Upload
others
View
5
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah sakit
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medic.
Menurut UU No. 44/2009: Rumah sakit adalah instutusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.340/MENKES/PER/III/2010 adalah: Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat.
13
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
2. Tugas rumah sakit
Adapun tugas rumah sakit dalam Peraturan Menteri kesehatan
Republik Indonesia Nomor :159/KMENKES/Per/II/1988, adalah
melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan
penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa
yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan
(promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya
rujukan.
Tugas rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan adalah
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan bertanggung
jawab terhadap masyarakat terutama di wilayah cakupannya.
Sedangkan fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan
spesialistik atau medik sekunder dan pelayanan subspesialistik atau
medik tersier. Oleh karena itu produk utama (core product) rumah
sakit adalah pelayanan medic (Sari, Irine Diana, 2010).
3. Fungsi Rumah sakit
Rumah sakit juga memiliki fungsi dalam pelaksanaannya, Fungsi
Rumah sakit dilihat dari UU No 44/2009. memiliki fungsi Untuk
menjalankan tugas yaitu :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
14
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis; penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan.
c. Pemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam.
d. Rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang.
Untuk menyelenggarakan fungsinya, maka rumah sakit menyelenggarakan
kegiatan:
a) Pelayanan medis.
b) Pelayanan dan asuhan keperawatan.
c) Pelayanan penunjang medis dan nonmedis.
d) Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan.
e) Pendidikan, penelitian dan pengembangan.
f) Administrasi umum dan keuangan.
B. Persepsi
15
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menampilkan pesan. (Rakhmat,201)
Persepsi merupakan tahap paling awal dari serangkaian
pemprosesan informasi, dimana didalamnya ada proses mendeteksi dan
menginterpretasikan informasi dengan menggunakan pengetahuan yang
disimpulkan dalam ingatan yang mana prosesnya meliputi pencatatan
indera, pengenalan pola dan perhatian (Suharman, 2005).
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan
yaitu proses stimulus oleh individu melalui proses sensoris. Namun proses
itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan
diproses selanjutnya merupakan proses persepsi. Persepsi dapat
disimpulkan yaitu pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menampilkan pesan (Walgito 2002).
Proses dari persepsi sosial membentuk kesan tentang orang lain.
Kesan ini dibentuk berdasarkan pada informasi yang tersedia di
lingkungan, sikap terdahulu tentang rangsangan-rangsangan yang relevan.
Kesan tentang orang lain ini dapat berupa keramahan, baik hati, judes,
pelit, pemarah, pintar dan sebagainya. Proses persepsi dimulai dari
pengenalan terhadap tanda-tanda nonverbal atau tingkah laku yang
16
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
ditampilkan orang lain. Tanda-tanda tersebut merupakan informasi untuk
mengenali dan mengerti orang lain (Sarwono, 2011).
Pasien yang berobat di RSU Siti Aminah Muhammdiyah Bumiayu
akan berpersepsi dimana kesan yang mereka dapatkan tentang pelayanan
Rumah Sakit akan berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya
sebab stimulus akan mempengaruhi rangsangan pasien dalam berprilaku
sesuai informasi yang didapat dari lingkungan.
a. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut toha (2003) faktor yang mempengaruhi persepsi
antara lain:
a. Faktor internal: Perasaan, sikap dan keperibadian
individu, prasangka, keinginan atau harapan,
perhatian (fokus) , proses belajar, keadaan fisik.
b. Faktor exsternal: Latar belakang keluarga, informasi
yang diperoleh, pengetahuan kebutuhan sekitar,
intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak,
hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu
objek.
b. Proses Persepsi
Menurut Miftah Thoha (2003), proses terbentuknya
persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan
17
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan
pada uatu stimulus/rangsangan yang hadir dari
lingkungannya.
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak
adalah mekanis mefisik yang berupa penginderaan dan
syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang
dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau
melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian
mendaftar semua infirmasi yang terkirim kepadanya
tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari
persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan
arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses
interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman,
motivasi, dan kepribadian seseorang.
C. Fasilitas
Apabila melihat kepada peraturan presiden RI No.12 tahun 2013 tentang
jaminan kesehatan, tepatnya pada Bab I Ketentuan Umum pasal 1 No.14,
disebutkan bahwa pengertian dari fasilitas kesehatan adalah fasilitas
18
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, prefentif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat.
Selanjutnya menurut Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ” fasilitas
yaitu segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak
penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan
konsumen, dalam usaha yang bergerak dibidang jasa maka segala fasilitas
yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interiol, dam
eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang
berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapatkan konsumen
secara langsung.
Fasilitas yaitu segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan
disediakan oleh pihak jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen
(Kotler 2012).
Menurut Tjiptono (2007) desain dan tata letak fasilitas jasa erat
kaitannya dengan pembentukan persepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa,
persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas
berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggan.
Setiap perusahaan khususnya dibidang kesehatan atau rumah sakit
memiliki standar fisik yang meliputi:
19
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
1. Area Parkir
Adanya tempat parkir dilingkungan rumah sakit membuat tamu/pasien
nyaman.
2. Lobby
Tempat menunggu bagi para tamu/pasien dalam menerima layanan dari
resepsionis ataupun petugas rumah sakit.
3. Kamar
Sarana utama bagi pasien rawat inap, didalam kamar biasanya terdapat
tempat tidur, lemari, kamar mandi, kipas angina atau AC, dan
sebagainya.
a) Klasifikasi rumah sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun
2014. Pasal 12 ayat satu Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
c. Rumah Sakit Umum Kelas C dan
d. Rumah Sakit Umum Kelas D
b) Rumah sakit kelas D
Fasilitas dan kemampuan pelayanan medik Rumah Sakit Umum
Kelas D, antara lain:
a. Pelayanan medis
Pelayanan Medik paling sedikit terdiri dari:
20
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
1) Pelayanan gawat darurat
Pelayanan gawat darurat, harus diselenggarakan 24
(dua puluh empat) jam sehari secara terus menerus.
2) Pelayanan medik umum
Pelayanan medik umum, meliputi pelayanan medik
dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak,
dan keluarga berencana.
3) Pelayanan medik spesialis dasar
Pelayanan medik spesialis dasar, paling sedikit 2 (dua)
dari 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar
yang meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan
anak, bedah, dan/atau obstetri dan ginekologi.
4) Pelayanan medik spesialis penunjang
Pelayanan medik spesialis penunjang, meliputi
pelayanan radiologi dan laboratorium.
b. Pelayanan kefarmasian
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai,
dan pelayanan farmasi klinik.
c. Pelayanan keperawatan dan kebidanan
Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
21
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
d. Pelayanan penunjang klinik
Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan darah,
perawatan high care unit untuk semua golongan umur
dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan
rekam medik.
e. Pelayanan penunjang nonklinik
Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan
laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan
pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang,
ambulans, sistem informasi dan komunikasi,
pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan
kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air
bersih.
f. Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas
sebagai berikut:
1) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling
sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat
tidur untuk rumah sakit milik pemerintah.
2) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling
sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh tempat
tidur untuk rumah sakit milik swasta.
22
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
3) Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak
5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk
rumah sakit milik pemerintah dan rumah sakit
milik swasta.
c) Fasilitas BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan
lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Setiap warga negara
Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama
minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS (Ariyanti,2013).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2010), mendorong seluruh
negara mengembangkan jaminan kesehatan untuk semua penduduknya
(Universal Health Coverage). Dengan jaminan kesehatan tersebut
semua penduduk di negara yang mengembangkan jaminan kesehatan
ini termasuk peserta jaminan kesehatan (WHO, 2010).
Di Indonesia, pada tanggal 1 Januari 2014 telah didirikan suatu
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selaras dengan
tujuan Organisasi Kesehatan Dunia dalam mengembangkan jaminan
kesehatan untuk semua penduduk. BPJS Kesehatan ini merupakan
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
kesehatan (Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014).
23
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
BPJS Kesehatan harus memahami kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat yang dilayaninya dalam menentukan cara yang paling
efektif menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu. Zeithaml et al
(dalam Rangkuti, 2006) menyatakan bahwa pelayanan yang bermutu
terbentuk dari lima dimensi Service Quality (Servqual) yaitu,
kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik (Rangkuti,
2006).
D. Pelayanan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Iqbal
Mubarak dan Nurul Chayatin,2009)
Kualitas Pelayanan Menurut (Goetsch Davis 2010)
mendefinisikan “kualitas sebagai suatu kondisi dinamis yang
berhubungandengan produk, jasa, manusia, proses, danlingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan”.
Sedangkan menurut (Parasuraman,et al. 2008), service quality
dapat didefinisikan “sebagai seberapa jauh perbedaaan antar
kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang diterima atau
24
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
peroleh”.
Kualitas pelayanan merupakan hal yang mutlak yang harus
dimiliki oleh perusahaan atau instansi yang menawarkan jasa,
karena dengan kualitas pelayanan kepada konsumen, perusahaan
atau instansi dapat mengukur tingkat kinerja yang telah dicapai.
(Setiawan 2014).
Beberapa karakteristik individu yang diduga menjadi determinan
dan indikator kualitas pelayanan kesehatan dan mempengaruhi
tingkat kepuasan pasien, adalah (Utama, 2005) berikut ini:
a. Umur, masa hidup pasien, yang dinyatakan dalam satuan tahun
sesuai peryataan pasien.
b. Jenis kelamin, yang dapat digunakan untuk membedakan pasien
lakilaki atau perempuan.
c. Lama perawatan, sesuatu periode waktu yang dihitung sejak pasien
terdaftar resmi sebagai pasien rawat inap.
d. Sumber biaya, adalah sumber pembiayaan pasien untuk biaya
pelayanan kesehatan rumah sakit, seperti uang sendiri, asuransi,
bantuan sosial, atau kombinasi diantaranya, dan gratis.
e. Diagnosa penyakit, adalah kegiatan yang dilakukan oleh tugas
kesehatan untuk menentukan jenis, penyebab, dan cara
penyembuhan dari penyakit yang diderita pasien.
f. Pekerjaan adalah status pekerjaan pasien.
25
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
g. Pendapatan, adalah jumlah gaji atau penghasilan dalam untuk uang
dan barang (dikonversikan ke nilai uang) rata-rata setiap bulan dari
pasien.
h. Pendidikan, adalah status resmi tingkat pendidikan akhir pasien.
i. Suku bangsa, adalah identitas sosial budaya berdasarkan
pengakuan pasien, sehingga dapat dikelompokkan pada kelompok
suku bangsa tertentu, seperti Batak, Jawa, atau Melayu.
j. Tempat tinggal, adalah alamat rumah pasien, termasuk jarak antara
rumah dengan rumah sakit.
k. Kelas perawatan, adalah tipe ruangan tempat perawatan yang
menunjukkan padatingkatan pelayanan kesehatan seta pasilitas
yang diperoleh dan dapat dini kmati pasien di rumah sakit.
l. Status perkawinan, adalah identitas pasien sehingga dapat
dikategorikan sebagai sudah kawin, belum kawin, janda, atau duda.
m. Agama, adalah identitas pasien ynag dapat digunakan sebagai
dasar pengelompokan sebagai pemeluk Islam, Kriste Protestan,
Katolik, Hindu atau Budha.
n. Preferensi, adalah serangkaian alasan atau sebab mengapa pasien
memilih, menetapkan atau mengutamakan untuk dirawat di rumah
sakit tertentu.
a) Indikator pelayanan kesehatan
Selanjutnya, menurut Utama (2005) indikator pelayanan kesehatan yang
26
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
dapat menjadi prioritas menentukan kepuasan pasien, diantaranya
adalah seperti berikut:
a. Kinerja tenaga dokter, adalah prilaku atau penampilan dokter
rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan pada pasien,
yang meliputi ukuran: layanan medis, layanan nonmedis,
tingkat kunjungan, sikap, dan penyampaian informasi.
b. Kinerja tenaga perawat, adalah perilaku atau penampilan
tenaga perawat rumah sakit dalam proses pemberian pelayanan
kesehatan pada pasien, yang meliputi ukuran: layanan medis,
layanan non medis, sikap, penyampaian informasi, dan tingkat
kunjungan.
c. Kondisi fisik, adalah keadaan sarana rumah sakit dalam bentuk
fisik seperti kamar rawat inap, jendela, pengaturan suhu,
tempat tidur, kasur dan sprei.
d. Makanan dan menu, adalah kualitas jenis atau bahan yang
dimakan atau dikonsumsi pasien setiap harinya, seperti nasi,
sayuran, ikan, daging, buah-buahan, dan minuman. Menu
makanan adalah pola pengaturan jenis makanan yang
dikonsumsi oleh pasien.
e. Sistem administrasi pelayanan, adalah proses pengaturan atau
pengelolaan pasien di rumah sakit yang harus diikuti oleh
27
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
pasien (rujukan dan biasa), mulai dari kegiatan pendaftaran
sampai pase rawat inap.
f. Pembiayaan, adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan
kepada rumah sakit selaras pelayanan yang diterima oleh
pasien, seperti biaya dokter, obat-obatan, makan, dan kamar.
rekam medis, adalah catatan atau dokumentasi mengenai
perkembangan.
g. Kondisi kesehatan pasien yang meliputi diagnosis perjalanan
penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis, dan hasil
pelayanan.
b) Klasifikasi Pelayanan
Selanjutnya dikatakan bahwa pelayanan kepada pelanggan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Rambat Lupiyoadi, 2001) :
a. Information misalnya produk mencapai arah lokasi, jadwal
penyampain produk, peringatan, pemberitahuan, adanya
perubahan, dokumentasi, tanda terima dan konsultasi.
b. Order Taking meliputi pendaftaran keanggotaan di klub atau
program tertentu. Misalnya memsankan tempat duduk,
memberikan uangan khusus dan sebagainya.
c. Hospitality atau keramah tamahan. Klasifikasi ini meliputi
sambutan yang hangat dari petugas, adanya toilet atau kamar
28
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
mandi kecil yang bersih, fasilitas tunggu yang baik (majalah,
hiburan, koran), transportasi yang mudah dan keamanan.
d. Caretaking terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang
milik pelanggan yang mereka bawa, misalnya tempat parkir
yang luas dan aman, selain itu perhatian pada produk yang
dibeli pelanggan, misalnya pengemasannya kebersihannya dan
lain-lain.
e. Exception meliputi permintaan khusus, sebelum diantar,
penanganan komplain, pemecahan masalah dan jaminan
kegagalan pemakaian produk.f. Pembayaran meliputi interaksi
antara pelanggan dengan personil perusahaan, pengurangan
atas rekening.
c) Karakteristik Pelayanan
Pelayanan atau jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat
mempengaruhi rancangan program pemasaran yaitu (Philip
Kotler,1998):
a. Intangibility, tidak dapat dilihat dirasa dan dicium, didengar
atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. Dengan demikian
orang tidak dapat menilai kualitas jasa sebelum dia
merasakan/mengkonsumsinya sendiri. Dalam hal ini pemasar
jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti fisik
dan perbandingan pada penawaran abstraknya.Inseparability,
29
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
barang yang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu
dikonsumsi. Interaksi antara penyediaan jasa dan konsumen
merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Dalam
penyediaan jasa dan konsumen efektifitas individu yang
menyampaikan jasa merupakan unsur penting. Dengan
demikian kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses
rekruitmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan
karyawan.
b. Variability, jasa sangat variabel, banyak variasi bentuk, kualitas
dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut
dihasilkan dalam hal ini penyedia jasa dapat melakukan tiga
tahap dalam pengendalian kualitasnya:
1) Melakukan investasi, seleksi dan pelatihan personil
yang baik.
2) Melakukan standardisasi proses pelaksanaan jasa.
3) Memantau kepuasan konsumen melalui sistem saran
dan keluhan, survey konsumen sehingga pelayanan
yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.
c. Perishability, jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan
tidak dapat disimpan. Kamar hotel yang tidak dihuni, kursi
kereta api yang kosong akan berlalu/hilang begitu saja karena
tidak dapat disimpan untuk digunakan waktu yang lain.
30
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
d) Faktor-faktor kualitas pelayanan untuk pengukuran kepuasan pasien.
Menurut Parasuraman et at. (2008), juga menyatakan bahwa atribut yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan dapat dilihat
dari lima dimensi pokok, yaitu:
1) Bukti fisik (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan
dalam menunjukan eksisitensinya kepada pihak eksternal.
Penampilan dan kemempuan, sarana dan prasarana fisik
perusahaan yang dapat diandalkan merupakan bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi
fasilitas fisik (contoh: petugas parkir yang melayani
pengunjung ketika memarkirkan kendaraan meraka),
perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta
penampilan pegawainya.
2) Keandalan (reliability), kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanana sesuai dengan yang dijanjikan serta
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang bearti ketepaan waktu, pelayanan, yang sama
untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,sikap yang simpatik,
dan dengan akurasi yang tinggi.
3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk
membantu dan memberikan pelayanna yang cepat (responsif)
31
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
dan tepat kepada pelanggan, dengan menyampaikan informasi
yang jelas.
4) Jaminan dan kepastian (assurance), yaitu pengetahuan,
kesopanan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.
Hal ini meliputi komunikasi, kreadibilitas, keamanan,
kompetensi, dan sopan santun.
5) Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan
bersifat individu atau pribadi yang diberikan kepada para
pelanggan dengan berupaya memahami keinginana konsumen.
E. Kepuasan Konsumen
Kepuasan Konsumen menurut (Lupiyoadi dan Hamdani, 2008)
mengemukakan bahwa “kepuasaan merupakan tingkat perasaan
dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja
produk jasa yang diterima dan diharapkan”.
Sedangkan menurut (Schiffman dan Kanuk,2010)
mengemukakan bahwa “kepuasaan pelanggan adalah perbandingan
antara persepsi konsumen terhadap produk atau jasa dalam
kaitannya dengan harapan mereka masing-masing”.
Kepuasan merupakan suasana senang yang berasal dari
perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dari suatu
32
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
produk dengan harapannya (Nursalam 2011)
F. Metode Pengukuran Kepuasaan Konsumen
Menurut Kotler, 2009 ada 4 (empat) motode untuk mengukur
kepuasaan konsumen.
1. Sistem Keluhan dan Saran
Perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (custimer-oriented)
menyediakan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya
untuk menyampaikan saran, kritik, dan keluhan mereka.
2. Ghost Shopping (Mystery shopping)
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa untuk
berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensi
produk perusahaan dan pesaing.kemudian melaporkan hal-hal yang
berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan produk, mengamati dan
menilai cara penanganan yang lebih baik
3. Lost customer Analysis
Perusahaan berusaha menghubungi pelanggannya yang telah berhenti
membeli atau beralih ke perusahaan. Perusahaan berusaha untuk
mengamati apa yang menyebabkan pelanggan bepindah ke produk
atau jasa lain.
4. Survei Kepuasan Pelanggan.
Survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara
33
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para
pelanggannya.
Pengukuran kepuasaan melalui metode ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, sebagai berikut:
1) Directly reported satisfaction
Melakukan pengukuran secara langsung melalui pertanyaan
tentang tingkat kepuasaan pelanggan.
2) Derived dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni
besarnya harapan pelanggan tehadap atribut tertentu dan
besarnya kinerja yang mereka rasakan.
3) Problem analysis
Pelanggan supaya untuk mengukapkan masalah yang dihadapi
berkaitan dengan produk atau jasa dan memberika saransaran
perbaikan.
4) Importance-performanca analysis
Responden agar menilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja
perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut tersebut.
G. Indikator Mengukur kepuasaan
Indikator mengukur kepuasan Menurut (Tjiptono, 2006) antara
34
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
lain:
a) Jasa yang disediakan telah sesuai dengan harapan pelanggan
b) Kualitas pelayanan dan fasilitas yang tersedia telah sesuai dengan
harapan pelanggan
c) Kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut penting
telah sesuai dengan harapan pelanggan.
Kepuasan pasien menurut Pohan (2007) dapat diukur dengan
indikator berikut ini:
a) Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan. Dinyatakan oleh sikap
dan pengetahuan tentang:
1) Sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan
tempat saat dibutuhkan.
2) Kemudahan memperoleh layanan kesehatan, baik dalam
keadaan biasa ataupun dalam keadaan gawat darurat.
3) Sejauh mana pasien mengerti bagaimana sistem layanan
kesehatan itu bekerja, keuntungan dan tersedianya layanan
kesehatan.
b) Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan. Dinyatakan oleh sikap
terhadap:
1) Kompetensi teknik dokter dan atau profesi layanan kesehatan
lain yang berhubungan dengan pasien.
35
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
2) Keluaran dari penyakit atau bagaimana perubahan yang
dirasakan oleh pasien sebagai hasil dari layanan kesehatan.
c) Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan
antar manusia. Ditentukan dengan melakukan pengukuran:
1) Sejauh mana ketersediaan layanan rumah sakit menurut
penilaian pasien.
2) Persepsi tentang perhatian dan kepedulian dokter dan atau
profesi layanan kesehatan lain.
3) Tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap dokter.
4) Tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnosis.
5) Sejauh mana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasehat
dokte atau rencana pengobatan.
d) Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan. Ditentukan oleh
sikap terhadap:
1) Fasilitas fisik dan lingkungan layanan kesehatan.
2) Sistem perjanjian, termasuk menungu giliran, waktu tunggu,
pemanfaatan waktu selama menunggu, sikap mau menolong
atau kepedulian personel, mekanisme pemecahan masalah
dan keluhhan yang timbul.
3) Lingkup dan sifat keuntungan layanan kesehatan yang
ditawarkan.
36
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
H. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori Parasuraman et at. (2008), Tjiptono (2006)
Pelayanan
• Bukti Fisik • Kehandalan • Daya Tanggap • Jaminan • Empati
Fasilitas umum Rumah sakit
Kepuasan Pasien
Fasilitas
• Jasa yang disediakan telah sesuai dengan
harapan pelanggan
• Kualitas pelayanan dan fasilitas yang tersedia
telah sesuai dengan harapan pelanggan
• Kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah
atribut penting telah sesuai dengan harapan
pelanggan
37
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
I. Kerangka Konsep
Persepsi Pasien tentang Fasilitas dan pelayanan akan
menentukan tingkat kepuasaan pelanggan, artinya semakin
berkualitas fasilitas dan pelayanan yang dirasakan oleh pasien akan
meningkatkan kepuasaan pasien pada rumah sakit tersebut.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian sebelumnya maka fasilitas
dan pelayanan sebagai variabel bebas dan kepuasan pasien sebagai
variabel terikat, hubungan antar variabel penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Persepsi Pasien Tentang Fasilitas
Persepsi Pasien tentang Pelayanan
Kepuasan Pasien
38
Hubungan Persepsi Pasien..., SATRIA AL GHIFARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019
J. Hipotesis Penelitian
1) Ha : Ada Hubungan Persepsi Pasien tentang Fasilitas terhadap
kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah
Bumiayu.
Ho : Tidak ada Hubungan Persepsi tentang Fasilitas terhadap kepuasaan
pasien Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu.
2) Ha : Ada Hubungan Persepsi Pasien tentang Pelayanan terhadap
kepuasan pasien Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah
Bumiayu.
Ho : Tidak ada Hubungan Persepsi Pasien tentang Pelayanan terhadap
kepuasaan pasien Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah
Bumiayu.