12
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes mellitus Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang dikaitkan dengan masalah metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dan dapat menimbulkan komplikasi kronik seperti gangguan mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Dipiro, 2007) Berdasarkan etiologinya DM dapat dibedakan menjadi: DM tipe 1 yaitu ditandai dengan adanya gangguan produksi insulin akibat penyakit autoimun atau idiopatik. Tipe 1 ini sering disebut insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) karena pasien mutlak membutuhkan insulin. DM tipe 2, diakibatkan adanya resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Tipe 2 ini juga sering di sebut non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM), karena pada tipe ini tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang cukup dengan diet dan antidiabetes oral saja. Selain kedua tipe ini, DM jenis lain misalnya gestasional diabetes mellitus, DM pada kehamilan; DM akibat penyakit endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat (Gunawan, 2007). Diabetes mellitus juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit antara lain, komplikasi mikrovaskular yang meliputi retinopathy, neuropathy dan nefropathy. Komplikasi makrovaskular meliputi jantung coroner, stroke dan penyakit vascular peripheral. Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai dua target sebagai berikut : 1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal 2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes Terdapat dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang pertama pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

4

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes mellitus

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai

dengan hiperglikemia yang dikaitkan dengan masalah metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein dan dapat menimbulkan komplikasi kronik

seperti gangguan mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Dipiro, 2007)

Berdasarkan etiologinya DM dapat dibedakan menjadi: DM tipe 1

yaitu ditandai dengan adanya gangguan produksi insulin akibat penyakit

autoimun atau idiopatik. Tipe 1 ini sering disebut insulin dependent diabetes

mellitus (IDDM) karena pasien mutlak membutuhkan insulin. DM tipe 2,

diakibatkan adanya resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Tipe 2 ini

juga sering di sebut non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM), karena

pada tipe ini tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang cukup dengan diet dan

antidiabetes oral saja. Selain kedua tipe ini, DM jenis lain misalnya

gestasional diabetes mellitus, DM pada kehamilan; DM akibat penyakit

endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat (Gunawan, 2007).

Diabetes mellitus juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit antara

lain, komplikasi mikrovaskular yang meliputi retinopathy, neuropathy dan

nefropathy. Komplikasi makrovaskular meliputi jantung coroner, stroke dan

penyakit vascular peripheral.

Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan

morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai

dua target sebagai berikut :

1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal

2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi

diabetes

Terdapat dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang

pertama pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

5

obat. Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olahraga.

Apabila dengan langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai,

dapat dikombinasikan dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau

terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya (DEPKES RI, 2005).

B. Pengelolaan diabetes

Menurut Soegondo (2005), pilar utama pengelolaan diabetes mellitus

antara lain perencanaan makan, latihan jasmani, obat berkhasiat

hipoglikemik, dan penyuluhan. Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek

bertujuan untuk menghilangkan keluhan atau gejala, dan mempertahankan

rasa nyaman dan sehat. Tujuan pengelolaan jangka panjang untuk mencegah

komplikasi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

1. Perencanaan makan

Perencanaan makan sangat penting pada pasien diabetes tipe 1

maupun tipe 2. Tujuan dari perencanaan makan yaitu untuk menjaga

konsentrasi glukosa dalam rentang normal atau mendekati normal.

Standar yang dianjurkan adalah makanan yang seimbang dalam hal

karbohidrat, lemak, dan protein sesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu

karbohidrat 60 - 70 %, protein 10 - 15 %, dan lemak 20-25 % (Soegondo,

2005).

2. Latihan Jasmani

Menurut Waspadji (2005), latihan jasmani dianjurkan 3-4 kali

seminggu selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE

(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training).

Penderita diabetes harus didukung untuk latihan jasmani berdasarkan

usia dan kemampuan fisik penderita. Latihan fisik dapat meningkatkan

metabolisme karbohidrat, sensitivitas insulin, dan fungsi kardiovaskuler

(Sweetman, 2005).

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

6

3. Obat Berkhasiat Hipoglikemik

a. Insulin

Secara kimawi, insulin terdiri dari dua rantai peptida (A dan

P) dengan masing-masing 21 dan 30 asam amino, yang saling

dihubungkan oleh 2 jembatan disulfida. Berat molekulnya 5700.

Pada tahun 1974, sintesis totalnya ditemukan, tetapi meliputi sekitar

200 reaksi kimiawi dan sangat mahal (Tjay & Rahardja, 2002).

Insulin dapat meningkatkan simpanan lemak maupun glukosa

(sumber energi) dalam sel sasaran khusus, serta mempengaruhi

pertumbuhan sel dan fungsi metabolisme berbagai jenis jaringan.

Klasifikasi akhir diabetes mellitus mengidentifikasi terdapatnya

suatu kelompok pasien yang hampir tidak mempunyai sekresi insulin

dan kelangsungan hidupnya tergantung pemberian insulin eksogen

(diabetes tipe 1). Sebagian besar penderita diabetes tipe 2 tidak

memerlukan insulin eksogen untuk kelangsungan hidupnya, tetapi

banyak memerlukan suplemen eksogen dari sekresi endogen untuk

mencapai kesehatan yang optimum (Katzung, 2002).

Secara keseluruhan sebanyak 20 - 25 % pasien diabetes

melitus tipe 2 kemudian akan memerlukan insulin untuk

mengendalikan kadar glukosa darahnya. Untuk pasien yang sudah

tidak dapat dikendalikan kadar glukosa darahnya dengan kombinasi

sulfonilurea dan metformin, langkah berikut yang mungkin diberikan

adalah insulin (Soegondo, 2005). Pemberian insulin akan

menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Namun

demikian agar pengobatan dengan insulin dapat optimal maka

pemberiannya perlu dilakukan dengan meniru semirip mungkin

sekresi insulin yang fisiologis, yang sulit dikerjakan pada pemberian

secara subkutan bahkan juga dengan pemberian insulin melalui infus

intravena (Woodley dan Whelant, 1995).

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

7

b. Obat Hipoglikemik Oral

1) Pemicu sekresi insulin

a) Sulfonilurea

Kerja utama dari sulfonilurea yaitu meningkatkan

pengeluaran produksi insulin dari pankreas. Mekanisme

obat golongan sulfonilurea adalah menstimulasi pelepasan

insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi

insulin, dan meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat

dari rangsangan glukosa (Soegondo, 2005).

Sulfonilurea bekerja dengan cara menstimulasi sel-

sel beta pankreas dari pulau langerhans pankreas yang

kemampuan sekresi insulinnya menurun sehingga bisa

ditingkatkan dengan obat ini. Obat ini hanya efektif pada

penderita diabetes yang tidak tergantung insulin yang begitu

berat, sel-sel betanya masih cukup baik bekerja. Ada

indikasi bahwa obat golongan ini juga memperbaiki

kepekaan organ tujuan bagi insulin dan menurunkan

absorbsi insulin oleh hati (Tjay&Rahardja, 2002).

Obat golongan sulfonilurea mempunyai efek

samping, yang paling umum adalah rasa tidak nyaman di

perut dan diare. Beberapa orang mungkin mengalami ruam

pada kulit. Sulfonilurea biasanya direkomendasikan 30

menit sebelum makan untuk mendapatkan hasil yang

terbaik (Ramaiah, 2006).

b) Glinid

Glinid merupakan obat generasi baru yang cara

kerjanya sama dengan sulfonilurea, yaitu meningkatkan

sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2

macam obat, yaitu repaglinid (derivat asam benzoat), dan

nateglinid (derivat Fenilalanin). Obat ini diabsorbsi cepat

setelah pemberian oral, dan diekskresi secara cepat melalui

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

8

hati (Waspadji, 2005). Efek samping nateglinid antara lain

hipoglikemia, rash, urtikaria. Sedangkan repaglinid jarang

menyebabkan hipoglikemia, nyeri abdominal, gangguan

gastrointestinal dan gangguan penglihatan (Anonim,2006)

2) Penambah sensitivitas Insulin

a) Biguanid

Golongan biguanid yang masih dipakai adalah

metformin. Penjelasan lengkap tentang mekanisme kerja

biguanid masih belum jelas. Mekanisme yang diusulkan

baru-baru ini meliputi stimulasi glikolisis secara langsung

dalam jaringan dengan peningkatan eliminasi glukosa

dalam darah, penurunan glukoneogenesis hati, melambatkan

absorbsi glukosa dalam saluran cerna, dan penurunan kadar

glukagon plasma (Katzung, 2002).

Biguanida umumnya menghasilkan rasa yang tidak

enak, pahit, atau seperti logam pada lidah, menghilangkan

selera makan, menimbulkan rasa mual, dan rasa tidak

nyaman pada perut. Selain itu juga menyebabkan rasa tidak

bersemangat, rasa lemah pada otot dan penurunan berat

badan yang berlebihan pada sebagian orang (Ramaiah,

2006).

Pemakaian tunggal metformin dapat menurunkan

kadar glukosa darah sampai 20%. Kombinasi sulfonilurea

dengan metformin tampak merupakan kombinasi yang

rasional karena cara kerja yang berbeda yang saling aditif.

Kombinasi tersebut dapat menurunkan kadar glukosa darah

lebih banyak daripada penggunaan tunggal masing-masing

(Waspadji, 2005).

b) Tiazolidindion

Tiazolidindion merupakan golongan obat

antidiabetes oral yang dapat meningkatkan sensitivitas

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

9

insulin terhadap jaringan sasaran. Kerja utama obat

golongan tiazolidindion yaitu untuk mengurangi resistensi

insulin dengan meningkatkan ambilan glukosa dan

metabolisme dalam otot dan jaringan adipose (Katzung,

2002).

Golongan tiazolidindion dapat digunakan bersama

sulfonilurea atau insulin atau metformin untuk menurunkan

kadar glukosa dalam darah. Contoh produk ini adalah

pioglitazone dan rosiglitazone (Tjay & Rahardja, 2002).

Efek samping yang ditimbulkan antara lain gangguan

gastrointestinal, pertambahan berat badan, hipoglikemi,

anemia, dan udem (Anonim, 2006).

3) Penghambat glukosidase alfa

Golongan penghambat glukosidase alfa tersedia untuk

penggunaan klinik yaitu acarbose dan miglitol. Perbedaan pokok

antara keduanya yaitu pada proses absorbsinya (Masharani dkk.,

2004). Acarbose merupakan contoh penghambat glukosidase

alfa yang sering digunakan. Obat ini bekerja secara kompetitif

menghambat kerja enzim glukosidase alfa dari dalam saluran

cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan

menurunkan hiperglikemia post prandial (Soegondo, 2005).

Glukosa akan dilepaskan lebih lambat dan absorbsinya

ke dalam darah juga kurang cepat, lebih rendah dan merata,

sehingga memuncaknya kadar gula darah bisa dihindari. Hal

tersebut karena cara kerja obat golongan ini berdasar persaingan

penghambatan enzim alfa glukosidase di mukosa duodenum,

sehingga reaksi penguraian diturunkan atau polisakarida

menjadi monosakarida dihambat (Tjay & Rahardja 2002).

Acarbose tersedia dalam tablet 50 mg dan 10 mg. Dosis

awal yang direkomendasikan yaitu 50 mg dua kali sehari, secara

bertahap ditingkatkan 100 mg tiga kali sehari. Untuk efek

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

10

maksimal, acarbose diberikan bersama suapan pertama. Pada

pasien diabetes acarbose dapat mengurangi hiperglikemi

postprandial 30-50 %, dan menurunkan HbA1C 0,5-1 %

(Masharani dkk., 2004).

Pemakaian acarbose dosis tinggi bisa menyebabkan

malabsorpsi (penyerapan yang tidak memadai). Sedangkan

untuk efek samping, acarbose dapat meningkatkan gas di dalam

perut, rasa masuk angin dan diare (Ramaiah, 2006). Dosis

tunggal acarbose tidak mengakibatkan risiko terjadinya

hipoglikemia. Namun, kombinasi acarbose dengan insulin atau

sulfonilurea dapat mengakibatkan hipoglikemia (Masharani

dkk., 2004).

C. Uraian tanaman

1. Buah Manggis

a. Sistmatika tanaman (Tjiptosoepomo, 1994)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

b. Deskripsi tanaman

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan

yang berasal dari daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia,

Malaysia, Thailand dan Myanmar. Tanaman ini menyebar ke

daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka,

Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia

manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu

(Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

11

Manggista (Sumatera Barat). Sebagian besar bagian tumbuhan ini

digunakan sebagai obat, namun banyak yang tidak mengetahui

bahwa kulit manggis mmpunyai khasiat tertentu yang dapat

digunakan sebagai obat (Pasaribu et al., 2012).

c. Kandungan kimia

Berdasarkan skrining fitokimia yang telah dilakukan pada

simplisia kulit buah manggis dan ekstrak etanol kulit buah manggis

mengandung senyawa kimia golongan alkaloida, flavonoida,

glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid (Pasaribu et al.,

2012). Sejumlah peneliti menjelaskan, kulit manggis matang

mengandung polyhydroxyxanton, yang merupakan derivat

mangostin dan ß-mangostin, yang berfungsi sebagai antioksoidan,

antibakteri, antitumor, dan antikanker. Sifat antioksidan xanton

melebihi vitamin E dan vitamin C, yang selama ini terkenal sebagai

antioksidan tingkat tinggi (Yatman, 2012).

d. Khasiat

Berbagai penelitian menunjukkan, senyawa xanthon yang

terdapat didalam kulit buah manggis memiliki sifat sebagai

antidiabetes, antikanker, antiperadangan, meningkatkan kekebalan

tubuh, antibakteri, antifungi, pewarna alami dll. Xanthon dapat

menetralkan radikal bebas dan mencegah kerusakan sel β pankreas

akibat radikal bebas (Mardiana, 2011). Kulit manggis yang sudah

diteliti mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin

yang mempunyai aktivitas farmakologi seperti antihistamin,

antiinflamasi dan antibakteri. Sebuah penelitian membuktikan bahwa

ekstrak etanol kulit manggis menunjukkan aktivitas hipoglikemik

dengan dosis 100 mg/kg BB pada mencit (Pasaribu et al., 2012).

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

12

2. Sarang semut

a. Sistematika tanaman (Subroto, 2006)

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Lamiidae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Myrmecodia Jack

Spesies : Myrmecodia pendens Merr.&Perry

b. Deskripsi tanaman

Tanaman sarang semut merupakan tumbuhan epifit yang

menempel di pohon-pohon besar, dimana batang bagian bawahnya

menggelembung berisi rongga-rongga yang disediakan untuk sarang

semut jenis tertentu. Sarang semut tersebar dari hutan bakau dan

pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2400 m. Sarang

semut jarang terdapat di hutan tropis dataran rendah, tetapi lebih

banyak terdapat di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan

ketinggian sekitar 600 m, sebaliknya sarang semut banyak di

temukan menempel pada beberapa pohon, umumnya di pohon kayu

putih, cemara gunung, kaha, dan pohon beech, tetapi jarang pada

pohon-pohon dengan batang halus dan rapuh seperti eucalyptus.

Selain ditemukan di daerah pertanian, sarang semut juga tumbuh

pada dataran tanpa pohon dengan nutrisi rendah. Di habitat liarnya

sarang semut dihuni oleh beragam jenis semut dan seringkali oleh

tiga spesies dari genus Iridomyrmex. Identifikasi terhadap sarang

semut (Myrmecodia pendens Merr & Perr) menunjukkan bahwa

tumbuhan ini dihuni oleh koloni semut dari jenis Ochetellus sp

(Subroto dan Saputro, 2006).

c. Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari sarang semut yang telah dilaporkan

antara lain flavonoid, tanin terhidrolisa dan tanin terkondensasi

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

13

dimana senyawa-senyawa tersebut digunakan tanaman untuk sistem

pertahanan dan digunakan manusia sebagai bahan aktif untuk obat

(Subroto dan Saputro, 2006). Selin itu senyawa kimia yang

terkandung dalam tumbuhan sarang semut seperti kuersetin, luteolin,

rutin, apigenin, kaempferol, α-tokoferol, tannin dan stigmasterol

(Taebe et al., 2012).

d. Khasiat

Sarang semut berkhasiat dapat mengobati beberapa penyakit,

sehingga banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat

tradisional. Sarang semut mengandung senyawa Flavonoid yang

merupakan golongan bahan alam dari senyawa fenolik yang

merupakan pigmen tumbuhan. Kebanyakan fungsi flavonoid dalam

tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik

untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah

untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan

vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi,

mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik (Subroto dan

Saputro, 2006).

Sarang semut juga mengandung senyawa tanin dan tokoferol

serta beberapa mineral lainnya. Tanin merupakan astringen dan

polifenol tanaman berasa pahit yang dapat mengikat dan

mengendapkan protein. Tumbuhan sarang semut juga kaya akan

antioksidan tokoferol (Vitamin E) dan beberapa mineral penting

untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor dan

magnesium. Dimana kalsium berfungsi dalam kerja jantung, impuls

saraf dan pembekuan darah. Besi berfungsi dalam pembentukan

hemoglobin, transfer oksigen, dan aktivator enzim. Fosfor berfungsi

dalam memproduksi energi. Natrium memiliki peranan dalam

kesetimbangan elektrolit, volume cairan tubuh dan impuls saraf.

Kalium berfungsi dalam ritme jantung, impuls saraf, dan

keseimbangan asam-basa. Seng memiliki fungsi dalam sintesis

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

14

protein, fungsi seksual, penyimpanan insulin, metabolisme

karbohidrat dan penyembuhan luka. Magnesium memiliki peranan

dalam fungsi tulang, hati, otot, transfer air intraseluler,

keseimbangan basa dan aktivitas neuromuskuler (Subroto dan

Saputro, 2006).

D. Metode uji antidiabetes

Uji antidiabetes bisa dilakukan dengan dua macam metode yaitu uji

antidiabetes dengan metode toleransi glukosa dan uji antidiabetes dengan

induksi aloksan.

1. Uji antidiabetes dengan metode toleransi glukosa

Hewan percobaan yang telah dikelompokkan secara acak diambil

cuplikan darahnya (T = 0) untuk penentuan kadar glukosa awal,

kelompok uji diberi sediaan uji secara oral, kelompok kontrol diberi air

suling dan kelompok pembanding diberi glibenklamid. Setelah 30 menit

kemudian, semua hewan percobaan diberi larutan glukosa secara oral.

Setiap 30 menit cuplikan darah diambil dari masing-masing hewan

percobaan. Setelah darah dalam tabung sampel mikro disentrifuga, kadar

glukosa dalam serumnya ditentukan secara uji kolorimetri dengan

metode enzimatik GOD-PAP (Adnyana et al, 2004).

2. Uji antidiabetes dengan induksi aloksan

Hewan percobaan setelah diinjeksi dengan aloksan secara

intravena dipelihara selama 1 minggu untuk melihat kembali keadaan

glukosa serum normal. Hewan percobaan yang telah dikelompokan

secara acak cuplikan darahnya diambil (T = 0). Hewan uji diinduksi

dengan aloksan secara intraperitoneal. Kelompok uji diberi sediaan uji,

kelompok pembanding diberi glibenklamid, sedangkan kelompok kontrol

diberi air suling selama tujuh hari berturut-turut. Semua hewan uji diberi

makan dan minum ad-libitum. Darah diambil dan di ukur kadar gula

darahnya setiap hari selama tujuh hari setelah kadar gula darah naik

cukup tinggi karena induksi aloksan. Pengambilan darah dan pengukuran

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/606/3/Shifa Dwi Istiana Bab II.pdf · ... stroke dan ... Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk

15

kadar gula darah juga dilakukan setelah pemberian aloksan yang belum

diberi sediaan uji (Wulandari, 2010).

Kadar glukosa darah tikus diukur menggunakan alat glukometer.

Tes strip pada glukometer mengandung bahan kimia glukosa oksidase ≥

0,8 IU; garam naftalen asam sulfat 42 μg; dan 3-metil-2-benzothiazolin

hidrazon. Prinsip kerja glokumoter yaitu oksigen dengan bantuan enzim

glukosa oksidase mengkatalis proses oksidasi glukosa menjadi asam

glukonat dan hydrogen peroksida. Dalam reaksi yang kedua, enzim

peroksidase mengkatalisis reaksi oksidasi kromogen (akseptor oksigen

yang tidak berwarna), kemudian oleh hydrogen peroksidase membentuk

suatu produk kromogen teroksidasi berwarna biru yang diukur dengan

glukometer (Vasihst, et al, 2011).

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kombinasi ekstrak etanol kulit manggis dan ekstrak etanol sarang semut

mempunyai efek penurunan kadar glukosa darah terhadap tikus putih

galur wistar yang sudah diinduksi aloksan.

2. Kombinasi ekstrak etanol kulit manggis dan ekstrak etanol sarang semut

mempunyai efek penurunan kadar glukosa darah yang lebih besar

dibandingkan ekstrak etanol tunggal kulit manggis dan ekstrak etanol

tunggal sarang semut terhadap tikus putih galur wistar yang sudah

diinduksi aloksan.

Aktivitas Antidiabetes Kombinasi..., Shifa Dwi Istiana, Fakultas Farmasi, UMP, 2016