Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tradisi Masyarakat Desa
1. Pengertian Tradisi Masyarakat Desa
a. Tradisi
Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun dari nenek
moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat. Penilaian atau
anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik
dan benar. (link: https:/kbbi.web.id/tradisi.html)
Secara etimologi, kata tradisi atau tradisional berarti tatanan,
budaya, atau adat yang hidup dalam sebuah komunitas masyarakat
(Mastuhu, 1994:55). Karenanya tradisi diartikan konsensus bersama
untuk ditaati serta dijunjung tinggi oleh sebuah komunitas masyarakat
setempat. Kata tradisional juga selalu menunjuk pada hal-hal yang
bersifat peninggalan kebudayaan klasik, kuno, dan konservatif
(Haedari, 2006: 13).
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi atau
kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan terus
menerus menjadi bagian dari kehidupan kelompok masyarakat hingga
sekarang.
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
b. Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat adalah
sejumlah manusia dalam arti seluas luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang dianggap mereka sama.
(https:/kbbi.web.id/masyarakat.html)
Dalam Bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya
socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari
Bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini
tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan
oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur
kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Para
ahli seperti Maclver, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya
saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-
norma, cara-cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama
sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Soelaeman
2009: 122)
Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup
bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang
diatati dalam lingkungannya.
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
Menurut beberapa pendapat para ahli diatas tentang tradisi dan
masyarakat dapat disimpulkan bahwa pengertian dari tradisi
masyarakat desa merupakan sesuatu yang telah dilakukan sejak lama
oleh sekumpulan individu-individu yang hidup bersama dan terus
menerus menjadi bagian dari kehidupan kelompok individu-individu
hingga sekarang, sehingga menjadi bagian dari norma yang ditaati
dalam lingkungan.
2. Tipe-tipe Masyarakat Secara Umum
a. Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral
Masyarakat yang mewakili tipe pertama adalah masyrakat yang
kecil, terisolasi dan terbelakang. Tingkat perkembangan teknik mereka
rendah dan pembagian kerja atau pembidangan kelas-kelas sosial
mereka relatif kecil. Keluarga adalah lembaga mereka yang paling
penting dan spesialisasi pengorganisasian kehidupan pemerintahan dan
ekonomi masih amat sederhana. Laju perubahan sosial masih lambat.
Tipe masyarakat ini cukup kecil jumlah anggotanya karenanya
sebagian besar adat-istiadatnya dekenal, paling tidak melalui
pembicaraan dari mulut ke mulut oleh semua anggotanya. Masyarakat
ini berpendapat bahwa pertama, agama memasukkan pengaruhnya
yang sakral ke dalam sistem nilai masyarakat secara mutlak; kedua,
dalam keadaan lain selain keluarga, relatif belum berkembang, agama
jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari
masyarakat secara keseluruhan. Nilai-nilai keagamaan, sebagaimana
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
mana kita ketahui, sering meningkatkan konservatisme dan
menghalang-halangi perubahan; inilah sebab yang penting mengapa
kekuasaan tradisi sangat kuat dalam masyarakat semacam itu.
Bagi individu, agama memberi bentuk pada keseluruhan proses
sosialisasi. Sosialisasi ditandai oleh upacara-upacara keagamaan pada
peristiwa kelahiran, masa remaja, perkawinan dan pada saat-saat
penting lainnya dalam kehidupan. (Elizabeth 1996: 51-61).
b. Masyarakat Pra-Industri yang Sedang Berkembang.
Masyarakat tipe kedua ini tidak begitu terisolasi, berubah lebih
cepat, lebih luas daerahnya dan lebih besar jumlah penduduknya, serta
ditandai dengan tingkat perkembangan teknologi yang tinggi daripada
masyarakat-masyarakat tipe pertama. Ciri-ciri umumnya adalah
pembagian kerja yang luas, kelas-kelas sosial yang beraneka ragam,
serta adanya kemampuan tulis baca sampai tingkat tertentu. Pertanian
dan industri tangan adalah sarana-prasarana utama untuk menopang
ekonomi pedesaan, dengan beberapa pusat perdagangan kota.
Agama tentu saja memberikan arti dan ikatan kepada sistem
nilai dalam tipe masyarakat ini, akan tetapi pada saat yang sama
lingkungan yang sakral dan yang sekuler itu sedikit banyaknya masih
dapat dibedakan. Meskipun demikian, banyak fase-fase kehidupan
sosial, umpamanya, dalam aktivitas-aktivitas keluarga dan
perekonomian, peristiwa pergantian musim yang secara teratur terjadi
itu diisi dengan upacara-upacara tertentu.
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
Nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat tipe kedua
menempatkan fokus utamanya pada pengintegrasian tingkah laku
perorangan dan pembentukan citra pribadinya. Kenyataan
menunjukkan sebagian besar anggota masyarakat tersebut adalah juga
anggora-anggota suatu organisasi keagamaan yang berpengaruh, yang
biasanya juga mengelola lembaga-lembaga pemberantasan buta huruf
dan pendidikan; hal ini mengurangi kemungkinan timbulnya
pertentangan-pertentangan batin karena dilandasi oleh ajaran-ajaran
agama. (Elizabeth 1996: 51-61)
c. Masyarakat-masyarakat industri sekuler
Masyarakat-masyarakat ini semakin dinamik. Teknologi
semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar
penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting
adalah penyesuaian-penyesuaian dalam hubungan-hubungan
kemanusiaan mereka sendiri. Pengaruh ilmu pengetahuan dan
teknologi terhadap masyarakat yang mempunyai konsekuensi-
konsekuensi penting bagi agama. Pengaruh inilah yang merupakan
salah satu sebab mengapa anggota-anggota masyarakat tersebut
semakin lama semakin menggunakan metode-metode empirik
berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi berbagai
masalah kemanusiaan. Oleh karena itu lingkungan yang bersifat
sekuler secara terus menerus seringkali mengorbankan lingkungan
yang sakral (Elizabeth 1996:51-61).
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
3. Macam-macam Tradisi Masyarakat
a. Tradisi ritual keagamaan
1) Bayi dalam Kandungan
a) Ngupati atau ngupat berasal dari kata kupat (ketupat) dan
berkaitan bunyi dengan kata papat (empat). Ngupat atau
ngupati adalah tradisi (upacara) jawa yang diselenggarakan
ketika seorang ibu mengandung janin yang berumur empat
bulan pada anak pertama. Tujuan utama acara ngupati adalah
agar anak yang berada didalam kandungan dan ibu yang
mengandungnya selalu berada dalam keselamatan dan
dilindungi dari segala bahaya.(Bayuadhy, 2015: 22).
b) Mitoni, istilah mitoni berasal dari kata pitu (tujuh). Upacara
adat jawa ini dilaksanakan ketika calon ibu mengandung bayi
pertama diusia tujuh bulan. Mitoni juga disebut tingkeban.
Istilah tingkeban ini berasal dari kata tingkeb yang berarti
tutup. Mitoni atau tingkeban merupakan upacara terakhir
sebelum kelahiran nanti. Hakikat dari mitoni adalah
mendoakan calon bayi dan ibu yang mengandungnya agar
selamat sampai saat kelahiran nanti. (Bayuadhy, 2015: 23).
2) Kelahiran Bayi
a) Mendem Ari-ari, Bayi yang lahir dari kandungan ibunya selalu
bersamaan dengan ari-ari. Dalam tradisi jawa, ari-ari dikubur
di emper (samping rumah) rumah orang tuanya, lalu diberi
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
penerangan selama 35 hari (selapan). Penguburan ari-ari ini
disebut mendhem ari-ari.
Mendem ari-ari merupakan salah satu tradisi jawa yang
dilakukan ketika ada kelahiran seorang bayi. Ari-ari
merupakan penghubung antara ibu dengan bayi selama
didalam kandungan. Dalam kepercayaan sebagian masyarakat
jawa, bayi lahir mempunyai empat saudara yaitu kakang
kawah, adhi ari-ari, ibu umi, dan bapa angkasa. Khusus ari-ari
dianggap sebagai sedulur kembar dari si bayi yang baru lahir.
Oleh karena itu, ari-ari harus diikuti (dirawat atau
diperlakukan) sebaik-baiknya. Tempat untuk mengubur ari-ari
diberi penerangan yang benar-benar terang sebagai
perlambang atau simbol penerang bagi jabang bayi.
(Bayuadhy, 2015: 26).
b) Aqiqah, menurut kamus besar bahasa Indonesia aqiqah adalah
penyembelihan ternak (seperti kambing atau lembu) sebagai
pernyataan sykur orang tua atas kelahiran anaknya
dilaksanakan pada hari ketujuh, atau bisa dikatakan juga
tradisi penyembelihan ternak pada upacara pencukuran rambut
bayi ketika berusia tujuh hari sebagai pernyataan syukur.
https//kbbi.web.id.aqiqah
Istilah aqiqah berasal dari bahasa Arab bermakna memotong.
Secara luas, aqiqah memiliki makna menyembelih kambing
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
dihari ketujuh setelah kelahiran bayi. Aqiqah diadakan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME. Namun, ada juga
yang mengartikan aqiqah adalah memotong rambut bayi yang
baru lahir. Jika bayi yang lahir berjenis kelamin laki-laki maka
kambing yang disembelih sebanyak dua ekor, sedangkan
untuk bayi perempuan cukup satu ekor. (Bayuadhy, 2015: 28)
3) Kematian
a) Nelung ndina (tiga hari), adalah upacara doa atau tahlilan yang
diselenggarakan pada hari ketiga setelah hari kematian.
Upacara ini dilaksanakan secara individu atau berkelompok
untuk memperingati kematian seseorang. Setelah tahlilan
biasanya diadakan acara makan bersama yang telah disediakan
oleh tuan rumah. Dalam budaya jawa, tekan nelung ndinane
(sampai tiga harinya) akan ada kenduri. (Bayuadhy, 2015: 75).
b) Mitung ndina (tujuh hari), adalah upacara doa yang
diselenggarakan pada hari ketujuh setelah kematian. Upacara
ini bisa dilaksanakan secara individu atau kelompok.
Tujuannya adalah memperingati kematian seseorang. Setelah
doa bersama, biasanya diadakan kenduri. (Bayuadhy, 2015:
76).
c) Matang puluh dina (empat puluh hari), upacara doa yang
diselenggarakan hari ke-40 setelah hari kematian. Upacara ini
biasanya dilaksanakan secara individu, yakni pihak keluarga.
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
Namun, terkadang juga dilaksanakan juga secara kelompok
yang terdiri dari beberapa anggota keluarga. Sementara itu,
sajen yang dihidangkan sama dengan ketika tujuh hari
ditambah nasi uduk, ingkung, kedelai hitam, cabai merah utuh,
kerupuk kulit rambak, bawang merah yang usdah dikupas
kulitnya, garam dan bunga kenaga. (Bayuadhy, 2015: 77).
d) Nyatus Dina, upacara doa yang diselenggarakan hari ke-100
setelah hari kematian. Upacara ini biasanya dilaksanakan
secara individu, yakni pihak keluarga. Namun, terkadang juga
dilaksanakan secara kelompok, yaitu oleh beberapa anggota
keluarga. Sesaji (sajen) yang dihidangkan sama dengan ketika
matang puluh dina (empat puluh hari). (Bayuadhy, 2015: 77).
b. Kenduri
1) Punya Hajat
Kenduri dilakukan sebagai bentuk rasa syukur, sebua
penghormatan, doa, atau bisa disebut juga selametan yang
dilakukan dalam hal-hal tertentu, biasanya untuk hajatan tertentu,
misalnya kenduri dilaksanakan saat ada hajatan menikahkan angota
keluarga. Untuk kenduri saat hajatan menikahkan anggota keluarga
atau mantu dilaksanakan sebelum akad nikah, dengan mengundang
tetangga terdekat. (Bayuadhy, 2015: 18).
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
2) Bangun Rumah
Kenduri ini dimaksud untuk mengantarkan doa selamat kepada
para tukang-tukang dan penggarap lainnya dalam pembangunan
nantinya agar mendapat keselamatan dan tidak diganggu makhluk
gaib penghuni lokasi. Tidak berbeda dengan kenduri lainnya
upacara slametan ini terdiri dari tetangga dan kerabat ditambah
dengan tenaga-tenaga tukang, dalam kenduri ini biasanya dipimpin
oleh seorang sesepuh atau kedudukan sosial religius seorang kyai
(ulama). Jenis makanan yang dihidangkan dalam upacara slametan
yaitu sega gurih, ingkung, ubi-ubian, pisang raja, cengkir, bunga-
bungaan dan lain-lain. (Bayuadhy, 2015: 18).
B. FENOMENOLOGI AGAMA
1. Kajian Fenomenologi Agama
Fenomenologi agama muncul sebagai salah satu disiplin keilmuan
dan pendekatan modern terhadap agama. Fenomenologi agama adalah
sebagai sebuah metode yang menyesuaikan prosedur-prosedur epoche
(penundaan penilaian-penilaian sebelumnya) dan intuisi eidetic (melihat
kedalam makna agama) dengan kajian terhadap beragam ekspresi simbolik
yang direspon oleh orang-orang sebagai nilai yang tidak terbatas buat
mereka. (Mujib, 2015:179)
Fenomenologi agama adalah studi tentang pendekatan agama
dengan cara membandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang
sama antara berbagai macam agama. Fenomenologi juga berarti ilmu yang
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
mempelajari tentang gejala-gejala dalam agama agar bisa dipahami arti
agama tersebut menurut penganutnya. Fenomenologi agama dimulai sejak
cantepie de la saussaye (1848-1920) menerapkan metode tersebut sebagai
disiplin ilmu dalam studi agama. Penggunaan metode ini digunakan
sebagai perantara antara sejarah dan filsafat untuk mengumpulkan dan
mengelompokkan berbagai macam fenomena keagamaan.
Sedangkan agama adalah satu sistema credo (taat keimanan atau
tata-keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak diluar manusia dan satu
sistema ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya yang
mutlak itu serta sistema norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan
manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata-keimanan dan tata peribadatan.
Kata Islam yang berasal dari bahasa Arab, berarti berserah diri
kepada Allah. Akar kata Islam adalah S-L-M diucapkan silm, berarti
damai terbuhul dari kata aslama yang mengandung arti telah menyerah,
yakni berserah diri kepada kehendak-Nya. Al-Islam atau Islam adalah
agama yang membawa kedamaian bagi umat manusia, selama mereka
berserah diri kepada Tuhan, dan pasrah atas kehendakNya. Sesuai dengan
kitab suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Islam
adalah satu-satunya agama yang benar, diakui oleh seluruh Nabi sejak
Nabi Adam sampai Mahammad, Nabi terakhir.
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
Agama Islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah swt. Kepada
Rasul-Nya yntuk disampaikan kepada segenap ummat manusia sepanjang
masa dan setiap persada.
Satu sistema aqidah dan tata qaidah yang mengatur segala peri-
kehidupan dang penghidupan manusia dalam berbagai hubungan: baik
hubungan manusia dengan sesama manusia ataupun hubungan manusia
dengan alam lainnya (nabati, hewani dan lainnya). ( Endang, 1986; 21).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan
ajaran agama Islam merupakan suatu perbuatan baik yang dilakukan oleh
manusia dengan berpedoman pada Al-Quran maupun As-Sunah, sehingga
mendapatkan balasan berupa kebahagiaan dan pahala.
2. Ruang Lingkup Agama Islam
a. Aqidah
Sebagaimana agama-agama pada umumnya yang memiliki
sistem kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan, Islam mengandung
sistem keyakinan yang mendasar seluruh aktivitas pemeluknya yang
disebut aqidah. Aqidah Islam berisikan tentang apa saja yang mesti
dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam. Karena
agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan seseorang
kepada Tuhan, maka Aqidah merupakan sistem kepercayaan yang
mengikat manusia kepada Islam (Azra dan kawan-kawan, 2002: 103).
Aqidah Secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari kata
aqada-ya’qidu-‘aqdan-aqadatan. ‘Aqdan berarti simpul, ikatan,
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah berarti
keyakinan (Al-Munawir, 1984, hal 1023). Relevansi antara arti kata
‘aqdan dan ‘aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di
dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian (Yunahar,
2007: 1). Akidah memiliki ruang lingkup sebagai berikut :
1) Meminjam sistematika Hasan al-Banna maka ruang lingkup
pembahasan aqidah adalah:
a) Ilahiyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah,
nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lain-lain.
b) Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahsan
tentang kitab-kitab Allah, mu’jizat, keramat dan lain
sebagainya.
c) Ruhaniyat yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin,
Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
d) Sam’iyyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
hanya bias diketahui lewat sam’I (dalil naqli berupa Al-
Qur’an dan sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur, tanda-tanda kiamat, surge neraka dan lain sebagainya.
(Yunahar, 2007: 5)
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
2) Disamping sistematika di atas, pembahasan aqidah bias juga
mengikuti sistematika arkanul iman yaitu:
a) Iman kepada Allah SWT
b) Iman kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang
makhluk rohani lainnya seperti Jin, Iblis dan Syaitan)
c) Iman Kepada Kitab-kitab Allah
d) Iman Kepada Nabi dan Rasul
e) Iman Kepada Hari Kiamata
f) Iman Kepada Takdir Allah
b. Akhlak
Merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi
ajaran tentang perilaku atau sopan santun. Atau dengan kata lain
Akhlak dapat disebut sebagai aspek ajaran Islam yang mengatur
perilaku manusia. Dalam pembahasan akhlak diatur mana perilaku
yang tergolong baik dan buruk.
Akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran
Islam, karena perilaku manusia merupakan obyek utama ajaran Islam
bahkan maksud di turunkannya agama adalah untuk membimbing
sikap dan perilaku manusia agara sesuai dengan fitrahnya.
Pengertian Akhlaq secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa
Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk
(yang diciptakan) dan khalq (penciptaan) (Yunahar, 2011: 1).
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam
akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendan
khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata
lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya
baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau
perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan).
Terdapat ruang lingkup akhlaq yaitu sebagai berikut :
1) Muhammad ‘Abdullah Draz dalam bukunya Dustur al-akhlaq fi al-
Islam membagi ruang lingkup akhlaq kepada lima bagian.
a) Akhlaq Pribadi (al-akhlaq al-fardiyah). Terdiri dari (a) yang
diperintahkan (al-awamir), (b) yang dilarang (an-nawahi), (c)
yang dibolehkan (al-mubahat) dan (d) akhlaq dalam keadaan
darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).
b) Akhlaq Berkeluarga (al-akhlaq al-usariyah). Terdiri dari: (a)
kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-
ushul wa al-furu), (b) kewajiban suami istri (wajibat baina al-
azwa) dan (c) kewajiban terhadap karib kerabat (wajibat
nahwa al-aqarib).
c) Akhlaq Bermasyarakat (al-akhlaq al ijtima’iyyah). Terdiri dari
(a) yang dilarang (al-mahzhurat), (b) yang diperintahkan (al-
awamir) dan (c) kaedah kaedah adab (qawa’id al-adab).
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
d) Akhlaq Bernegara (akhlaq ad-daulah). Terdiri dari: (a)
hubungan antar pemimpin dan rakyat (al-alaqah baina ar-rais
wa as-sya’b), dan (b) hubungan luar negeri (al-alaqat al-
kharijiyyah).
e) Akhlaq Beragama (al-akhlaq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban
terhadap Allah SWT (wajibat nahwa Allah). (Yunahar, 2007:
5)
Dari sistematika yang di buat oleh ‘Abdullah Draz di atas
tampaklah bagi kita bahwa ruang lingkup akhlaq itu sangat luas,
mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertical dengan
Allah SWT maupun secara horizontal sesama makhluk-Nya.
2) Berangkat dari sistematika di atas dengan sedikit modifikasi
penulis membagi pembahasan akhlaq dalam buku ini menjadi:
a) Akhlaq Terhadap Allah SWT
b) Akhlaq Terhadap Rasulullah SAW
c) Akhlaq Pribadi
d) Akhlaq dalam keluarga
e) Akhlaq bermasyarakat
f) Akhlaq Bernegara
c. Ibadah/syariah
Syariah atau syariat menurut asal katanya berarti jalan menuju
mata air. Dari asal katanya itu syariat Islam berarti jalan yang lurus
ditempuh oleh seorang muslim. Menurut istilah, syariat berarti aturan
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan
manusia dengan tuhannya, mengatur hubungan sesame manusia, dan
hubungan antar manusia dan alam semesta.
Syariat ialah susunan, peraturan dan ketentuan yang
disyariatkan Tuhan dengan lengkap atau pokok-pokoknya saja, supaya
manusia mempergunakannya dalam mengatur hubungan denganTuhan,
hubungan saudara seagama, hubungan dengan saudaranya sesame
manusia serta hubungannya dengan alam besar dan kehidupan. (xiii,
akidah dan syariah islam, shaltut 1994)
Secara etimologis, syariat berarti jalan ke tempat pengairan,
atau jalan pasal yang diturut atau tempat mengalir di sungai (Al-manar
vi: 413, dalam syah, 1992: 11). Di beberapa ayat Al-Quran ditemukan
kata syariat misalnya (QS. Al-Maidah 5: 48: As-Syura 26: 13, dan Al-
Jatsiyah 45: 18) yang mengandung arti jalan yang jelas yang membawa
kepada kemenangan, yaitu agama yang ditetapkan untuk manusia.
Bagi siapapun yang mengikuti jalan yang jelas (agama) Allah SWT,
niscahya ia akan sampai di tempat mengalirnya air sehingga jiwanya
menjadi bersih.
Syariat merupakan aturan-aturan Allah yang di jadikan
referensi oleh manusia dalam menata dan mengatur kehidupannya baik
dalam kaitannya dengan hubungan antara manusia dengan Allah SWT,
hubungan antara manusia dengan sesame manusia, dan hubungan
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
manusia dengan alam sekitarnya. (al islam pend agama islam, penerbit
erlangga 2011 pengarang rois mahfud, hal 22).
1) Ruang lingkup syariah
a) Ibadah
Diartikan secara sederhana sebagai persembahan, yaitu
sembahan manusia kepada Allah SWT sebagai wujud
penghambaan diri kepada Allah SWT. Karena itu, ibadah bisa
berarti menghambakan diri kepada Allah SWT. Telah
dikemukakan sebelumnya bahwa bagi orang yang percaya
(iman) kepada Allah SWT, detak napas dan gerak langkah
serta segala aktivitas yang dilakukannya, diniatkan sebagai
wujud dedikasinya terhadap Allah SWT .jadi perbuatan
apapun yang dilakukan oleh seorang muslim selama itu baik
dan hanya diniatkan karena Allah SWT, maka perbuatan
tersebut bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Berikut ini adalah
jenis-jenis ibadah: (1)Thaharah, (2)Shalat, (3)Puasa, (4)Zakat,
dan (5)Haji
b) Muamalah
Muamalah adalah bentukan dari akar kata “amal” yang
berarti kerja. Muamalah mengandung makna keterlibatan dua
orang atau lebih dalam sebuah amal (kerja).
Muamalah adalah interaksi manusia dalam mewujudkan
keentingannya masing-masing dalam pergaulan hidupnya
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
sehari-hari, seperti jual-beli, utang-piutang, gadai-menggadai,
pinjam-meminjam, sewa-menyewa, berdagang, berbagi hasil
usaha, pengairan pertanian, dan berbagai ragam bentu kerja
(amal) yang berkembang terus sejalan dengan perkembangan
budaya masyarakat dan kemajuan peradaban yang
berkelanjutan dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat
lainnya. (Yafie, 1996: 7) hal 34-35 al islam.
Ruang lingkup kajian muamalah tidak terikat pada
aspek-aspek tertentu. Ruang lingkup kajian ini bersifat
dinamis mengikuti kecenderungan perkembangan hukum
positif.
Muhtar Yahya sebagaimana dikutip Muhammad (2007),
mengemukakan bahwa lingkup hukum muamalah ini bersifat
dinamis. Namun demikian, lapangan hukum muamalah
(Islam) secara umum terbagi ke dalam hukum keluarga
(akhwalus syakhsiyah), hukum privat (akhkamul al-
madaniyah), hukum pidana (akhkamul jinaiyah), hukum acara
(akhkamul murafa’at), hukum perundang-undangan
(akhkamul dusturiyah), hukum internasional (akhkamul
dauliyah), dan hukum ekonomi dan keuangan (akhkamul
iqtishadiyah-maliyah).
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
C. Penelitian Terdahulu
1. Problematika Pengamalan Ajaran Agama Islam dalam Mengamalkan
Rukun Islam Bagi Mualaf Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir
Kota Salatiga Tahun 2012. Peneliti adalah Agus Imam Baidlowy
(11108028) dari STAIN Salatiga. Hasil penelitian menunjukan
permasalahan dalam mengamalkan rukun islam yang dihadapi para mualaf
adalah melaksanakan shalat fardlu dan puasa dibulan ramadhan. Hal yang
melatarbelakangi para mualaf mengalami problematika dalam pengamalan
ajaran agama khsusnya mengamalkan rukun islam dipengaruhi kurangnya
pengetahuan tentang ajaran islam, keterbatasan dalam islmu agama islam,
kebimbangan dan keraguan.
Letak perbedaan dari penelitian diatas adalah dalam teknik
pengumpulan data yang menggunakan teknik purposive sampling
sedangkan persamaan dengan penelitian ini terletak pada metode
penelitian yang mengguakan metode observasi dan wawancara.
2. Hubungan Pengamalan Nilai-nilai Agama Islam dengan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Matematika Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta. Peneliti
adalah Khusnul Khotimah (12410203) dari Universitas Sunan Kali Jaga
Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan: (1) tingkat pengamalan nilai-
nilai ajaran agama islam siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta secara umum
sedang, (2) tingkat prestasi belajar mata pelajaran matematika siswa SMA
Negeri 5 Yogyakarta keseluruhan tinggi. (3) tidak ada hubungan positif
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
antara pengamalan nilai-nilai agama islam dengan prestasi belajar mata
pelajaran matematika siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Letak perbedaan denagan penelitian ini terletak pada jenis
penelitian dimana penelitian Khusnul Khotimah merupakan peneliian
kuantitatif dan pengumpulan data menggunakan teknik angket. Serta
variabel terikat dari penelitian ini berbeda dimana penelitian ini variabel
terikatnya adalah prestasi belajar. Sedangkan persamaan dengan penelitian
ini terletak pada metode pengumpulan data yaitu menggunakan metode
observasi dan wawancara.
3. Upaya Orang Tua dalam Membina Pengamalan Nilai-nila Islam pada
Anak dalam Keluarga di Desa Kebakalan Kecamatan Mandiraja
Banjarnegara. Peneliti adalah Siti Mukharomah (072339356) dari IAIN
Purwokerto. Berdasarkan hasil penelitian, upaya orang tua dalam membina
Pengamalan nilai-nilai islam pada anak dilakukan dengan beberapa cara
yaitu dengan pendekatan psikologis, memberikan teladan yang baik,
memilih lingkungan agamis, mendesain rumah islami dan menjalin
komunikasi dan kerjasama dengan guru di sekolah.
Letak perbedaan penelitian ini terletak pada subyek penelitiannya
dimana penelitian Siti Mukharomah yang dijadikan subyek adalah orang
tua dan variabel terikatnya dimana penelitian Siti adalah ditujuakan
kepada anak dalam keluarga. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini
terletak pada metode pengumpulan data dimana sama-sama menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta jenis penelitian
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
dimana sama-sama menggunkan penelitian deskriptif kualitatif.Ruang
lingkup kajian muamalah tidak terikat pada aspek-aspek tertentu. Ruang
lingkup kajian ini bersifat dinamis.
Tradisi Masyarakat Islam... Anis Mahmudah, Fakultas Agama Islam UMP, 2018