38
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Evaluasi Program Meningkatnya daya saing dalam berbagai segi kehidupan baik dalam hal produksi dan pelayanan atau jasa, maka perlukan adanya manajemen yang lebih efektif, efisien dan memuaskan. Efektif berkenaan dengan dengan derajat pencapaian tujuan. Efisien berkaitan dengan lebih hematnya waktu, tenaga, dan biaya. Sedang memuaskan berkenaan dengan terpenuhinya atau melebihi apa yang diharapkan dari pihak-pihak yang memerlukan pelayanan. Karena obyek yang akan dibahas adalah pendidikan maka manajemen yang dimaksud adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, manajemen diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi peserta didik (Husani Usman, 2014: 13). Seni dan ilmu yang dimaksud adalah untuk mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Mengelola yang dimaksud di sini meliputi perencanaan (Planing), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Leading), pemotivasian (Motivating), Pengkoordanasian (Coordinating),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Evaluasi Program

Meningkatnya daya saing dalam berbagai

segi kehidupan baik dalam hal produksi dan

pelayanan atau jasa, maka perlukan adanya

manajemen yang lebih efektif, efisien dan

memuaskan. Efektif berkenaan dengan dengan

derajat pencapaian tujuan. Efisien berkaitan

dengan lebih hematnya waktu, tenaga, dan biaya.

Sedang memuaskan berkenaan dengan

terpenuhinya atau melebihi apa yang diharapkan

dari pihak-pihak yang memerlukan pelayanan.

Karena obyek yang akan dibahas adalah

pendidikan maka manajemen yang dimaksud

adalah manajemen pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, manajemen

diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber

daya pendidikan untuk mewujudkan proses dan

hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif,

inovatif, dan menyenangkan dalam

mengembangkan potensi peserta didik (Husani

Usman, 2014: 13). Seni dan ilmu yang dimaksud

adalah untuk mengelola sumber daya pendidikan

mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan

efisien. Mengelola yang dimaksud di sini meliputi

perencanaan (Planing), pengorganisasian

(Organizing), pengarahan (Leading), pemotivasian

(Motivating), Pengkoordanasian (Coordinating),

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

14

penganggaran (Budgeting), pelaporan (Reporting),

dan pengendalian (Controling).

Menurut Robin and Coulter (Sugiyono, 2014:

2) menyatakan bahwa: “Manajemen is universally

needed in all organizations.” Manajemen

diperlukan secara universal dalam semua

organisasi. Pandangan tersebut bahwa manajemen

memang diperlukan untuk semua organisasi tanpa

kacuali. Setiap organisasi memerlukan manajemen

untuk keberlanjutan suatu organisasi, baik itu

organisasi bidang pendidikan, pertahanan, sosial,

dan lain sebagainya.

Terry (Sugiyono: 2014: 2) mendifinisikan,

manajemen adalah sebagai berikut “Manajement is

a distinct process consisting of planning, organizing,

actuating, and controlling, performed to determine

and accomplish stated abjectives by the use og

human being and other resources.” Manajemen

adalah suatu proses yang khas, yang terdiri atas

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengontrolan guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan menggunakan sumber daya

manusia dan sumber lain. Bahwa manajemen

adalah proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan

kegiatan manajerial akan meningkat efektifitas

apabila direncanakan, diorganisasikan,

dikoordinasikan, dan dikendalikan secara efisien.

Menurut Ibrahim Bafadal (2012: 39)

manajemen adalah suatu proses pendayagunaan

semua orang dan fasilitas.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

15

Manajemen yang katakan ahli di atas

mendayagunakan orang dan fasilitas. Manajemen

mendayagunakan seluruh kemampuan baik fisik

maupun non fisik secara efektif, efisien dan

memuaskan.

Sedang menurut para pakar administrasi

pendidikan seperti Sergiovanni, Burlingame,

Coombs, dan Thurston mendifinisikan manajemen

sebagai process of working with and throught

onther to accomplish organizational goals efficiently

(Suatu proses kerja dengan melalui orang lain

untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien).

Manajemen yang diungkapkan para ahli

administrasi pendidikan tersebut adalah proses

suatu kegiatan yang dilakukan orang lain dengan

mencapai tujuan yang efisien. Para ahli

administrasi melupakan akan tujuan manajemen

yaitu efektif dan memuaskan.

Fungsi manajemen menurut Chung and

Megginson (Sugiyono, 2014: 4) adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

dan pengendalian. Menurut Terry (Sugiyono, 2014:

4) fungsi manajemen adalah perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.

Seperti apa yang diungkapkan para ahli di

atas, fungsi manajemen ada perbedaan yaitu

menurut Chung and Megginson ada

pengkoordinasian tanpa pelaksanaan sedang

manurut Terry adanya pelaksanaan tanpa

pengkoordinasian.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

16

Program menurut Wirawan (Wirawan, 2012:

17) adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang

untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan

untuk waktu yang tidak terbatas. Program

dikemukan oleh wirawan adalah suatu aktivitas

yang yang direncanakan untuk melaksanakan

kebijakan dalam jangka tak terbatas. Wirawan

melupakan akan jangka waktu program.

Menurut peneliti, program adalah rencana

kegiatan atau aktivitas yang dituangkan dalam

tulisan dengan tujuan untuk melaksankan

kebijakan atau regulasi dalam jangka waktu yang

ditentukan.

Sedang Arikunto dan Jabar (Arikunto, 2009:

3) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam sebuah

keputusan. Arikunto dan Jabar menjelaskan,

bahwa evaluasi adalah suatu aktivitas/ kegiatan

dengan tujuan mengumpulkan informasi untuk

menentukan sebuah keputusan yang tepat. Dalam

hal ini, evaluasi juga digunakan untuk umpan

balik dan keberlajutan program yang telah

dilaksanakan.

Manajemen evaluasi program adalah suatu

proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengendalian untuk

melaksanakan suatu kegiatan untuk menentukan

keputusan. Manajemen evaluasi program akan

menghasilkan sesuatu yang efektif, efisien, dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

17

memuaskan, maka perlu dipelajari, dikaji, dan

diteliti.

Konsep dasar dalam penelitian evaluasi

program ini adalah penelitian yang akan

dilaksanakan berdasarkan tujuan suatu program.

Untuk lebih jelas evaluasi program dapat

ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar : 2.1 Konsep Dasar Penelitian Evaluasi

Program

2.2. Evaluasi Program

Menurut Vendung (Wirawan: 2012: 16),

evaluasi merupakan mekanisme untuk memonitor

mensistematiskan, dan meningkatkan aktivitas

pemerintah dan hasil-hasilnya sehingga pejabat

publik dalam pekerjaannya di masa akan datang

Tujuan program

Feedback

Penyempurna

an Program

Informasi

keberhasilan/

kegagalan

Pengumpulan

Data

Perbadingan

antara hasil dan

tujuan

Hasil yang

dicapai

Kegiatan

Pencapaian

Tujuan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

18

dapat bertindak serta bertanggung jawab, kreatif,

dan seefisien mungkin.

Menurut Wirawan (2012: 17), program

adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang

untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan

untuk waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh,

untuk melaksanakan kebijakan Pendidikan Dasar,

Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar menyusun

dan melaksanakan program pendidikan Sekolah

Dasar dan Program Pendidikan Sekolah Pertama.

Daniel L. Stuffebeam dan Anthony

J.Shinkfield (2007) mendifinisikan teori evalausi

program adalah: “A program evaluation theory is a

coherent set of conseptual, hypothetical, pragmatic,

and ethical pinciples forming a general framework to

guide the study and practice of program evaluation.”

Menurut mereka, teori evalausi program

mempunyai 6 ciri yaitu pertalian menyeluruh,

konsep-konsep inti, hipotesis teruji, prosedur yang

dapat diterapkan, persyaratan-persyaratan etika,

dan kerangka umum untuk mengarahkan praktik

evaluasi program dan malaksanakan penelitian

mengenai evaluasi program.

Menurut Suharsimi (Suharsimi, 2012: 325)

evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan

yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat

tingkat keberhasilan program. Dalam evaluasi di

sini ada suatu kegiatan dengan sengaja untuk

mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan

dari suatu kegiatan yang direncanakan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

19

Melakukan evaluasi program berarti

melakukan kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang program untuk mengetahui

seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan

yang direncanakan.

Menurut Tyler (Arikunto, 2009: 5) evaluasi

program adalah proses untuk mengetahui apakah

tujuan pendidikan telah terealisasi. Evaluasi

program merupakan penilaian yang sistematis dan

seobyektif mungkin terhadap suatu obyek,

program atau kebijakan yang sedang berjalan atau

sudah selesai, baik dalam desain, pelaksanaan

dan hasilnya. Di mana tujuan dari evaluasi

program adalah untuk menentukan relevansi dan

ketercapaian tujuan, efisiensi, efektifitas, dampak

dan keberlanjutannya. Suatu evaluasi harus

memberikan informasi yang dapat dipercaya dan

berguna agar donor serta pihak penerima manfaat

dapat mengambil pelajaran untuk proses

pengambilan keputusan.

Menurut Carol Tayler Fitz-Gibbon & Lynn

lyons Moris (Farida Yusuf Tayibnapis, 2008: 64)

desain evaluasi program ialah rencana yang

menunjukkan bila evaluasi akan dilakukan dan

dari siapa evaluasi atau informasi akan

dikumpulkan selama proses evaluasi.

Arikunto berpendapat (Suharsimi, 2012:

325) evaluasi program adalah suatu rangkaian

kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk

melihat tingkat keberhasilan program. Sedangkan

Musa (Arikunto, 2012: 325) mendefinisikan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

20

evaluasi program sebagai suatu kegiatan untuk

memperoleh gambaran tentang keadaan suatu

objek yang dilakukan secara terencana, sistematik

dengan arah dan tujuan yang jelas.

Evaluasi sebagai upaya untuk

mengumpulkan, menyusun, mengolah dan

menganalisa fakta, data dan informasi. Evaluasi

selalu berhubungan dengan pengambilan

keputusan, karena hasil evaluasi merupakan

suatu landasan untuk menilai suatu program dan

memutuskan apakah program tersebut dapat

diteruskan atau masih perlu diperbaiki lagi.

Arikunto dan Cepi (Arikunto, 2009: 320)

mengemukakan bahwa yang menjadi titik awal

dari kegiatan evaluasi program adalah

keingintahuan untuk melihat apakah tujuan

program sudah tercapai atau belum. Jika sudah

tercapai, bagaimanakah kualitas pencapaian

kegiatan tersebut, dan jika belum tercapai, bagian

manakah dari rencana yang telah dibuat namun

belum tercapai dan apa penyebab bagian rencana

tersebut belum tercapai. Dengan kata lain,

evaluasi program dimaksudkan untuk melihat

pencapaian program.

Menurut Joint Committee on Standards For

Educational Evaluation ( Eko, 2009: 9), “Program

evaliuations that assess educational activities which

provide service an a continuing basis and aften

involve curricular afferings.” Evaluasi program

merupakan evaluasi yang menilai aktivitas di

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

21

bidang pendidikan dengan menyediakan data yang

berkelanjutan.

Dengan demikian evaluasi program ini

adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan sengaja dan cermat dengan tujuan

mengetahui keterlakanaan program. Baik yang

sedang berjalan atau yang sudah lampau.

Menurut Wirawan (Wirawan, 2012: 17)

evaluasi program adalah metode sistematik untuk

mengumpulkan, menganalisa, dan memakai

informasi untuk menjawab pertanyaan dasar

mengenai program. Evaluasi program menurut

Wirawan dikelompokkan mejadi 3 yaitu evaluasi

proses (process evaluation), evaluasi manfaat

(outcome evaluation) dan evaluasi akibat ( impact

evaluation).

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2014: 741)

evaluasi program adalah merupakan metode yang

sistematis untuk mengumpulkan data,

menganalisa data, dan menggunkan informasi

untuk menjawab pertanyaan tentang proyek,

kebijakan, dan program.

Setelah melihat beberapa definisi di atas,

maka evaluasi program merupakan suatu

rangkaian kegiatan pengumpulan informasi dari

suatu program secara sistematis yang bertujuan

untuk mengukur atau menilai suatu program,

meningkatkan keefektifan program dan mengambil

keputusan berkaitan dengan program di masa

yang akan datang. Para ahli selalu lupa, bahwa

evaluasi program sebagai balikan atau sebagai

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

22

masukan untuk program yang akan datang dan

evaluasi program dalam jangka waktu yang telah

ditentukan.

2.2.1 Tujuan Evaluasi Program

Menurut Suchman sebagaimana dikutip oleh

Nazir (Nazir, 1998: 15) penelitian evaluasi

merupakan penentuan hasil yang diperoleh dari

beberapa kegiatan (suatu program) yang dibuat

untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai atau

performance. Tujuan penelitian evaluasi

menurutnya adalah untuk mengukur pengaruh

suatu program terhadap tujuan-tujuan yang akan

dicapai dan memberikan sumbangan pemikiran

bagi pembuatan keputusan tentang suatu program

dan untuk meningkatkan dan memperbaiki

program di masa yang akan datang.

Menurut Endang Mulyatiningsih (Endang M,

2011: 114-115), evaluasi program dilakukan

dengan tujuan untuk:

1) Menunjukkan sumbangan program terhadap

pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi

ini penting untuk mengembangkan program

yang sama ditempat lain.

2) Mengambil keputusan tentang keberlanjutan

sebuah program, apakah program perlu

diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin

mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi

program dapat dikatakan merupakan salah satu

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

23

bentuk penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam

evaluasi program, pelaksana berfikir dan

menentukan langkah bagaimana melaksanakan

penelitian.

Menurut Arikunto (Arikunto, 2012: 326-327)

setelah program dievaluasi, ada empat kebijakan

yang dapat dilakukan yaitu: (1) Kegiatan

dilanjutkan ; (2) Kagiatan dilanjutkan dengan

penyempurnaan; (3) kegiatan dimodifikasi; (4)

Kegiatan tidak dapat dilanjutkan.

Banyak pihak yang berkepentingan atau

stakeholders yang ingin mengetahui apakah dana

atau resources lainnya digunakan secara tepat,

apakah suatu pekerjaan telah selesai atau perlu

dilanjutkan. Dengan pengambilan keputusan dan

akuntabilitas yang baik diharapkan akan

memberikan hasil program yang baik dan lebih

efisien terhadap penggunaan sumber daya. Selain

itu juga ada beberapa tujuan lain dari evaluasi,

meliputi untuk verifikasi kualitas dan manajemen

program, mengidentifikasi strategi-strategi yang

berhasil dan yang gagal, mengukur efek atau

manfaat program.

Dari uraian di atas dapat diringkas bahwa

tujuan evaluasi program adalah untuk

meningkatkan efektivitas kegiatan dan untuk

mengukur suatu program, kegiatan yang telah

dilaksanakan dan untuk menentukan prioritas

program yang akan dilaksanakan di masa yang

akan datang agar lebih baik.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

24

2.2.2. Jenis Evaluasi Program

Secara kontek umum, evaluasi dibedakan

atas evaluasi formatif (Formative evaluation) dan

evaluasi sumatif (summative evaluation) (DFID,

2005) dengan pengertian sebagai berikut:

1) Evaluasi Formatif (formatif evaluation)

Evaluasi formatif dilakukan pada saat

implementasi program berjalan dan bertujuan

pada peningkatan kinerja program yang

dievaluasi, melalui pembelajaran (learning) dari

pengalaman yang telah diperoleh. Pada

kebanyakan program, evaluasi ini lebih

substansial diarahkan pada terjadinya

perubahan antara disain program dan

implementasi, validasi atau penilaian awal

terhadap relevansi, efektivitas dan efisiensi.

Evaluasi ini juga bermanfaat untuk menilai

adanya tanda- tanda kegagalan dan

keberhasilan suatu pelaksanaan program.

Evaluasi formatif seringkali diacu sebagai

“reviews” terhadap suatu program.

2) Evaluasi Sumatif (summatif evaluation)

Evaluasi sumatif dilakukan setelah

implementasi program selesai. Tujuannya

adalah untuk menilai keberhasilan suatu

program, dari sisi desain, manajemen,

efektivitas, output, dampak. Pada saat ini

evaluasi sumatif lebih diutamakan untuk

menilai akuntabilitas (accountability)

pelaksanaan program.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

25

2.3.3 Model –Model Evaluasi

Model-model evaluasi yang satu dengan yang

lainnya memang tampak bervariasi, akan tetapi

maksud dan tujuannya sama yaitu melakukan

kegiatan pengumpulan data atau informasi yang

berkenaan dengan objek yang dievaluasi.

Selanjutnya informasi yang terkumpul dapat

diberikan kepada pengambil keputusan agar dapat

dengan tepat menentukan tindak lanjut tentang

program yang sudah dievaluasi.

Menurut Kaufman dan Thomas yang dikutib

oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul

Jabar ( Arikunto, 2009: 40), membedakan model

evaluasi menjadi delapan, yaitu:

1) Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan

oleh Tyler.

2) Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh

Scriven.

3) Formatif Summatif Evaluation Model, ini

dikembangkan oleh Michael Scriven.

4) Countenance Evaluation Model, dikembangkan

oleh Stake.

5) Responsive Evaluation Model, dikembangkan

oleh Stake.

6) CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada

“kapan” evaluasi dilakukan.

7) CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh

Stufflebeam.

8) Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

26

2.2.4 Evaluasi Model CIPP

Model CIPP merupakan model evaluasi yang

paling banyak digunakan oleh evaluator. Evaluasi

Model CIPP (Contexk, Input, Process, and Product)

diperkenalkan pertama kali oleh Daniel L.

Stuffebeam pada tahun 1965. Model ini

dikembangkan oleh Stuffebeam dengan

pandangnya bahwa tujuan penting dari evaluasi

untuk memperbaiki bukan untuk membuktikan.

The CIPP approach is based on the view that the

most important purpose of evaluasi is not to prove

butto improve (Eko, 2015: 181). Model CIPP ini

dapat diterapkan dalam berbagai bidang. Misalnya

pendidikan, manajemen, perusahaan dan lain

sebagainya.

Dalam buku Riset Terapan oleh Endang

Mulyatiningsih (Endang Mulyatiningsih, 2011:

126), dikemukakan bahwa evaluasi CIPP dikenal

dengan nama evaluasi formatif dengan tujuan

untuk mengambil keputusan dan perbaikan

program.

Model yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model yang dikembangkan oleh

Stufflebeam yang dikenal dengan CIPP Evaluation

Model (Model Evaluasi CIPP). CIPP atau Context,

Input, Process and Product.

1) Evaluasi Kontek (Context)

Orientasi utama dari evaluasi konteks

adalah mengidentifikasi latar belakang perlunya

mengadakan perubahan atau munculnya

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

27

program dari beberapa subjek yang terlibat

dalam pengambilan keputusan (Endang

Mulyatiningsih, 2011: 127.

Komponen konteks (Context) dalam

penelitian yang akan dilakukan evaluasi adalah

kesesuaian kebutuhan sekolah, relevansi

program, dan kesiapan sekolah dalam

melaksanakan program.

2) Evaluasi Input

Evaluasi input dilakukan untuk

mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sumber

daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk

melaksanakan program yang telah dipilih

(Endang Mulyatiningsih, 2011: 129)

Komponen Input dalam penelitian yang

akan dilakukan dalam evaluasi meliputi:

program pendidikan karakter, prasarana dan

sarana.

3) Evaluasi Proses

Evaluasi proses bertujuan untuk

mengidentifikasi atau memprediksi hambatan-

hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau

implementasi program. Evaluasi dilakukan

dengan mencatat atau mendokumentasikan

setiap kejadian dalam pelaksanaan kegiatan,

memonitor kegiatan-kegiatan yang berpotensi

menghambat dan menimbulkan kesulitan yang

tidak diharapkan, menemukan informasi

khusus yang berada diluar rencana; menilai dan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

28

menjelaskan proses secara aktual. Selama

proses evaluasi, evaluator dituntut berinteraksi

dengan staf pelaksana program secara terus

menerus (Endang Mulyatiningsih, 2011:130-

131).

Komponen proses dalam penelitian yang

akan dilakukan dalam evaluasi meliputi:

penyusunan program, pendanaan, partisipasi

stokeholder, sasaran, dan pelaksanaan program,

dan kendala/ hambatannya.

4) Evaluasi Produk

Evaluasi produk merupakan evaluasi

yang bertujuan untuk mengukur,

menginterpretasikan, dan menilai pencapaian

program (Stufflebeam & Shienfield, 1985: 176).

Evaluasi produk dapat dilakukan dengan

membuat definisi operasional dengan mengukur

kriteria objektif, melalui pengumpulan penilaian

dari stakeholder, dengan unjuk kerja

(performing) baik dengan menggunakan analisis

kuantitatif atau kualitatif

Wirawan (Wirawan, 2012: 92)

memberikan penjelasan evaluasi CIPP sebagai

berikut:

a). Konteks evaluation

1) Berupaya untuk mencari jawaban atas

pertanyaan apa yang perlu dilaksanakan?

2) Waktu pelaksanaan sebelum program

diterima.

3) Keputusan perencanaan program.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

29

b. Input evaluation

1) Berupaya untuk mencari jawaban atas

pertanyaan apa yang harus dilaksanakan?

2) Waktu pelaksanaan sebelum program

dimulai.

3) Keputusan penstrukturan program.

c. Process evaluation

1) Berupaya untuk mencari jawaban atas

pertanyaan apa program sedang

dilaksanakan?

2) Waktu pelaksanaan ketika program

sedang dilaksanakan.

3) Keputusan pelaksnaan program.

d. Product evaluation

1) Berupaya untuk mencari jawaban atas

pertanyaan apakah program sukses?

2) Waktu pelaksanaan ketika program selesai

dilaksanakan.

3) Keputusan resikle: ya atau tidak program

harus resikel.

Evaluasi CIPP menurut Wirawan dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Bagan Evaluasi CIPP

(Wirawan, 2012: 92)

Kon teks evaluation

Input evalua

tion

Pro cess

evaluation

Pro duct

evaluation

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

30

Komponen produk dalam penelitian yang

akan dilakukan dalam evaluasi meliputi:

keputusan dan hasil pelaksanaan program.

Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa, model evaluasi untuk

mengambil keputusan dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengembangkan suatu

program dengan menggunakan evaluasi kontek,

evaluasi masukan, evaluasi proses, dan evaluasi

produk menggunakan model CIPP.

Dari apa yang dikemukaan ahli yang telah

memperkenalkan evaluasi model CIPP di atas,

tidak hanya sampai pada evaluasi produk saja.

Peneliti mempunyai pandangan bahwa program

evaluasi mempunyai “dampak” atau akibat yang

perlu dipikirkan. Dan kalau perlu menjadi kajian

bersama dalam penerapan setiap evaluasi

program.

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Model CIPP

Model CIPP yang dikembangkan oleh Daniel

L. Stuffebeam dan Anthony J. Shinkfield memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model ini

antara lain adalah komprehensif, karena objek

evaluasi ini menyangkut konteks, input, proses,

dan produk. Jadi model CIPP tidak hanya pada

hasil atau produk saja.

Selain memiliki kelebihan, CIPP juga ada

kekurangan/ keterbatasan, yaitu apabila

diterapkan dalam bidang program pembelajaran di

kelas. Sebab mempunyai keterlaksanaan yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

31

kurang apabila tidak dimodifikasi. Ini terjadi

karena untuk mengukur konteks, input, proses,

dan produk dalam arti yang luas akan melibatkan

beberapa pihak yang membutuhkan waktu dan

biaya (Eko, 2015: 184).

Kalau demikian perlu adanya penyesuaian

dalam implikasinya di lapangan, supaya di

lapangan diterapkan untuk evaluasi dalam bidang

pendidikan pada khususnya.

2.2.6 Dampak

Istilah dampak menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang

mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.

Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari

sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada

hubungan timbal balik atau hubungan sebab

akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa

yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2016).

Dampak adalah pengaruh kuat yang

mendatangkan akibat, baik akibat positif aupun

akibat negatif. Pengaruh sendiri adalah suatu

keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau

hubungan sebab akibat antara apa yang

mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

Dampak dapat diartikan sebagai pengaruh

atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil

oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak

tersendiri, baik itu dampak positif maupun

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

32

dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan

proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan

pengawasan internal.

Demikian pula setiap program juga akan

berdampak pada kebijakan atau suatu keputusan

yang akan diambil setelah program dievaluasi.

Peneliti memandang perlu dalam evaluasi

program ini menambahkan “dampak”, baik

dampak positif maupun negatif.

1) Pengertian Dampak Positif

Dampak adalah keinginan untuk

membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau

memberi kesan kepada orang lain, dengan

tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung

keinginannya.

Sedangkan positif adalah pasti atau tegas

dan nyata dari suatu pikiran terutama

memperhatikan hal-hal yang baik. positif adalah

suasana jiwa yang mengutamakan kegiatan

kreatif dari pada kegiatan yang menjemukan,

kegembiraan dari pada kesedihan, optimisme

dari pada pesimisme.

Positif adalah keadaan jiwa seseorang

yang dipertahankan melalui usaha-usaha yang

sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya

tidak membelokkan fokus mental seseorang

pada yang negatif. Bagi orang yang berpikiran

positif mengetahui bahwa dirinya sudah berpikir

buruk maka ia akan segera memulihkan dirinya.

Jadi dapat disimpulkan pengertian

dampak positif adalah keinginan untuk

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

33

membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau

memberi kesan kepada orang lain, dengan

tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung

keinginannya yang baik.

2) Pengertian Dampak Negatif

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia

dampak negatif adalah pengaruh kuat yang

mendatangkan akibat negatif.

Dampak adalah keinginan untuk

membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau

memberi kesan kepada orang lain, dengan

tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung

keinginannya. berdasarkan beberapa penelitian

ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah

pengaruh buruk yang lebih besar dibandingkan

dengan dampak positifnya.

Jadi dapat disimpulkan pengertian

dampak negatif adalah keinginan untuk

membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau

memberi kesan kepada orang lain, dengan

tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung

keinginannya yang buruk dan menimbulkan

akibat tertentu.

Komponen dampak dalam penelitian yang

akan dilakukan dalam evaluasi meliputi:

hambatan dan solusinya serta dampak

pelaksanaan program.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

34

2.3 Pendidikan Karakter

Istilah karakter, secara etimologi berasal dari

bahasa Latin yaitu character yang berarti watak,

tabiat, sifat- sifat kejiwaan, budi pekerti,

kepribadian dan akhak. Dalam bahasa Inggris

character berarti tabiat, budi pekerti, watak. Dalam

bahasa Arab, karakter diartikan khuluq, sajiyyah,

thab’u yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak

(Agus, 2012: 20).

Pendidikan karakter, menurut Ratna

Megawangi, sebagaimana yang dikutip (Kusuma,

2011: 5), yaitu sebuah usaha untuk mendidik

anak-anak agar dapat mengambil keputusan

dengan bijak dan mempraktikkan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat

memberikan kontribusi positif kepada

masyarakatnya.

Definisi lain menurut Fakry Gaffar,

pendidikan karakter adalah sebuah proses

transformasi nilai-nilai kehidupan untuk

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian

seseorang sehingga menjadi satu dalam kehidupan

orang itu.

Dalam definisi tersebut, ada tiga pikiran

penting yaitu, proses transformasi, ditumbuh

kembangkan dalam kepribadian, dan menjadi

salah satu dalam prilaku.

Kementerian Pendidikan Nasional

(Kemendiknas, 2010: 2) merumuskan, pendidikan

karakter adalah pendidikan yang menanamkan

dan mengembangkan karakter-karakter luhur

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

35

kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki

karakter luhur dan mempraktikkan dalam

kehidupannya, baik dalam keluarga, sebagai

anggota masyarakat, dan warga negara.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat

dinyatakan bahwa karakter adalah kualitas atau

kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi

pekerti individu yang merupakan kepribadian

khusus yang menjadi pendorong dan penggerak,

serta membedakannya dengan individu lain. Dan

seseorang dapat dikatakan berkarakter jika telah

berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang

dikehendaki masyarakat yang bernorma, serta

digunakan sebagai moral dalam hidupnya.

Idealnya pelaksanaan pendidikan karakter

merupakan bagian yang terintegrasi dengan

manajemen pendidikan di satuan pendidikan yaitu

sekolah.

Pendidikan karakter dalam setting sekolah

merupakan pembelajaran yang mengarah pada

penguatan dan pengembangan perilaku anak

secara utuh didasarkan pada suatu nilai tertentu

yang dirujuk oleh sekolah. Definisi ini

mengandung makna:

1) Pendidikan karakter adalah pendidikan yang

terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi

pada semua mata pelajaran.

2) Pendidikan karakter diarahkan pada

pengembangan perilaku anak secara utuh.

Asumsinya anak merupakan organisme

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

36

manusia yang memiliki potensi untuk

dikuatkan dan dikembangkan.

3) Penguatan dan pengembangan perilaku dalam

pendididkan karakter didasari oleh nilai yang

dirujuk sekolah.

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan karakter

adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta

didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang

berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta

rasa dan karsa. Dapat juga dimaknai dengan

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak yang

bertujuan untuk memberikan keputusan baik-

buruk, memelihara apa yang baik, dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan

sehari-hari dengan sepenuh hati.

2.3.1 Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Kemendiknas (Kemendiknas, 2010:

7) tujuan pendidikan karakter adalah:

1) Mengembangkan potensi kalbu/ nurani/

efektif peserta didik sebagai manusia dan

warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa;

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku

peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan

nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa

yang religius;

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

37

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan

tanggung jawab peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa;

4) Mengembangkan kemampuan peserta didik

menjadi manusia yang mandiri, kreatif,

berwawasan kebangsaan;

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan

sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,

jujur, penuh kreativitas dan persahabatan,

serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan

penuh kekuatan (dignity).

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan

Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional

menjelaskan pendidikan karakter pada intinya

mempunyai tujuan membentuk bangsa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,

berkembang dinamis, berorientasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai

oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan Pancasila (Samani, 2011: 9).

Menurut Agus (Agus, 2012: 22) pendidikan

karakter mempunyai tujuan yaitu membentuk dan

membangun pola pikir, sikap, dan perilaku peserta

didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak

karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab.

Dari berbagai pandangan di atas, dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan

karakter adalah membentuk, menanamkan,

memfasilitasi, dan mengembangkan nilai-nilai

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

38

positif kepada peserta didik agar menjadi manusia

yang unggul dan bermartabat.

2.3.2 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karkater

Menurut Hasan (Agus, 2012: 39) indikator

keberhasilan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu

pertama untuk sekolah dan kelas; dan kedua

untuk mata pelajaran.

Indikator sekolah dan kelas digunakan oleh

kepala sekolah, guru, personalia dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

program sekolah dan kegiatan sekolah sehari-hari

sebagai lembaga pelaksana pendidikan karakter.

Sedang indikator mata pelajaran dipergunakan

untuk menggambarkan perilaku efektif peserta

didik dengan mata pelajaran tertentu.

Ada 18 nilai yang harus dikembangkan di

sekolah dalam menentukan keberhasilan

pendidikan karakter. Indikator keberhasilan

Pendidikan Karakter di lembaga pendidikan

sekolah tidak semua indikator dikembangkan. Ada

beberapa nilai yang ditekankan antara lain sebagai

berikut:

No Nilai Indikator

1 Religius Mengucapkan salam Berdoa sebelum dan sesudah belajar Melaksanakan ibadah keagamaan Memberikan kesempatan kepada semua peserta

didik untuk melaksanakna ibadah*) Merayakan hari besar keagamaan

2 Jujur Membuat dan mengerjakan tugas secara benar

Tidak menyontek atau memberi sontekan Membangun koperasi atau kantin kejujuran Melaporkan kegiatan sekolah secara transparan Melakukan system perekrutan siswa secara benar

dan adil

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

39

Melakukan system penilaian yang akuntabel dan tidak melakukan manipulasi

Menyediakan fasilitas atau tempat temuan barang yang hilang*)

3 Toleransi Memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku,

ras, dan golongan Menghargai perbedaan yang ada tanpa

melecehkan kelompok lain.

4 Disiplin Guru dan siswa hadir tepat waktu Menegakkan prinsif dengan memberikan

punishment bagi yang melanggar dan reward yang berprestasi

Menjalankan tata tertib sekolah

5 Peduli Ling kungan

Menjaga lingkungan kelas dan sekolah Memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik

tanpa menginjak atau merusaknya Mendukung program go grees (penghijauan) di

lingkungan sekolah Tersedianya tempat untuk membuang sampah

organic dan sampah non organic Menyediakan kamar mandi, air bersih, dan tempat

cuci tangan

6 Peduli

Sosial

Sekolah memberikan bantuan kepada siswa yang

kurang mampu Melakukan kegiatan bakti social Melakukan kunjungandi daerah atau kawasan

marginal

Memberi bantuan kepada lingkungan masyarakat yang kurang mampu

Menyediakan kotak amal atau sumbangan

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter (Agus, 2012: 40-43)

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemben-

tukan Karakter

Menurut V. Campbell dan R. Obligasi (YE.

Retno, 2015: 17), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pendidikan pembentukan karakter

seseorang, yaitu :

1) Faktor keturunan;

2) Pengamanan masa kanak-kanak;

3) Pemodelan oleh orang dewasa atau orang-

orang lebih tua;

4) Pengaruh lingkungan sebaya;

5) Lingkungan fisik dan social;

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

40

6) Substansi materi di sekolah atau lembaga

pendidikan lain; dan

7) Media massa.

Dalam proses pembentukan karakter peserta

didik perlu adanya kontrol internal, eksternal, dan

kontrol sosial yang menuntunnya individu

memiliki karakter yang baik. Salah satu cara yaitu

dengan keteladan dari semua unsur baik orang

tua, guru, masyarakat, dan media sosial lainnya.

2.4 Penelitian yang relevan

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti

mengambil beberapa penelitian yang terdahulu

agar terjadi kesinambungan. Adapun penelitian

tersebut adalah :

1) YE Retno Saptowati Kawuryan. 2015. Evaluasi

Program pendidikan Karakter di SD Negeri

Kemirirejo Kota Magelang.

Hasil penelitiannya adalah: 1)

mengembangkan potensi kalbu siswa,

kebiasaan dan perilaku terpuji,

mengembangkan kemandirian berwawasan

kebangsaan dan mengembangkan lingkungan

sekolah sebagai lingkungan belajar yang

kondusif dan nyaman; 2) Mengembangkan

nilai-nilai pendidikan karakter yang

diitegrasikan dalam setiap mata pelajaran.

2) Stovika Eva Darmayanti, Udik Budi Wibowo.

2014. Evaluasi Program Pendidikan Karakter Di

Sekolah Dasar Kabupaten Kulon.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

41

Penelitian ini bertujuan untuk: (1)

Mengevaluasi ketercapaian program pendidikan

karakter pada tingkat sekolah dasar di

Kabupaten Kulon Progo; dan (2) Memberikan

rekomendasi baik kepada guru, sekolah,

maupun pemerintah untuk perbaikan program

pendidikan karakter.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

(1) Kesiapan sekolah dasar di Kabupaten

Kulon Progo untuk mengimplementasikan

pendidikan karakter, baik dinilai dari

kurikulum yang telah terintegrasi pendidikan

karakter, namun masih kurang dalam hal

pengelolaan sarana prasarana pendukung dan

banyak guru memerlukan lebih banyak

pengetahuan dan keterampilan tentang

pendidikan karakter; (2) Implementasi

pendidikan karakter belum tampak pada

kegiatan pembelajaran; (3) Dukungan dari

pemerintah dalam sosialisasi atau pelatihan

dirasa masih kurang oleh sekolah; (4)

Monitoring dan evaluasi pendidikan karakter

masih terbatas pada kurikulum dan dilakukan

melalui pembinaan pengawas di setiap sekolah;

(5) Kendala yang umum dihadapi sekolah

adalah penilaian sikap siswa yang belum

terdokumentasi, kurangnya pemahaman guru

untuk mengimplementasikan pendidikan

karakter, dan tidak adanya sinergi antara

pendidikan di sekolah dengan pendidikan di

rumah.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

42

3) Wing Sze MAK (2014). Evaluation of a Moral and

Character Education Group for Primary School

Students.

The purpose of this study is to evaluate the effectiveness

of the Moral and Character ducation Group with ten

Primary Four students. This is a six-session group,

conducted in a primary school by a social work student

worker on her practicum. Through observation in

school and interviews with the school social worker, the

student worker identified the need for moral education

in Primary Four students. This group aims to introduce

the importance of positive social manners and moral

education. The group content and intervention were

based on positive psychology, Bandura’s social learning

theory, Kohlberg’s moral development model, Beck’s

moral education needs theory and Berkowitz’s social

interaction theory. Assignments, observation and

feedback session were used as qualitative assessment.

Due to its activities-based nature, the interaction of

members served an important function in teaching

moral education. Pre-tests and post-tests were used as

quantitative data to support the outcome evaluation. All

members showed improvement in their understanding of

the importance of appreciation, gratitude, respect and

kindness, as well as a willingness to practice them in

their daily lives. This implies that using various

activities and games can raise the interest of students

and foster interaction. By being part of a group,

members can learn proper social manners and attitudes

from the student worker, other members and group

experiences. More evidence-based interventions can be

developed to design tailor-made and interactive

character education for Chinese primary school

students.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi efektivitas Moral dan Karakter

Education Group dengan sepuluh Primer Empat

siswa.Ini merupakan grup enam sesi, dilakukan

di sebuah sekolah dasar oleh seorang pekerja

mahasiswa pekerjaan sosial pada praktikum

nya.Melalui observasi di sekolah dan

wawancara dengan pekerja sosial sekolah,

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

43

pekerja siswa mengidentifikasi kebutuhan

pendidikan moral di Pratama Empat

siswa.Kelompok ini bertujuan untuk

memperkenalkan pentingnya sopan santun

sosial yang positif dan pendidikan moral.Isi

kelompok dan intervensi didasarkan pada

psikologi positif, teori belajar sosial Bandura,

model pembangunan moral yang Kohlberg,

pendidikan moral Beck membutuhkan teori dan

teori interaksi sosial Berkowitz ini.Tugas,

observasi dan sesi umpan balik digunakan

sebagai penilaian kualitatif.Karena yang bersifat

kegiatan berbasis, interaksi anggota dilayani

fungsi penting dalam mengajarkan pendidikan

moral.Pra-tes dan pasca-tes yang digunakan

sebagai data kuantitatif untuk mendukung

evaluasi hasil.Semua anggota menunjukkan

peningkatan dalam pemahaman mereka tentang

pentingnya apresiasi, rasa syukur, hormat dan

kebaikan, serta kemauan untuk berlatih mereka

dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini berarti

bahwa dengan menggunakan berbagai kegiatan

dan permainan dapat meningkatkan minat

siswa dan interaksi asuh. Dengan menjadi

bagian dari kelompok, anggota dapat belajar

sopan santun yang tepat sosial dan sikap dari

pekerja mahasiswa, anggota lain dan

pengalaman kelompok. Lebih intervensi

berbasis bukti dapat dikembangkan untuk

merancang pendidikan karakter interaktif

dibuat dan untuk siswa sekolah dasar Cina.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

44

4) Tristanti, Yoyon Suryono. 2014. Evaluasi

Program Kecakapan Hidup Bagi Warga Binaan

Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIa

Kutoarjo.

Penelitian ini bertujuan mengetahui

pelaksanaan, keberhasilan dan kendala-kendala

program kecakapan hidup bagi warga binaan di

Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Kelas IIA

Kutoarjo.Penelitian ini merupakan penelitian

evaluasi dengan menggunakan model pene-

litian CIPP. Pengumpulan data menggunakan

metode wawancara, dokumentasi, dan

observasi.Hasil penelitian menunjukkan

pelaksanaan program pada aspek konteks

menunjukkan ke- sesuaian antara kebutuhan

dan partisipasi warga belajar, pengalaman

warga belajar dan kondi- si lingkungan dengan

kegiatan program. Pada aspek masukan

menunjukkan motivasi warga belajar,

karakteristik warga belajar, karakteristik

narasumber, pendanaan, dan sarana prasara-

na dalam kategori baik. Aspek proses

menunjukkan aktifitas warga belajar, strategi

pembel- ajaran dan hubungan antar pribadi

dalam kategori baik. Aspek hasil menunjukkan

semua ke- giatan keterampilan dapat terlaksana

dengan baik. Keberhasilan program

keterampilan ditunjukkan oleh perubahan

perilaku warga belajar yang meliputi kecakapan

tangan, kecakapan hati, kecakapan otak, dan

kecakapan sehat.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

45

5) Darmiyati Zuhdi, (2010). Pendidikan karakter

telah diintegrasikan pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia melalui media cerita

bergambar dan metode bermain peran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

penggunaan cerita bergambar dan metode

bermain peran efektif untuk meningkatkan

pengamalan nilai kejujuran, kesabaran, dan

ketaatan beribadah, serta keterampilan

berbahasa Indonesia (menyimak, membaca dan

berbicara), Model pembelajaran IPA berbasis

karakter, dan pendekatan ARCS (attention,

relevance, confidence, dan satisfaction) terbukti

efektif untuk meningkatkan nilai-nilai

kejujuran, tanggung jawab, dan ketaatan

beribadah, serta hasil belajar IPA/IPS.

Kesimpulan bahwa model pendidikan karakter

yang efektif adalah model yang menggunakan

pendekatan komprehensif. Pendidikan karakter

diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi.

Metode dan strategi yang digunakan bervariasi

yang sedapat mungkin mencakup inkulkasi/

penanaman (lawan indoktrinasi), keteladanan,

fasilitasi nilai, dan pengembangan soft skills

(antara lain berpikir kritis, kreatif,

berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi

masalah). Semua warga sekolah (pimpinan

sekolah, guru, siswa, pegawai administrasi,

bahkan penjaga sekolah serta pengelola warung

sekolah) dan orang tua murid serta pemuka

masyarakat perlu bekerja secara kolaboratif

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

46

dalam melaksanakan program pendidikan

karakter. Tempat pelaksanaan pendidikan

karakter baik di dalam kelas maupun di luar

kelas dalam berbagai kegiatan, termasuk

kegiatan di rumah dan di dalam lingkungan

masyarakat dengan melibatkan partisipasi

orang tua.

Dari beberapa penelitian yang terdahulu

dengan penelitian saya ini ada beberapa

persamaan dan perbedaan, antara lain :

ASPEK NAMA PENELITI

1 YE. Retno Saya Tuju-an Mengevaluasi Konteks, input, proses, dan

output program pembelajaran karakter.

Tujuan : Mengevaluasi Konteks, input, proses, produk, dan dampak program pendidik-an karakter. Model : Model yang

digunakan CIPP.

Materi : Masalah Program Pendidikan Karater Hasil yang diharapkan : memberi saran keberlan jutan program pendidikan karakter.

Materi Masalah Program Pembelajaran Karkater

Hasil Pengembangan pendidikan karkater yang

diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran

2 Stovika Eva Darmayanti,

Tuju-an mengevaluasi ketercapaian program

pendidikan karakter pada tingkat sekolah

dasar (2) memberikan rekomendasi baik

kepada guru, sekolah, maupun

pemerintah untuk perbaikan program

pendidikan karakter

Materi Kegiatan pembelajaran pendidikan karakter

Hasil Implementasi pendidikan karakter dalam

kurikulum

3 Wing Sze MAK

Tuju-an mengevaluasi efektivitas Moral dan

Karakter

Materi Kegiatan dan permaian sehingga

membentuk karakter siswa

Hasil Interaksi

4 Tristanti, Yoyon Suryono

Tuju-an Mengetahui pelaksanaan, keberhasilan dan

kendala-kendala program kecakapan hidup

bagi warga binaan di Lembaga

Pemasyarakatan Anak (LPA) Kelas IIA

Kutoarjo. Model penelitian CIPP.

Pengumpulan data menggunakan metode

wawancara, dokumentasi, dan observasi.

Materi warga binaan di Lembaga Pemasyara katan

Anak (LPA) Kelas IIA Kutoarjo

Hasil Mengevaluasi keberhasilan program

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

47

pembe lajaran tidak cukup hanya

dengan mengadakan penilaian terhadap

hasil belajar siswa sebagai produk

dari sebuah proses. Tetapi program

pembelajar an yang disusun dan

dilaksanakan guru Penilaian terhadap

hasil program pembelajaran tidak cukup

terbatas pada hasil jangka pendek atau

output tetapi sebaiknya juga menjangkau

outcome dari

program pembelajaran.

5 Darmiyati Zuhdi

Pendekatan

ARCS (attention, relevance, confidence, dan

satisfaction

Materi Pendidikann Karakter diintegrasikan pada

ketrampilan berbahasa Indonesia

Hasil Model pendidikan karakter yang efektif

adalah model yang menggunakan

pendekatan komprehensif. Pendidikan

karakter diintegrasikan ke dalam berbagai

bidang studi

Berdasarkan hasil ke-5 peneliti di atas ada 2

(dua) model evaluasi yang dipakai yaitu ARCS

(attention, relevance, confidence, dan satisfaction)

dan CIPP. Dan dalam penelitian tersebut masih

terpaku dalam evaluasi program karakter dalam

pembelajaran saja.

Berbagai penelitian yang kami jadikan

rujukan tersebut dapat menambah wawasan dan

informasi sebagai data pendukung bagi peneliti.

Peneliti mengadakan penelitian tentang evaluasi

program pendidikan karakter ini bertujuan selain

mengevaluasi konteks, input, proses, dan produk

program pendidikan karakter, juga ingin

mengetahui dampak atau akibat tentang

pelaksanaan pendidikan karakter di SD Negeri

Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

48

Sehingga perbedaan dalam penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya selain model yang

digunakan juga adanya tambahan yaitu dampak

dari pelaksanaan.

2.5 Kerangka Berfikir

Undang Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 (UUSPN. No. 20/

2003) mempunyai fungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta

bertangung jawab.

Dalam pelaksanaan tiap satuan pendidikan

wajib melaksanakan perencanaan program yang

dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Salah satu program dalam

KTSP yaitu program pendidikan karakter.

Untuk mengetahui keberkelanjutan

program, pengelola pendidikan sangat butuh

informasi tentang program pendidikan karakter,

maka perlu dilakukan evaluasi. Dalam penelitian

ini evaluasi yang akan digunakan adalah Model

Evaluasi CIPP.

Evaluasi dengan CIPP ditambah dengan

dampak akibat pelaksanaan tersebut kemudian

disimpulkan dan memberi saran tentang

keberlanjutan program.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

49

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini

dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 2.3

Bagan kerangka berfikir

KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PROGRAM SEKOLAH

EVALUASI CIPP PROGRAM PENDIDIKAN

KARAKTER

SARAN KEBERLANJUTAN

PROGRAM

KESIMPULAN

DAMPAK/ AKIBAT

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12972/2/T2_942014049_BAB II... · adalah manajemen pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ... Sebagai

50