39
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian dunia terhadap kegiatan internasional semakin meningkat, terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal, dan tenaga kerja antarnegara. Kegiatan tersebut dapat berupa ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi, dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual; atau kegiatan-kegiatan bisnis lainnya yang terkait dengan perdagangan internasional, seperti perbankan, asuransi, perpajakan, dan sebagainya. 1 Perdagangan internasional pertama kali berkembang di Benua Eropa yang kemudian berkembang di Benua Asia dan Afrika. Akibat dari karena adanya hubungan perdagangan antar negara atau perdagangan internasional negara-negara maju maupun negara-negara berkembang memerlukan peraturan internasional dan yang membantu menghentikan tindakan yang menghambat dalam perdagangan dan memberikan rasa aman dan kepastian kepada pedagang-pedagang sehubung dengan peraturan- peraturan nasional yang diterapkan kepada perdagangan internasional atas barang dan jasa. Atas dasar memiliki ketergantungan satu sama lain, negara- negara yang berhimpun kemudian dalam perdagangan internasional 1 Muhammad Sood, Hukum Perdagangan Internasional, PT RajaGrafindo Persada, Cetakan ke-1, Jakarta, 2011, hlm. 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO

1. Sejarah World Trade Organization

Perhatian dunia terhadap kegiatan internasional semakin meningkat, terlihat

dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal, dan

tenaga kerja antarnegara. Kegiatan tersebut dapat berupa ekspor impor,

investasi, perdagangan jasa, lisensi, dan waralaba (license and franchise),

hak atas kekayaan intelektual; atau kegiatan-kegiatan bisnis lainnya yang

terkait dengan perdagangan internasional, seperti perbankan, asuransi,

perpajakan, dan sebagainya.1

Perdagangan internasional pertama kali berkembang di Benua

Eropa yang kemudian berkembang di Benua Asia dan Afrika. Akibat dari

karena adanya hubungan perdagangan antar negara atau perdagangan

internasional negara-negara maju maupun negara-negara berkembang

memerlukan peraturan internasional dan yang membantu menghentikan

tindakan yang menghambat dalam perdagangan dan memberikan rasa aman

dan kepastian kepada pedagang-pedagang sehubung dengan peraturan-

peraturan nasional yang diterapkan kepada perdagangan internasional atas

barang dan jasa. Atas dasar memiliki ketergantungan satu sama lain, negara-

negara yang berhimpun kemudian dalam perdagangan internasional

1 Muhammad Sood, Hukum Perdagangan Internasional, PT RajaGrafindo Persada,

Cetakan ke-1, Jakarta, 2011, hlm. 1.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

13

bergerak membentuk suatu persetujuan dagang dan tarif atau yang disebut

General Agreement on Tariff and Trade (GATT). Gagasan untuk

mendirikan suatu organisasi perdagangan multilateral telah mulai dirintis

dengan disepakatinya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)

pada tahun 1947, sebagai awal dari rencana pembentukan International

Trade Organization (ITO), yang merupakan satu dari 3 (tiga) kerangka

Bretton Woods Institution. Kedua organisasi lainnya adalah International

Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and

Development (IBRD) yang sering dikenal dengan World Bank.

Wacana mengenai organisasi perdagangan dunia tersebut menjadi

awal baru dari evolusi rezim perdagangan global yang belum ada

sebelumnya. Setidaknya terdapat dua keuntungan yang dapat diambil dari

adanya kerjasama perdagangan internasonal sehingga liberalisasi

perdagangan dapat dilaksanakan. Pertama, perundingan yang saling

menguntungkan akan mendukung tercapainya perdagangan yang lebih

bebas. Kedua, perjanjian yang negoisasikan akan membantu pemerintah

menghindari terjadinya perang dagang dapat merugikan.2 Perundingan di

Jenewa Swiss pada tanggal 10 April 1947-30 Oktober 1947, di mana mulai

dari tanggal 10 April sampai dengan 22 Agustus panitia komisi membuat

rancangan piagam International Trade Organisation (ITO), perundingan ini

merupakan perundingan yang penting karena menghasilkan konsesi timbal

balik dibidang tarif (reciprocal tariffs concession) yang dicantumkan dalam

2 Paul R Krugman & Obstfeld, Maurice, International Economics Theory and Policy, Fifth

Edition, NJ; Addisan-Wesley Publishing Company, hlm. 235.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

14

General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) yang ditandatangani pada

tanggal 30 Oktober 1947 dan selain itu berdasarkan persyaratan-persyaratan

protokol tanggal 30 Oktober 1947 tersebut, GATT ditetapkan sebagai suatu

kesepakatan umum sementara sejak tanggal 1 Januari 1948 hingga

dibentuknya suatu Internasional Trade Organisation (ITO).3 Sejarah ITO

sendiri didorong oleh sejumlah peristiwa penting bahkan sejak The World

Economy Conference dilaksanakan pada tahun 19274. GATT sebenarnya

hanya salah satu dari IX Chapters yang direncanakan menjadi isi dari

Havana Charter mengenai pembentukan International Trade Organization

(ITO) pada tahun 1947, yaitu Chapter IV: Commercial Policy.5

Namun International Trade Organization (ITO) tidak berhasil

didirikan, walaupun Havana Charter sudah disepakati dan ditandatangani

oleh 53 negara pada Maret 1948. Hal tersebut dikarenakan Amerika Serikat

menolak untuk meratifikasinya di mana Kongres Amerika Serikat khawatir

wewenangnya dalam menentukan kebijakan Amerika Serikat semakin

berkurang. GATT kemudian dimasukkan hanya sebagai perjanjian

sementara (interim) melalui sebuah Protocol of Provisional Application

sampai Havana Charter dapat diberlakukan dan sebagai badan pelaksana

GATT adalah Committee-ITO/GATT.6 Disepakati GATT disadarkan pada

3 Hata, Perdagangan internasional dalam sistem GATT dan WTO-Aspek-aspek Hukum dan

Non Hukum, Cetakan Pertama, PT Refika Aditama, Bandung, September 2006, hlm,130.

4 Douglas Irwin, C. Mavroidis dan Alan O. Sykes, The Genesis of the GATT, UK:

Cambridge University Press. 2008, hlm. 5.

5 T. N. Srinivasan, 2004, The Future of the Global Trading System: Doha Round Cancún

Ministerial, and Beyond Connecticut: Yale University, 2004, hlm. 4.

6 Ibid, hlm. 6.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

15

pertimbangan bahwa hubungan antar negara di bidang perdagangan dan

ekonomi harus dijalankan dengan sasaran untuk meningkatkan standar

hidup, menjamin lapangan kerja dan mengingkatkan penghasilan dan

pemenuhan kebutuhan, pemanfaatan sumber-sumber daya dunia

sepenuhnya, serta memperluas produksi serta pertukaran barang.

Cara untuk mencapai tujuan-tujuan ini adalah dengan mengadakan

pengaturan timbal balik dan saling menguntungkan untuk mengurangi tarif

hambatan-hambatan perdagangan lain, serta menghilangkan diskriminasi

dalam perdagangan internasional.7 GATT memuat peraturan-peraturan

mengenai perdagangan dunia dan menghasilkan pertumbuhan perdagangan

internasional tertinggi sejak tahun 1947-1994. Dalam perjalanannya GATT

telah memiliki beberapa tambahan dan penyempurnaan melalui berbagai

perundingan yang biasa disebut putaran perundingan (Trade Round)8,

sebagai upaya untuk mendorong liberalisasi perdagangan internasional.

Sebagai upaya memperbaiki perekonomian dunia yang hancur

akibat Perang Dunia ke-II. GATT telah melakukan beberapa perundingan

pertama kali di lakukan di Jenewa, Swiss (1947), kemudian Annecy,

Perancis (1949), Torquay, Swiss (1950-1951), Jenewa, Swiss (1953-1956),

The Dillon Round (1960-1961), The Kennedy Round (1964-1967), Tokyo

Round (1973-1979), dan terakhir Uruguay Round Marrakesh (1986-1994).

Perundingan terakhir Uruguay inilah yang dianggap salah satu

perundingan yang paling menentukan perkembangan GATT di masa

7 Ibid, Pembukaan GATT 1947.

8 Hata, Op. Cit, hlm. 2.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

16

yang akan datang. Putaran Uruguay merupakan putaran perundingan

yang berlangsung paling lama dan mencangkup segi-segi pengaturan

yang lebih luas.

Pada tanggal 15 Desember 1993, Putaran Uruguay berakhir dengan

disepakatinya Final Act dari perjanjian dagang multilateral ini oleh para

utusan negara, dan teks akhirnya ditandatangani tanggal 15 April 1994

setelah lebih dari tujuh tahun mengagadakan perundingan putaran Uruguay

tersebut. Perjanjian utama yang telah berhasil disepakati adalah perjanjian

pembentukan Agreement Establishing The World Trade Oragnization

(WTO). Sama halnya juga dengan GATT 1947, para pendiri WTO

menambahkan peningkatan standar hidup sebagai tujuan utama melalui

cara-cara yang serupa dengan GATT 1947. Agenda Putaran Uruguay

dikenal sebagai putaran yang sangat bersejarah dalam sejarah GATT.

Negara-negara yang ikut dalam GATT semula dapat menjadi

perserta dalam suatu perjanjian atau tidak tanpa mempengaruhi status

keanggotaannya dalam GATT. Dengan demikian maka bisa dilihat hal

tersebut sangat tidak mendukung tegaknya sistem perdagangan multilateral

yang universal. Oleh sebab itu pada Final Act Uruguay Round para anggota

kemudian mengambil pendekatan yang berbeda dari sebelumnya.9 GATT

berkembang menjadi suatu organisasi perdagangan internasional yang

sekarang lebih dikenal dengan sebutan Organisasi Perdagangan Dunia

(World Trade Organization).

9 Hata, Op. Cit, hlm. 42.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

17

World Trade Organization (WTO) kini merupakan satu-satunya

badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan

antar negara. Sejarah mencatat bahwa sistem dan pedoman menjalankan

kegiatan perdagangan yang berlaku multilateral secara resmi baru terjadi

sejak tanggal 1 Januari 1995 sebagai organisasi perdagangan dunia penerus

GATT 1947. Tanggal tersebut adalah sejarah awal dari peresmian

berdirinya Organisasi Perdagangan Dunia yang kini disebut World Trade

Organization (WTO).10

Saat ini, WTO menjadi wadah negosiasi sejumlah perjanjian baru

di bawah Doha Development Agenda (DDA) yang dimulai tahun

Pengambilan keputusan di WTO umumnya dilakukan berdasarkan

konsensus oleh seluruh negara anggota. Lembaga ini menjadi forum

negosiasi perdagangan dan merupakan organisasi yang secara sistematis

berupaya untuk menghilangkan pembatas dalam hubungan perdagangan

antara negara. Khusunya negara berkembang yang cenderung sering

dipojokan pada posisi yang dalam banyak hal cenderung menyulitkan bagi

mereka untuk mencoba melaksanakan pembangunan secara otonom

(autonomous development)11, mengingat keterikatan dan keikutsertaan

Indonesia pada WTO berimplikasi pada perumusan dan pelaksanaan

10 Uraian keterangan tentang latar belakang pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia

dapat dilihat antara lain di Article Widayanto Sulistyo, “Negosiasi untuk Mengamankan

Kepentingan Nasional di Bidang Perdagangan (Bagian ke 1)”, Bulletin Direktorat Kerjasama

Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan EDISI-43/KPI/2007, Tahun 2007 dalam

website Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan pada

http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/images/Bulletin/Buletin43.pdf (diakses pada 12

November 2018).

11 Ibid.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

18

pembangunan dalam negeri yang ditujukan bagi kepentingan ekonomi

domestik. WTO harapkan untuk menghasilkan kondisi-kondisi yang bersifat

timbal balik dan saling menguntungkan, serta dapat menciptakan sistem

perdagangan dunia yang mengatur masalah-masalah perdagangan agar lebih

bersaing secara terbuka, adil dan sehat sehingga semua negara dapat

menarik manfaatnya. Dalam melaksanakan kegiatan perdagangannya,

sangatlah besar kemungkinannya terjadi permasalahan, bahkan terjadi

sengketa didalamnya. Begitu pula dalam permasalahan perdagangan antar

negara anggota WTO. Salah satu yang juga menjadi kelebihan dari WTO

adalah karena WTO tidak berdasarkan dari kekuatan (power), tetapi

berdasarkan peraturan. Hal ini membantu beberapa pihak seperti negara-

negara berkembang ataupun kecil untuk mendapatkan kedudukan dan

bargaining power12 yang sama dengan negara besar. Dan sebaliknya, hal

tersebut juga sangat membantu pihak negara besar untuk tidak terjebak

dalam negosiasi bilateral yang kompleks dengan tiap-tiap negara mitra

dagangnya.

2. Fungsi World Trade Organization

World Trade Organization berfungsi melaksanakan berbagai perjanjian

sebagaimana yang terkandung dalam Final Act Uruguay. Putaran Uruguay

sendiri memiliki tujuan yaitu untuk menciptakan sistem perdagangan

intrnasional yang lebih bebas dan adil dengan tetap memperhatikan

12 Munif Fuady, Hukum Dagang Internasional, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004,

hlm. 34.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

19

kepentingan negara-negara berkembang.13 Tidak hanya itu juga mengawasi

proses implementasi pengurangan tarif, ataupun meminimalisirkan tarif

ataupun hambatan non-tarif yang disepakati dalam perundingan-

perundingan dan secara teratur mengawasi pengaturan perdagangan

internasional para negara anggota secara individual. WTO mengambil alih

peranan GATT yang bertujuan untuk memelihara sistem perdagangan

internasional yang terbuka dan bebas. WTO bertanggung jawab atas

implementasi ketentuan multilateral tentang perdagangan internasional yang

terdiri atas tiga perangkat hukum yang utama dan mekanisme penyelesaian

sengketa.14 Ada tiga (3) fungsi utama GATT dalam mencapai tujuannya.15

Pertama, sebagai suatu pengatur ketentuan multilateral yang mengatur

tindak perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan

suatu perangkat ketentuan perdagangan (the rules of the road for trade).

Kedua, sebagai suatu forum (wadah) perundingan perdagangan. Forum

tersebut diupayakan untuk membantu praktek perdagangan dapat

dibebaskan dari rintagan-rintangan yang menggangu perdagangan

(liberalisasi perdagangan). Ketiga, sebagai suatu tempat penegak keadilan

internasional dimana para anggotanya dapat menyelesaikan sengketanya

dengan anggota-anggota GATT/WTO lainnya.

13 Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahaan Agreement Esthablishing The

World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia).

14 Uraian keterangan pada latar belakang jurnal, Zulkarnain Sitompul, Masih Perlukah

WTO Bagi Negara Berkembang, diakses dari http://zulsitompul.files.wordpress.com/, (diakses

pada tanggal 4 Januari) 2019, hlm. 2.

15 Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Masalah-Masalah Hukum dalam Perdagangan

Internasional, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 4.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

20

Tertulis pula dalam latar belakang undang-undang Pengesahan

WTO, bahwa GATT berfungsi sebafai forum penyelesaian sengketa

dibidang perdagangan antar negara-negara anggota dan juga merupakan

forum untuk mengadukan keberatan dari suatu negara anggota bila merasa

dirugikan oleh negara anggota lainnya. Pada prinsipnya GATT mencoba

menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dan diselesaikan secara

bilateral. Komponen-komponen utama GATT/WTO adalah: sebagai

perjanjian internasional, sebagai forum pemgambilan keputusan; sebagai

forum penyelesaian sengketa ;sebagai forum negosiasi; sebagai organisasi

internasional; dan sebagai sekretariat internasional.16

3. Struktur Organisasi World Trade Organization

Dalam strukturnya organisasinya Ministerial Conference memilki hak

tertinggi dalam struktur badan WTO. Ministerial Conference adalah organ

utama yang keanggotaannya adalah seluruh negara anggota. Organ inilah

yang akan melaksanakan fungsi-fungsi WTO dalam menjalankan tugasnya

dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjalankan fungsi

tersebut. Ministerial Conference mempunyai kekuasaan untuk mengambil

kekuasaan atas segala kekuasaan untuk mengambil keputusan atas segala

persoalan yang diatur Multilateral Trade Agreement, jika dikehendai oleh

seluruh anggota, sesuai dengan persyaratan khusus, dan relevan. Ministerial

Conference melakukan pertemuan minimal 2 (dua) tahun sekali. Diikuti

oleh General Council yang juga terdiri oleh negara-negara anggota. General

16 Syahmin AK, Hukum Dagang Internasional, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

hlm. 44.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

21

Council melaksanakan fungsi Ministerial Conference pada waktu-waktu

diantara pertemuan-pertemuan Ministerial Conference dan akan

menetapkan prosedurnya sendiri serta menyetujui peraturan prosedural dari

Committee-committe WTO. General Council juga akan melaksanakan tugas

Badan Pneyelesaian Sengketa (Dispute Setlement Body). Disamping itu

struktur badan General Council juga dilengkapi sejumlah dewan lain

yaitu:17

1) Council For Trade in Goods (CTG) memiliki tugas yaitu

mengawasi pelaksanaan perjanjian (Multilateral Trade Agreement)

dalam Annex 1A. Badan yang menangani masalah perdagangan

barang, yang membawahi berbagai Komite ditambah Kelompok

Kerja (Working Group) serta badan yang khusus menangani masalah

texstil dan pakaian jadi yaitu Textiles Monitoring Body (TMB).

Committee dibawah CTG adalah Committee Market Access,

Committee Agriculture, Committee Sanitary and Phytosanitary,

Committee Rules of Origin, Committee Subsidiesand Countervailing

Measures, Committee Custom Valuation, Committee Technical

Barriers to Trade, Committee Anti-dumping Practices, Committee

Import Licencing dan Committee Safeguard.

2) Council For Trade in Services (CTS), memiliki tugas yaitu

mengawasi pelaksanaan General on Trade In Service (GATS) pada

Annex 1B. Council For Trade in Services hanya membawahi satu

17 WTO Organization Chart,

https://www.wto.org/english/thewto_e/whatis_e/tif_e/org2_e.htm, (diakses pada 6 Januari 2019)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

22

Komite yaitu Committee Trade in Financial Services ditambah

dengan tiga Negotiating Group (NG) yaitu NG on Maritime

Transport Services, NG. On Basic Telecommunication dan NG on

Movement of Natural Persons ditambah lagi dengan satu Working

Party (WP) yaitu WP on Professional Services.

3) Council For Trade Related Aspects of Intellectual Property

Rights (Council For TRIPs.)

4) Dispute Setlement Body (Badan Penyelesaian Sengketa)

5) Trade Policy Review Body (Badan Peninjau Kebijakan Perdagangan)

yaitu bertugas menyelenggarakan mekanisme pemantauan kebijakan

dibidang perdagangan.

B. PRINSIP DASAR DALAM WTO

Pada prinsipnya World Trade Organization (WTO) merupakan suatu sarana

untuk mendorong terjadinya suatu perdagangan bebas yang tertib dan adil di

dunia perdagangan internasional. Dalam menjalankan tugasnya untuk

mendorong terciptanya perdagangan bebas yang adil dan tentram tersebut,

WTO memberlakukan beberapa prinsip yang menjadi pilar-pilar WTO,

beberapa diantaranya yaitu; prinsip Most Favoured Nations (MFN) dan

National Treatment (NT). Dalam kelangsungannya prinsip-prinsip utama

dalam WTO tersebut ada sebagai ketentuan hukum yang megatur

perdagangan barang, karena sebagian besar kasus-kasus yang ada biasanya

berkaitan dengan perdagangan barang. Dan tidak jarang pula prinsip-prinsip

tersebut dilanggar dan di salah gunakan untuk kepentingan sendiri.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

23

1. Most Favoured Nations (MFN)

Prinsip Most Favoured Nations (MFN) merupakan prinsip dasar yang

terdapat dicukup banyak ketentuan WTO dan secara khusus dimuat

dalam Article I GATT. Prinsip ini mensyaratkan bahwa ketentuan yang

sudah disepakati negara anggota harus diperlakukan secara sama

kepada semua negara anggota WTO ataupun di jalankan berdasarkan

asas non-diskriminatif. Perlakuan yang sama tersebut harus dijalankan

dengan segera dan tanpa syarat (immediately and unconditionally)18

terhadap produk yang berasal atau yang diajukan kepada semua anggota

GATT. Para anggota tersebut tidak boleh membeda-bedakan antara

anggota yang satu dengan anggota yang lainnya atau tidak boleh

memberikan kemudahan hanya kepada satu anggota saja tanpa

perlakuan yang sama dengan anggota yang lainya baik itu berkenaan

dengan tarif ataupun batasan perdagangan lainnya. Keberadaan prinsip

MFN sangat penting untuk memastikan kesetaraan antara semua

mitra dagang dan karena itu menjadi pilar utama dari sistem

perdagangan internasional. Misalnya suatu negara tidak diperkenankan

untuk menerapkan tingkat tarif yang berbeda kepada suatu negara

dibandingkan dengan negara lainnya. Prinsip ini menyatakan bahwa

suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar non-

diskriminatif. Menurut prinsip ini, semua negara anggota terikat untuk

memberikan negara-negara lainnya perlakuan yang sama dalam

pelaksanaan dan kebijakan impor dan ekspor serta yang menyangkut

18 Part II Chapter 1 Most-Favoured-Nation Treatment Principle.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

24

biaya-biaya lainnya dalam arti yakni semua negara harus

diperlakukan atas dasar yang sama dan semua negara menikmati

keuntungan dari suatu kebijaksanaan perdagangan.

2. National Treatment (NT)

Prinsip National Treatment terdapat dalam Article III GATT 1997 yang

berjudul “National Treatment on International Taxation and

Regulation”. Ketentuan prinsip ini menjelaskan bahwa tidak

diperkenankannya adanya diskriminasi antar produk dalam negeri

dengan produk serupa dari luar negeri. Dalam arti, apabila suatu produk

impor telah memasuki wilayah suatu negara karena diimpor, maka

produk impor itu harus mendapatkan perlakuan yang sama, seperti

halnya pemerintah terhadap produk dalam negeri yang sejenis,19

khusunya jika berasal dari negara anggota WTO tersebut.

Menurut prinsip ini, produk dari suatu negara yang diimpor ke

dalam suatu negara harus diperlakukan sama seperti halnya produk

dalam negeri, prinsip ini sifatnya berlaku luas. Prinsip ini juga berlaku

terhadap semua macam pajak dan pungutan-pungutan lainnya. Prinsip

ini melarang perbedaan perlakuan antara produk asing dan produk

domestik yang berarti bahwa suatu saat barang impor telah masuk ke

pasar dalam negeri suatu negara anggota, dan setelah melalui daerah

pabean serta membayar bea masuk barang impor tersebut harus

diberlakukan sama dengan barang dalam domestik.

19 Muhamaad Sood, Loc. Cit, hal. 43.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

25

Prinsip National Treatment juga telah diperkuat dalam hukum

positif di Indonesia yang terdapat dalam Undang-Undang No. 25 tahun

2007 Tentang Penanaman Modal pasal 6 ayat (2) bahwa tidak berlaku

bagi penanam modal dari suatu negara yag memperbolehkan hak

istimewa berdasarkan perjanjian dengan Indonesia. Pasal tersebut telah

dijelaskan terdapat hak istimewa. Hak istimewa yang dimaksud adalah

hak yang berkaitan dengan kesatuan kepabean, wilayah perdagangan

bebas, pasar bersama (common market), kesatuan moneter,

kelembagaan yang sejenis, dan perjanjian antara Pemerintah Indonesia

dan pemerinta asing yang bersifat bilateral, regional, multilateral yang

berkaitan dengan hak istimewa tertentu dalam penyyelenggaran

penanaman modal.20

C. HAMBATAN-HAMBATAN PERDAGANGAN (TRADE BARRIER)

Hambatan-hambatan terhadap kegiatan perdagangan internasional yang

dialami oleh suatu negara biasanya timbul dari adanya kebijakan-

kebiajakan yang dibuat oleh suatu pemerintahan negara. Penerapan

kebijakan dagang oleh negara akan dapat membebani negara-negara lain

yang terikat dengan perjanjian internasional antar negara. Sebenarnya

hambatan ini merupakan rangka dalam mengatur dan melindungi ekpnomi

suatu negara agar tetap stabil dan aman. Karena apabila tidak diatur maka

produk-produk luar negeri akan membanjiri pasar dan mematikan industri

20 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

26

yang ada di dalam negeri. Berikut merupakan bentuk dari hambatan-

hambatan dalam perdagangan:

1. Hambatan Tarif (Tariff Binding)

Suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-barang produksi dalam

negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor

dari luar negeri adalah merupakan pembatasan. Pembatasan

perdagangan bebas dengan menggunakan tarif dipandang sebagai satu-

satunya pembatasan perdagangan yang diperbolehkan utnuk di

berlakukan dan diharapkan untuk dapat mengurangi besarnya tarif

maksimum yang diberlakukan negara-negara poleh WTO dan tentunya

saja dengan beberapa pengecualian.

Tarif adalah hambatan perdagangan yang berupa penetapan pajak

atas barang-barang impor atau barang-barang dagangan yang melintasi

daerah pabean (custom area). Sementara itu, barang-barang yang

masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini

terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan pengenaan bea

masuk yang besar, pendapatan negara akan meningkat sekaligus

membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan

mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Yang dimaksud

dengan tarif tidak lain dari suatu pajak yang ditarik oleh pemerintah

atas barang-barang impor, yang menyebabkan menjadi semakin

tingginya harga barang tersebut di dalam pasar domestik.21 Macam-

macam Penentuan Tarif, yaitu:

21 Munir Fuady, Loc. Cit, hlm. 72.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

27

i. Bea Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan

terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar

custom area).

ii. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan

terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara

dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain.

iii. Bea Impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan

terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (custom

area).

WTO juga menjelaskan mengenai tata cara bagaimana bea masuk harus

diterapkan. Penerapan bea masuk dapat mensyaratkan tiga penentuan

untuk dibuat:22

a. Penetuan atas klasifikasi yang seharusnya atas barang impor;

b. Penentuan atas nilai pajak atas barang impor; dan

c. Penentuan asal dari barang impor.

2. Hambatan Non-Tariff (Non-tariff Barriers)

Hambatan non-tarif adalah suatu hambatan dalam perdagangan yang

tidak berupa tarif atau penarikan dalam bentuk apapun. Dalam arti yang

dimaksud untuk melindungi industri dalam negeri melalui perlindungan

tertentu yang tidak dengan bersifat tariff measures. Contohnya adalah

seperti sistem kuota atau rektriksi kuantatif tidak hanya itu regulasi

kesehatan, hewan, tanaman, hak buruh, hak asasi manusia dan keamaan

nasional. Aturan-aturan mengenai hambatan non-tarif diatur di dalam

22 Peter van den Bossche, Loc. Cit, hlm. 29.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

28

Annex 1A GATT. Yang termasuk tindakan hambatan non-tarif adalah

sebagai berikut:

a. Pembatasan dalam bentuk yang spesifik yang berupa larangan

ekspor (pemasukan)/impor (pengeluaran) dalam jumlah tertentu

(kuota).

b. Peraturan atau ketentua dalam hal teknis untuk impor produk

tertentu.

c. Penerapan hukum dan regulasi perdagangan yang tidak adil dan

subyektif.

d. Prosedur dan tata cara impor tertentu (procedure).

e. Kebijakan atas ikut campur tangan oleh pemerintah negara.

3. Article XI (General Elimination Of Quantitative Restrictions)

Hambatan kuantitatif adalah aturan yang membatasi jumlah

(kuantiti/kuota) atas sebuah barang yang akan diimpor atau diekspor.

Hambatan kuantitatif dapat berupa kuota tapi dapat pula berbentuk

larangan impor atau ekspor. Ruang lingkup ketentuan ini mencakup

semua larangan atau pembatasan selain dari tarif atau pajak lain yang

diperkenankan oleh WTO dan cenderung pada batasan impor atau

ekspor barang, yang dapat dibuat efektif melalui kuota, prosedur lisensi

impor atau ekspor, atau tindakan lain. Larangan restriksi kuantitatif

merupakan rintangan terbesar dalam GATT/WTO. Namun, restriksi

(pembatasan) kuantitatif terhadap ekspor atau impor dalam bentuk

apapun (misalnya penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi

penggunaan lisensi impor atau ekspor, pengawasan pembayaran

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

29

produk-produk impor atau ekspor), pada umumnya dilarang. Hal ini

disebabkan karena praktek tersebut dianggap mengganggu praktek

perdagangan dunia. Sebagaimana diatur dalam Article XI ayat 1 WTO

1994:

“No prohibitions or restrictions other than duties, taxes or

other charges, whether madeeffective through quotas, import

or export licences or other measures, shall be instituted or

maintained by any contracting party on the importation of any

product of the territory of any other contracting party or on

the exportation or sale for export ofany product destined for

the territory of any other contracting party”.

Prinsip Article XI ayat 1 GATT 1994 mensyaratkan bahwa hanya

memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri domestik

melalui tarif (menaikkan tingkat tarif bea masuk) dan tidak melalui

upaya-upaya perdagangan lainnya (non-tariff commercial measures).

Meskipun demikian restriksi tersebut tidak boleh diterapkan di luar

yang diperlukan untuk melindungi neraca pembayarannya. Restriksi

dapat dilakukan umumnya namun dalam beberapa pengecualian, bisa

dilihat dalam sistem tariff binding, yang dalam beberapa putaran

perundingan besarnya tarif telah diminimalisirkan. Restriksi itu pun

secara progesif harus dikurangi bahkan dihilangkan apabila tidak

dibutuhkan kembali. Sebagian dari negara-negara anggota GATT/WTO

sendiri adalah merupakan negara yang sedang berkembang, termasuk

Indonesia, atau yang masih berada dalam tahap awal pembangunan

ekonominya. Untuk membantu pembangunan mereka, Pasal tersebut

memiliki beberapa pengecualian, pengecualiannya adalah dalam hal

quantitive restriction, hal tersebut dapat dilakukan dalam hal:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

30

a) Untuk mencegah terkurasnya atau terekpoiltasi habis-habisan

produk-produk esensial di negara pengekspor;

b) Untuk melindungi peraturan dalam negeri khususnya yang

melindungi produk pertanian dan perikanan;

c) Untuk mengamankan, berdasarkan escape clause23,

meningkatnya impor yang berlebihan (increase of imports) di

dalam negeri sebagai upaya untuk melindungi, misalnya,

terancamnya produksi industri dalam negeri;

d) Untuk melindungi neraca pembayaran.24

D. PERJANJIAN DALAM KERANGKA GATT/WTO YANG

MENGIKAT INDONESIA

1. General Agreement on Tariff and Trade (GATT)

General Agreement on Trade and Tariff (GATT) mengatur aturan yang

khusus di bidang perdagangan internasional. GATT telah berdiri sejak

sebelum konvensi pendirian WTO ditandatangani dan GATT

merupakan rancangan yang berkembang dari statuta Internasional

Trade Oragnization (ITO) yang gagal terbentuk pada tahun 1948 tetap

merupakan salah satu bagian dari hasil perundingan dibawah WTO

bersama General Agreement on Trade and Service (GATS), Agreement

on trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIP’s) dan

23 “Escape Clause" Actions under Article XIX of the General Agreement

24 Ibid, Article XII GATT 1994.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

31

Agreement Trade Related Investment Measures (TRIM’s).25 Secara

substantif GATT bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan

perdagangan yang aman dan proses liberalisasi perdangangan berlanjut

yang mampu menciptakan investasi, lapangangan kerja, dan kegiatan

perdagangan. GATT merupakan perwujudan keinginan negara-negara

untuk menciptakan peraturan yang dapat menertibkan perdagangan

dunia. Pengaturan mengenai tarif dalam perdagangan internasional

terletak didalam GATT Agreement dan sesuai pada prinsip-prinsip

perdagangan internasional yang sudah diatur dalam ketentuan GATT.26

Prinsip dasar tersebut menjadi landasan bagi jalannya arus perdagangan

internasional, sebagai suatu sistem yang berdasarkan atas serangkaian

pemikiran atau konsepsi yang integral. Komponen komponen dari

prinsip prinsip GATT tersebut diatur dalam persetujuan bersama

(General Agreement) sebagai sumber yuridis utama dari GATT yang

harus diterima oleh negara-negara anggota GATT / WTO.

2. General Agreement on Trade in Services (GATS)

WTO tidak hanya mengatur lalu lintas perdagangan barang, tetapi juga

menyususun aturan arus perdangan jasa. Salah satu aspek yang dicakup

oleh WTO adalah perdagangan jasa yang diatur dalam ANNEX 1B

General Agreement on Trade in Services (GATS) yang merupakan

salah satu lampiran (annex) dari Perjanjian Pembentukan WTO beserta

Schedule of Specific Commitments yang berisi daftar komitmen

25 Hata, Ibid. hlm. 9.

26 Ibid.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

32

Indonesia yang sifatnya spesifik dan menjelaskan sektor dan transaksi

di bidang jasa mana saja yang terbuka bagi pihak asing serta kondisi-

kondisi khusus yang disyaratkannya.27 GATS merupakan perjanjian

yang masuk dalam kerangka WTO dikarenakan kepentingan dalam

perdagangan industri jasa yang berupa sektor perbankan,

telekomunikasi, transportasi udara, pariwisata, dan sektor-sektor

lainnya. GATT hanya mengatur perdagangan barang antar negara, dan

menurunkan hambatan tariff (tariff barrier) untuk memperlancarkan

jalan arus ekpor impor perdagangan internasional. Tujuan dibentuknya

GATS ditegaskan dalam Deklarasi Punta del Este, deklarasi yang

merupakan dasar dilaksanakannya perundingan Putaran Uruguay, yaitu

membentuk suatu kerangka multilater dari prinsip dan aturan tentang

perdagangan jasa.28 Ataupun memperluas tingkat liberalisasi sektor jasa

dalam negara-negara anggota. Termasuknya jasa dalam kerangka WTO

dilakukan karena sesuai dengan dasar dan dasar aturan WTO, seperti

adanya jalur sistem penyelesaian sengketa yang komprehensif dan

perjanjian yang mengikat di dalamnya. Jasa disini ditujukan dalam

pengertian yang luas dan didefinisikan sebagai “produk kegiatan

manusia yang tidak berwujud yang bertujuan memuaskan kebutuhan

manusia”29, yang dimaksud adalah produk barang yang tidak terlihat

27 Lutfiyah Hanim, Yanuar Nugroh, GATS Liberalisasi Kehidupan, The Institute for Global

Justice, Jakarta, 2008, hlm. 7.

28 GATT Activities 1986, An Annual Reviews of the Work of the GATT, Geneva, June 1987,

hlm. 26.

29 Lutfiyah Hanim & Yanuar Nugroh, Op. Cit. hlm. 8.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

33

misalnya30, penyediaan jasa listrik, gas, jasa seperti salon kecantikan,

perbankan, asuransi, perawatan, dan sebagainya.

3. Agreement on Trade Related Property Rights (TRIP’s)

Perjanjian dibawah WTO lainnya, yang berkaitan dengan aspek-aspek

terkait perlindungan perdagangan dari hak atas kekayaan intelektual

yang termuat dalam ANNEX 1C Agreement On Trade-Related Aspects

Of Intellectual Property Rights (TRIP’s). TRIP’s Agreement berlaku

sejak tahun 1995, yang merupakan bagian dari pada kerangka WTO

yang ditandangani oleh negara-negara anggotanya untutk mewajibkan

seluruh anggotnya untuk membuat aturan-aturan mengenai hak

kekayaan intelektual di negara masing-masing. Perlindungan yang

dimaskud disini adalah hal-hal yang mempengaruhi keberadaan,

perolehan, lingkup, pelaksanaan dan penegakkan hak atas kekayaan

intelektual (HKI) secara keseluruhan serta hal-hal yang dapat

mempengaruhi penggunaan HKI termasuk didalamnya hak atas merek

terkenal.31 TRIP’s Agreement mempunyai tujuan untuk dapat

melindungi dan juga agar dapat menegakan hukum yang berkaitan

dengan hak milik kekayaan intelektual yang berguna untuk dapat

memotivasi timbulnya inovasi, pengalihan, serta penyebaran teknologi,

diperolehnya manfaat bersama pembuat dan pemakai pengetahuan

30 Ibid. hlm. 8.

31 Rahmi Jened, Hukum Trade (Trademark Law) Dalam Era Global dan Integrasi

Ekonomi, PT Kharisma Putra Utama, 2015, hlm 5.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

34

teknologi, dengan cara yang membuat sebuah kesejahteraan sosial dan

ekonomi serta berkeseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Agreement on Trade Related Investment Measures (TRIM’s)

Trade Related Investment Measures (TRIMs) merupakan multilateral

trade agreements di bawah WTO. Perjanjian ini pertama kali di

negosiasikan pada Putaran Uruguay yang berkaitan dengan perjanjian

tentang aturan-aturan investasi yang menyangkut atau berkaitan dengan

perdagangan internasional. Perjanjian TRIMs dimaksudkan untuk

mengurangi atau menghapus kegiatan perdagangan dan meningkatkan

kebebasan kegiatan investasi antar negara dan berasal dari kesadaran

bahwa langkah-langkah investasi tertentu dapat memiliki efek

pembatasan perdagangan dan distorsi, dan menyatakan bahwa tidak ada

Anggota akan menerapkan tindakan yang dilarang oleh ketentuan

GATT Article III (National Treatment) atau Article XI (General

Elimination Of Quantitative Restrictions).32 Tujuan diaturnya masalah

penanaman modal asing dalam TRIMs adalah sebagai berikut:33

a. Karena adanya pengaturan tertentu dari masalah penanaman modal

asing di negara tertentu yang dapat menyebabkan pembatasan

perdagangan dan memiliki distorsi-distorsi tertentu.

32 Agreement on Trade-Related Investment Measures (TRIMs), “This Agreement,

negotiated during the Uruguay Round, applies only to measures that affect trade in goods.

Recognizing that certain investment measures can have trade-restrictive and distorting effects, it

states that no Member shall apply a measure that is prohibited by the provisions of GATT Article

III (national treatment) or Article XI (quantitative restrictions).”

https://www.wto.org/english/tratop_e/invest_e/trims_e.htm (diakses pada 5 Januari 2019)

33 Ibid.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

35

b. Untuk melakukan elaborasi terhadap ketentuan GATT yang

berkenaan dengan efek retriktif terhadap perdagangan dari

pengaturan dan praktek tentang penanaman modal asing di negara-

negara anggota WTO.

c. Untuk mempromosikan dan memfasilitasi investasi di negara-

negara anggota WTO yang sesuai dengan liberalisaasi

perdagangan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara WTO.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut menjadi dasar perundingan yang

mengarahkan negara-negara penerima modal mengatur investasi asing

di negara tersebut. Peraturan penanaman modal internasional saat ini

diterapkan Indonesia dalam UU No. 25 Tahun 2007 Undang-Undang

Tentang Penanaman Modal (UUPM) sebagai bentuk kewajiban

Indonesia setelah meratifikasi Perjanjian Pembentukan WTO. UUPM

No. 25 Tahun 2007 tentunya diharapkan harus sesuai dengan

kesepakatan internasional yang diterima dalam pergaulannya pada

berbagai kerjasama internasional. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka

Indonesia akan dibawa ke dalam penyelesaian sengketa oleh negara-

negara yang berkepentingan. Negara anggota WTO telah sepakat untuk

tidak menerapkan langkah-langkah investasi tertentu yang terkait

dengan perdagangan barang yang membatasi atau mendistorsi

perdagangan. Trade Related Investment Measures (TRIMs) yang sudah

diratifikasi oleh Indonesia memiliki konsekuensi yang bahwa adanya

kewajiban untuk mengharmonisasikan aturan atau kebijakannya dengan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

36

perjanjian internasional tersebut dan menjadikannya salah satu landasan

atau sumber dalam pembuatan perundang-undangan yang berkaitan

dengan penanaman modal termasuk asas atau prinsip yang terkandung

didalamnya.

TRIMs melarang pengaturan-pengaturan penanaman modal asing

yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip GATT 1994, sebagai

instrumen untuk membatasi penanaman modal asing, namun ada

pengecualian-pengecualian tertentu asalkan memenuhi syarat-syarat

tertentu juga. TRIMs merupakan unsur penting yang diterapkan negara

penerima modal, terutama negara berkembang. Negara berkembang

lainnya menggunakan TRIMs ini untuk meminimalkan dampak dari

penanaman modal asing. Negara-negara ini telah pula menjadikan

upaya-upaya tersebut sebagai bagian dari pembangunan ekonominya

untuk mencapai tingkat pertumbuhan pembangunan negaranya.

Pembangunan tersebut merupakan upaya pemerintah setempat

untuk membangun masyarakatnya dalam hal penyediaan lapangan kerja

dan teknologi yang memang bermanfaat bagi pembangunan negara

tersebut. Negara juga terkadang menerapkan kebijakan penanaman

modal yang sifatnya membatasi ruang gerak penanaman modal asing

untuk mencegah dampak buruk terhadap perekonomian negara dari

penanaman modal asing. Perjanjian TRIMs melarang beberapa

tindakan-tindakan tertentu yang melanggar perlakuan nasional dan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

37

persyaratan pembatasan kuantitatif dari GATT. Peraturan TRIMs yang

dilarang dapat mencakup beberapa persyaratan sebagai berikut untuk:34

1. Mencapai tingkat konten lokal tertentu.

2. Menghasilkan secara lokal.

3. Ekspor tingkat / persentase barang tertentu.

4. Menyeimbangkan jumlah / persentase impor dengan jumlah /

persentase ekspor.

5. Mentransfer teknologi atau informasi bisnis hak milik kepada

orang lokal

6. Menyeimbangkan arus masuk dan keluar mata uang asing.

Peraturan investasi secara multilateral merupakan salah satu isu yang

dimasukan dalam kerangka WTO. Tujuan dari adanya perundingan

TRIMs, yakni:35

1) Mengidentifikasi lebih lanjut dampak-dampak dari perdagangan

yang restriktif dan mengganggu upaya penanaman modal yang

dapat tercangkup dalam pasal-pasal GATT;

2) Mengidentifikasi dampak dari perdagangan yang bersifat

restriktif dan dampak merugikan dari upaya-upaya penanaman

modal yang baik tercakup dalam aturan-aturan GATT namun

relevan dengan mandat Putaran Uruguay;

34 WTO Agreement On Trade-Related Investment Measures,

https://tcc.export.gov/Trade_Agreements/Exporters_Guides/List_All_Guides/WTO_subsidies_TR

IMs.asp, diakses pada 20 Januari 2019

35 Huala Adolf, Ibid, hlm. 91.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

38

3) Mengkaji kemungkinan pemberlakuan aspek-aspek

pembangunan dalam aturan-aturan penanaman modal (TRIMs

Agreement);

4) Upaya-upaya untuk mencegah adanya dampak perdagangan

yang merugikan, termasuk apabila dimungkinkan

dirumuskannya aturan-aturan baru apabila pasal-pasal GATT

tidak dapat mengatur upaya-upaya penanaman modal yang

terkait dengan perdagangan;

5) Masalah-masalah lainnya seperti bentuk-bentuk penanaman

modal dan implementasinya.

Prinsip “non-discrimination” dalam peraturan ini sebenarnya diambil

dalam arti pengertian National Treatment sebagai prinsip dasar

TRIMs/GATT. Agreement on TRIMs pada Article II pada prinsipnya

melarang semua persyaratan penanaman modal yang tidak konsisten

dengan Article III GATT 1994 tentang National Treatment yang

berbunyi sebagai berikut:

“The product of any contracting party imported into the territory

of any other contracting party shall be accorded treatment no less

favourable that accorded to like products of national origin in

respect of all laws, regulation and requirement affecting their

internal sale, purchase, transportation distribution of use”

Berdasarkan ketentuan TRIMs negara anggota dilarang utnuk

menerapkan lima jenis tindakan investasi yang terkait dengan

perdagangan yang tidak konsisten dengan ketentuan national treatment

sebagaimana terdapat dalam Article III (National Treatment) dan

ketentuan pelarangan penggunaan hambatan kuantitatif sebagaimana

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

39

terdapat dalam Article XI WTO (General Elimination Of Quantitative

Restrictions) mengatur restriksi atau pembatasan kuantitatif. Restriksi

kuantitatif yang sering dipraktekkan adalah pengenaan kuota, lisensi

impor atau ekspor atau upaya lainnya disamping bea masuk, pajak atau

pungutan lainnya. Kelima tindakan jenis tindakan tersebut dapat dilihat

dalam tabel berikut:36

Pasal GATT Tindakan yang tidak konsisten

National

Treatment

(Pasal 3)

Larangan

hambatan

kuantitatif

(Pasal 9)

Persyaratan local-content – jumlah tertentu input

produksi harus berasal dari lokal atau domestik.

Persyaratan trade-balancing – import harus senilai

proporsi tertentu dari ekspor.

Hambatan trade-balancing – import harus senilai

proporsi tertentu dari ekspor.

Hambatan foreign exchange balancing – foregein

exchange untuk impor dibatasi pada proporsi tertentu

foreign exchange yang diperoleh melalui ekpor atau

transfer.

Persyaratan domestic sales – proporsi produk

tertentu harus dicadangkan bagi pasar domestik.

36 Peter Gallagher, Guide to the WTO and Developing Countries, Cambridge: Kluwer Law

International, 2000, hlm. 56.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

40

E. KEWAJIBAN INDONESIA SEBAGAI ANGGOTA WORLD TRADE

ORGANIZATION

Kegiatan internasional dalam bidang ekonomi ditandai dengan kerjasama

antar negara melalui kerja sama perdagangan internasional diatur oleh

lembaga internasional yang melaksanakan tugasnya untuk memfasilitasi

kegiatan perekonomian tersebut. Kebijakan perdagangan internasional

merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilakukan dengan

melihat perkembangan yang terjadi di dalam negara lain yang dianggap

dapat berpengaruh atau berguna terhadap perekonomian nasional.

Organisasi internasional adalah suatu organisasi yang dibentuk melalui

treaty dan anggota-anggotanya terdiri dari negara-negara yang bersatu untuk

menyepakati sebuah perjanjian internasional.

Konvensi Wina 1965 atau “Vienna Convention on The Law of

Treaties” yang ditandatangani pada 23 Mei 1969 merupakan pengaturan

dari pengesahan perjanjian internasional. Pasal 2 Konvensi Wina 1969

menyatakan bahwa treaties merupakan salah satu perjanjian antara dua atau

lebih negara yang mendirikan suatu hubungan diantara mereka dan diatur

oleh Hukum Internasional. Dalam Konvensi Wina 1969 mengatur mengenai

bagaimana pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional baik

perjanjian bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melalui tahap

diantaranya adalah sebagai berikut:37

a) Perundingan (Negotiation)

37 Vienna Convention on the Law of Treaties 1969.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

41

Dalam perundingan akan dipilih siapakah yang dapat mewakili suatu

negara dalam suatu perundingan internasional. Hal tersebut merupakan

persoalan intern suatu negara yang bersangkutan, dan terlebihnya untuk

menghindari agar tidak terjadinya suatu tindakan yang tidak diinginkan

dari orang yang tidak berkenan untuk mewakili suatu negara dalam

sebuah konferensi internasional. Berdasarkan kertentuan ini, seseorang

yang ditunjuk biasainya yang dianggap mempunyai wewenang untuk

mewakili suatu perjanjian internasonal serta berwenang untuk

mengesahkan dan mengikat negara atas suatu naskah perjanjian

internasional adalah seseorang yang memiliki surat kuasa penuh (full

power) atau surat kepercayaan (credentials)38.

b) Penandatangangan (Signature)

Dalam Pasal 7 Ayat 2 (a) Konvensi Wina 1969 menyatakan bahwa

berhak menandatangi suatu perjanjian sebagai wakil negara adalah

kepala negara, kepala pemerintahan dan menteri luar negeri, yang

semuanya memiliki hak penuh yang berhubungan dengan penyimpulan

suatu perjanjian.39

c) Pengesahan (Ratification)

38 Pasal 27 Rules Of The General Assembly, Surat-surat kepercayaan deleasi suatu negara

ke sidang majelis umum PBB harus diserahkan ke Seketaris Jenderal seminggu sebelum sidang

dimulai. Oleh karena itu, yang diperlukan oleh PBB dan badan-badan subside lainnya adalah

surat-surat kepercayaan (credentials) dan bukan surat kuasa (full powers).

39 Pasal 7 Ayat 2 (a) Konvensi Wina 1969 berbunyi; In virtue of their funcion and without

having produce full powers, the following are considered as respresenting their state: (a) Heads of

State, Heads of Geverment and Minister for Foreign Affairs, for the purpose of the perfoming all

acts relating to the conclusion of treaty.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

42

Kesepakatan untuk mengikatkan diri inilah merupakan tindakan lanjut

yang dilakukan oleh negara-negara setelah menyelesaikan suatu

perundingan untuk membentuk suatu perjanjian internasional. Dari

tindakan inilah lahir kewajiban-kewajiban tertentu bagi negara-negara

perundingan setelah menerima baik suatu naskah perjanjiannya, di

antaranya adalah kewajiban untuk tidak melaksanakan suatu kegiatan

yang bertentangan dengan esensi atau maksud dari tujuan tersebut.

Bisa dilihat diatas mengenai terikatnya suatu negara terhadap perjanjian

Internasional sebagaimana diatur dalam pasal 11 Konvensi Wina 1969,

hal ini sama sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang No. 24 Tahun

2000 tentang Perjanjian Internasional di Indoneisa. Pemerintah

indonesia republik indonesia mengikatkan diri pada perjajian

internasional melalui cara-cara sebagai berikut yang tertulis dalam

Pasal 3:40

a) Penandatangan

b) Pengesahan

c) Pertukaran dokumen perjanjian diplomatik

d) Cara-cara lain sebagaimana mana disepakati para pihak dalam

perjanjian intenrasional

Dan tidak diragukan lagi bahwa World Trade Organization merupakan

suatu organisasi internasional dan sudah jelas-jelas diratifikasin oleh

Indonesia dalam guna mengikuti perkembangan ekonomi dunia yang

40 Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

43

semakin meningkat, serta mendorong perdagangan antar bangsa serta

kebijakan pemebrintah yang menciptakan hubungan yang sehat dan

keaktifan antara negara untuk mencari dan memanfaatkan peluang satu

sama lain yang terbuka.

1. Ratifikasi Perjanjian Pembentukan World Trade Organization oleh

Indonesia

Indonesia secara resmi menjadi anggota World Trade Organization dan

meratifikasi seluruh perjanjian World Trade Organization dengan melalui

Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan

Organisasi Perdagangan Dunia) yang menyatakan bahwa Indonesia

mengesahkan persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia dan

bahwa Indonesia sudah mengintegrasikan diri dalam realitas perdagangan

global. Diundangkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang

pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization, akan

membawa Indonesia kepada konsekuensi yang lebih besar dalam ranah

internasional, termasuk dalam cara Indonesia menyelesaikan sengketa-

sengketa dagangnya. Sebagai mana negara yang telah terikat oleh WTO

harus terikat oleh hampir semua Annex Perjanjian WTO (Multilateral Trade

Agreements) yakni Annex 1, 2 dan 3. Persetujuan-persetujuan annexnya

berhubungan antara lain dengan sektor-sektor di bawah ini:41

1) Perjanjian dalam bidang Pertanian (Agreement on Agriculture)

41 ANNEX 1A: The Multilateral Agreements On Trade In Goods

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

44

2) Perjanjian mengenai Penerapan Tindakan Sanitasi dan Phystosanitasi

(Agreement on thr Application of Sanitary and Phytosanitary

Measures)

3) Badan Pemantau Tekstil (Textiles and Clothing)

4) Standar Produk

5) Tindakan investasi yang terkait dengan perdagangan (Trade-Related

Investment Measures/TRIMs)

6) Tindakan anti-dumping (Anti-Dumping Agreement)

7) Penilaian Pabean (Customs Valuation Methods)

8) Pemeriksaan sebelum pengapalan (Preshipment Inspection)

9) Ketentuan asal barang (Rules of Origin)

10) Lisensi Impor (Imports Licencing)

11) Subsidi dan Tindakan Imbalan (Subsidies and Countervailing

Measures)

12) Tindakan Pengamanan (Agreement on Safeguards)

Negara anggota World Trade Organization wajib mentaati standar

perdagangan internasional yang sudah disepakati pada awal perjanjian

tersebut, namun walaupun begitu tetap diberikan pengecualian khususnya

bagi negara berkembang dan negara yang paling terbelakang untuk mengatur

secara khusus hal-hal yang dianggap penting dan sangat berkaitan dengan

kebutuhan negaranya dalam perkembangan perdagangan internasional.

Untuk menjadi anggota WTO, negara-negara diharuskan untuk menyepakati

hampir seluruh perjanjian yang ada dalam kerangka WTO.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

45

Negara anggota yang turut serta menandatangani persetujuan WTO

termasuk Indonesia wajib melaksanakan seluruh hasil kesepakatan tersebut.

World Trade Organization (WTO) dibentuk dengan kualifikasi keanggotaan

yang sama dengan kulifikasi keanggotaan GATT 1947. Perjanjian WTO

mengikat secara hukum. Ratifiksi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia

atas Agreement Establishing The World Trade Organization dilihat dari segi

hukum merupakan suatu tindakan dari Indonesia yang sadar akan keadaan

negaranya yang masih merupakan negara berkembang yang membutuhkan

bantuan negara lain untuk berkembang. Indonesia harus meletakkan tumpuan

pada suatu forum multilateral, yakni WTO sebagai wujud suatu kekuasaan

internasional di bidang perdagangan antar-negara, yang diharapkan

menegakkan rule of law dalam masyarakat global. Sebagai negara

berkembang Indonesia tentuya memerlukan kepastian hukum yang lebih

dibandingkan negara-negara maju lainnya guna menjamin kegiatan

perdagangan internasional yang terbuka dan adil dalam penyelenggarannya.

Perlu diketahui disini bahwa istilah anggota pada GATT bukan member,

tetapi contracting party.42 Karena itu pula negara-negara yang ikut serta

dalam GATT tidak tepat untuk disebut sebagai anggota karena memang

sebutan anggota hanya untuk menunjuk pada istilah peserta/pihak pada suatu

organisasi internasional, maka itu untuk istilah yang tepat adalah contracting

party. WTO didirikan negara anggotanya dengan maksud dan tujuan bersama

sebagaimana dicantumkan dalam pembukaan perjanjiannya sebagai berikut:

42 Text Of Article XXXII Contracting Parties.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

46

“Bahwa hubungan-hubungan perdagangan dan kegiatan ekonomi

negara anggota harus dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan

standar hidup, menjamin lapangan kerja sepenuhnya, peningkatan

penghasilan nyata, memperluas produksi dan perdagangan barang dan

jasa, dengan penggunaan optimal sumber-sumber daya dunia sesuai

dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Juga mengusahakan

perlindungan lingkungan hidup dan mengingkatkan cara-cara

pelaksanaannya dengan cara-cara yang sesuai dengan kebutuhan

masing-masing negara yang berada pada tingkat pembangunan ekonomi

yang berbeda.“

Dalam mengejar tujuan ini diakui adanya suatu kebutuhan akan langkah-

langkah positif untuk menjamin agar supaya negara berkembang, khususnya

negara yang paling terbelakang mendapat bagian dari pertumbuhan

perdagangan internasional sesuai dengan kebutuhan ekonominya masing-

masing. World Trade Organization memiliki 164 anggota.43 65 negara

lainnya pada sebelumnya adalah anggota GATT yang kemudian, ke-65

negara tersebut secara otomatis menjadi anggota WTO pada tanggal 1 Januari

1995. Negara anggota yang tidak mematuhi perjanjian bisa diadukan oleh

negara anggota lainnya jika merugikan mitra daganganya, serta mendapatkan

sanksi perdagangan yang sudah di disepakati diawal perjanjian WTO.

Sistem kerja WTO bisa dilihat sangat dominan dan mampu

memaksakan aturan-aturannya, karena anggota terikat secara legal (legally-

binding) dan keputusannya irreversible artinya tidak bisa ditarik kembali. Hal

ini bisa dilihat jelas berbeda dengan GATT yang sebelumnya tidak

mengharusnya semua negara turut serta dalam seluruh perjanjian yang ada.

Berdasarkan ratifikasi tersebut Indonesia berhak mendapat bagian dan

manfaat sebesar-besarnya perekonomian dunia untuk berbagai tujuan

43 Daftar Negara Anggota WTO https://www.zonareferensi.com/negara-anggota-wto/

(diakses pada 17 Febuari 2019)

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

47

meningkatkan kualitas hidup bangsa dan kesejahterahan negara. Maksud dan

tujuan Indonesia untuk masuk dalam perdagangan dunia tertuang jelas di

dalam bagian menimbang butir a, b dan c Undang-Undang No. 7 Tahun 1994

tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization

tersebut. Dasar pertimbangan meratifikasi WTO Agreement lainnya

tercantum dalam butir ’a’ menyebutkan pengamanan kepentingan Indonesia

dalam melaksanakan pembangunan ekonomi menuju masyarakat adil dan

makmur melalui pemanfaatan sumber daya luar negeri dengan menyebutkan;

“bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu

masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat

dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang

aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia

yang merdeka, adil, bersahabat, tertib, dan damai.”

Oleh sebab itu anggota termasuk Indonesia dapat memanfaatkan WTO

sebagai wadah untuk merundingkan atau memperjuangkan disepakatinya

aturan-aturan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. WTO lahir

untuk menerapkan aturan-aturan yang diharapkan dapat mengendalikan

perilaku anggota yang pada masa GATT lebih leluasa menerapkan

instrumen-instrumen penghambat impor/ekspor. WTO mendapat kekuasaan

dan mandat untuk menjadi pengawas dalam pelaksanaan aturannya secara

ketat. Lebih dari itu, WTO bisa menjatuhkan sanksi yang berat kepada

negara-negara yang dianggap menentang aturan-aturannya.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

48

2. Kewajiban Indonesia Dalam Penerapan Prinsip World Trade

Organization

a) Most Favoured Nations (MFN)

Prinsip yang dimuat dalam Article I WTO Agreement ini, menyatakan

bahwa suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar non-

diskriminatif. Perlakuan yang sama tersebut harus dilaksanakan dengan

immedietly and uncondittionally atau dalam arti harus segera dan tanpa

diberlakukan syarat apapaun. Menurut prinsip ini, semua negara

anggota yang terikat harus memberikan negara-negara lainnya

perlakuan yang sama dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekspor-impor

serta yang menyangkut biaya-biaya lainnya. Singkatnya, dalam

penerapannya Indonesia tidak boleh memberikan suatu hak istimewa

kepada salah satu negara dalam penyelenggaraan kegiatan ekpor/impor,

misal suatu hak istimewa tersebut diberikan kepada salah satu negara

maka hak istimewa tersebut juga harus dinikmati oleh negara anggota

yang lain. Namun, dengan adanya klausul dari MFN sangat membantu

proses terciptanya kesetaraan dalam memperoleh kesempatan dilapangan

yang sangat kompetitif antara investor dari negara-negara asing.

Definisi klausul MFN adalah:44

“a most-favoured-nation clause is a treaty provision whereby

a State undertakes an obligation towards another State to

accord most-favoure-nation treatment in an agreed sphere of

relations.”

Dengan berdasarkan prinsip MFN, negara-negara anggota tidak dapat

begitu saja mendiskriminasikan mitra-mitra dagangnya. Keinginan tarif

44 Draft Articles on Most-Favoured-Nation Clauses 1978, vol. II (1978), Article III.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

49

impor yang diberikan pada produk suatu negara harus diberikan pula

kepada produk impor dari mitra dagang negara anggota lainnya. Prinsip

pembentukan dan dasar WTO adalah untuk mengupayakan keterbukaan

antar batas wilayah, memberikan jaminan atas "Most Favored-Nation

principle" (MFN) dan perlakuan non-diskriminasi oleh dan di antara

negara anggota, serta komitmen terhadap transparansi perdagangan

internasional dan dalam semua kegiatannya.

b) National Treatment (NT)

Prinsip ini menyatakan bahwa tidak boleh diberlakukan pembedaan

antara produk yang berasal dari negara lain untuk kelas barang yang

sama dengan produk yang berasal dari dalam negeri. Prinsip ini dimuat

dalam Article II WTO Agreement. Prinsip ini mensyaratkan bahwa suatu

negara tidak diperkenankan untuk memperlakukan secara diskriminasi

antara produk impor dengan produk dalam negeri (produk yang sama)

dengan tujuan untuk melakukan proteksi. Jenis-jenis tindakan yang

dilarang berdasarkan ketentuan ini antara lain, pungutan dalam negeri,

undang-undang, peraturan dan persyaratan yang mempengaruhi

penjualan, penawaran penjualan, pembelian, transportasi, distribusi atau

penggunaan produk, pengaturan tentang jumlah yang mensyaratkan

campuran, pemrosesan atau penggunaan produk-produk dalam negeri.

Prinsip ini cenderung menjadi permasalahan antar negara,

contohnya Indonesia melarang menjual sebuah produk karena diduga

memiliki pengawet yang membahayakan yang di produksi dalam negeri,

tetapi melarang barang sejenis yang di produksi dari negara Jepang

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI … · 2020. 3. 6. · 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM MENGENAI GATT/WTO 1. Sejarah World Trade Organization Perhatian

50

karena mengandung bahan yang berahaya. Dari kasus tersebut bisa

dilihat Indonesia melakukan tindakan diskrimansi. Sebagai negara

berkembang, Indonesia tentunya harus memperhatikan posisinya dalam

perdebatan tentang urgensi penerapan local content. Kebijakan hukum

investasi nasional harus mampu menjaga dan melindungi kepentingan

nasional (national protection) dalam era kompetitif yang terbuka antar

negara berkembang dalam perebutan investasi asing. Namun,

berdasarkan Article 2 Agreement on TRIMs, maka pengaturan local

content requirements tidak diperkenankan karena termasuk dalam

illustrative list TRIMs yang melanggar prinsip national treatment dalam

GATT 1994. Oleh sebab itu, Indonesia harus melakukan notifikasi

mengenai TRIMs yang bertentangan dengan GATT.