20
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan Kurikulum PAI 1. Pengertian Kurikulum Istilah “kurikulum” muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “ pelari” dan curere yang berarti “ tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman Romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finish. 14 Dalam dunia pendidikan para ahli pendidikan juga menafsirkan tentang kurikulum dengan penafsiran yang berbeda, namun dalam penafsiran yang berbeda ada juga kesamaanya. Kesamaan tersebut adalah, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 15 Secara terminologi, banyak istilah kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli kurikulum ataupun dari UU SISDEKNAS NO. 20 tahun 2003. Dibawah ini dicantumkan beberapa definisi tersebut: a) Winecoff. Kurikulum didefinisikan sebagai suatu rencana yang dikembangkan untuk mendukung proses mengajar/belajar didalam arahan dan bimbingan sekolah, akademi atau universitas dan para anggota setafnya. 16 b) J. Galen Saylor dan William M. Alexander The Curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, 14 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: Rosda, 2015) hal. 19 15 Wina Sanjaya, Kurikukum dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2010) hal. 3 16 Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit, hal. 266

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum PAI

1. Pengertian Kurikulum

Istilah “kurikulum” muncul untuk pertama kalinya dan digunakan

dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari

bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “ pelari” dan curere yang berarti “

tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman Romawi kuno

mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh

pelari dari garis star sampai garis finish.14

Dalam dunia pendidikan para

ahli pendidikan juga menafsirkan tentang kurikulum dengan penafsiran

yang berbeda, namun dalam penafsiran yang berbeda ada juga

kesamaanya. Kesamaan tersebut adalah, bahwa kurikulum berhubungan

erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.15

Secara terminologi, banyak istilah kurikulum yang dikemukakan

oleh para ahli kurikulum ataupun dari UU SISDEKNAS NO. 20 tahun

2003. Dibawah ini dicantumkan beberapa definisi tersebut:

a) Winecoff.

Kurikulum didefinisikan sebagai suatu rencana yang

dikembangkan untuk mendukung proses mengajar/belajar didalam

arahan dan bimbingan sekolah, akademi atau universitas dan para

anggota setafnya.16

b) J. Galen Saylor dan William M. Alexander

The Curriculum is the sum total of school’s efforts to influence

learning, whether in the classroom, on the playground, or out of

school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar,

14

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: Rosda, 2015) hal. 19 15

Wina Sanjaya, Kurikukum dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2010) hal. 3 16

Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit, hal. 266

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

11

apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah.

Kurikulum meliputi ekstra-kurikuler.17

.

c) B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores

Memandang kurikulum sebagai “a sequence op potential

experiences set up in the school for the purpose of disciplining

children and yout in group ways of tinking and acting”. Mereka

melihat kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara

potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat

berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.18

d) Menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.19

Dari beberpa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kurikulum adalah kegiatan yang dilakuakan oleh anak didik di dalam

maupun diluar sekolah yang sudah diatur dan terencana mengenai

tujuan dan isi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan yang berada dalam tanggung jawab lembaga.

Tentunya pengertian ini masih terlalu sempit dalam arti sebuah

kurikulum, karena hanya mencakup kegiatan sekolah yang di

laksanakan hanya pada pembelajaran di dalam kelas dan tugas di luar

sekolah. Padahal arti kurikulum dari arti modern kurikulum lebih dari

sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam

pandangan modern adalah semua yang secara nyata terjadi dalam

proses pendidikan sekolah. Didalam pendidikan, semua kegiatan anak

didik di sekolah yang memberikan pengalaman belajar, seperti

pramuka, berkebun, bergaul, intraksi dengan lingkungan sekolah,

kerja sama dengan kelompok dan lain-lain. Semua yang berkaitan

17

Nasutiaon, Asas-asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hal. 4 18

Ibid. hal. 5 19

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

12

dengan pengalaman belajar bagi anak didik itu merupakan

kurikulum.20

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam terdiri dari tiga kata yaitu “ pendidikan”

agama” dan“ Islam”. Untuk memproleh kesimpulan yang utuh dari definisi

pendidikan agama Islam, harus dirinci satu persatu tentang arti tersebut.

Kata “pendidikan” secara etimologi bersal dari kata didik yang berarti

“proses pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui pendidikan.21

Dalam istilah bahasa Arab dikenal dengan kata tarbiyah dengan

kata kerjanya rabba-yurobbi-tarbiyatan yang berarti “mengasuh,

mendidik, dan memelihara”.22

Adapun pendidikan secara terminologi banyak para pakar yang

memberikan pengertian tentang pendidikan, antara lain:

Marimba menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

ruhani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.23

Prof.

Langiveld mendefinisikan “pendidikan adalah suatu bimbingan yang

diberika oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk

mencapai kedewasaan.24

Sementara itu John Dewey juga mengungkapkan

bahwa pendidikan merupakan pembentuk kecakapan-kecakapan yang

fundamental secara intlektual dan emosional kearah alam dan sesama

manusia.”

Dari beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para

pakar diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah

bimbingan secara sadar oleh orang dewasa kepada anak-anak untuk

20

Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan islam (Bandung: Rosda, 2013) hal . 82 21

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta:

Rajawali Pers, 2005) hal 1-2 22

Ibid. hal. 2 23

Ahmad Tafsir, Op. Cit. hal 34 24

Abdul Rahman Shaleh, Op. Cit. hal .2

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

13

membentuk dan mengembangkan potensinya kearah yang lebih baik

sehingga terbentuk kepribadian yang utama.

Arti agama secara istilah adalah pengakuan terhadap adanya

hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus di patuhi; kekuatan

gaib tersebut menguasai manusia; berarti pula mengikatkan diri pada suatu

bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang

berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan

manusia.25

Agama juga suatu sistem kepercayaan yang disatukan oleh

peraktek yang bertalian denga hal-hal yang suci, yakni hal-hal yang

dibolehkan dan yang dilarang- kepercayaan dan peraktek-peraktek yang

mempersatuak komunitas.26

Untuk itu bisa diartikan arti dari pendidikan agama adalah

pendidikan yang materi bimbingan dan arahnya pada ajaran agama yang

ditujukan manusia atau anak didik mempercayaai dengan sepenuh hati

akan adanya Tuhan, dengan melakukan apa yang diperintah dan menjahui

apa yang dilarang.

Sementara itu “ Islam” secara etimologi dapat diartikan selamat,

menyerah, tunduk dan patuh. Secara terminologi Islam adalah tunduk dan

menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, lahir maupun batin dengan

melaksanakan perintah-perintahNya dan menjahui larangan-laranganya.27

Sedangkan menurut Muhammad Sultan yang dikutip oleh Abdul

Haris dkk. Beliau memberikan pengertian Islam adalah agama Allah yang

diperintahkan untuk mengerjakan tentang pokok-pokok serta peraturan-

peraturan kepada Nabi Muhammad SAW dan menugaskannya untuk

menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia mengajak mereka

untuk memeluknya.28

25

Ibid. hal. 4 26

Ishomuddin, Sosiologi Agama ( Malang: Umm Press, 1996), hal. 28 27

Abdul Rahman Shaleh. Op. Cit, hal. 5 28

Abdul Haris dkk, Materi ke Islaman dan Ibadah ( Malang: Umm Press, 2012), hal. 13

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

14

Demikian pengertian kata pendidikan dan kata agama Islam yang

masing-masing telah diuraikan diatas, sehingga dapat disatukan menjadi

suatu pengertian pendidikan agama islam secara integral.

Mengenai pendidikan agama Islam Prof. Dr. Zakiah Darajat

menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus Pengajaran

agama Islam yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh dalam bukunya

sebagai berikut.

a. Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan usaha

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya

sebagai pandanagan hidup (way of life).

b. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan

berdasarkan ajaran Islam.

c. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran

agama Islam, yaitu bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah

diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu

sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia

maupun di akhirat kelak.29

Pendidika agama Islam dapat dipahami bahwa pendidikan agama

Islam yang diselenggarakan di semua lembaga pendidikannya bukan

hanya pada tahap pengetahuan saja terhadap Islam tetapi titik

tekannya pada pelaksanaan dan pengamalan agama dalam seluruh

aspek kehidupannya.

3. Pengertian Pengembangan Kurikilum PAI

Kurikulum diciptakan tidak lepas dari lembaga dan tujuan

pendidikan itu sendiri, maka dalam hal ini dari beberapa definisi tentang

kurikulum dan pendidikan agama Islam maka dapat dipahami bahwa

pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam dapat diartikan

29

Abdul Rahman Shaleh, Op.Cit, hal. 6

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

15

sebagai pengembangan sarana atau alat untuk mencapai tujuan

pendidikan agama Islam dan juga arah pendidikan agama dalam rangka

pembangunan manusia secara keseluruhan dan bangsa Indonesia

seutuhnya.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai peran atau

kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan dalam

perkembangan kehidupan manusia. Maka dalam penyusunan kurikulum tidak

bisa dilakuakan tanpa menggunakan landasan yang kuat.

Diibaratkan dengan bangunan kalau pondasinya tidak kuat maka

bangunan itu akan mudah roboh. Sama halnya dengan pendidikan kalau

landasannya asal-asalan atau tujuannya tidak jelas, maka pendidikan itu akan

hancur dan tidak akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dengan demikian dalam mengembangkan kurikulum terlebih dahulu harus

dikaji secara akurat, mendalam serta menyeluruh landasan apa saja yang

harus dijadikan pijakan dalam merancang, mengembangkan kurikulum.

Ada tiga landasan pengembangan kurikulum, yakni landasan filosofis,

psikologis, dan landasan sosiologis-teknologis. Ketiga landasan tersebut

diuraikan di bawah ini.

1. Landasan Filosofis

Kata filsafat bersal dari bahasa Yunani kuno, yaitu philosophia (

philore = cinta, senang, suka, dan Sophia= kebaikan atau kebenaran).

Menurut asal katanya filsafat berarti cinta akan kebenaran. Berfikir

filsafat berarti berpikir secara menyeluruh, sistematis, logis, dan

radikal.30

Meskipun demikian kebenaran filsafat adalah kebenaran relatif.

Artinya kebenaran yang selalu mengalami perkembangan sesuai dengan

perkembangan zaman.

Filsafat sebagai landasan perkembangan kurikulum menjawab

pertanyaan-pertanyaan pokok seperti : Hendak mau dibawa kemana

30

Zainal Arifin. Op. Cit. hal. 47

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

16

siswa yang dididik itu? Masyarakat yang bagaimana yang harus

diciptakan melalui ikhtiar pendidikan serta apa hakekat pengetahuan

yang harus dipelajari dan dikaji siswa? Norma-norma atau sistem nilai

yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai

generasi penerus? Bagaimana proses itu berlangsung?

Adapun yang dimaksud landasan filosofis dalam pengembangan

kurikulum adalah rumusan-rumusan yang di dapatkan dari hasil berfikir

yang mendalam, analitis, logis dan sistematis dalam memecahkan,

melakasanakan, membina dan mengembangkan kurikulum. Para

pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

yang mereka inginkan atau mereka junjung, karena dengan filsafat yang

tidak jelas maka akan menghasilkan kurikulum yang buruk.

Ada beberapa aliran dalam pemikiran filsafat pendidikan yang

disebutkan dalam bukunya Muhmidayeli yang berjudul Filsafat

Pendidikan yaitu: Aliran perennialisme, progresivisme, esensialisme dan

rekonstruksionisme.31

Lebih jelasnya kita bahas satu persatu berkenaan dengan beberapa

pemikiran dalam filsafat pendidikan.

a) Landasan filosofis progrevisme tentang pendidikan

Aliran ini memandang bahwa pendidikan dalam hal ini mesti

dipandang sebagai hidup itu sendiri, bukan suatu aktivitias untuk

mempersiapkan subjek-subjek didiknya untuk hidup. Mengingat

kehidupan intlektual manusia selalu berada pada aktivitas

interpretasi dan rekonstruksi berbagai pengalaman, maka pendidikan

mesti diarahakan pada pembentukan situasi yang menumbuh

kembangkan sikap intlektual agar ia dapat melakukan sesuatu yang

berguna bagi masa-masa kehidupannya setelah dewasa.32

Berdasarkan pada pandangan ini, maka aliran ini berpendapat bahwa

pendidikan dimaknai sebagai proses yang berlandaskan pada asas

31

Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan (Bandung: Refika Aditama, 2011) hal. 149- 179 32

Ibid, hal. 156

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

17

pragmatis, inti proses pada aliran ini terdapat pada anak didik,

karena anak didik pada konsepnya mempunyai rasio dan intelektual

yang akan berkembang melalui pengkondisian pendidikan. Tugas

guru bukan mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan,

melainkan member kesempatan kepada anak untuk melakuakan

berbagai kegiatan guna memecahkan masalah, atas dasar

kepercayaan bahwa belajar itu dapat dilakukan oleh anak sendiri.33

Dalam perencanaan kurikulum orang tua dan masyarakat harus

dilibatkan agar dapat memadukan sumber-sumber pendidikan formal

dan non formal yaitu sosial, politik dan ekonomi.34

b) Landasan filosofis perannialisme tentang pendidikan.

Aliran ini memandang hakekat manusia sebagai makhluk

rasional yang akan selalu sama bagi setiap manusia di manapun dan

kapanpun dalam pengembangan histiorisitasnya, sehingga

kesuksesan masa lalu dapat pula diterapkan untuk memecahkan

problem masa sekarang dan akan datang. 35

Selain itu aliran ini

berkeyakinan, kendatipun dalam lingkungan dan tempat yang

berbeda-beda, hakekat manusia tetap menunjukkan kesamaannya.

Oleh karena itu pula dan corak pendidikan yang sama dapat

diterapkan kepada siapapun dan dimanapun ia berada. Aliran ini

berpendapat bahwa rasionaliats hukum pertama yang akan tetap

benar di segala zaman dan tempat. Dengan perinsip rasionalitas ini

perenialisme berhadapan dengan persoalan adanya perinsip

kesadaran dan kebebasan dalam gerak kehidupan manusia. Tugas

pendidikan disini bagaimana menjadikan dan memajukan manusia-

manusia yang utuh, yaitu manusia yang memiliki kekuatan berfikir.

Dalam kurikulum akan terlihat materi-materi yang mengarah

pada kepentingan dan kebutuhan subjek didiknya dalam menumbuh

kembangkan potensi berfikir kreatif yang dimilikinya, sedangkan

33

Nasution, Asas- Asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)cetakan ke 10 hal. 25 34

Ibid 35

Muhmidayeli, Op. Cit, hal 161

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

18

dalam metode tentu mengutamakan metode yang selalu menjaga

kebebasan berfikir individu, baik melalui diskusi dan pemecahan

masalah.36

c) Landasan filosofis esensialisme tentang pendidikan

Esensialisme memandang bahwa manusia bagian dari alam

semesta yang bersifat mekanis dan tunduk pada hukum-hukumnya

yang objektif-kausalitas, maka ia pun secara nyata terlibat dan

tunduk pula pada hukum-hukum alam. Sumber segala pengetahuan

manusia menurut aliran ini terletak pada keteraturan lingkungan

hidupnya. Para esensialis melihat hakikat ilmu pengetahuan tidak

saja bersifat fisikis-naturalis yang bercorak empiris-realistis, tetapi

juga bersifat metafisikis-supranaturalis yang bercorak edialis-

rasionalis. Maka ilmu pengetahuan tidak hanya didapat dari indrawi

saja tanpa melibatkan fungsi akal manusia.37

Pandangan esensialisme tentang pendidikan bahwa supaya

pendidikan mempunyai tujuan yang jelas dan kukuh diperlukan

nilai-nilai yang kukuh, untuk itu harus dipilih nilai yang memiliki

tata yang jelas dan telah tertuju oleh waktu. Esensialis memiliki

kepercayaan bahwa pelaksanaan pendidikan memerlukan modifikasi,

dan penyempurnaan sesuai dengan kondisi manusia yang bersifat

dinamis dan selalu berkembang, namun manusia akan selalu ada

dibawah azas ketetapan dan natural, maka pedidikan harus dibina

atas dasar nilai-nilai yang kukuh dan tahan lama agar memberikan

kejelasan dan kestabilan arah bangunan.38

Proses belajar menurut esensialisme adalah proses penyesuaian

diri individu dengan lingkungan dalam pola stimulus dan respons.

Dalam hal ini guru sebagai agen pembentukan kebiasaan dalam

rangka penyesuaian dengan lingkungan. Sehingga aliran ini

berkeyakinan bahwa inisiatif pendidikan tergantung sepenuhnya

36

Ibid, hal.163-166 37

Ibid, hal.168 38

Ibid, hal 169

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

19

pada guru, bukan pada subjek anak didik. Oleh karena itu guru

mengambil peranan yang paling besar dalam mengatur dan

mengarahkan sabjek didik kearah kedewasaan. Tanggung jawab

yang besar tentu seorang guru memerlukan bekal pengetahuan dan

keterampilan yang memadai untuk menyokong tugasnya.39

Kerena belajar penyesuaian individu-individu dengan

lingkungannya mesti juga menempatkan pengalaman anak didik

dalam lingkungan masyarakat, sehingga ketika menyelesaikan

pendidikannya ia memiliki kesiapan mental dalam menghadapi

berbagai problem kehidupan. Metode yang cocok unutuk tujuan

diatas, menurut esensialis adalah melalui metode tradisional, yaitu

mental discipline method, suatu metode yang menggunakan

pendekatan psikologi pendidikan yang mengutamakan latihan-

latihan berfikir logis, teratur, ajek, sistematis menyeluruh menuju

latihan penarian kesimpulan yang baik dan komprehensif.40

d) Landasan filosofis rekonstruksionisme tentang pendidikan.

Muhammad Iqbal sebagai tokoh rekontruksionisme dari dunia

Islam, ia mengatakan yang dikutip oleh Muhmidayeli dalam

bukunya, bahwa hakikat manusia adalah segenap kekuatan diri yang

akan menentukan siapa ia. Apa bila ego seseorang berkembang

dengan baik, maka dalam eksistensinya dalam masyarakat dan dunia

pun akan diakui. Jika manusia tidak mengambil prakarsa dan

berkeinginan untuk mengembangkan dirinya dan tidak ingin

merasakan gejolak batin hidup yang lebih tinggi, maka ruh yang ada

pada dirinya akan mengkristal dan perlahan-lahan tereduksi kepada

benda-benda mati. Oleh karena itu Muhammad Iqbal berpendapat

bahwa untuk membangun kembali umat Islam yang telah terpuruk

pada kemerosotan dan kemunduran yang berpangkal pada

kemerosotan humanitas, perlu membangun kembali tata sistem baru

39

Ibid, hal 171 40

Ibid, hal. 172

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

20

dengan mengembangkan potensi diri dan akal manusia yang akan

menunjuk pada eksistensi manusia dalam memandang realitas.41

Tujuan pendidikan menurut Iqbal, pendidikan adalah mampu

membangun dunia bagi masyarakat dengan menggunakan

kemampuan akal, indra dan intuisi. Dalam hal ini Iqbal

menginginkan pendidikan yang sesuai dengan watak manusia yakni

suatu pendidikan yang mengaktualisasikan aktivitasnya dengan

memberikan pengetahuan kepada sabjek didik melalui metode

problem solving, suatu cara yang efektif untuk melatih berfikir

kreatif, kritis dan inovatif. 42

Dari beberapa aliran di atas bisa dijadikan acuan atau contoh

tetang pandangan aliran-alian filsafat dalam mengembangkan

kurikulum pendidikan, walaupun tidak semua pandangan itu sesuai

dengan realita yang ada pada saat ini. Namun ini bisa kita tiru dalam

mengembangkan kurikulum pendidikan Agama Islam secara

filosofis atau secara mendalam.

Filsafat memegang peranan penting dalam proses

pengembangan kurikulum. Maka dari itu ada empat fungsi filsafat

dalam proses pengembangan kurikulum. Pertama, menentukan arah

dan tujuan pendidikan. Kedua, menentukan isi atau materi yang

harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,

dapat menentukan strategi atau cara penyampaian tujuan. Keempat,

dapat menentukan bagaimana menentukan tolak ukur keberhasialn

proses pendidikan.43

Oleh karena itu kurikulum senantiasa berkaitan erat denga

filsafat pendidikan. Secara umum, ruang lingkup filsafat adalah

semua permasalahan kehidupam manusia yang ada di alam semista

ini, hal ini merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Ruang

lingkup secara khusus yaitu mengenai filsafat pendidikan meliputi:

41

Ibid, hal. 175 42

Ibid, hal. 179 43

Wina Sanjaya. Op. Cit. hal. 43

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

21

(a) hakikat pendidikan (b) hakikat manusia, (c) hubungan antara

filsafat, manusia, pendidikan, agama dan kebudayaan (d) hubungan

antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan, (e)

hubungan antara filsafat negara, filsafat pendidikan, dan sistem

pendidikan, (f) sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang

merupakan tujuan pendidikan.44

Jadi ruang lingkup filsafat

pendidikan adalah upaya untuk memahami hakikat pendidikan

bagaimana cara pelaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Masalah pokok yang terpenting sebagai landasan berfikir

secara filsafati tentang pendidikan adalah perumusan asumsi tentang

hasil akhir dalam sebuah pendidikan yakni tujuan dari pada

pendidikan. Hal ini menjdi komitmen dan prasyarat untuk

mengarahkan semua pemikiran untuk mencapai hasil yang terbaik.

Dalam merumuskan tujuan tidak boleh bersifat subjektif, dalam

merumuskan tujuan paling tidak harus mengedentifikasi karakteristik

usia peserta didik, kebutuhan, kemampuan, masukan dari pihak lain,

kebutuhan orang tua, masyarakat dan negara. Demikian juga ketika

mengembangkan kurikulum yang lain misalkan isi/meteri, metode

dan evaluasi dilakukan dengan metode yang sama.

2. Landasan Psikologis

Kurikulum adalah pedoman bagi guru dalam mengantar anak

didiknya sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan. Anak didik kalau

dilihat secara psikologis mempunyai keunikan dan perbedaan dalam

minat, bakat maupun potensinya yang dimliki sesuai dengan

perkembangannya.

Dengan alasan itulah kurikulum harus memperhatikan kondisi

psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak. Misalkan berkanaan

dengan psikologi belajar. Psikologi belajar merupakan ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana peserta didik melakukan perbuatan

44

Zainal Arifin. Op. Cit . hal 19-50

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

22

belajar, bagaimana belajar secara umum diartikan sebuah proses

perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan.45

Sedangkan psikologi perkembangan menyangkut tentang masa-masa

perkembangan anak. Ini sangat penting pemahaman masa perkembangan

mereka disebabkan dengan beberpa alasan. Pertama, setiap anak didik

memiliki tahapan atau masa perkembangan tertentu. Kedua, anak didik

yang sedang masa perkembagan merupakan priode yang sangat

menentuka untuk keberhasilan dan kesuksesan hidup mereka. Ketiga,

pemahaman akan perkembangan anak akan memudahkan dalam

melaksanak tugas-tuagas pendidikan.46

3. Landasan Sosiologis dan Teknologis

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dengan

bermasyarakat, yang tentunya berbicara anak didik. Anak didik

merupakan anak yang berasal dari masyarakat, dididik oleh masyarakat

dan kembali kepada masyarakat. Ketika anak didik kembali kepada

masyarakat maka anak didik harus bisa menyesuaikan diri dan bisa

menampilkan sikap, nilai-nilai yang diperolah peserta didik semasa

belajar di sekolah atau lembaga. Berdasarkan alur pemikiran ini, maka

sangat logis jika pengembangan kurikulum berdasarkan kebutuhan

masyarakat. Disamping itu juga kurikulum merupakan bagian dari

pendidikan dan pendidikan merupakan dari masyarakat.47

Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam

proses pendidikan di sekolah harus relevan denga kebutuhan dan tuntutan

masyarakat. Dalam kontek ini sekolah bukan hanya berfungsi untuk

mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat tetapi juga

berfungsi untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan

masyarakat.48

45

Ibid. hal. 56 46

Wina Sanjaya. Op. Cit. hal. 48 47

Zainal Arifin. Op. Cit. hal. 65 48

Wina Sanjaya. Op. Cit. hal. 55

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

23

Kemajuan teknologi harus dijadikan bahan pertimbangan dalam

menentuka kurikulum, karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

sebagai hasil kemampuan berpikir manusia telah membawa manusia

pada masa yang tidak pernah membayangkan sebelumnya. Terciptanya

produk-produk teknologi semacam teknologi transportasi, misalnya

bukan menyebabkan manusia bisa menjelajahi seluruh pelosok dunia

akan tetapi manusia mampu menjelajahi ruang angkasa.49

Jadi sekolah

tidak hanya menanamkan dan mewariskan ilmu pengetahuan, akan tetapi

juga harus memberi keterampilan tertentu serta menanamkan budi pekerti

dan nilai-nilai.

C. Materi Pengembangan Kurikulum PAI.

Pada hakekatnya matari kurikulum adalah isi. Isi kurikulum

merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang

harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang

berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya

tergambarkan pada isi setiap materi pelajaran yang diberikan maupun

aktivitas dan kegiatan siswa di lingkungan sekolah. Baik materi maupun

aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang

ditentukan.

Isi kurikulum berkaitan dengan (a) jenis-jenis bidang studi yang

diajarkan, yang ditetapkan atas dasar tujuan institusional; (b) isi program

stiap bidang studi, yaitu bahan pengajaran yang diuraikan dalam bentuk

pokok bahasan (topik) yang dilengkapi dengan sub pokok bahasan. Isi

program bidang studi ini ditetapkan berdasarkan tujuan-tujuan kurikuler dan

tujuan-tujuan instruksional.

Setidaknya ada dua hal yang harus di bicarakan ketika berbicara

tentang isi/ materi kurikulum yaitu: Pertama, Isi kurikulum didefinisikan

sebagai bahan atau materi belajar mengajar, yang isinya tidak hanya berisi

tentang pengetahuan saja, tetapi juga berkaitan dengan keterampilan, sikap,

nilai dan konsep-konsep. Kedua, dalam proses belajar mengajar ada dua

49

Ibid. hal. 57

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

24

elemen kurikulum yang tidak boleh dipisah yaitu isi dan metode, keduanya

harus berintraksi secara konsisten.50

Berdasarkan rumusan tersebut isi kurikulum dapat dikembangkan dan

di susun dengan tiga perinsip sebagai berikut:51

1) Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan

kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam

proses belajar dan pembelajaran.

2) Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing

satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan

pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan

tersebut.

3) Materi kurikulum diarahkan utuk mencapai tujuan pendidikan

nasional. Dalam hai ini pendidikan nasional merupakan target

tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi

kurikulum.

Isi atau materi kurikulum memiliki beberapa sumber yaitu:52

a. Masyarakat beserta budaya

Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat

hidup di masyarakat. Dengan demikian apa yang dibutuhkan

masyarakat haus menjadi bahan pertimbangan dalam

menentukan isi kurikulum.

b. Siswa

Disamping masyarakat dan budaya sebagai penetapan materi

kurikulum juga bersumber dari siswa itu sendiri, karena fungsi

dan tugas pendidikan adalah untuk mengembangkan seluruh

potensi siswa.

c. Ilmu pengetahuan

50

Abdullah Idi, Op. Cit. hal 211 51

Omar Hamlik,Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Cetakan ke

delapan. hal 25

52

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Peraktek Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satua Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Prenada Media Group, 2010, Cetakan ke

Tiga), hal 114

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

25

Ilmu pengetahuan sebagai sumber materi, karena ilmu adalah

pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dan logis.

Dengan demikian tidak semua pengetahuan dapat dikatakan

ilmu. Ilmu hanya menunjuk pada pengetahun yang memiliki

objek dan metode tertentu. Oleh karena itu, kita mengenal ilmu

alam seperti Kimia, fisika dan biologi dan lain-lain.

Isi materi kurikulum pendidikan formal pada umumnya disusun

dalam bentuk mata pelajaran atau bidang studi yang tertuang dalam

struktur kurikulum sesuai dengan tujuan institusional masing-

masing. Dalam struktur tersebut diatur waktunya sehingga dalam

setiap bidang studi mempunyai waktu dalam satu minggunya. Ada

beberapa jenis struktur kurikulum yang disebutkan dalam bukunya

Zainal Arifin yaitu:53

a. Pendidikan umum ( general education), yaitu program pendidikan

yang bertujan membina mahasiswa agar menjadi warga negara

yang baik. Yang termasuk bidang-studi pada pendidikan umum

ini salah satunya Pendidikan Agama, PPKN, Kesenian, Bahasa

Inggris, dan Bahasa Indonesia.

b. Pendidikan akademik (academic education), yaitu pendidikan

yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan intlektual

peserta didik. Bidang studi yang masuk pada pendidikan

akademik ini antara lain IPA, IPS, Matematika dan Bahas Inggris.

c. Pendidikan kecakapan hidup (life skil education), program

pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan

keterampilan tertentu, sebagai bekal hidup peserta didik di

masyarakat. Diantaraya bidang studinya Pertanian, perikanan, dan

perbengkelan.

d. Pendidikan kejuruan (vocational education), program yang

mempersiapkan peserta didik untuk memproleh keahlian atau

pekerjaan tertentu sesuai dengan jenis sekolah yang ditempuhnya.

53

Zainal Arifin, Op. Cit. hal 91

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

26

Yang biasanya terdapat pada sekolah kejuruan atau SMK dan

SMAK. Misalnya bidang studi ekonomi dan kelompok bidang

studi teknik.

Dalam hal ini bicara tentang kurikulum pendidika agama

Islam, tentunya dalam menetukan isi atau materi kurikulum, terlebih

dahulu mengacu pada tujua dari pada pendidikan agama Islam.

Tujuan pendidikan agama Islam menurut hasil seminar

pendidikan Islam se-Indonesia pada tanggal 7-11 Mei 1960 di

Cipayung Bogor, yang di tulis dalam bukunya Aat Syafaat dan

Sohari Sahrani, yang berjudul Peranan Pendidikan Agama Islam

dalam Mencegah Kenakalan Remaja bahwa, tujuan pendidikan

adalah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran

dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi

luhur menurut ajaran Islam. Tujuan tersebut didasarkan kepada

proposisi bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan

hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan

mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.54

Secara rinci Al-Syaibany menjabarkan tujuan khusus

pendidikan Islam/ agama Islam, antara lain. (1), memperkenalkan

kepada peserta didik dasar-dasar akidah Islam, ibadah, dan tetacara

pelaksanaanya dengan betul, dengan membiasakan peserta didik

untuk berhati-hati dan menaati dalam menjalankan syariat agama;

(2) menumbuhkan kesadaran agama yang benar pada diri peserta

didik serta menghindar dari bid’ah dan khurafat yang kurang disadari

keberadaannya; (3) menanamkan keimanan dan perinsip-perinsipnya

kepada jiwa peserta didik; (4) menumbuhkan minat peserta didik

untuk menambah pengetahuan dengan penuh kesadaran dan

kerelaan; (5) menanamkan kepada peserta didik rasa cinta dan

54

Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah

Kenakalan Remaja (Jakarta: Rajawali Pers, 2008) hal. 33-34

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

27

penghargaan kepada al-Qur’an melalui membaca, memahami, dan

mengamalkan isi kandungannya; (6) menumbuhkan rasa kebanggaan

terhadap sejarah dan kebudayaan Islam untuk mengikuti jejak

keberhasilan yang telah dicapai pendahulunya; (7) menumbuhkan

sifat keikhlasan, optimis, percaya diri, tanggung jawab, menghargai

kewajiaban, tolong menolong dalam kebajikan, kasih sayang, cinta

kebaikan, sabar, dan berpegang teguh pada prinsip; (8) mendidik

naluri, motivasi dan keinginan anak yang dibentengi dengan akidah

dan nilai positif, secara membiasakan untuk menahan emosi dalam

bergaul; (9) menyuburkan hati anak didik dengan mahabbah, zdikir,

dan takwa; (10) membersihkan hati anak didik dari sifat tercela,

seperti dengki, hasad, benci, kekerasan, ego, hianat, nifak, bimbang

dan lain sebagainya.55

Tujuan pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung

mengembangkan fitrah insaniah sesuai dengan kapasitas yang

dimilikinya sehigga terwujud insan saleh dan masyarakat saleh.56

Adapun materi yang dapat dimasukkan dalam pengembangan

kurikulum menurut Hasan meliputi tiga bagian besar yaitu 1) Ilmu

yang diwahyukan dari al-Qur’an, sunnah dan bahasa Arab, 2) Ilmu

yang mengkaji tentang manusia, 3) Ilmu alam seperti fisika, biologi,

atronomi, dan lain sebagainya. Namun dengan demikian kurikulum

harus membawa rancangan atau tujuan yang sama, yaitu membentuk

manusia yang beriman dan beramal shaleh.57

D. Strategi Pengembangan Kurikulum

Strategi pengembangan kurikulum merupan kompnen yang ketiga

setelah komponen materi pada pengembangan kurikulum dan ini merupakan

komponen yang memiliki peran sangat penting dalam pengembangan

kurikulum. Strategi tergambar dalam pelaksanaan pengajaran, cara dalam

55

Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan. Op. Cit. hal 122 56

A. Susanto, Op. Cit. hal 135 57

Ibid, hal 136

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

28

mengadakan penilaian, cara dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan,

dan cara dalam mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan.58

Menurut JR. David dalam bukunya Sholeh Hidayat mengertikan

strategi sebagai a plan, method, or series of activities designes to acheieves a

particular educational goal. Dengan demikian strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai perencana yang berisi rangkayan kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertin diatas ada dua hal

yang harus dicermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana

tindakan (rangkayan kegiatan) terasuk penggunaan metode dan pememfaatan

berbagai sumber daya/ kekuatan dan pembelajaran. Ini berarti berarti

penyusunan suatu strategi baru sampai kepada proses penyusunan rencana

kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai

tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi

adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi, perlu

merumuskan tujuan yang jelas sehingga dapat diukur keberhasilannya.59

Jadi strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pedoman pembelajaran,

penilaian, bimbingan dan konseling serta pengaturan dan pengelolaan

kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Misalkan contoh tentang strategi pembelajaran, menurut Rowntree

strategi pembelajaran ada dua strategi terdiri atas: 1) Strategi expositori dan

strategi discovery learning, 2) strategi groups dan individual learning.

Strategi ekspositori adalah strategi yang menekankan kepada proses

penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok

siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara

optimal. Misalnya ceramah diselingi Tanya jawab. Sedangkan strategi

pembelajaran diskoveri (penemuan) adalah strategi pembelajaran yang

mengatur pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa memproleh

pengetahuan yang sebelumnya tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau

seluruhnya di temukan sendiri. Strategi ini berangkat dari suatu pandangan

58

Haitami dan Syamsul, Op. Cit. 207 59

Sholeh Hidayat. Op. Cit. Hal 64

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pengembangan ...eprints.umm.ac.id/44440/3/jiptummpp-gdl-marief2012-53543...pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa

29

bahwa siswa sebagai subjek disamping sebagai objek pembelajaran. Pada

strategi ini guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.60

Dengan menggunakan strategi yang tepat, diharapkan hasil yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar dapat memuaskan baik bagi

pendidik maupun peserta didik dan yang paling penting dengan strategi yang

tepat tujuan pendidikan dalam hal ini pendidikan agama Islam bisa tercapai.

60 Ibid, hal. 65-66