26
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Masalah keagenan (agency problems) muncul dalam dua bentuk, yaitu antara perusahaan (principal) dengan pihak manajemen (agent) dan antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Tujuan normatif pengambilan keputusan keuangan yang menyatakan bahwa keputusan diambil untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan, hanya benar apabila pengambil keputusan keuangan (agent) memang mengambil keputusan dengan maksud untuk kepentingan para pemilik perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2004). Sulistyanto (2008), manajer sebagai pengelola perusahaan merupakan satu-satunya pihak yang menguasai seluruh informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan. Manajer dapat menjelaskan secara rinci mengapa dan untuk apa informasi itu ada. Manajer juga mengetahui dan memahami hubungan antara satu informasi dengan informasi lain, sementara pihak lain diluar perusahaan, yaitu calon investor, kreditur, supplier, regulator, pemerintah dan stakeholder lain, yang mempunyai keterbatasan sumber dan akses untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan. Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Masalah keagenan (agency problems) muncul dalam dua bentuk, yaitu

antara perusahaan (principal) dengan pihak manajemen (agent) dan antara

pemegang saham dan pemegang obligasi. Tujuan normatif pengambilan

keputusan keuangan yang menyatakan bahwa keputusan diambil untuk

memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan, hanya benar apabila

pengambil keputusan keuangan (agent) memang mengambil keputusan

dengan maksud untuk kepentingan para pemilik perusahaan (Husnan dan

Pudjiastuti, 2004).

Sulistyanto (2008), manajer sebagai pengelola perusahaan merupakan

satu-satunya pihak yang menguasai seluruh informasi yang diperlukan

untuk menyusun laporan keuangan. Manajer dapat menjelaskan secara

rinci mengapa dan untuk apa informasi itu ada. Manajer juga mengetahui

dan memahami hubungan antara satu informasi dengan informasi lain,

sementara pihak lain diluar perusahaan, yaitu calon investor, kreditur,

supplier, regulator, pemerintah dan stakeholder lain, yang mempunyai

keterbatasan sumber dan akses untuk memperoleh informasi mengenai

perusahaan.

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

15

Oleh karena itu kontrak yang baik antara investor dan manajer adalah

kontrak yang mampu menjelaskan apa saja yang harus dilakukan manajer

dalam melakukan pengelolaan dana yang diinvestasikan dan pembagian

return antara manajer dan investor. Perataan laba muncul ketika semua

pihak yang terlibat mempunyai dorongan untuk melakukan

kepentingannya sendiri-sendiri sehingga timbul adanya konflik antara

prinsipal dan agen.

Manajemen sebagai agen juga mempunyai keinginan untuk

meningkatkan kesejahteraannya, sebagai contoh manajemen ingin

mendapatkan bonus atas kinerjanya. Masalah yang kemudian timbul dalam

teori agensi adalah ketidaklengkapaan informasi yaitu ketika tidak semua

keadaan diketahui oleh kedua belah pihak, hal inilah yang disebut dengan

asimetri informasi (asymetry information). Terdapat tipe-tipe asimetri

informasi, yaitu:

a. Adverse Selection, adalah tipe informasi asimetri dimana satu orang

atau lebih pelaku transaksi bisnis atau transaksi usaha yang potensial

mempunyai informasi lebih atas yang lain. Adverse Selection dapat

terjadi karena beberapa orang seperti manajer dan para pihak internal

perusahaan lainnya lebih mengetahui kondisi saat ini dan prospek ke

depan suatu perusahaan daripada para investor.

b. Moral Hazard yaitu tipe asimetri informasi dimana satu orang atau

lebih pelaku bisnis atau transaksi potensial yang dapat mengamati

kegiatan-kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

16

lain. Moral Hazard dpat terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan

dan pengendalian sehingga principal tidak dapat mengamati seluruh

aksi manajer yang mungkin berbeda dengan apa yang diinginkan

principal.

2. Teori Akuntansi Positif

Menurut Sulistyanto (2008), ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi

positif yang digunakan untuk menguji perilaku etis seseorang dalam

mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan.

a. Bonus Plan hypothesis

Rencana bonus atau kompensasi manajerial akan cenderung memilih

dan menggunakan metode-metode akuntansi yang akan membuat laba

yang dilaporkannya menjadi lebih tinggi. Konsep ini membahas bahwa

bonus yang dijanjikan pemilik kepada manajer perusahaan tidak hanya

memotivasi manjer untuk bekerja dengan lebih baik tetapi juga

memotivasi manager untuk melakukan kecenderungan manajerial.

b. Debt (equity) hypothesis

Perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar,

cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi

dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar

perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang

diperolehnya. Keuntungan tersebut berupa permainan laba agar

kewajiban utang-piutang dapat ditunda untuk periode berikutnya

sehingga semua pihak yang ingin mengetahui kondisi perusahaan yang

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

17

sesungguhnya memperoleh informasi yang keliru dan membuat

keputusan bisnis menjadi keliru pula, akibatnya terjadi kesalahan dalam

mengalokasikan sumberdaya.

c. Political cost hypothesis

Perusahaan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode

akuntansi yang dapat memperkecil atau memperbesar laba yang

dilaporkannya. Konsep ini membahas bahwa manajer perusahaan

cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang

perpajakan, apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang

diperolehnya. Manajer akan mempermainkan laba agar kewajiban

pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan

kemauan perusahaan.

3. Laba

Laba adalah selisih total pendapatan dengan total beban yang tidak

termasuk komponen dari penghasilan komprehensif lainnya. Tujuan utama

dari pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna bagi

mereka yang paling berkepentingan dalam laporan keuangan, tanpa

memperhatikan masalah yang muncul tujuan utama yang paling penting

dari pelaporan laba untuk pemakai laporan keuangan adalah kebutuhan

untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba antara

saham dan arus sebagai bagian dari proses deskriptif dari akuntansi.

Tujuan tersebut mencakup (Prasetya, 2013):

a. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen.

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

18

b. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan arah

masa depan dari perusahaan atau pembagian devidenmasa depan.

c. Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman

untuk keputusan manajerial masa depan.

Menurut akuntansi yang dimaksud laba akuntansi adalah perbedaan

antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode

tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode

tersebut. Menurut Belkaoui definisi tentang laba itu mengandung lima sifat

(Harahap, 2001) sebagai berikut:

a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu

timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya

merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan

batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.

d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk

biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil

tertentu.

e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil

dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.

4. Perataan Laba (Income Smoothing)

Merupakan upaya perusahaan mengatur agar laba periode berjalan

relatif sama selam beberapa periode, pola ini dilakukan manajer

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

19

perusahaan dengan cara menaikan atau menurunkan pendapatan maupun

biaya periode berjalan menjadi lebih tinggi atau rendah dari pendapatan

maupun biaya sesungguhnya. Laba yang relatif stabil lebih disukai

investor karena kestabilan laba dapat mempermudah investor dalam

pengambilan suatu keputusan. Dalam mengatur agar laba relatif stabil

manajer dapat menggunakan metode akuntansi seperti menentukan harga

pokok persediaan, dengan membuat harga pokok penjualan relatif stabil

selama beberapa periode sehingga laba yang diperoleh tidak terlalu tinggi

dan tidak juga terlalu rendah. Manajer juga dapat menggunakan metode

depresiasi aktiva tetap yaitu metode garis lurus dimana dalam

mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap relatif sama besarnya dalam

beberapa periode. Pola ini biasanya dilakukan perusahaan dengan motivasi

bonus bagi manajer dan investor terkait pentingnya informasi sebagai

pengambilan keputusan (Prasetya, 2013).

Menurut Assih dan Gudono (2000), perataan laba merupakan tindakan

yang dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi variabilitas laba yang

dilaporkan sehingga dapat mengurangi risiko pasar atas saham perusahaan,

yang pada akhirnya meningkatkan harga saham perusahaan. Sedangkan

menurut Herni dan Yulius (2008), perataan laba adalah cara yang

digunakan oleh manager untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan

agar sesuai dengan target yang diinginkan melalui metode akuntansi

maupun melalui transaksi.

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

20

Menurut Jatiningrum (2000), motivasi dan alasan praktik perataan

laba yang dilakukan manajemen merupakan suatu tindakan yang rasional

dan logis karena sebagai:

1. Teknik untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada tahun

berjalan sehingga pajak yang terutang atas perusahaan menjadi kecil.

2. Bentuk peningkatan citra perusahaan dimata investor, karena

mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai

dengan keinginan investor ketika perusahaan mengalami kenaikan atas

laba yang diperolehnya.

3. Jembatan penghubung antara manajemen perusahaan dengan

karyawannya. Perataan laba menstabilkan adanya fluktuasi laba,

sehingga dengan adanya penurunan upah dan manajemen pun dapat

terhindar dari adanya tuntutan kenaikan upah yang diminta oleh

karyawan ketika perusahaan mengalami penurunan atas laba yang

diperolehnya.

5. Profitabilitas

Menurut Astuti (2004), profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan laba, ukuran profitabilitas paling penting

adalah laba bersih, baik kreditur maupun investor akan selalu memantau

rasio profitabilitas suatu perusahaan sebelum mengambil keputusan.

Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dengan kata

lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

21

laba. Profit merupakan hasil kebijakan manajemen, maka kinerja

perusahan dapat diukur dengan profit, adapun kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba disebut profitabilitas.

Profitabilitas merupakan ukuran penting yang seringkali dijadikan

dasar investor dalam menilai sehat tidaknya perusahaan, yang selanjutnya

dapat mempengaruhi keputusan untuk menjual ataumembeli saham suatu

perusahaan (Butar dan Sudarsi, 2012). Tingkat profitabilitas yang stabil

akan memberikan keyakinan pada investor bahwa perusahaan tersebut

memiliki kinerja yang baik. Tingkat profitabilitas yang stabil memiliki

keuntungan bagi manajemen, yaitu mengamankan posisi atau jabatan

dalam perusahaan. Tingkat profitabilitas yang stabil dapat memberikan

keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan

dinilai baik dalam menghasilkan laba (Kustono dan Sari, 2012).

6. Risiko Keuangan

Risiko keuangan diproksikan financial leverage menurut Sartono

(2001), menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai

investasinya. Perusahaaan yang tidak mempunyai leverage berarti

menggunakan modal sendiri, penggunaan utang sendiri bagi perusahaan

mengandung beberapa dimensi:

a. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit

yang diberikan,

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

22

b. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik

perusahaan keuntungannya akan meningkat,

c. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak

kehilangan pengendalian perusahaan.

Financial leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aset

yang menunjukkan berapa bagian aset yang digunakan untuk menjamin

hutang (Butar dan Sudarsi, 2012). Tingginya financial leverage

menggambarkan semakin banyak pembiayaan-pembiayaan yang dibiayai

oleh utang (Christina, 2012). Hal tersebut merupakan kondisi yang kurang

baik bagi investor karena resiko yang dihadapi semakin besar.

Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang

dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan

yang semakin tinggi, akibat kondisi ini maka perusahaan cenderung

melakukan perataan laba (Irwansyah, 2016). Sejauh mana perusahaan

bergantung pada pembiayaan eksternal (termasuk pasar modal) untuk

mendukung operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin

dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off balance sheet,

kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas dan hal

lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Untuk menghasilkan

suatu keuntungan bagi perusahaan, tentunya tidak terlepas dan risiko yang

akan dialami, yaitu risiko keuangan.

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

23

7. Nilai Perusahaan

Merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh para investor dan

calon investor. Prayudi dan Rochmawati (2013), nilai perusahaan

merupakan pandangan investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan

dengan harga saham, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi

pula nilai perusahaan. Menurut Cahyani (2012), semakin tinggi nilai

perusahaan maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktik

perataan laba, karenadengan melakukan perataan laba, variabilitas laba dan

risiko saham dari perusahaan akan semakin menurun. Variabilitas laba

yang minim itulah yang berusaha dipertahankan oleh perusahaan agar

disukai oleh investor supaya nilai pasar perusahaan tetap tinggi dan

perusahaan semakin mudah menarik sumberdaya ke dalam perusahaan.

8. Kepemilikan Institusional

Asbar, dkk (2011) kepemilikan institusional adalah kepemilikan

saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi,

bank, dana pensiun, dan investment banking. Adanya pemegang saham

seperti institusional ownership memiliki arti penting dalam memonitor

manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional seperti perusahaan

asuransi, bank, perusahaan-perusahaan investasi dan kepemilikan oleh

institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih

optimal. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan

kemakmuran pemegang saham. Signifikasi institusional ownership sebagai

agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

24

dalam pasar modal. Apabila institusional merasa tidak puas atas kinerja

manajerial, maka mereka akan menjual sahamnya ke pasar.

9. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan

besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total

aktiva, log size, harga pasar saham dan lain-lain. Besar kecilnya

perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung resiko

yang mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan.

Perusahaan besar memiliki resiko yang lebih rendah dari pada perusahaan

kecil, hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih

baik terhadap kondisi pasar, sehingga mereka mampu menghadapi

persaingan ekonomi.

Perusahaan-perusahaan besar mempunyai lebih banyak sumber daya

untuk meningkatkan nilai perusahaan, karena memiliki akses yang lebih

baik terhadap sumber-sumber informasi eksternal dibandingkan dengan

perusahaan kecil, selain itu ukuran perusahaan turut menentukan tingkat

kepercayaan investor. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin

besar perusahaan mendapat perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan

laba dilakukan manajer sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak

memberikan informasi yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan,

sehingga perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan

membatasi manajer dalam melakukan perataan laba, karena jika

perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

25

menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan

informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja

perusahaan (Praseyta dan Rahardjo, 2013).

B. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

1. Butar dan

Sudarsi

(2012)

Pengaruh ukuran

perusahaan,

profitabilitas,

leverage, dan

kepemilikan

institusional terhadap

perataan laba.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Ukuran perusahaan,

profitabilitas,

leverage, dan

kepemilikan

institusional.

Ukuran

perusahaan

berpengaruh

terhadap perataan

laba.

Profitabilitas,

leverage, dan

kepemilikan

institusional tidak

berpengaruh

terhadap perataan

laba.

2. Zuhriya dan

Wahidahwati

(2015)

Perataan laba dan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

perusahaan

manufaktur di Bursa

Efek Indonesia.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Vaariabel

independen:

Profitabilitas,

solvabilitas, risiko

saham, nilai

perusahaan.

Ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh

positif terhadap

perataan laba.

Return on assets

berpengaruh

positif terhadap

perataan laba.

Financial laverage

berpengaruh

positif terhadap

perataan laba.

net profit margin

ukuran perusahaan

berpengaruh

negatif terhadap

perataan laba.

Operating profit

margin tidak

berpengaruh

positif terhadap

perataan laba.

Risiko saham tidak

berpengaruh

negatif terhadap

perataan laba.

Price book value

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

26

berpengaruh

negatif terhadap

perataan laba.

3. Christina

(2012)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

praktik perataan laba

pada perusahaan

manufaktur di BEI.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Ukuran perusahaan,

profitabilitas,

financial leverage,

divident payout

ratio.

Ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba.

Profitabilitas tidak

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba.

Financial

leverage tidak

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba.

Dividend payout

ratio tidak

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba.

4. Santoso dan

Salim (2012)

Pengaruh

profitabilitas,

financial leverage,

dividen, ukuran

perusahaan,

kepemilikan

institusional, dan

kelompok usaha

terhadap perataan

laba studi kasus pada

perusahaan non-

finansial yang

terdaftar di BEI.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Profitabilitas,

financial leverage,

dividen, ukuran

perusahaan,

kepemilikan

institusional,

kelompok usaha.

Variabel

profitabilitas dan

kelompok usaha

tidak berpengaruh

terhadap tindakan

perataan laba,

variabel financial

leverage

dan dividen

berpengaruh

negatif terhadap

tindakan perataan

laba dan variabel

ukuran

perusahaan dan

kepemilikan

institusional

berpengaruh

positif terhadap

tindakan

perataan laba.

5. N. Widana

dan Gerianta

(2013)

Perataan laba serta

faktor-faktor yang

mempengaruhi di

Bursa Efek Indonesia.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Ukuran perusahaan,

profitabilitas,

dividend payout

Ukuran

perusahaan,

dividend payout

ratio, serta

financial leverage

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

27

ratio, net profit

margin, financial

leverage.

tindakan perataan

laba pada

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

(BEI) tahun 2007-

2011. Sedangkan

profitabilitas dan

net profit margin

berpengaruh

positif signifikan

terhadap tindakan

perataan laba pada

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

tahun 2007-2011

6. Aji dan Mita

(2010)

Pengaruh

profitabilitas, risiko

keuangan, nilai

perusahaan, dan

kepemilikan terhadap

praktik perataan laba :

studi empiris

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Profitabilitas, risiko

keuangan, nilai

perusahaan,

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan publik.

Variabel kontrol:

Ukuran perusahaan.

Profitabilitas tidak

berpengaruh

positif terhadap

praktik perataan

laba. Risiko

keuangan dan nilai

perusahaan

terbukti

berpengaruh

positif terhadap

praktik perataan

laba. Kepemilikan

publik

berpengaruh

terhadap praktek

perataan laba yang

dilakukan

perusahaan selama

periode

pengamatan.

Kepemilikan

manajerial tidak

serta merta

menunjukkan

insentif

manajemen untuk

melakukan

praktek perataan

laba karena hal

tersebut mungkin

dapat

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

28

membahayakan

perusahaan dalam

jangka panjang.

Ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba.

7. Dewi dan

Sujana

(2014)

Pengaruh ukuran

perusahaan dan

profitabilitas pada

praktik perataan laba

dengan jenis industri

sebagai variabel

pemoderasi di Bursa

Efek Indonesia.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Ukuran perusahaan,

profitabilitas.

Variabel moderasi:

Jenis industri.

Ukuran

perusahaan dan

profitabilitas

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba,

sedangkan jenis

industri tidak

dapat memoderasi

ukuran perusahaan

dan profitabilitas

pada praktik

perataan laba.

8. Iskandar dan

Suardana

(2016)

Pengaruh ukuran

perusahaan, return on

asset,dan

winner/loser stock

terhadap praktik

perataan laba.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Ukuran perusahaan,

return on asset,

winner/loser stock.

Ukuran

perusahaan

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba.

ROA berpengaruh

terhadap praktik

perataan dan

winner/loser stock

tidak berpengaruh

terhadap praktik perataan laba.

9. Kuswara dan

Triyono

(2016)

Pengaruh

profitabilitas, ukuran

perusahaan, financial

leverage, kepemilikan

institusional dan jenis

industri terhadap

praktik perataan laba.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Profitabilitas, ukuran

perusahaan, ,

financial

leverage,kepemilikan

institusional, jenis

industri.

profitabilitas,

ukuran

perusahaan,

financial leverage,

dan kepemilikan

institusional

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba,

namun praktik

perataan laba tidak

dipengaruhi

variabel jenis

industri.

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

29

10. Pratama

(2012)

Pengaruh

profitabilitas, resiko

keuangan, nilai

perusahaan, struktur

kepemilikan dan

dividend payout ratio

terhadap perataan

laba.

Variabel dependen:

Perataan laba.

Variabel independen:

Profitabilitas, resiko

keuangan,

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan publik,

dividend payout

ratio.

Kepemilikan

manajerial

berpengaruh

positif

dan signifikan

terhadap

probabilitas

perataan

laba. Sedangkan

variabel

profitabilitas,

resiko

keuangan, nilai

perusahaan,

kepemilikan

publik dan

dividend payout

ratio tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

probabilitas

perataan laba.

Sedangkan pada

variabel

profitabilitas,

resiko keuangan,

nilai perusahaan

dan

dividend payout

ratio tidak

menunjukkan

adanya perbedaan

yang signifikan

antara

kelompok

perusahaan perata

dan bukan

perata laba.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan data yang ada, seringkali pengguna laporan keuangan hanya

tertuju pada informasi laba tanpa memperhatikan darimana perusahaan

memperoleh laba tersebut. Adanya kecenderungan yang lebih memperhatikan

laba dalam laporan keuangan disadari oleh manajemen, sehingga mendorong

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

30

terjadinya praktik perataan laba. Dalam penelitian ini melakukan pengujian

menggunakan variabel independen profitabilitas, risiko keuangan, nilai

perusahaan, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan, sedangkan

variabel dependen adalah perataan laba.

Menurut Dwiatmini dan Nurkholis (2001), dengan adanya melakukan

perataan laba maka perusahaan akan mampu mengendalikan abnormal return

yang terjadi ketika laba diumumkan. Jika informasi laba yang diumumkan

merupakan good news bagi investor maka harga saham akan meningkat dan

memberikan abnormal return yang besar bagi investor sehingga hal tersebut

menarik perhatian investor lain untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.

Tetapi jika informasi laba tersebut merupakan bad news maka harga saham

akan turun dan menyebabkan investor melepas atau menarik investasinya dari

perusahaan tersebut. Investor menilai kinerja manajemen dan kondisi

perusahaan melalui laporan laba rugi. Dengan menampilkan laba yang relatif

stabil diharapkan akan meningkatkan persepsi pihak eksternal mengenai

kinerja manajemen perusahan tersebut.

Menurut Agency Theory, perusahaan dipandang sebagai kumpulan

kontrak pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pemilik atau pemegang

saham dan kreditorsebagai prinsipal sedangkan manajer sebagai agen.

Adanya perbedaan kepentingan antaraprinsipal dan agen menimbulkan

masalah keagenan. Masing-masingpihak mengutamakan kepentingannya,

sebagai mahluk yang rasional, agen mengutamakan kepentingannya (tanpa

memperhitungkan kepentingan rinsipal), misalnya denganmelakukan

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

31

manipulasi atas laporan laba rugi. Contohnya adalah bonus compensation

plan yang terkait dengan kinerja manajemen, dengan menampilkan laba yang

stabil maka kinerja manajemen akan dinilai baik oleh prinsipal sehingga

manajer akan menerima bonus sebagai kompensasinya. Umumnya,

manajemen atas laba (earnings management) terjadi jika manajer

berkepentingan langsung terhadap angka laba (Dwiatmini dan Nurkholis,

2001).

Profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap praktik perataan laba,

semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka manajer cenderung melakukan

praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu

pengambilan keputusan. Risiko keuangan berpengaruh secara positif terhadap

praktik perataan laba, perusahaan yang memiliki risiko keuangan yang tinggi

akan cenderung melakukan perataan laba agar terhindar dari pelanggaran

kontrak atas perjanjian utang (Cahyani, 2012). Nilai perusahaan berpengaruh

secara positif terhadap praktik perataan laba, karena semakin tinggi nilai

perusahaan maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktek

perataan laba, dengan melakukan perataan laba variabilitas laba dan risiko

saham dari perusahaan akan semakin menurun. Variabilitas laba yang minim

itulah yang berusaha dipertahankan oleh perusahaan agar disukai olehinvestor

agar nilai pasar perusahaan tetap tinggi dan perusahaan semakin mudah

menarik sumber daya ke dalam perusahaan (Aji dan Miita, 2010).

Kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap praktik

perataan laba, karena investor institusional adalah pemilik sementara (transfer

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

32

owner) sehingga hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings).

Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor

institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh

investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional

biasanya memiliki saham dengan jumlah yang besar, sehingga jika mereka

melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan.

Untuk menghindari tindakan tersebut maka manajer akan cenderung

melakukan tindakan perataan laba (Kuswara dan Triyono, 2016).

Ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap praktik perataan

laba, karena semakin besar ukuran sebuah perusahaan, maka perusahaan

tersebut akan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba. Perusahaan

yang besar pasti akan terbebani oleh biaya politik terutama dalam hal

pemungutan pajak dari pemerintah, dimana biasanya perusahaan enggan

membayar pajak yang tinggi. Selain itu perusahaan besar yang juga akan

dibebani dengan tanggung jawab sosial untuk memberikan kontribusi kepada

masyarakat dari laba yang dihasilkan. Oleh karena itu perusahaan dengan

ukuranyang besar cenderung untuk melakukan praktik perataan laba (Santoso

dan Salim, 2012).

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

33

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hubungan Antar Variabel

D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Praktik Perataan Laba

Semakin tinggi profitabilitas maka tingkat kembalian return, semakin

besar dan akan meningkatkan kepercayaan pasar sehingga perusahaan

mempunyai kecenderungan untuk menjaga konsistensi tingkat labanya

dengan melakukan praktik perataan laba (Cahyani, 2012).

Menurut Butar dan Sudarsi (2012), profitabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap praktik perataan laba. Hal ini berarti bahwa besar

kecilnya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Semakin

besar profitabilitas perusahaan semakin besar kemungkinannya untuk

melakukan tindakan perataan laba, namun semakin kecil profitabilitas

perusahaan semakin kecil kemungkinannya untuk melakukan tindakan

pertaan laba. Kondisi ini dimungkinkan terjadi ketika investor kurang

memperhitungkan dengan sungguh-sungguh profitabilitas perusahaan

karena pada umumnya investor tersebut belum menggunakan secara

Profitabilitas

Risiko Keuangan

Nilai Perusahaan

Ukuran Perusahaan

Praktik Perataan

Laba Kepemilikan

Institusional

H1 +

H2 +

H3+

H4+

H5+

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

34

maksimal informasi yang dipraktikkan dalam pengambilan keputusan

investasi yang mereka laksanakan. Manajemen juga harus menjaga

stabilitas informasi laba sehingga manajemen akan cenderung mengolah

informasi laba yang diperoleh.

Menurut N. Widana dan Gerianta (2013) profitabilitas berpengaruh

terhadap praktik perataan laba karena investor cenderung memperhatikan

return on asset dalam menilai sehat tidaknya perusahaan, disamping itu

laba yang digunkana dalam rasio return on asset yaitu laba setelah pajak.

Menurut Cahyani (2012) profitabilitas secara parsial mempunyai

pengaruh terhadap perataan laba karena sebagian besar perusahaan sampel

melaporkan keuntungan sehingga dapat mempengaruhi pengukuran dan

kemungkinan tingkat profitabilitas yang positif pada sampel. Hal ini

mengindikasikan profitabilitas mempengaruhi perataan laba, sehingga

apabila perusahaan melaporkan laba ataupun rugi ada pengaruhnya

terhadap perataan laba. Adanya pengaruh mengindikasikan manajemen

berorientasi pada laba, manajemen mempunyai persepsi jika laporan laba

merupakan gambaran utama untuk pengukuran kinerja manajemen.

Persepsi ini didukung juga dengan sistem reward bagi manajemen puncak

yang ditentukan oleh aktivitas laba, profitabilitas akan mempengaruhi

keputusan investasi dan pemberian kredit. Dari penjelasan diatas hipotesis

yang dapat dirumuskan adalah

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

35

2. Pengaruh Risiko Keuangan Terhadap Praktik Perataan Laba

Semakin tinggi risiko keuangan maka perusahaan akan cenderung

untuk melakukan praktik perataan laba, karena perusahaan berusaha untuk

menghindari pelanggaran kontrak perjanjian utang, yaitu perusahaan

berusaha untuk menjaga nilai leverage agar tidak berada diatas 1 yaitu

dengan menjaga nilai profitabilitas agar tetap stabil (Cahyani, 2012).

Menurut Prayudi dan Rochmawati (2013), risiko keuangan tidak

berpengaruh terhadap praktik perataan laba karena risiko keuangan

merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh masyarakat khususnya

kreditur. Risiko keuangan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

membiayai atau melunasi kewajiban perusahaan, yaitu perjanjian utang

dengan kreditur.

Menurut Kustiani dan Ekawati (2006), perusahaan dengan tingkat

hutang yang tinggi mempunyai risiko yang lebih tinggi pula maka laba

perusahaan berfluktuasi dan perusahaan cenderung untuk melakukan

perataan laba supaya laba perusahaan kelihatan stabil karena investor

cenderung mengamati fluktuasi laba pada suatu perusahaan.

Menurut Aji dan Mita (2010), risiko keuangan berpengaruh positif

terhadap perataan laba karena agar terhindar dari pelanggaran kontrak atas

perjanjian utang. Dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan

adalah

H2 : Risiko keuangan berpengaruh positif terhadap praktik perataan

laba

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

36

3. Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba

Semakin tinggi nilai perusahaan, maka perusahaan akan cenderung

untuk melakukan praktik perataan laba, karena dengan melakukan

perataan laba, variabilitas laba dan risiko saham dari perusahaan akan

semakin menurun. Variabilitas laba yang minim itulah yang berusaha

dipertahankan oleh perusahaan agar disukai oleh investor supaya nilai

pasar perusahaan tetap tinggi dan perusahaan semakin mudah menarik

sumberdaya ke dalam perusahaan (Aji dan Mita, 2010).

Menurut Prayudi dan Rochmawati (2013), nilai perusahaan

berpengaruh terhadap praktik perataan laba karena manajemen ingin

menarik minat calon investor, dimana investor akan selalu melihat nilai

perusahaan sebelum berinvestasi.

Menurut Pratama (2012), nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap

praktik perataan laba karena tidak ada perbedaan rata-rata nilai perusahaan

antara kelompok perata dan bukan perata serta rendah harga saham

menunjukkan rendah pula nilai perusahaannya.

Menurut Cahyani (2012), nilai perusahaan berpengaruh terhadap

perataan laba karena perusahaan yang memiliki nilai pasar tinggi akan

menjaga konsistensi labanya sehingga cenderung untuk melakukan

perataan laba. Dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan

adalah

H3: Nilai perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan

laba

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

37

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Praktik Perataan

Laba

Semakin besar kepemilikan saham institusional, maka perusahaan

akan melakukan praktik perataan laba karena membuat manajer merasa

terikat untuk memenuhi target laba dari investor (Makaryanawati dan

Milani, 2008).

Menurut Santoso dan Salim (2012), kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap perataan laba karena hubungannya dengan

fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk

memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor

individual karena investor institusional adalah pemilik sementara sehingga

hanya berfokus pada laba sekarang, kepemilikan institusional akan

membuat manajer merasa terikat untuk memenuhi target laba dari investor

sehingga mereka akan cenderung terlibat dalam praktik perataan laba.

Menurut Prabayanti dan Yasa (2011), kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap perataan laba, kepemilikan saham yang besar oleh

pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi

kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi

informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang

terjadi antara manajemen dan pemilik rendah maka menyebabkan

manajemen tidak leluasa untuk melakukan pengelolaan atas labanya.

Menurut Butar dan Sudarsi (2012), kepemilikan institusional berpengaruh

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

38

positif terhadap perataan laba, hal ini berarti besar kecilnya kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap perataan laba.

H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap praktik

perataan laba

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba

Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan mendapat

perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan laba dilakukan manajer

sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak memberikan informasi

yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan sehingga perusahaan besar

yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam

melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan

perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang

dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak

pada penilaian kinerja perusahaan (Prasetya dan Rahardjo, 2013).

Menurut Butar dan Sudarsi (2012), ukuran perusahaan berpengaruh

secara signifikan terhadap perataan laba, hal ini berarti besar kecilnya

ukuran perusahaan akan mempengaruhi perataan laba. Perusahaan dengan

size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba

dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki

aktiva dalam jumlah besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan

pemerintah.

Menurut Cahyani (2012), ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap perataan laba, hal ini mengindikasikan bahwa praktik perataan

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1682/3/RIZKI NUR ELISSA BAB II.pdfMasalah yang kemudian timbul dalam teori agensi adalah ... Rencana bonus

39

laba ditahun berjalan tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan

sebelumnya.

Menurut Santoso dan Salim (2012), ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap perataan laba karena semakin besar ukuran sebuah

perusahaan, maka publik cenderung akan menyoroti perusahaan tersebut.

Perusahaan yang mendapatkan sorotan dari pemerintah pasti akan

terbebani oleh biaya politik terutama dalam hal pemungutan pajak dari

pemerintah, dimana biasanya perusahaan enggan membayar pajak yang

tinggi.

H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik

perataan laba

Pengaruh Profitabilitas, Resiko..., Rizki Nur Elissa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017