Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Nafizah (2010) Meneliti mengenai tinjauan atas pengendalian internal
persediaan barang dagangan pada pusat pelayanan kesehatan ITB Bumi
Medika Ganesa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau kembali pengendalian
intern persediaan barang dagangan. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada
Pusat Pelayanan Kesehatan ITB Bumi Medika Ganesa menunjukkan bahwa
pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan dilaksanakan
berdasarkan Standard Operation Prochedure (SOP) dengan melalui beberapa
penataan obat, pencatatan stock obat, dan prosedur stock opname. Persamaan
dengan penelitian ini terletak pada metode analisis yang digunakan dan
variabel yang digunakan. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada objek
danwaktu penelitian.
Nurmailiza (2009) meneliti dan mengevaluasi sistem pengendalian
internal atas persediaan barang dagang pada PT. Sabda Cipta Jaya Medan.
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern atas persediaan barang
dagangan. Hasil penelitian, yaitu pengendalian intern atas persediaan pada PT.
Sabda Cipta Jaya sudah cukup efektif, dimana adanya pemisahan antara
fungsi-fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang. Pemantauan
7
terhadap persediaan barang dagangan juga dilakukan secara periodik oleh
bagian logistik melalui kegiatan stock opname. Persamaan dengan penelitian
ini terletak pada metode analisis yang digunakan dan variabel yang digunakan.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada objek dan waktu penelitian.
Manopo (2013) dengan penelitian penerapan audit siklus persediaan dan
pergudangan untuk mendukung kewajaran penyajian laporan keuangan pada
PT. “B” di Sidoarjo. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian, yaitu pengendalian internal atas
persediaan bahan baku pada PT. “B” cukup baik dan memadai. Tujuan
penelitian ini, yaitu meningkatkan pemahaman mengenai audit siklus
persediaan bahan baku dan kewajarannya dalam laporan keuangan. Persamaan
dengan penelitian ini terletak pada metode analisis. Perbedaan dengan
penelitian ini terletak pada objek, variabel, dan waktu penelitian.
keterkaitan dengan penelitian terdahulu adalah dari segi teknik analisis
data sama- sama menggunakan teknik analisis data dari COSO yaitu (a)
lingkungan pengendalian, (b) aktivitas pengendalian, (C) penaksiran resiko,
(D) informasi dan Komunikasi, (E) pemantauan/pengawasan. perbedaan
terletak pada objek dan waktu penilitian.
B. Tinjuan Pustaka
1. Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2014:2) system pada dasarnya adalah sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain dimana memiliki fungsi
8
bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Sementara Menurut Widjajanto
(2001:2) system adalah sesuatu yang memiliki bagian bagian yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu
input,proses,output. Dari dua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
system adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain
dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan
yaitu input,proses,output
2. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut mulyadi (2008:163) sistem pengendalian internal meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaanorganisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Romney dan steinbart (2009 : 222) mendefinisikan pengendalian internal
sebagai sebuah proses yang diimplementasikan oleh segenap direksi,
manajeman, dan semua karyawan yang terkait dengan peraturan perusahaan
setempat untuk menyajikan jaminan yang layak.
Menurut Widjajanto (2001:18) mendefinisikan pengendalian intern
sebagai suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta
semua metode dan ukuran yang diterpakan dalam perusahaan dengan tujuan
untuk mengamankan asset perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian
9
data akuntansi, meningkatkan efesiensi dan mendorong agar kebijakan
manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.
Menurut Committee of sponsoring (COSO) dalam Boynton dan Johnson
(2006:23), defines dari pengendalian internal adalah sebuah proses yang
dilakukan oeh direksi perusahaan dan pegawai lain untuk menyediakan
keyakinan yang memadai mengenai hal hal berikut : (1) keadalan pelaporan
keuangan; (2) ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku; (3)
efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa pengertian system
pengendaian interna adalah serangkain proses untuk menjamin bahwa
kegiatan yang dilakukan di dalamsuatu perusahaan telah berjalan efektif dan
efisien dan tidak ada prosedur yang menyalahi aturan yang telah ditetapkan
sehingga merugikan perusahaaan dan menyebabkan tujuan jangka panjang
perusahaan tidak dapat tercapai.
3. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001:163) tujuan sistem pengendalian intern adalah:
(1)Menjaga kekayaan organisasi; (2) Mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi; (3) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi;(4)
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dibagi menjadi dua macam:
a. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control).
10
Merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputu struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk
menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi.
b. Pengendalian intern administratif (internal administrative control).
Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijkan manajemen
4. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal
Mulyadi (2008:164), menyatakan ada empat unsur pokok yang harus
dipenuhi untuk menciptakan pengendalian yang baik.
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara
tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentukuntuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan, dalam perusahaan manufktur misalnya, kegiatan
pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan
kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen
pemasaran dan departemen keuangan dan umum. Departrmen ini kemudian
terbagi-bagi lebh lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil.
11
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada
prinsip berikut ini:
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan suatu kegiatan misalnya pembelian. Setiap kegiatan dalam
perusahaan memerlkan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan
adalah fungsi yang memiliki wewenang ntuk menyimpan aktiva perusahaan.
Funsi akuntansi adalah funsi yang memiliki wewenang untuk mencatat
peristiwa keuangan perusahaan
b. Suatu fungsi tdak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap suatu
transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut, oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat system yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi
dalam organisasi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus diawasi
sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.
12
Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar
untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan
yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatatat dalam
catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan yang tinggi. Dengan
demikian system otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen
pembukuan yang dapat dipercaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan perusahaan dalam meciptakan
praktik yang sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir
merupakan alat yang memeberikan otorisasi terlaksananya transaksi
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan
diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit oraganisasi tanpa ada campur tangan orang atau unit
organisasi lain
13
d. Perputaran jabatan(job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara
rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari
e. Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan
perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya
f. secraa periodic diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan untuk
menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan
catatan akuntansinya
g. pembetukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas
unsur-unsur system pengendalian yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya
Untuk mendapatakn karyawan yang kompeten, perusahaan dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan
sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya. Manajemen
harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan
menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang
menduduki jabatan tersebut.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan seusai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
14
Misalnya untuk menjamin transaksi penjualan dilaksanakan oleh karyawan
yang kompeten dan dapat dipercaya. Pada saat seleksi, karyawan untuk
mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi pembelian, kepala fungsi
penerimaan dan fungsi akuntansi. Manajemen puncak membuat uraian
jabatan dan telah menetapkan persyaratan jabatan. Dengan demikian pada
selsksi karyawan untuk jabatan-jabatan tersebut telah digunakan persyaratan
jabatan tersebut sebagai kriteria seleksi.
Sementara menurut COSO dalam Boynton dan Johnson (2006:396-416)
memberikan lima komponen pengendalian internal,yaitu sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,
menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan
arahan bagi organisasi dan mempegaruhi kesadaran pengendalian dari orang-
orang yang ada didalam organisasi tersebut. Lingkungan dasar pengendalian
menjadi dasar bagi komponen yang lain dan menyediakan disiplin serta
struktur.
b. Aktvitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengulangi risiko dalam
15
pencapaian tujuan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan fungsi.
Ini ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja untuk menjamin
tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
beres /salah. Aktivitas pengendalian ini dapat dikategorikan melalui :
1) Pemisahan tugas bermanfaat untuk mencegah adanya tindak kecurangan.
2) Pengendalian pemrosesan informasi
3) Pengendalian fisik
4) Review kerja
c. Penilaian Risiko
Penafsiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko
yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko keuangan
adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan
dengann pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi. Risiko yang relavan dengan pelaporan keuangan mencakup
peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara
negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah,
meringkas dan melaporkan data keuangan.
d. Informasi dan Komunikasi
16
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian dan pertukaran
informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab. Sistem informasi yang relavan dalam
pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisa, mengklarifikasi, mencatat,
dan melaporkan transaksi. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas
individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern
dalam pelaporan keuangan.
e. Pengawasan
pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian
intern secara periodic dan terus menerus. Pengawasan dilaksanakan oleh orang
semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik tahap desain maupun
pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah pengawasan intern telah beroperasi sebagaimana yang
telah disesuaikan dengn perubahan keadaan.
Menururt Diana dan Setiawati (2011: 83-92) Lima komponen dalam
model pengendalian COSO adalah:
1) Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap
manajmen dna karyawan mengenai pentingnya pengendalian. manajemen
harus menekankna pentingnya pengendalian dan mendorong dipatuhinya
kebijakan pengendalian akan menciptakan lingkungan pengendalian yang
17
cukup efetif. lingkungan pengendalian yang lemah kemungkinan besar diikuti
dengan kelemahan dalam komponen internal yang lain.
Lingkungan pengendalian sebagai komponen pengendalian ang pertama,
meliputi faktor-faktor berikut:
a. Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi
Manajer harus mengambil tindakan aktif untuk menjadi conton berperilaku
etis dengan bertindak sesuai dengan kode etik personal manajer juga harus
menekanankan pada karyawan pentingnya pengendalian internal
b. Komitmen terhadap integritas dan nilai nilai etika
penting bagi manajemen untuk menciptakan budaya organisasi yang
menekankan pad aintegritas dan nilai-nilai etika. perilaku etis dan tidak etis
manajer dan karyawan berdampak besar terhadap keseluruhan pengendalian
internal
c. Komitmen terhadap Kompetensi
perusahaan harus merekrut karyawan yang berkompeten dan dapat
dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif dalam menghadapi
kondisi yang dinamin saat ini. oleh karena itum penting bagi bagian
personalia ataupun SDM untuk mengisi lowongan kerja dengan personil yang
cakap.
d. Komite Audit dan Dewan Direksi
18
Dewan direksi bertanggung jawab untuk memilih komite audit yang
beranggotakan orang-orang diluar perusahaan. peran komite audit adalah
memantau akuntansi perusahhan serta praktik dan kebijakan pelaporan
keuangan.
e. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian otoritas dan
tanggung jawab dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Struktur organisasi ini harus disajikan secara eksplisit dalam bentuk grafis
agar jelas siapa bertanggung jawab atas apa
f. penetapan otoritas dan tanggung jawab
Otoritas dalah hak yang dimiliki karena posisi formal seseorang untuk
memberi perintah kepada bawahan. tanggung jawab adalah kewajiban
seseorang untuk menjalankan tugas tertentu dan untuk diminta pertanggung
jawabanya atas hasil yang dicapai
g. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia
Kegiatan sumber daya manusia meliputi perekrutan karyawan baru,
orientasi karyawan baru, pelatihan karyawan, motivasi karyawan, evaluasi
karyawan, promosi karyawan, kompensasi karyawan, konseling karyawan,
perlindungan karyawan dan pemberhentian karyawan
2) Aktivitas Pengendalian
19
Aktivitas Pengendalian merupakan prosedur yang memberan jaminan
memadai bahwa tujuan dari pengendalian telah dicapai dan respons resiko
dilakukan. Prosedur pengendalian dilakukan dalam kategori berikut:
a) Otorisasi transaksi dan aktivitas yang layak. Otorisasi transaksi dan
aktivitas yang tepat, otorisasi adalah penetapan kebijakan bagi para
b) Adanya pemisahan tugas. Pengendalian internal yang baik mensyaratkan
tidak ada satu pegawai pun yang diberi terlalu banyak tanggung jawab atas
transaksi atau proses bisnis.
c) Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi. Pengembangan proyek
dan pengendalian akuisisi harus mengandung pengendalian yang tepat untuk
persetujuan manajemen, keterlibatan penggunam analisis desain,
pengujian,implementasi dan konversi.
d) Mengubah pengendalian manajemen. Organisasi memodifikasi sistem
yang berjalan untuk merefleksikan praktik bisnis baru dan untuk
memanfaatkan penguasaan TI.
e) Pengecekan kinerja yang independen. Dalam kegiatan ini dilakukan oleh
seseorang, tetapi bukan merupakan orang yang melakukan operasi aslinya,
membantu memastikan bahwa transaksi diproses dengan tepat.
3) Aktivitas Pengendalian
Selama proses penetapan tujuan, manajemen harus merinci tujuan-tujuan
mereka dengan cukup jelas agar resiko dapat diidentifikasi dan dinilai. hal ini
20
seharusnya menyertakan sebuah penilaian atas semua ancaman, termasuk
bencana alam dan politik, kerusakan perangkat lunak dan kegagalan peralatan,
tindakan yang disengaja atau tidak disengaja dan kemungkinan tindakan
pencurian.
4) Informasi dan Komunikasi
Informasi harus diidentifikasi,diproses, dan dikomunikasikan ke personil
yang tepat sehingga setiap orang dalam perusahaan dapat melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan baik.
5) Pengawasan kinerja
Kegiatan utama dalam pengawasan kinerja meliputi:
a) Supervisi yang efektif, meliputi pelatihan terhadap karyawan, memonitor
kinerja karyawan, mengkoreksi kesalahan yang mereka lakukan , serta
mengamankan harta perusahaan dengan mengawasi karyawan yang memiliki
akses terhadap perusahaan.
b) Pengauditan internal , mencakup review terhadap reliabilitas dan integritas
informasi operasional dan informasi financial, penilaian terhadap efektivitas
pengendalian internal, evaluasi kepatuhan karyawan terhdapa kebijakan dan
prosedur manajemen dan evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi
manajemen.
5. Persediaan
Persediaan adalah asset tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa,
dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau dalam bentuk bahan atau
21
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012:14 Point 6). Persediaan adalah suatu aktiva
yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam satu periode usaha yang normal, termasuk barang yang dalam
pengerjaan /proses produksi menunggu masa penggunaannya pada proses
produksi (Prasetyo, 2006:65). Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk
aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang
dimasukkan secara langsung atau tidak langsung kedalam barang yang akan
diproduksi dan kemudian dijual (Stice dan Skousen, 2009:571). Jenis-jenis
persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan normal usaha
perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan dapat terbentuk
perusahaan industry (manufacture), perusahaan dagang, ataupun perusahaan
jasa. Untuk perusahaan industry maka jenis persediaan yang dimiliki adalah
persediaan bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process),
persediaan barang jadi (finished goods), serta bahan pembantu yang akan
digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan dagang maka
persediaannya hanya satu yaitu barang dagang. Biaya persediaan harus
meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi,dan biaya lain-lain yang
timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Biaya
persediaan yang sering dikaitkan atau diartikan sebagai harga pokok penjualan
dalam perusahaan dagang yaitu biaya pembelin yang meliputi harga
pembelian. Bea masuk/pajak lainnya. Biaya pengangkutan dan lain-lain.
22
Menurut (Rudianto, 2008:236), persediaan merupakan suatu isitilah yang
menunjukan segala sesuatu dari sumber saya yang ada dalam suatu proses
yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang
terjadi baik karena adanya permintaan produksi dalam siklus kegiatan yang
normal. Menurut Hansen dan Mowen (2001), "adapun biaya yang timbul
karena persediaan adalah:
a. Biaya penyimpanan
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. terdiri
atas biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas persediaan. biaya
penyimpanan akan semakin tinggi apabila persediaan semakin meningkat
b. Biaya pemesanan
setiap bahan baku dipesan, perusahaan harus menanggung biaya
pemesanan. biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan
yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya perpesanan
c. biaya penyiapan
biaya penyiapan disiapkan apabila bahan baju tidak dibeli, tetapi
diproduksi sendiri. biaya penyiapan total per periode adalah jumlah
penyiapan yang dilakukan dalam satu periodedikali biaya perpesanan
d. Biaya kehabisan bahan
23
biaya ini akan muncul apabila persediaan sudha tidak mencukupi
permintaan untuk proses produksi. biaya kehabisan bahan ini sulit diukur
dalam praktek terutama dalam kenyataan bahwa biaya ini merupakan
opportunity cost yang sulit diperkirakan secara objektif
6. Fungsi Persediaan
Menurut Rangkuti (2004:15) persediaan memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:
a. dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi terjadi
b. menyeimbangkan produksi dan distribusi
c. untuk memperoleh keuntungan dari diskon
d. untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga
e. untuk mengindari kekurangan persediaan
f. untuk menjaga kelansungan operasi.
7. Persediaan Barang Jadi
Menurut Mulyadi (2001 : 553) dalam perusahaan dagang, persediaan
hanya terdiri dari satu golongan yaitu, persediaan barang dagangan yang
merupakan barang yang dibeli untuk tujuannya dijual kembali. Hasil final dari
perusahaan manufaktur ialah berupa barang jadi.
Menurut Mulyadi (2001:560) transaksi yang ada hubungannya dengan
persediaan barang jadi adalah produk yang selesai di produksi, penjualan,
retur penjualan, dan perhitungan fisik persediaan. Adappun dokumen dan
catatan yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan produk jadi
24
adalah: pencatatan produk jadi, harga pokok produk yang akan dijual, harga
pokok produk yang diterima kembali dari pembeli , dan sistem penghitungan
fisik persediaan.
8. Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu menurut Herjanto (2008)
a. fluctuation stock, merupakan persediaan yg ditujukan untuk berjaga-jaga
terjadinya fluktuasi permintaan barang yang tidak diprediksikan sebelumnya,
dan juga untuk mengatasi bila terjadi penyimpangan dalam prakiraan
penjualan, waktu produksim atau pengiriman barang
b. Anticipation stock, merupakan persediaan yg disiapkan guna mengahadapi
permintaan yang dapat diprediksi pada musim permintaan yang tinggi,tetapi
kapasitas produksi dalam musim itu tidak mampu untuk memenuhi
permintaan. persediaan ini disiapkan untuk menghadapi kemungkinan
sulitnya bahan baku,sehingga tidak berdampak buruk bagi produksi.
c. Lot-Size inventory, merupakan persediaan yang sengaja disiapkan dalam
jumlah yang cukup besar dari pada kebutuhan saat itu juga. persediaan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa
diskon), karena membeli dalam jumlah yg besar, atau untu mendapatkan
keuntungan dari segi biaya angkut perunit yang jauh lebih rendah
d. Pipeline inventory, merupakan persediaan yang sedang dalam proses
pengiriman. Misalnya, barang yang dikirim menuju tempat penjualan dari
pabrik,memerlukan waktu sekitar beberapa hari atau bahkan minggu
25
9. Sistem dan Prosedur Yang Bersangkutan Dengan Sistem Informasi
Akuntansi Persediaan
Menurut (Mulyadi 2008:562) Sistem dan prosedur yang bersangkutan
dengan system akuntansi persediaan adalah:
a. Prosedur pencatatan produk jadi
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam system akuntansi biaya
produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok produk jadi yang didebitkan
ke dalam rekening persediaan produk jadi dan dikreditkan ke dalam rekening
barang dalam proses.
b. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam system penjualan
disamping prosedur lainnya seperti: prosedur order penjualan, prosedur
persetujuan kredit, prosedur pengiriman uang, prosedur penagihan, prosedur
pencatatan piutang.
c. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari
Pembeli.
Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi
retur penjualan ini akan mempengaruhi prosedur persediaan produk jadi,
yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang
diselenggarakan oleh bagian gudang dan menambha kuantitas dan harga
pokok produk jadi yang dicatat oleh bagan kartu persediaan dalam kartu
persediaan produk jadi.
26
d. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuain kembali harga pokok
persediaan produk dalam proses.
Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh
perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan
dan laporan keuangan tahunan
e. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system
pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.
f. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok.
Jika prosedur yang telah dibeli dikembalikan ke pemasok, maka transaksi
retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu
mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan
oleh bagian gudan dan mengurangi kuantitas harga pokok persediaan yang
dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan yang
bersangkutan.
g. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system
akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan
bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai, dan suku cadang yang
dipakai dalam kegiatan produksi dna kegiatan non produksi
h. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena
pengembalian barang gudang.
27
Transaksi pengembalian dan pengeluaran barang gudang mengurangi biaya
dan menambah persediaan barang di gudang.
i. Sistem penghitungan fisik persediaan.
Dalam siste akuntansi persediaan dengan metode mutasi persediaan
(perpetual inventory method), di bagian kartu persediaan diselenggarakan
catatan akuntansi berupa kartu persediaan yang di gunakan untuk mencatat
mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan dibagian gudang. Bagian kartu
persediaan bertanggung jawab atas terselenggaranya catatan akuntansi yang
dapat diandalkan mengenai persediaan yang disimpan bagian gudang.
Sedangkan bagian gudang bertanggung jawab atas penyimpanan fisik
persediaan digudang. Karena kondisi barang yang kemungkinan mengalami
kerusakan dalam penyimpanan atau karena kemungkinan terjadinya
pencurian terhadap barang yang disimpan di gudang, maka secara periodic
catatan persediaan yang dielenggarakan di bagian kartu persediaan harus
dicocokan dengan persediaan yang secara fisik ada di gudang.