60
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilan Keadilan kata dasarnya “Adil” berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Dalam adil terminologis berarti sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidak jujuran. jadi orang yang adil adalah orang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), serta hukum sosial (hukum adat) berlaku. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara dua ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ekstrem melibatkan dua orang atau benda. Ketika dua orang telah punya kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka setiap orang harus mendapatkan objek atau hasil yang sama, jika tidak sama, maka masingmasing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan proporsi pelanggaran terjadap disebut tidak adil. Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat sebelah, harus tidak ada kesewenang-wenangan dan tidak memihak. Jadi, keadilan pada dasarnya memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan hak-hak mereka, artinya adil itu tidak harus sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Keadilan

Keadilan kata dasarnya “Adil” berasal dari bahasa

Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan

tulus. Dalam adil terminologis berarti sikap yang bebas dari

diskriminasi, ketidak jujuran. jadi orang yang adil adalah

orang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama,

hukum positif (hukum negara), serta hukum sosial (hukum

adat) berlaku. Keadilan menurut Aristoteles adalah

kelayakan tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai

titik tengah antara dua ekstrem yang terlalu banyak dan

terlalu sedikit. Kedua ekstrem melibatkan dua orang atau

benda. Ketika dua orang telah punya kesamaan dalam

ukuran yang telah ditetapkan, maka setiap orang harus

mendapatkan objek atau hasil yang sama, jika tidak sama,

maka masing–masing orang akan menerima bagian yang

tidak sama, sedangkan proporsi pelanggaran terjadap

disebut tidak adil. Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata

adil berarti tidak berat sebelah, harus tidak ada

kesewenang-wenangan dan tidak memihak. Jadi, keadilan

pada dasarnya memperlakukan seseorang atau pihak lain

sesuai dengan hak-hak mereka, artinya adil itu tidak harus

sama.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

18

Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD 1945, dan

GBHN, kata adil ditemukan di :

1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima;

2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV;

3. GBHN 1999-2004 tentang visi;

Banyak Para ahli mencoba untuk memberikan

pendapat pada kata “adil” atau keadilan. Berikut adalah

beberapa rasa keadilan, menurut para ahli.

1. Keadilan Menurut Aristoteles

a. Keadilan komutatif adalah perlakuan

kepada seseorang tanpa memperhatikan apa

yang sudah di lakukanya.

b. Keadilan distributif adalah perlakuan

kepada seseorang sesuai dengan apa yang telah

dilakukanya.

c. Keadilan kodrat alam adalah memberikan

sesuatu sesuai dengan yang diberikan oleh

orang lain kepada kita.

d. Keadilan konvensional adalah seseorang yang

harus mematuhi semua hukum dan peraturan

yang telah diperlukan.

e. Keadilan menurut teori perbaikan adalah

seseorang yang telah mencoba mengembalikan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

19

reputasi orang lain yang telah

terkontaminasi/tercemar nama baiknya.14

2. Keadilan Menurut Plato

a. Keadilan moral, yang merupakan suatu

tindakan moral adil untuk mengatakan jika

sudah mampu memberikan perlakuan yang

seimbang antara hak dan kewajiban.

b. Keadilan prosedural, bahwa jika seseorang telah

mampu melakukan tindakan secara adil di

bawah prosedur yang telah diterapkan.

c. Menjelaskan tindakan dianggap adil jika telah

berdasarkan dengan perjanjian yang sudah

disepakati.

3. Keadilan Menurut Notonegoro

Keadilan yaitu suatu keadaan yang dikatakan adil jika

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

4. Keadilan Menurut Panitia Ad-hoc MPRS 1966.

a. Keadilan individu, keadilan yang akan

tergantung pada kemauan baik atau buruk dari

masing-masing individu.

b. Keadilan sosial, keadilan yang pelaksanaannya

tergantung pada struktur yang terdapat dalam

bidang politik ekonomi, sosial-budaya, dan

ideologi.

14

Aristoteles, Nicomachean Ethics, translated by W.D. Ross,

http://bocc.ubi.pt/ pag/Aristoteles-nicomachaen.html. (Diakses pada tanggal 20

Oktober 2000) Didownload (Selasa, 11 April 2017)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

20

5. Keadilan Menurut John Rawl

John Rawls mendefinisikan keadilan sebagai

fairness, dengan kata lain prinsip-prinsip keadilan

bagi struktur dasar masyarakat merupakan tujuan dan

kesepakatan. Dalam keadilan sebagai fairness, posisi

kesetaraan asali atau dasar seseorang berkaitan

dengan kondisi alam dalam teori tradisional kontrak

sosial. John Rawls mengasumsikan bahwa posisi asali

ini tidak diangap sebagai kondisi historis, apalagi

sebagai kondisi primitif kebudayaan, namun lebih

dipahami sebagai hipotesis yang dicirikan mendekati

pada konsepsi keadilan tertentu.15

Kemudian, prinsip keadilan yang dipakai dalam tesis

ini adalah prinsip Keadilan Notonegeoro, suatu kebijakan

dikatakan adil jika sesuai dengan hukum yang berlaku di

suatu negara. Dengan kata lain prinsip CSR tidak

bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Selanjutnya, prinsip keadilan yang terdapat dalam konsep

CSR, yaitu: prinsip pertama adalah kesinambungan atau

sustainability.; prinsip kedua, CSR merupakan program

jangka panjang; prinsip ketiga, CSR akan berdampak

positif kepada masyarakat, baik secara ekonomi,

lingkungan, maupun sosial; prinsip keempat, dana yang

15

John Rawls, A Theory of Justice, Teori Keadilan, Dasar-dasar

Filsafat Politik untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dalam Negara,

Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, h. 13.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

21

diambil untuk CSR tidak dimasukkan ke dalam cost

structure perusahaan sebagaimana budjet untuk marketing

yang pada akhirnya akan ditransformasikan ke harga jual

produk.16

Adapun prinsip yang harus diperhatikan dalam

mengimplementasikan CSR menurut salah seorang pakar

CSR dari University of Bath Inggris yaitu Alyson Warhust,

di mana pada tahun 1998 beliau menjelaskan ada 16.

Berdasarkan beberapa prinsip keadilan CSR di atas,

penulis menyimpulkan bahwa prinsip keadilan dalam CSR

adalah pemberian bantuan oleh perusahaan kepada

masyarakat, yang berkesinambungan dan dalam jangka

yang ditentukan, sehingga CSR itu tidak membebani

konsumen/ masyarakat.

Nilai keadilan yang terkandung dalam sila-sila

Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan

nilai-nilai di atas yaitu sebagai berikut :

1. Dalam sila ke-2 terkandung nilai kemanusiaan yang

adil, antara lain: mengakui martabat manusia,

perlakuan yang adil terhadap sesama manusia,

pengertian manusia yang beradap yaitu manusia yang

memiliki potensi daya cipta, rasa, karsa, dan

keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara

hewan daengan manusia.

2. Di dalam sila ke-5 terkandung nilai keadilan sosial,

antara lain: perwujudan keadilan dalam kehidupan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia meliputi bidang

idiologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, cita-

cita masyarakat adil makmur materiil-spirituiil,

16

www.emliindonesia.com. Telaah Singkat: Landasan Hukum

Pemberlakuan CSR di Indonesia. Didownload (Selasa, 11 April 2017)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

22

seimbang antara hak dan kewajiban dan menghormati

hak orang lain, cita-cita kemajuan dan pembangunan.

Nilai-nilai Pancasila juga bersifat obyektif karena

sesuai dengan kenyataan dan bersifat umum. Sedangkan

sifat subyektif karena hasil pemikiran bangsa Indonesia.

Nilai Pancasila secara obyektif antara lain: bahwa inti sila-

sila Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam

kehidupan manusia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan,

maupun kehidupan keagamaan.

Nilai Pancasila secara subyektif antara lain: nilai

Pancasila timbul dari hasil penilaian dan pemikiran filsafat

dari bangsa Indonesia sendiri, nilai Pancasila yang

merupakan filsafat hidup/ pandangan hidup/ pedoman

hidup/ pegangan hidup/petunjuk hidup sangat sesuai

dengan bangsa Indonesia.

B. CSR Merupakan Implementasi Pancasila Sila

Kelima

1. Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia

Makna dari sila kelima Pancasila yang disarikan

isi dan naskah tersebut kedalam 45 butir P-4

diantaranya;

a. Mengembangkan perbuatan luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan

dan kegotong–royong

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

23

b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan

kewajiban

d. Menghormati hak orang lain

e. Suka memberikan pertolongan kepada orang

lain agar dapat berdiri sendiri

f. Tidak menggunakan hak milik usaha–usaha

yang bersifat pemerasan terhadap orang lain

g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal–hal

yang bersifat pemborosan dan gaya hidup

mewah.

h. Tidak menggunakan hak–hak milik untuk hal–

hal yang bertentangan dengan kepentingan

umum.

i. Suka bekerja keras

j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang

bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan

bersama

k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka

mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

2. Ilustrasi Masyarakat yang Belum Mendapat

Keadilan

Sila kelima Pancasila yang berbunyi Keadilan

Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia diliputi,

didasari, dijiwai oleh sila ke 1, 2, 3, 4. Dengan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

24

demikian makna yang terkandung dalam sila kelima

Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5 dari

makna keseluruhan Pancasila. Namun nilai yang

terkandung dalam Pancasila selain sila kelima juga

memiliki keterkaitan dengan sila lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengamalan sila

kelima Pancasila terkadang tidak sesuai dengan

makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini

akan berakibat pada berubahnya sikap masyarat

Indonesia. Jika masyarakat Indonesia bersikap tidak

sesuai nilai dan norma Pancasila, maka bisa dikatakan

bangsa tersebut kehilangan jati diri bangsa.

Jika suatu bangsa kehilangan jati diri bangsa,

mudah bangsa lain untuk menjajah bangsa Indonesia.

Perilaku yang dipedomankan sebagai pengamalan

Pancasila beserta pengamalan di masyarakat

Indonesia diantaranya;

a. Mengembangkan perbuatan luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan

dan kegotong–royong. Kita hidup di lingkungan

yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah

menjadi kodrat manusia sebagai mahluk sosial

sebaiknya memiliki sikap tolong menolong

antar sesama, gotong-royong, tenggang rasa

sesama manusia tanpa membedakan ras, suku,

jenis kelamin dan agama. Namun, dimasa

sekarang nampaknya sikap tersebut sudah

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

25

meluntur. Banyak orang yang bekerja sehari

suntuk hingga ia tidak dapat bersosialisasi

dengan lingkungannya. Hingga timbul sikap

acuh tak acuh dan individualis, sikap yang

bertentangan dengan nilai Pancasila.

Seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia yang

memiliki pandangan hidup Pancasila lebih

mementingkan kepentingan sosial di atas

kepentingan pribadi.

b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Penjabaran makna adil yang sesungguhnya

terkadang memberikan pro dan kontra antar

manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat

Indonesia memiliki kedudukan yang sama

dimata hukum. Adil terhadap sesama yaitu,

memperlakukan manusia sama dengan yang

lain tanpa membedakan suku, ras, agama, jenis

kelamin.

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan

kewajiban.

Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban

yang sama untuk membela negaranya. Rakyat

Indonesia juga memiliki jaminan hak asasi

manusia yang tertuang dalam UUD 1945. Hak

asasi manusia tersebut mencakup hak atas

kedudukan yang sama dalam hukum, hak atas

penghidupan yang layak, hak atas kehidupan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

26

berserikat dan, berkumpul, hak atas kebebasan

mengeluarkan pendapat, hak atas kemerdekaan

memeluk agama, hak untuk mendapatkan

pengajaran, dan sebagainya. Dengan

dirumuskannya hak asasi dalam UUD 1945,

mengandung pengertian bahwa UUD

mewajibkan pemerintah dan lain-lain

penyelenggara negara untuk memelihara budi

pekerti kemanusiaan yang luhur yang bersifat

universal serta memegang teguh cita- cita moral

rakyat yang luhur.

d. Menghormati hak orang lain.

Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah

diperoleh dan dibawanya sejak lahir yaitu hak

asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak

ia lahir dibumi tanpa perbedaan atas dasar

bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM,

manusia memperoleh kesempatan untuk

berkembang sesuai dengan bakat dan cita-

citanya.

e. Suka memberikan pertolongan kepada orang

lain agar dapat berdiri sendiri.

Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik,

manusia harus bekerjasama dengan manusia

lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat

hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

27

segala yang dicapai dan kebahagiaan yang

dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah

berkat bantuan dan kerjasama orang lain di

masyarakat.

f. Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha

yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

Masih sering kita jumpai kasus-kasus suap,

pungli, sogokan marak disegala bidang. Bukan

hanya badan usaha milik pererintah, badan

usaha milik swasta juga dapat kita jumpai

pungli, suap, sogokan. Hal tersebut sangat

merugikan masyarakat dan negara. Masyarakat

dirugikan karena melakukan pengorbanan yang

lebih banyak dari pada peratuan yang telah

ditetapkan dan tidak memiliki kesempatan

untuk mendapatkan apa yang ia inginkan

dikarenakan pungli, sogokan dan suap.

Sedangkan negara menderita kerugian

dikarenakan sesuatu yang seharusnya benar

kelak menjadi salah. Semisal penerimaan

pegawai negeri, pemerintah dirugikan oleh

karena calon yang diterima berdasar pada

banyaknya suap bukan karena standar

penerimaan yang telah ditetapkan. Jika

penyelewengan penggunaan hak milik usaha

untuk pemerasan ini tidak dibenahi, boleh jadi

hukum kelak bisa dibeli.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

28

g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal–hal

yang bersifat pemborosan dan gaya hidup

mewah.

Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat

melimpah. Dari sektor pertambangan,

perkebunan, pertanian, kelautan, dan lain-lain.

Semua hasil bumi tersebut menjadikan

Indonesia kaya akan hasil bumi. Walaupun

demikian banyak kekayaan Indonesia, kita

sebagai rakyat Indonesia tidak diperbolehkan

menggunakan kekayaan negara tersebut dengan

berlebihan dan gaya hidup mewah. Karena

diantara sumber daya alam tersebut ada

sebagian yang tidak dapat diperbaharui dan

masih banyak saudara kita yang memiliki

kehidupan yang tak layak. Sedangkan Indonesia

memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya

turut dinikmati seluruh rakyat Indonesia.

h. Tidak menggunakan hak–hak milik untuk hal–

hal yang bertentangan dengan atau kepentingan

umum.

Sering kita mendengar kasus–kasus koruptor

yang menjamur di Indonesia. Korupsi dapat jadi

karena koruptor melaksanakan hak–hak asasi

manusia cenderung untuk berlebih-lebihan,

sehingga merugikan negara dan masyarakat.

Seharusnya, manusia lebih memprioritaskan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

29

kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.

Dan kepentingan tersebut hendaknya tidak

bertentangan dengan kepentingan umum.

i. Suka bekerja keras.

Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan

apa yang kita inginkan menjadi terwujud.

Perwujudan itu hendaknya dilakukan dengan

langkah yang benar, sesuai dengan hukum.

Namun, banyak orang yang mengupayakan

perwujudan keinginannya tersebut dengan cara

yang tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila,

misalnya menyuap. Hendaknya kita sebagai

bangsa Indonesia yang berpedoman Pancasila

mengupayakan perwujudan sesuatu yang ia

inginkan dengan kerja keras. Bukan mencari

jalan pintas guna keinginannya terwujud.

j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang

bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan

bersama.

Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang

berprestasi dan berkarya. Hasil karya anak

Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Hendaknya kita hargai dan kita dukung hasil

karya mereka sebagai hasil karya anak bangsa

Indonesia yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama serta memberikan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

30

motivasi kepada anak negeri Indonesia lainnya

untuk tetap terus berkarya.

k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka

mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

Pemerataan perekonomian di Indonesia masih

perlu dilaksanakan. Hal ini perlu, dikarenakan

pertumbuhan ekonomi antar daerah masih

berbeda. Jika pertumbuhan peerekonomian

Indonesia tidak merata, ini menyebabkan

ketertinggalan suatu daerah dengan daerah lain.

Pemerintah dalam mengatasi hal ini

menggalakan pemerataan penduduk,

pemerataan perekonomian dengan program

pinjaman modal dan lain-lain. Langkah

pemerintah tersebut berguna untuk mewujudkan

pemerintahan yang adil bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Dari uraian penjelasan di atas dapat kita ketahui

bahwa Pancasila sebagai kepribadian bangsa mengandung

nilai yang menuntun rakyat Indonesia untuk berperilaku

selaras dengan ajaran Pancasila yang begitu banyak dan

memiliki kemanfaatan bagi negara Indonesia guna

mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa

yang memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

31

C. Teori Keadilan Sosial Pancasila Sila Kelima

Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia” mengajak masyarakat aktif dalam berbagi

dengan sesama rakyat Indonesia demi terwujudnya

kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin

selengkap mungkin bagi seluruh rakyat. Manusia Indonesia

menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk

menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat

Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatan luhur

yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan

kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil

terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan

kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain.

Adapun makna sila kelima adalah:

1. Mewajibkan negara untuk mengikutsertakan seluruh

rakyat dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

2. Membagi beban dan hasil usaha bersama secara

proporsional di antara semua warha negara dengan

memperhatikan secara khusus mereka yang lemah

kedudukannya agar tidak terjadi ketidakadilan serta

kewenang-wenangan dari pihak yang kuat terhadap

pihak yang lemah.

Pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4

(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada

Tap MPR No. II/MPR/1978. Keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia antara lain:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

32

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan

kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar

dapat berdiri sendiri.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha

yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang

bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan

dengan atau merugikan kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang

bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan

bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan

kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Filsafat Pancasila

Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yakni

makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki

potensi, pikir, rasa, karsa dan cipta, karena potensi ini

manusia mempunyai, menempati kedudukan dan martabat

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

33

yang tinggi. Kata adil mengandung makna bahwa suatu

keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran/ norma-

norma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak

sewenang-wenang. 17

Kata beradab berasal dari kata adab, artinya budaya.

Jadi adab mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup,

keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-

nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan/ moral.

Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung

pengertian adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia

yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam

hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan

umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua

manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan

warna kulit, serta bersifat universal.18

Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa

Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang Maha Esa

yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya.

Pokok pikiran dari sila kemanusiaan yang adil dan

beradab adalah sebagai berikut:

17

https://febriya27.wordpress.com/pancasila/kemanusiaan-yang-

adil-dan-beradab/

18

https://febriya27.wordpress.com/pancasila/kemanusiaan-yang-

adil-dan-beradab/

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

34

1. Menempatkan manusia sesuai dengan tempatnya

sebagai mahluk Tuhan, maksudnya itu mempunyai

sifat universal.

2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala

bangsa. Ini juga universal, bila di terapkan di

Indonesia tentu bangsa Indonesia menghargai dari

setiap warga negara dalam masyarakat Indonesia. Sila

ini mengandung prinsip menolak atau menjauhi suatu

yang bersumber pada ras.dan mengusahakan

kebahagiaan lahir dan batin.

3. Mewujudkan keadilan dan peradapan yang tidak

lemah.Yang dituju bangsa Indonesia adalah keadilan

dan peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu pelurusan

dan penegakan (hukum) yang kuat jika terjadi

penyimpangan. Keadilan harus direalisasikan dalam

kehidupan masyarakat. Manusia di tempatkan sesuai

dengan harkatnya. Manusia mempunyai derajat yang

sama denan hukum.

Hak kebebasan dan kemerdekaan dijunjung tinggi.

Dengan adanya prisip ini jika dalam masyarakat ada

kelompok ras, kita tidak boleh bersifat eksklusif menyendiri

satu sama lain. Di Indonesia dasar hidup masyarakat

persatuan dan kesatuan yang jika di hubungkan dengan

prinsip kemanusiaan itu, maka rasionalisme harus tidak ada.

Oleh karena itu di Indonesia diharapkan selalu tumbuh dan

berkembang kebahagiaan lahir dan batin.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

35

Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak

lemah berarti diusahakan perwujudannya secara positif.

Jika ada hal yang menyimpang dari norma-norma dan nilai-

nilai yang berlaku, harus dilakukan tindakan yang setimpal.

Prinsip manusia adalah nilai-nilai yang di masyarakat

Indonesia sudah terpelihara sejak dahulu. Nilai itu

diperkuat dengan datangnya agama besar di Indonesia dan

dianut bangsa Indonesia. Suasana demikian itu

menumbuhkan suasana keakraban,walaupun pada masa

dahulu semangat ini mulai kendor, karena fenomena

disintregasi yang menampilkan konflik yang disertai

dengan tindakan anarkis kekerasaan,dan tindakan yang

merendahkan martabat manusia. Landasan kehidupan

masyarakat Indonesia beranjak dari senasib dan

sepenanggungan dan kemanusiaan dalam arti luas dan

meneruskan kebiasaan setia secara mufakat.19

Menilai atau menimbang adalah kegiatan manusia

yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya

untuk selanjutnya diambil keputusan seperti, baik dan tidak

baik, berguna dan tidak berguna, benar dan tidak benar.

Sebagai dasar filsafat Negara, Pancasila tidak hanya

merupakan sumber dari peraturan Perundang-undangan,

melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama

19

http://kuliah-choky.blogspot.com/2013/01/kata-pengantar-segala-

puji-bagi-allah.html

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

36

dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara. Sila ke-2

yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”

merupakan sumber nilai moral bagi kehidupan kebangsaan

dan kenegaraan.

Nilai rohani dibedakan menjadi 4, yaitu :

1. Nilai kebenaran/ kenyataan yang bersumber pada

unsur akal manusia.

2. Nilai keindahan yang bersumber pada unsure rasa

manusia (perasaan).

3. Nilai kebaikan/ moral yang bersumber pada unsur

kehendak/ kemauan manusia/ etika.

4. Nilai religius/ ketuhanan yang bersumber pada

kepercayaan atau keyakinan manusia.

Nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila sila

kelima antara lain: perwujudan keadilan dalam kehidupan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia meliputi bidang

ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, cita-cita

masyarakat adil makmur materiil-spirituil, seimbang antara

hak dan kewajiban dan menghormati hak orang lain, citi-

cita kemajuan dan pembangunan.

Nilai- nilai Pancasila juga bersifat obyektif karena

sesuai dengan kenyataan dan bersifat umum. Sedangkan

sifat subyektif karena hasil pemikiran bangsa Indonesia.

Nilai Pancasila secara obyektif antara lain: bahwa inti sila-

sila pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam

kehidupan manusia baik dalam adapt kebiasaan,

kebudayaan, maupun kehidupan keagamaan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

37

Nilai Pancasila secara subyektif antara lain: nilai

Pancasila timbul dari hasil penilaian dan pemikiran filsafat

dari bangsa Indonesia sendiri, nilai Pancasila yang

merupakan filsafat hidup/ pandangan hidup/ pedoman

hidup/ pegangan hidup/ petunjuk hidup sangat sesui dengan

bangsa Indonesia.

D. Penegakkan Keadilan di Indonesia

Dari pembukaan dan penjelasan UUD 1945, dapat

dikatakan bahwa Indonesia merupakan suatu Negara

hukum yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan

umum, membentuk suatu masyarakat yang adil dan

makmur.

Dalam masalah keadilan, Indonesia masih perlu

dipertanyakan. Hal ini karena masih kurangnya moral

bangsa. Masalah keadilan sangat berkaitan erat dengan

hukum. Para penegak hukum yang ada di Indonesia pun

masih perlu dipertanyakan kebenarannya.

Di Indonesia keadilan belum bisa ditegakkan sesuai

tuntutan negara hukum, sudah tercermin di dalam praktek

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tentunya orang

sudah bosan membaca, mendengar dan melihat keadaan

tersebut. Tapi apa boleh buat, kita harus berjuang terus

demi tegaknya keadilan di Indonesia, sebab tanpa

perjuangan keadaan tersebut tidak akan berobah dengan

sendirinya. Tanpa adanya perjuangan, si pelaku

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

38

ketidakadilan akan terus santai-santai dan senyum simpul

meneruskan tindakannya.

Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari cukup norma-

norma hukum, Antara lain :

1. Pancasila

2. UUD 1945

3. Peraturan Per Undang-Undangan

4. Keputusan Presiden

5. Ketetapan MPR

6. Dan lain-lain

Selain itu juga dengan membentuk:

1. Kepolisian

2. Pengadilan

3. Kejaksaan

Tapi ironisnya sulit sekali mencari keadilan. Sebab di

mana saja masih bertengger orang-orang yang jiwanya

hitam kelam yang tidak bisa ditembus sinar terang. Bahkan

Kejagung dan Mahkamah Agung yang seharusnya aktif

menegakkan keadilan, ternyata seperti yang dikatakan

Hendardi (PBHI), hanya berfungsi sebagai mesin binatu:

"Masuk barang kotor, keluar bersih''. Dengan kalimat

sederhana, peradilan tidak dijalankan sebagaimana

mestinya.

Keadaan langka keadilan di atas terus berjalan di

Indonesia sampai dewasa ini, seiring dengan reformasi di

bidang hukum dan keadilan yang tidak berjalan seperti

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

39

yang diharapkan. Dalam praktik masih ada dokumenter

ketidakadilan dalam hukum.

Namun demikian, ada beberapa celah terwujudnya

keadilan dapat dilaksanakan, sebagai contoh, tampak ada

celah-celah yang bisa ditembus dalam mencari keadilan,

yaitu pada Mahkamah Konstitusi. Dalam kasus Pasal 60/g

UU Pemilu keadilan bisa ditegakkan. Sehingga pasal

diskriminatif terhadap para mantan anggota PKI dan

ormasnya, dinyatakan bertentangan dengan UUD 45 dan

karenanya tidak punya kekuatan hukum. Ini artinya telah

berjalan proses penemuan jalan-jalan perjuangan yang

realistis: mana yang obyektif bisa ditempuh.

Di samping itu perlu disadari, bahwa usaha

menegakkan keadilan harus dilancarkan ke segala arah dan

penjuru, ke semua lembaga negara dan masyarakat. Kalau

usaha tersebut hanya diarahkan ke Lembaga Eksekutif saja,

niscaya akan menemukan hasil yang tidak memuaskan.

E. Teori-Teori Tentang Corporate Social

Responsibility

CSR berasal dari kata ‘corporate’, ‘social’ dan

‘responsibility’ dalam istilah ini, CSR dapat didefinisikan

sebagai tanggung jawab yang dimiliki oleh suatu

perusahaan terhadap masyarakat di mana perusahaan

tersebut berdiri atau menjalankan usahanya.20

Kamus online

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

40

wikipedia mendefinisikan CSR sebagai suatu konsep bahwa

suatu organisasi (khususnya, tapi tidak terbatas pada,

perusahaan) memiliki kewajiban untuk memperhatikan

kepentingan pelanggan, karyawan, pemegang saham,

komunitas dan pertimbangan-pertimbangan ekologis dalam

segala aspek dari usahanya.21

Corporate Social Responsibilities (CSR) atau yang

kita kenal dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan

perusahaan sekarang menjadi bagian yang menjadi

keharusan dalam perusahaan khususnya yang berbadan

hukum perseroan terbatas. Penjelasan Undang-undang

Nomor 40 tahun 2007 mengenai tanggung jawab sosial dan

lingkungan perseroan terbatas. Dalam undang-undang ini

diatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan

bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan itu sendiri,

komunitas setempat, dan masyarakat umumnya. Ketentuan

ini dimaksudkan untuk mendukung terjadinya hubungan

perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan

lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat

maka ditentukan bahwa perseroan yang kegiatan usahanya

dibidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam

20 http://www6.miami.edu/ethics/pdf_files/csr_guide.pdf, diakses

pada tanggal 08 Agt.2016. (didownload tanggal 20 April 2017) 21

Asongu, J.J, The History of Corporate Social Responsibility,

http://www.jbpponline.com/article/view/1104/842), diakses pada tanggal 1

Agt. 2016. (didownload tanggal 20 April 2017)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

41

wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan

tersebut, kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan

harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan

kepatutan dan kewajaran. Kegitan tersebut dimuat dalam

laporan tahunan perseroan. Dalam hal perusahaan tidak

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan maka

perseroan yang bersangkutan dikenai sanksi sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

Perusahaan sebagai badan hukum (recht person)

adalah cakap untuk melakukan perbuatan hukum

(rechtmatige daad). Dalam melakukan perbuatan hukum ia

diwakili oleh organ-organ atau pengurusnya, sehingga tidak

tertutup kemungkinan menimbulkan kekhilafan (culpa) dan

kelalaian (alpa) yang harus dipertanggungjawabkan. Secara

teoritis, perusahaan dapat dimintai pertangungjawaban yang

dapat dibedakan menjadi dua yaitu; Pertama; tanggung

jawab dalam rangka makna liability atau tangung jawab

yuridis atau hukum. Kedua; tanggung jawab dalam makna

responsbility atau tanggung jawab moral atau etis. Sejalan

dengan perkembangan dan kompleksitas dinamika dunia

usaha atau bisnis, maka responsbility dikembangkan dalam

bentuk tangung sosial perusahaan (corporate social

responsbility, atau yang disingkat dengan CSR).22

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

42

Ada banyak definisi CSR, beberapa diantaranya

adalah:

1. The World Business Council for Sustainable

Development (WBCSD), yang merumuskan CSR

sebagai “The continuing commitment by business to

behave ethicaly and contribute to economic

development while improving the quality of life of the

workforce and their families as well of the local

community and society at large to improve their

quality of life”.

2. World Bank, Lembaga keuangan global merumuskan

CSR “The commitment of business to contribute to

sustainable economic development working with

employees and their representatives, the local

community and society at large to improve quality of

life, in ways that are both good for business and good

for development”.

3. European Union, atau Uni Eropa sebagai lembag

perhimpunan negara-negara di benua Eropa

merumuskan pengertian CSR dalam EU Green Paper

CSR sebagai “....is a concept wherby companies

integrate social and environmental concerns in their

business operations and in their interaction with their

stakeholders on a voluntary basic”.

22

Busra Azheri, Corporate Social Responsbility dari Voluntary menjadi

Mandatory, Setara press, Malang, 2011, h. 57.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

43

4. CSR Forum juga memberikan rumusan penting

tentang pengertian CSR, “CSR mean open and

transparent business practices that are based on

ethical values and respect for employees,

communities and environment”.

5. Business for Social Responsbility, merumuskan CSR

sebagai “Operating a business in a manner that meets

or exceeds the ethical, legal, commercial an public

expectations that society has of business. Social

Responsbility is a guiding principle for every decision

made in very area of a business”.

Jika ditelaah beberapa rumusan di atas, maka secara

prinsip rumusan WBCSD dengan World Bank ada

persamaan yaitu menekankan CSR sebagai komitmen

bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi

berkelanjutan, bekerja sama dengan karyawan, dan

masyarakat lokal (setempat) dalam rangka menigkatkan

kualitas kehidupan. Di sisi lain, rumusan World Bank

menambahkan penekanan pada kemanfaatan aktivitas CSR

bagi usaha dan pengembangan (in ways that are both for

business and good for development). Sedangkan rumusan

European Union hanya menggambarkan CSR sebagai suatu

konsep, bagaimana suatu perusahaan berusaha

mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan serta

stakeholders atas dasar “voluntary” dalam melakukan

aktivitas usahanya. Pengintegrasian ini tidak hanya

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

44

ada, akan tetapi meliputi kerelaan berinvestasi ke dalam

pengembangan manusia, lingkungan danhubungan dengan

stakehorders.23

Sementara itu rumusan dari CSR forum terlihat hanya

menegaskan bahwa CSR merupakan keterbukaan dan

transparan dalam dunia bisnis yang didasarkan atas nilai

etika dan respek kepada karyawan, komunitas, dan

lingkungan. Begitu juga dengan rumusan dari Business for

Social Resposbility USA hanya menekankan bahwa

aktivitas suatu bisnis harus dilakukan secara etis, menaati

aturan hukum yang berlaku, sehingga CSR menjadi

petunjuk dalam setiap pengambilan keputusan bisnis.

F. Pengertian Corporate Social Responsibility

Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu konsep

atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa

tanggung jawab perusahaan terhadap sosial maupun

lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah

pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan

kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam

23

Busra Azheri, Corporate Social Responsbility dari Voluntary

menjadi Mandatory, Setara press, Malang, 2011, h. 22

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

45

interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan

prinsip kemitraan dan kesukarelaan. 24

Corporate Social Responsibility adalah komitmen

perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam

pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian

terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. 25

Menurut Kotler dan Nancy mengemukakan bahwa

Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan

sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan

kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik

dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.

26 Sedangkan menurut World Business Council for

Sustainable Development mengemukakan bahwa Corporate

Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen

berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku

etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi,

seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan

keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas

24

Nuryana, Mu’man, “Corporate Social Responsibility dan

Kontribusi bagi Pembangunan Berkelanjutan”, Makalah yang disampaikan

pada Diklat Pekerjaan Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan

Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, 2005 (Lembang, 5 Desember 2005) 25

Suhandari M. Putri, Schema CSR, Kompas, 4 Agustus 2007

(dalam Hendrik Budi Untung, 2009;1) 26

Philip Kotler & Nancy Lee, Corporate Social Responsibility:

doing The Most Good For Your Company and Your Cause, New Jersey, John

Wiley & Sons, 2005

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

46

pada umumnya. Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis

meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan

dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku

kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan

untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Jadi,

secara garis besar Corporate Social Responsibility (CSR)

adalah tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat di

luar tanggung jawab ekonomisnya, kegiatan-kegiatan yang

dilakukan perusahaan demi tujuan sosial dengan tidak

memperhitungkan untung atau rugi ekonomisnya.

G. Sejarah Corporate Social Responsibility

Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan

Social Responsibility of the Businessman tahun 1953.

Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini

menjawab keresahan dunia bisnis. Belakangan CSR segera

diadopsi, karena bisa jadi penawar kesan buruk perusahaan

yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu

pengusaha dicap sebagai pemburu uang yang tidak peduli

pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Kendati sederhana, istilah CSR amat marketable melalui

CSR pengusaha tidak perlu diganggu perasaan bersalah.

CSR merupakan tanggung jawab aktivitas sosial

kemasyarakatan yang tidak berorientasi profit. John

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

47

Elkington dalam buku ”Triple Bottom Line” dengan 3P tipe

yaitu:27

1. Profit à Mendukung laba perusahaan

2. People à Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

3. Planet à meningkatkan kualitas lingkungan

Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah

operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial,

tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara

holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama

lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering

diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving,

corporate philanthropy, corporate community relations,

dan community development. Ditinjau dari motivasinya,

keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau

pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau

charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan

corporate community relations bernapaskan tebar pesona,

community development lebih bernuansa pemberdayaan.

Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan

sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah

kehadiran buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom

Line in 21st Century Business (1998) karya John Elkington.

27

Elkington, John, Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of

21st

Century Bussines, Capstone Publishing, Oxford, 1997

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

48

Mengembangkan tiga komponen penting sustainable

development, yakni economic growth, environmental

protection, dan social equity yang digagas the World

Commission on Environment and Development (WCED)

dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas

CSR ke dalam tiga fokus: 3P (profit, planet, dan people).

Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan

ekonomi belaka (profit), tetapi memiliki kepedulian

terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan

masyarakat (people).28

Di Indonesia, istilah Corporate Social Responsibility

(CSR) dikenal pada tahun 1980-an, namun semakin popular

digunakan sejak tahun 1990-an. Kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) Indonesia dikenal dengan nama CSA

(Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan.

Kegiatan CSA ini dapat dikatakan sama dengan CSR

karena konsep dan pola pikir yang digunakan hampir sama.

Sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai

lembaga pemerintah yang selalu aktif dalam

mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi

kepada berbagai perusahaan nasional. Ikatan Akuntan

Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun

2005 mengadakan Indonesia Sustainability Reporting

Award (ISRA). Secara umum ISRA bertujuan untuk

28

Ibid

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

49

mempromosikan voluntary reporting CSR kepada

perusahaan di Indonesia dengan memberikan penghargaan

kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik

mengenai aktivitas CSR. Sampai dengan ISRA 2007

perusahaan tambang, otomotif dan BUMN mendominasi

keikutsertaan dalam ISRA.

Munculnya konsep CSR didorong oleh terjadinya

kecenderungan pada masyarakat industri yang dapat

disingkat sebagai fenomena DEAF (yang dalam bahasa

Inggris berarti tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi,

Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi: 29

1. Dehumanisasi Industri

Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat di

dunia industri telah menciptakan persoalan-persoalan

kemanusiaan baik bagi kalangan buruh di perusahaan

tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar

perusahaan. ‘merger mania’ dan perampingan

perusahaan telah menimbulkan gelombang pemutusan

hubungan kerja dan pengangguran, ekspansi dan

eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan

kerusakan lingkungan yang hebat.

2. Equalisasi hak-hak publik

Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk

meminta pertanggung jawaban perusahaan atas

29

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat:

Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Pekerjaan Sosial (Edisi-

2), Penerbit Refika Aditama, Bandung, 2006, h. 103-104

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

50

berbagai masalah sosial yang sering kali ditimbulkan

oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini

semakin menuntut akuntabilitas (accountability)

perusahaan bukan saja dalam proses produksi,

melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian

perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang

ditimbulkan.

3. Aquariumisasi dunia industri

Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka

laksana sebuah akuarium. Perusahaan yang hanya

memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan

hukum, prinsip etis, dan filantropis tidak akan

mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak

kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan seperti

ini ditutup.

4. Feminisasi dunia kerja

Semakin banyaknya wanita yang bekerja, semakin

menuntut penyesuaian perusahaan, bukan saja

terhadap lingkungan internal organisasi, seperti

pemberian cuti hamil dan melahirkan, keselamatan

dan kesehatan kerja, melainkan pula terhadap

timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran

anak, kenakalan remaja akibat berkurang atau

hilangnya kehadiran ibu-ibu di rumah dan tentunya di

lingkungan masyarakat. Pelayanan sosial seperti

perawatan anak (child care), pendirian fasilitas

pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak atau pusat-

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

51

pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja bisa

merupakan sebuah ‘kompensasi’ sosial terhadap isu

ini.

H. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan terbatas (“UUPT serta Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung

jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas

(“PP 47/2012”)

Mengenai TJSL, diatur dalam Pasal 74 UUPT dan

penjelasannya. Pengaturan ini berlaku untuk

perseroan. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUPT,

Perseroan (Perseroan Terbatas) adalah badan hukum

yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha

dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam

saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam Undang-Undang ini serta peraturan

pelaksanaannya.

Menurut Pasal 1 angka 3 UUPT, Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan

dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

52

sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat

pada umumnya.

Pasal 74 UUPT pada dasarnya mengatur mengenai

hal-hal berikut ini:

a) TJSL ini wajib untuk perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam.

Yang dimaksud dengan “perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang

sumber daya alam” adalah perseroan yang

kegiatan usahanya mengelola dan

memanfaatkan sumber daya alam.

b) Sedangkan yang dimaksud dengan “perseroan

yang menjalankan kegiatan usahanya yang

berkaitan dengan sumber daya alam” adalah

perseroan yang tidak mengelola dan tidak

memanfaatkan sumber daya alam, tetapi

kegiatan usahanya berdampak pada fungsi

kemampuan sumber daya alam.

c) TJSL ini merupakan kewajiban perseroan yang

dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan

kewajaran.

d) Mengenai sanksi, dikatakan bahwa perseroan

yang tidak melaksanakan kewajiban TJSL akan

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

53

dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang terkait.

Dalam Pasal 4 PP 47/2012, dikatakan bahwa TJSL

dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja

tahunan perseroan setelah mendapat persetujuan

Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang

Saham (“RUPS”) sesuai dengan anggaran dasar

perseroan. Rencana kerja tahunan perseroan tersebut

memuat rencana kegiatan dan anggaran yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan TJSL. Pelaksanaan

TJSL tersebut dimuat dalam laporan tahunan

perseroan dan dipertanggungjawabkan kepada RUPS

(Pasal 6 PP 47/2012).

2. Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (“UU 25/2007”)

Dalam Pasal 15 huruf b UU 25/2007 diatur bahwa

setiap penanam modal wajib melaksanakan TJSL.

Yang dimaksud dengan TJSL menurut Penjelasan

Pasal 15 huruf b UU 25/2007 adalah tanggung jawab

yang melekat pada setiap perusahaan penanaman

modal untuk tetap menciptakan hubungan yang

serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,

norma, dan budaya masyarakat setempat.

Sedangkan yang dimaksud dengan penanam modal

adalah perseorangan atau badan usaha yang

melakukan penanaman modal yang dapat berupa

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

54

penanam modal dalam negeri dan penanam modal

asing (Pasal 1 angka 4 UU 25/2007).

Selain itu dalam Pasal 16 UU 25/2007 juga diatur

bahwa setiap penanam modal bertanggung jawab

untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Ini juga

merupakan bagian dari TJSL.

Jika penanam modal tidak melakukan kewajibannya

untuk melaksanakan TJSL, maka berdasarkan Pasal

34 UU 25/2007, penanam modal dapat dikenai sanksi

adminisitatif berupa:

a) peringatan tertulis;

b) pembatasan kegiatan usaha;

c) pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

penanaman modal; atau

d) pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

penanaman modal.

Selain dikenai sanksi administratif, penanam modal

juga dapat dikenai sanksi lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 34

ayat (3) UU 25/2007).

3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(“UU 32/2009”)

Berdasarkan Pasal 68 UU 32/2009, setiap orang yang

melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

55

a) memberikan informasi yang terkait dengan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu;

b) menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan

hidup; dan

c) menaati ketentuan tentang baku mutu

lingkungan hidup dan/atau kriteria baku

kerusakan lingkungan hidup.

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang

Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN)

Pendirian BUMN ini mempunyai maksud dan tujuan

sebagaimana ditegaskan pada Pasal 2 ayat (1) huruf e

UU BUMN di antaranya adalah “turut aktif

memberikan bimbingan dan bantuan kepada

pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan

masyarakat”. Namun sebelumnya dalam Pasal 4 ayat

(2) PP Nomor 12 Tahun 1998 tentang Persero

menegaskan bahwa Persero dengan sifat usaha

tertentu dapat melaksanakan penugasan khusus untuk

menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum. Untuk

itu pemerintah mengemas keterlinatan BUMN

sebagai upaya pemerintah dalam rangka memperkuat

program kemitraan, melalui Peraturan Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-

05/MBU/2007 Tahun 2007 Tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha

Kecil Dan Program Bina Lingkungan sebagaimana

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

56

terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Badan

Usaha Milik Negara No. PER-08/MBU/2013 Tahun

2013 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-

05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan

Program Bina Lingkungan (“Permen BUMN

5/2007”) Dalam peraturan ini diatur mengenai

kewajiban Perusahaan Perseroan (“Persero”),

Perusahaan Umum (“Perum”), dan Perusahaan

Perseroan Terbuka (“Persero Terbuka”). Berdasarkan

Pasal 2 Permen BUMN 5/2007, Persero dan Perum

wajib melaksanakan Program Kemitraan BUMN

dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

Sedangkan Persero Terbuka dapat melaksanakan

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan dengan berpedoman pada

Permen BUMN 5/2007 yang ditetapkan berdasarkan

keputusan RUPS.

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil

adalah program untuk meningkatkan kemampuan

usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui

pemanfaatan dana BUMN (Pasal 1 angka 6 Permen

BUMN 5/2007). Sedangkan Program Bina

Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi

sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

57

dana BUMN (Pasal 1 angka 7 Permen BUMN

5/2007).

5. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak

dan Gas Bumi (‘UU 22/2001”)

Kegiatan usaha hulu yang dilaksanakan oleh Badan

Usaha atau Bentuk Usaha Tetap berdasarkan Kontrak

Kerja Sama dengan Badan Pelaksana wajib memuat

ketentuan-ketentuan pokok yang salah satunya adalah

ketentuan mengenai pengembangan masyarakat

sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat

(Pasal 11 ayat (3) huruf p UU 22/2001).

Selain itu dalam Pasal 40 ayat (5) UU 22/2001 juga

dikatakan bahwa Badan Usaha atau Bentuk Usaha

Tetap yang melaksanakan kegiatan usaha Minyak dan

Gas Bumi (kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha

hilir) ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan

lingkungan dan masyarakat setempat.

I. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility

Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih

mutkahir, muncul gagasan yang lebih komperehensif

mengenai lingkup Corporate Social Responsibility (CSR).

Sampai sekarang ada empat bidang yang dianggap dan

diterima sebagai ruang lingkup Corporate Social

Responsibility (CSR).

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

58

1. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan

sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat

luas.

2. Sebagai salah satu bentuk dan wujud tanggung jawab

sosial perusahaan, perusahaan diharapkan terlibat

dalam berbai kegiatan yang terutama untuk

memajukan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Jadi, tanggung jawab sosial dan moral

perusahaan disini terutama terwujud dalam ikut

melakukan kegiatan tertentu bagi masyarakat.

3. Perusahaan dalam hal ini diharapkan untuk tidak

hanya melakukan kegiatan bisnis demi mencari

keuntungan, melainkan ikut juga memikirkan

kebaikan, kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat

dengan ikut melakukan berbagai kegiatan sosial yang

berguna bagi masyarakat. Kegiatan sosial tersebut

sangat beragam misalnya meminjamkan dana untuk

membangun rumah ibadah, membangun prasarana

dan fasilitas sosial dalam masyarakat (listrik, air,

jalan, tempat rekreasi, dsb), melakukam penghijauan,

menjaga sungai dari pencemaran limbah, melakukan

pelatihan dengan cuma-cuma, memberi beasiswa

kepada anak dari keluarga yang kurang mampu

ekonominya dan lain sebagainya.

4. Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar

keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan

sosial tersebut, yaitu :

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

59

a) Karena perusahaan dan seluruh karyawannya

adalah bagian integral dari masyarakat

setempat. Karena itu, wajar mereka pun harus

ikut bertanggung jawab atas kemajuan dan

kebaikan masyarakat tersebut. Keterlibatan

sosial merupakan wujud nyata dari tanggung

jawab sosial dan kepedulian perusahaan sebagai

bagian integral dari masyarakat atas kemajuan

masyarakat tersebut.

b) Perusahaan telah diuntungkan dengan

mendapatkan hak mengelola sumber daya alam

yang ada di masyarakat tersebut dengan

mendapatkan keuntungan bagi perusahaan

tersebut. Demikian pula, sebagai tingkat

tertentu masyarakat telah menyiapkan tenaga-

tenaga profesional bagi perusahaan yang berjasa

mengembangkan perusahaan tersebut. Karena

itu, keterlibatan sosial merupakan semacam

balas jasa terhadap masyarakat.

c) Tidak melakukan kegiatan-kegiatan bisnis

tertentu yang merugikan kepentingan

masyarakat luas. Dengan ikut dalam berbagai

kegiatan sosial, perusahaan mempunyai

kepedulian punya tanggung jawab terhadap

masyarakat dan dengan demikian dapat

mencegahnya untuk tidak sampai merugikan

masyarakat melalui kegiatan bisnis tertentu.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

60

d) Menjalin hubungan sosial yang lebih baik

dengan masyarakat. Ini akan membuat

masyarakat merasa memiliki perusahaan

tersebut dan dapat menciptakan iklim sosial dan

politik yang lebih aman, kondusif, dan

menguntungkan bagi kegiatan bisnis

perusahaan tersebut.

5. Keuntungan ekonomis

Tujuan bisnis adalah untuk mencari keuntungan demi

mempertahankan kelangsungan bisnis dan perusahaan

yang menyangkut semua orang yang terkait dalam

bisnis tersebut. Setiap pelaku bisnis dan perushaan

secara moral dibenarkan untuk mengejar kepentingan

pribadinya yang dalam bisnis dibaca sebagai

keuntungan karena hanya dengan demikian ia dapat

mempertahankan kelangsungan bisnis dan perusahaan

tersebut. Maka, mengejar keuntungan tidak lagi

dilihat sebagai hal yang egoistis dan negatif secara

moral, melainkan justru dilihat sebagai hal yang

moral sangat positif. Dalam hal ini keuntungan

ekonomi dilihat sebagai sebuah lingkup tanggung

jawab moral dan sosial yang sah dari suatu

perusahaan.

6. Memenuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu

masyarakat

Perusahaan punya kewajiban dan juga kepentingan

untuk menjaga ketertiban dan keteraturan sosial.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

61

Salah satu bentuk dan wujud yang paling nyata dari

menjaga ketertiban dan keteraturan sosial ini sebagai

wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah

dengan mematuhi aturan hukum yang berlaku karena

jika tidak mematuhi aturan hukum yang berlaku maka

ketertiban dan keteraturan masyarakat tidak akan

terwujud.

7. Hormat pada hak dan kepentingan stakeholder atau

pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan

bisnis suatu perusahaan Hormat pada hak dan

kepentingan stakeholders atau pihak-pihak terkait

yang mempunyai kepentingan langsung dan tidak

langsung dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.

Perusahaan secara moral dituntut dan menuntut diri

untuk bertanggung jawab atas hak dan kepentingan

pihak-pihak terkait yang punya kepentingan. Artinya

dalam kegiatan bisnisnya suatu perusahaan perlu

memperhatikan hak dan kepentingan pihak-pihak

tersebut: konsumen, buruh, investor, kreditor,

pemasok, penyalur, masyarakat setempat, pemerintah

dan seterusnya. Tanggung jawab sosial perusahaan

lalu menjadi hal yang begitu kongkret, baik demi

terciptanya suatu kehidupan sosial yang baik maupun

demi kelangsungan dan keberhasilan kegiatan bisnis

perusahaan tersebut.

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

62

J. Prinsip Corporate Social Responsibilities

Prinsip pertama adalah kesinambungan atau

sustainability. Ini bukan berarti perusahaan akan terus-

menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi,

program yang dirancang harus memiliki dampak yang

berkelanjutan. CSR berbeda dengan donasi bencana alam

yang bersifat tidak terduga dan tidak dapat diprediksi. Itu

menjadi aktivitas kedermawanan dan bagus.

Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka

panjang. Perusahaan mesti menyadari bahwa sebuah bisnis

bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari

lingkungan di sekitarnya. Karena itu, CSR yang dilakukan

adalah wujud pemeliharaan relasi yang baik dengan

masyarakat. Ia bukanlah aktivitas sesaat untuk

mendongkrak popularitas atau mengejar profit.

Prinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada

masyarakat, baik secara ekonomi, lingkungan, maupun

sosial. Perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli dan

mempertimbangkan sampai kedampaknya.

Prinsip keempat, dana yang diambil untuk CSR tidak

dimasukkan ke dalam cost structure perusahaan

sebagaimana budjet untuk marketing yang pada akhirnya

akan ditransformasikan ke harga jual produk. CSR yang

benar tidak membebani konsumen.30

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

63

Adapun prinsip yang harus diperhatikan dalam

mengimplementasikan CSR menurut salah seorang pakar

CSR dari University of Bath Inggris yaitu Alyson Warhust,

di mana pada tahun 1998 beliau menjelaskan ada 16 yaitu:31

1. Prioritas Perusahaan

2. Manajemen Terpadu

3. Proses Perbaikan

4. Pendidikan Karyawan

5. Pengkajian

6. Produk dan Jasa

7. Informasi Publik

8. Fasilitas dan Operasi

9. Penelitian

10. Prinsip Pencegahan

11. Kontraktor dan Pemasok

12. Siaga Menghadapi Darurat

13. Transfer Best Practise

14. Memberikan Sumbangan

15. Keterbukaan

16. Pencapaian dan Pelaporan

30

www.emliindonesia.com. Telaah Singkat: Landasan Hukum

Pemberlakuan CSR di Indonesia. Didownload (Selasa, 11 April 2017) 31

Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Frascho

Publishing, Gresik, 2007, h. 39-41

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

64

K. Argumen Menentang dan Mendukung

Keterlibatan Sosial Perusahaaan

Argumen-argumen yang menentang keterlibatan sosial

tersebut antara lain :

1. Tujuan Utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan

Sebesar-besarnya.

Keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan

sosial harus ditentang karena justru akan

menimbulkan ketidakefesienan.Ini berarti tidak

relevan dengan kegiatan dan hakekat bisnis itu

sendiri. Fungsi bisnis adalah fungsi ekonomi,bukan

fungsi sosial. Artinya bisnis adalah kegiatan ekonomi

bukan kegiatan sosial. Karena itu keberhasilan suatu

bisnis tidak diukur berdasarkan kegiatan sosial,

melainkan berdasarkan kinerja ekonominya, dengan

terutama memperhatikan faktor efesiensi ekonomis.

2. Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang

membingungkan

Keberhasilan perusahaan dalam bisnis modern penuh

persaingan yang ketat ditentukan oleh konsentrasi

seluruh perusahaan, yang ditentukan oleh konsentrasi

pimpinan perusahaan. Ini akan terganggu kalau

mereka masih harus terlibat dalam berbagai kegiatan

sosial yang akan menimbulkan terpecahnya perhatian

meraka. Demikian pula, sekali perusahaan terlibat

dalam kegiatan sosial, semakin banyak tuntutan dan

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

65

permintaan akan keterlibatan sosial tersebut yang

akan semakin luas dan jauh.Ini akan melemahkan

perusahaan yang harus bersaing ketat dengan saingan-

saingannya.

3. Biaya Keterlibatan Sosial

Keterlibatan sosial sebagai wujud dari tanggung

jawab perusahaan malah dianggap memberatkan

masyarakat. Alasannya, biaya yang digunakan untuk

keterlibatan perusahaan tersebut bukan biaya yang

disediakan oleh perusahaan itu, melainkan merupakan

biaya yang telah diperhitungkan sebagai salah satu

komponen dalam harga barang dan jasa yang

ditawarkan dalam pasar. Pada akhirnya yang

menanggung biaya dari keterlibatan sosial perusahaan

tersebut adalah masyarakat khususnya konsumen, dan

bukan perusahaan tersebut. Jadi keterlibatan sosial

malah memberatkan masyarakat.

4. Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan

Sosial

Para pimpinan perusahaan tidak profesional dalam

membuat pilihan dan keputusan moral. Mereka hanya

profesional dalam bidang bisnis dan ekonomi. Karena

itu perusahaan tidak mempunyai tenaga terampil yang

siap untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial

tertentu.

Dari keempat tanggung jawab sosial perusahaan di

atas, lingkup pertama menimbulkan suatu kontroversi yang

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

66

hebat yang memperlihatkan dua pandangan yang saling

bertentangan antara yang menentang dan mendukung

perlunya keterlibatan sosial sebagai salah satu wujud

tanggung jawab sosial perusahaan.

Sedangkan Argumen-argumen yang menuntut

perlunya keterlibatan sosial perusahaan tersebut antara lain:

1. Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin

Berubah

Untuk mendatangkan keuntungan, perusahaan harus

peka dan tanggap terhadap kebutuhan dan harapan

masyarakat yang semakin berubah. Misalnya

masyarakat tidak hanya butuh barang dan jasa

tertentu, melainkan barang dan jasa dengan mutu

yang baik dan juga yang kompetitif. Demikian pula,

masyarakat menuntut agar barang tersebut di produksi

dengan tetap menghargai hak dan kepentingan

karyawan serta masalah lingkungan.

2. Terbatasnya Sumber Daya Alam

Bisnis diharapakan untuk tidak hanya mengeksplotasi

sumber daya alam yang terbatas itu demi keuntungan

ekonomis, melainkan juga ikut melakukan kegiatan

sosial tertentu yang tertuma bertujuan untuk

memelihara sumber daya alam. Ini juga pada akhirnya

akan berguna bagi perusahaan tersebut karena

perusahaan tentu akan sulit bertahan kalau sumber

daya alam terbatas itu habis dieksploitasi tanpa dijaga

kelestariannya.

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

67

3. Lingkungan Sosial yang Lebih Baik

Bisnis mempunyai kewajiban dan tanggung jawab

moral dan sosial untuk memperbaiki lingkungan

sosialnya ke arah yang lebih baik.Semakin baik

lingkungan sosial dengan sendirinya akan ikut

memperbaiki iklim bisnis yang ada.Dengan

membantu memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi

masyarakat sekitar, jurang kaya dan miskin akan

sedikit diperkecil dan demikian masyarakat sekitar

akan lebih menerima kehadiran perusahaan tersebut.

4. Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan

Jika suatu perusahaan melakukan kegiatan bisnis

sampai merugikan hak dan kepentingan pihak lain

(atau masyarakat secara keseluruhan), pemerintah,

yang punya tugas utama melindungi hak dan

kepentingan setiap warga. Itu berarti mau tidak mau

pemerintah akan menindak perusahaan tersebut,

antara lain dengan mencabut izin perusahaan tersebut,

atau paling kurang membatasi ruang gerak kegiatan

bisnis perusahaan tersebut.

5. Bisnis Mempunyai Sumber-sumber Daya yang

Berguna

Perusahaan tidak hanya punya dana, melainkan juga

tenaga profesional dalam segala bidang yang dapat

dimanfaatkan atau dapat disumbangkan bagi

kepentingan kemajuan masyarakat.

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

68

6. Keuntungan Jangka Panjang

Argumen ini mau menunjukan bahwa bagi

perusahaan, tanggung jawab sosial secara

keseluruhan, termasuk kegiatan perusahaan dalam

berbagai kegiatan sosial, merupakan suatu nilai yang

sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan

perusahaan itu dalam jangka waktu panjang.Dengan

tanggung jawab dan keterlibatan sosial tercipta suatu

citra yang sangat positif di mata masyarakat

mengenai perusahaan itu. Dengan peduli kepada

kepentingan masyarakat dan semua pihak terkait,

yang mungkin dalam jangka waktu pendek merugikan

secara finansial, dalam jangka waktu akan sangat

menguntungkan bagi perusahaan tersebut.

L. Model Penerapan Corporate Social

Responsibility

Ada empat model atau pola CSR yang diterapkan di

Indonesia, yaitu:32

1. Perusahaan menjalankan program CSR secara

langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan

sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat

tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah

perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat

32 Saidi dan Abidin. h. 64-65

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

69

seniornya, seperti corporate secretary atau public

affair atau menjadi bagian dari tugas pejabat public

relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah

perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan

adopsi dari model yang lazim diterapkan di

perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya

perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin, atau

dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi

kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan

perusahaan di antaranya adalah Yayasan Coca-cola

Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan

pertambangan).

3. Bermitra dengan pihak lain.

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerja

sama dengan lembaga sosial/ organisasi non

pemerintah (ornop), instansi pemerintah, universitas,

atau media massa, baik dalam mengelola dana

maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

Beberapa lembaga sosial/ ornop yang bekerja sama

dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara

lain adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan

Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet

Dhuafa, instansi-instansi pemerintah (Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia/ LIPI, Depdiknas, Depkes,

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

70

Depsos), perguruan-perguruan tinggi (UI, ITB, IPB),

media massa (Dkk kompas, Kita Peduli Indosiar).

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota, atau

mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan

untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan

model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pihak

pemberian hibah perusahaan yang bersifat ‘hibah

pembangunan’. Pihak konsorsium atau lembaga

semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-

perusahaan yang mendukungnya secara proaktif

mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga

operasional dan kemudian mengembangkan program

yang disepakati bersama.

Menurut Said dan Abidin (2004) pada dasarnya CSR

memiliki beberapa jenis atau sektor kegiatan. Ada sembilan

jenis atau sektor kegiatan CSR, yaitu: (1) Pelayanan sosial;

(2) Pendidikan dan penelitian; (3) Kesehatan; (4)

Kedaruratan (emergency); (5) Lingkungan; (6) Ekonomi

produktif; (7) Seni, olah raga, dan pariwisata; (8)

Pembangunam prasarana dan perumahan; dan (9) Hukum,

advokasi, dan politik.

Kategori perusahaan hubungannya dengan penerapan

CSR :

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

71

1. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan

anggaran CSR :

a) Perusahaan Minimalis. Perusahaan yang

memiliki profit dan anggaran CSR yang rendah.

b) Perusahaan Ekonomis. Perusahaan yang

memiliki profit tinggi, namun anggaran

CSRnya rendah.

c) Perusahaan Humanis. Perusahaan yang

memiliki profit rendah, tapi proporsi anggaran

CSRnya tinggi.

d) Perusahaan Reformis. Perusahaan yang

memiliki profit dan anggaran CSR yang tinggi.

Perusahaan memandang CSR bukan beban, tapi

peluang untuk maju.

2. Berdasarkan tujuan CSR (promosi atau

pemberdayaan masyarakat) :

a) Perusahaan Pasif. Perusahaan yang menerapkan

CSR tanpa tujuan yang jelas.

b) Perusahaan Impresif. CSR diutamakan untuk

promosi.

c) Perusahaan Agresif. CSR diutamakan untuk

pemberdayaan.

d) Perusahaan Progresif. Perusahaan menerapkan

CSR untuk tujuan promosi dan pemberdayaan

karena dipandang bermanfaat dan menunjang

satu sama lain bagi kemajuan perusahaan.

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

72

M. Manfaat Corporate Social Responsibilities

Manfaat CSR bagi perusahaan menurut Gurvy Kavei,

pakar manajemen dari Universitas Manchester, Inggris,

menegaskan bahwa setiap perusahaan yang

mengimplementasikan CSR dalam aktivitas usahanya akan

mendapatkan 5 manfaat utama sebagai berikut:33

1. Meningkatkan profitabilitas dan kinerja finansial

yang lebih kokoh.

2. Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan

komunitas investasi.

3. Mendorong komitmen karyawan, karena mereka

diperhatikan dan dihargai.

4. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas.

5. Mempertinggi reputasi dan corporate branding.

Pendapat Kavei terkait hal reputasi dan corporate

branding selaras dengan hasil riset majalah SWA atas 45

perusahaan di Indonesia pada tahun 2005, manfaat CSR

adalah (1) memelihara dan meningkatkan citra perusahaan,

(2) hubungan yang baik dengan masyarakat, (3)

mendukung operasional perusahaan, (4) mengurangi

gangguan masyarakat pada operasional perusahaan. Hasil

riset majalah SWA yang berkaitan dengan manfaat CSR

bagi perusahaan untuk jangka panjang, CSR akan

membawa aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di

33

Busra Azheri, Corporate Social Responsibility, Setara Press,

Malang, 2011, h. 124-126

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

73

tengah iklim bisnis yang makin kompetitif, menuntut

praktik etis dan bertanggung jawab. Selain itu, CSR sebagai

investasi sosial dipercayai akan menjadi landasan

fundamental bagi pembangunan berkelanjutan (sustainable

development), bukan hanya untuk perusahaan , tetapi juga

untuk stakeholders dalam arti keseluruhan.

Manfaat CSR bagi perusahaan menurut Suhandari

adalah: 34

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta

citra merek perusahaan

2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial

3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan

4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional

usaha

5. Membuka peluang pasar yang lebih luas

6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak

pembuangan limbah

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

10. Peluang mendapatkan penghargaan

Berdasarkan pendapat para ahli tentang manfaat CSR

bagi perusahaan, penulis menyimpulkan manfaat CSR bagi

perusahaan sangat positif baik bagi karyawan maupun bag

34

Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, Sinar

Grafika, Jakarta, 2009, h. 6-7

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

74

pemangku kepentingan/ pemilik perusahaan. Bagi

karyawan akan lebih bersemangat dalam bekerja karena

mereka diperhatikan dan dihargai, bagi pemangku

kepentingan, mereka akan mendapatkan peluang lebih luas

dan emndapatkan penghargaan yang akan mendongkrak

perusahaannya.

Manfaat CSR bagi Masyarakat

Kegiatan CSR perusahaan akan memberikan banyak

manfaat bagi masyarakat diantaranya sebagai berikut:

1. Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat

di sekitar perusahaan.

2. Membuka ruang kerja dan kesempatan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3. Turut membantu program pemerintah dalam

pengentasan kemiskinan, dengan menggunakan

pekerja yang berasal dari sekitar perusahaan mereka

dapat menyumbangkan kenaikan angka angkatan

kerja dengan menciptakan lapangan kerja,

menyediakan pelatihan, menyediakan produk-produk

yang disediakan oleh orang-orang kalangan bawah

maka secara langsung akan memberikan dampak

kepada golongan bawah tersebut.

4. Meningkatkan standar pendidikan, dengan

memberikan beasiswa kepada yang benar-benar

membutuhkan dan membantu dalam pembangunan

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

75

sarana dan prasarana pendidikan khusunya untuk

pendidikan dasar.

5. Penyelesaian masalah lingkungan

Akan lebih menguatkan dan memberdayakan

kehidupan masyarakat baik secara ekonomi,

kelembagaan sosial, dan memperkecil terjadinya

konflik sosial.

6. Meningkatkan standar kesehatan dengan

menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang

kesehatan terutama bagi masyarakat sekitarnya.

Contohnya, dengan penyediaan fasilitas air bersih,

atau dengan membuka klinik kesehatan yang tidak

berlaku untuk karyawannya saja, tapi juga bagi

masyarakat sekitarnya.

Manfaat Bagi Pemerintah

Pelaksanaan CSR juga memberikan manfaat bagi

pemerintah. Melalui CSR akan tercipta hubungan antara

pemerintah dan perusahaan dalam mengatasi berbagai

masalah sosial, seperti kemiskinan, rendahnya kualitas

pendidikan, minimnya akses kesehatan dan lain sebagainya.

Tugas pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi

rakyatnya menjadi lebih ringan dengan adanya partisipasi

pihak swasta (perusahaan) melalui kegiatan CSR. CSR

yang dapat berperan dalam mengatasi permasalahan-

permasalahan sosial adalah CSR yang bersifat communuity

development seperti pemberian beasiswa, pemberdayaan

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keadilanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16550/2/T2_322014009_BAB II... · Pancasila sila ke-2 dan sila ke-5 jika dihubungkan dengan ... isi

76

ekonomi masyarakat miskin, pembangunan sarana

kesehatan dan lain sebagainya.