40
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi, melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengarui oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ifasarig0e... · ... Pengetahuan Non ilmiah ... metodologi penelitian. ... kekuatan

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terhadap obyek terjadi, melalui panca indra manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengarui oleh intensitas perhatian persepsi terhadap

obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Akan tetapi perlu

ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan

tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek

10

positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap

seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.

Menurut WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh teori

Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri

(Wawan, 2010 ).

b. Jenis-jenis pengetahuan

Menurut Surajiyo (2009), pengetahuan dapat dibagi atas:

1) Pengetahuan Non ilmiah

Secara umum yang dimaksud dengan pengetahuan non ilmiah ialah

sagenap hasil pemahaman manusia atau mengenai barang sesuatu

atau objek tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pengetahuan Ilmiah

Yang dinamakan pengetahuan ilmiah merupakan segenap hasil

pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode

ilmiah.

c. Ciri-ciri ilmu pengetahuan

Menurut Surajiyo (2009), ilmu pengetahuan mempunyai ciri pokok

yaitu:

1) Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan

percobaan.

11

2) Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai

kumpulan pengetahuan yang mempunyai hubungan ketergantungan

dan teratur.

3) Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka

perseorangan dan kesukaan pribadi.

4) Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok

soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai

sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.

5) Vertifikasi, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.

d. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2003):

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

12

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

dan menyatakan.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu

obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasiyang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

13

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

e. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoatmodjo, 2003)

adalah sebagai berikut:

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba untuk kemungkinan yang lain sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-

pimpinan masyarakat formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang

14

menerima yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai

otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun

penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh

Deobold Van Devan yang dikutip Wawan 2010. Akhirnya lahir

suatu cara untuk malakukan penelitian yang biasa dikenal dengan

penelitian ilmiah.

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu (Wawan, 2010):

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia berbuat dan mengisi

15

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalkan

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang

dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang akan pola hidup terutama juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

b) Pekerjaan

Bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia merupakan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

16

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan suatu sidrom atau kumpulan gejala dalam

merespons stimulus atau objek sehingga sikap melibatkan pikiran,

perasaan, perhatian (Notoatmodjo, 2010). Menurut Allport dalam

Notoatmodjo, 2010 sikap terdiri dari 3 komponen, yakni:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

17

Tingkat sikap berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek dapat menerima stimulus

yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (Responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (Valuing)

Menghargai merupakan suatu subjek atau seseorang memberikan nilai

yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya

dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespon.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan resiko

adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

3. ASI eksklusif

ASI merupakan makanan utama bagi bayi, yang sangat

dibutuhkan olehnya. Tidak ada makanan lainnya yang mampu menyaingi

kandungan gizinya. ASI mengandung protein, lemak, gula dan kalsium

dengan kadar yang tepat. Dalam ASI juga terdapat zat-zat yang disebut

antibodi, yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu

menyusuinya, dan beberapa waktu setelah itu. Bayi yang senantiasa

mengkonsumsi ASI jarang mengalami selesma dan infeksi saluran

18

pernapasan bagian atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan

dengan bayi yang tidak mengkonsumsi. Pertumbuhan dan perkembangan

bayi pun berlangsung dengan baik berkat ASI. Selain itu, ASI juga bisa

membantu perkembangan tulang rahang dan otot-otot pengunyah (Dwi,

2009). Pemberian ASI eksklusif juga mengandung semua nutrisi penting

yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa

membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa

pertumbuhannya. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak

manfaat dan kelebihan, diantaranya adalah menurunkan resiko terjadinya

penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi

saluran pernapasan, dan infeksi telinga. ASI juga dapat menurunkan dan

mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas,

kurang gizi, asma dan eksem. Selain itu, ASI dapat pula meningkatkan

Intelligence Quotien (IQ) dan Emotional Quotien (EQ) anak (Dwi, 2009).

Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi

hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan

ini sesuai dengan pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI

bersama-sama makanan pada setelah bayi berumur 6 bulan (Anita , 2009).

a. Pengertian ASI Eksklusif

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya

diberi ASI saja tanpa makanan tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bantuan bahan

19

makanan padat seperti pisang, pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur

susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Nadine, 2009).

b. Jenis-jenis ASI

Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga (Dwi,

2009), yaitu:

1) Kolostrum

Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama setelah bayi

dilahirkan. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibodi.

Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Meskipun

sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan melindunginya

dari bakteri, serta sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bayi pada

hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, secara berangsur-angsur,

produksi kolostrum berkurang saat air susu pada hari ketiga sampai

kelima. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi

oleh kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan

ridualmaterial, yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari

kelenjar mammae sebelum dan sesudah melahirkan anak.

Kolostrum disekresi oleh kelenjar mammae pada hari pertama

hingga ketiga atau keempat sejak masa laktasi Menurut Anton

Baskoro (2009), beberapa ciri penting yang menyertai produksi

kolostrum adalah sebagai berikut:

a) Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-

angsur setelah bayi lahir.

20

b) Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan

ketimbang ASI mature.

c) Kolostrum bertindak sebagai laksatif yang berfungsi

membersihkan dan melapisi mekonium usus bayi yang baru

lahir, serta mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk

menerima makanan selanjutnya.

d) Kolostrum lebih banyak mengandung protein (sekitar 10%

protein) dibandingkan ASI mature (kira-kira 1% protein). Lain

halnya dengan ASI mature yang mangandung protein yang

berupa kasein, yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.

e) Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni imunoglobulin

A (IgA), laktoferin, dan sel-sel darah putih. Semuanya itu

sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi terhadap serangan

penyakit (infeksi).

f) Total energi (lemak dan laktosa) berjumlah sekitar 58

kalori/100 ml kolostrum.

g) Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A, mineral

natrium (Na), dan seng (Zn).

h) Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol

dan lecithin dibandingkan ASI mature.

i) Pada kolostrum terdapat tripsininhibitor, sehingga hidrolisis

protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang

menyebabkan peningkatan kadar antibodi pada bayi.

21

j) Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam.

2) Foremilk

Air susu yang pertama kali disebut susu awal (foremilk). Air susu

ini hanya mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer, serta

tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat

banyak yang membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.

3) Hindmilk

Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui

hampir selesai. Hindmilk sangat kaya, kental, dan penuh lemak

bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian besar energi dan

dibutuhkan oleh bayi.

c. Komposisi ASI

Komposisi zat gizi dalam ASI adalah sebagai berikut (Dwi, 2009):

1) Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang

jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih

banyak ketimbang dalam Pengganti Air Susu Ibu (PASI). Rasio

jumlah dalam laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4. Hidrat arang

dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam

pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel-

sel saraf. Didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam

laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang

22

berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-

mineral lain.

2) Protein

ASI mengandung protein yang khusus untuk pertumbuhan bayi

dengan cepat.

3) Lemak

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal

dari lemak yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi

ketimbang PASI. Hal ini dikarenakan ASI banyak mengandung

enzim pemecah lemak (lipase). Jenis lemak dalam ASI

mengandung banyak omega-3, omega-6, dan Decosahexanoic Acid

(DHA) yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak.

4) Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif

rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6

bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang

sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit.

Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat dalam ASI dapat diserap

oleh usus. Lain halnya dengan zat besi yang bisa terserap dalam

PASI, yang hanya berjumlah sekitar 5-10%. ASI juga mengandung

natrium, kalium, fosfor dan klor yang lebih sedikit ketimbang

PASI. Meskipun sedikit, tetap mencukupi kebutuhan bayi.

Kandungan mineral dalam PASI cukup tinggi. Jika sebagian

23

besartidak dapat diserap, maka akan memperberat kerja usus bayi,

serta mengganggu sistem keseimbangan dalam pencernaan, yang

bisa merangsang pertumbuhan bakteri yang merugikan. Inilah yang

menjadikan perut bayi kembung, dan akan gelisah lantaran

gangguan metabolisme.

5) Vitamin

Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, berarti

semua vitamin yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama

kehidupannya dapat diperolah dari ASI. Kandungan vitamin

sangat mudah diserap oleh dinding usus untuk dimasukkan

kedalam saluran darah, seterusnya berfungsi untuk kesehatan tubuh

bayi.

Tabel 2.2 Perbandingan komposisi ASI dan PASI untuk setiap

100 ml

Komponen ASI PASIEnergi (kkal) 70 67Air (g) 89,7 90,2Protein (g) 1,07 3,4Rasio kasein 1 : 1,5 1 : 0,2

Lemak (g) 4,2 3,9

Laktosa (g) 7,4 4,8Vitamin A (Retinol) dengan satuan (ug) 60 31Beta karoten (ug) 0 19Vitamin D : Larutan dalam lemak dengan satuan (ug) 0,01 0,03Larut dalam air (ug) 0,80 0,15Vitamin C 3,8 1,5Tiamin (Vitamin B1) dengan satuan (mg) 0,02 0,04Riboflafin (Vitamin B2) dengan satuan (mg) 0,03 0,20Niasin (mg) 0,62 0,89Vitamin B12 (ug) 0,01 0,31Asam folant (ug) 5,2 5,2Kalsium (Ca) dengan satuan (mg) 35 124Besi (Fe) dengan satuan (mg) 0,08 ,05Tembaga (Cu) dengan satuan (ug) 39 21Seng (Zn) dengan satuan (ug) 295 361

24

d. Manfaat ASI

Pemberian ASI merupakan metode makanan bayi yang

terbaik, terutama bayi berumur kurang dari 6 bulan. ASI mengandung

beberapa zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk mencakupi

kebutuhan gizi bayi pada 6 bulan setelah kelahiran. Adapun manfaat

pemberian ASI adalah (Weni, 2009):

1) Bagi Bayi

a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan

yang baik. Setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal

baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

b) Mengandung antibodi

Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai

berikut apabila mendapat infeksi maka tubuh ibu akan

membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan

jaringan limposit. Antibodi dipayudara disebut Mammae

Associated immunocompetent Lymphoid Tissue (MALT).

Kekebalan terhadap penyakit saluran pernapasan yang

ditransfer disebut Bronchus Associated immunocompetent

Lymphoid Tissue (BALT) dan untuk pengait saluran

pencernaan ditansfer melalui Gut Associated

immunocompetent Lymphoid Tissua (GALT). Dalam tinja bayi

yang mengandung ASI terdapat antibodi terhadap bakteri

25

E.Coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri

E.Coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI

kecuali antibodi terhadap enterotoksin E.Coli, juga pernah

dibuktikan adanya antibodi terhadap virus, seperti rota virus,

polio dan campak.

c) ASI mengandung komposisi yang tepat

Komposisi yang tepat yaitu dari berbagai bahan makanan yang

terbaik untuk bayi terdiri dari proporsi yang seimbang dan

cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk

kehidupan 6 bulan pertama.

d) Mengurangi kejadian karies dentis

Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula

jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena

kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada

waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan

susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan

merusak gigi.

e) Memberi rasa amam dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan

antara ibu dan bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,

kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan

perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.

26

f) Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian

susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat

menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.

Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan

akan mengurangi kemungkinan alergi.

g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung

omega 3 untuk pemasangan sel-sel otak sehingga jaringan otak

bayi yang mendapat ASI eksklusif dan tumbuh optimal dan

terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak

lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.

h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang

pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada

payudara.

2) Bagi Ibu

a) Aspek Kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung saraf

sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan

prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi

estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan

kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah

27

kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum

terjadi menstruasi kembali.

b) Aspek Kesehatan Ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya

oksitoksin oleh kelenjar hipofisis, oksitoksin membantu

involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca

persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan

pasca persalinan mengurangi prevelensi anemia defesiansi

besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui

lebih rendah dibanding yang tidak menyusui. Mencegah

kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya

secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang

memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena

kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil

dibanding daripada yang tidak menyusui secara eksklusif.

c) Aspek Penurunan Berat Badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih

cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil.

Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak

lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai

cadangan tenaga akan terpakai.

28

d) Aspek Psikologi

Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,

tetapi juga untuk ibu. Ibu akan lebih merasa bangga dan

diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

3) Bagi Keluarga

a) Aspek Ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk

keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan

karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga

mengurangi biaya berobat.

b) Aspek Psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja.

Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan

dot yang harus diberikan serta minta petolongan orang lain.

4) Bagi Negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI

menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian

29

anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan

bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,

misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan

akut bagian bawah.

b) Menghemat devisa negara

ASI dapat di anggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua

ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar

Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu

formula.

c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung

akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi

komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta

mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.

Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirumah sakit

dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.

d) Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan

terjamin.

30

e. Keunggulan ASI

Dibandingkan dengan yang lain, ASI memiliki beberapa keunggulan

yaitu (Anita, 2009):

1) Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 3-4 bulan pertama.

2) Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.

3) Mengandung berbagai zat antibodi, sehingga mencegah terjadinya

infeksi.

4) Mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi.

5) Tidak mengandung laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi.

6) Ekonomis dan praktis, tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal

dan dalam keadaan segar, serta bebas dari kuman.

f. Volume produksi ASI

Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi

kolostrum pada payudara hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai

menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat.

Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari-

hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai

ke 14. Rata-rata ibu menyusui menghasilkan 700-800 ml susu perhari

pada 6 bulan pertama dan sekitar 600 ml/hari pada 6 bulan kedua. ASI

yang diproduksi yaitu : kolostrum hari ke 1-4 pospartum, ASI peralihan

hari ke 7-14 pospartum, ASI mature minggu ke-2 bulan ke 7-8, dan ASI

berkomposisi zat gizi tetap bulan ke 7-2 tahun.

31

Keadaan kurang gizi tingkat berat pada ibu, baik pada waktu

hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi

ASI pada ibu kurang gizi menjadi lebih sedikit jumlahnya, yaitu hanya

berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 cc

pada 6 bulan kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.

Volume ASI pada tahun pertama adalah 400-700 ml/24 jam, tahun

kedua 200-400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam. Di negara

industri rata-rata volume ASI pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah

750 gr/hari dengan kisaran 450-1200 gr/hari (ACC/SCN,1991). Volume

ASI bayi usia 4 bulan adalah 500-800 gr/hari, bayi usia 5 bulan adalah

400-600 gr/hari, dan bayi usia 6 bulan adalah 350-500 gr/hari (Atikah,

2009).

4. Pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja

Bagi ibu yang bekerja pemberian ASI secara eksklusif tidak

perlu dihentikan, ibu bekerja tetap harus memberikan ASI secara eksklusif

kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Ibu yang bekerja dapat

memberikan ASI secara langsung dan tidak langsung. Pemberian ASI

secara langsung yaitu dengan cara menyusui, sedangkan pemberian ASI

tidak langsung yaitu dengan cara memerah atau memompa ASI,

menyimpannya untuk kemudian diberikan kepada bayi. Ibu yang bekerja

juga dapat membawa bayinya ketempat ibu bekerja, namun tindakan ini

sulit dilaksanakan bila ditempat kerja atau disekitarnya tidak tersedia

sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Jika tempat kerja dekat rumah,

32

ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya sewaktu istirahat, atau meminta

bantuan orang lain untuk membawa bayinya ke tempat kerja (Dwi, 2009).

Sebelum ibu pergi bekerja ibu harus memeras payudara dan

menampung ASI perasan di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun

jumlahnya sedikit, ASI perasan tetap bermanfaat bagi bayi. Saat itu, ibu

menyisikan ASI sekitar setengah cangkir penuh (100 ml) untuk diminum

bayi ketika ibu bekerja. Cangkir berisi ASI perasan ditutup dengan kain

bersih, serta disimpan ditempat yang paling sejuk di rumah, lemari es, atau

tempat lainnya yang aman, agak gelap, dan bersih. ASI jangan dimasak

atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahan-bahan anti-infeksi

yang terkandung dalam ASI. Setelah mamperoleh ASI perasan, bayi tetap

harus disusui demi mendapatkan ASI akhir (hindmilk). Sebab, pengisapan

oleh bayi secara langsung dinilai lebih baik ketimbang pemberian ASI

dengan cara diperas. Ketika ibu berada ditempat kerja, hendaknya ibu

memeras payudara atau memompanya setiap 3-4 jam sekali secara teratur.

Hal ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga, karena ASI dibuat

based on demand. Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman

dan mengurangi jumlah ASI yang menetes. Sebaiknya, ibu menyimpan

ASI dilemari es, atau dibawa dengan termos es (Dwi, 2009).

Tempat penyimpanan ASI, ASI yang disimpan dalam botol

dapat bertahan hingga 8 jam dalam suhu kamar, 24 jam dalam termos

berisi es, 2x24 jam dalam lemari es, dan 2 bulan dalam freezer. ASI dapat

disimpan dalam kantong plastik atau botol bersih (Kun, 2008).

33

Ada beberapa cara mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI

dengan tangan dan mengeluarkan ASI dengan alat.

a. Cara mengeluarkan ASI dengan tangan

1) Cuci tangan sampai bersih.

2) Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI.

3) Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan.

4) Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari

telunjuk pada batas areola mammae bagian bawah sehingga

berhadapan.

5) Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa

menggeser letak kedua jari tadi.

6) Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan

memeras dan mengeluarkan ASI yang berada di dalam sinus

lactiferus.

7) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali.

8) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan

telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola

dengan kedua jari selalu berhadapan.

9) Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan terperah dari semua

bagian payudara.

10) Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan

mengeluarkan ASI dan menyebabkan rasa sakit.

34

b. Mengeluarkan ASI dengan pompa

Ada 2 macam bentuk pompa yaitu:

1) Pompa manual atau tangan

Ada beberapa tipe pompa manual antara lain:

a) Tipe silindris

Pompa ini efektif dan mudah dipakai. Kekuatan tekanan isapan

mudah dikontrol, baik kedua silinder maupun gerakan

memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari plastik yang

tempat penampungan ASI dibagian bawah silinder.

b) Tipe silindris bersudut

Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan lebih

mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan

ditampung di botol yang ditempelkan di pompa.

c) Tipe kerucut/plastik dan bola karet/tipe terompat (Squeeze and

bulb atau Horn)

Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat

menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan putting susu

serta jaringan payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur.

2) Pompa elektrik

Beberapa macam pompa listrik sudah ada di beberapa kota besar.

Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya

terbatas di rumah sakit besar (Weni, 2009).

35

5. Faktor-faktor yang terkait dalam pemberian ASI eksklusif

a. Aspek Pemahaman dan Pola Pikir

ASI eksklusif ialah makanan utama bayi yang sangat baik dan tidak ada

bandingannya, meskipun susu formula termahal dan terbaik. Meskipun

pemberian ASI eksklusif telah banyak disosialisasikan, namun masih

sedikit ibu yang belum mengerti dan menganggap remeh pemberian

ASI, terutama para ibu yang bekerja di luar rumah. Beberapa anggapan

keliru yang sering kali mengenyampingkan kebutuhan nutrisi bayi.

Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan

pertama kelahiran bayi dikarenakan kurangnya informasi dan

pengetahuan yang dimiliki para ibu mengenai segala nutrisi dan

manfaat yang terkandung dalam ASI.

b. Aspek Gizi

ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6

bulan pertama kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada bayi,

sering kali disebut kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan,

terutama Immunoglobulin A (IgA) yang berfungsi melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi, seperti diare. Bila kolostrum terlambat

diberikan kepada bayi, maka boleh jadi sistem kekebalan bayi sedikit

rapuh dan mudah terserang penyakit. Kolostrum juga mengandung

protein, vitamin A, karbohidrat, dan lemak rendah, sehingga sesuai

kebutuhan gizi pada hari-hari pertama kelahiran. Kolostrum akan

36

membantu mengeluarkan mekonium, yaitu tinja bayi pertama yang baru

lahir, yang berwarna hitam kehijauan.

c. Aspek Pendidikan

Bagi sebagian ibu, menyusui bayi merupakan tindakan yang alamiah

dan nulariah. Oleh karena itu, ibu beranggapan bahwa menyusui tidak

perlu dipelajari. Sebenarnya anggapan ini tidak sepenuhnya keliru,

tetapi menyusui dapat menjadi masalah apabila ibu menikah dini, atau

melahirkan bayi yang pertama, terutama dikalangan ibu yang bekerja.

Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai makanan

utama bayi. Para ibu hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan

yang diperlukan bayi tanpa memperhatikan aspek lainnya. Waktu yang

lama bersama bayi tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga para

ibu tidak memberika ASI eksklusif kepada bayi. Kegiatan atau

pekerjaan ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI

eksklusif.

d. Aspek Immunologik

Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti-infeksi yang

bersih dan bebas kontaminasi. Kadar immunoglobulin A (IgA) dalam

kolostrum cukup tinggi. Meskipun sekretori IgA tidak diserap oleh

tubuh bayi, tetapi zat ini berfungsi melumpuhkan bakteri patogen E.

Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. Laktoferin yang

diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara

bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri), karena

37

merupakan glikoprotein yang dapat mengikat besi yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri aerob, seperti Stafilokokus

dan E. Coli. Lysosim yang diproduksi makrofag yang berfungsi

melindungi bayi dari bakteri E. Coli dan salmonella, serta virus. Jumlah

lysosim dalam ASI sebanyak 300 kali persatuan volume. Jumlah ini

lebih banyak ketimbang susu sapi atau susu kambing. Lysosim mampu

bertahan hingga tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Pada

dua minggu pertama, jumlah sel darah putih dalam ASI lebih dari 4.000

sel per mil, yang terdiri dari Brochus Asociated Lympocyte Tissue

(BALT) atau antibodi pernapasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue

(GALT) atau antibodi saluran pernapasan, serta Mammary Asociated

Lympocyte Tissue (MALT) atau antibodi jaringan payudara ibu. Faktor

fibidus dapat mempengaruhi flora usus yang menyokong ke arah

tumbuhnya Lactobacillus bifidus. Hal ini akan menurunkan pH,

sehingga menghambat pertumbuhan E.Coli dan bakteri patogen lainnya.

Oleh karena itu kuman komensal terbanyak dalam usus bayi yang

mendapatkan ASI sejak lahir adalah Lactobacillus bifidus.

e. Aspek Psikologis

Secara psikologis, menyusui mengandung tiga hal penting yaitu:

1) Menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu

mampu menyusui dengan produk ASI yang mencukupi kebutuhan

bayi.

38

2) Interaksi antara ibu dan bayi.

3) Kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu

memberikan rasa aman dan puas, karena bayi merasakan

kehangatan tubuh ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam

rahim.

f. Aspek Kecerdasan

Para ahli gizi berpendapat bahwa ASI mengandung Decosahexanoic

Acid (DHA) dan Arachinoid Acid (AA) yang dibutuhkan bagi

perkembangan otak. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

setelah kelahiran bayi mempunyai dua dampak positif yaitu:

1) Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi

menjadi lebih maksimal. Hal ini dikarenakan adanya interaksi yang

baik antara ibu dan bayi, yang terjalin ketika menyusui. Dengan

asupan gizi yang optimal, ASI dapat membantu perkembangan

sistem saraf otak yang berperan meningkatkan kecerdasan bayi.

2) Bayi yang diberi ASI akan tumbuh cerdas karena ASI mengandung

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachinoid Acid (AA).

Sementara itu, bayi yang tidak diberi ASI mempunyai IQ

(Intellectual Quotient) yang lebih rendah tujuh sampai delapan poin

dibandingkan bayi yang diberi ASI secara eksklusif.

g. Aspek Neurologis

Dengan minum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait aktivitas

menelan, menghisap, dan bernapas seperti sempurna. Hal ini akan

39

mengurangi resiko gangguan sesak napas pada bayi yang baru lahir,

atau terjadinya asma pada anak pra sekolah. Tindakan tersebut juga

dapat mencegah gejala hipersekresi bronkus atau suara napas yang tidak

beraturan pada bayi, yang mengarah pada gangguan sensitif pada

saluran pernapasan. Selain itu, bayi tidak mudah batuk, dan mencegah

terjadinya infeksi saluran pernapasan.

h. Aspek Biaya

Ditinjau dari sudut biaya, maka dapat disimpulkan bahwa menyusui

secara eksklusif dapat mengurangi biaya tambahan, yang diperlukan

untuk membeli susu formula beserta peralatannya.

i. Aspek Penundaan Kehamilan

Menyusui secara eksklusif dapat menunda kehamilan, sehingga dapat

digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dikenal sebagai

Metode Amenore Laktasi (MAL) Dwi (2009).

6. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ASI antara lain:

a. Frekuensi penyusuan

Produksi ASI akan optimal jika ASI dipompa lebih dari 5 kali per hari

selama bulan pertama setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan 10 kali

per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan

dengan produksi ASI yang cukup. Berdasarkan hal ini

direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode

awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan

kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

40

b. Berat lahir

Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan

dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan inti yang

besar dibanding dengan bayi yang mendapat formula.

c. Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intake ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34

minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secar efektif

sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak

prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat

disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi

organ.

d. Umur dan paritas

Umur dan paritas tidak berhubungan dengan produksi ASI, hal ini

karena pemenuhan gizi bayi dan ibu setiap orang berbeda-beda. Apabila

seorang ibu dengan pola hidup dan kebiasaan makan yang bergizi

walaupun umurnya bisa dikatakan tua maka akan menghasilkan ASI

yang bagus juga dibanding dengan wanita muda yang menyusui tanpa

diimbangi dengan sistem kebiasaan makan yang baik.

e. Stres dan penyakit akut

Ibu yang merasa cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.

Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks

41

dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari

berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah

terhadap produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut

yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

f. Konsumsi rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan menganggu

hormon prolaktin dan oksitoksin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat

pelepasan oksitoksin.

g. Konsumsi alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu

merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun

disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitoksin. Kontraksi

rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitoksin. Pada

dosis etanol 0.5-0,8 gr/kg berat badan ibu mangakibatkan kontraksi

rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan

kontraksi rahim 32% dari normal.

h. Pil kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan

dengan penurunaan volume dan durasi ASI, sebaliknya bila pil hanya

mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI.

Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu

menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi (Atikah, 2009).

42

7. Hambatan menyusui

Aktivitas menyusui bayi ternyata tidak semudah dibayangkan.

Saat menyusui, ibu sering kali menemui berbagai kendala. Beberapa faktor

yang menjadi kendala ketika menyusui dibedakan menjadi dua, yakni

faktor internal dan faktor eksternal (Dwi, 2009).

a. Faktor-faktor internal ibu

1) Rasa percaya diri atau keyakinan ibu bahwa ASI yang di berikan

secara eksklusif kepada bayi tidak cukup sehingga ibu ingin cepat

memberikan susu formula atau bubur yang terbuat dari tepung biji-

bijian kepada bayi.

2) Kepribadian ibu yang salalu mengalami tekanan batin karena tidak

mendapat dukungan dari suaminya apabila memberikan ASI sacara

eksklusif.

3) Tingkat kecemasan karena ibu takut apabila hanya diberi ASI

sampai usia 4 bulan selebihnya 6 bulan saja bayi tidak dapat

tumbuh besar.

4) Kestabilan emosional, ibu takut kehilangan daya tarik sebagai

seorang wanita karena dengan menyusui akan membuat bentuk

payudara kurang bagus sehingga membuat emosional ibu

meningkat.

5) Sikap ibu lebih tertarik terhadap penerangan dan dorongan tentang

promosi susu formula.

43

6) Pengalaman menyusui, ibu yang mempunyai anak satu akan

berbeda dengan ibu mempunyai anak dua dalam hal menyusui.

b. Faktor-faktor eksternal ibu yaitu:

1) Hubungan keluarga, ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan

pemberian ASI eksklusif dengan cara memberikan dukungan

secara emosional kepada istri dan memberikan bantuan-bantuan

praktis seperti, mengganti popok atau menyendawakan bayi.

2) Lingkungan pekerjaan, dimana tempat ibu bekerja tidak

mendukung apabila ibu memberikan ASI eksklusif nantinya akan

mengganggu produktivitas dalam bekerja.

8. Upaya Memperlancar, Memperbanyak dan Meningkatkan Kualitas

ASI.

a. Upaya memperlancar dan memperbanyak ASI

Cara yang terbaik untuk menjamin pengeluaran ASI ialah

dengan mengusahakan agar setiap kali menyusui buah dada betul-betul

menjadi kosong, karena pengosongan buah dada dengan waktu tertentu

itu merangsang kelenjar buah dada untuk membuat susu lebih banyak.

Dalam hal ini dada belum kosong betul sehabis menyusui, biasanya

harus dikosongkan dengan memompa atau mengurut. Susu yang

diperas itu boleh diberikan pada bayi (Indiarti, 2007).

Agar proses menyusui berlangsung tanpa kesulitan, salah satu

faktor penting harus dipenuhi adalah kelancaran produksi ASI. Seorang

ibu yang sedang menyusui membutuhkan tambahan kalori lebih banyak

44

dan lazimnya supaya produksi ASI-nya maksimal. Selama masa

menyusui eksklusif bulan pertama, ibu harus mendapat tambahan 700

kalori, enam bulan selanjutnya 500 kalori, dan pada tahun kedua 400

kalori (Indiarti, 2007).

Upaya bidan dalam usaha memperbanyak produksi ASI

yaitu: membina hubungan/ikatan yang baik antara ibu dan bayi dengan

cara membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan,

motivasi menyusui dini dalam 30 menit setelah lahir bayi sudah

disusukan ke ibunya, memberi bimbingan dalam perawatan payudara,

menganjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin (Anita, 2009).

b. Cara Meningkatkan Kualitas ASI

Menurut Indiarti (2007) agar kualitas ASI meningkat perlu

diperhatikan hal-hal berikut:

1) Minumlah susu satu liter setiap hari.

2) Daun pucuk katuk dan sayur asin membuat air susu lebih banyak

keluar.

3) Selain itu, faktor jiwa ibu yang harus hidup tenang lebih banyak

mengeluarkan susu dari pada ibu yang sedang dalam kesedihan.

4) Melakukan perawatan buah dada.

5) Dengan obat- obatan, sesuai petunjuk dokter.

45

9. Cara menyusui yang benar yaitu:

a. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu

1) Keluarkan sedikit ASI dari putting susu kemudian dioleskan pada

putting susu dan areola.

2) Ibu berada pada posisi yang rileks dan nyaman.

3) Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya tiga hal

pokok yakni:

a) kepala dan badan bayi berada pada satu garis.

b) muka bayi harus menghadap kepayudara sedangkan hidungnya

kearah putting susu.

c) ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.

4) Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari sedangkan ibu jari

yang lainnya menompang bagian bawah payudara serta gunakanlah

ibu jari untuk membentuk putting susu sedemikian rupa sehingga

mudah memasukannya ke mulut bayi.

5) Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara

menyentuhkan bibir bayi ke putting susu dengan cara menyentuh

sisi mulut bayi.

6) Tunggulah sampai bibir bayi membuka cukup lebar, Setelah mulut

terbuka cukup lebar gerakkan bayi segera kepayudara ibu yang

digerakkan kemulut bayi.

46

7) Arahkan bibir bawah bayi dibawah putting susu sehingga dagu bayi

menyentuh payudara, perhatikanlah selama menyusui itu (Suherni,

2009).

b. Ciri-Ciri bayi menyusui dengan benar yaitu Utami (2005):

1) Bayi tampak tenang.

2) Badan bayi menempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada

payudara.

3) Mulut bayi terbuka cukup lebar.

4) Bibir bawah bayi juga terbuka lebar.

5) Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas dari pada dibagian

bawah mulut bayi.

6) ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapannya, lembut dan

tidak ada bunyi.

7) Putting susu tidak merasa sakit. Kepala dan badan bayi berada pada

lurus.

8) Kepala bayi tidak pada posisi tengadah.

47

B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo, 2010

Keterangan:

= Yang tidak diteliti

= Yang diteliti

Faktor Predisposisi (Predispossing

factor):

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pendapatan

4. Pekerjaaan

5.

6. Sikap

5. Pengetahua

Faktor Pemungkin (Enabling

factors):

1. Kelengkapan Sarana

Faktor Penguat (Reinforcing

factors):

1. Sikap dan perilaku petugas

kesehatan

2. Tokoh masyarakat

Pemberian ASI

eksklusif

48

C. Kerangka konsep

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori tersebut, maka disusun

kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI

eksklusif.

Tingkat pengetahuan ibu

bekerja

Pemberian ASI eksklusif