Upload
doanmien
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Friedman, (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan ,‟lembaga‟ yang memengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit
layanan perlu diperhitungkan.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat
dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum (Zaidin Ali, 2010). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling bergantung (Zaidin Ali, 2010).
Dari ketiga definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari dua orang atau
lebih yang tergabung dalam hubungan darah, perkawinan dan saling
ketergantungan yang mempunyai hubungan untuk menciptakan,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari tiap anggota.
2. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, (2010) adalah :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan hubungan sosial yang positif
berhubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, umur
panjang, dan penurunan tingkat stres. Sebaliknya, kehidupan
keluarga juga dapat menimbulkan stres dan koping disfungsional
dengan akibat yang dapat menganggu kesehatan fisik (misal tidur,
tekanan darah tinggi, penurunan respon imun).
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan atau perubahan
yang terjadi atau dialami seseorang sebagai hasil dari interaksi dan
pembelajaran peran sosial. Sosialisasi dimulai dari sejak lahir dan
keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosilalisasi.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, perumahan, dan
lain-lain.
e. Fungsi perawatan keluarga
Fungsi untuk menyediakan makanan, pakaian, perlindungan,
dan asuhan kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga
melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan
memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.
3. Tipe dan Bentuk Keluarga
a. Beberapa tipe keluarga menurut (Friedman, 2010), antara lain adalah
sebagai berikut :
1) Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari orang
tua dan anak yang masih menjadi tanggungjawab dan tinggal dalam
satu rumah, terpisah dari anak keluarga lainnya.
2) Extended Family (keluarga besar), yaitu satu keluarga yang terdiri dari
satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling
menunjang satu sama lain.
3) Single parent family, yaitu satu keluarga yang dikepalai oelh satu
kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
4) Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
5) Blended family, yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak
hasil perkawinan terdahulu.
6) Three generation family, yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi,
yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7) Single adult living alone, yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari
satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8) Middle age atau ederly couple, yaitu keluarga yang terdiri dari
sepasang suami istri paruh baya.
4. Tahap dan Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti
individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan
yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang
berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan keluarga berdasarkan
konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah :
a. Tahap I
Keluarga pemula atau keluarga pasangan baru. Tugas perkembangan
menjadi :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Membangun jalinan persaudaraan yang harmonis
3) Keluarga berencana
Masalah kesehatan utama adalah penyesuian seksual dan peran
perkawinan, penyuluhan dan konseling, prenatal dan komunikasi,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
keluarga informasi sering mengakibatkan masalah-masalah emosional
dan seksual, kekuatan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak
direncanakan, dan penyakit—penyakit kelamin baik sebelum maupun
sesudah perkawinan.
Pada tahap ini, peran perawat sebagai perawatan keluarga harus
memberikan penyuluhan ataupun konseling tentang seksualitas,
keluarga berencana, prenatal, dan masalah-masalah yang terkait pada
keluarga pemula/pasangan baru.
b. Tahap II
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Setelah lahir anak pertama keluarga mempunyai tugas perkembangan
yang penting yaitu :
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan
kebutuhan anggota keluarga
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d) Mempertahankan persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek
Masalah keluarga utama keluarga dalam tahap ini adalah
pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga, perawat bayi yang
baik, pengertian dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik
secara dini, imunisasi, konseling, perkembangan anak, keluarga
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
berencana, interaksi keluarga, dan bidang-bindang peningkatan
kesehatan umumnya.
Pada tahap kedua ini peran perawat memberikan konseling dan
demolistriasi pada kelurga tentang kebutuhan nutrisi anak.
c. Tahap III
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2 ½ tahun dan berakhir
ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri dari tiga hingga
lima ornag, dengan pasti suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki- saudara,
anak perempuan-saudari.
Menurut Duval dan Miller (1985) dikutip oleh Setiadi (2008) tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Memenuhi kebutuahan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bersalin, prifasi, keamanan
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain
4) Mempertahanakan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas)
Karena daya tahan spesifik terhadap banyaj bakteri dan virus, serta
paparan yang meningkat, anak-anak usia pra sekolah sering menderita
sakit dengan suatu penyakit infeksi primer secara bergantian. Jadi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
kontak anak dengan penyakit inferksi dan menular, serta kerantanan
kesehatan utama. (Friedman, 1998 dikutip Setiadi, 2008)
Masalah kesehatan fisik yang terutama adalah penyakit-penyakit
menular yang umum pada anak, jatuh, luak bakar, keracunan serta
kecelakaan-kecelakaan lain yang terjadi selama usia prasekolah.
Masalah-masalah kesehatan lain yang penting adalah pesaingan
diantara kakak-adik, keluarag berencana, kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan masalah pengasuh anak seperti pembatasan lingkungan
(disiplin), penganiyaan dan melantarkan anak, keamanan dirumah dan
masalah komunikasi keluarga.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah memberikan pengetahuan
pada keluarga perawatan terhadap anak usia prasekolah, memberikan
penyuluhan tentang tumbuh kembang anak dan memotifasi keluarga
agar memperhatikan kesehatan anak.
d. Tahap IV
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun dengan
tugas perkembangannya adalah mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat, kemudian mempertahankan hubungan
perkawinan yang memusatkan dan memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Peran perawat pada tahap ini adalah memotivasi keluarga untuk
selalu memperhatikan kegiatan anak baik didalam maupun diluar
rumah.
e. Tahap V
Keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20
tahun.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja, yaitu :
1) Mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab sejalan
dengan maturitas remaja.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan antar pasangan
3) Melakukan komunikasi terbuka anatara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Mempertahankan standar etik dan moral keluarga
Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk betanggung jawab
(mempunyai otoritas terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan
peran dan fungsinya). Seringkali muncul konflik antara orang tua dan
ramaja karena anak mengingikan kebebasan untuk melakukan
aktivitasnya sementara orang tua mempunyai hak untuk mengontrol
aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu menciptakan komunikasi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
yang terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan sehingga
hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis.
f. Tahap VI
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini
dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai
oleh tahun-tahun puncak persiapan dan oleh anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.
Pada tugas perkembangan tahap ini yaitu memperoleh siklus
keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru, dengan
melanjutkan untuk mempengaruhi dan menyesuaikan kembali, serta
yang paling penting adalah membantu orang tua lanjut usia yang sakit-
sakitan dari suami atau istri.
g. Tahap VII
Orang tua usia pertengahandimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan terakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun sampai kurang lebih 16-17 tahun kemudian.
Tugas perkembangan yang pertama adalah menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, kemudian mempertahankan
hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
orang tua, lansia dan anak-anak, dan yang terakhir memperoleh
hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII
Tugas keluarga antara lain, yang pertama untuk mempertahankan
pengaturan hidup yang menurun untuk tetap bisa mempertahankan
hubungan perkawinan dan menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan, hal ini juga perlu mempertahankan ikatan keluarga agar
generasi penerus untuk memahami eksistensi mereka.
Peran perawat pada tahap ini diantaranya memberikan konseling
pada keluarga tentang pesiapan pelepasan orang yang dicintai.
5. Struktur Keluarga
a. Struktur Peran Keluarga
Terdapat 2 perspektif dasar mengenai peran orientasi struktural yang
menekankan pengaruh normatif yaitu pengaruh yang berkaitan dengan
status – status tertentu dan peran – peran terkaitnya dan orientasi
interaksi yang menekankan timbulnya kualitas peran yang lahir dari
interaksi sosial. (Turner, 1970 dalam Friedman, 2010).
1). Peran Formal
Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota
keluarga seperti cara masyarakat membagi peran – perannya,
bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi suatu sistem. Peran
formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
rumah tangga, tukang perbaiki rumah, pengasuh anak, dan
manager keuangan). (Friedman, 2003).
Menurut Gaces (1976, dalam Friedman, 2010) mendefinisikan 6
peran dasar yang membentuk posisi sebagai suami (ayah) dan istri
(ibu), peran – peran tersebut adalah peran sebagai provider
(penyedia), peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran
persaudaraan, peran terapeutik, (memenuhi kebutuhan afektif dari
pasangan), peran seksual.
2). Peran Informal
Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak kekuasaan
permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan
dalam keluarga (Stir, 1976 dalam Friedman, 2010).
b. Struktur Nilai
Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang mempunyai bentuk
perilaku spesifik (Rokeach, 1973 dalam Friedman, 2010). Sedangkan
nilai – nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan
kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara
sadar mupun tidak sadar mengikat bersama – sama seluruh anggota
keluarga dalam suatu budaya lazim.
c. Struktur Kekuatan Keluarga
Kekuasaan merupakan kemampuan potensial maupun aktual dari
seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi, mengubah
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
tingkah laku seseorang (Friedman, 2010). Kekuasan keluarga sebagai
sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah kemampuan untuk
potensial maupun aktual dari seorang anggota individu untuk
mengubah tingkah laku anggota keluarga. (Olson & Cromwell, 1975
dalam Friedman, 2010).
d. Pola dan Proses Komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik, berfikiran positif, tidak mengulang –
ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik keluarga berfungsi sebagai karakteristik pengirim dan
karakteristik penerima. Karakteristik pengirim berfungsi dalam
mengemukakan sesuatu pendapat yang disampaikan jelas dan
berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. Sedangkan
karakteristik penerima berfungsi siap mendengarkan, memberikan
umpan balik, melakukan validasi. (Setiyowati & Murwani, 2008).
6. Proses Dan Strategi Koping Keluarga
Menurut Fridman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat
diantaranya :
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
b. Koordinator atau menjadi pelayan kesehatan dan perawatan keluarga.
c. Menjadi fasilitator dalam pelayanan kesehatan.
d. Menjadi penyuluh, pendidikan dan konsultan kesehatan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
7. Keluarga Sebagai Klien
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut
(Friedman, 2010) yang membagi keluarga kedalam bidang kesehatan
yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang
mengalami masalah.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga habis. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian,
tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi bahkan teratasi. Ketidaksanggupan keluarga
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat
dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
c. Memberikan keperawatan untuk melakukan terhadap anggota
keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan dan dapat
membantu dirinya sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu masih
muda.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara
perawatan pada penyakitnya. Jika demikian, anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk
kesehatan anggota keluarga yang lainnya.
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya
sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah
yang tidak memenuhi syarat.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh
pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.
B. Konsep Kehamilan Resiko Tinggi
1. Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko
meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi
komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal
umumnya. Penyebab kehamilan resiko pada ibu hamil adalah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya
status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Pengetahuan ibu
tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya
untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.
Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat
meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya
istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat
mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada
masa reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami komplikasi di
bandingkan wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun diatas
usia reproduksi (Rikadewi, 2010)
2. Faktor kehamilan resiko tinggi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
a. Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi Ibu hamil dengan resiko tinggi perlu
mendapatkan pengawasan antenatal khusus sehingga tepat pelayanan
yang di dapat oleh ibu tersebut. Kehamilan yang mempunyai kriteria
hehamilan resiko tinggi ( Manuaba, 2012 ) yaitu :
1) Primipara muda berusia kurang dari 16 tahun, primipara tua dengan
usia lebih dari 35 tahun, dan primipara sekunder dengan usia anak
terkecil diatas 5 tahun.
2) Riwayat operasi ( operasi plastik pada vagina atau tumor vagina,
operasi persalinan atau operasi pada rahim ).
3) Riwayat kehamilan ( keguguran berulang, kematian intrauteri, sering
mengalami perdarahan saat kehamilan, terjadi infeksi saat kehamilan,
riwayat molahidosa atau korio karsinoma ).
4) Riwayat persalinan ( persalinan premature, persalinan dengan berat
bayi lahir rendah, persalinan lahir mati, persalinan dengan induksi,
persalinan dengan manual plasenta, persalinan dengan perdarahan post
partum dan persalinan dengan tindakan ).
5) Tinggi badan kurang dari 145 cm.
6) Kehamilan yang disertai dengan penyakit ( jantung, paru, hati, ginjal,
dan diabetes melitus ).
3. Faktor penyebab resiko tinggi
a. Faktor Penyebab Terjadi Kehamilan Resiko Tinggi ( Permatasari, 2012
) adalah
1) Faktor non medis
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, status gizi, sosial
ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesehatan untuk
memeriksa kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang
serba kekurangan.
2) Faktor medis
Penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan
tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus, dan kelainan genetik.
4. Dampak kehamilan resiko tinggi
a. Damapak kehamilan resiko tinggi yang dapat terjadi pada ibu
( Permatasari, 2012 ) adalah :
1) Abortus
2) Perdarahan
3) Keracunan Kehamilan
4) Kejang – kejang
5) Berkurangnya gerakan janin
6) Persalinan premature
7) Gangguan perkembangan dan pertumbuhan kehamilan
8) Ketuban pecah dini
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kehamilan Resiko Tinggi
Menurut muwarni (2007), pengkajian adalah suatu tahapan dimana
seseorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dan tahapan pengkajian
dapat menggunakan metode :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik dari
anggota keluarga dari ujung rambut ke ujung kaki, data sekunder, contoh :
hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smer dan sebagainya.
Pada proses pengkajian ada hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga
diantaranya adalah
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada kebiasaan buruk saat kehamilan seperti merokok,
minum alkohol, dan obat keras. Apakah pemeriksaan yang
dilakukan secara rutin dan teratur.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji kesehatan yang dirasakan klien pada saat anamnesa, seperti
adanya perawatan kesehatan yang baik ataupun tidak pada saat
kehamilan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada tidaknya salah satu keluarga yang menderita penyakit
menular atau keturunan. Ada atau tidaknya riwayat keluarga yang
mengalami kahamilan resiko tinggi.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum klien
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Lakukan inspeksi, palpasi, perkusi, maupun auskultasi dari kepala,
mata, hidung, telinga, leher, dada, jantung, perut, genitouria,
ekstremitas dan khususnya pemeriksaan obstetric pada ibu hamil.
2) Kaji nutrisi, eliminasi, aktivitas dan perawatan diri
d. Pemeriksaan diagnostik
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
7) Toksoid (TT) bila diperlukan
8) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
9) Tes laboratorium (rutin dan khusus)
10) Tatalaksana kasus
11) Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
12) pencegahan komplikasi serta KB (P4K) paska persalinan
2. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi
a. Diagnosa : Ketidakmampuan koping keluarga (NANDA 2015,
Friedman 2010)
Tujuan : Setelah dilakukan pertemuan selama 2 kali tatap muka
diharapkan masalah ketidakmampuan koping keluarga dapat
diminimalkan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Kriteria hasil :
Keluarga dan klien mampu merawat anggota keluarga dengan masalah
kehamilan resiko tinggi (NOC)
Intervensi :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal pemeriksaan dan perawatan
kehamilan (NIC)
a) Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan
b) Diskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan
pemeriksaan kehamilan
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga
3. Implementasi
Mengkaji pengetahuan klien, mengkaji pola makan klien, mengajarkan
pengetahuan tentang pentingnya erawatan kehamilan, memotivasi keluarga
untuk selalu mendukung klien, memberikan reinforcement positif pada
keluarga atas kemampuannya mengambil keputusan, memberikan support
pada keluarga, mendiskusikan dengan keluarga tentang peawatan dan
pemeriksaan kehamilan, motivasi keluarga untuk selalu memperhatikan
kesehatan, menjelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan dan manfaatnya, menganjurkan pada keluarga untuk
menggunakan fasilitas kesehatan jika membutuhkan.
4. Evaluasi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
S : Ibu S mengtakan mengerti tentang apa yang sudah dijelaskan
O :Ibu S dapat menjawab pertanyaan yang diberikan setelah pendidikan
kesehatan
A : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
P : -Motivasi keluarga dan Ibu S untuk menghindari faktor resiko
-Motivasi klien dan keluarga untuk rutin melakukan pemeriksaan ke
fasilitas kesehatan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Helmi Fuadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017