13
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penilitian dilakukan oleh Mardianto (2014), dengan obyek penelitian yang dilakukan di PT Salim Invomas Pratama Tbk. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan yaitu mengalami penurunan perputaran modal kerja karena penggunaan modal kerja kurang efektif dan jumlah periode pelekatan dana perusahaan meningkat, sehingga perlu adanya kontrol dalam piutang dan inventaris. Penelitian dilakukan oleh Martanti (2013), untuk mengetahui optimalisasi penggunaan modal kerja terhadap peningkatan profitabilitas di PT Millenium Pharmacon Internasional , Tbk. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penggunaan modal kerja yang kurang optimal masih banyak tersimpan pada aktiva lancar pada perputaran kas dan periode penagihan kas, perputaran piutang usaha dan periode penagihan piutang usaha, perputaran persediaan dan periode perputaran persediaan pada PT Millennium Pharmacon Internasional Tbk. Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Salam (2017), dengan menggunakan obyek pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dengan hasil kesimpulan dari penelitian yaitu, perputaran modal kerja dikategorikan kurang baik atau belum optimal, karena perusahaan masih belum efektif dalam pengelolaan modal kerjanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Penilitian dilakukan oleh Mardianto (2014), dengan obyek penelitian

yang dilakukan di PT Salim Invomas Pratama Tbk. Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan kesimpulan yaitu mengalami penurunan perputaran

modal kerja karena penggunaan modal kerja kurang efektif dan jumlah

periode pelekatan dana perusahaan meningkat, sehingga perlu adanya kontrol

dalam piutang dan inventaris.

Penelitian dilakukan oleh Martanti (2013), untuk mengetahui

optimalisasi penggunaan modal kerja terhadap peningkatan profitabilitas di

PT Millenium Pharmacon Internasional , Tbk. Kesimpulan dari penelitian ini

yaitu penggunaan modal kerja yang kurang optimal masih banyak tersimpan

pada aktiva lancar pada perputaran kas dan periode penagihan kas,

perputaran piutang usaha dan periode penagihan piutang usaha, perputaran

persediaan dan periode perputaran persediaan pada PT Millennium

Pharmacon Internasional Tbk.

Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Salam (2017), dengan

menggunakan obyek pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dengan hasil

kesimpulan dari penelitian yaitu, perputaran modal kerja dikategorikan

kurang baik atau belum optimal, karena perusahaan masih belum efektif

dalam pengelolaan modal kerjanya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

8

B. Tinjauan Teori

Bagian terpenting dalam manajemen perusahaan yaitu

merencanakan dan menentukan jumlah kebutuhan modal kerja dengan

benar, kesalahan dalam menetapkan besarnya kebutuhan modal kerja akan

merugikan perusahaan. Jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh setiap

perusahaan tentunya berbeda-beda antara perusahaan satu dengan

perusahaan yang lainya karena tergantung dengan aktivitas operasional

perusahaan yang dilakukan.

Apabila perusahaan hanya menjalankan usaha satu kali saja maka

kebutuhan modal kerja cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan selama

satu periode putaran saja. Tetapi pada umumnya perusahaan didirikan tidak

untuk hanya dijalankan satu periode saja, melainkan untuk seterusnya

selama pemilik perusahaan mampu memutar hasil keuntunganya untuk

lebih mengembangkan perusahaanya.

Analisis modal kerja optimal merupakan salah satu penentuan

seberapa besarnya aktiva lancar dengan menggunakan metode perputara

modal kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun

mendatang diasumsikan akan sama dengan tahun sebelumnya (Sarwoko

2003:79). Dasar utama untuk menentukan besarnya estimasi dari modal

kerja tahun mendatang yaitu dengan hasil estimasi nilai penjualan tahun

mendatang. Metode ini di desain dengan menggunakan perputaran

seluruh elemen aktiva lancar.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

9

Berdasarkan hasil perhitungan dari elemen aktiva lancar dapat

diketahui seberapa besarnya modal kerja. Estimasi nilai penjualan tahun

mendatang dengan menggunakan perputaran modal kerja akan dapat

diketahui, lalu langkah selanjutnya dapat menghitung nilai modal kerja

optimal tahun mendatang, berikut rumusnya:

Modal kerja optimal = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang

menganggur dan dana tersebut tidak digunakan secara optimal, sehingga

profitabilitas perusahaan akan menurun. Modal kerja yang terlalu kecil

akan menghambat atau mengganggu kelancaran proses produksi karena

perusahaan kekurangan dana. Untuk dapat menganalisa laporan keuangan

tersebut menentukan suatu ukuran-ukuran tertentu yang disebut dengan

“ratio” ini merupakan alat yang dinyatakan dalam arti relatif maupun

absolute untuk menjelaskan hubungan antara angka yang satu dengan yang

lain.

Alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan

kelemahan keuangan perusahaan yaitu dengan menggunakan analisa rasio,

menganalis terhadap modal kerja yang tercermin dalam laporan keuangan,

kegiatan ini yang harus dilakukan terutama oleh pihak manajemen dari

perusahaan untuk mengetahui bagaimana keadaan dan tingkat efektifitas

modal kerjanya. Kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui

optimalisasi modal kerja yaitu:

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

10

Jika MKR = MKO, maka kebutuhan modal kerja perusahaan sudah

optimal.

Jika MKR ≠ MKO, maka kebutuhan modal kerja perusahaan belum

optimal.

MKO > MKR perusahaan, artinya bahwa modal kerja perlu untuk

ditambahkan, sedangkan penambah tergantung dari besarnya perhitungan

MKO, yaitu dengan mencari selisih antara modal kerja optimal dengan

modal kerja riil yang dimiliki oleh suatu perusahaan. MKO < MKR

perusahaan, artinya bahwa modal kerja perlu adanya pengurangan,

sedangkan pengurangan tergantung dari besarnya perhitungan MKO,

yaitu dengan mencari selisih antara modal kerja optimal dengan modal

kerja riil yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan mengurangi jumlah

modal kerja riil yang dimiliki perusahaan.

Modal kerja (working capital) merupakan sebuah aktiva lancar yang

digunakan dalam operasi perusahaan dan harus selalu ada dalam

perusahaan. Seperti kas, piutang, persediaan dan surat berharga Dwi A

(2010:111) Dengan kata lain modal kerja merupakan modal yang harus

selalu ada dalam sebuah perusahaan sehingga operasional perusahaan

menjadi lebih lancar dan akan mendapatkan laba yang diinginkan. Modal

kerja dapat diperoleh dari modal sendiri ataupun dari pinjaman bank.

Kebutuhan modal kerja sebuah perusahaan ditentukan oleh

aktivitas produksi dan kapasitas produksi yang dilakukan oleh suatu

perusahaan. Apabila kapasitas dari produksi berubah maka modal kerja

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

11

yang dibutuhkan juga akan mengalami perubahan. AW Taylor dalam Dwi

A(2010:113) modal kerja dibedakan menjadi:

a. Modal Kerja Permanen

modal kerja yang harus ada dalam sebuah perusahaan agar

perusahaan mampu menjalankan kegiatanya untuk memenuhi

kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen

dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Modal Kerja Primer

modal kerja minimal yang harus dimiliki oleh suatu

perusahaan agar dapat terus melakukan proses operasi.

2) Modal Kerja Normal

modal kerja yang harus ada dalam suatu perusahaan agar

dapat beroperasi dalam kapasitas normal. Produksi normal

merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang

sebesar kapasitas normal perusahaan.

b. Modal Kerja Variabel

modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan

kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari tiga yaitu:

1) Modal Kerja Musiman

Modal kerja yang berubah sesuai dengan perubahan

musim atau permintaan, misalnya permintaan yang besar pada

waktu tertentu saja.

2) Modal Kerja Siklis

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

12

Modal kerja yang mengalami perubahan akibat fluktuasi

konjungtur.

3) Modal Kerja Darurat

Modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di

luar kemampuan sebuah perusahaan.

Elemen-elemen modal kerja dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Kas

Perusahaan perlu mengelola kas untuk menjada likuiditas

perusahan, kas dibutuhkan untuk membiayai tenaga kerja, bahan baku,

aktiva tetap, pajak, pembayaran utang, untuk membayar dividen. Kas

memiliki arti yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup

sebuah perusahaan. Tanpa adanya kas yang tersedia maka segala

kegiatan produksi di perusahaan akan terganggu. Jika bagian produksi

terhambat maka akan mengibatkan munculnya masalah lain di

bidang lain.

b. Persediaan

Persediaan merupakan bentuk investasi yang sangat penting bagi

sebuah perusahaan. Kebijakan piutang didesain untuk menstimulasi

volume penjualan yang juga harus disinkronkan dengan perencanaan

persediaan yang tepat. Estimasi mengenai jumlah produksi dan

penjualan yang tepat sangat mempengaruhi kebijakan persediaan yang

efektif.

c. Piutang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

13

Piutang merupakan sejumlah saldo yang akan diterima dari

pelanggan. Mendapatkan kredit merupakan sebuah investasi

perusahaan dalam pelanggan, sebuah investasi dalam hal penjualan

barang dan jasa. Tidak semua perusahaan memberikan kredit

penjualan barang namun sebagian besar memberikan kredit, tujuan

utamanya adalah untuk meningkatkan volume penjualan.

Menurut Riyanto (2013:61) ada tiga konsep modal kerja yaitu:

a. Modal Kerja Kuantitatif

Keseluruhan elemen dari aktiva lancar, sehingga disebut dengan

modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang jangka

pendeknya. Misal kas, efek, piutang, dan persediaan.

b. Modal Kerja Kualitatif

Semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh utang jangka

pendek yang harus dibayar oleh suatu perusahaan.

c. Modal Kerja Fungsional

Dana yang digunakan suatu perusahaan dalam mencapai laba

misalnya, kas, piutang dagang, persediaan barang dagangan,

penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung, sedangkan efek

baru menjadi modal kerja jika sudah terjual.

Pada perusahaan modal kerja yang digunakan harus cukup untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari.

Menentukan besarnya jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh

perusahaan bukanlah hal yang mudah. Menurut Munawir (2004:117-119)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

14

besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:

a. Sifat atau Tipe Perusahaan

Modal kerja pada suatu perusahaan jasa relatif akan lebih kecil

dibandingkan dengan modal kerja pada perusahaan industri, karena

pada perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam

kas, piutang maupun persediaan. Apabila dibandingkan dengan

perusahaan industri, maka keadanya sangatlah berbeda, karena pada

perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar

dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam

melakukan operasi sehari-hari.

Oleh karena itu, apabila dibandingkan dengan perusahaan jasa,

perusahaan industri akan memerlukan modal kerja yang lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan dagang atau perusahaan eceran,

karena perusahaan yang memproduksi barang harus mengadakan

investasi yang cukup besar dalam persediaan, baik bahan baku,barang

dalam proses maupun barang jadi yang siap untuk dipasarkan.

b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang

yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut

Kebutuhan modal kerja perusahaan berhubugan langsung

dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu barang yang

akan dijual ataupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang

tersebut dijual. Semakin lama waktuu yang diperlukan untuk

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

15

memproduksi atau memperoleh barang tersebut, maka akan semakin

besar pula modal kerja yang diperlukan.

c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan

Syarat pembelian bahan atau barang dagangan yang digunakan

untuk proses produksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal

kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat

kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, maka

akan sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaa

bahan atau barang dagangan. Sebaliknya jika pembayaran atas bahan

atau barang dagangan yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam

jangka waktu yang pendek, maka uang kas yang diperlukan untuk

membiayai persediaan akan semakin besar.

d. Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang diberikan perusahaan kepada para

pembeli, maka akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja

yang harus diinvestasikan dalam komponen piutang-piutang. Untuk

memperkecil risiko adanya piutang yang tidak dapat tertagih,

sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada pembeli,

karena itu diharapkan pembeli akan tertarik untuk membayar

hutangnya dalam peeriode diskonto tersebut.

e. Tingkat perputaran persediaan.

Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover)

menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti, dalam arti dibeli

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

16

dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran tersebut, maka

jumlah modal kerja yang dibutuhkan rendah. Untuk mencapai tingkat

perputaran yang tinggi, maka harus disediakan perencanaan dan

pengawasan yang teratur dan efisien. Semakin cepat tingkat

perputaran akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang

disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera

konsumen, dan disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan

dalam pemeliharaan selama periode tersebut.

Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan besarnya modal

kerja yaitu:

a. Metode Keterikatan Dana

Metode ini adalah metode yang menekankan pada:

1) Berapa lama dana yang terikat.

2) Berapa besarnya kebutuhan setiap harinya.

b. Metode Perputaran Modal Kerja

Metode ini merupakan sebuah metode yang menggunakan

tingkat perputaran aktiva lancar untuk menentukan seberapa besarnya

modal kerja. Tingkat perputaran akan dirinci ke dalam masing- masing

elemen dari aktiva lancar. Oleh sebab itu dilakukan perhitungan pada

masing-masing perputaran elemen aktiva lancar. Berikut perhitungan

masing-masing elemen:

1) Menghitung perputaran elemen modal kerja dalam kali

Perputaran Kas = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑠 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

17

Perputaran Piutang Usaha = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖

Perputaran Piutang Lain-lain = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖

Perputaran Persediaan = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖

2) Menghitung perputaran elemen modal kerja dalam hari

Kas = 360

𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖

Piutang Usaha = 360

𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖

Piutang Lain-lain = 360

𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛−𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖

Persediaan = 360

𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖

Hal yang harus dilakukan dalam melakukan sebuah perencanaan

keuangan yaitu meramalkan dan menganalisis sekumpulan laporan

keuangan, dalam melakukan peramalan penjualan yaitu dengan meninjau

penjualan selama 5 sampai 10 tahun terakhir, yang disajikan dalam

bentuk grafik . Ada beberapa metode untuk melakukan peramalah

penjualan seperti, metode rata-rata bergerak, metode trend moment, dan

metode perkiraan assosiatif ( regresi dan analisis korelasi), pada penelitian

peramalan penjualan yang digunakan menggunakan metode rata-rata

bergerak.

Metode rata-rata bergerak (moving average) menggunakan

sejumlah data dari penjualan tahun lalu untuk memperoleh perkiraan hasil

dimasa mendatang. Pada metode ini data minimal yang digunakan untuk

melakukan permalan adalah 3 tahun, karena data 3 tahun ini dianggap

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

18

paling relevan untuk meramalkan kondisi yang akan dating. Perhitungan

untuk memperoleh hasil dari peramalan penjualan tahun mendatang

sebagai berikut:

Metode Rata-rata bergerak = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖

C. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian pada dasarnya merupakan sebuah konsep

dalam pemecahan masalah, kerangka pikir penelitian akan menentukan

kejelasan dari sebuah proses penelitian, berdasarkan dari penjelasan teori dan

penelitian terdahulu, maka peneliti dapat membuat kerangka pikir penelitian

Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada PT Sumber Timur Dampit.

Pada gambar 4 secara singkat model kerangka pikir penelitian diatas

menjelaskan bahwa yang dijadikan objek penelitian adalah PT Sumber Timur

Dampit. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat

optimalisasi modal kerja adalah dengan menggunakan metode perputaran

modal kerja, setelah dilakukan dengan metode tersebut maka akan diketahui

tingkat keoptimalisasian modal kerja pada PT Sumber Timur Dampit, dengan

ketentuan jika MKO=MK, maka modal kerja dikatakan optimal dan jika

MKO≠MK RILL, maka modal kerja tidak optimal. Berikut hasill kerangka

piker penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53318/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 12. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

19

Gambar 2.4. Kerangka PikirPenelitian

Analisis Perputaran Elemen Modal Kerja

Persediaan Kas Piutang

Modal Kerja

MKO=MK MKO≠MKR

Tidak Optimal Optimal

Laporan Keuangan PT Sumber Timur Dampit

Modal Kerja Optimal