Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Problematika
Problematika berasal dari bahasa inggris “problematica” yang
artinya masalah. Problematika adalah sesuatu yang masih menimbulkan
perdebatan, masih menimbulkan suatu masalah yang harus dipecahkan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 896).
Problem dalam kajian ilmu penelitian sering didefinisikan adanya
kesenjangan antara harapan (yang dicita-citaan) dengan kenyataan (yang
dihasilkan). Dengan demikian perlu adanya upaya untuk lebih mengarah
kepada sesuatu seperti yang diharapkan. Keberhasilan pembelajaran sangat
ditentukan seberapa jauh guru mampu meminimalisir atau menyelesaikan
problem pembelajaran. Semakin sedikit problem pembelajaran akan
semakin besar peluang keberhasilan belajar siswa, begitu juga sebaliknya.
Sedikitnya ada tiga macam bentuk problem pembelajaran :
pertama, problem yang bersifat metodologis, yaitu problem yang terkait
dengan upaya atau proses pembelajaran yang menyangkut masalah kualitas
penyampaian materi, kualitas interaksi antar guru dengan siswa, kualitas
pemberdayaan sarana dan elemen dalam pembelajaran.Kedua, problem
yang bersifat sosial, yaitu problem yang berkaitan dengan karakter atau
watak seorang guru dalam menyikapi atau mempersepsi terhadap terhadap
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
7
proses pembelajaran. Problem ini muncul dari cara pandang guru terhadap
peran guru dan makna pembelajaran.
Ketiga, problem yang bersifat sosial, yaitu problem yang terkait
dengan hubungan dan komunikasi antar guru dengan elemen lain yang ada
diluar guru, seperti adanya kurang harmonis antara guru dan siswa, antara
pimpinan sekolah dengan siswa, bahkan diantara sesama siswa. Kurang
harmonisnya antara guru dan siswa bisa disebabkan disamping faktor
kultural juga bisa disebabkan akibat pola atau sistem kepemimpinan yang
kurang demokratis atau kurang memperhatikan masalah-masalah
kemanusiaan. (Saechan Muchith, 2008: 9-10).
Problematika adalah sesuatu yang mengandung masalah.
Permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi
tercapainya tujuan. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai
keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah
sebagai gap antara kebutuhan yang dinginkan dan kebutuhan yang ada.
Problematika dalam sastra adalah masalah dalam diri satu tokoh,
permasalahan antara dua tokoh, dan permasalahan bisa sajaterjadi karena
dorongan dasar dari sendiri, dapat juga dari lingkungan keluarga
ataupun masyarakat dan sebagainya (Suharso, 2009: 391).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
problematika adalah sesuatu masalah yang masih menimbulkan perdebatan
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
8
dan membutuhkan penyelesaian untuk mencapai tujuan yang di inginkan,
sehingga tidak terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
2. Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal
dari kata dasar “ajar”, yang berarti petunjuk yang diberkan kepada orang
supaya diketahui. Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar”
ditambah awalan “pe” dan akhirnya “an” menjadi kata “pembelajaran”,
diartikan sebagai proses, pembuatan, cara mengajar, atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran sebagai proses guru untuk
membimbing dan memfasilitasi siswa agar mereka dapat memahami
kekuatan serta kemmapuan yang mereka miliki, untuk selanjutnya
memberikan motivasi agar siswa terdorong untuk bekerja atau belajar
sebaik mungkin untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan kemampuan
yang kita miliki (Susanto, 2016: 19)
Untuk dapat memfasilitasi agar siswa dapat lebih mengenal
kemampuannya, maka langkah awal yang perlu dilakukan oleh guru adalah
berusaha mengenal siswanya dengan baik. Guru perlu mengenal lebih
mendalam tentang bakat, minat ,motivasi, harapan-harapan siswa serta
beberapa dimensi khusus kepribadiannya.
Secara lebih spesifik, beberapa dimensi kemampuan siswa yang
perlu didorong dalam upaya pemberdayaan diri melalui proses belajar ini
adalah :
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
9
a. Mengetahui kekuatan dan kepercayaan diri
b. Meningkatkan rasa percaya diri
c. Dapat meningkatkan kemampuan menghargai diri dari orang lain
d. Meningkatkan kemandirian dan inisiatif untuk memulai perubahan
e. Meningkatkan komitmen dan tanggungjawab
(Aunurahman, 2010: 14).
Definisi pembelajaran yang sejalan dengan fokus kognitif, yakni
perubahan yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas
berperilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-
bentuk pengalaman lainnya. Definisi diatas memiliki 3 kriteria utama
yakni ; pembelajaran melibatkan perubahan, pembelajaran bertahan lama
seiring dengan waktu, dan pembelajaran terjadi melalui pengalaman.
Pembelajaran tidak dapat diamati secara langsung yang dapat diamati
adalah produk atau hasil akhirnya (Schunk ,2012: 5-6).
Pembelajaran didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau
membimbing siswa menuju proses pendewasaan dini. Pengertian tersebut
menerangkan pada proses mendewasakan yang artinya mengajar dalam
bentuk penyampaian materi tidak serta-merta menyampaikan materi
(transfer of knowlede), tetapi lebih pada bagaimana menyampaikan dan
mengambil nilai-nilai (transfer of value) dari materi yang diajarkan agar
dengan bimbingan pendidik bermanfaat untuk mendewasakan siswa.
Berbeda dengan pembelajaran tersebut, pembelajaran dapat dipahami
sebagai sebuah aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam mengatur dan
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
10
mengorganisasikan lingkungan belajar dengan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar
(Sugiyono dkk, 2011: 183).
Pembelajaran secara lebih operasional, yaitu sebagai suatu upaya
yang dilakukan pendidik atau guru secara sengaja dengan tujuan
menyampaikan ilmu pengetahuan, dengan cara mengorganisasikan dan
menciptakan suatu sistem lingkungan belajar dengan berbagai metode
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih optimal
(Irham,Wiyani. 2017: 131).
Pembelajaran adalah proses yang menggabungkan pekerjaan
dengan pengalaman. Apa yang dikerjakan orang di dunia manjadikan
pengalaman baginya. Pengalaman tersebut akan menambah keterampilan,
pengetahuan atau pemahaman yang mencerminkan nilai yang dalam
(Suprihatiningrum ,2017: 76).
3. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala
kegiatan pembelajaran pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari
sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F.
Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu prilaku
(behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
11
pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis untuk
buku yang berjudul preparing instructional Objective pada tahun 1962.
Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 di seluruh
lembaga pendidikan termasuk di indonesia. Penuangan tujuan
pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam
suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil yang
maksimal. Pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang
tujuan pembelajaran, yang satu sama lain memiliki kesamaan di samping
ada perbedaan sesuai dengan sudut pandangan garapannya. Robert F.
Mager (2012) misalnya memberikan pengertian tujuan pembelajaran
sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh
siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua
dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E.
Kapal (2011), juga Kemp (2007) yang memandang bahwa tujuan
pembelajarn adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam
perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
mengambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa
fakta yang konkret serta dapat dilihat dan fakta yang bersamar. Definisi
ketiga dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington (2014) yakini
tujuan pembelajaran adalah satuan pernyataan yang jelas dan menunjukkan
penampilan atau ketrampilan siswa tentu yang di harapkan dapat dicapai
sebagai tujuan belajar (Amirudin, 2016:53-55). Dari beberapa pengertian
tujuan pembelajaran oleh para ahli maka penulis menarik kesimpulan
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
12
bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu kemampuan yang diharapkan
diperoleh oleh siswa setelah melakukan rangkaian proses pembelajaran.
4. Unsur-Unsur Pembelajaran
Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran
adalah seorang siswa/peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja
untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, guru (pengajar) tidak termasuk
sebagai unsur sistem pembelajaran, fungsinya dapat digantikan atau
dialihkan kepada media sebagai pengganti, seperti: buku, slide, teks yang
diprogram, dan sebagainya. Namun seorang kepala sekolah dapat menjadi
salah satu unsur sistem pembelajaran, karena berkaitan dengan prosedur
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (Oemar Hamalik. 2011:66).
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan
Pembelajaran (2011:68), mengemukakan unsur-unsur pembelajaran
sebagai berikut :
a. Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru
1) Motivasi pembelajaran siswa
2) Kondisi guru siap membelajarkan siswa
b. Unsur pembelajaran kongruen dengan unsur belajar
1) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta
kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya
pembelajaran.
2) Sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada buku
pelajaran, pribadi guru, dan sumber masyarakat.
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
13
3) Pengadaan alat-alat Bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa
sendiri, dan bantuan orangtua.
4) Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif
5) Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu
diberikan binaan. Unsur-unsur pembelajaran di atas ini adalah satu
kesatuan yang harus terkumpul menjadi satu agar proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik dan tujuan
pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
5. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu mata
pelajaran/mata kuliah dengan tujuan untuk menghasilkan para siswa dan
mahasiswa yang memiliki jiwa agama dan taat menjalankan perintah
agamanya, bukan menghasilkan siswa dan mahasiswa yang
berpengetahuan agama secara mendalam. Jadi titik tekannya disini adalah
mengarahkan siswa dan mahasiswa agar menjadi orang-orang yang
beriman dan melaksanakan amal soleh sesuai dengan kemampuan masing-
masing (Syahidin, 2009 :3).
Senada dengan definisi diatas Pendidikan Agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa
dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan,
yang pada akhirnya dapat mengamalkan islam sebagai pandangan hidup
(Zakiah Daradjat dalam Gunawan Heri 2010: 201)
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
14
Pendidikan Agama Islam bermakna upaya mendidikan agama
Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan
sikap hidup seseorang. Dari aktivitas mendidikkan agama Islam itu
bertujuan untuk membantu seseorang atau sekelompok anak didik dalam
menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya
untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya (Muhaimin ,2007: 8).
Peneliti memberikan kesimpulan bahwa Pendidikan Agama
Islam bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan dan
bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak
mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang islam terutama
sumber ajaran yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses
sistem pembelajaran, di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan
media, serta faktor lingkungan (Sanjaya. 2010:52).
1. Faktor Guru
Guru pengaruhnya sangat besar dalam proses pembelajaran
Menurut Ahmad (2013:89) mengemukakan bahwa guru dapat menjadi
sebab kesulitan belajar diantaranya yaitu:
a. Guru tidak kualified, baik dalam pengambilan metode yang digunakan
atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya.
b. Hubungan guru dan muridnya kurang baik.
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
15
c. Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan
belajar.
Menurut Sanjaya (2010:52) guru tidak hanya berperan sebagai
model atau teladan bagi siswa yang diajarkan, tetapi juga sebagai
pengelola pembelajaran. Guru adalah komponen yang sangat menentukan
dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru,
bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi itu tidak mungkin bisa
diaplikasikan. Bedasarkan penjelasan di atas maka penulis menarik
kesimpulan bahwa guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawean
guru dalam mengunakan metode menyampaikan materi pembelajaran, dan
teknik pembelajaran setra kualitas keilmuan guru tersebut.
2. Faktor siswa
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa.
Aspek latar belakang Sanjaya (2010: 53) berpendapat meliputi jenis
kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial
ekonomi siswa,dari keluarga yang bagaimana siswa berasal, dan lain-lain;
sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan
dasar, pengetahuan, dan sikap. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa
memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokan pada siswa
yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang termasuk
berkemampuan tinggi biasanya ditunjukan oleh motivasi yang tinggi
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
16
dalam belajar, perhatian, dan keseriusan dalam mengikuti pelajaran, dan
lain-lain. Sebaiknya, siswa yang tergolong pada kemampuan rendah
ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak adanya keseriusan
dalam mengikuti pelajaran, termasuk menyelesaikan tugas, dan lain
sebagainya. Perbedanperbedaan semacam itu menurut perlakuan yang
berbeda pula baik dalam penempatan atau pengelompokan siswa maupun
dalam perlakuan guru dalam menyelesaikan gaya belajar. Demikian juga
halnya dengan tingkat pengetahuan siswa. Siswa yang memiliki
pengetahuan yang memadai tentang penggunaan bahasa standar, misalnya,
akan mempengaruhi proses pembelajaran mereka dibandingkan dengan
siswa yang memiliki tentang hal itu.
3. Faktor sarana dan prasarana
Menurut Hartinah (2011:79) yang mengemukakan bahwa faktor
sarana dan prasarana jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan
pada anak. Misalnya, tempat duduk yang kurang sesuai serta ruangan yang
gelap dan terlalu sempit akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Penyelenggaraan pendidikan moderen menghendaki agar tempat duduk
anak dan meja dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, ruangan kelas bersih,
terang dan cukup luas, serta kedisiplinan yang tidak kaku.
Sanjaya (2010:52) Mengemukakan mengenai faktor sarana dan
prasarana yang juga merupakan faktor yang sangat penting dalam
memepengaruhi proses pembelajaran, Menurutnya Sarana adalah segala
sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
17
pembelajaran, misalnya, media pembelajaran, alat-alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya; sedangkan prasarana adalah
segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan
proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah,
kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan parasarana anak
membantu guru dalam penyelengaraan proses pembelajaran: dengan
demikian sarana dan parasarana merupakan komponen penting yang dapat
memenuhi proses pembelajaran. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan
bahwasanya faktor sarana dan prasarana ini juga sangat berpengaruh sekali
terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran, apalagi pembelajaran
pada kurikulum 2013 yang mana memang lebih banyak praktek secara
langsung bukan hanya sekedar teori saja.
4. Faktor lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat
mengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor
iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi
jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa
mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar
akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok
belajar yang besar dalam suatu kelas berkecenderungan:
1) Sumber daya kelompok akan bertambah luas sesuai dengan jumlah
siswa, sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit.
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
18
2) Kelompok belajar akan kurang mampu memanfatkan dan mengunakan
semua sumber daya yang ada.
3) Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun.
4) Anggota kelompok yang terlalu banyak cenderung semakin banyaknya
siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan kelompok
(Sanjaya. 2010: 56).
5. Faktor Pendukung Keberhasilan Proses Pembelajaran
Faktor pendukukng keberhasilan telah kita ketahui bahwa proses
pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor guru, kurikulum,
tujuan yang ingin dicapai, sarana, lingkungan dan siswa itu sendiri. Dari
sekian banyak faktor ini, faktor guru mempunyai peranan yang lebih
menentukan daripada faktor yang lain, tanpa mengurangi faktor kondisi
siswa yang dihadapi. Disamping perencanaan guru yang memadai untuk
pelaksanaan pembelajaran, keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh
sikap guru dalam mengelola pembelajaran,keterampilan guru mengajukan
pertanyaan, pengetahuan guru, dan keterampilannya dalam menggunakan
media, dan masih banyak faktor pendukung lain yang dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang lebih baik.
Menurut Surprihatinngrum (2017: 93-99 ). Ada beberapa hal yang
menjadi komponen pendukung keberhasilan proses pembelajaran sebagai
berikut:
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
19
a. Sikap Guru dalam Pembelajaran
b. Sikap Ilmiah Dan Pengembangannya
c. Ketepatan Bahasa
d. Pengelolaan kelas
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa
faktor pendukung keberhasilannya suatu proses pembelajaran sangat
banyak sekali diantaranya seperti yang tercantum di atas yaitu sikap guru
dalam mengelola pembelajaran, pengetahuan guru, dan keterampilannya
dalam menggunakan media serta dalam mengelola kondisi kelas.
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran di dalam kelas
dapat membentuk karakter siswa. Pembelajaran yang efektif dapat
meningkatkan belajar siswa dikelas dan siswa lebih antusias dalam belajar.
Suksesnya siswa dalam hal pembelajaran dikelas dipengaruhi oleh guru,
siswa, dan sarana prasarana yang terdapat di sekolah tersebut.
6. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Pelajaran aqidah akhlak yakni mata pelajaran yang diampu oleh
siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Menengah maupun Umum.
Adapun Tujuan dari Pelajaran aqidah akhlak sebagai berikut :
a. Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan.
Serta pengalaman peserta didik tentang aqidah islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkrmbang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT.
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
20
b. Mewujudkan siswa yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu
maupun sosial. Sebagai penerapan dari ajaran dan nilai-nilai aqidah
islam.
Hal lain yang tidak kalah penting yakni ruang lingkup pelajaran
aqidah akhlak. Berikut ini merupakan ruang linhkup pelajaran aqidah
akhlak :
a) Aspek Aqidah meliputi; dasar dan tujuan aqidah islam, sifat-sifat
Allah SWT al-asma’ al-husna, iman kepada Allah SWT, iman kepada
kitab-kitab Allah SWT, Rasul Allah, hari akhir, serta qada dan qadar.
b) Aspek Akhlak meliputi ; bertauhiid, ikhlas, ta’at, khauf, taubat,
tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, qanna’ah, dan ta’aawun, berilmu,
kreatif, produktif, dan pergaulan remaja.
c) Aspek Akhlak meliputi; kufur, syirik, riya, nifaaq, ananiah, putus asa,
ghadlab, tamak, takabur, hasad, dendam, fitnah, dan namiimah.
(wawancara dengan Guru PAI)
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari pelajaran
aqidah akhlak adalah memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada
siswa agar mau menghayati dan meyakini dengan keyakinan yang benar
terhadap Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, dari akhir dan qadha qadar-Nya. Memberikan pengetahuan dan
bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan mengamalkan ajaran
islam tentang akhlak, baik yang berkaitan dengan hubungan antara
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
21
manusia dengan Allah SWT, manusia dengan dirinya, dan manusia dengan
lingkungannya.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilaksanakan dan dijadikan sebagai referensi
dalam penelitian ini adalah :
1. Skripsi berjudul “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Upaya Pemecahannya di SMA Surya Buana Malang”. Peneliti
bernama Yusuf dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang (2015) menjelaskan bahwa problematika pembelajaran Pendidikan
Agama Islam memiliki 3 faktor yaitu : 1) faktor internal, 2) Faktor
institusional. Faktor internal menjelaskan bahwa peran siswa dalam
pembelajaran PAI di kelas sangat minim dan guru diberikan waktu
mengajar kurang maksimal. Faktor institusional menjelaskan bahwa
pentingnya sarana dan prasarana bagi kegiatan belajar siswa di kelas
sangat berpengaruh. Persamaan dari skripsi ini adalah menjelaskan tentang
problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Perbedaannya
adalah penelitian ini mencangkup secara umum tentang problematika
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan upaya penmecahannya,
sedangkan peneliti lebih kompleks terhadap problematika pembelajaran
Pendidikan Agama Islam mata pelajaran Aqidah Akhlak.
2. Skripsi berjudul “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Siswa di MTs
Al-Mukarromah Karangjati Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap”.
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
22
Peneliti bernama Tri Puji Lestari dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Purwokerto (2011) menjelaskan bahwa problematika pembelajaran bahasa
arab terjadi ketika membaca dan menulis arab yang terbagi menjadi 2 yaitu
linguistik dan non linguistik. Linguistik meliputi sistem bunyi ketika
membaca siswa tidak bisa sekaligus memahami setiap kata bacaan dan
siswa belum terbiasa menulis dengan bahasa arab. Non linguistik meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, minat
serta motivasi. Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang
problematika dalam pembelajaran di sekolah menengah pertama (SMP).
Perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan pelajaran bahasa arab
sedangkan peneliiti menggunakan pelajaran aqidah akhlak.
3. Skripsi berjudul “Probelmatika Pembelajaran Qira’ah di kelas VIII B MTs
Negeri Maguwoharjo tahun 2012/2013”. Peneliti bernama Kokom
Komariah dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
(2013) menjelaskan bahwa problematika yang dihadapi oleh guru dan
siswa yaitu problematika linguistik, metodologis, dan sosiologis. Problem
linguistik seperti siswa belum fasih dan lancar dalam melafalkan huruf
arab, siswa masih banyak kesalahan dalam melafalkannya. Sedangkan
problem metodologis seperti tujuan belum tercapai, materi yang terlalu
tinggi, terbatasnya waktu, terbatasnya media pembelajaran ,metode belajar
yang monoton, serta sumber belajar yang belum maksimal dan belum
adanya laboratorium bahasa. Persamaannya adalah sama-sama membahas
tentang problematika pembelajaran. Perbedaannya adalah penelitian ini
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
23
menggunakan metode studi kasus yaitu bentuk penelitian kualitatif-
interaktif dalam pendidikan bahasa yang mendeskripsikan suatu aspek
pendidikan bahasa secara mendalam, termasuk lingkungan pendidikan
bahasa yang terlibat didalamnya yaitu manusia. Sedangkan peneliti
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Problematika Pembelajaran Pendidikan... Andes Imron Pamuji, Fakultas Agama Islam UMP, 2019