14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pertanian Organik Revolusi hijau di Indonesia yang dikenal dengan swasembada pangan ternyata memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Terbukti penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul, penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan. Namun belakangan ditemukan berbagai permasalahan akibat kesalahan manajemen di lahan pertanian. Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan bahan- bahan sintesis lainnya yang dalam penggunaanya berlebihan atau tidak tepat dosis berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia akibat selalu tercemar bahan–bahan kimia sintetis tersebut (Saragih, 2008). Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alami (back to nature) yang dikenal dengan pertanian organik. Menurut Departemen Pertanian (Saragih, 2008), pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan berbagai cara, Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

  • Upload
    ngophuc

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Pertanian Organik

Revolusi hijau di Indonesia yang dikenal dengan swasembada pangan ternyata

memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan.

Terbukti penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul,

penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan.

Namun belakangan ditemukan berbagai permasalahan akibat kesalahan

manajemen di lahan pertanian. Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan bahan-

bahan sintesis lainnya yang dalam penggunaanya berlebihan atau tidak tepat dosis

berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia akibat

selalu tercemar bahan–bahan kimia sintetis tersebut (Saragih, 2008).

Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai

disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan

produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan

yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alami (back to

nature) yang dikenal dengan pertanian organik.

Menurut Departemen Pertanian (Saragih, 2008), pertanian organik adalah sistem

manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan

agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi

tanah. Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan berbagai cara,

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

antara lain: (1) Menghindari penggunaan bibit/benih hasil rekayasa genetika

(2) Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis (3) Pengendalian gulma,

hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis dan rotasi tanaman

(4) Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh dan pupuk kimia sintetis

(5) Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan

mengembalikan residu tanaman, pupuk kandang dan batuan mineral alami, serta

penanaman leguminosa (6) Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan

adiktif sintetis dalam makanan ternak.

Pada dasarnya pertanian organik bertujuan untuk mempertahankan kelestarian

sumberdaya dan lingkungan, peningkatan nilai tambah ekonomi produk pertanian

dan pendapatan petani. Penggunaan organik dan pelaksanaan pengendalian hama

dan penyakit secara hayati diharapkan mampu memperbaiki kesuburan tanah

sehingga kuantitas dan kualitas hasil tanaman dapat ditingkatkan serta aman dan

sehat untuk dikonsumsi (Sutanto, 2002).

2.1.2 Perkembangan Konsumsi dan Produksi Beras Organik

Beras organik adalah beras yang dihasilkan melalui proses produksi secara

organik berdasarkan standar tertentu dan telah disertifikasi oleh suatu badan

independen. Secara umum definisi “organik” yaitu tidak menggunakan bahan

kimia sintetis berupa pestisida kimia maupun pupuk kimia, merawat kesuburan

tanah secara alami, menanam tanaman penutup tanah atau cover crop maupun

penggunaan limbah tanaman, menggunakan sistem tanam rotasi, mengendalikan

hama dengan predatornya dan menutup rumput liat dengan jerami/mulsa

(IRRI, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

Beras organik memiliki keunggulan dibandingkan beras anorganik. Dari segi

lingkungan, sistem produksinya sangat ramah lingkungan karena tidak

menggunakan bahan kimia sintetis sehingga dapat meningkatkan produktivitas

ekosistem pertanian secara alami serta menciptakan keseimbangan ekosistem

yang terjaga. Dari segi kesehatan (Worthington, dalam Subroto 2008), tanaman

yang ditumbuhkan dengan bahan-bahan organik secara rata-rata akan memiliki

kandungan gizi yang lebih tinggi dan kadar gula yang lebih rendah dibandingkan

dengan tanaman yang dikembangkan dengan pupuk kimia dan pestisida. Dari segi

rasa menurut Sutanto (2002), beras organik memiliki rasa yang lebih pulen

dibandingkan beras anorganik serta lebih tahan lama tidak basi.

IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) dalam

Data Statistik dan Tren Pertanian Organik Dunia (2012), menjelaskan bahwa

penjualan akan produk–produk organik cenderung meningkat. Pada tahun 2007

penjualan produk pertanian organik internasional 46,1 miliar dolar AS dan

meningkat pada tahun 2010 telah mencapai 59 miliar dilar AS. Eropa, Amerika

Latin dan Amerika Serikat adalah negara yang pertumbuhan pertanian organik

sektor pangan paling cepat di dunia. Permintaan akan produk organik di kawasan

tersebut telah menyumbang 96% dari pendapatan dunia untuk produk organik.

Terdapat peningkatan preferensi konsumen terhadap produk organik setiap

tahunnya. Hal ini merupakan indikasi bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya

kimia sintetis dari segi kesehatan dan kelestarian alam menjadi alasan utama.

Di Indonesia perkembangan konsumsi pertanian organik cenderung meningkat.

Menurut Sulaeman (2007), terdapat perkembangan yang meningkat terhadap

produk-produk organik dilihat dari perkembangan ritel yang menjual produk-

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

produk organik. Selama 7 tahun terakhir terjadi peningkatan areal produksi:

Bogor, Puncak, Cianjur, Sukabumi, Sragen, Bandung, Bali, Sumbar, NTT, Papua

dan Sumut. Dari hasil survey mengenai preferensi konsumen terhadap produk

organik, 87% responden memilih produk organik karena alasan kesehatan. Pada

Tabel 4. Perkembangan proyeksi produksi dan kebutuhan pasar akan produk

organik di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Peningkatan permintaan

melebihi peningkatan produksi akan beras organik di Indonesia. Ini berarti pasar

belum mampu memenuhi permintaan konsumen akan beras organik yang

cenderung terus meningkat.

Tabel 4. Hasil Proyeksi Produksi dan Pasar Produk Padi Organik di Indonesia (Kuintal)

Tahun Produksi Kebutuhan Pasar

2005 550.300 550.300

2006 557.179 660.360

2007 563.856 792.432

2008 570.519 950.918

2009 577.080 1.141.102 Sumber : Sulaeman, 2007

Posisi beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia seharusnya mampu

menjadikan komoditas pertanian organik yang paling berkembang di Indonesia.

Dari data IFOAM ((International Federation of Organic Agricultural Movement)

Indonesia merupakan negara produsen produk organik terbesar keempat seAsia

setelah China, India dan Thailand. Dilihat dari perkembangannya mulai tahun

2007 luas area pertanian organik di Indonesia 57.184 Ha dan pada tahun 2010

telah mencapai 71.208 Ha. Ini merupakan salah satu indikasi bahwa pertanian

organik di Indonesia cukup berkembang.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

Perkembangan pertanian organik di Indonesia masih terbilang lambat, hal ini

dikarenakan perubahan dari penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik

tidak akan meningkatkan produksi dan pendapatan secara instan. Perlu waktu

sekitar 2-3 tahun setelah beralih menggunakan pupuk organik, setelah itu produksi

padinya meningkat. Selain itu, pasar padi organik juga belum berkembang,

sehingga penjualan padi/beras organik mungkin tidak lancar seperti beras

konvensional. Ditemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan budidaya,

sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumber daya manusia,

kelembagaan dan regulasi (Sugiyanto, 2011).

2.1.3 Sistem Agribisnis

Dalam usaha meningkatkan produksi beras organik, pengembangan sistem

agribisnis merupakan alternatif kebijaksanaan yang tepat. Saragih (2001),

menjelaskan bahwa sistem agribisnis merupakan sistem usaha pertanian dalam arti

luas tidak hanya dilaksanakan secara subsistem melainkan dalam satu sistem dan

agribisnis adalah suatu usaha tani dalam bidang usaha bisnis pertanian dengan

orientasi keuntungan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh agar dapat

meningkatkan pendapatan usahatani padi organik adalah dengan penerapan

konsep pengembangan sistem agribisnis beras organik secara terpadu yaitu sistem

agribisnis yang terdiri dari subsistem penyediaan sarana produksi, subsistem

produksi, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran dan subsistem lembaga

pendukung yang meliputi lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan, layanan

informasi agribisnis penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah,

koperasi dan lain – lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

Secara skematis konsep agribisnis ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Sistem Agribisnis, Saragih, 2001 Dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) padi organik yang ditetapkan oleh

Departemen Pertanian (2007), pada subsistem pengadaan sarana produksi

pertanian pelaku kegiatan ini adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah

dan koperasi. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi pada subsistem

pengadaan sarana produksi pertanian antara lain :

1. Benih organik, yaitu apabila benih tersebut bukanlah hasil rekayasa genetika,

ataupun berasal dari proses produksi kimia, sudah melalui proses adaptasi dan

sudah teruji minimal 3 kali musim tanam dan diutamakan benih lokal.

2. Pestisida organik, yaitu pestisida yang berasal dari bahan-bahan alami bukan

berasal dari bahan kimia sintetis.

Subsistem Penyediaan

Saprodi Subsistem Produksi

Subsistem Pemasaran

Subsistem Pendukung

Lembaga Keuangan Transprotasi Penyuluhan Layanan Informasi Agribisnis Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Pemerintah Koperasi, Bank dll

Subsistem Pengolahan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

3. Pupuk organik, yaitu pupuk yang berasal dari hasil komposiasi atau berasal

dari kotoran ternak dan bukan berasal dari bahan kimia sintetis atau pabrikan,

serta pupuk cair dari bahan alami.

Subsistem produksi usahatani adalah kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana

produksi yang dihasilkan oleh subsistem penyediaan saprodi untuk menghasilkan

produk pertanian organik. Dalam budidaya usahatani secara organik, ada beberapa

hal yang harus diperhatikan yaitu, pengelolaan lahan harus dilakukan secara

bertahap dan tidak merusak lingkungan, adanya program rotasi tanaman yang

sesuai, penggunaan pupuk dan pestisida organik, pemeliharaan dalam hal

pemberantasan hama ataupun penyakit dilakukan secara mekanik dan tanpa

menggunakan zat kimia sintetis. Sehingga terciptanya usahatani yang intensif dan

sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal

mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian

sumber daya alam.

Subsistem pengolahan hasil, lingkup kegiatan ini tidak hanya pada aktivitas

pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan

mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat

pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah nilai tambah (value added)

dari produksi primer tersebut. Dalam kegiatan pengolahan hasil dalam sistem

pertanian organik harus memperhatikan kontaminasi terhadap bahan kimia atau

penggunaan bahan pengawet sehingga harus ditekankan adanya pembatasan

pengolahan dan sanitasi yang baik dalam prosesnya serta kemungkinan tercampur

dengan produk yang anorganik.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

Dalam subsistem pemasaran, dimana berlangsung kegiatan mulai dari

pengemasan, penggudangan, pengangkutan, penyimpanan, memasarkan hasil-

hasil pertanian dan sebagainya. Pengembangan pertanian organik mendasarkan

pada proses transaksi perdagangan yang adil (fair) dan setara dengan pihak lain

serta kebijakan penetapan harga pada produk organik berdasarkan biaya produksi

sesuai daerah setempat dan menjadi pengikat persaudaraan antara produsen dan

konsumen. Integritas produk-produk organik harus dipertahankan sejak dari lahan

sampai tiba dikonsumen. (Standar Pertanian Organik Indonesia, 2005).

Pada subsistem agribisnis yang terakhir adalah subsistem penunjang agribisnis

yakni seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga

keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga

pendidikan serta adanya regulasi pemerintah yang mendukung petani dan lain

sebagainya. Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen

agribisnis yang baik dan dalam satu sistem yang utuh dan terkait (Saragih, 2000).

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Dudiagunoviani (2009) tentang strategi pengembangan usahatani

beras organik di Kota Bogor menunjukkan ada enam strategi yang disarankan,

yaitu : (1) memperluas jaringan pasar, (2) meningkatkan kualitas produk melalui

kemasan, (3) meningkatkan promosi mengenai beras organik kepada masyarakat

melalui penyuluhan ataupun media lain, (4) mengembangkan produksi dengan

menggunakan bibit organik unggul, (5) memperkuat modal melalui

pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, pemerintah atau masyarakat

setempat, dan (6) perbaikan sistem manajemen. Strategi memperluas jaringan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

pasar adalah sebagai strategi prioritas dalam pengembangan usahatani beras

organik Kelompok Tani Cibeureum. Oleh karena itu, kelompok tani harus lebih

agresif lagi melihat pasar yang tersedia sehingga produk yang dihasilkan dapat

masuk dan berkembang pada segmentasi pasar yang telah ditetapkan sesuai

dengan peluang-peluang yang ada serta kekuatan-kakuatan yang dimiliki oleh

kelompok tani tersebut.

Hasil Penelitian Siahaan (2009) mengenai strategi pengembangan padi organik di

Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara menunjukkan ada delapan strategi

dalam pengembangan padi organik pada Kelompok Tani Sisandi yaitu,

mengembangkan produk padi organik dengan optimalisasi sumber daya yang ada,

mengembangkan pasar dengan mempertahankan hubungan yang baik dengan

Dinas Pertanian dan menjalin kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat

yang peduli pada sektor pertanian, mengembangkan padi organik dengan

meningkatkan permodalan melalui menjalin kerjasama dengan lembaga swadaya

masyarakat, mengembangkan produk dengan cara meningkatkan keahlian

budidaya padi organik dilakukan melalui menjalin kerja sama baik dengan Dinas

Pertanian dan konsultan pertanian, penguatan kelembagaan kelompok tani,

pengembangan produk dengan adanya sertifikasi organik, mengembangkan

produk dengan adanya pemahaman pentingnya sektor pertanian untuk menyangga

ekonomi keluarga, menjalin kerjasama dengan para ahli teknologi baik dari

institusi pendidikan maupun instansi terkait untuk mendapatkan teknologi yang

sehat, cepat dan tepat guna.

Hasil penelitian Nafis (2011) mengenai usahatani padi organik dan tata niaga

beras organik di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat menunjukkan adanya

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

keterkaitan antara subsistem on-farm dan subsistem off-farm dalam sistem

agribisnis beras organik. Subsistem off-farm terutama subsistem tataniaga yang

dilakukan oleh perusahan swasta yang pertama kali mengenalkan pengembangan

sistem agribisnis beras organik di Kabupaten Tasikmalaya dan berperan dalam

memasarkan beras organik dari Kabupaten Tasikmalaya tidak hanya ditujukan

pada pasar domestik namun juga pada pasar internasional (ekspor). Kerjasama

antara Gapoktan Simpatik dengan perusahaan swasta tersebut dalam tataniaga

beras organik dapat dikatakan akan menjadi kerjasama yang saling

menguntungkan antara keduanya dalam jangka waktu yang panjang.

2.2 Landasan Teori

Manajemen strategis menurut David (2006) adalah seni dan ilmu untuk

memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi strategi yang

memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategis

menekankan pada pengamatan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan

melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan atau organisasi.

Manajemen strategis terdiri atas tiga tahapan yaitu :

1. Formulasi Strategi

Pada tahap formulasi strategi yaitu tahap mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi atau perusahaan,

menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka

panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang

akan dilaksanakan. Tidak adanya organisasi yang memiliki sumber daya yang

tak terbatas, maka penyusunan strategi harus memutuskan alternatif strategi

mana yang akan memberikan keuntungan terbanyak.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

2. Implementasi strategis

Implementasi strategis sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen

strategis. Melaksanakan strategi berarti menempatkan strategi yang telah

diformulasikan menjadi tindakan. Tahap ini dianggap sebagai tahapan yang

paling rumit dalam manajemen strategis, implementasi strategi membutuhkan

disiplin pribadi, komitmen dan pengorbanan. Strategi yang telah

diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak memiliki arti apapun.

3. Evaluasi Strategi

Tahap ini merupakan tahap final dalam manajemen strategis. Dalam tahap ini

dapat diketahui strategi yang dilaksanakan berjalan atau tidak seperti

diharapkan. Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi

ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa yang akan datang karena faktor

internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi

strategi adalah :

a. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi

ini

b. Mengukur kinerja dan

c. Mengambil tindakan korektif.

Hal yang paling penting dalam menetapkan strategi pengembangan untuk

mencapai sasaran adalah bagaimana membuat kesimpulan strategis yang bersifat

dinamis dan berkesinambungan sehingga dapat beradaptasi sesuai dengan

lingkungan yang dihadapi baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan

dan dapat mengantisipasi segala kemungkinan dalam pencapaian tujuan yang

bersifat jangka panjang.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Alat analisis yang cocok

untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. SWOT adalah

singkatan dari lingkungan internal strength dan weakness serta lingkungan

eksternal opportunity dan threat yang dihadapi. Menurut Rangkuti (2008) analisis

SWOT adalah analisis yang membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportunity) dan ancaman (threat) dengan faktor internal kekuatan (strength) dan

kelemahan (weakness) berbagai faktor tersebut diidentifikasi secara sistematis

dengan memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

(threat) yang bertujuan untuk merumuskan strategi dalam organisasi atau

perusahaan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Beras organik merupakan produk pangan yang ramah lingkungan dan aman untuk

dikonsumsi. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya

dari residu penggunaan bahan-bahan kimia sintetis seperti pupuk dan pestisida,

maka permintaan akan produk-produk pertanian organik, khususnya beras organik

semakin meningkat.

Perkembangan beras organik saat ini masih jauh dari misi pemerintah tentang

program Go Organik. Adanya permasalahan sistemik dalam kegiatan agribisnis

yang mengakibatkan perkembangan beras organik dapat dikatakan lambat. Sistem

agribisnis merupakan suatu kesatuan berbagai kegiatan yang berbeda-beda mulai

dari subsistem penyediaan sarana produksi (saprodi), subsistem produksi,

subsistem pengolahan dan subsistem pemasaran serta subsistem lembaga

pendukung yang secara tidak langsung kegiatan tersebut akan mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

kinerja subsistem lain yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelancaran

kegiatan dalam pengembangan sistem agribisnis. Oleh karena itu perlu ditetapkan

strategi pengembangan sistem agribisnis yang tepat untuk membantu petani padi

organik mencapai tujuan akhir.

Penentuan alternatif strategi dalam pengembangan sistem agribisnis dengan

menggunakan analisis SWOT, dimana dalam analisis SWOT dapat diidentifikasi

dengan menggunakan faktor internal yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness) dan faktor eksternal, yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat)

yang berpengaruh dalam sistem agribinis beras organik di daerah penelitian.

Setelah dilakukan analisis faktor internal dan eksternal dengan menggunakan

SWOT, berdasarkan hasil skoring dan pembobotan serta dibuat dalam matriks

posisi dan matriks SWOT, maka kita dapat menentukan strategi pengembangan

apa yang sesuai dan bisa diterapkan untuk mengembangkan sistem agribisnis

beras organik di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN … · ataupun berasal dari proses produksi kimia, ... Subsistem–subsistem tersebut dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang baik

Secara sistematis kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan : : Menyatakan Hubungan

Gambar 2 . Skema Kerangka Pemikiran

SISTEM AGRIBISNIS

Subsistem

Penyediaan Saprodi

Subsistem Produksi

Subsistem Pengolahan

Subsistem Lembaga Penunjang

Faktor Internal Faktor Eksternal

Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Opportunity (Peluang)

Threat (Ancaman)

Strategi Pengembangan

Sistem Agribisnis Beras Organik

Subsistem Pemasaran

Universitas Sumatera Utara