-sifat tersebut

dapat disajikan kepada peserta didik. Misalnya, video kehidupan satwa liar di

hutan Afrika, proses reaktor nuklir, foto saltelit benda-benda angkasa, foto

mikroskup elekron sel/virus/bakteri, video yang dipercepat proses fotosintesis,

video yang diperlambat proses perjalanan arus listrik di dalam suatu rangakaian,

dan sebagainya.

2). Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan dan perbedaan pengalaman

para peserta didik sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Jika

peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka

objek terebut dapat dibawa ke hadapan peserta didik. Objek yang dimaksud

dapat berbentuk benda nyata, miniatur, model, maupun rekaman audio-visual.

Media juga dapat menampilkan benda atau peristiwa yang terjadi di masa

lampau dan sudah tidak ada sekarang, misalnya dengan gambar/foto, slide, film,

video, atau media lain siswa yang mengetahui dengan jelas benda/peristiwa

sejarah. Hal ini dimungkinkan karena sifat fiksatif media yang dapat

menangkap,menimpan, dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian.

Dengan demikian, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, atau

difilmkan kemudian disimpan dan dapat ditunjukkan kembali seperti kejadian

aslinya dan diamati ketika diperlukan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

44

3). Media pembelajaran dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya

(kemampuan distributif) dan memung-kinkan mereka mengamati suatu objek

secara bersamaan. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan

(maha)siswa dapat mengikuti kuliah/pelajaran yang disajikan seorang

profesor/guru dalam waktu yang sama. Demikian juga, melalui e-learning, tidak

ada batas jumlah peserta didik dan waktu untuk mempelajari materi yang sama

berkali-kali.

4). Media pembelajaran yang tepat dapat memberikan ilustrasi konsep dasar yang

benar, konkrit, dan realistis, sehingga media pembelajaran dapat memberikan

pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

5). Media pembelajaran yang baik juga dapat merangsang dan membangkitkan

motivasi dan minat belajar. Efek audio-visual dalam multimedia dapat

memberikan rangsangan yang baik terhadap pancaindera pebelajar. Demikian

permainan (game) komputer biasanya menarik orang, sehingga penyajian materi

pembelajaran dalam bentuk permainan komputer juga dapat menarik perhatian

siswa.

Allen dalam Sudrajad (2008) mengemukakan tentang hubungan antara

media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.2. Hubungan Media dengan Tujuan Pembelajaran (Allen)

Jenis Media 1 2 3 4 5 6 Keterangan

Gambar Diam S T S S R R

R = Rendah S = Sedang T= Tinggi

1. Belajar Informasi faktual

2. Belajar pengenalan visual

3. Belajar prinsip, konsep dan aturan

4. Prosedur belajar

5. Penyampaian ketr. persepsi motorik

6. Mengembangkan sikap, opini dan

motivasi

Gambar Hidup S T T T S S

Televisi S S T S R S

Obyek Tiga Dimensi R T R R R R

Rekaman Audio S R R S R S

Programmed Instruction S S S T R S

Demonstrasi R S R T S S

Buku teks tercetak S R S S R S

Secara lebih spesifik fungsi media pembelajaran dapat dilihat dari segi

perkembangan media itu sendiri (Soeharto, 2003:106), yaitu :

1) Pada mulanya media berfungsi sebagai alat bantu mengajar.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

45

2) Dengan masuknya audio-visual instruction media berfungsi memberikan

pengalaman konkrit kepada siswa.

3) Munculnya teori komunikasi menyebabkan media mempunyai fungsi sebagai

alat penyalur pesan/informasi belajar.

4) Adanya penggunaan pendekatan system dalam pembelajaran.

Akhirnya media bukan saja sekedar berfungsi sebagai peraga bagi guru,

tetapi pembawa informasi/pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.

3. Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia

Media interaktif merupakan kreasi dari multimedia yang diterapkan pada

pembelajaran televisi dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Aids

Instructional). Heinich (1989:200) menjelaskan bahwa:

Interactive CD is an instructional delivery system in which recorded CD

material is presented under computer control to viewers who not only see and

hear the pictures and sounds, but also make active responses, with those

responses affecting the pace and sequence of the presentation. The CD

portion of the system is provided through CDtape or CDdisc. CDdiscs can

provide color, motion and sound. The interactive feature is provided through

a computer. Interactive CD is powerful method for individualizing and

personalizing instruction.

Keuntungan penggunaan media interaktif adalah respon peserta didik dapat

diketik, dapat berinteraksi dengan layar, atau manipulasi objek yang dihubungkan

dengan sistem. Sistem menuntut peserta didik berpartisipasi aktif dalam presentasi

CD pendidikan. CD interaktif dapat digunakan untuk pengajaran remidi, mengulang

bagian-bagian yang belum dikuasai dengan informasi yang masih lengkap/asli,

menyediakan materi yang kaya untuk peserta didik. Ketika peserta didik mendapat

pengetahuan, subject matter dan keterampilan, program dapat dibuat bercabang pada

topik baru atau beberapa perlakuan yang menguntungkan dari topik yang sama.

Dalam beberapa kasus peserta didik dapat memilih apa yang ingin dipelajari dari

menu yang ditampilkan.

Multimedia pembelajaran interaktif adalah pengembangan media

pembelajaran yang secara simultan mampu menampilkan teks, gambar, grafik, suara,

video atau animasi. Media interaktif sangat menyenangkan dan bervariasi. Variasi

format media terdapat dalam satu sistem. Teks, audio, grafik, gambar stil, gambar

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

46

bergerak dan manipulasi objek dapat dikombinasikan dalam satu sistem instruksional

tanpa memerlukan sejumlah proyektor, tape recorder dan peralatan yang sinkron.

Operasi sistem sangat sederhana, dalam beberapa kasus hanya memerlukan

keyboard. Multimedia pembelajaran interaktif juga merupakan salah satu alat bantu

untuk menciptakan pembelajaran yang lebih variatif. Keterampilan mengembangkan

media adalah salah satu keterampilan dasar guru. Pengembangan multimedia

pembelajaran interaktif dapat menggunakan program-program komputer. Kesulitan

yang umumnya ditemukan di sekolah adalah minimnya keterampilan guru dalam

menggunakan software aplikasi maupun pemrograman dalam pembuatan multimedia

pembelajaran interaktif, namun hal itu dapat diatasi dengan menggunakan program

yang menciptakan kemudahan dalam proses pembuatannya tanpa memerlukan

keterampilan komputer yang tinggi dan salah satunya adalah program power point.

Program power point merupakan salah satu program dari software microsoft office

yang memiliki banyak kelebihan sehingga cocok untuk dikembangkan menjadi

multimedia pembelajaran interaktif.

Lebih lanjut Richard E. Mayer (2009:2) mengemukakan, “ Menonton video di

layar televisi juga bisa disebut sebagai pengalaman multimedia karena adanya

gambar dan suara yang disajikan. Contoh lain dari multimedia adalah presentasi

PowerPoint dimana seseorang menyajikan slide-slide. Program power point memiliki

kemudahan dari segi proses pembuatan dan mampu menampilkan berbagai program

lain yang diinsersi seperti audio dan video. Selain itu, guru juga sudah mengenal

program power point bahkan mahir dalam membuat dan menggunakan media power

point dalam pembelajaran di sekolah. Akan tetapi, media tersebut masih sederhana

karena belum memuat animasi, narasi, dan musik instrumen. Penggunaan power

point dalam pembuatan multimedia pembelajaran interaktif memberi kesempatan

bagi guru untuk dapat dengan mudah merubah dan menambahkan bahan lainnya

yang dirasa perlu untuk ditambahkan sehingga multimedia menjadi lebih lengkap.

Ruang lingkup media pembelajaran adalah meliputi segala alat, bahan, peraga

serta sarana prasarana di sekolah yang digunakan dalam proses pembelajaran. Media

tersebut memberi rangsangan pada siswa untuk belajar, menjadikan pembelajaran

makin efektif dan efisien, bisa menyalurkan pesan secara sempurna, serta dapat

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

47

mengatasi kebutuhan dan problem siswa belajar. Bretz dalam Yamin (2007 : 204)

membagi media menjadi tiga macam, yaitu suara (audio), media bentuk visual, dan

media gerak (kinestetik/audio-visual).

a. Media Audio

Media audio adalah media yang penggunaannya menekankan pada aspek

pendengaran. Jadi indra pendengaran merupakan hal yang pokok dalam penggunaan

media ini. Penggunaan media ini, pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam

lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata/bahasa lisan) maupun nonverbal

(Angkowo, 2007: 13). Ketrampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media

audio meliputi :

1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.

2) Mengikuti pengarahan

3) Melatih daya analitis

4) Menentukan arti dari konteks

5) Memilah-milah informasi yang relevan dan yang tidak relevan.

6) Merangkum,mengemukakan kembali atau mengingat kembali informasi

Beberapa jenis media audio antara lain radio, alat perekam pita magnetic,

piringan hitam dan laboratorium bahasa. Radio merupakan perlengkapan elektronik

yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat

mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-

masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media

pembelajaran yang cukup efektif. Sedangkan menggunakan media kaset audio

memiliki nilai ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

b. Media Visual

Media visual merupakan media berbasis visual (image atau perumpamaan)

dan terkait dengan indra penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman

dan memperkuat ingatan. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada

konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk

meyakinkan terjadinya proses informasi. Bentu visual dapat berupa (a) gambar

representative seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

48

tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan

konsep, organisasi, dan struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan hubungan

ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti table, grafik, dan chart

(bagan) yang menyajikan gambaran/ kecenderungan data atau hubungan seperangkat

gambar atau angka-angka.

c. Media Audio -Visual

1) Media video. Video merupakan salah satu jenis media audio-visual, selain

film. Media video yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran,

biasa dikemas dalam bentuk VCD.

2) Media komputer. Media ini memiliki semua kelebihan yang tidak dimiliki

oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar,

komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan

komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan

belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang

hampir tanpa batas. Komputer mempunyai kemampuan menyimpan dan

memanipulasi data atau informasi sesuai kebutuhan. Dengan berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memungkinkan program komputer

semakin maju pula untuk memuat dan menayangkan berbagai bentuk media

apa saja. Dalam hal ini Heinich Molenda, & Russel (1996:228) mengemukakan

bahwa :

“Saat teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana

komputasi dan pengilahan kata (word prosessor) tetapi juga sebagai sarana

belajar multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain

dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia

berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengiptomalkan

peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks,

grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan

tampilan yang dapat mengombinasikan berbagai unsur penyampaian

informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai

media pembelajaran efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi

pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.

Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana

dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi

tertentu”.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

49

3) Multimedia. Richard E. Mayer (2009:2) mengungkapkan bahwa multimedia

berarti seseorang duduk di terminal komputer dan menerima presentasi yang

terdiri atas teks on-screen, grafik atau animasi on-screen dan suara yang keluar

dari spiker komputer. Dudy Misky (2005: 180) Multimedia sebagai suatu PC,

sistem dokumen dan lain-lain yang mengkombinasikan teks, grafik, suara, film

atau media lain. Suyanto (2003:21) multimedia merupakan alat yang

menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan

teks, grafik, animasi, audio dan gambar video.

Jadi multimedia merupakan presentasi materi dengan menggunakan kata-

kata dalam bentuk verbal atau bentuk gambar baik berupa grafik statis maupun

dinamis melalui teknologi komputerisasi untuk menyajikannya. Secara umum,

perangkat teknologi komputerisasi yang diperlukan untuk mengembangkan media

pembelajaran berbasis multimedia meliputi perangkat keras (hardware) dan

perangkat lunak (software). Perangkat keras dapat berupa: komputer, scanner,

speaker, microfon, CDROM, DVDROM, flashdisk, kartu memori, kamera digital,

kamera video, dan sebagainya. Pada saat ini tersedia banyak pilihan perangkat

lunak yang dapat digunakan untuk mengembangkan media pembel-ajaran berbasis

multimnedia. Software pengembangan media pembelajaran sangat beragam, mulai

dari software umum sampai software khusus pengembangan media. Berikut adalah

beberapa contoh software dan kegunaannya.

1) MS Word: dapat digunakan untuk membuat tampilan tekstual (berupa tulisan)

maupun gambar

2) MS Power Point: dapat digunakan untuk membuat slide presentasi, mempunyai

kemampuan menampilkan teks, suara, animasi, video, serta untuk membuat

media interaktif dengan fasilitas hyperlink yang dimiliki.

3) MS Excel: software pengolah lembar data, dapat digunakan untuk membuat

media yang berupa grafik, maupun untuk membuat simulasi.

4) Software untuk menggambar dan mengolah citra seperti Correl Draw, dll.

5) Software pengolah video seperti MS Movie Maker, VideoLiead, dll.

6) Software pengolah suara seperti MS Sound Recorder

7) Software untuk membuat animasi flash seperti Macromedia Flash

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

50

8) Bahasa pemprograman umum seperti Pascal, Delphi, Visual Basic, Java

9). Software-software aplikasi khusus seperti MATLAB, MAPLE, Grapes

(Graphics Presentastion and Experiment), CaR (Compass and Ruler),

GeoGebra (Geometry and Algebra), Cabri Geometry, dll.

Beberapa software tersebut selain diperjualbelikan secara umum, juga bisa

didapatkan secara full version melalui download premium dengan pembayaran

secara online bisa juga diperoleh secara gratis dengan mengunduh dari internet

dalam bentuk portable. Kemampuan software gratis terkadang tidak kalah dengan

kemampuan software komersial yang harus dibeli, sehingga dapat menjadi

alternatif apabila terdapat kendala biaya pembelian software.

Media pembelajaran interaktif memungkinkan adanya interaksi langsung

antara peserta didik dengan sumber belajar dan pelaksanaan belajar sesuai dengan

kemampuan, minat, dan waktu masing-masing. Dengan modul atau paket

pembelajaran berbantuan komputer atau perangkat akses sejenis, siswa dapat

belajar sesuai dengan kemampuan, waktu, dan kecepatan masing-masing. Sifat

manipulatif media dapat menampilkan obyek atau kejadian dengan berbagai

perubahan (manipulasi) sesuai keperluan atau kreativitas siswa, misalnya diubah

ukuran, kecepatan, warna, serta dapat diulang-ulang. Disamping itu dengan sifat

tersebut siswa dapat berinteraksi dengan memberikan input-input sesuai dengan

desain fitur, selanjutnya diproses sesuai rancangan algoritma serta menampilkan

output sebagai pengukuran dan indikator penilaian.

4. Model Pengembangan Media Pembelajaran

Dalam pengembangan media ada banyak model-model pengembangan yang

dirancang oleh para ahli dalam bidang teknologi pendidikan.Dari model-model

pengembangan ada beberapa model yang sering digunakan sebagai rujukan dalam

pengembangan media.

a. Model Borg & Gall

Menurut Borg and Gall (1989:782), yang dimaksud dengan model penelitian

dan pengembangan adalah “educational research and development (R & D) is a

process used to develop and validate educational production". Kadang-kadang

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

51

penelitian ini juga disebut research based development, yang muncul sebagai strategi

dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain untuk

mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and

Development juga bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru

melalui basic research, atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang

masalah-masalah yang bersifat praktis melalui applied research, yang digunakan

untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan.

Menurut Borg dan Gall (1989 : 783-795), pendekatan Reseach and

Development (R & D) serangkaian langkah yang diperlukan dalam penelitian

pengembangan meliputi sepuluh langkah sebagai berikut :

Research and information collecting, planning, develop preliminary form of

product, preliminary field testing, main product revision, main field testing,

operational product revision, operational field testing, final product revision,

and dissemination and implementation.

Borg and Gall menggambarkan sepuluh langkah tersebut ke dalam sebuah

diagram sebagai berikut :

Gambar 2.18. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and

Development (R&D) Menurut Borg dan Gall

Adapun penjelasan dari bagan alur Borg and Gall adalah sebagai berikut :

1). Studi pendahuluan (research and information collecting)

Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur,

penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.

Research and

Information

Collecting

Planning

Develop

preliminary form

of product

Preliminary

field testing

Operational

field testing

Operational

Product

Revision

Main field

testing

Main Product

Revision

Final Product

Revision

Dissemination and

Implementation

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

52

a) Analisis kebutuhan, untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa

kriteria, yaitu :

(1) Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan halyang penting

bagi pendidikan?

(2) Apakah produknya mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan?

(3) Apakah SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman

yang akan mengembangkan produk tersebut ada?

(4) Apakah waktu untuk mengembangkan produktersebut cukup?

b) Studi literatur, dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang

akan dikembangkan. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan temuan

riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan pengembangan produk

yang direncanakan.

c) Riset skala kecil, pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak bisa

dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional. Oleh

karenanya pengembang perlu melakukan riset skala kecil untuk mengetahui

beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.

2). Merencanakan penelitian (planning).

Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan

langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian, R & D meliputi :

a) merumuskan tujuan penelitian;

b) memperkirakan dana, tenaga dan waktu;

c) merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk partisipasinya dalam penelitian.

3). Pengembangan desain (develop preliminary of product)

a) menentukan desain produk yang akan dikembangkan (desain hipotetik);

b) menentukan sarana dan prasarana penelitian yangdibutuhkan selama proses

penelitian dan pengembangan;

c) menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan;

d) menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.

4). Uji awal terbatas (preliminary field testing)

Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, meliputi:

a) melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk;

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

53

b) bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat;

c) uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain

layak, baik substansi maupun metodologi.

5). Revisi hasil uji lapangan (main product revision)

Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan

terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba

lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih

banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih

pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat

perbaikan internal.

6). Uji diperluas (main field testing)

Langkah merupakan uji produk secara lebih luas, meliputi :

a) Melakukan uji efektivitas desain produk;

b) Uji efektivitas desain, pada umumnya, menggunakan teknik eksperimen

model penggulangan;

c) Hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi

substansi maupun metodologi.

7). Perbaikan hasil uji (operational product revision)

Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang

lebih luas dari uji lapangan yang pertama..

8). Uji kelayakan (operational field testing)

Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar :

a) melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk;

b) uji efektivitas dan adabtabilitas desain pada para calon pemakai produk;

c) hasil uji lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan, baik

dari sisi substansi maupun metodologi.

9). Revisi akhir hasil uji (final product revision)

Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan.

Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk

yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

54

efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk

akhir memiliki nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan.

10). Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation)

Laporan hasil dari R & D melalui forum-forum ilmiah, ataupun melalui media

massa. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality control.

b. Model Tessmer

Menurut Tessmer (1998:16), pengembangan model difokuskan pada 2 tahap

yaitu tahap preliminary dan tahap formative evaluation yang meliputi selfevaluation,

prototyping (expert reviews, one-to-one, dan small group), serta fieldtest. Adapun

alur desain formative evaluation seperti ditunjukkan pada gambar 5 berikut ini.

Gambar 2.19. Alur Desain Model Pengembangan Tessmer (Tessmer, 1998:16)

Keterangan alur desain model pengembangan Tessmer sebagai berikut :

1). Tahap preliminary

Tahap ini adalah tahap penentuan tempat dan subjek penelitian, misalnya dengan

cara menghubungi kepala sekolah dan guru yang bersangkutan di sekolah yang

akan menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya, melakukan persiapan-persiapan,

seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama dengan guru kelas

yang dijadikan tempat penelitian, atau menentukan siapa saja yang

nantinyaterlibat dalam penelitian.

2). Tahap formative evaluation

a) Self evaluation

(1). Analisa. Tahap ini merupakan langkah awal penelitian

pengembangan. Analisa pendahuluan meliputi analisis siswa, analisis

kurikulum, dan analisis perangkat yang akan dikembangkan.

Revise

Revise Revise

Self

Evaluation Small Group Field Test

Expert

Review

One-to-one

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

55

(2). Desain. Pada tahap ini dilakukan pendesainan media yang akan

dikembangkan, meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode yang

akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh divalidasi

dengan teknik validasi yang telah ada, misalnya menggunakan teknik

triangulasi data. Pada triangulasi data, desain tersebut divalidasi oleh pakar

(expert) dan teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut prototipe pertama.

b) Prototyping. Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan

atas dasar selfevaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-

one) secara paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada

prototype pertama dinamakan dengan prototipe kedua.

(1). Expert review. Pada tahap expert review, dilakukan pencermatan

terhadap produk yang telah didesain, penilaian dan evaluasi oleh pakar.

Pakar-pakar tersebut menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari masing-

masing prototipe. Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi

perangkat yang dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari

para pakar (validator) tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar

validasi sebagai bahan revisi dan menyatakan bahwa apakah desain ini telah

valid atau belum.

(2) One-to-one. Pada tahap one-to-one, dilakukan ujicoba desain yang telah

dikembangkan kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari

pelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain yang telah dibuat.

(3). Small group. Hasil revisi dari telaah expert dan kesulitan yang dialami

pada saat uji coba pada prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi

prototipe tersebut dan dinamakan prototipe kedua yang kemudian hasilnya

diujicobakan pada smallgroup. Hasil dari pelaksanaan ujicoba ini

selanjutnya digunakan untuk revisi sebelum dilakukan ujicoba pada tahap

field test. Setelah dilakukan revisi berdasarkan saran/ komentar siswa pada

small group, diperoleh hasil analisis butir soal ini yang selanjutnya

dinamakan prototipe ketiga.

c) Field Test. Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan

dasar untuk melakukan revisi pada desain prototipe kedua. Hasil revisi

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

56

selanjutnya diujicobakan ke subjek penelitian. Uji coba dalam hal ini merupakan

uji lapangan atau field test. Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan

haruslah produk yang telah memenuhi kriteria kualitas.

c. Model Dick and Carey

Model Dick and Carey ( 2001:3) adalah model desain Instruksional. Model

ini adalah salah satu dari model prosedural, yaitu model yang menyarankan agar

penerapan prinsip disain instruksional disesuaikan dengan langkah-langkah yang

harus di tempuh secara berurutan.

Model pengembangan Dick dan Carey dilaksanakan melalui 10 langkah

dalam tahapannya, sebagaimana dijelaskan dalam gambar diagram sebagai berikut :

Gambar 2.20. Bagan Model Pengembangan Dick and Carey (2001:3)

Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey sebagaimana ditampilkan

gambar diagram di atas menunjukkan hubungan yang sangat jelas dan tidak terputus

antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat

pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke

Identifikasi tujuan

Merancang dan melaksanakan tes sumatif

Identifikasi tingkah laku awa

Melakukan analisis pengajaran

Menulis tujuan kinerja

Revisi pengajaran

Pengembangan tes acuan patokan

Pengembangan strategi pengajaran

Pengembangan & memilih perangkat pengajaran

Merancang dan melaksanakan tes

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

57

urutan berikutnya. Model ini termasuk ke dalam model prosedural terdiri dari

sepuluh langkah pengembangan. Langkah–langkah Desain pengembangan

pembelajaran menurut Dick and Carey adalah sebagai berikut :

1). Identifikasi tujuan (identity instructional goal).

Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa

dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program instruksional.

Tujuan instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis

kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs assessment), dari

pengalaman praktis dengan kesulitan belajar siswa, dari analisis orang-orang yang

melakukan pekerjaan (job analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru.

Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah

menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu dimana tujuan

pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.

2). Melakukan analisis instruksional (conduct instructional analysis).

Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuan ke dalam ranah belajar. Gagne,

menentukan langkah demi langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka

melakukan tujuan tersebut (mengenali keterampilan bawahan/ subordinat). Langkah

terakhir dalam proses analisis instruksional adalah untuk menentukan ketrampilan,

pengetahuan dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors),

yang diperlukan siswa untuk dapat memulai instruksional. Peta konsep akan

menggambarkan hubungan di antara semua ketrampilan yang telah diidentifikasi.

3). Analisis siswa dan lingkungan (analyze learners and contexts)

Pada langkah ini, dilakukan analisis siswa, analisis konteks di mana mereka

akan belajar dan analisis konteks di mana mereka akan menggunakannya.

Keterampilan siswa, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki akan digunakan untuk

merancang strategi instruksional.

4). Merumuskan tujuan performansi (write performance objectives)

Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi

dalam analisis instruksional, keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana

keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang sukses.

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

58

5). Pengembangan tes acuan patokan (develop assessment instruments)

Berdasarkan tujuan performansi yang telah ditulis, langkah ini adalah

mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk

mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama

berkaitan diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan

penilaian yang diminta.

6). Pengembangan siasat instruksional (develop instructional strategy)

Bagian-bagian siasat instruksional menekankan komponen untuk

mengembangkan belajar siswa termasuk kegiatan prainstruksional, presentasi isi,

partisipasi peserta didik, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan.

7). Pengembangan atau memilih material instruksional (develop and select

instructional materials).

Ketika kita menggunakan istilah bahan instruksional kita sudah termasuk

segala bentuk instruksional seperti panduan guru, modul, overhead transparansi,

kaset video, komputer berbasis multimedia, dan halaman web untuk instruksional

jarak jauh.

8). Merancang dan melaksanakan penilaian formatif (design and conduct

formative evaluation of instruction).

Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok

kecil, dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang

berbeda bagi perancang dalam penyempurnaan instruksional. Teknik serupa dapat

diterapkan pada penilaian formatif terhadap bahan atau instruksional di kelas.

9). Revisi instruksional (revise instruction)

Strategi instruksional ditinjau kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini

dimasukkan ke dalam revisi instruksional untuk membuatnya menjadi alat

instruksional yang lebih efektif.

10). Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif (design and conduct

summative evaluation)

Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang

dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan/

diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

59

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Jurnal olahraga prestasi Awan Haryono Dosen Jurusan Pendidikan

Kepelatihan FIK-UNY, mengenai Pembelajaran Teknik Dasar pukulan dan

Tendangan pada Pesilat Pemula. Pada kesimpulan akhir dikemukakan bahwa teknik

dasar pukulan pencak silat yang diajarkan pada pemula dapat dibedakan menjadi

tiga, yaitu : pukulan depan, pukulan jap dan pukulan bandul bawah. Adapun teknik

tendangan yang diajarkan pada pesilat pemula adalah tendangan depan, tendangan

sabit, tendangan "T" atau samping dan tendangan balik.

Sebelum mempelajari teknik dasar pukulan dan tendangan pencak silat,

pesilat harus memiliki sikap dasar dan gerak dasar pencak silat yang baik dan benar,

diantaranya : sikap berdiri tegak, sikap berdiri kuda-kuda sikap pasang, arah delapan

penjuru mata angin, cara melangkah, dan pola langkah. Penguasaan kemampuan

dasar gerak dan gerak dasar akan mempermudah pesilat dalam mempelajari teknik

dasar pencak silat.

Penelitian mengenai penggunaan multimedia sebagai alat instruksional pada

pendidikan jasmani, oleh P. Antoniou dari Universitas Democritus, Yunani Jurusan

Pendidikan Jasmani dan Ilmu Olahraga, yang berjudul Using Multimedia as an

Instructional Tool in Physical Education. Penelitian bertujuan untuk mengetahui

pengaruh tiga metode mengajar yakni multimedia, instruksi tradisional dan

campuran, setelah mengetahui topik kognisi (aturan), keterampilan motorik (servis

pendek bulutangkis) dan sikap terhadap metode pada pembelajaran mahasiswa

pendidikan jasmani Universitas Democritus Yunani.

Teknis pelaksanaan penelitian, mahasiswa pendidikan jasmani dibagi secara

acak menjadi tiga kelompok, yakni kelompok multimedia, kelompok tradisional dan

kelompok campuran. Pengetahuan siswa bulutangkis dan efektivitas mereka di servis

pendek bulutangkis diukur pada awal dan pada akhir percobaan. Pada akhir

percobaan sikap mahasiswa terhadap metode pengajaran mereka direkam dengan

kuesioner. Analisis mengungkapkan bahwa ketiga kelompok secara signifikan

meningkatkan pengetahuan mereka mengenai servis pendek bulutangkis. Namun,

kelompok multimedia menunjukkan peningkatan yang signifikan lebih besar dalam

belajar daripada kelompok tradisional.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

60

Tidak ada perbedaan yang cukup signifikan yang diamati antara tiga

kelompok dalam ketrampilan servis pendek bulutangkis, meskipun kelompok

tradisional menunjukkan peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan dua

kelompok lainnya. Demikian pula tidak ada perbedaan yang cukup signifikan diamati

antara tiga kelompok mengenai sikap mahasiswa terhadap metode pengajaran,

kecuali untuk kelompok campuran yang menunjukkan sikap yang lebih positif. Hasil

di atas mendukung efektivitas menggunakan program multimedia sebagai suplemen

instruksi pendidikan jasmani.

C. Kerangka Berpikir

Pencak Silat merupakan salah satu cabang olah raga beladiri yang merupakan

warisan budaya nenek moyang Bangsa Indonesia. Olahraga beladiri pencak silat

menjadi salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum yang diajarkan dari SD hingga

Perguruan Tinggi. Pencak Silat telah menjadi salah satu cabang olahraga yang

dipertandingkan pada pesta olahraga tingkat SEA Games. Meskipun Pencak Silat

telah masuk dalam kurikulum pembelajaran di sekolah, namun olahraga Pencak Silat

kurang mendapat perhatian baik oleh guru maupun oleh siswa. Hal ini bisa

disebabkan oleh kurangnya pengusaan guru dalam mendalami materi pencak silat

dan kurang adanya media pembelajaran yang menarik.

Pada lain sisi, kemajuan teknologi khususnya dibidang informatika

multimedia terbukti memberikan pengaruh positif khususnya pada aspek kognitif dan

afektif bagi kemajuan pendidikan jasmani. Sebagaimana kesimpulan akhir pada

penelitian yang dilakukan oleh P. Antoniou dari Universitas Democritus, Yunani

Jurusan Pendidikan Jasmani dan Ilmu Olahraga, yang berjudul Using Multimedia as

an Instructional Tool in Physical Education. Analisis mengungkapkan bahwa ketiga

kelompok secara signifikan meningkatkan pengetahuan mereka mengenai servis

pendek bulutangkis. Namun, kelompok multimedia menunjukkan peningkatan yang

signifikan lebih besar dalam belajar daripada kelompok tradisional.

Atas dasar latar belakang permasalahan serta dua hal tersebut dan berbagai

pertimbangan empiris di dunia pendidikan peneliti merasa tertantang untuk

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian ... · terikat peraturan. Dulunya nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang bertujuan untuk mempertahankan

61

menggabungkan keduanya dalam sebuah penelitian pengembangan mengenai model

media pembelajaran audio-visual pencak silat berbasis multimedia interaktif.

Diharapkan melalui pengembangan model program audio-visual dapat

meningkatkan efektifitas pembelajaran pencak silat. Guru selaku fasilitator dapat

lebih mendorong siswa agar berperilaku lebih aktif baik dalam konteks belajar

mengajar, belajar mandiri maupun motivasi mengembangkan diri dalam berbagai

kegiatan diluar jam pembelajaran baik melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

maupun kelompok berlatih di luar sekolah.

D. Model Hipotetik

Berdasarkan kajian teori program audio-visual pembelajaran pencak dan

pengamatan di lapangan, diajukan hipotesis berupa model pembelajaran pencak silat

berbasis multimedia interaktif sebagai berikut :

Gambar 2.21. Model Hipotetik Program Audio-Visual Pembelajaran Pencak Silat

Pengembangan Model Program Audio-visual

Pembelajaran Pencak Silat

Produk Treatment Evaluasi

Latihan

Fisik

Media

Interaktif