42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferesiansi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Andriana, 2011: 3). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya fungsi yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Mulati, 2016: 169). Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi

tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan berat (gram, pon,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik

(retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini

menyangkut adanya proses diferesiansi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ,

dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing

dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Andriana, 2011: 3).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya fungsi yang lebih kompleks dalam

kemampuan gerak kasar dan gerak halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan

kemandirian (Mulati, 2016: 169).

Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak

konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

dengan dewasa. Anak menunjukan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang

sesuai dengan usianya. (Kemenkes RI, 2016: 3).

2. Ciri ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri ciri yang

berkaitan ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi persamaan dengan pertumbuhan .setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. misalnya perkembangan

intelegensi pada seorang anak akan menyertai perkembangan otak dan

pertumbuhan syaraf.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan

selanjutnya.

Setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa

berkjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika

pertumbuhan kaki dan bagian tubuh yang lain terkait dengan fungsi berdiri anak

terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan

menentukan perkembangan selanjutnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ

dan perkembangan pada masing masing anak.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat , perkembangan pun demikian ,

terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain lain. Anak sehat,

bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah

kepandaiannya.

e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu :

1) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah kepala, kemudian menuju kearah

kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar) lalu

berkembangkebagian distal seperti jari – jari yang mempunyai kemampuan

gerak halus (pola proksimodistal).

f. Perkembangan memiliki tahap yang beruntutan

Tahap perkembangan seseorang anak mengikuti pola yang teratur dan

beruntutan.Tahap tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih

dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak

mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya (Kemenkes RI, 2016: 3).

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip prinsip yang saling

berkaitan. Prinsip prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Kematangan merupakan proses intrinsic yang terjadi dengan sendirinya,

sesuai dengan potensi yanga da pada individu . belajar merupakan perkembangan

yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki

anak.

2) Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak.Dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan

berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi

berkesinambungan (Kemenkes RI, 2016: 4).

3. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak

Faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak terdiri dari dua

faktor yaitu:

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak

meliputi:

1) Ras/etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek ,

gemuk, atau kurus

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adaah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki

laki akan lebih cepat.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi cirri khasnya. Ada beberapa kelainan genetika yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma down’s dan sindroma turner’s (Kemenkes RI, 2016:

4).

b. Faktor Luar (Eksternal)

Faktor luar yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak terdiri dari

3 faktor diantaranya:

1) Faktor prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti

club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kerdiomegali,

hyperplasia adrenal. Radiasi paparan radium dan sinar rontgen dapat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spinabifida,

retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kengenital mata,

kelainan jantung.

e) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (toksoplasma,

rubella, sitornegalo virus, herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan

pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan

jantung kongenital.

f) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fertalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah

janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan

akan menyebabkan hemoisis yang selanjutnya mengakibatkan

hiperbilirubinemia dan kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan

jaringan otak.

g) Anoksia embrio

anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

h) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pda

ibu hamil dan lain-lain (Kemenkes RI, 2016: 5).

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

3) Faktor Pascasalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlakukan zat makanan yang adekuat

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberkolosis, anemia, kelinan jantung bawaan mengakibatkan retardasi

pertumbuhan jasmani

c) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang

berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi

lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar

radioaktif, zat kimia tertentu (pb, mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak

yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan

mengalami hambatan didalam pertumbuhan dan perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan

anak.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan.

Demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan

syaraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormone pertumbuhan

(Kemenkes RI, 2016: 5)

4. Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Anak

Deteksi Dini Tumbuh Kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan untuk

menemukan secara dini adanya penyimpangan / masalah tumbuh kembang anak,

maka intervensi anak lebih mudah dilakukan (Kemenkes RI, 2012: 40).

Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh

tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa :

a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,yaitu untuk mengetahui/menemukan

status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan

perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya

dengar.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya

masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan

hioeraktivitas.

Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya

penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh tenaga

kesehatan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Jadwal Skrining

Umur

Anak

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan

Deteksi Dini

Penyimpangan

Pertumbuhan

Deteksi Dini

Penyimpangan

Perkembangan

Deteksi Dini

Penyimpangan Mental

Emosional

BB/TB LK KPSP TDD TDL KMEE CHAT GPPH

0 bulan √ √

3 bulan √ √ √ √

6 bulan √ √ √ √

9 bulan √ √ √ √

12 bulan √ √ √ √

15 bulan √ √

18 bulan √ √ √ √ √

21 bulan √ √ √

24 bulan √ √ √ √ √ √

30 bulan √ √ √ √ √ √

36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √

42 bulan √ √ √ √ √ √ √

48 bulan √ √ √ √ √ √ √

54 bulan √ √ √ √ √ √ √

60 bulan √ √ √ √ √ √ √

66 bulan √ √ √ √ √ √ √

72 bulan √ √ √ √ √ √ √

(Sumber: Kemenkes RI, 2016: 16)

Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak,

normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan

dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita, pengukuran dan penilaian

BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (Kemenkes RI, 2016: 18).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

a. Penimbangan Berat Badan (BB)

1) Menggunakan timbangan bayi.

a) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2

tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.

b) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah

bergoyang.

c) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.

d) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.

e) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

f) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

g) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

h) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri

(Kemenkes RI, 2016: 18).

2) Menggunakan timbangan injak

a) Letakkan timbangan dilantai yang datar sehingga tidak mudah

bergerak.

b) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk keangka 0.

c) Bayi sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai

alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu.

d) Anak berdiri diatas timbangan tanpa dipegangi.

e) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

f) Baca angka yang ditunjuka oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

g) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

(Kemenkes RI, 2016: 18).

b. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) :

1) Cara mengukur dengan posisi berbaring:

a) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

b) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

c) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

d) Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

e) Petugas 2: tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki.

f) Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur (Kemenkes RI,

2016: 18).

2) Cara mengukur dengan posisi berdiri:

a) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

b) Berdiri tegak menghadap kedepan.

c) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

d) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

e) Baca angka pada batas tersebut (Kemenkes RI, 2012: 42)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA).

Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui

lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal,

disesuaikan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan sestiap 3 bulan.

Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam

bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga

kesehatan terlatih (Kemenkes RI, 2016: 19).

Cara mengukur lingkaran kepala:

1) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik

agak kencang.

2) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

3) Tanyakan tanggal lahir bayi / anak, hitung umur bayi / anak.

4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak.

5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang.

Interpretasi

1) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka

lingkaran kepala anak normal.

2) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka lingkaran

kepala anak tidak normal.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

3) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 yaitu makrosefal bila berada diatas

“jalur hijau” dan mikrosefal bila berada dibawah “jalur hijau” (Kemenkes RI,

2016: 19).

d. Tes Daya Dengar (TDD)

Tujuan tes daya dengar adalah menemukan gangguan pendengaran sejak

dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya

dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang

dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih

lainnya. Tenaga kesehatan mempunyai kewajiban memvalidasi hasil pemeriksaan

tenaga lainnya (Kemenkes RI, 2016: 22).

Alat/sarana yang diperlukan adalah:

1) Instrumen TDD menurut umur anak.

2) Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.

3) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).

Cara melakukan TDD :

1) Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam buIan.

2) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak.

3) Pada anak umur kurang dari 24 bulan:

a) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Katakan

pada Ibu/pengasuh untuk tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab,

karena tidak untuk mencari siapa yang salah.

b) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu,

berurutan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c) Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak.

d) Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukannya

dalam satu bulan terakhir.

e) Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh anak tidak pernah, tidak

tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.

4) Pada anak umur 24 bulan atau lebih:

a) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk

dikerjakan oleh anak.

b) Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/pengasuh.

c) Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orangtua/pengasuh.

d) Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah

orangtua/pengasuh.

5) lnterpretasi:

a) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami

gangguan pendengaran.

b) Catat dalam Buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau status/catatan

medic anak, jenis kelainan.

6) lntervensi:

a) Tindak sesuai dengan buku pedoman yang ada.

b) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi

e. Tes Daya Lihat (TDL)

Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya lihat

agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk

memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes

ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.

1) Alat/sarana yang diperlukan adalah:

a) Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik

b) Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa

c) Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak

d) Alat Penunjuk

2) Cara melakukan tes daya lihat

a) Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik

b) Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk

c) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke poster

“ E”

d) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.

e) Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak.. Latih anak dalam

mengarahkan kartu "E" menghadap atas, bawah, kiri, dan kanan, sesuai

yang ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak

mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan

kartu “E” dengan benar.

f) Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.

g) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf "E” pada poster, satu persatu, mulai

baris pertama sampai baris ke empat atau baris "E" terkecil yang masih

dapat di lihat.

h) Puji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu "E" yang dipegangnya

dengan huruf "E" pada poster.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

i) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama

j) Tulis baris "E" terkecil yang masih dapat di lihat, pada kertas yang telah di

sediakan :

Mata kanan : ............. Mata kiri : ...............

3) lnterpretasi:

Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai

baris ketiga pada poster "E". Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris

ketiga poster E atau tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang

dipegangnya dengan arah "E" pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa,

kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.

4) lntervensi:

Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak

datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaa berikutnya, anak

tidak dapat melihat sampai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris

yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan

mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya) (Kemenkes RI,

2016: 23).

Gambar 1

Tes Daya Lihat

(Sumber: Kemenkes RI, 2016: 24)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

5. Pantauan Tumbuh Kembang Anak

a. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang membuat kurva

pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut

umur. Dengan KMS ini, gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat

diketahui lebih dini sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih

cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. Ada perbedaan antara KMS laki-

laki dan perempuan. KMS untuk laki-laki berwarna biru dan terdapat tulisan

untuk anak laki-laki dan KMS untuk perempuan berwarna dasar merah muda dan

terdapat tulisan untuk anak perempuan (Chomaria, 2015: 28-29).

KMS terdiri dari empat bagian utama, yaitu:

1) Kurva penimbangan danpengukuran berat badan (dua bagian).

2) Catatan pemberian vitamin A dan pemberian imunisasi.

3) Informasi tentang ASI, penanganan diare, dan perkembangan anak sehat.

4) Identitas balita.

KMS memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

1) Sebagi alat untuk memantau pertumbuhan anak. Dengan dicantumkan grafik

pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah

seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila

grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya

anak tumbuh normal. Kecil resikonya anak akan mengalami gangguan

pertumbuhan. Sebaliknya, bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik

pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

2) Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak

Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat

badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan,

dan imunisasi.

3) Sebagai alat edukasi.

Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak seperti

pemberian makan anak dan perawatan anak bila diare (Chomaria, 2015: 28-

29).

6. Gangguan Tumbuh Kembang Yang Sering Ditemukan

a. Gangguan Bicara Dan Bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan ndikator seluruh

perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitive terhadap

keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya sebab melibatkan kemampuan

kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya

stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan

gangguan ini dapat menetap.

b. Celebral Palsy

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,

yang disebabkan oleh karena suatu keruskan/gangguan pada el-sel motorik

padasusunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belu selesai pertumbuhannya.

c. Sindrom Down

Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang data dikenal dari

fenotifnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya

jumlah kromosom 21 yang berebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang

berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keerlambatan

perkembangan motorik dan keterampilan untuk mendorong diri sendiri.

d. Perawakan Pendek

Short Stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminology

mengenai tinggi badan yang berada dibawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva

pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena

varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau

kelainan endokrin.

e. Gangguan Autisme

Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya

muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasive berarrti meliputi seluruh aspek

perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang

mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan

pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

f. Retardasi Mental

Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ

< 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi

terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

g. Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH)

Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk

memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas (Kemenkes

RI, 2016: 10).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

7. Skrining pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner

Pra Skrining Perkembangan (KPSP).

Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada

penyimpangan. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK

dan petugas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terlatih. Jadwal

skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3 bulan pada anak < 24 bulan

dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,

36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila orang tua datang dengan keluhan

anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan

umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining yang

lebih muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan

umurnya.

a. Alat/instrumen yang digunakan adalah:

1) Formulir KPSP menurut umur.

Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan

yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.

2) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,

kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang

tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm.

b. Cara menggunakan KPSP:

1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak

lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh:

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3

bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.

3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur

anak.

4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:

a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah

bayi makan kue sendiri ?"

b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas

yang tertulis pada KPSP. Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang,

tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke

posisi duduk''.

5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh

karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan

kepadanya.

6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap

pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut

pada formulir.

7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab

pertanyaan terdahulu.

8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

c. Interpretasi hasil KPSP:

1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pemah atau

sering atau kadang-kadang melakukannya.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah

melakukan atau tidak pemah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

2) Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S).

3) Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

4) Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan

(P).

5) Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis

keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian).

d. Intervensi:

1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:

a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik

b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak

c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,

sesuai dengan umur dan kesiapan anak.

d) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di

posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina

Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah

(36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-

kanak.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3

bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada

anak umur 24 sampai 72 buIan.

2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:

a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada

anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.

b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak

untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.

c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya

penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan

lakukan pengobatan.

d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan

menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.

e) Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8 maka kemungkinan

ada penyimpangan (P).

3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan

berikut: Merujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah

penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,

sosialisasi dan kemandirian) (Kemenkes RI, 2016: 20-22).

B. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah

1. Pengertian Stimulasi

Stimulasi anak adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar usia 0-6

tahun agar berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

rutin secar dini dan terus menerus pada setaip kesempatan. Stimulasi tumbuh

kembang anak dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh anak, anggota kelurga lain dan

kelompok masyarakat dilingkungan sekitarnya. Kemampuan dasar anak yang

dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan

gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta kemampuan sosial dan

kemandirian (Kemenkes RI, 2016: 11).

2. Prinsip Dasar Stimulasi

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip

dasar yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang

b. Selalu tunjukan sikap dan prilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah

laku orang-orang yang ada didekatnya.

c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelopok usia anak

d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi

secara menyenangkan tanpa ada pksaan dan hukuman

e. Lakukan stimulasi terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak secara

bertahap dan berkelanjutan sesuai usia anak.

f. Gunakan alat bentuk/ permainan yang sederhana, aman, da nada disekitar

anak;

g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya

(Kemenkes RI, 2016: 11).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Tabel 2

Pembagian Kelompok Usia Stimulasi Tumbuh Kembang Anak

No Priode tumbuh kembang Kelompok usia stimulasi

1. Masa prenatal, janin dalam kandungan Masa prenatal

1. Masa bayi usia 0-12 bulan 0-3 bulan

3-6 bulan

6-9 bulan

9-12 bulan

3. Masa anak balita 12-60 bulan 12-15 bulan

15-18 bulan

18-24 bulan

24-48 bulan

36-48 bulan

48-60 bulan

4. Masa prasekolah 60-72 bulan 60-72 Bulan

(Sumber : Kemenkes RI, 2016: 11)

3. Bentuk Stimulasi Berdasrkan Usia Ank

Stimulasi pada anak usia 24-36 bulan

a. Kemampuan gerak kasar

stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Dorong anak agar mau untuk memanjat, berlari, melompat, melatih

keseimbangan badan, dan bermain bola.

b. Kemampuan gerak halus

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Dorong anak agar mau bermain puzzle, balok, memaasukan benda ke

benda yang lain, dan menggambar.

c. Kemampuan bicara dan bahasa

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

1) Bacakan buku cerita kepada anak, buat agar anak melihat kita

membaaca buku. Hal ini mengandung pesan bahwa membca buku

itu bermanfaan dan penting

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

2) Dorong anak agar mau bercerita tentang apa yang dilihatnya baik

dari buku maupun

3) Bantu anak dalam memilih acara TV dan dampi saat melihatnya

4) Menyebutkan nama anak dengan lengkap.

d. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

1) Bujuk anak ketika ia kecewa dengan cara memeluk dan berbicara

kepadanya

2) Sering-sering ajak anak pergi keluar seperti ketoko, tempat

bermain, kebun binatang dan lain-lain.

3) Mengajari anak untuk membersihkan tubuhnya ketika kotor dan

mengelapnya dengan sedikit mungkin.

C. Status Gizi

1. Pengertian

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Status gizi dipengaruhi

oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi didalam tubuh. Bila tubuh

memperoleh cakupan zat-zat gizi dan digunakan secara efesiensi akan tercapai

status gizi yang optimal (Marmi, 2015: 373).

2. Penilaian Status Gizi

Untuk menentukan status gizi seorang atau sekelompok populasi

dilakukan dengan interpretasi informaasi dari hasil beberapa metode penilaian

status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium atau

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

biokimia dan klinis. di antara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri

adalah relative paling sederhana dan banyk dilakukan.

Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu

pengukuran beberat badan (BB), tinggi badan (TB). melalui pengukuran

antropometri, status gizi anak dapat di tentukan apakah anak tersebut tergolong

status gizi baik, kurang atau buruk. untuk hal tersebut maka brat badan dan tinggi

badan hasil pengukuran dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh

WHO.

Indikator BB/TB merupakan pengukuran antropometri yang terbaik karena

dapat menggambarkan secara sensitife dan spesifik status gizi saat ini atau

masalah gizi akuat. Berat badan berkolerasi linier dengan tinggi badan, artinya

dalam keadaan keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti

pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. dengan demikian berat badan

yang normal akan proporsional dengan tinggi badanya. ini merupakan indikator

yang baik untuk menilai status gizisaat ini terutama bila data umur yang akurat

sering sulit diperoleh (Marmi, 2015: 374-376).

Secara umum klasifikasi status gizi balita yang digunakan secara resmi

adalah seperti tabel berikut:

Tabel 3

Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita)

Indeks Status gizi Ambang batas

Berat badan menurut umur (BB/U) Gizi lebih ˃ + 2 SD Gizi baik ˃ = -2 SD sampai + 2 SD Gizi kurang ˂ -2 SD sampai ˃= -3 SD Gizi buruk ˂ -3 SD Tinggi badan menurut umur (TB/U) Normal ˃ = -2SD Pendek (stunted) ˂ +2SD Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Gemuk ˃ +2SD

Normal ˃ = - 2 SD sampai +2SD Kurus (wasted) ˂ -2 SD sampai +2SD Kurus sekali ˂ - 3 SD

(Sumber: Marmi, 2015: 376)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangnya konsumsi

makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin

bertambah pula kebutuhanya. Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi

jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga dan

kebiasaan makan secara perorangan. Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan

pangan dikeluarga, pola pengasuh anak, derta pelayanan sehatan dan kesehatan

lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang

tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang

tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Sedangkan

penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis

ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketidak

seimbangan anatara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi (Marmi, 2015:

376-377).

4. Faktor Penyebab Masalah Gizi Kurang

Adapun yang menjadi penyebab gizin kurang di masyarakat adalah sebagi

berikut :

a. Akses terhadap pangan rendah.

b. Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein, atau terserang penyakit.

c. Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum.

d. Bayi sudah diberi MP ASI sebelum usia 6 bulan.

e. Pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat.

f. Anak dibawah umur < 2 tahun, kurang diberi makanan atau densitas energi

kurang.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

g. Makanan tidak mempunyai zat gizi mikro yang cukup.

h. Penanganan diare yang tidak benar.

i. Makanan kotor / terkontaminasi.

j. Kemiskinan.

k. Kurang nya pendidikan dan keterampilan.

l. Krisis ekonomi.

Penyebab masalah Gizi kurang juga terdiri dari penyebab langsung dan

penyebab tidak langsung, sebagai berikut:

a. Penyebab langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.

Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang,

tetapi juga penyakit anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita

sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang

tidak memperoleh cukup makan, makaa daya tahan tubuhnya akan melemah dan

akan mudah terserang penyakit.

b. Penyebab tidak langsung

Ada 3 penyeabb tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu

sebagai berikut :

1) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan

seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu

gizinya.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

2) Pola pengasuhan anak kurang memadai

Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu,

perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik,

baik fisik, mental dan sosial.

3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.

Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharafkan dapat menjamin

penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh

setiap keluarga yang membutuhkan (Alamsyah, 2013: 117).

5. Dampak Gizi Kurang Pada Proses Tubuh

Akibat kurang gizi pada proses tubuh bergantung pada zat zat gizi apa

yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas

dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses proses :

a. Pertumbuhan

Anak–anak tidak tumbuh menurut potensialnya .protein digunakan sebagai

zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut menjadi rontok

anak-anak yang berasl dari tingkat sosial ekonomi menengah keatas rata rata lebih

tinggi daripada yang berasal dari keadaan sosial ekonomi rendah.

b. Produksi tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang

kekurangan energi utnuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang

menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c. Pertahanan tubuh

Daya tahan terhadap tekanan atu stress menurun. Sistem imunitas dan

antibody berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk,

dan diare pada anak anak hal ini dapat membawa kematian.

d. Struktur dan fungsi otak

Kurang gizi usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,

dengan demikian kemampuan berfikir. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia

dua tahun. Kekuranan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara

permanen.

e. Perilaku

Baik anak anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukan

perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis (Almatsier,

2009: 11).

6. Kebutuhan Gizi Bayi

Cukupi kebutuhan nutrisi bayi agar tumbuh kembang mereka bisa berjalan

dengan secara optimal. Kenalkan mereka dengan dengan beragam bahan makanan

yang bisa mencukupi kebutuhan mereka. Pertumbuhan anak yang berusia 6-24

bulan berlangsung dengan cepat. Dengan demikian, wajar bila kebutuhan energi,

vitamin, dan mineralnya pun meningkat. Berdasarkan angka kecukupan gizi

(AKG) tahun 2013 yang diterbitkan di departemen kesehatan, kebutuhan energi

bayi usia 7-11 bulan sekitar 725 kalori perhari. Sementara itu, bayi berusia 1-3

tahun membutuhkan 1125 kalori perhari .demikian pula dengan kebutuhan akan

nutrisi mereka, baik zat makronutrien maupun zat mikronutrien yang juga

semakin meningkat (Rahayu, 2018: 12-13).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Angka kecukupan gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances

(RDA) merupakan kecukupan rata rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang

sehat (97,5%). Menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktivitas

fisik, genetic, dan keadaan fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal (Tomponu, 2015: 8-9).

Tabel 4

Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan Bagi Anak

Kelompok

usia

Energi

(Kkal)

Protein

(gram)

Vitamin A

(RE) Besi (mg)

Kalsium

(mg)

1 – 3 tahun 1.000 25 400 8,2 500

4 – 6 tahun 1.550 39 450 9 500

(Sumber: Setiyani, 2016: 153)

Bahan

Bayi 6-12

bulan (900

Kkal)

Anak 1-3 tahun

(1.200 Kkal)

4-5 tahun

(1.700 Kkal)

Nasi 1 ½ gelas 2 ¼ gelas 3 gelas

Daging/tempe/telur/ikan 1 potong 1-2 potong 2-4 potong

Sayuran 2 sendok makan 1 ½

porsi/gelas

2 porsi /gelas

Buah 1 buah/potong 3 buah/potong 3 buah/potong

ASI Lanjutkan Hingga 2 tahun --

Susu - 1 gelas 1 gelas

Minyak 1 sendok

makan

1½ sendok

makan

2 sendok makan

Gula -- 2 sendok 2 sendok makan

(Sumber: Setiyani, 2016: 154)

Makanan Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari hari yang menagndung

zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.Masalah gizi

dapat dicegah dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi

makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi seimbang

diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak anak), menjaga kesehatan, melakukan

aktivitas, dan fungsi kehidupan sehari hari (bagi semua kelompok umur dan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh saat

makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan

(Tompunu, 2015: 21).

Tabel 5

Sumber Zat Gizi Dalam Bahan Makanan dan Fungsinya

Zat gizi Fungsi Sumber

Karbohidrat a. Sumber energy

b. Melancarkan sistem

pencernaan

c. Mengoptimalkan fungsi

protein

d. Mengatur metabolism

lemak

e. Pemanis alami

a. Biji bijian atau serealia

(beras, jagung, gandum,

oat)

b. Umbi umbian (kentang ,

ubi, singkong, dan lain

lain)

c. Kacang kacangan

(kacang merah , hijau,

polong, kedelai dan lain

lain)

d. Buah buahan (pisang,

sukun, dan lain lain)

Protein a. Enzim yang membantu mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh seperti reaksi transportasi karbondioksida

b. Alat pengangkut seperti hemoglobin yang mengangkut oksigen dalam eritrosit dan miglobin yang mengangkut oksigen dalam otot

c. Alat pertahanan tubuh (antibodi)

d. Alat pengatur fungsi fisiologis, seperti hormone

e. Cadangan zat gizi

a. Kacang kacangan (kacang kedelai, merah, tanah, mete, dan lain lain) dan olahan nya (tahu dan tempe)

b. Daging sapi, ayam, ikan, telur, udang, dan lain lain

c. Jagung , daun singkong, bayam kentang , dan lain lain

Lemak a. Sumber dan cadangan

energi

b. Meningkatkan

penyerapan berbagai

vitamin

a. Lemak : mentega ,

lemak daging, margarine

b. Minyak : minyak kelapa,

minyak kelapa sawit,

minyak zaitun, dan lain

lain

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Air a. Pelarut dan alat angkut

b. Pencernaan

c. Pengatur suhu tubuh

d. Pelumas

e. Peredam benturan

a. Buah buahan yang

mengandung banyak air

(semangka, anggur,

pepaya , jeruk, dan lain

lain )

b. Sayuran yang

mengandung banyak air

(wortel, tomat, timun,

dan lain lain)

Vitamin A a. Menjaga kesehatan

organ penglihatan

b. Membentu

pertumubuhan tulang

dan gigi

c. Melindungi tubuh

terhadap kanker

a. Sayuran (wortel, lanu

kuning, tomat, bayam

paprika)

b. Buah buahan (mangga,

papaya, apel)

c. Telur, susu, keju,

mentega

Vitamin D a. Prohormon :

pertumbuhan serta

perkembangan tulang

dan gigi

b. Mempengaruhi

penyerapan dan

metabolism kalsium dan

fosfor

a. Cahaya matahari pagi

b. Susu , telur, udang, ikan

Vitamin E a. Antioksi dan yang kuat

b. Mencegah penyakit

jantung koroner

a. Minyak nabati

b. Kacang kacangan

(almond)

c. Sayuran berdaun hijau

(bayam)

d. Pepaya

Vitamin K a. Membantu pembentukan

protombin, suatu

senyawa untuk

pengumpulan darah

normal

a. Hati

b. Minyak nabati

c. Sayuran berdaun hijau

Vitamin C a. Membantu penyerapan

zat besi

b. Membantu pembentukan

kolagen (protein penting

penyusun jaringan kulit,

tulang dan sendi)

c. Antioksidan

a. Buah berwarna kuning

atau oranye (jeruk

pepaya, nanas, mangga)

b. Sayuran berdaun hijau

Vitamin B

kompleks

a. B1 (tiamin)

b. B2

(riboflavin)

c. B3 (niasin)

a. Membantu mengubah

makanan menjadi energi

b. Menjaga kesehatan fngsi

sistem saraf

c. Menjaga kesehatan

rambut dan kuku

a. Gandum, biji bijian

b. Ikan, keu, susu, ayam

c. Sayuran berdaun hijau

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

d. B5 (asam

pantotenat)

e. B6

(pyridoxamin)

f. B9 (folat)

g. B12

(kobalamin)

h. B7 (biotin)

d. Menjaga pencernaan

yang baik

Kalsium a. Komponen utama

pembentuk tulang dan

gigi, pembekuan darah

b. Membantu kerja otot

dan saraf

a. Susu, yoghurt, keju, ikan

teri

b. Sayuran hujau (brokoli,

bayam)

Fosfor a. Klasifikasi tulang dan

gigi

b. Membantu penyerapan

dan trasnportasi zat gizi

a. Ikan, ayam, daging, telur

b. Serealia

c. Kacang – kacangan

Kalium a. Menjaga tekanan

osmosis sel , kontraksi

otot, dan kerja sel saraf

b. Membantu metabolism

karbohidrat dan protein

a. Buah buahan

b. Sayuran

c. Susu, daging, serealia

d. Kacang kacangan

Magnesium a. Aktivator berbagai

enzim

b. Mempengaruhi

mineralisasi tulang dan

gigi

c. Kontraksi otot transmisi

saraf

a. Sayuran hijau

b. Susu

c. Kacang kacangan

d. Serealia

Natrium a. Bagian penting dari

cairan tubuh seperti

darah, keringat, dan air

mata

b. Menjaga keseimbangan

tekanan osmosis sel

a. Makanan hasil laut

b. Susu, telur

Besi a. Komponen terpenting

penyusun hemoglobin

dan berbagai enzim

lainnya

b. Metabolisme sel dan

sistem kekebalan

a. Hati, daging, telur ,

udang

b. Kacang kacangan

c. Sayuran hijau

(Sumber: Tompunu, 2015: 21-24)

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

D. Cara-Cara yang dapat Dilakukan Untuk Menaikan Berat Badan

1. Pijat TUI NA

Pijat Tui Na ini merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik untuk

mengatasi kesulitan makan pada balita dengan cara memperlancar peredaran

darah pada limpa dan pencernaan, melalui modifikasi dari akupunktur tanpa

jarum, teknik ini menggunakan tenik penekanan pada titik meridian tubuh atau

garis aliran energi sehingga relatif lebih mudah dilakukan dibandingkan akupuntur

(Sukanta, 2010).

Langkah – langkah :

a. Tekan sedikit ibu jari anak, dan gososk garis di pinggir ibu jari sisi telapaknya,

dari ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari antara 100-500 gerakan .

b. Pijat tekan melingkar bagian pa ngkal ibu jari yang paling tebal berdaging

100-300 kali, ini uraikan akumulasi makanan yang belum di cerna serta

menstimulasi lancarnya sistem cerna.

c. Gosok melingkar tengah telapak tangan 100-300 kali, dengan radius lingkaran

kurang lebih 2/3 dari tengah telapak ke pangkal jari kelingking. Stimulasi ini

memperlancar sirkulasi dya hidup dan darah, serta harmoniskan 5 organ utama

tubuh.

d. Tusuk dengan kuku anda serta tekan melingkar titik yang berada di tengah

lekuk buku jari yang terdekat dengan telapak, untuk jari telunjuk, tengah,

manis, dan kelingking. Tusuk dengan kuku 3-5 kali dan pijat tekan 30-50 kali

per titik ini memecah stagnasi di meridian dan menghilangkan akumulasi

makanan.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

e. Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan anda di area tempat

diatas pusarnya, searah jarum jam 100-300 kali. Ini menstimulasi makanan

agar lebih lancar.

f. Dengan kedua ibu jari, tekan dan pisahkan garis dibawah rusuk menuju perut

samping 100-300 kali. Ini memperkuat fungsi limpa dan lambung yang juga

memperbaiki pencernaan.

g. Tekan melingkar titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar jari anak di

bawah tempurung lututnya, 50-100 kali. Ini akan harmoniskan lambung, usus,

dan pencernaan.

h. Pijat secara umum punggung anak. Lalu tekan dengan ringan tulang

punggungnya dari atas ke bawah 3 kali. Lalu cubit kulit di kiri-kanan tulang

ekor dan merambat keatas hingga lebar, 3-5 kali. Ini memperkuat konstitusi

tubuh anak, mendukung aliran chi (daya hidup) sehat dan memperbaiki nafsu

makan anak.

Himbauan Pada Pijat Tui Na

a. Pemijatan hanya boleh dilakukan 1 kali dalam sehari selama 6 hari berturut

turut

b. Pada umumnya, 1 seri pijatan di atas sudah cukup untuk dilakukan, bila

pemijat merasa perlu untuk menambah pijatan baru, sebaiknya berikan jeda 1-

2 hari sebelummelakukan seri pijatan baru

c. Tidak disarankan untuk memaksa anak makan di saat ia tidak mau, karena hal

ini hanya akan memicu trauma psikologis anak terhadap makanan. Tidak

membiasakan anak untuk makan sambil membaca atau bermain.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

2. Modisco

MODISCO singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and Coconut Oil

yang banyak digunakan di indonesia merupakan modifikasi yang digunakan di

uganda (1973). Modifikasi dilakuakan dengan pertimbangan ketersediaan bahan

lokal, selera, daya cerna, kebutuhan kalori serta tingkat Kekurangan Energi

Kronik (KEP) sendiri. Modisco dicobakan pertama kali untuk anak-anak yang

mengalami gangguan gizi berat di Uganda (Afrika) dengan hasil memuaskan.

(Depkes RI, 2003)

Modisco diberikan kepada:

a. Penderita KEP berat

b. Penderita penyakit infeksi menahun

c. Orang yang baru sembuh dari penyakit berat

d. Mereka yang sulit makan, karena kelainan bawaan seperti gangguan pangkal

tenggorokan

e. Anak sehat tapi kurus badannya

f. Anak yang sedang menghadapi ujian

g. Orang yang sering berolahraga berat

Keuntungan modisco:

a. Mengandung tinggi energi dan tinggi protein

b. Mudah dicerna

c. Dapat meningkatkan berat badan lebih cepat

d. Porsinya kecil sehingga memudahkan anak untuk menghabiskan

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Kendala dan alternatif pemberian modisco :

a. Bahan modisco tidak selalu berasal dari susu skim tetapi bisa disesuaikan

dengan bahan makanan yang ada di daerah setempat.

b. Apabila di daerah tidak terdapat minyak kelapa, maka dapat diganti yang ada

di daerah tersebut (minyak jagung, biji kapas, kacang dll). Jika tidak suka

minyak dapat diganti dengan margarin atau minyak sayur.

c. Jika anak tidak suka susu, dalam hal ini modisco diberikan dengan sonde, atau

dicampur dengan makanan atau minuman yang disukai anak.

d. Bila nafsu makan anak kurang, ada dua cara untuk mengatasinya, yaitu:

1) Diberikan dalam bentuk yang lebih pekat energinya dengan volume sedikit

2) Diberikan lewat sonde

e. Adanya gangguan pencernaan (diare), bisa dimulai denagn susu skim,

ditambah 5% gula pasir dan 5% tepung.

f. Modisco tidak boleh diberikan kepada anak yang gemuk, bayi berusia 6 bulan

dan para penderita penyakit ginjal, hati dan jantung.

Tabel 6

Formula Untuk KEP Berat/Gizi Buruk

MACAM

“MODISCO” BAHAN

KANDUNGAN

GIZI CATATAN

Modisco ½ Susu skim 10 gr

(1 sdm)

Gula pasir 5 gr (1

sdt)

Minyak kelapa 2½

gr (½ sdt)

Energi : 80 kkal

Protein : 3,5 gr

Lemak : 2,5 gr

Modisco I Susu skim 10 gr

(1 sdm) atau full

cream 12 gr

(2 sdm)

Gula 5 gr (1 sdt)

Minyak kelapa 5 gr

(½ sdm)

Energi : 100

kkal

Protein : 3,5 gr

Lemak : 3,5 gr

Diberikan kepada

KEP berat dengan

Edema

Diberikan 100

kkal/kg BB/hari

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Modisco II Susu skim 10 gr

(1 sdm) atau full

cream 12 gr

(2 sdm)

Gula 5 gr (1 sdt)

Margarin 5 gr

(½ sdm)

Energi : 100

kkal

Protein : 3,5 gr

Lemak : 4 gr

Diberikan pada

KEP tanpa Edema

Diberikan 125

kkal/kg BB/hari

Modisco III Susu full cream 12

gr (1¼ sdm) atau

susu segar 100 cc

(½ gelas)

Gula 7,5 gr (1½ sdt)

Margarin 5 gr

(½ sdm)

Energi : 130 kkal

Protein : 3 gr

Lemak : 7,5 gr

Diberikan setelah

pemberian Modisco

I dan II

Pemberian Modisco

III ±10 hari

Diberikan 150

kkal/kg BB/hari

3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagaitambahan selain

makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi. Makanan

Tambaha Pemulihan bagi balita adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi

balita usia 6-59 bulan sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi

(Kemenkes RI, 2011)

a. Prinsip PMT

Menurut panduan penyelenggaraan PMT bagi balita gizi kurang, prinsip

dasar PMT adalah sebagai berikut :

1) PMT Pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal

dan tidak diberikan dalam bentuk uang.

2) PMT Pemulihan hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi

oleh balita sasaran sehari-hari, bukan sebagai pengganti makanan utama.

3) PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sasaran

sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu dari

balita sasaran.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

b. Jenis dan bentuk PMT

1) Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan atau

makanan lokal. Jika makanan lokal terbatas, dapat digunakan makanan

pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan

kemasan label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.

2) Makanan tambahan pemulihan diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi

balita sasaran.

3) PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi

kebutuhan gizi balita dari makanan keluarga.

4) Makanan tambahan balita ini diutamakan berupa sumber protein hewani

maupun nabati (misalnya telur/ikan/daging/ayam, kacang –kacangan atau

penukar) serta sumber vitamin dan mineral yang diutamakan berasal dari

sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.

5) Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut.

6) Makanan tambahan pemulihan berbasis bahan makanan/lokal ada 2 jenis

yaitu berupa:

a) MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)

b) Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan

berupa makanan keluarga.

c) Bentuk makanan tambahan pemulihan yang diberikan kepada balita

dapat disesuaikan dengan pola makanan sebagaiman pada tabel

berikut:

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/869/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 16. · Deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Tabel 7

Pola Pemberian Makanan Bayi dan Balita

Umur (Bulan) ASI

Jenis Makanan

Makanan

Lumat

Makanan

Lembek

Makanan

Keluarga

0-6* √

6-8 √ √

9-11 √ √

12-23 √ √

24-59 √

Keterangan : 6* = 5 bulan 29 hari

(Sumber : Depkes RI, 2011)