19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum wajib senantiasa menjalankan profesinya dengan integritas yang tinggi dan menegakkan serta melaksanakan keadilan (duty of uphold justice and the administration of justice). 2. Seorang pengemban profesi hukum selalu menjalankan profesinya dengan penuh rasa pengabdian kepada masyarakat berdasarkan kejujuran, keterbukaan dan kepatuhan (principle of honestly, center and reasoribleness). 3. Seorang pengemban profesi hukum, hanya wajib menangani persoalan hukum dimana dirinya memiliki kompetensi untuk menanganinya dan harus melaksanakan semua, dan setiap pelayanan jasa hukum yang disanggupinya untuk diberikan demi kepentingan klien atau pihak lain atau pihak lain (principle of professionalism competenc). 4. Seorang pengemban profesi hukum harus senantiasa memberikan pelayanan jasa hukum dan atau melaksanakan keahlian hukumnya, termasuk pengakhiran pelayanan jasa hukumnya dengan penuh kehati-hatian, kerajinan, efisiensi, dan cara yang beradab demi tingkat kualitas pelayanan yang diberikan setara dengan apa yang diharapkan dari seorang pengemban profesi hukum yang kompetensi dalam situasi yang serupa, dan senantiasa menghindarkan diri dari perilaku atau tindak tanduk yang tidak sesuai dengan kepatutan, kepantasan, dan atau standar professional (principle of prudence and reasonable devotiin to professional standar of performance, duty to avoid professional impropierty and indency). 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Profesi Hukum

1 Seorang pengemban profesi hukum wajib senantiasa menjalankan profesinya dengan

integritas yang tinggi dan menegakkan serta melaksanakan keadilan (duty of uphold

justice and the administration of justice).

2. Seorang pengemban profesi hukum selalu menjalankan profesinya dengan penuh rasa

pengabdian kepada masyarakat berdasarkan kejujuran, keterbukaan dan kepatuhan

(principle of honestly, center and reasoribleness).

3. Seorang pengemban profesi hukum, hanya wajib menangani persoalan hukum dimana

dirinya memiliki kompetensi untuk menanganinya dan harus melaksanakan semua,

dan setiap pelayanan jasa hukum yang disanggupinya untuk diberikan demi

kepentingan klien atau pihak lain atau pihak lain (principle of professionalism –

competenc).

4. Seorang pengemban profesi hukum harus senantiasa memberikan pelayanan jasa

hukum dan atau melaksanakan keahlian hukumnya, termasuk pengakhiran pelayanan

jasa hukumnya dengan penuh kehati-hatian, kerajinan, efisiensi, dan cara yang

beradab demi tingkat kualitas pelayanan yang diberikan setara dengan apa yang

diharapkan dari seorang pengemban profesi hukum yang kompetensi dalam situasi

yang serupa, dan senantiasa menghindarkan diri dari perilaku atau tindak tanduk yang

tidak sesuai dengan kepatutan, kepantasan, dan atau standar professional (principle of

prudence and reasonable devotiin to professional standar of performance, duty to

avoid professional impropierty and indency).

21

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

22

5. Seorang pengemban profesi hukum harus melaksanakan profesinya dengan penuh

kejujuran dan keterbukaan serta mendukung setiap upaya untuk mencegah praktik

hukum yang tidak sah (duty of prevotion of unauthorized legal practice).

6. Seorang pengemban profesi hukum harus memelihara dan menjaga kepercayaan dan

rahasia yang menyangkut urusan dan kepentingan yang sah dari klien dan atau pihak

pencari keadilan lain yang mempercayakan urusan dan kepentingan kepadanya

(principle of trust and confidentidity).

7. Seorang pengemban profesi hukum harus senantiasa membuat keputusan profesional

yang bebas demi kepentingan klien atau pencari keadilan lainnya, dan menghindarkan

diri dari timbulnya benturan antara kepentingan klien dengan kepentingan pribadinya

dan antar klien lain atau pihak ketiga (principle of impartiality and avoidance of

conflict of interest).

8. Seorang pengemban profesi hukum wajib mengesampingkan dan atau mencegah

pemanfaatan secara tidak wajar dan atau tidak adil atas kedudukan hukum dan non

hukum yang lemah atau kurang menguntungkan dari warga masyarakat di dalam atau

diluar pengadilan (duty to avoid anda to prevent any unjust and unfair legal practice

to exploit any person disadvatageous legal or otherwisw circumstances).

9. Seorang pengemban profesi hukum harus selalu berupaya dan mendukung setiap

upaya untuk memajukan dan mengembangkan sistem hukum dan sistem peradilan

(duty to continuous of fort to improve the legal sistem and justice system).

10. Setiap pengemban profesi hukum dalam melaksanakan profesinya, harus selalu

berpartisipasi aktif dalam upaya menghormati dan mengawasi pelaksanaan tugas

pengembanan profesi hukum, baik oleh pengemban profesi hukum yang memiliki

bidang yang sama atau pun yang berbeda, demi mempertahankan integritas dan

kehormatan profesi hukum pada umumnya (principle of mutual respect and incessant

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

23

consciousness to preserve honor and integrity amongs members of the legal

profession).

11. Kecuali terdapat alasan yang sah untuk bersikap dan bertindak sebaliknya, setiap

pengemban profesi hukum wajib senantiasa menghormati serta menanti setiap

keputusan dan atau tindakan disipliner yang dimaksudkan untuk menegakkan prinsip

moral umum dan kode etik profesi yang berlaku terhadapnya (duty to honor and

respect instified and reasonablenary rulings and decision endorsed by the

profession)8

B. Persyaratan Hukum yang Adil

1. Setiap hukum pada hakekatnya hanya dapat memerintahkan hal-hal yang dibenarkan

oleh moral.

2. Setiap hukum harus selalu memuat ikatan yurisdiksi para legislator yang dibatasi

wewenangnya oleh masyarakat untuk menjadi kebaikan umum.

3. Setiap hukum harus menghormati tuntutan keadilan distributif, yakni hukum dapat

mendistribusikan beban dan privellege yang sama kepada subyek hukum sesuai

kemampuan.

4. Setiap hukum pada prinsipnya tidak menghalangi HAM, kecuali hal-hal tertentu hak

seseorang memang dibatasi.

5. Hukum itu harus bisa dijalankan secara fisik maupun moral.

6. Hukum harus berguna dan mendatangkan keuntungan bagi kesejahteraan umum,

yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat dan menuntun

manusia menjadi beradap. (Karlh Pecshare).

8 Hufron,Etika Profesi Hukum,Presentasi Word,Semester 6, Bahan ajar ke Empat,2016,Untag 1945 Surabaya,Surabaya

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

24

C. Perbedaan Peraturan Perundang-Undangan dan Kode Etik Profesi

1. Peraturan Perundang-Undangan

a. Segi pembuat : Legislator

b. Berisi kaedah : perintah, larangan, ijin, dispensasi

c. Sanksi hukum : pidana, perdata, administrasi

d. Pemberi sanksi : hakim

2. Kode Etik Profesi

a. Segi pembuat : organisasi profesi

b. Berisi : kewajiban dan larangan, tanggung jawab

c. Sanksi : sanksi administratif & sanksi etis

d. Pemberi sanksi : dewan kode etik.9

D. Kriteria Profesi Hukum dan Profesi (Officium Nobile)

1. Dua prinsip penting dalam menjalankan profesi luhur ( officium nobiles ) :

a. Mendahulukan kepentingan orang yang dibantu atau klien;

b. Mengabdi pada tuntutan luhur profesi ( altruisme ).

2. Tiga ciri moralitas tinggi pengembang profesi hukum :

a. Berani berbuat dengan tekad untuk bertindak sesuai tuntutan profesi

b. Sadar akan kewajibannya

c. Memiliki idealisme yang tinggi. 10

9 Hufron,Etika Profesi Hukum,Presentasi Word,Semester 6, Bahan ajar ke dua,2016,Untag 1945 Surabaya,Surabaya

10 Hufron,Etika Profesi Hukum,Presentasi Power point,Semester 6, Bahan ajar ke tiga,2016,Untag 1945 Surabaya,Surabaya

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

25

E. Perbedaan Etika dan Hukum

Perbedaan Etika dan Hukum

No. Bidang No. Sifat No. Tujuan No. Sanksi

01. Etika 01.

02.

Baik atau buruk

Moral

01.

02.

Mengatur

perilaku

Berakhlak baik

Sanksi moral

02. Etiket Sopan santun 01.

02.

Tata krama

Pergaulan formal

Tidak sopan

03. Kode Etik Etik Internal

profesi

01.

02.

Tata tertib

Memelihara

perilaku

01.

02.

03.

Teguran lisan/

tertulis

Skrosing

Pemecatan

04. Disiplin Pengaturan

Umum

Ketertiban

individual &

organisasian

01.

02.

03.

04.

05.

Teguran lisan/

Tertulis

Skorsing

Pemecatan

Pembubaran

Pelarangan

05. Hukum Hukum public 01.

02.

Menjaga

ketertiban

Keadilan umum

01.

02.

03.

Sanksi perdata

Sanksi pidana

Sanksi

administratif

Tabel 2.1.11

11 Ibid.,h.3.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

26

F. Penasehat Hukum dan Bantuan Hukum

Istilah penasehat hukum dan bantuan hukum adalah istilah baru. Sebelumnya

dikenal istilah pembela, advokat, Procureur ( Pokrol ), dan pengacara. Istilah penasehat

hukum dan bantuan hukum memang lebih tepat dan sesuai dengan fungsinya sebagai

pendamping tersangka atau terdakwa dalam pemeriksaan dari pada istilah pembelaan.

Istilah pembela itu sering disalah tafsirkan, seakan-akan berfungsi sebagai

penolong tersangka atau terdakwa bebas atau lepas dari pemidanaan walaupun ia jelas

bersalah melakukan yang didakwakan itu. Pada hal fungsi pembela atau penasehat

hukum itu ialah membantu hakim dalam usaha menemukan kebenaran materiil,

walaupun bertolak dari sudut pandangan subjektif, yaitu berpihak kepada kepentingan

tersangka atau terdakwa.

Perbedaan antara hakim, penuntut umum ( jaksa ), dan penasehat hukum ialah

pada posisi dan penilaiannya. Sangat terkenal ucapan Taverne yang banyak dikutip, yang

mengatakan bahwa hakim berpangkal tolak pada posisinya yang obyektif dan

penilaiannya yang obyektif pula, sedangkan penuntut umum yang mewakili Negara dan

masyarakat berpangkal tolak pada posisinya yang subyektif, tetapi penilaiannya

obyektif. Berbeda dengan itu, penasehat hukum atau pembela itu berpangkal tolak yang

subyektif karena mewakili kepentingan tersangka dan terdakwa, dan penilaiannya yang

subyektif pula. Meskipun demikian, penasehat hukum itu berdasarkan legitimasi yang

berpangkal pada etika, ia harus mempunyai penilaian yang obyektif terhadap kejadian –

kejadian disidang pengadilan. Istilah penasehat hukum pertama kali dipakai oleh

Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman (UUPKK) tahun 1974. Sekarang dengan

Undang-Undang nomer 4 Tahun 2004 dipakai istilah advokat. Bantuan diatur didalam

empat pasal, yaitu pasal 37, 38, 39, dan 40. Pasal 38 berbunyi : “dalam perkara pidana

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

27

seorang tersangka sejak saat dilakukan penangkapan dan/atau penahanan berhak

menghubungi dan memintak bantuan advokat.”

Etika seorang penasehat hukum atau advokat tercantum didalam pasal 39

UUPKK tahun 2004 yang berbunyi : “Dalam memberi bantuan hukum sebagaimana

dimaksud didalam pasal 37, advokat wajib membantu penyelesaian perkara dengan

menjunjung tinggi hukum dan keadilan.”

Ketentuan ini berarti penasehat hukum atau advokat tidak boleh mengganggu

penyelesaian perkara, misalnya mengulur – ulur waktu, melakukan bantahan atau

eksepsi yang mengada – ada.

Ketentuan yang tercantum dalam UUPKK tersebut sebenarnya merupakan

ketentuan dasar, dan telah merupakan ketentuan yang universal. Sebagaimana telah

disebut di dalam Bab 1, dalam The International Covenant on Civil and Political Rights

article 14 sub 3d. kepada tersangka/terdakwa diberikan jaminan “diadili dengan

kehadiran terdakwa, membela diri sendiri secara pribadi atau dengan bantuan penasehat

hukum menurut pilihannya sendiri, diberi tahu tentang hak – haknya ini jika ia tidak

mempunyai penasehat hukum dan ditunjuk penasehat hukum untuk dia jika untuk

kepentingan peradilan perlu untuk itu, dan jika ia tidak mampu membayar penasehat

hukum ia dibebaskan dari pembayaran.” Penjabaran ketentuan yang universal dan

terawat pula dalam UUPKK itu, tercantum dalam KUHAP, terutama pasal 54 sampai

dengan pasal 57 ( yang mengatur hak – hak tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan

penasehat hukum ) dan pasal 69 samapai dengan pasal 74 ( mengenai tata cara penasehat

hukum berhubungan dengan tersangka atau terdakwa ). Yang sangat penting dan

merupakan penjabaran ketentuan yang bersifat inovatif UUPKK ialah pasal 69 yang

menentukan bahwa penasehat hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

28

ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan menurut tata cara yang

ditentukan oleh KUHAP. Selanjutnya, dalam pasal berikutnya yaitu pasal 70 ayat ( 1 )

KUHAP, penasehat hukum itu berhak berbicara dengan tersangka pada setiap tingkat

pemeriksaan dan setiap waktu untuk kepentingan pembelaan perkaranya.

Walaupun penasehat hukum itu diberi kekeluasaan dalam berhubungan dengan

tersangka atau terdakwa, ia tidak boleh menyalahgunakan haknya itu. Yang mana

termasuk penyalahgunaan, tidak dijelaskan oleh undang-undang. Menurut pendapat

penulis, penasehat hukum tersebut harus tetap terikat pada kode etik seorang penasehat

hukum, yang telah disebut dimuka, yaitu ia harus menjunjung tinggi pancasila, hujum,

dan keadilan. Ia tidak boleh misalnya mengajar tersangka supaya menyangkal jika

tersangka telah mengakui kesalahannya, atau misalnya mengajar tersangka supaya

berpura – pura gila, supaya ia lepas dari tuntutan hukum sesuai dengan pasal 44

KUHAP.

Disamping itu, seorang penasehat hukum wajib pula memegang teguh rahasia

kliennya ia misalnya tidak boleh membocorkan pengakuan kliennya kepada pihak lawan

( penuntut umum ).

Apabila peringatan tersebut tidak diindahkan, maka hubungan tersebut diawasi

oleh pejabat tersebut diatas ( pasal 70 ayat ( 3 ) KUHAP ). Setelah diawasi haknya masih

disalahgunakan, maka hubungan tersebut disaksikan oleh pejabat tersebut ( pasal 70 ayat

( 4 ) KUHAP ), dan jika tetap dilanggar maka hubungan selanjutnya dilarang.

Pembicaraan antara penasehat hukum dengan tersangka diawasi oleh pejabat tersebut di

atas, tetapi tidak mendengar pembicaraan, kecuali terhadap kejahatan terhadap keamanan

Negara ( pasal 71 ayat ( 1 ), dan ( 2 ) KUHAP ).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

29

Turunan berita acara diberikan kepada tersangka atau penasehat hukumnya untuk

kepentingan pembelaannya ( pasal 72 KUHAP ). Selanjutnya ditentukan pula bahwa

larangan hubungan antara penasehat hukum dan tersangka karena penyalahgunaan hak

seperti tersebut di muka ( pasal 70 ayat ( 2 ), ( 3 ), dan ( 4 ), dan pasal 71 KUHAP ) tidak

boleh dilakukan lagi setelah perkara dilimpahkan oleh penuntut umum kepada

pengadilan negeri untuk disidangkan ( pasal 74 KUHAP ).

Demikianlah, tata cara hubungan penasehat hukum dengan tersangka atau

terdakwa yang sangat bebas. Masih ada ketentuan lain yang menunjukkan bahwa benar –

benar oleh undang-undang telah dijamin kebebasan tersangka untuk memperoleh

bantuan hukum. Ketentuan tersebut benar – benar telah merombak bantuan hukum.

Ketentuan tersebut benar – benar telah merombak system lama dalam pemeriksaan yang

bersifat inkisitor ( inquisitoir ) karena ditentukan bahwa penasehat hukum dapat

mengikuti jalannya pemeriksaan dengan cara melihat serta mendengar pemeriksaan

dalam tingkat penyidikan, kecuali dalam hal kejahatan terhadap keamanan Negara,

hanya melihat tetapi tidak mendengar pemeriksaan terhadap tersangka ( pasal 115 ayat (

1 ), dan ( 2 ) KUHAP.

Akan tetapi, ini masih perlu dijabarkan dalam peraturan tentang bantuan hukum

terutama bagi si miskin, jangan sampai yang menikmati fasilitas itu hanya penjahat

golongan mampu belaka. Sehubungan dengan ini perlu diperhatikan ketentuan dalam

pasal 114 yang menentukan bahwa sebelum dimulainya pemeriksaan, penyidik wajib

memberitahukan kepada tersangka tentang haknya untuk mendapat bantuan hukum dan

dalam hal yang ditentukan dalam pasal 56 ( yang diancam pidana mati atau 15 tahun

penjara atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam pidana lima tahun

atau lebih yang tidak mempunyai penasehat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

30

pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjukkan penasehat

hukum bagi mereka ), wajib didampingi oleh penasehat hukum.

Perlu diketahui pula siapa – siapa yang melakukkan bantuan hukum di Indonesia

dewasa ini. Dimuka telah disebut bahwa sering dipakai istilah pembela, advokat,

procureur, dan pengacara.

Untuk menjabat advokat, memerlukan pengangkatan yang menurut Reglement op

de Rechterlijke Organisafie en het beleid de Justitie disingkat RO ( sbld 1848 Nomer 57

). Menurut pasal 186 RO tersebut, advokat yang merangkap Procureur diangkat dan

diberhentikan oleh gubernur jenderal. Mestinya sekarang dibaca “Presiden”, yang

prakteknya dilaksanakan oleh menteri kehakiman.

Disitu disebut juga Procureur yang umumnya sama saja dengan advokat, kecuali

bahwa Procureur itu dimaksudkan agar dalam beracara dibidang perdata karena

umumnya yang beperkara bukan ahli hukum, maka perlu diawali oleh seorang ahli

dibidang hukum, yang disebut Procureur.

Jadi, menurut system hukum acara perdata Belanda yang berdasarkan asas

konkordansi berlaku pula di Indonesia (Reglement of de Recht wardering) merupakan

suatu keharusan adanya seorang Procureur yang mewakili dalam berperkara perdata.12

G. Pengabdian Kepada Kepentingan Umum ( public service )

Advokat senantiasa bersedia membantu dan menolong orang – orang yang berada

dalam kesulitan karena mempunyai suatu permasalahan, memberikan bantuan jasa - jasa

12 Prof.Dr.Jur.Andi Hamzah. Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Kedua. Jakarta. Sinar Grafika. 2016. HLM. 89 – 94.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

31

hukum kepada siapa pun juga yang memerlukan guna terhindar dari kasus permasalahan

yang dihadapinya, tentu dengan batas – batas keyakinannya dengan pengertian bahwa

yang akan dibela ( client ) tidak akan menjadi korban ketidak adilan. Advokat tidak

mempromosikan diri, tidak mencari perkara akan tetapi sebaliknya orang yang

memerlukan, membutuhkan ( client ) minta bantuan jasa – jasa hukum kepadanya.

Kepentingan masyarakat kepentingan umum lebih diutamakan dari pada kepentingan

pribadi.

H. Profesi advokat tidak untuk mencari kekayaan

Advokat bukanlah pegawai negeri, bukanlah pegawai sesuatu badan atau instansi

akan tetapi merupakan pekerjaan swasta. Advokat tidak digaji oleh pemerintah, sehingga

honorarium balas jasa yang diperolehnya berasal dari klient sepihak dan bersifat

incidental.

Tidak boleh menerima honorarium lain dalam perkara lain yang bertentantangan

dengan perkara yang sedang dibela, dan menarik honorarium dan keuntungan yang

berlipat ganda. Kegiatan profesi advokat tidak diperkenankan lebih mengutamakan

kepentingan kepada penegakan hukum.

I. Hubungan kepercayaan dengan klient

Kredibilitasi advokat merupakan pertaruhan dalam profesinya, sampai sejauh

mana ia dapat menjamin mempertanggung – jawabkan serta sejauh mana dapat

menjamin dan menyimpan rahasia klient yang dipercayakan kepadanya.

Dalam memberikan jasa – jasa hukum kepada klient maka sebelum bertindak,

harus dapat bahan data selengkapnya yang menyangkut permasalahan, bagaimana

hubungan causalitas facta delicti dengan facta yuridis yang menyangkut permasalahan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

32

kasus yang dihadapi klient. Klient berkewajiban memberikan keterangan – keterangan

yang jelas menyangkut dirinya, namun sebaliknya klient akan mendapatkan

perlindungan hukum sepenuhnya dari advokat.

Bahan dan data lengkap yang telah dicurahkan menyangkut segala permasalahan

dan segala problema yang dihadapi, terkadang – kadang sampai kepada semua hal – hal

yang sangat konfidencial dan principal bagi dirinya, perlu direkam dan didokumentir

oleh advokat yang membela.

Bahkan sebaliknya advokat dalam memberikan bantuan kepada klient wajib

berusaha sekuat tenaga dan pikiran dengan sungguh – sungguh memberikan bantuan

hukum tersebut baik dalam usaha perdamaian maupun dalam berpekara kasus perdata

dan pidana, di dalam maupun di luar sidang pengadilan. Demikian akan menimbulkan

kepercayaan penuh klien ( terbela ) terhadap yang membela.

J. Merahasiakan pribadi klient yang dibela

Dengan saling adanya kepercayaan klient yang dibela dengan advokat yang membela,

karena segala rahasia pribadi klient merupakan rahasia jabatan yang wajib dipegang

teguh dalam menjalankan profesinya. Kepadanya diwajibkan menyimpan rahasia –

rahasia tertentu terutama yang menyangkut persona pribadi klient dan segala apa tentang

permasalahan dsn wajib mendapat perlidungan utama dari advokat yang memberikan

bantuan hukum ( The Lawyer has to protect his client ). Advokat jangan sekali – kali

menyalahgunakan kewenangannya dengan memberikan keterangan atau informasi klient

guna kepentingan sendiri atau jangan memberitahukan kepada pihak lawan berpekara

dengan mendapatkan imbalan pula dari pihak lawan. Kepentingan person advokat harus

jauh dan tidak dicampur adukkan dan atau bertentangan dengan kepentingan klient. Dari

itu sebabnya seorang advokat dilarang mempunyai kepentingan di dalam perkara yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

33

dibela dalam arti misalnya seorang klient yang tidak mempunyai biaya perkara lalu biaya

ditanggung sepenuhnya oleh advokat yang membela dan atau memberikan uang kepada

klient dengan memperjanjikan secara semena – mena bahwa perkaranya nanti menjadi

miliknya.

Perlindungan rahasia klient merupakan kewajiban moral dan kewajiban hukum

dan termasuk dan termasuk rahasia jabatan seorang advokat. Bagi klient yang merasa

dirugikan atau merasa rahasia pribadinya tidak terlindungi, mereka mempunyai hak

tuntutan hukum terhadap advokat yang membela.

Dalam pasal 322 KUHP walaupun tidak secara tegas – tegas, dinyatakan :

advokat berkewajiban menyimpan rahasia yang dibelanya ( klient ) namun pasal ini

dapat digunakan landasan penuntutan. Pasal ini menyatakan : “barangsiapa dengan

sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencahariannya

baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama

Sembilan bulan.”

Namun demikian hal itu tergantung ketentuan terakhir pada pihak pengadilan

yang memeriksa dan memutus perkara sesuai dengan pasal 146 ayat 3e HIR.

Pasal ini dapat diterapkan kepada advokat sekirannya ternyata dalam melakukan

pembelaan telah membuka rahasia yang dibelanya ( klient ) merasa tidak terima. Dengan

penerapan pasal ini lalu bukan berarti advokat tidak terlindungi dirinya, karena dalam

memeriksa dan mengadili, pengadilan berkewajiban pula memberikan pertimbangan

hukum dengan melihat pasal 50 KUHP. Karena pasal tersebut menyatakan: “barangsiapa

melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana.”

Selanjutnya dalam pasal 51 ayat ( 1 ) KUHP menyatakan: “barangsiapa melakukan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

34

perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang

berwenang tidak dipidana.”13

K. Hak – Hak Tugas Kewajiban & Larangan – larangan

Bahwa apa yang menjadi hak dan tugas kewajiban serta larangan – larangan bagi

profesi Advokat didasarkan dan berpedoman pada Kode Etik Advokat – PERADIN /

IKADIN. Walaupun belum merupakan suatu peraturan perundangan namun adalah tidak

salah menjadi kewajiban dalam profesi Advokat yang merasa dirinya sadar guna

mentaatinya penuh rasa tanggung jawab termasuk para Advokat diluar organisasi

PERADIN/IKADIN. Masalahnya bila terjadi pelanggaran oleh Advokat yang

menjalankan profesinya lalu bagaimana sanksinya. Sanksi terhadap pelanggaran kode

etik yang selama ini diterapkan dilakukan oleh organisasi profesi Advokat menurut

procedure peradilan kode etik Advokat oleh organisasi profesi Advokat itu sendiri.

Di sini tampak peranan organisasi profesi Advokat itu dalam turut mengawasi

dan melindungi para anggotanya.

L. Hak-hak Tugas Advokat

1 Hak mandiri ( independence )

Profesi Advokat adalah mandiri dalam arti bebas, merdeka dan berdiri sendiri yang

bertanggung jawab. Bebas mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan atau pendapat yang

dikemukakan terutama di dalam sidang pengadilan dalam rangka pembelaan sesuatu

perkara yang menjadi tanggung jawabnya baik dalam sidang terbuka maupun sidang

tertutup kecuali itu merupakan perbuatan yang dapat diancam hukuman pidana.

13 Lasdin WLas,S,H ,cakrawala advokat indonesia.,Yogyakarta. Liberty,Yogyakarta.,1989.,h.6-9.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

35

2 Kedudukan sama dalam persidangan

Didalam suatu persidangan baik dalam perkara perdata maupun pidana baik itu unsur

Hakim – Jaksa – Advokat/Penasehat Hukum, mereka adalah sama-sama para Sarjana

Hukum mempunyai kedudukan yang sama di dalam persidangan untuk menemukan

kebenaran dan keadilan berdasarkan hukum walaupun fungsi tugas nya berlainan,

dalam suatu jajaran penegak hukum.

3 Hak ingkar

Hak ingkar adalah hak seorang yang diadili untuk mengajukan keberatan-keberatan

disertai alasan-alasan terhadap seorang hakim yang akan atau sedang mengadili

perkaranya.

4 Hak menerima uang jasa

Advokat yang membela klient baik didalam maupun diluar sidang pengadilan berhak

menerima uang jasa sebagai imbalannya, dari klient yang dibelanya.

5 Hak menyimpan rahasia klient

6 Membuka sendiri Kantor Advokat, terutama dalam wilayah tempatnya berdomicili.

7 Minta keterangan yang diperlukan Dalam menjalankan tugas kewajibannya

memerlukan data keterangan dari instansi pemerintah atau organisasi pemerintah

ataupun swasta.

8 Menjalankan praktek peradilan di seluruh wilayah hukum Negara RI.

9 Hak immunitas yaitu hak kekebalan.

10 Hak Retensi

Hak untuk tidak mengembalikan surat-surat yang dipegang sebelum honorariumnya

dilunasi terlebih dahulu. Akan tetapi hak ini hanya dapat digunakan para Advokat

sebagai pengecualian.

11 Hak memilih dan dipilih atau menjadi anggota/pengurus dari organisasi Advokat.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

36

M. Tugas kewajiban Advokat

Tugas profesi advokat adalah bebas berani, penuh tanggung jawab, Tugas

kewajiban ini pada pokoknya dapat diperinci sebagai berikut : pengadilan kepada setiap

orang yang memerlukannya karena terancam jiwa kebebasan, hak milik dan nama

baiknya, dengan mencurahkan segenap keahlian berdasarkan kepada ilmu pengetahuan,

turut membantu menegakkan kebenaran keadialan dan hukum berdasarkan falsafah

Pancasila dan UUD 1945.

1 Memperjuangkan tegaknya keadilan hukum dan hak – hak azasi manusia.

2 Menghayati bahwa profesi advokat adalah mempunyai martabat tinggi, mulia, dan

terhormat.

3 Mentaati kode etik advokat.

4 Membela dan melindungi klient pencari keadilan.

5 Meningkatkan pengetahuannya terutama dalam bidang ilmu hukum, perundang-

undangan peraturan-peraturan pemerintah, serta perkembangan ilmu social lainnya

yang berkaitan dengan ilmu hukum.

6 Meningkatkan pembinaan budi pekerti dan budaya sebagai tuntutan pembinaan

manusia Indonesia seutuhnya.

7 Melaksanakan tugas pekerjaan profesi dengan segala kejujuran kesungguhan

kebijaksanaan keberanian, agar kepentingan yang dipercayakannya dapat terwujud

dengan baik dengan penuh rasa tanggung jawab.

8 Memberikan bantuan hukum kepada masyarakat pencari keadilan tanpa memandang

agama, kepercayaan, aliran, politik, keturunan, kewarganegaraan, kedudukan social

baik kaya maupun miskin.

9 Memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

37

10 Menghormati kepada peradilan selaku Officer of the Court dan membantu hakim

mencari kebenaran guna mencapai ke putusan yang adil. ( vide pasal 218 KUHAP ).

11 Pertentangan perdebatan di muka sidang pengadilan dalam membela perkara tidak

menjadikan permusuhan pribadi.

12 Setia dan hormat sesame rekan advokat, yaitu rekan seprofesi serta bersikap jujur

dan fair dengan menghindari segala konkuren yang tidak patut.

13 Menjauhi diri dari perebutan klient.

14 Memegang rahasia jabatan, terutama data keterangan yang menyangkut klient secara

kepercayaan.

15 Mendahulukan kepentingan klient dari pada kepentingan pribadi.

16 Mendahulukan penyelesaian perkara-perkara perdata dengan usaha jalan damai

musyawarah secara kekeluargaan, karena hal tersebut lebih baik dari pada berpekara.

17 Menolak mengurus perkara yang menurut keinsyafan dan keyakinannya tidak

berdasarkan hukum atau berlawanan dengan hukum.

18 Wajib mengembalikan semua data berkas perkara, surat-surat milik klient setelah

menyelesaikan biaya administrasi.

N. Larangan-larangan Tugas Advokat

Profesi advokat yang bebas merdeka penuh rasa tanggung jawab harus menyadari

adanya kode etik advokat, maka dirinya dituntut untuk berusaha menjauhi segala

larangan-larangan yaitu :

1. Menggunakan hak retensi.

Bila menggunakan hak retensi ini merupaka suatu pengecualian.

2 Berperkara dengan mengeluarkan biaya-biaya yang tidak perlu.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

38

3 Dilarang mengurus perkara yang tidak berdasarkan hukum atau berlawanan dengan

hukum.

4 Dilarang membocorkan rahasia klient.

5 Surat-surat yang dikirim oleh seorang advokat kepada advokat lain, jangan

ditunjukan kepada hakim.

6 Penyelesaian perkara secara damai yang tidak berhasil, tidak boleh menjadi alasan

dalam perkara di muka hakim.

7 Menggunakan perkataan yang tidak sopan atau menyinggung perasaan bila berdebat

sesama teman sejawat di muka hakim adalah tidak ethis.

8 Dilarang mengundang saksi pihak lawan dalam perkara yang bersangkutan.

9 Dilarang memajukan atau menambah catatan surat-surat pada berkas perkara tanpa

sepengetahuan para pihak.

10 Surat yang diterima advokat dari teman sejawat tidak boleh diberikan kepada

klientnya.

11 Jika berbicara dengan klient teman sejawat tidak boleh menyinggung perkara.

12 Dilarang menarik klient dari teman sejawat atau menarik klient pihak lawan.

13 Dilarang membuat reklame, advertensi iklan untuk promosi profesi advokat.

14 Menawarkan jasa hukum atau melalui perantara, advokat bersifat menunggu

permintaan dari pencari keadilan.

15 Berkantor lebih dari satu tempat tidak boleh diberitahukan secara menarik perhatian

masyarakat.

16 Dilarang membuka kantor cabang di suatu tempat yang dapat merugikan kedudukan

advokat.

17 Tidak dibenarkan memberi izin kepada seorang penyelenggara perkara di papan

nama iklan dan memperkenalkan diri sebagai wakil/asisten.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukumrepository.untag-sby.ac.id/1699/2/Bab II.pdf · 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Standar Profesi Hukum 1 Seorang pengemban profesi hukum

39

18 Tidak dibenarkan memberi izin pegawainya mengurus perkara sendiri atau memberi

nasehat-nasehat hukum kepada klient baik lisan maupun tulisan.14

14 Ibid.,h.18-22.