Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Penegakan Hukum
1. Pengertian Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan
secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna. Dalam rangka
menanggulangi kejahatan terhadap berbagai sarana sebagai reaksi yang
dapat diberikan kepada pelaku kejahatan, berupa sarana pidana maupun non
hukum pidana, yang dapat diintegrasikan satu dengan yang lainnya. Apabila
sarana pidana dipanggil untuk menanggulangi kejahatan, berarti akan
dilaksanakan politik hukum pidana, yakni mengadakan pemilihan untuk
mencapai hasil perundang-undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan
situasi pada suatu waktu dan untuk masa-masa yang akan datang.15
Penegakan hukum dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban pada
era modernisasi dan globalisasi saat ini dapat terlaksana, apabila berbagai
dimensi kehidupan hukum selalu menjaga keselarasan, keseimbangan dan
keserasian antara moralitas sipil yang didasarkan oleh nilai-nilai actual di
dalam masyarakat beradab. Sebagai proses kegiatan yang meliputi berbagai
pihak termasuk masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan adalah
keharusan untuk melihat penegakan hukum pidana sebagai suatu sistem
peradilan pidana.
15 Barda Nawawi Arief,2002 Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
hlm. 109
17
Penegakan hukum sendiri harus diartikan dalam kerangka tiga konsep,
yaitu sebagai berikut :
a. Konsep penegakan hukum yang bersifat total (total enforcement concept)
yang menuntut agar semua nilai yang ada di belakang norma hukum
tersebut ditegakkan tanpa terkecuali.
b. Konsep penegakan hukum yang bersifat penuh (full enforcement
concept) yang menyadari bahwa konsep total perlu dibatasi dengan
hukum acara dan sebagainya demi perlindungan kepentingan individual.
c. Konsep penegakan hukum actual (actual enforcement concept) yang
muncul setelah diyakini adanya diskresi dalam penegakan hukum karena
keterbatasan-keterbatasan, baik yang berkaitan dengan saranaprasarana,
kualitas sumber daya manusianya, kualitas perundangundangannya dan
kurangnya partisipasi masyarakat.162
Negara Indonesia adalah negara hukum (recht staats), maka setiap orang
yang melakukan tindak pidana harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya melalui proses hukum. Penegakan hukum mengandung makna
bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan
hukum, di mana larangan tersebut disertai dengan ancaman (sanksi) yang
berupa pidana tertentu sebagai pertanggungjawabannya. Dalam hal ini ada
hubungannya dengan asas legalitas, yang mana tiada suatu perbuatan dapat
dipidana melainkan telah diatur dalam undang-undang, maka bagi barang
16 Mardjono Reksodipuro,1997 Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana Kumpulan
Karangan Buku Kedua, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Lembaga Kriminologi
Universitas Indonesia, Jakarta.
18
siapa yang melanggar larangan tersebut dan larangan tersebut sudah di atur
dalam undang-undang, maka bagi para pelaku dapat dikenai sanksi atau
hukuman, sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang
menimbulkan kejadian itu, ada hubungan yang erat pula.173
Sejalan dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang secara tegas menyatakan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara Hukum. Dengan demikian pembangunan nasional
dibidang hukum ditujukan agar masyarakat memperoleh kepastian,
ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan
serta memberikan rasa aman dan tentram.
2. Pengertian Penegakan Hukum Menurut Para Ahli
Moeljatno menyatakan bahwa hukum pidana adalah bagian dari
keseluruhan hukum yang berlaku disuatu Negara, yang mengadakan dasar-
dasar dan aturan-aturan untuk:
1) Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan, yang
dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu
bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut;
2) Menentukan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar
laranganlarangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana
yang telah diancamkan;
17 Andi Hamzah,2001 Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 15
19
3) Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan apabila orang yang disangkakan telah melanggar larangan
tersebut.184
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu
pengertian bahwa hukum pidana adalah hukum yang memuat peraturan-
peraturan yang mengandung keharusan dan larangan terhadap pelanggarnya
serta mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap
kepentingan umum, perbuatan yang diancam hukuman yang merupakan
suatu penderitaan atau siksaan, selanjutnya ia menyimpulkan bahwa hukum
pidana itu bukanlah suatu hukum yang mengandung norma-norma baru,
melainkan hanya mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-
kejahatan terhadap norma-norma hukum mengenai kepentingan umum.
Upaya penegakan hukum yang dilakukan di Indonesia merupakan
penegakan hukum yang bersifat preventif dan repesif. Upaya penegakan
hukum preventif yaitu usaha mencegah kejahatan yang merupakan bagian
dari politik kriminal yang merupakan suatu pencegahan kejahatan, dimana
dilakukan sebelum kejahatan itu terjadi. Sedangkan upaya penegakan
hukum represif yaitu segala tindakan yang dilakukan oleh aparat hukum
sesudah terjadinya kejahatan tindak pidana dilakukan. Upaya penegakan
hukum preventif dan represif yang dilakukan. Upaya penegakan hukum
preventif dan represif yang dilakukan berupa :
18 Moeljatno,2002 Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Dalam Hukum Pidana,
Bina Aksara, Yogyakarta, hlm. 1
20
1) Non Penal
Upaya non-penal merupakan suatu pencegahan kejahatan, dimana
dilakukan sebelum kehajatan itu terjadi, sehingga upaya ini lebih dikenal
sebagai upaya yang sifatnya preventif atau pencegahan. Hal ini seharusnya
harus lebih diutamakan daripada upaya yang sifatnya represif. Diadakan
untuk mencegah yakni, melakukan sosialisasi kepada masyarakat,
melakukan penyuluhan kepada masyarakat, serta memasang spanduk agar
tidak terjadi tindak pidana penipuan yang semakin marak.
2) Penal
Dilakukan apabila usaha preventif telah dilakukan tetapi masih juga
terdapat pelanggaran hukum. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan adalah
secara represif oleh aparat penegak hukum ialah penindakan setelah
adanya laporan. Penegakan hukum represif didukung dan melalui berbagai
lembaga yang secara terpisah satu dengan yang lainnya, namun tetap
berada dalam kerangka penegakan hukum.19 5
3. Faktor-Faktor Penegakan Hukum
Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono
Soekanto adalah:206
19 Barda Nawawi Arief, 2002, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Hukum dan
Pengembangan Hukum Pidana, PT. Citra Adtya Bakti, Bandung, hal. 22 20 Soerjono Soekanto. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum
Cetakan Kelima. Jakarta, Raja Grafindo Persada. Hal. 8
21
a. Faktor Hukum
Praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada kalanya terjadi
pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan
oleh konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak,
sedangkan kepastian hukum merupakan suatu prosedur yang telah
ditentukan secara normatif. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang
tidak sepenuhnya berdasar hukum merupakan sesuatu yang dapat
dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan
dengan hukum. Maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukan
hanya mencakup law enforcement, namun juga peace maintenance,
karena penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses
penyerasian antara nilai kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan
untuk mencapai kedamaian.
b. Faktor Penegak Hukum
Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak hukum
memainkan peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas
petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci
keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau
kepribadian penegak hukum.
c. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung
Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak
dan perangkat keras, salah satu contoh perangkat lunak adalah pendidikan.
Pendidikan yang diterima oleh Polisi dewasa ini cenderung pada hal-hal
22
yang praktis konvensional, sehingga dalam banyak hal polisi mengalami
hambatan di dalam tujuannya, diantaranya adalah pengetahuan tentang
kejahatan komputer, dalam tindak pidana khusus yang selama ini masih
diberikan wewenang kepada jaksa, hal tersebut karena secara teknis
yuridis polisi dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupun disadari
pula bahwa tugas yang harus diemban oleh polisi begitu luas dan banyak.
d. Faktor Masyarakat
Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk
mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau
kelompok sedikit banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan
yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang
tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat
terhadap hukum, merupakan salah satu indicator berfungsinya hukum
yang bersangkutan.
e. Faktor Kebudayaan
Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering
membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono
Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka
berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah
suatu garis pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan
mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang.
23
B. Tinjauan Tindak Pidana Penipuan
1. Pengertian Tindak Pidana
Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam kepustakaan tentang
hukum pidana sering mempergunakan istilah delik, sedangkan pembuat
undang-undang merumuskan suatu undang-undang mempergunakan istilah
peristiwa pidana atau perbuatan pidana atau tindak pidana.217
Delik yang dalam bahasa Belanda disebut Strafbaarfeit, terdiri atas tiga
kata, yaitu straf, baar dan feit.Yang masing-masing memiliki arti :
a. Straf diartikan sebagai pidana dan hukum,
b. Baar diartikan sebagai dapat dan boleh,
c. Feit diartikan sebagai tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan.
Dalam istilah Strafbaarfeit adalah peristiwa yang dapat dipidana atau
perbuatan yang dapat dipidana. Sedangkan delik dalam bahasa asing disebut
delict yang artinya suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan
hukuman (pidana).228
2. Pengertian Tindak Pidana Menurut Para Ahli
Para sarjana barat memberikan pengertian/definisi yang berbeda-beda
pula mengenai istilah strafbaar feit antara lain sebagai berikut :239
21 Amir Ilyas, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana : Memahami Tindak Pidana dan
Pertanggungjawaban Pidana sabagai Syarat Pemidanaan, Yogyakarta, hlm. 20 22 Ibid,Amir Ilyas, hlm. 19 23 E.Y Kanter dan S.R Sianturi, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya. Jakarta, hlm.205
24
a) Menurut K. Wantjik Saleh, dianta istilah itu yang paling baik dan
tepat untuk dipergunakan adalah antara dua istilah yaitu “Tindak
Pidana” atau “Perbuatan Pidana”. Karena kedua istilah itu disamping
mendukung pengertian yang tepat dan jelas sebagai suatu istilah
hukum, mudah untuk diucapkan dan didengar.2410
b) Moeljatno menerjemahkan istilah strafbaar feit dengan perbuatan
pidana. Menurut pendapat beliau istilah perbuatan pidana adalah
perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana
disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang
siapa yang melanggar larangan tersebut.2511
3. Pengertian Tindak Pidana Penipuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa tipu berarti
kecoh, daya cara, perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu,
dsb), dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari untung.
Penipuan berarti proses, perbuatan, cara menipu, perkara menipu
(mengecoh). Berarti bahwa yang terlibat dalam penipuan adalah dua pihak
yaitu orang menipu disebut dengan penipu dan orang yang tertipu. Penipuan
dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau membuat, perkataan seseorang
yang tidak jujur atau bohong dengan maksud untuk menyesatkan atau
mengakali orang lain untuk kepentingan dirinya atau kelompok.2612
24 K. Wantjik Saleh, 1996, Tindak Pidana Korupsi dan Suap, Jakarta: Paramestika, hlm.10. 25 Moeljatno, 2015, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 59. 26 Ananda S, 2009, Kamus Besar Bahasa Inodenesia, Kartika, Surabaya, hlm. 364.
25
4. Pengertian Tindak Pidana Penipuan Menurut Peraturan Perundang-
Undangan
Pengertian Tindak Pidana Penipuan dengan melihat dari segi hukum
sampai sekarang belum ada, kecuali apa yang dirumuskan dalam KUHP.
Rumusan penipuan dalam KUHP bukanlah suatu definisi melainkan
hanyalah untuk menetapkan unsur-unsur suatu perbuatan sehingga dapat
dikatakan sebagai penipuan dan pelakunya dapat dipidana.
Kejahatan penipuan atau bedrog itu diatur didalam Pasal 378-395
KUHP, Buku II Bab ke XXV. Di dalam Bab ke XXV tersebut dipergunakan
perkataan “Penipuan” atau “Bedrog”, “karena sesungguhnya didalam bab
tersebut diatur sejumlah perbuatan-perbuatan yang ditujukan terhadap harta
benda, dalam mana oleh si pelaku telah dipergunakan perbuatan-perbuatan
yang bersifat menipu atau dipergunakan tipu muslihat.”2713Tindak pidana
penipuan dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal 378 KUHP.
Pasal 378 KUHP Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hak, mempergunakan nama palsu
atau sifat palsu ataupun mempergunakan tipu muslihat atau susunan kata-
kata bohong, menggerakan orang lain untuk menyerahkan suatu benda atau
mengadakan suatu perjanjian hutang atau meniadakan suatu piutang, karena
salah telah melakukan penipuan, dihukum dengan hukuman penjaran selama
- lamanya empat tahun.
27 P.A.F. Lamintang,1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung, PT Citra
Aditya Bakti, hlm. 262
26
Mengenai kejahatan penipuan pada Pasal 378 KUHP, Soesilo
merumuskan sebagai berikut :2814
1. Kejahatan ini dinamakan kejahatan penipuan. Penipu itu pekerjaannya:
a. Membujuk orang supaya memberikan barang, membuat utang atau
menghapuskan piutang.
b. Maksud pembujukan itu ialah hendak menguntungkan diri sendiri atau
orang lain dengan melawan hak.
c. Membujuknya itu dengan memakai :
1) Nama palsu atau keadaan palsu
2) Akal cerdik (tipu muslihat) atau
3) Karangan perkataan bohong
2. Membujuk yaitu melakukan pengaruh dengan kelicikan terhadap orang,
sehingga orang itu menurutnya berbuat sesuatu yang apabila mengetahui
duduk perkara yang sebenarnya, ia tidak akan berbuat demikian itu.
3. Tentang barang tidak disebutkan pembatasan, bahwa barang itu harus
kepunyaan orang lain, jadi membujuk orang untuk menyerahkan barang
sendiri, juga dapat masuk penipuan, asal elemen-elemen lain
dipenuhinya.
4. Seperti halnya juga dengan pencurian, maka penipuanpun jika dilakukan
dalam kalangan kekeluargaan berlaku peraturan yang tersebut dalam
Pasal 367 jo 394.
28 Soesilo, 1991, Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus,
Politeia, Bogor.
27
Selain KUHP yang memuat aturan yang terkait dengan penipuan
terdapat juga aturan yang secara khusus mengatur mengenai tindak pidana
cyber crime yaitu Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE), dalam undang-
undang ini telah dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan informasi
elektronik, transaksi elektronik, dan mengatur juga mengenai hal-hal yang
dilarang berkaitan dengan “dunia maya” beserta ancaman pidananya. Di
dalam UU ITE tidak menyebutkan secara jelas apa yang dimaksud dengan
penipuan, akan tetapi terhadap penipuan jual beli melalui sistem online itu
sendiri kita dapat melihatnya melalui pasal-pasal yang terdapat dalam UU
ITE, salah satunya Pasal 28 ayat (1) UU ITE dengan melihat terpenuhinya
unsur-unsur pidana yang ada. Walaupun dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE
tidak mengatur secara jelas mengenai tindak pidana penipuan itu sendiri
namun terkait dengan timbulnya kerugian konsumen yang menyatakan
“secara tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.” Kata
“berita bohong” dan “menyesatkan” dan dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE
dapat disetarakan dengan kata “tipu muslihat atau rangkaian kebohongan”
sebagaimana unsur tindak pidana yang terdapat dalam Pasal 378 KUHP.
Dapat disimpulkan bahwa Pasal 28 ayat (1) UU ITE merupakan perluasan
dari tindak pidana penipuan secara konvensional, atau tindak pidana
penipuan yang terjadi di dalam masyarakat. Pengertian-pengertian di atas,
penulis mencoba untuk menyimpulkan tentang pengertian tindak pidana
28
penipuan. Penipuan adalah tipu muslihat atau serangkaian perkataan bohong
sehingga seseorang merasa terpedaya karena perkataan yang seakan-akan
benar. Biasanya seseorang yang melakukan penipuan, adalah menerangkan
sesuatu yang seolah-olah betul atau terjadi, tetapi sesungguhnya
perkataannya itu adalah tidak sesuai dengan kenyataannya, karena tujuannya
hanya untuk meyakinkan orang yang menjadi sasaran agar diakui
keinginannya, sedangkan menggunakan nama palsu supaya yang
bersangkutan tidak diketahui identitasnya, begitu pula dengan menggunakan
kedudukan palsu agar orang yakin akan perkataannya. Penipuan sendiri
dikalangan masyarakat merupakan perbuatan yang sangat tercela namun
jarang dari pelaku tindak kejahatan tersebut tidak dilaporkan kepihak
kepolisian. Penipuan yang bersifat kecil-kecilan dimana korban tidak
melaporkannya membuat pelaku penipuan terus mengembangkan aksinya
yang pada akhirnya pelaku penipuan tersebut menjadi pelaku penipuan yang
berskala besar.
5. Unsur - Unsur Tindak Pidana Penipuan
Dalam KUHP tentang Penipuan terdapat dalam BAB XXV Buku II.
Pada bab tersebut, termuat berbagai bentuk penipuan yang dirumuskan
dalam 20 pasal, masing-masing pasal mempunyai nama khusus.
Keseluruhan pasal pada BAB XXV ini dikenal dengan sebutan bedrog atau
perbuatan orang. Bentuk pokok dari bedrog atau perbuatan orang adalah
Pasal 378 KUHP tentang Penipuan. Berdasarkan rumusan tersebut, maka
tindak pidana penipuan memiliki unsur-unsur pokok, yaitu :
29
a. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum.
Dengan maksud harus diartikan sebagai tujuan terdekat dari pelaku,
yakni pelaku hendak mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini adalah
tujuan utama pelaku dengan jalan melawan hukum, pelaku masih
membutuhkan tindakan lain, maka maksud belum dapat terpenuhi.
Dengan demikian, maksud tersebut harus ditujukan untuk
menguntungkan dan melawan hukum sehingga pelaku harus
mengetahui bahwa keuntungan yang menjadi tujuannya harus bersifat
melawan hukum.
b. Dengan menggunakan salah satu atau lebih alat penggerak penipuan
(nama palsu, martabat palsu atau keadaan palsu, tipu muslihat dan
rangkaian kebohongan).
Sifat dari penipuan sebagai tindak pidana ditentukan oleh cara-cara
pelaku menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang. Alat alat
penggerak yang digunakan untuk menggerakkan orang lain adalah sebagai
berikut :
1) Nama Palsu
Nama palsu dalam hal ini adalah nama yang berlainan dengan nama
yang sebenarnya, meskipun perbedaan tersebut sangat kecil. Apabila
penipu menggunakan nama orang lain yang sama dengan nama dan
dengan dia sendiri, maka penipu dapat dipersalahkan melakukan tipu
muslihat atau susunan belit dusta.
30
2) Tipu Muslihat
Tipu muslihat adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga perbuatan tersebut menimbulkan
kepercayaan atau keyakinan atas kebenaran dari sesuatu kepada orang
lain. Tipu muslihat ini bukanlah ucapan melainkan perbuatan atau
tindakan.
3) Martabat atau Keadaan Palsu
Pemakaian martabat atau keadaan palsu adalah bilamana seseorang
memberikan pernyataan bahwa dia berada dalam suatu keadaan tertentu
dan keadaan itu memberikan hak-hak kepada orang yang ada dalam
keadaan tersebut.
4) Rangkaian Kebohongan
Beberapa kata bohong dianggap tidak cukup sebagai alat penggerak.
Hal ini dipertegas oleh Hoge Raad dalam Arrest 8 Maret 1926, bahwa
:2915
“Terdapat suatu rangkaian kebohongan jika antara berbagai
kebohongan itu terdapat suatu hubungan yang sedemikian rupa
dan kebohongan yang satu melengkapi kebohongan yang lain
sehingga mereka secara timbal balik menimbulkan suatu
gambaran palsu seolah-olah merupakan suatu kebenaran.”
Rangkaian kebohongan itu harus diucapkan secara tersusun
sehingga merupakan suatu cerita yang dapat diterima secara logis
29 Bastian Bastari, 2011, Analisis Yuridis Terhadap Delik Penipuan, Makassar, hlm. 40.
31
dan benar. Dengan demikian, kata yang satu memperkuat atau
membenarkan kata orang lain.
5) Menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu barang, atau
memberi utang, atau menghapus utang.
Dalam perbuatan menggunakan orang lain untuk menyerahkan barang
diisyaratkan adanya hubungan kausal antara alat penggerak dan penyerahan
barang. Hal ini dipertegas oleh Hoge Raad dalam Arrest 25 Agustus 1923,
bahwa :3016
“Harus terdapat suatu hubungan sebab manusia antara upaya yang
digunakan dengan penyerahan yang dimaksud dari itu. Penyerahan suatu
barang yang terjadi sebagai akibat penggunaan alat-alat penggerak
dipandang belum cukup terbukti tanpa menguraikan pengaruh yang
ditimbulkan karena dipergunakannya alat-alat tersebut menciptakan
suatu situasi yang tepat untuk menyesatkan seseorang yang normal
sehingga orang tersebut terpedaya karenanya, alat-alat penggerak itu
harus menimbulkan dorongan dalam jiwa seseorang sehingga orang
tersebut menyerahkan sesuatu barang.”
D. Tinjauan Media Elektronik
1. Pengertian Media Elektronik
Media dalam komunikasi berasal dari kata ”mediasi” karena mereka
hadir di antara permirsa dan lingkungan. Dalam bidang komunikasi, media
30 Ibid
32
dapat diartikan sebagai perangkat-perangkat yang digunakan untuk
menyimpan setra mengirim data atau informasi.
Media elektronik adalah informasi atau data yang dibuat, disebarkan,
dan diakses dengan menggunakan suatu bentuk elektronik, energi
elektromekanikal, atau alat lain yang digunakan dalam komunikasi
elektronik. Yang termasuk ke dalam media elektronik antara lain : televisi,
radio, komputer, handphone, dan alat lain yang mengirim dan menerima
informasi dengan menggunakan elektronik.3117
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media
elektronik adalah sarana media massa yang menggunakan alat-alat
elektronik modern, seperti radio, televisi, komputer, handphone, dll .3218
Di era globalisasi ini, informasi dapat kita peroleh secara cepat dan
mudah. Informasi itu dapat kita peroleh dari berbagai media mulai dari
media cetak sperti koran dan majalah atau media elektronik seperti televisi
dan media sosial. Teknologi saat ini juga telah berkemabang dengan pesat,
perkembangan teknologi diawali dari munculnya teknologi cetak (mekanik),
teknologi audio, hingga teknologi film yang merupakan gabungan dari
mekanik dan elektronik. Dari penjelasan di atas, telah kita ketahui apa saja
contoh-contoh media cetak. Lalu apa yang dimaksud dengan media
elektronik dan media cetak itu sendiri, konten media elektronik adalah media
31 Surya A. (2012). Hubungan penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala pada
remaja [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. 32 Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta
33
yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna
akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media
statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara
elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna
akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara
lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan
konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital,
walaupun media baru pada umumnya berbetuk digital.3319
Tentu hal ini sangat bereda dengan media cetak yang walaupun dibuat
secara elektronik tetapi tidak membutuhkan alat elektronik untuk membuka
kontennya. Contoh sumber alat elektronik yang biasa kita jumpai antara lain
adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten
daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun
media baru pada umumnya berbentuk digital.
Berbeda dengan media elektronik yang memerlukan alat elektronik
untuk membukanya. Karena media cetak terdapat dalam bentuk printing,
kelebihan dari media cetak adalah kita dapat membaca kontennya dimana
saja. Kalimat didalam media cetak juga lebih formal dan terperinci dari pada
media elektronik. Tapi kekurangan dari media cetak adalah, media cetak
tidak dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung (audio).
Biasanya media cetak terdapat dalam bentuk koran atau majalah. Namun ada
beberapa hal yang dapat membuat media cetak tertinggal dari media
33 http://id.m.wikipedia.org/wiki/media_elektronik.com, 18 Maret 2019 ,20:07
34
elektronik. Karena masyarakat saat ini lebih suka mencari informasi di
media elektronik dan internet. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini
terjadi, salah satunya karena media elektronik lebih praktis dan dapat lebih
cepat diakses. Walaupun begitu media elektronik dapat tetap populer sampai
sekarang. Pengusaha media cetak dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan produknya. Salah satu caranya dengan
memanfaatkan teknologi digital saat ini. Enewspaper, Ebook, dan
Emagazine adalah beberapa contoh hasil inovasi media cetak.3420
Karya jurnalistik baik elektronik maupun cetak tentu memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Namun media cetak dan
media elektronik akan tetap berkembang dan berinovasi kearah yang lebih
baik. Karena kedua karya jurnalistik ini adalah media untuk menyalurkan
informasi ke pembaca, tentu selama informasi masih ada media cetak dan
elektronik juga tetap akan ada dan tidak akan ditinggalkan. Dan bahkan
mungkin suatu saat bisa seperti penggunaan internet.3521
2. Pengertian Media Elektronik Menurut Peraturan Perundang- Undangan
Seiring bertambahnya pengguna Internet, termasuk makin besarnya
penggunaan teknologi ini dalam kehidupan sehar-hari, telah melahirkan
berbagai dampak sosial, ekonomi dan politik. Situasi ini kemudian melahirkan
perkembangan baru, yang menjadi kesepahaman bersama para pemangku
kepentingan, perihal pentingnya pengaturan Internet. Selama ini, tantangan
34 Ibid, 35http://www.kompasiana.com/alyashabirian/informasi-dalam-media-elektronik.dan
media-cetak_5607b118de22bdd00756df52. akses pada 15 Maret 2019,09.00 wib
35
terbesar dalam penyusunan aturan terkait dengan penggunaan teknologi
internet,adalah selalu tertinggalnya konsekuensi hukum dan sosial dari inovasi
teknologinya. Oleh karena itu, Internet membutuhkan regulasi yang
komprehensif untuk mencegah hilangnya fungsi, sekaligus menjaga efisiensi
dan interoperabilitasnya. Selain itu, pengaturan ini juga penting untuk
meletakkan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang akan memfasilitasi
perlindungan hak-hak pengguna, serta perumusan tanggungjawab dari para
pemangku kepentingannya.3622
UU ITE yang diharapkan menjadi acuan dari seluruh kebutuhan di atas,
apabila ditelaah rumusannya, yang mengemukan dalam sejumlah pasal
larangan. Ketentuan ini khususnya yang memuat aturan yang terkait dengan
penipuan terdapat juga aturan yang secara khusus mengatur mengenai tindak
pidana cyber crime yaitu UU ITE, dalam undang-undang ini telah dibahas
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan informasi elektronik, transaksi
elektronik, dan mengatur juga mengenai hal-hal yang dilarang berkaitan
dengan “dunia maya” beserta ancaman pidananya. Di dalam UU ITE tidak
menyebutkan secara jelas apa yang dimaksud dengan penipuan, akan tetapi
terhadap penipuan jual beli melalui sistem online itu sendiri kita dapat
melihatnya melalui pasal-pasal yang terdapat dalam UU ITE, salah satunya
Pasal 28 ayat (1) UU ITE dengan melihat terpenuhinya unsur-unsur pidana
yang ada. Walaupun dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE tidak mengatur secara
jelas mengenai tindak pidana penipuan itu sendiri namun terkait dengan
36 Joanna Kulesza,2012 International Internet Law, London: Routledge.
36
timbulnya kerugian konsumen yang menyatakan “secara tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik.” Kata “berita bohong” dan
“menyesatkan” dan dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE dapat disetarakan
dengan kata “tipu muslihat atau rangkaian kebohongan” sebagaimana unsur
tindak pidana yang terdapat dalam Pasal 378 KUHP. Dapat disimpulkan
bahwa Pasal 28 ayat (1) UU ITE merupakan perluasan dari tindak pidana
penipuan secara konvensional, atau tindak pidana penipuan yang terjadi di
dalam masyarakat.
Pengertian-pengertian di atas, penulis mencoba untuk menyimpulkan
tentang pengertian tindak pidana penipuan. Penipuan adalah tipu muslihat
atau serangkaian perkataan bohong sehingga seseorang merasa terpedaya
karena perkataan yang seakan-akan benar. Biasanya seseorang yang
melakukan penipuan, adalah menerangkan sesuatu yang seolah-olah betul
atau terjadi, tetapi sesungguhnya perkataannya itu adalah tidak sesuai
dengan kenyataannya, karena tujuannya hanya untuk meyakinkan orang
yang menjadi sasaran agar diakui keinginannya, sedangkan menggunakan
nama palsu supaya yang bersangkutan tidak diketahui identitasnya, begitu
pula dengan menggunakan kedudukan palsu agar orang yakin akan
perkataannya. Penipuan sendiri dikalangan masyarakat merupakan
perbuatan yang sangat tercela namun jarang dari pelaku tindak kejahatan
tersebut tidak dilaporkan kepihak kepolisian. Penipuan yang bersifat
kecilkecilan dimana korban tidak melaporkannya membuat pelaku penipuan
37
terus mengembangkan aksinya yang pada akhirnya pelaku penipuan tersebut
menjadi pelaku penipuan yang berskala besar.
3. Jenis Media Elektronik
Beberapa jenis media elektronik yang banyak digunakan di Indonesia, antara
lain :3723
a. Televisi
TV atau televisi berasal dari bahasa Yunani yaitu tele yang berarti
jauh dan bahasa Latin yaitu viso yang berarti penglihatan. Jadi, TV bisa
diartikan sebagai suatu alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan
media visual atau penglihatan.
b. Radio
Radio adalah transmisi sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik baik lewat udara atau ruangan hampa udara
c. Telepon seluler atau handphone
Telepon seluler atau handphone adalah alat komunikasi modern
tanpa kabel atau wireless sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Fungsinya hampir sama dengan telepon konvensional yang ada di
rumah, hanya saja telepon seluler bisa digunakan untuk mengirim dan
menerima pesan singkat melalui layanan short messaging service
(SMS). Beberapa jenis telepon seluler ada yang disertai berbagai fitur
23 Dreilinger, S., 2014. Electronic Media. Available from :
http://durak.org/sean/pubs/information-in-society/node4.php [akses pada 29 Februari 2019]
38
lain seperti bluetooth, kabel data, dan internet yang semakin
memudahkan pertukaran informasi.
d. Komputer/laptop
Komputer berasal dari kata computare yang berarti menghitung
Komputer adalah mesin yang dapat memanipulasi, menyimpan, dan
mengolah data sesuai dengan prosedur dan instruksi yang diberikan.
Komputer dan laptop sebenarnya sama dari segi fungsi hanya saja
laptop terkesan lebih canggih dan praktis, karena sifatnya yang mobile
dan harganya yang lebih mahal.
e. Smartphone dan tablet computer
Smartphone memiliki fungsi dasar yang sama seperti telepon seluler
biasa, yaitu sebagai alat komunikasi dengan fitur telepon dan pesan
singkat, hanya saja smartphone atau telepon pintar ini lebih canggih
karena adanya fitur-fitur tambahan yang tidak dimiliki telepon seluler
biasa. Sedangkan tablet computer adalah komputer portabel lengkap
yang bersifat mobile dengan layar sentuh sebagai piranti input yang
menggunakan stylus, pena digital, atau ujung jari, tidak seperti
komputer biasa yang menggunakan keyboard atau mouse.