44
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang mutlak diperlukan oleh mahluk hidup, baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Air merupakan sumberdaya alam yang unik dibandingkan dengan sumberdaya alam lainnya. Air bersifat sumberdaya alam yang terbarukan dan dinamis. Artinya, sumber utama air yang berupa hujan akan datang sesuai dengan waktu dan musimnya sepanjang tahun. Air secara alami akan mengalir dari hulu menuju hilir, dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Air juga dapat berubah wujud, cair, padat dan gas. Perubahan ini tergantung pada lokasi dan kondisi alam. Pada suhu yang panas, air akan berubah menjadi uap, yang kemudian pada suhu tertentu akan berubah kembali menjadi air. Sedangkan pada suhu yang dingin (di bawah 0C), air akan berubah menjadi padat yang dikenal dengan es. Air juga dapat berupa air tawar maupun air asin (air laut) yang jumlahnya merupakan bagian terbesar di bumi (70% luas bumi). Hujan yang jatuh ke bumi baik secara langsung maupun tidak langsung akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah yang pada akhirnya ke laut. Akibat pemanasan matahari, air di permukaan bumi akan berubah wujud menjadi uap melalui proses evaporasi atau evapotranspirasi (bila melalui tanaman). Uap air bergerak di udara berubah wujud akibat perbedaan suhu di udara dari panas menjadi dingin, terjadilah kondensasi. Bila temperatur di bawah titik beku, kristal es terbentuk. Tetesan air tumbuh akibat kondensasi dan benturan dengan kristal es lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada kondisi menjadi butir-butir air. Apabila Butir air tersebut sudah cukup banyak dan akibat berat, air itu sendiri akan turun ke bumi sebagai hujan. Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0C maka butiran air akan berubah menjadi salju.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

12  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. TEORI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang mutlak diperlukan oleh mahluk

hidup, baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Air merupakan sumberdaya

alam yang unik dibandingkan dengan sumberdaya alam lainnya. Air bersifat

sumberdaya alam yang terbarukan dan dinamis. Artinya, sumber utama air yang

berupa hujan akan datang sesuai dengan waktu dan musimnya sepanjang tahun.

Air secara alami akan mengalir dari hulu menuju hilir, dari tempat yang tinggi ke

tempat yang rendah, baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Air juga

dapat berubah wujud, cair, padat dan gas. Perubahan ini tergantung pada lokasi

dan kondisi alam. Pada suhu yang panas, air akan berubah menjadi uap, yang

kemudian pada suhu tertentu akan berubah kembali menjadi air. Sedangkan pada

suhu yang dingin (di bawah 0⁰C), air akan berubah menjadi padat yang dikenal

dengan es. Air juga dapat berupa air tawar maupun air asin (air laut) yang

jumlahnya merupakan bagian terbesar di bumi (70% luas bumi).

Hujan yang jatuh ke bumi baik secara langsung maupun tidak langsung akan

mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah yang pada akhirnya ke

laut. Akibat pemanasan matahari, air di permukaan bumi akan berubah wujud

menjadi uap melalui proses evaporasi atau evapotranspirasi (bila melalui

tanaman). Uap air bergerak di udara berubah wujud akibat perbedaan suhu di

udara dari panas menjadi dingin, terjadilah kondensasi. Bila temperatur di bawah

titik beku, kristal es terbentuk. Tetesan air tumbuh akibat kondensasi dan benturan

dengan kristal es lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada

kondisi menjadi butir-butir air. Apabila Butir air tersebut sudah cukup banyak dan

akibat berat, air itu sendiri akan turun ke bumi sebagai hujan. Bila temperatur

udara turun sampai di bawah 0⁰C maka butiran air akan berubah menjadi salju.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

13  

Hujan yang turun di lokasi seperti cekungan, danau, embung, waduk, dll, maka

lokasi tersebut dapat disebut sebagai retensi, artinya tempat penyimpanan air

sementara. Pada lokasi retensi ini air akan disimpan beberapa lama sebelum air

mengalir menuju ke laut. Sedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan tanah,

meresap ke dalam tanah secara infiltrasi, perlokasi, kapiler. Air mengalir menuju

laut dapat melalui permukaan tanah maupun di dalam tanah. Aliran air tanah dapat

dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah dalam, aliran tanah antara,

dan aliran dasar. Aliran dasar adalah aliran yang mengisi sistem jaringan sungai.

Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, pada saat hujan tidak turun beberapa

waktu tetapi suatu sistem sungai tetap mengalir secara tetap dan kontinyu.

Kejadian tersebut membentuk suatu pergerakan yang membentuk suatu siklus

yang dikenal dengan siklus hirdologi. Siklus ini merupakan konsep dasar tentang

keseimbangan air secara global di bumi. Siklus ini juga menunjukan semua hal

yang berhubungan dengan air. Bila dalam keseluruhan sistem jumlah air tetap dan

seimbang, maka sistem tersebut disebut sebagai siklus hidrologi tertutup (closed

system diagram of global hydrological cycle). Siklus hidrologi tertutup

dikendalikan oleh radiasi matahari.

Gambar II.1. Siklus Hidrologi Tertutup (Kodoatie, 2005)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

14  

Gambar II.2. Siklus Hidrologi (disederhanakan)

Dalam jumlah tertentu air dapat mengakibatkan bencana. Jumlah air yang

berlebihan dalam satu lokasi mempunyai kekuatan yang sangat besar dan bersifat

destruktif yang dikenal dengan bencana banjir. Kondisi ini dapat menimbulkan

kerugiann yang besar bagi mahluk hidup. Di lain pihak, jumlah air yang sangat

sedikit di satu lokasi menimbulkan bencana yang dikenal dengan bencana

kekeringan.

Air merupakan bagian dari sumberdaya alam dan juga merupakan bagian dari

ekosistem secara keseluruhan. Jumlah air di bumi secara umum adalah tetap,

namun komposisinya dapat berubah. Artinya, jumlah air yang berada di

permukaan tanah, di dalam tanah, maupun di udara dapat bertambah maupun

berkurang. Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah air di udara tetap,

maka jumlah air di lautan akan berkurang, demikian pula sebaliknya. Dengan

demikian, air harus dikelola secara bijak dengan pendekatan terpadu. Terpadu

artinya memerlukan keterikatan dengan berbagai aspek, berbagai pihak, dan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

15  

berbagai disiplin ilmu. Menyeluruh artinya mencerminkan cakupan yang luas,

lintas batas antar sumberdaya, antar lokasi, mulai hulu sampai dengan hilir, dan

sebagainya. Secara umum, pendekatan pengelolaan sumber daya air harus bersifat

holistik dan berwawasan lingkungan. Semua aspek seperti sosial, ekonomi,

budaya, teknik, lingkungan, hukum bahkan politik ikut terlibat dan diperhitungkan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Eksploitasi besar-besaran terhadap sumberdaya alam pada masa lampau yang

tidak berwawasan lingkungan berakibat pada rusaknya ekosistem lingkungan

yang berpengaruh pada siklus hidrologi. Perubahan lahan hutan atau lingkungan

konservasi akibat pembabatan/eksploitasi hutan menjadikan areal konservasi

menjadi gundul, dan ini menyebabkan kawasan tersebut tidak lagi dapat menyerap

air. Hujan yang jatuh di lokasi tersebut tidak lagi diserap ke dalam tanah tetapi

langsung menuju ke hilir. Jumlah air yang seharusnya dapat ditahan lebih lama di

areal hutan langsung meluncur menuju hilir, dan dengan jumlah air yang cukup

besar menghasilkan aliran air yang besar yang sering dikenal dengan banjir

bandang. Apabila banjir bandang ini melewati kawasan permukiman, maka akan

terjadilah bencana banjir, longsor, dan sebagainya. Di lain waktu, misalnya pada

musim kemarau, areal hutan yang seharusnya pada musim hujan menyimpan air,

sudah tidak dapat berfungsi lagi sehingga ketersediaan air tanah pada musim

kemarau menjadi jauh berkurang, yang pada akhirnya menimbulkan bencana

kekurangan air atau dikenal dengan bencana kekeringan.

II.1.1 PERMASALAHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Faktor utama krisis air adalah perilaku manusia guna mencukupi kebutuhan hidup,

yaitu perubahan akan tata guna lahan untuk keperluan mencari nafkah dan tempat

tinggal. Kerusakan lingkungan yang secara implisit menambah lajunya krisis air

dipercepat dengan pertambahan penduduk yang tinggi, baik secara alami maupun

migrasi. Degradasi lingkungan dapat dilihat dari banyaknya kejadian bencana

banjir, kekeringan, dan longsor.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

16  

Pengelolaan sumber daya air juga memerlukan koordinasi pengelolaan sumber

daya air yang baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun, fenomena otonomi

daerah yang “berlebihan” menyebabkan kurang harmonisnya hubungan antara

pemerintah pusat dengan pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) yang

menyebabkan terjadinya kurang koordinasi khususnya dalam pelaksanaan

koordinasi pengelolaan sumber daya air.

Kurangnya koordinasi juga dipicu dengan banyaknya instansi yang ikut terlibat

dalam mengelola sumber daya air seperti Departemen Pekerjaan Umum,

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Kehutanan,

Departemen Pertanian, Dinas teknis Provinsi/Kabupaten/Kota (PU, Pertanian,

dll). Masing-masing melakukan pengelolaan menurut kebutuhan dan

kepentingannya tanpa melakukan koordinasi terpadu dan terintegrasi antar

instansi, atau bila melakukan koordinasi masih sebatas koordinasi “di atas kertas”.

Gambar II.3. Pemanfaatan sumber daya air oleh stakeholder untuk berbagai keperluan (Kodoatie, 2005)

Krisis ekonomi pada tahun 1998 juga menyebabkan berkurangnya dana

pengelolaan sumber daya air yang mengakibatkan terkendalanya kegiatan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

17  

pemeliharaan infrastruktur sumber daya air, penurunan kapasitas infrastruktur

sumber daya air baik secara kualitas maupun kuantitas, dan peningkatan biaya

pemeliharaan infrastruktur sumber daya air.

Keinginan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan APBD secara cepat juga

menyebabkan terjadinya perubahan lahan konservasi sumber daya air menjadi

lahan perekonomian. Penggundulan hutan seluas 71.000 ha yang terjadi di Jawa

Tengah pada tahun 200011, misalnya, merupakan salah satu cara meningkatkan

APBD secara cepat. Bank Dunia mencatat, luas lahan hutan Indonesia pada awal

orde baru terdapat 142 juta ha, dan dalam kurun waktu 25 tahun tercatat tinggal 96

juta ha.

Pada hakikatnya, air tidak dibatasi oleh batas administratif tetapi lebih pada

daerah aliran sungai. Hal ini menyebabkan banyak DAS yang bersifat lintas

wilayah baik lintas kabupaten/kota, lintas provinsi, bahkan lintas negara. Dalam

era otonomi daerah saat ini dan dengan kondisi koordinasi yang lemah antar

pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kota, maka pengelolaan sumber daya air

menjadi lebih sulit. Apalagi ditambah dengan keterbatasan dana pengelolaan

sumber daya air yang ada.

Gambar II.4. DAS dan Batas Wilayah

                                                            11 Kahumas Perum Perhutani Unit I Jateng, Kompas, 24 Nov 2000

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

18  

II.1.2 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU

Lingkup pengelolaan sumber daya air meliputi upaya perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air, yang bertujuan

untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung dan fungsi

sumber daya air, pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan dengan

mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat, serta

mencegah, menanggulangi, dan memulihkan infrastruktur sumber daya air akibat

kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.

Gambar II.5. Lingkup Pengelolaan Sumber Daya Air12

Pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam melakukan

pengelolaan sumber daya air wajib melakukan proses manajemen secara

menyeluruh baik dari aspek teknis, finansial/ekonomi maupun sosial bahkan

politis. Secara aspek teknis harus dapat dijamin bahwa pengelolaan sumber daya

                                                            12 Dijabarkan dari UU No. 7 Tahun 2004 tentang SDA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

19  

air yang dilakukan akan memberikan manfaat yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan dan bahwa pembangunan infrastruktur sumber daya air tidak akan

merusak lingkungan. Apabila diperkirakan akan terjadi kerusakan lingkungan,

maka harus dicarikan alternatif dan upaya pencegahan atau apabila terpaksa

kegiatan tersebut dapat ditunda atau dibatalkan. Dari aspek finansial/ekonomi

telah dikaji manfaat apa yang akan diperoleh dengan pengelolaan sumber daya air

tersebut, bahkan bila memungkinkan pendapatan yang diperoleh akan dapat

meningkatan pendapatan daerah. Ada kalanya secara finansial, pengelolaan

sumber daya air kurang memberikan pendapatan tetapi apabila pengelolaan

sumber daya air tersebut dapat mengurangi kerugian masyarakat maka hal

tersebut dapat diprioritaskan untuk dilaksanakan. Kekurangan akan dana untuk

mengimplementasikan kegiatan tersebut dapat pula diupayakan melalui jalur

sosial ataupun politis.

Rekayasa pembangunan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang

didasarkan pada analisis dari berbagai aspek antara lain seperti teknis dan

finansial dengan hasil yang seoptimal mungkin. Tahapan yang dilakukan

umumnya terdiri dari 4 tahapan yaitu tahapan studi, perancangan, implementasi,

dan operasi dan pemeliharaan (O dan M).

Gambar II.6. Alur proses pembangunan (Kodoatie, 2005)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

20  

Pengelolaan sumber daya air terpadu bertujuan mengoptimalkan resultan

ekonomis dan kesejahteraan sosial dalam perilaku yang cocok tanpa mengganggu

kestabilan dari ekosistem. Pengelolaan sumber daya air dapat dilakukan melalui

cara struktural dan non-struktural untuk mengendalikan sistem sumber daya air

alam dan buatan.

Gambar II.7. Proses pembangunan (Kodoatie, 2005)

Kerangka konseptual pengelolaan sumber daya air setidaknya memperhatikan

bahwa:

a. Masalah sumber daya air adalah bersifat kompleks.

b. Wilayah sumber daya air dapat berupa bagian dari pengembangan

wilayah, dapat pula berupa bagian administratif.

c. Adanya relasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan

master plan sumber daya air.

d. Adanya batas teknis hidrologi, DAS, daerah aliran air tanah (groundwater

basin) yang pada kondisi wilayah tertentu dapat berbeda dengan DAS.

e. Pengelolaan sumber daya air dapat dilakukan secara natural/alami atau

man-made (campur tangan manusia).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

21  

f. Pengelolaan sumber daya air harus dipandang sebagai sesuatu yang

terpadu (integrated), meliputi banyak hal dan menyeluruh

(comprehensive) dan saling ketergantungan (interdependency).

Prinsip pengelolaan sumber daya air secara umum harus memenuhi kriteria

sebagai berikut:

a. pada dasarnya berupa pemanfaatan, perlindungan, dan pengendalian;

b. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan, dan berwawasan

lingkungan;

c. dalam satu sungai hanya berlaku satu rencana induk pengelolaan;

d. lingkup pengelolaan sumber air mencakup: pengelolaan daerah tangkapan

hujan, pengelolaan kuantitas air, pengelolaan kualitas air, pengendalian

banjir, dan pengelolaan lingkungan sungai;

e. pengelolaan terhadap infrastruktur keairan yang meliputi: sistem

penyediaan air (waduk, penampungan air, jaringan transmisi dan

distribusi, fasilitas pengolahan air); sistem pengelolaan air limbah

(termasuk fasilitas infrastruktur pendukungnya seperti fasilitas pengumpul,

pengolahan, pembuangan, sistem daur ulang); fasilitas pengelolaan

limbah; fasilitas pengendaian banjir, drainase dan irigasi; fasilitas lintas air

dan navigasi; serta fasilitas sistem kelistrikan (PLTA).

II.2. TEORI ORGANISASI

II.2.1 ORGANISASI SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang terikat

secara formal untuk mencapai tujuan bersama dengan membagi tugas dan

dikerjakan secara bersama, terdapat suatu kelompok atau seseorang yang menjadi

pimpinan dan sekelompok orang menjadi pengikut.13

                                                            13 Dr.K. Suhendra, SH.MSi. Manajemen dan Organisasi : Dalam Realita Kehidupan, 2008

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

22  

Dengan pengertian ini, dalam organisasi terdapat beberapa unsur, yaitu manusia

(dua orang atau lebih), ada ikatan formal, ada tujuan bersama, ada pembagian

tugas, serta ada orang atau kelompok yang menjadi atasan dan ada kelompok yang

menjadi bawahan.

Barnard merupakan seorang ahli organisasi yang pertama kali mempunyai

pengaruh atas pemikiran pengorganisasian modern. Dalam bukunya, The

Functions of the Executive, organisasi formal didefinisikan sebagai suatu sistem

kegiatan yang secara sadar dikoordinasikan oleh dua atau lebih orang. Dengan

definisi ini, Barnard menekankan kata sistem dan orang-orang. Orang-orang,

bukan kotak-kotak suatu bagan organisasi, yang membentuk organisasi formal.

Arti dasar pendapat Barnard dan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan tentang

definisi organisasi menurut teori modern yaitu organisasi sebagai proses yang

tersusun dalam suatu sistem dengan orang-orang didalamnya saling berinteraksi

untuk mencapai tujuan.

Kajian tentang teori organisasi modern bersifat multidisiplin yang dikembangkan

dari konsep-konsep dan teknik-teknik multi disiplin ilmu, seperti manajemen,

sosiologi, teori administrasi publik, ekonomi, psikologi, politik, dan bidang-

bidang disiplin ilmu lainnya. Teori modern berusaha untuk memberikan analisis

dan sintesis yang komprehensif terhadap bagian-bagian yang berhubungan dengan

semua studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang generalis.

Hal ini sering disebut analisis sistem pada organisasi.

Atas dasar uraian di atas, faktor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi

modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah dasar konsepsional\-

analitiknya, ketergantungannya pada data riset empirik, dan di atas semuanya,

sifat pemaduan dan pengintegrasiannya. Kualitas-kualitas ini merupakan kerangka

filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai

suatu sistem. Sesuai dengan teori sistem dapat dipahami bahwa setiap sistem

terdiri dari sub sistem-sub sistem yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

23  

sama lain. Sistem organisasi juga diibaratkan sebagai organisme hidup yang terus

tumbuh dan berkembang, tetapi bisa juga mati.

Bagian dasar pertama sistem adalah individu dan struktur kepribadiannya yang

diberikan kepada organisasi. Unsur utama kepribadian individu adalah motif dan

sikap yang dipengaruhi oleh harapannya untuk memperoleh kepuasan melalui

partisipasinya dalam organisasi.

Bagian kedua sistem adalah penentuan fungsi-fungsi formal yang biasa disebut

organisasi formal. Organisasi formal merupakan pola hubungan antar pekerjaan-

pekerjaan yang membangun struktur pada suatu sistem. Di sini penting dijalin

keselarasan interaksi antara permintaan organisasi dan individu.

Bagian ketiga dalam sistem organisasi adalah organisasi informal. Individu

mempunyai harapan untuk memuaskan kebutuhan melalui kontaknya dengan

orang lain dalam pekerjaannnya. Ini menimbulkan pola interaksi antara individu

dan kelompok informal.

Bagian keempat adalah struktur status peranan. Harus ada peleburan pola perilaku

timbal balik peranan yang dimainkan oleh organisasi formal dan organisasi

informal serta persepsi individu yang khas akan peranan atau proses peleburan

(fusion process) dapat pula dikatakan sebagai suatu kekuatan yang memainkan

peranan untuk menyatukan elemen-elemen yang berbeda secara bersama-sama

dalam memelihara integritas organisasi.

Bagian kelima adalah lingkungan fisik pelaksanaan pekerjaan. Walaupun hal ini

implisit pada organisasi formal dan fungsi-fungsinya tetapi penting untuk

dipisahkan.

Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal

yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

24  

proses tersebut adalah komunikasi, berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan

pengambilan keputusan.

1) Komunikasi sering disebut juga dalam teori neoklasik, tetapi tekanannya

pada deskripsi bentuk kegiatan komunikasi, yaitu formal-informal,

vertikal-horizontal dan lini-staf. Komunikasi, sebagai mekanisme yang

menghubungkan bagian-bagian sistem secara bersamaan, seharusnya

dipandang dengan lebih menekankan analisisnya. Dalam struktur

organisasi, arus komunikasi kemudian diterjemahkan sebagai alur

perintah, kewenangan dan pertanggungjawaban.

Salah satu aspek teori organisasi modern adalah mempelajari jaringan

komunikasi dalam sistem. Komunikasi dipandang sebagai cara yang

kegiatannya ditimbulkan oleh bagian-bagian sistem. Komunikasi bukan

hanya sebagai rangsangan atau stimulan yang menimbulkan kegiatan

tetapi juga pengendali dan pengkoordinasi mekanisme hubungan-

hubungan dalam sistem untuk satu pola hubungan yang sinkron.

2) Konsep keseimbangan adalah mengenai penyeimbangan mekanisme yang

dicapai dengan jalan menjaga hubungan struktural yang harmonis antar

bagian-bagian dalam sistem. Hal ini dicapai dengan stabilisasi atau

mekanisme adaptasi. Kedua bentuk keseimbangan ini yaitu quasi–

automatic dan inovatif, berusaha memelihara integritas sistem dalam

menghadapi perubahan lingkungan, baik internal maupun eksternal, yang

mempengaruhi sistem. Quasi–automatic dimaksudkan sebagai dinamika

yang menjaga agar keadaan dalam sistem tetap stabil atau sering disebut

sebagai homeostatis (keadaan yang stabil yang dicapai dengan dinamika

bukan statis).

Peranan inovatif sebagai usaha-usaha keseimbangan yang kreatif sangat

dibutuhkan bila organisasi perlu menyesuaikan diri dengan perubahan

lingkungan eksternal untuk menjaga sistem tetap dalam keadaan seimbang.

Program-program baru harus dikembangkan untuk memelihat sistem tetap

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

25  

harmonis di dalamnya. Hubungan saling bergantung antara organisasi dan

lingkungan secara sederhana tergambar dibawah ini.

Gambar II.8. Hubungan Organisasi dengan Lingkungannya

Dua hal di atas, yaitu komunikasi dan konsep keseimbangan, memberikan

pemikiran tentang sebuah model sibernetik (cybernetics model), suatu

model yang membahas tentang pengendalian dan komunikasi pada

manusia dan mesin. Sibernetik melakukan pengendalian dan memberikan

umpan balik dalam semua jenis sistem. Ini dimaksudkan untuk menjaga

stabilitas sistem dalam menghadapi perubahan. Sibernetik tidak dapat

dipelajari tanpa memperhatikan jaringan komunikasi, aliran informasi, dan

beberapa proses keseimbangan lainnya yang ditujukan untuk memelihara

integritas sistem.

3) Proses pengambilan keputusan adalah variabel internal dalam suatu

organisasi yang tergantung pada pekerjaan-pekerjaan, harapan-harapan

individu, motivasi, dan struktur organisasi. Keputusan ini meliputi dua hal

pokok, yaitu keputusan untuk berproduksi dan keputusan untuk

berpartisipasi dalam sistem. Keputusan untuk berproduksi merupakan hasil

interaksi antara sikap individu dan permintaan organisasi. Sedang

keputusan untuk partisipasi menyangkut hubungan imbalan yang

diberikan organisasi dengan permintaan organisasi. Hal ini juga

Organisasi

Keluaran Lingkungan adalah masukan bagi suatu organisasi

Lingkungan

Keluaran suatu organisasi adalah masukan bagi lingkungannya

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

26  

berhubungan dengan alasan mengapa orang tetap tinggal atau

meninggalkan organisasi.

Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan, seperti dalam

kasus berbagai sistem kompleks, atau hasil akhirnya saling tergantung. Tujuan-

tujuan ini adalah pertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Tujuan akhirnya berarti

bahwa sistem berfungsi sebagai perantara bagi asosiasi para anggota untuk

memperoleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan. Ketiga tujuan tersebut akan

membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda.

Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh para ahli sejalan

dengan pengembangan teori sistem umum.

Dalam menyusun suatu organisasi perlu diperhatikan prinsip sebagai berikut:

1. Prinsip Kejelasan Visi, Misi, dan Tujuan

Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

yang dirumuskan dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Visi, Misi, dan

Tujuan merupakan pengikat bagi para anggota maupun pengurus dalam

menjalankan organisasi. Demikian pula organisasi pemerintahan yang

dibentuk untuk melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Negara dalam

mewujudkan tujuan negara.

2. Prinsip Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam organisasi pemerintahan, prinsip ini menekankan adanya peran

aparatur Negara, mitra, dan masyarakat dalam mewujudkan tujuan Negara.

Prinsip ini menekankan peran serta keterlibatan seluruh stakeholder yaitu

pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, mitra, dan

masyarakat dengan cara memberikan peran dan peluang kepada

stakeholder untuk ikut serta dalam mewujudkan tujuan Negara.

3. Prinsip Pembagian Tugas

Dalam prinsip ini, seluruh tugas pemerintahan dibagai dalam tugas

organisasi atau satuan organisasi di bawahnya sehingga tidak ada tugas

yang tidak ditangani oleh organisasi atau satuan organisasi di bawahnya.

Tugas tersebut dijabarkan dalam fungsi-fungsi yang bertujuan untuk

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

27  

mewujudkan tujuan Negara. Prinsip ini juga ditujukan untuk menghindari

terjadinya tumpang tindih (overlapping) pelaksanaan tugas dan fungsi.

Pembagian tugas diperlukan dalam upaya sinergi untuk mencapai tujuan.

Dengan kejelasan tugas dan fungsi, peranan dan kontribusi yang harus

diberikan setiap orang kepada organisasi dan kompensasi yang akan

diperolehnya akan menjadi jelas.

4. Prinsip Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi

Prinsip ini menekankan keharusan akan adanya saling hubungan antarunit

organisasi, lembaga, pusat dan daerah, serta stakeholder sehingga

diperoleh satu kesatuan arah dan keserasian kebijakan dan tindakan untuk

mewujudkan tujuan. Prinsip ini juga dimaksudkan untuk menghindari

terjadinya tumpang tindih dan kevakuman dalam pelaksanaan tugas, serta

dapat menggerakkan seluruh potensi secara efisien untuk mencapai tujuan.

5. Prinsip Keberlangsungan Tugas/Berkesinambungan

Pelaksanaan kegiatan seringkali merupakan sasaran antara untuk mencapai

tujuan yang lebih besar atau jauh, jangka menengah, bahkan jangka

panjang. Setiap kegiatan merupakan rangkaian kegiatan selanjutnya yang

kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Dalam

pengorganisasian perlu dipertimbangkan pula adanya kepastian bahwa

tugas-tugas yang dilaksanakan akan terus berlangsung dalam kurun waktu

yang lama.

6. Prinsip Proporsionalitas

Prinsip ini menekankan bahwa dalam menyusun organisasi perlu

mempertimbangkan keserasian hubungan dan wewenang, baik internal,

beban tugas, kemampuan, dan sumber daya yang ada.

7. Prinsip Keluwesan

Prinsip ini menekankan bahwa desain tugas suatu organisasi perlu

disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan strategis

sehingga organisasi dapat berkembang atau menciut sesuai dengan

tuntutan perkembangan lingkungan, tugas, dan beban kerjanya. Organisasi

perlu dirancang untuk dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi secara

cepat.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

28  

8. Prinsip Pendelegasian Wewenang

Prinisp ini menekankan pada tugas-tugas yang perlu dan harus

didelegasikan kepada unit organisasi di bawahnya atau unit organisasi

daerah dan tugas-tugas apa yang harus dilaksanakan sendiri. Hal ini juga

perlu mempertimbangkan adanya beban tugas yang secara organisasi dan

kewenangannya dapat didelegasikan kepada unit organisasi di bawahnya.

9. Prinsip Rentang Kendali

Prinsip ini menekankan pada jumlah satuan kerja atau orang yang

dibawahi oleh seorang pimpinan diperhitungkan secara rasional. Hal ini

disebabkan keterbatasan kemampuan seorang pimpinan dalam melakukan

pengawasan terhadap bawahannya.

10. Prinsip Jalur dan Staf

Prinsip ini merupakan derivasi dari prinsip pembagian tugas dan

menekankan pada pembedaan unit kerja yang melaksanakan tugas utama

organisasi maupun tugas penunjang organisasi untuk nmencapai tujuan

organisasi secara keseluruhan.

11. Prinsip Kejelasan dalam Pembagian Tugas

Prinsip ini menekankan bahwa dalam menyusun organisasi dibuat bagan

yang menggambarkan secara jelas mengenai kedudukan, susunan jabatan,

pembagian tugas dan fungsi serta hubungan kerja antar satuan unit

organisasi.

12. Prinsip Legalitas

Prinsip ini menekankan bahwa setiap pembentukan organisasi harus

dilandasi dengan ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku sehingga

memberikan perlindungan bagi setiap anggota organisasi dalam

melaksanakan tugasnya secara jelas untuk mencapai tujuan organisasi.

Prinsip-prinsip tersebut pada dasarnya dapat memberikan beberapa keuntungan

dan manfaat sehingga dapat memicu terbentuknya organisasi yang baik yang

dapat memberikan dampak positif bagi kinerja organisasi. Beberapa keuntungan

dari prinsip prinsip pengorganisasian dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

29  

Table II.1. Prinsip Pengorganisasian dan Manfaat yang diperoleh

PRINSIP PENGORGANISASIAN

MANFAAT YANG DIPEROLEH

Prinsip kejelasan Visi dan Misi 1. 2. 3.

Memberikan arah organisasi Memberikan kesamaan komitmen untuk pencapaiannya Membantu para pelaksana pada setiap tingkat merancang kegiatan untuk mencapai tujuan

Prinsip Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat

1. 2. 3. 4.

Dapat mengetahui kebutuhan stakeholder Dapat membantu memperingan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sistem outsourcing Dapat lebih responsif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Dapat menerapkan konsep organisasi minimalis

Prinsip Pembagian Tugas 1. 2. 3. 4.

Semua tugas dapat diakomodasikan dengan baik Kejelasan akan siapa mengerjakan apa Kejelasan akan pertanggungjawaban Memperkecil terjadinya tumpang tindih

Prinsip Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi

1. 2.

Memberikan arah kerjasama yang jelas Keserasian pelaksanaan tugas

Prinsip Keberlangsungan Tugas/Berkesinambungan

1. 2.

Memberikan jaminan terhadap kesinambungan tugas Memberikan kepastian pelaksanaan tugas

Prinsip Proporsionalitas 1. 2.

Menjamin bahwa organisasi yang disusun efektif dan efisien Menghindari mekanisme pelayanan yang birokrasi

Prinsip Keluwesan 1. 2.

Dapat mengantisipasi perubahan dengan cepat Dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat

Prinsip Pendelegasian dan Penyerahan Wewenang

1. 2. 3.

Memperjelas kewenangan unit organisasi Menjamin terlaksananya kewenangan organisasi Terdistribusinya semua urusan organisasi

Prinsip Rentang Kendali 1. 2.

Menjadi pengawasan pelaksanaan kegiatan Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap pimpinan unit organisasi

Prinsip Jalur dan Staf 1. 2.

Memperjelas tugas utama dan tugas pendukung Memperjelas mekanisme koordinasi antarunit organisasi

Prinsip Kejelasan dalam Pembagian Tugas

1. 2. 3.

Menjamin pelaksanaan sistem akuntabilitas unit organisasi Menjamin mekanisme kerja yang jelas Memperjelas tugas dan fungsi unit organisasi

Prinsip Legalitas 1. 2.

Memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan tugas Menjadi dasar kewenangan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

30  

Fungsi lainnya yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan suatu

organisasi14 adalah:

1. The strategic apex, fungsi ini dilaksanakan oleh pimpinan tingkat puncak

dalam suatu organisasi yang diberi tanggung jawab terhadap organisasi

tersebut. Dalam organisasi pemerintahan pusat (eksekutif), fungsi strategic

apex berada pada Presiden dan untuk tingkat departemen berada pada

Menteri.

2. The Operating Core, fungsi ini ditujukan kepada pelaksana langsung tugas

organisasi. Dalam organisasi pemerintahan pusat, hal ini dilaksanakan oleh

Departemen, sedangkan di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Dinas

Provinsi. Untuk tingkat Departemen, fungsi ini dilakukan oleh Direktorat

Jenderal teknis.

3. The Middle Line, fungsi ini merupakan fungsi penghubung antara strategic

apex dengan operating core. Dalam organisasi pemerintahan pusat, fungsi

ini dilakukan oleh Kementerian Koordinator, sedangkan di tingkat

departemen dilakukan oleh Staf Ahli Menteri.

4. The Support Staff, fungsi ini memberikan dukungan kepada unit organisasi

lainnya dalam rangka mencapai tujuan. Dalam organisasi pemerintahan

pusat, fungsi ini dilakukan antara lain dilaksanakan oleh Sekretariat

Negara dan Sekretariat Kabinet, sedangkan di tingkat departemen, fungsi

ini dilakukan oleh Sekretariat Jenderal.

5. The Technostructure, fungsi ini merupakan fungsi perumusan, penyusunan

standar atau kebijakan tertentu yang harus dilaksanakan dalam rangka

pelaksanaan tugas organisasi. Dalam organisasi pemerintahan pusat, fungsi

ini dilakukan antara lain oleh BPPT, LIPI, dll, sedangkan di tingkat

departemen, fungsi ini dilakukan oleh Badan Litbang, Badan Pembinaan

Konstruksi dan Sumber Daya Manusia.

                                                            14 Diadopsi dari Mintzberg (1993:12-18)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

31  

6. The Controlling, fungsi ini merupakan fungsi pengawasan dalam

pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan. Dalam organisasi pemerintahan

pusat (eksekutif), fungsi ini dilakukan antara lain oleh BPK, MA, dll,

sedangkan di tingkat departemen, fungsi ini dilakukan oleh Inspektorat

Jendral.

Fungsi-fungsi tersebut bisa terdapat dalam hampir setiap organisasi, baik itu

organisasi pemerintah maupun organisasi nonpemerintahan. Demikian pula dalam

unit organisasi di bawahnya, seperti di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber

Daya Air. Di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air, fungsi strategic apex

dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air, fungsi operating core

dilaksanakan oleh direktorat teknis yaitu Direktorat Rawa, Direktorat Irigasi, dan

Direktorat Sungai Danau dan Waduk. Untuk fungsi support staf dilaksanakan oleh

Sekretariat Direktorat Jenderal dan untuk fungsi technostructure dilaksanakan

oleh Direktorat Bina Pengelolaan Sumber Daya Air dan Direktorat Bina Program.

Untuk fungsi controlling secara organisasi tidak dilakukan tetapi secara internal

dilakukan oleh masing-masing pimpinan direktorat atau sekretariat ditjen.

Sedangkan fungsi middle line secara organisasi dilaksanakan oleh para pejabat

fungsional yang memiliki keahlian tertentu untuk setiap bidang.

Tabel II.2. Fungsi organisasi di lingkungan Departemen PU dan Ditjen Sumber Daya Air FUNGSI

ORGANISASI DEPARTEMEN

PEKERJAAN UMUM DITJEN SDA

Strategic Apex Menteri Dirjen SDA Supporting Staff Sekretariat Jenderal Setditjen SDA Middle Line *) Staf Ahli Menteri

Staf Khusus -

Operating core Direktorat Jenderal (SDA, BM, CK, PR)

Direktorat Pelaksana (Rawa, Irigasi, Sungai Danau dan Waduk)

Technostructure Badan Litbang Badan PKSDM

Bina Program Bina Pengelolaan SDA

Controlling Inspektorat Jenderal - Catatan : *) Fungsi Middle Line, dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan, secara umum tidak perlu dibentuk unit khusus tetapi dalam pelaksanaan tugas seringkali dilaksanakan oleh para pejabat fungsional.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

32  

II.2.2 PENGORGANISASIAN DAN DESAIN ORGANISASI

Memahami tugas dan fungsi organisasi akan lebih lengkap jika dimulai dengan

pemahaman tentang pengorganisasian dan desain organisasi karena penjabaran

tugas dan fungsi merupakan bagian dari aktivitas pengorganisasian dan desain

organisasi. Pengorganisasian15 adalah fungsi dari pengumpulan sumberdaya,

alokasi sumberdaya, dan struktur pekerjaan untuk mengisi rencana-rencana yang

terorganisasikan. Dengan demikian, pengorganisasian merupakan penetapan oleh

pimpinan tentang tugas-tugas yang perlu dilaksanakan, siapa yang melaksanakan,

dan siapa saja yang berhak mengambil keputusan dalam pelaksanaan tugas

tersebut. Dalam dunia nyata, pengorganisasian muncul sebagai konsekuensi logis

dari adanya pembagian kerja dan sistem koordinasi serta pengendalian.

Pengorganisasian merupakan upaya untuk menyinergikan sumberdaya individu-

individu yang apabila tidak dilakukan secara sinergi tidak mampu mencapai hasil

yang lebih optimal. Melalui sinergi maka akan terjadi pengintegrasian tugas-tugas

yang terspesialisasi pada masing-masig individu. Dengan demikian, dapat

dimaknai bahwa pengorganisasian adalah upaya untuk menciptakan efisiensi dan

efektivitas penggunaan sumberdaya dan upaya menyinergikan tugas-tugas yang

terspesialisasi dalam rangka mencapai tujuan.

Melalui pengorganisasian, maka akan diperoleh manfaat bagi semua pihak yang

terlibat di dalamnya berupa:

a. Kejelasan tentang harapan-harapan kinerja individu dan jenis tugas-tugas

yang terspesialiasi.

b. Pembagian kerja, menghindari timbulnya duplikasi, konflik, dan

penyalahgunaan sumberdaya material maupun sumberdaya nonmaterial.

c. Terbentuknya suatu arus aktivitas kerja yang logis yang dapat

dilaksanakan dengan baik oleh individu-individu atau kelompok.

d. Saluran-saluran komunikasi yang mapan yang dapat membantu

pengambilan keputusan dan pengawasan.

                                                            15 Holt (1993:264)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

33  

e. Mekanisme-mekanisme yang terorganisasi memungkinkan tercapainya

harmoni antara para anggota organisasi yang terlibat dalam beraneka

ragam kegiatan.

f. Upaya-upaya yang difokuskan pada sasaran-sasaran secara logis dan

efisien.

g. Struktur otoritas yang tepat memungkinkan kelancaran pelaksanaan dan

pengawasan pada seluruh organisasi yang bersangkutan.

Langkah-langkah16 dalam proses pengorganisasi dilakukan sebagai berikut :

a. Melaksanakan refleksi tentang rencana dan sasaran/tujuan secara cermat.

b. Menetapkan tugas-tugas pokok.

c. Membagi tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian (sub-tugas).

d. Mengalokasi sumber daya dan petunjuk-petunjuk/SOP untuk tugas

tersebut.

e. Mengevaluasi hasil dari strategi pengorganisasian yang telah

diimplementasikan.

Adapun proses pengorganisasian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar II.9. Langkah-Langkah Proses Pengorganisasian

                                                            16 Certo, (1994:215)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

34  

Hal lain yang menjadi fokus dalam pengorganisasian adalah penyusunan desain

organisasi. Desain organisasi adalah keputusan dari pimpinan yang menghasilkan

struktur organisasi. Mendesain organisasi merupakan tindakan untuk

mengelompokkan pekerjaan ke dalam bagian-bagian dan menentukan alur

pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Proses menetapkan desain organisasi dilakukan melalui aktivitas sebagai berikut:

a. Pimpinan memutuskan bagaimana cara membagi tugas menyeluruh

menjadi tugas-tugas yang lebih kecil secara berurutan. Pimpinan membagi

seluruh aktivitas tadi menjadi rangkaian aktivitas yang lebih kecil yang

saling berhubungan. Hasil dari keputusan ini adalah mendefinisikan

pekerjaan menjadi aktivitas dan tanggung jawab khusus yang bercirikan

adanya spesialisasi.

b. Pemimpin membagikan wewenang untuk menjalankan pekerjaan.

Wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan tanpa meminta

persetujuan pimpinan tingkat atas dan hak untuk menuntut ketaatan orang-

orang yang telah diangkat dan berada dibawah pengendaliannya.

c. Pimpinan menentukan dasar dalam pengelompokan pekerjaan individu

yang menghasilkan kelompok-kelompok pekerjaan yang sejenis

(homogeneous) dan kelompok pekerjaan yang beragam (heterogenous).

d. Para pimpinan menentukan besaran ukuran yang pantas bagi kelompok

yang bertanggung jawab pada atasannya masing-masing. Penentuan

besaran kelompok ini didasarkan kepada rentang kendali.

Dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan dalam menentukan

desain organisasi sangat ditentukan oleh pilihan pimpinan terhadap keempat

aktivitas di atas. Penentuan struktur organisasi seperti sebuah pendulum yang

bergerak dari satu titik yang ekstrim di sebelah kiri ke titik yang ekstrim di

sebelah kanan. Pilihan pimpinan dapat ditetapkan di antara kedua titik pendulum

tersebut. Hal-hal yang membentuk variasi keputusan adalah pembagian kerja,

pendelegasian wewenang, departementasi, dan rentang kendali.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

35  

Dengan demikian, bentuk dan besaran struktur organisasi dapat dilihat sebagai

kontinum pilihan yang bergerak seperti gambar II.10 berikut ini.

Gambar II.10. Alternatif Pendulum Struktur Organisasi.

II.2.3 PEMBAGIAN KERJA, DEPARTEMENTASI, DAN RENTANG

KENDALI

Pembagian pekerjaan menyangkut kadar spesialisasi pekerjaan dalam membagi

tugas organisasi menjadi berbagai pekerjaan khusus yang memiliki aktivitas

tertentu. Pembagian kerja ini menguraikan apa yang harus dikerjakan dan

diselesaikan oleh orang yang mendapat pekerjaan tertentu. Pembagian kerja ini

dapat ditentukan berdasarkan metode kerja atau berdasarkan proses kerja atau

berdasarkan kriteria pengelompokan lainnya.

Pembagian kerja

Wewenang

Departementasi

Rentang kendali

Tinggi

Tinggi

Rendah

spesialisasi

rendah

Delegasi

sejenis Beragam

Dasar/Basis

Jumlah

sedikit Banyak

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

36  

Pendelegasian wewenang menyangkut seberapa besar wewenang yang

didelegasikan kepada setiap pekerjaan dan pelaksananya. Tinggi rendahnya

tingkat pendelegasian wewenang yang diputuskan oleh pimpinan tergantung pada

kebutuhan akan pengambilan keputusan, karakteristik pekerjaan, dan kebutuhan

akan pengendalian17 Pekerjaan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang

cepat, karekteristik pekerjaan yang mengandalkan kepada keahlian, dan pekerjaan

yang tidak memerlukan pengawasan yang terus menerus, akan lebih tepat

diberikan pendelegasian wewenang yang besar. Sedangkan pekerjaan yang tidak

memerlukan pengambilan keputusan yang cepat, karakteristik pekerjaan yang

memerlukan pertimbangan yang kompleks dan tidak terspesialisasi dengan baik

dan memerlukan pengendalian yang ketat karena adanya resiko yang besar apabila

terjadi kesalahan, maka akan lebih tepat jika pendelegasian wewenangnya rendah.

Meskipun ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pendelegasian

wewenang tadi tetapi tetap harus diperhatikan keuntungan yang diperoleh dengan

adanya pendelegasian wewenang sebagai berikut:

a. Pendelegasian yang tinggi mendorong pengembangan manajer yang

profesional. Dengan pendelegasian wewenang dalam pengambilan

keputusan penting, organisasi akan memberikan tantangan kepada para

pimpinan untuk meningkatkan keahlian dalam melaksanakan tugas.

b. Pendelegasian wewenang yang tinggi akan mendorong terjadinya

persaingan yang sehat dalam organisasi. Dengan adanya kewenangan

dalam pengambilan keputusan akan mendorong pimpinan yang mendapat

pendelegasian wewenang untuk menghasilkan keputusan yang terbaik bagi

organisasi.

c. Pendelegasian wewenang yang besar akan menimbulkan kepuasan bagi

pejabat dalam organisasi sehingga mendorong terciptanya motivasi kerja,

suasana kerja, dan iklim kerja yang kondusif yang pada gilirannya

meningkatkan produktivitas organisasi.

                                                            17 Gibson dkk, 1994:12

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

37  

Departementasi adalah proses menguraikan pekerjaan serta kekuasaan dalam

pekerjaan itu dan bersifat analisis. Artinya seluruh tugas organisasi diuraikan

secara berurutan menjadi tugas-tugas yang lebih kecil (pembagian kerja).

Kemudian tugas-tugas tadi digabungkan kedalam kelompok-kelompok

(departemen) tugas yang saling berhubungan. Alasan pentingnya pengelompokan

adalah adanya keperluan untuk melakukan koordinasi dan pengendalian karena

dengan semakin banyak pembagian kerja dan spesialisasi, maka semakin sulit

dilakukan koordinasi oleh seorang pimpinan. Untuk itu, perlu dibentuk kelompok

yang dikoordinasikan oleh pimpinan kelompok dan selanjutnya kelompok tadi

perlu dikoordinasikan dengan kelompok lain sehingga memerlukan pembentukan

kelompok yang lebih besar yang merupakan gabungan dari sub-sub kelompok tadi

dan pada akhirnya membentuk struktur organisasi. Dalam penentuan kelompok

diperlukan dasar penentuan kelempok yang biasa disebut dengan departementasi.

Adapun beberapa dasar dalam penentuan kelompok (departementasi) yang biasa

digunakan adalah:

a. Departementasi Fungsional

Departementasi fungsional adalah pengelompokan pekerjaan yang

dilakukan berdasarkan fungsi. Setiap organisasi harus menjalankan

aktivitas tertentu untuk melaksanakan pekerjaannya. Aktivitas tersebut

merupakan fungsi organisasi. Fungsi suatu organisasi berbeda-beda

menurut pekerjaan/wewenang yang dimilikinya. Sebuah rumah sakit,

misalnya, mempunyai fungsi pemberian layanan jasa dan pemberian

layanan adminstrasi, sedangkan organisasi tentara mempunyai fungsi yang

berbeda seperti penyiapan logistik, fungsi pelatihan, fungsi pertahanan

darat, fungsi pertahanan udara, fungsi pertahanan laut dan fungsi-fungsi

lain sesuai dengan tugas dan kewenangan organisasi.

b. Departementasi Teritorial

Metode ini lazimnya untuk departementasi kelompok-kelompok atas dasar

wilayah. Argumentasi rasional penggunaan metode teritorial adalah bahwa

semua aktivitas dalam sebuah wilayah tertentu harus diserahkan kepada

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

38  

satu orang pimpinan. Pimpinan itulah yang harus bertanggung jawab atas

segala aktivitas dalam wilayahnya. Misalnya Kantor Wilayah.

c. Departementasi Produk

Metode departementasi produk menentukan bahwa pembagian kelompok

didasarkan pada jenis produk. Metode ini memberikan kewenangan

kepada seorang manajer untuk mengelola satu produk mulai dari bahan

baku, proses pengolahan, dan pemasaran.

d. Departementasi Pelanggan

Departementasi pelanggan menentukan bahwa keputusan penentuan

kelompok didasarkan pada karakteristik dan jenis pelanggan. Kelompok

pelanggan dibagi berdasarkan aktivitas, jenis kelamin, jasa yang

dibutuhkan, atau karakteristik lainnya. Perguruan tinggi misalnya dapat

membentuk kelompok departemen berdasarkan klasifikasi bidang studi

mahasiswanya, misalnya fakultas teknik, fakultas ekonomi, dan lainnya.

Beberapa perusahaan swasta membagi kelompok organisasinya menurut

jenis penyakit; seperti rumah sakit bersalin, dan rumah sakit jantung.

e. Departementasi Gabungan

Departementasi dalam banyak organisasi besar tidak dapat dilakukan

dengan satu metode departementasi saja. Mengingat kompleksnya

pekerjaan dan spesialisasi, maka metode departementasi yang digunakan

merupakan gabungan dari beberapa metode. Namun yang perlu diingat

adalah bahwa pada prinsipnya metode departementasi yang digunakan

tidak boleh menimbulkan duplikasi dan ketidakjelasan pekerjaan tiap

kelompok atau departemen.

Untuk menentukan departemen/kelompok yang sejajar seharusnya digunakan

metode yang sama tetapi untuk kelompok di bawahnya dapat digunakan metode

yang berbeda dengan metode departementasi kelompok di atasnya. Sebagai

contoh, penentuan departemen di Angkatan Bersenjata pada tingkat nasional

ditentukan berdasarkan fungsi. Sedangkan kelompok yang berada dibawah

masing-masing fungsi tersebut dibentuk berdasarkan teritorial.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

39  

Namun, harus dihindari penggunaan metode departementasi yang berbeda pada

level yang sama. Misalnya di tingkat nasional penentuan departemen/kelompok

ada yang berdasarkan fungsi dan ada yang berdasarkan teritorial sehigga akan

terjadi duplikasi antarkelompok/departemen dalam melaksanakan kegiatan.

Faktor lain yang perlu mendapat perhatian dan mempengaruhi keputusan

mendesain organisasi adalah rentang kendali. Rentang kendali adalah menyangkut

kemampuan seorang pemimpin dalam melakukan hubungan dengan orang-orang

yang bekerja di bawah kelompok/departemennya. Semakin besar kemampuan

manajer dalam melakukan hubungan dengan orang-orang di bawahnya maka

semakin luas rentang kendali dan sebaliknya semakin kecil kemampuan manajer

dalam melakukan hubungan dengan bawahannya maka semakin kecil pula rentang

kendali.

Penentuan rentang kendali dipengaruhi oleh beberapa faktor yang amat penting

sebagai berikut:

a. Hubungan wajib

Dalam melakukan hubungan komunikasi antara pimpinan dan bawahan

tidak semua pekerjaan menuntut komunikasi yang tinggi. Ada beberapa

jenis pekerjaan yang tidak memerlukan hubungan komunikasi yang tinggi

antara pemimpin dan anak buahnya. Seorang pimpinan tim peneliti

memerlukan komunikasi yang tinggi dengan timnya.

b. Tingkat spesialisasi

Pekerjaan yang terspesialisasi tinggi dan cenderung rutin membuat

pegawai mempunyai keahlian dalam melaksanakannnya. Pekerjaan seperti

ini membutuhkan hubungan komunikasi yang tidak begitu tinggi karena

bawahan telah mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik karena sudah

terbiasa dan sudah ahli sedangkan pekerjaan yang mempunyai

kompleksitas yang tinggi memerlukan hubungan komunikasi yang lebih

tinggi antara pimpinan dengan bawahannya sehingga jumlah bawahan

yang menjadi tanggung jawabnya akan lebih sedikit.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

40  

c. Kemampuan berkomunikasi

Rentang kendali pada dasarnya adalah hubungan komunikasi antara

pimpinan dengan bawahan. Semakin tinggi kemampuan komunikasi

seorang pimpinan, maka semakin banyak hubungan komunikasi yang

mampu dilakukannnya sehingga pimpinan yang mempunyai kemampuan

komunikasi tinggi mampu membawahi bawahan lebih banyak.

Rentang kendali yang terlalu kecil mengakibatkan munculnya banyak kelompok

dan akan memperpanjang rentang struktur organisasi dari unitkerja yang paling

bawah sampai pada puncak manajemen. Organisasi yang mempunyai struktur

yang terlalu banyak akan memperlambat dan menghambat laju arus komunikasi

dari atas ke bawah maupun sebaliknya karena setiap arus informasi harus

mengikuti setiap jenjang dalam struktur organisasi. Hal tersebut akan

mengakibatkan organisasi akan lambat menghadapi perubahan dan tidak responsi

terhadap tuntutan karyawan maupun perubahan perilaku pelanggan.

II.2.4 PEMBAGIAN KEWENANGAN PUSAT DAN DAERAH

Tidak ada satupun konsep pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat

dengan Pemerintah Daerah yang memberikan batasan dengan tegas. Begitu juga

dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan di dunia mempunyai batasan

kewenangan yang berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya dalam

membagi urusan antara pemerintah pusat dengan daerah. Ada dua bentuk18

hubungan pemerintahan antara pusat dan daerah, yaitu bentuk negara federal dan

negara kesatuan.

Di negara federal, urusan yang menjadi kewenangan pemerintah federal adalah

urusan yang diserahkan oleh negara-negara bagian pada saat pembentukan negara

federasi yang dituangkan dalam konstitusi yang disusun melalui referendum.

Umumnya, kewenangan pemerintah federal adalah urusan yang menyangkut

                                                            18 C.F Strong, Modern Political Constitution (1984)

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

41  

kedaulatan ke luar yaitu kekuasaan negara dalam berhubungan dengan negara

lain.

Adapun urusan yang berkaitan dengan kedaulatan ke luar, meliputi hubungan

diplomasi dengan negara lain dan badan-badan dunia, mata uang (moneter),

pertahanan dan keamanan, menjadi kewenangan pemerintah federal, sedangkan

urusan yang menyangkut kedaulatan ke dalam yaitu supremasi pemerintah dalam

menciptakan tertib sosial dan pembangunan dalam negeri menjadi kewenangan

negara bagian.

Sedang di negara kesatuan, semua urusan baik yang menyangkut kedaulatan ke

luar maupun kedaulatan ke dalam menjadi kewenangan pemerintah pusat

sehingga tidak ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah

yang diatur secara tegas dalam konstitusi negara kesatuan. Urusan yang menjadi

kewenangan pemerintah daerah hanyalah urusan yang diserahkan oleh pemerintah

pusat kepada daerah.

Teknik pembagian urusan antara pemerintah pusat dan daerah dilakukan dengan

dua cara, yaitu ada negara yang membagi dengan rinci kewenangan pemerintah

federal/pusat, sedangkan sisanya (reserve of power) menjadi kewenangan negara

bagian/daerah. Atau sebaliknya, ada negara yang menguraikan dengan rinci

kewenangan negara bagian/daerah sedangkan sisanya menjadi kewenangan

pemerintah federal/pusat.

Semakin besar sisa kewenangan yang diberikan kepada daerah/negara bagian,

maka negera tersebut semakin mendekati bentuk negara federal dan sebaliknya

semakin besar kewenangan yang diberikan kepada pemerintah pusat, maka negara

tersebut mendekati bentuk negara kesatuan.

Di negara federal, kewenangan antara pemerintah federal dengan pemerintah

negara bagian telah diatur secara jelas dan rinci dalam konstitusi. Namun, di

negara kesatuan, pembagian kewenangan tersebut tidak memiliki batasan yang

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

42  

jelas dan sangat tergantung kepada kemauan politik (political will) dari

pemerintah pusat. Pembagian kewenangan di negara kesatuan ini dikenal dengan

desentralisasi.

Selain melalui desentralisasi, pemerintah pusat dapat mendelegasikan pelaksanaan

tugasnya kepada pejabat atau badan pemerintah pusat yang ada di daerah atau

pemerintah daerah melalui dekonsentrasi. Namun, dekonsentrasi tidak dapat

dianggap sebagai pembagian kewenangan antara pusat dan daerah karena dengan

azas dekonsentrasi, kewenangan dan tanggung jawab tetap berada di tangan

pemerintah pusat, sedangkan pejabat atau organ pemerintah pusat di daerah

ataupun pemerintah daerah hanyalah pelaksana yang wajib mempertanggung-

jawabkan tugasnya kepada pemberi tugas.

Selain itu, pendelegasian wewenang juga dapat dilaksanakan melalui tugas

pembantuan. Tugas pembantuan diartikan sebagai penyerahan tugas oleh

pemerintah yang lebih tinggi kepada pemerintah yang lebih rendah yang bukan

merupakan organ/badan yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada

pemerintah pusat yang memberikan tugas. Tugas pembantuan tidak dapat

dikategorikan sebagai pembagian kewenangan karena pada dasarnya kewenangan

masih tetap dimiliki oleh pemerintah yang memberikan tugas yang sifatnya hanya

sementara (temporary). Penerima tugas hanya bertindak selaku pelaksana.

Pembagian kewenangan yang bersifat relatif tetap (permanent) antara pemerintah

pusat dan daerah dalam negara kesatuan adalah melalui desentralisasi. Melalui

desentralisasi, pusat dan daerah berbagi kewenangan dan masing-masing

mempunyai hak untuk mengatur sendiri urusan yang menjadi kewenangannya.

Beberapa kelebihan19 pembagian kewenangan melalui desentralisasi antara lain:

a. Menyediakan kesempatan yang lebih besar kepada anggota masyarakat

untuk memilih dan dipilih.

                                                            19 Riswandha Imawan (2003)

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

43  

b. Sebagai media pelatihan dan kaderisasi kepemimpinan bagi kader lokal

untuk menuju ke tingkat nasional.

c. Pendidikan bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan rasa tanggung

jawab.

d. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mempengaruhi

kebijakan lokal.

e. Meningkatkan tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dengan

terbukanya akses masyarakat dalam proses politik.

f. Meningkatkan kemampuan pemerintah untuk melayani masyarakat.

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam memberikan variasi terhadap

desentralisasi yaitu prinsip desentralisasi terbatas dan desentralisasi yang seluas-

luasnya. Penerapan prinsip ini membawa konsekuensi terhadap luasnya

kewenangan yang diberikan kepada daerah. Dalam desentralisasi terbatas, urusan

yang diserahkan kepada daerah dibatasi, baik pada jenis urusan yang menjadi

kewenangan maupun tingkat ke dalam/kebebasan daerah dalam melaksanakan

urusan tersebut, sedangkan dalam prinsip desentralisasi yang seluas-luasnya atau

sering juga disebut otonomi seluas-luasnya, daerah diberikan jenis kewenangan

yang sangat luas dan diberikan kebebasan penuh dalam menjalankan urusan

tersebut mulai dari penetapan kebijakan, implementasi, evaluasi, sampai pada

tindak lanjutnya.

Meskipun pada kedua prinsip tersebut ada arah tentang pembagian kewenangan,

tetapi tetap masih terdapat kesulitan dalam menentukan kriteria yang terukur dan

rinci dalam pembagian urusan antara pemerintah pusat dan daerah.

Dalam penyusunan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, digunakan teori

residu (reserve of power) dalam membagi kewenangan antara pemerintah pusat

dan daerah, yang dalam Undang-Undang tersebut hanya diuraikan urusan yang

menjadi kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, sedangkan

sisanya (residu) menjadi kewenangan kabupaten/kota.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

44  

Namun dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah,

penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi ke dalam dua macam urusan yaitu

urusan yang sepenuhnya menjadi urusan pemerintah pusat yaitu urusan luar

negeri, keuangan/moneter, peradilan, politik luar negeri, pertahanan keamanan

dan agama sedangkan urusan lainnya menjadi urusan konkuren (urusan bersama)

yang dibagi antara pemerintah pusat dan daerah.

Untuk membagi urusan konkuren tersebut ditetapkan indikator/kriteria untuk

menentukan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, pemerintah

provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Indikator/kriteria tersebut adalah

efisiensi, eksternalitas dan akuntabilitas. Berdasarkan kriteria tersebut pembagian

urusan antara pemerintah pusat dengan daerah telah dituangkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara

pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota.

Konsekuensi logis dari desentralisasi dan pembagian urusan tersebut adalah

adanya perubahan terhadap volume tugas, baik bagi pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah, yang menuntut adanya penyesuaian terhadap struktur birokrasi

dan jumlah sumber daya manusia pada pemerintah pusat maupun pada pemerintah

daerah.

Penyesuaian akan beban tugas bagi pemerintah pusat inilah yang menyebabkan

perlu adanya perubahan paradigma pemerintah pusat. Perubahan paradigma

pemerintahan bertitik tolak dari pemahaman dan pergeseran peran fungsi dasar

pemerintahan yang menyangkut peran dan fungsi instansi pemerintah meliputi:

1. peran dan fungsi yang harus dilakukan,

2. peran dan fungsi yang tidak harus dilakukan.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

45  

Perubahan paradigma ini juga tidak terlepas dari 4 fase evolusi pemerintah20 yaitu:

a. Fase Pertama, adalah pemerintah yang eksis pada negara tradisional masa

lampau yang berbentuk monarki mutlak. Pada masa ini, pemerintah

memiliki makna sepenuhnya sebagai “gouvernance” (royal officer) yang

merupakan aparat yang harus loyal menjalankan perintah kekuasaan

monarkhi raja atau kaisar.

b. Fase Kedua, adalah pemerintah yang eksis pada masa konsolidasi

demokrasi. Pemerintahan pada fase ini memiliki orientasi untuk

mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan peran yang dominan

melaksanakan pembangunan. Pada fase ini, pemerintah adalah aktor

tunggal yang dipandang sebagai satu-satunya kendaraan yang tepat,

legitimate, dan tidak terbantahkan untuk melakukan perubahan sosial,

mendorong pemerataan (equality), dan melaksanakan pembangunan

ekonomi (economic development).

c. Fase Ketiga, adalah masa marketisasi peranan pemerintah. Pada masa ini

terjadi pengurangan peranan pemerintah (terutama dalam bidang ekonomi)

digantikan oleh peranan sektor swasta dalam menjalankan peran-peran

tradisional yang lama dipegang oleh pemerintah. Oleh karenanya

intervensi dan peranan negara (terhadap kegiatan ekonomi) dibatasi.

d. Fase Keempat dan terakhir adalah pemerintah yang melakukan adopsi

terhadap nilai-nilai entrepreneurship. Pada masa ini, proses repositioning

pemerintah tidak hanya dilakukan dalam konteks mengurangi peranan

ekonomi, melainkan juga dalam konteks reformasi manajerial. Manajemen

negara yang semula mengadopsi model pemerintahan birokrasi tradisional

kemudian direformasi melalui pendekatan new public management yang

mengadopsikan nilai-nilai swasta (entrepreneurship) pada institusi-

institusi pemerintahan. Peran pemerintah berubah sepenuhnya dari

“pengatur” menjadi “pengarah” atau “fasilitator masyarakat”.

                                                            20 Pierre & Peters, (2000, h. 2-3)

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

46  

Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi/kabupaten/kota,

pada dasarnya memiliki “kekuasaan yang memaksa”. Pemerintah adalah suatu

lembaga yang dibentuk untuk mewujudkan cita-cita masyarakat suatu bangsa serta

membuat dan melaksanakan keputusan bersama untuk mencapai cita-cita itu.

Pemerintah mendapatkan mandat yang otoritatif untuk mendayagunakan sumber-

sumber daya yang ada pada masyarakat untuk melaksanakan tugas itu. Pemerintah

memiliki legitimasi kekuasaan yang bersifat memaksa. “Kekuasaan yang

memaksa” itu timbul karena adanya legitimasi undang-undang yang dimiliki

pemerintah untuk bertindak atas nama Negara/Wilayah dalam konteks menjaga

dan menjamin kepentingan sosial dalam proses pencapaian tujuan.

II.2.5 ARAH PENATAAN ORGANISASI

a. Organisasi Disusun Berdasarkan Visi dan Misi

Visi dan misi yang jelas merupakan prasyarat utama dalam penyusunan

organisasi pemerintahan. Proses penyusunan dan penataan organisasi

pemerintahan harus mampu menyeimbangkan antara kemampuan sumber

daya organisasi dengan kebutuhan masyarakat. Demikian pula dengan

strategi yang jelas dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Pimpinan

Pemerintahan dapat menentukan desain organisasi yang tepat untuk

menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi. Keberlanjutan organisasi

dapat dilakukan dengan menempatkan sumber daya manusia yang tepat

pada struktur organisasi yang telah dirancang dengan baik. Organisasi

pemerintahan yang digerakkan oleh visi, misi, strategi yang jelas

diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan melayani

masyarakat maupun stakeholder lainnya.

Jika digambarkan dalam sebuah piramida, dalam organisasi pemerintahan

yang berlandaskan visi dan misi yang jelas, pada puncaknya adalah visi

tentang kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diberikan

oleh setiap organisasi pemerintahan. Penopang puncak piramida adalah

para pemimpin organisasi pemerintah yang mempunyai visi tentang

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

47  

strategi untuk mengimplementasikan visi kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik. Sementara pada bagian bawah piramida adalah

peraturan-peraturan dan para staf atau aparatur yang berdedikasi sebagai

pelaksana kebijakan pimpinan dalam mewujudkan pelayanan publik yang

baik.

b. Organisasi Bersifat Datar (Flat)

Organisasi Pemerintahan dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk hal tersebut adalah memberikan

pelayanan yang lebih baik dengan menerapkan prosedur birokrasi yang

tidak berbelit, rumit atau panjang, dengan kata lain membentuk organisasi

yang bersifat datar. Pada organisasi yang bersifat datar struktur

organisasinya tidak terdiri dari banyak tingkatan atau hirarki sehingga

proses pengambilan keputusan dan pemberian pelayanan akan berjalan

lebih cepat dan efektif.

c. Organisasi Bersifat Ramping

Perampingan organisasi pemerintahan dimaksudkan agar pembidangan

secara horizontal dapat ditekan seminimal mungkin. Struktur organisasi

lebih mengakomodasi bidang-bidang yang sesuai dengan visi, misi, dan

strategi yang sesuai dengan beban dan sifat tugasnya. Dengan organisasi

yang bersifat ramping, kontrol kendali organisasi akan berada pada posisi

yang ideal.

Pembengkakan organisasi pemerintahan akan berdampak pula terhadap

melebarnya rentang kendali yang akan menimbulkan inkoherensi

kelembagaan. Kondisi ini dapat terjadi karena fungsi yang seharusnya

ditangani dalam satu kesatuan unit harus diderivasi ke beberapa unit

organisasi. Dalam kondisi demikian, kegiatan organisasi akan mengarah

pada proliferasi birokrasi sehingga berpotensi menimbulkan disharmoni

atau bahkan friksi antarunit organisasi sebagai akibat dari tarik-menarik

kewenangan.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

48  

d. Organisasi Bersifat Jejaring (Networking)

Pada sistem pemerintahan yang bersifat desentralistik diperlukan suatu

prakarsa dan kreativitas yang berkesinambungan dalam upaya

meningkatkan kemampuan dan kapasitas pemerintahan. Pemerintah

bukan lagi satu-satunya stakeholder yang menggerakkan kegiatan

pembangunan. Pemerintah harus bekerja sama dengan stakeholder lainnya

dalam menggerakkan pembangunan. Stakeholder lainnya antara lain

adalah masyarakat, pelaku usaha (swasta), Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM), Perguruan Tinggi, maupun pemerintah daerah lain, baik

pemerintah provinsi/kabupaten/kota.

Perubahan peran pemerintah yang luas dalam kegiatan pembangunan,

memungkinkan terjadinya suatu proses perubahan dari “steering” menjadi

“rowing” dan “providing” menjadi “enabling”. Dengan perubahan peran

tersebut, Pemerintah lebih banyak memfasilitasi, mengoordinasikan,

mengarahkan, dan mengontrol. Perubahan peran ini mendorong

pemerintah atau organisasi publik menjadi lebih efektif dan efesien dalam

menyelenggarakan kegiatan pemerintahan pada umumnya.

Berkaitan dengan penyusunan organisasi pemerintahan, memanfaatkan

hubungan jejaring (networking) dengan stakeholder lainnya akan sangat

penting dalam rangka memanfaatkan keunggulan komparatif. Sarana

jejaring tersebut sangat bermanfaat sebagai sarana untuk saling berbagi

pengalaman, berbagi keuntungan dari kerjasama, maupun berbagi dalam

memikul tanggung jawab pembiayaan secara proporsional. Organisasi

jejaring dapat memperkuat eksistensinya dan dapat bertahan secara

berkelanjutan dalam iklim yang kompetitif. Secara tidak langsung, dengan

berorientasi pada struktur organisasi jejaring akan mendorong terciptanya

organisasi yang kecil tetapi memiliki jejaring yang luas (small

organization but large networking).

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

49  

Gambar II.11. Peran Pemerintah dalam Pembangunan21

e. Organisasi Bersifat Fleksibel dan Adaptif

Dinamika perubahan dalam berbagai kehidupan di luar organisasi akan

berpengaruh terhadap organisasi. Perubahan-perubahan yang terjadi

seperti perubahan teknologi, pengetahuan, informasi, sosial, dan politik

menjadi masukan yang berguna bagi kelangsungan organisasi

pemerintahan. Oleh karena itu, agar organisasi pemerintahan mampu

mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi, struktur organisasi

pemerintahan harus bersifat fleksibel dan adaptif.

Upaya membentuk organisasi yang adaptif adalah suatu kegiatan yang

berorientasi pada perbaikan dalam di bidang struktur organisasi,

prosedural organisasi, dan struktur kultur organisasi. Kegiatan tersebut

dapat dilakukan melalui pembinaan organisasi. Dalam perspektif individu,

                                                            21 Bahan Sosialisasi UPT, Ditjen SDA, 2006

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

50  

pembinaan organisasi dapat membantu individu untuk bekerja dan

menjalankan tugas-tugasnya secara lebih efektif dan efisien. Dalam

perspektif organisasi, pembinaan organisasi dapat membantu dan

mendorong organisasi menjadi tetap sehat dan lebih mencapai efisiensi

kerja dalam kondisi dan situasi yang dinamis, serta mampu berpartisipasi

dalam perkembangan teknologi, sosial, politik, dan ekonomi serta dapat

bertahan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam

lingkungannya.

f. Organisasi Banyak Diisi Jabatan Fungsional

Sejalan dengan bentuk organisasi yang bersifat datar, organisasi

pemerintahan sebaiknya diisi oleh pejabat-pejabat fungsional yang lebih

mengedepankan kompetensi dan profesionalitas dalam pelaksanaan

tugasnya. Jabatan struktural sebaiknya dibentuk terbatas dalam rangka

mewadahi tugasnya yang bersifat manajerial saja sehingga perlu

disederhanakan hanya untuk tingkatan pimpinan tertentu saja.

Bentuk organisasi yang lebih banyak mengedepankan jabatan fungsional

memungkinkan peningkatan produktivitas kerja dan melancarkan

pekerjaan dalam organisasi pemerintahan. Tugas-tugas dari pejabatnya

akan lebih terbatas sehingga setiap pejabat akan menjadi mahir dan

spesialis di bidangnya.

g. Organisasi Bervariasi

Dalam menyusun organisasi pemerintahan memungkinkan terjadi

perbedaan antara satu departemen dengan departemen yang lain, antara

unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lainnya. Setiap departemen

dapat menyusun organisasi sesuai dengan strategi yang didasarkan pada

kondisi, karakteristik, dan kemampuannya, khususnya disesuaikan dengan

kemampuan sumberdaya yang dimiliki.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

51  

h. Tata kerja, Tatalaksana, dan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

Tata kerja merupakan proses pembagian kerja ke dalam spesialisasi-

spesialisasi khusus dan pengelompokan kerja dalam kelompok-kelompok

tertentu yang di dalamnya berisikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan

dan berisikan kewenangan yang merupakan hak untuk mengambil

keputusan dan meminta kepatuhan kepada orang yang ada di bawahnya

serta berisi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan

pekerjaan. Tata kerja organisasi biasanya digambarkan dalam struktur

organisasi di mana pembagian pekerjaan, arus pekerjaan, dan

pengelompokan pekerjaan digambarkan dalam bagan dan dideskripsikan

dalam uraian tugas pokok dan fungsi pada tiap unit organisasi.

Kelompok pekerjaan dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu kelompok

yang pekerjaan yang langsung melaksanakan pekerjaan untuk

memproduksi barang/jasa menjadi inti kegiatan organisasi, yang biasa

dikenal dengan jalur lini, dan kelompok kedua yang merupakan kelompok

yang mendukung organisasi dalam melaksanakan misinya yang biasa

disebut jalur staf.

Penentuan tata kerja berupa struktur organisasi dan deskripsinya dilakukan

melalui aktivitas desain struktur organisasi. Berbagai masalah dapat terjadi

dalam aktivitas mendesain organisasi yang pada akhirnya dapat

mengganggu efektivitas dan efisiensi organisasi. Beberapa masalah yang

mungkin akan timbul adalah:

a. Perumusan sasaran dan tujuan tidak jelas sehingga pekerjaan

secara keseluruhan tidak bisa digambarkan dengan jelas;

b. Tidak seluruh pekerjaan dibagi habis ke dalam unit-unit organisasi

sehingga ada pekerjaan sisa yang tidak menjadi kewenangan salah

satu unit organisasi atau sebaliknya terjadi duplikasi dalam

pembagian pekerjaan antarunit kerja sehingga terjadi konflik

antarunit organisasi;

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

52  

c. Uraian pekerjaan tidak didefinisikan dengan jelas sehingga dalam

pelaksanaannya terjadi penyimpangan atau kesalahan;

d. Alur perintah dan pertanggungjawaban tidak dirumuskan dengan

jelas sehingga terdapat kesulitan dalam koordinasi dan komunikasi.

Tatalaksana adalah aktivitas pengaturan mekanisme dan prosedur

pelaksanaan pekerjaan. Mekanisme dan prosedur pelaksanaan pekerjaan

dituangkan dalam standar operasi dan prosedur (SOP). Standar operasi

merupakan norma, kuantitas, dan kualitas pekerjaan yang wajib dipenuhi

oleh organisasi, sedangkan prosedur merupakan rangkaian proses dan

urutan aktivitas yang wajib dijalankan oleh organisasi.

Untuk mengukur dan mengevaluasi proses pelaksanaan pekerjaan, maka

SOP merupakan acuan untuk menilai apakah suatu pekerjaan telah

dilaksanakan sesuai dengan norma, kualitas, kuantitas dan mekanisme

yang telah ditetapkan. Standar norma termasuk standar perilaku, standar

waktu, standar kualitas, dan standar lainnya yang ditetapkan. Dalam SOP

juga mengatur siapa mengerjakan apa dan bagaimana cara

mengerjakannya.

II.3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Untuk dapat memberikan alternatif bentuk kelembagaan institusi pengelolaan

sumber daya air perlu dilakukan kajian terhadap fenomena organisasi Ditjen

Sumber Daya Air yang telah ada sebelumnya baik pada masa orde baru sampai

dengan saat ini. Dari pengamatan sesaat diperoleh informasi bahwa jumlah

jabatan struktural Ditjen Sumber Daya Air makin lama makin bertambah besar

sehingga terjadi pelaksanaan kegiatan yang saling tumpang tindih, terutama pada

saat terbentuknya unit pelaksana teknis. Untuk meningkatkan kinerja organisasi

perlu dilakukan evaluasi tentang tugas dan fungsi kelembagaan pengelolaan

sumber daya air berdasarkan tugas, fungsi, wewenang, paradigma dan

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

53  

departementasi, sehingga dapat dianalisis apakah kelembagaan yang ada saat ini

sudah sesuai atau perlu melakukan penyesuaian (right sizing).

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam diagram pola pikir pemecahan masalah

sebagai berikut :

Gambar II.12. Pola Pikir Pemecahan Masalah

Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air melalui peningkatan fungsi

organisasi perlu diutamakan sehingga target untuk mewujudkan organisasi yang

ramping struktur dan kaya fungsi dapat tercapai. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

kajian departementasi yang sesuai dan pembagian tugas dan wewenang yang

seimbang dengan memperhatikan prinsip pengelolaan sumber daya air yang

berkelanjutan. Dari hasil analisis tersebut akan dapat ditentukan alternatif

kelembagaan pengelolaan sumber daya air yang sesuai dengan amanat Undang

Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

54  

Secara umum, transformasi kelembagaan bidang sumber daya air dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar II.13. Transformasi kelembagaan sumber daya air

Dalam kajian ini, hanya akan dilakukan pembahasan mengenai struktur

kelembagaan Ditjen Sumber Daya Air dengan melibatkan stakeholder terkait,

yaitu pelaksana pengelolaan sumber daya air dari internal Ditjen Sumber Daya

Air, UPT Ditjen Sumber Daya Air, dan Dinas Provinsi yang menangani

pengelolaan sumber daya air mengingat fokus penelitian berada pada kewenangan

pengelolaan sumber daya air yang berada pada pemerintah pusat yang

dilaksanakan oleh Ditjen Sumber Daya Air, baik yang dilaksanakan sendiri

maupun dilaksanakan oleh UPT Ditjen Sumber Daya Air.

Penelitian dilakukan melalui studi pustaka dan pengamatan pada institusi Ditjen

Sumber Daya Air. Pengumpulan kuesioner terbatas dari beberapa narasumber di

lingkungan direktorat teknis, unit pelaksana teknis, dan dinas provinsi yang

menangani sumber daya air. Informasi yang dikumpulkan mencakup informasi

kewenangan pemerintah pusat terhadap pengelolaan sumber daya air baik di pusat

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TEORI PENGELOLAAN · PDF fileSedangkan, hujan yang turun di hutan, permukaan ... Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah ... kabupaten, kota,

55  

maupun di daerah, manfaat keberadaan unit pelaksana teknis di daerah,

pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat di daerah oleh unit pelaksana teknis

maupun pemerintah daerah (baik secara dekonsentrasi maupun tugas

pembantuan), hambatan pelaksanaan kewenangan pusat di daerah, dan bentuk

kelembagaan pengelolaan sumber daya air yang ada di daerah.

Kuesioner disusun dengan sistem semi terbuka, artinya narasumber diberikan

kesempatan untuk mengisi jawaban apabila tidak tersedia jawaban yang sesuai,

juga narasumber diijinkan untuk memilih beberapa jawaban yang dianggap tepat.

Pengumpulan data dilakukan melalui pengiriman kuesioner ke narasumber,

kemudian dilakukan analisis terhadap jawaban. Hasil jawaban tersebut akan

memperkaya analisis kelembagaan pengelolaan sumber daya air yang diusulkan.