34
B.67.3.04 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengantar Membran Membran dapat didefinisikan sebagai selaput/film tipis yang bertindak sebagai pembatas selektif antar dua fasa atau lebih oleh sebab sifat semipermeable yang dimilikinya (Wenten, 2002). Secara fisik membran dapat berwujud cair atau gas, fungsinya sebagai agen pemisah dengan selektifitas berdasarkan perbedaan koefisien difusifitas, potensial listrik, atau solubilitas. Gaya dorong proses pemisahan melalui membran antara lain perbedaan gaya tekan, konsentrasi, temperatur, atau potensial listrik (tabel 1.1). Teknologi membran yang pertama kali muncul dalam skala industri adalah reverse osmosis, mikrofiltrasi (MF), ultrafiltrasi (UF), nanofiltrasi (NF), elektrodialisis (ED), membran elektrolisis (MEL), dan difusi dialisis (DD), serta dialisis. Ketujuh membran diatas adalah generasi membran pertama. Sedangkan membran gas separation (GS), vapour permeation (VP), pervaporasi (PV), dan membran kontaktor (MC) sebagai generasi lanjutan berada dalam tahap pengembangan ke arah industrial (Mulder, 1996) Tabel 2.1 Proses pemisahan dengan membran berdasarkan gaya dorongnya Beda Tekanan Beda Konsentrasi Beda Temperatur Beda potensal listrik Mikrofiltrasi Ultrafiltrasi Nanofiltrasi Reverse osmosis Piezodialisis Pervaporasi Pemisahan gas Permeasi uap Dialisis Dialisis – difusi Carrier – mediated transport Thermo osmosis Distilasi membran Elektrodialisis Elektro-osmosis Membran elektrolisis (sumber : Wenten, 2004) 2.1.1 Prinsip Dasar membran Membran memfasilitasi zat secara spesifik untuk berpindah dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa membran yang menggunakan beda tekan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

  • Upload
    dothuy

  • View
    228

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengantar Membran

Membran dapat didefinisikan sebagai selaput/film tipis yang bertindak sebagai

pembatas selektif antar dua fasa atau lebih oleh sebab sifat semipermeable yang

dimilikinya (Wenten, 2002). Secara fisik membran dapat berwujud cair atau gas,

fungsinya sebagai agen pemisah dengan selektifitas berdasarkan perbedaan koefisien

difusifitas, potensial listrik, atau solubilitas. Gaya dorong proses pemisahan melalui

membran antara lain perbedaan gaya tekan, konsentrasi, temperatur, atau potensial

listrik (tabel 1.1).

Teknologi membran yang pertama kali muncul dalam skala industri adalah reverse

osmosis, mikrofiltrasi (MF), ultrafiltrasi (UF), nanofiltrasi (NF), elektrodialisis (ED),

membran elektrolisis (MEL), dan difusi dialisis (DD), serta dialisis. Ketujuh membran

diatas adalah generasi membran pertama. Sedangkan membran gas separation (GS),

vapour permeation (VP), pervaporasi (PV), dan membran kontaktor (MC) sebagai

generasi lanjutan berada dalam tahap pengembangan ke arah industrial (Mulder, 1996)

Tabel 2.1 Proses pemisahan dengan membran berdasarkan gaya dorongnya

Beda Tekanan Beda Konsentrasi Beda Temperatur Beda potensal listrik Mikrofiltrasi Ultrafiltrasi Nanofiltrasi

Reverse osmosis Piezodialisis

Pervaporasi Pemisahan gas Permeasi uap

Dialisis Dialisis – difusi

Carrier – mediated transport

Thermo osmosis Distilasi membran

Elektrodialisis Elektro-osmosis

Membran elektrolisis

(sumber : Wenten, 2004)

2.1.1 Prinsip Dasar membran

Membran memfasilitasi zat secara spesifik untuk berpindah dari satu sisi ke sisi yang

lainnya. Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa membran yang menggunakan beda tekan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.6

seb

mem

dap

fluk

ΔX

X =

Fas

(ga

2.1

Ma

sint

dala

pol

pol

mat

Ter

67.3.04

bagai driving

miliki pori

pat melewati

ks. Persama

X/Δx = drivin

= temperatur

sa antar mem

as-cair).

.2 Material

aterial memb

tesis dapat b

am membra

iamida, poli

imer tungga

terial membr

rmasuk dala

g force mem

terkecil seh

i membran t

aan fluks seb

ng force.

r, konsentras

mbran dapa

Gambar 2.beda te

Membran

bran terbagi

berupa inor

an organik

ipropilen, po

al. Beberapa

ran sintesis.

am membra

iliki selektiv

hingga hany

tersebut. Kin

bagai fungsi

si, atau tekan

at berupa fa

1 Selektivitakan sebagai

menjadi dua

ganik atau

antara lain

olietekton, da

campuran a

an inorganik

vitas berdasa

ya air (mole

nerja membr

driving forc

nan

asa homogen

as molekul pdriving forc

a yaitu mem

organik. Be

selulosa, p

an poliakilon

ntar senyaw

k adalah me

arkan besarn

ekul dalam

ran dapat di

e adalah seb

n (gas-gas;

pada membrace (Wenten,

mbran biolog

eberapa mate

polisulfon, p

nitril. Mater

wa karbon dan

embran ker

nya pori. Re

ukuran nan

iukur melalu

bagai berikut

cair-cair) at

an dengan 2004)

gis dan sinte

erial yang s

polietersulfo

ial diatas ter

n komposit d

ramik, glass

everse osmos

nometer) yan

ui pengukura

t :

(2.1)

tau heteroge

esis. Membra

sering dipak

on, poliolefi

rgolong baha

dapat menja

sy membran

10

sis

ng

an

)

en

an

kai

in,

an

adi

ne,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

11

metalllic membrane, dan zeolit. Materialnya dapat berasal dari Al3O2, SiO2, dan ZrO.

Jenis membran ini memiliki keunggulan dalam hal ketahanan temperatur dan kekuatan

gaya. Namun aplikasinya sangat terbatas karena harganya mahal. Berbeda dengan

membran sintesis, membran biologis memiliki struktur yang paling rumit diantara

semua jenis membran. Penyebab kerumitan tersebut adalah fungsi yang spesifik untuk

tiap jenis membran. Oleh karena itu membran biologis jarang digunakan dalam

teknologi industrial (Mulder, 1996).

2.1.3 Karakterisasi Membran

Performansi membran sangat tergantung pada karakteristik yang dimilikinya.

Karakteristik ini sangat spesifik pada setiap jenis proses pemisahan. Sehingga sebelum

digunakan dalam aplikasi, membran perlu dikarakterisasi terlebih dahulu. Beberapa

parameter diantaranya adalah ukuran pori, distribusi pori, tebal membran, permeabilitas,

dan kristalinitas. Metode karakterisasi tersebut berbeda untuk setiap jenis membran.

Karakterisasi membran berpori secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 metode yaitu

parameter yang berhubungan dengan struktur dan permeasi. Metode karakterisasi

membran mikrofiltrasi diantaranya scanning electron microscop, atmoic force

microscopy, bubble-point method, intrusi merkuri, dan uji permeabilitas. Sedangkan

metode karakterisasi ultrafiltrasi diantaranya adsorpsi-desorsi gas, termoporometri,

permporometri, liquid displacement, dan rejeksi solut.

Karakterisasi membran non-pori terdiri dari uji permeabilitas, pengukuran properti fisik,

plasma etching, dan surface measurement (Mulder, 1996).

2.1.4 Peristiwa Perpindahan dalam Membran

Pendekatan teoritis untuk menjelaskan peristiwa perpindahan dalam membran dapat

dilakukan dalam beberapa pemodelan yakni model “Black Box”, model untuk membran

porous, model untuk membran dense, dan model universal.

a. Model “Black Box”

Pendekatan model ini adalah melalui fungsi disipasi, Φ. Persamaan disipasi dapat

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

12

dituliskan sebagai berikut.

. ∆μ . ∆μ (2.2)

dimana,

∆μ ∆μ , ∆μ , (2.3)

b. Model Membran Porous

Representasi model yang paling mudah untuk jenis ini adalah menggunakan persamaan

Hagen-Poiseuille dengan asumsi pori membran berbentuk silinder paralel berukuran

sama. Persamaannya adalah sebagai berikut.

∆∆

(2.4)

Efek struktur membran terlihat dalam persamaan 1.4.

Selain Hagen-Poiseuille, pemodelan bentuk lain dilakukan oleh Kozeny-Carman dengan

persamaan sebagai berikut.

∆∆

(2.5)

Persamaan Kozeny-Carman mengasumsikan pori terbentuk dari bola-bola berjejal.

c. Model Dense Membrane

Dalam membran tak berpori, perbedaan konsentrasi digunakan sebagai driving force.

Pendekatan peristiwa perpindahan dijelaskan dengan hukum Fick.

∆∆

(2.6)

Gradien antara driving force dan fluks adalah difusifitas membran. Permeabilitas

membran dense berpengaruh pada peristiwa perpindahan karena permeabilitas

merupakan perkalian antara solubilitas dan difusifitas.

d. Model Universal

Persaman dasar untuk membandingkan berbagai proses membran dengan perpindahan

akibat difusi adalah sebagai berikut.

∆ , , (2.7)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.6

(W

2.2

Tek

dan

wil

Mu

dar

dip

seh

pen

dim

uap

67.3.04

Wenten, 2004)

Membran

knologi desa

n multi-stage

ayah Asia B

ulti-effect dis

ri brine me

roduksi sec

hingga energ

nguapan lebi

mana kompre

p termanfaa

)

Desalinasi

alinasi konve

e flash. Tekn

Barat (Brugge

Gamb

Gam

stillation (M

lalui transfe

cara bertaha

gi yang di

ih lanjut. Se

esi kukus di

atkan secar

ensional ada

nologi ini m

en, 2003)

ar 2.2 Skem

mbar 2.3 Sk

MED) adalah

fer panas ya

ap dan diop

iterima dari

edangkan vap

idapat melal

ra efisien.

alah multi-eff

masih tetap d

ma alat multi-

kema alat mu

h teknologi

ang diterim

perasikan pa

i kukus ter

pour compre

lui air yang

Selanjutnya

ffect distillat

digunakan d

effect distilla

ulti-stage flas

berdasar pa

ma dari kuku

ada tekanan

rkondensasi

ession (VC)

telah diuapk

a multi-stag

tion, vapor

dalam industr

ation

sh

ada proses p

us terkonde

n dan tempe

dapat dig

adalah vari

kan, sehingg

ge flash (M

compressio

ri terutama

penguapan a

ensasi. Kuku

eratur renda

gunakan pad

iasi dari ME

ga panas late

MSF) adala

13

on,

di

air

us

ah

da

ED

en

ah

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

14

kombinasi dari serangkaian tangki penguapan dimana evaporasi brine dihasilkan dari

pressure drop, bukan dari pertukaran panas dengan kukus terkondensasi (Bruggen,

2003). Kelemahan VC adalah teknologi yang kompleks sehingga aplikasinya terbatas

pada pabrik kecil. Sedangkan MED sering bermasalah dalam korosi dan erosi material

yang kontak dengan brine, terutama heat exchanger. Pada sisi lain, MSF sebagai

jawaban dari kedua teknologi diatas memiliki masalah harga / biaya yang lebih tinggi.

Adanya kebutuhan yang sangat tinggi terhadap air bersih terutama pada wilayah

gurun/kering mengharuskan adanya teknologi alternatif yang lebih baik. Membran

desalinasi dapat menjawab permasalahan tersebut, sehingga dalam 30 tahun terakhir

desalinasi dengan membran berkembang sangat pesat. Membran desalinasi adalah

membran yang digunakan dalam proses pengolahan air laut menjadi air tawar. Beberapa

teknologi membran yang digunakan antara lain reverse osmosis, nanofiltrasi,

mikrofiltrasi-ultrafiltrasi, elektrodialisis, dan membran distilasi.

Membran desalinasi mengalami pengembangan yang cukup pesat. Reverse Osmosis

(RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran

komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah 20 bar. RO juga dapat

dikombinasikan dengan accelerated precipitation untuk meningkatkan recovery air

(Cohen, 2006). Kombinasi lain yang sudah berkembang adalah UF-MF sebagai pre-

treatment RO yang berguna untuk menurunkan tekanan operasi dan turbiditas brine

(Bates dkk., 2001). Namun RO membutuhkan energi yang besar dari listrik. Dalam hal

ini dibutuhkan teknologi alternatif yang dapat memanfaatkan sumber energi alternatif

seperti energi angin, energi matahari, energi nuklir, dan proses eksotermik. Membran

distilasi (MD) adalah opsi terbaik yang dapat menjawab permasalahan di atas. MD

dapat mengutilisasi energi panas buang rendah sebagai sumber energi dan menghasilkan

kualitas air murni 100%.

Drioli dkk. (2007) menyebutkan bahwa MD dapat terintegrasi dengan teknologi

membran lain seperti MF, UF, dan RO secara fleksibel. Hal ini dilakukan untuk

menggabungkan berbagai kelebihan dari masing-masing teknologi tersebut. Dalam

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

15

integrasi proses membran diatas, menghasilkan keuntungan sinergis, unit yang lebih

sederhana dan kemungkinan untuk otomasi sistem dan pengendalian jarak jauh. Selain

itu, integrasi membran dapat menurunkan biaya operasi dan perawatan secara

signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa teknologi integrasi membran merupakan

teknologi masa depan yang sangat menjanjikan dengan RO, MD, UF/MF, dan NF

sebagai komponen teknologinya.

2.3 Membran Distilasi

Membran kontaktor adalah membran yang memfasilitasi fasa gas dan cairan untuk

kontak secara langsung tanpa adanya pencampuran dengan tujuan perpindahan antar

fasa (Wiesler, 1996). Membran tidak bertindak sebagai selective barrier dan

pemisahannya berdasar pada kesetimbangan fasa. Membran distilasi adalah bagian dari

membran kontaktor (Curcio, 2005).

Gambar 2.4 Sistem membran kontaktor lanjutan

2.3.1 Prinsip Dasar MD

Dalam proses MD, microporous hydrophobic membrane dikontakkan dengan larutan

akuatik yang terpanaskan pada satu sisi (umpan/retentat). Sifat alami hidrofobik dari

membran mencegah transfer massa dari fasa cair dan membangun interfasa uap-cair

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

16

pada pori masuk. Disini senyawa volatil akan terevaporasi, terdifusi dan/atau

terkonveksi melalui membran dan kemudian terkondensasi atau terambil pada sisi lain

(permeat/distilat) dari sistem (Curcio, 2005).

Gambar 2.5 Skema proses MD

Gaya dorong dari perpindahan uap berasal dari perbedaan tekanan uap antara 2 larutan

di interfasa yang disebabkan oleh gradien temperatur. Karakteristik hidrofobik dari

material polimer mencegah perpindahan fasa larutan curah melewati membran.

Sehubungan dengan hal tersebut, morfologi membran menjadi paramer kritik dalam

proses. Batas maksimum ukuran pori yang diizinkan adalah saat molekul cairan

berpenetrasi ke dalam membran (Drioli, 1985). Kondisi tersebut berhubungan dengan

tekanan umpan masuk (liquid entry pressure, LEP), yang dijelaskan dalam persamaan

Laplace (Cantor),

(2.8)

2.3.2 Konfigurasi MD

Variasi konfigurasi digunakan untuk menentukan perilaku perbedaan tekanan uap

melewati membran sehingga menggerakkan/menghasilkan fluks (Lawson, 1997).

Gambar 2.6 mengilustrasikan 4 konfigurasi paling umum dalam proses MD yang

digunakan untuk menghasilkan driving force yang dibutuhkan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

17

Gambar 2.6 Macam konfigurasi MD

Penjelasan untuk Gambar 2.6 adalah sebagai berikut.

1. DCMD configuration : Larutan akuatik yang lebih dingin daripada larutan umpan

dipertahankan tetap kontak langsung dengan sisi permeat. Perbedaan temperatur

transmembran mendorong perbedaan tekanan uap. Akibatnya molekul volatil

menguap pada interfasa larutan panas/uap melewati membran dalam fasa uap dan

berkondensasi dalam interfasa larutan dingin/uap di dalam modul membran.

2. AGMD configuration : Celah udara stagnan diletakkan diantara membran dan

permukaan kondensasi. Dalam hal ini molekul volatil yang menguap, melewati pori

membran dan celah udara sampai akhirnya terkondensasi pada permukaan dingin di

dalam modul membran.

3. SGMD configuration : Gas inert dingin yang mengalir pada sisi permeat membawa

molekul juap keluar membran dan proses kondensasi terjadi di luar modul.

4. VMD configuration : Kondisi vakum diterapkan pada sisi permeat dengan

menggunakan pompa vakum. Tekanan vakum tersebut lebih rendah daripada

tekanan uap dari molekul volatil yang hendak dipisahkan dari umpan. Dalam hal ini

kondensasi terjadi di luar modul.

Masing-masing konfigurasi di atas memiliki kelebihan dan kekurangan. Konfigurasi

DCMD diaplikasikan bila komponen utamanya air dan berhubungan dengan komponen

non-volatil. Pada AGMD, permeat tidak kontak langsung dengan permukaan membran

sehingga dapat digunakan untuk menghilangkan sejumlah kecil komponen volatil dalam

larutan. VMD dan SGMD digunakan apabila terdapat komponen volatil dalam jumlah

besar yang ingin dipindahkan dari larutan. (El-Bourawi, 2006)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

18

2.3.3 Peristiwa Perpindahan MD

2.3.3.1 Transfer Massa

Dalam medium berpori, Fujii (1992) mengasumsikan difusi pada permukaan diabaikan,

perpindahan massa dipengaruhi oleh resistansi viskositas (berasal dari perpindahan

momentum ke supported membrane), resistansi difusi Knudsen (karena tumbukan

antara molekul dengan dinding membran), atau difusi biasa (karena tumbukan antar

molekul yang berdifusi) (Kast, 2000). Predominan, koeksistensi, atau transisi diantara

semua bentuk mekanisme diatas diestimasi dengan membandingkan mean free path, ι,

dari molekul berdifusi terhadap mean pore size membran (Knudsen number)

(2.9)

Dalam continuum region, Knudsen number (Kn) yang didefiniskan sebagai rasio free

path gas terhadap diameter pori, bernilai kurang dari 1 dan fluks dapat dijelaskan

dengan hukum Darcy. Sedangkan dalam Knudsen region nilai Kn lebih besar dari 1

yang dijelaskan dalam hukum Knudsen. Dusty gas model kerap digunakan dalam

mendeskripsikan fluks molar gas melalui media berpori. Masson dkk. (1983)

mendeskripsikan persamaan fluks sebagai berikut ini.

(2.10)

(2.11)

(2.12)

(2.13)

Simplifikasi persamaan sehubungan dengan konfigurasi MD dirumuskan dalam Tabel

2.2.

Tabel 2.2 Simplifikasi persamaan untuk perpindahan massa melewati membran microporous

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

19

Dalam menentukan nilai koefisien transfer massa, Shepherd (2004) memberikan

persamaan

2

22 13

p m

m H O

d TJT M

εδ τ π

ℜ=

ℜ (2.14)

( )222

3H Op

v vm

MdJ p

δ τ π= Δ

ℜ (2.15)

Jumlah fluks massa yang mengalir melewati membran dapat dijelaskan dengan

persamaan difusi Maxwell sebagai berikut (Gryta, 2002).

(2.16)

Scott (2003) mengemukakan bentuk lain untuk mencari fluks dengan pendekatan dusty

gas model.

0 01

mPJ K v B P

RT μ⎡ ⎤

= − + ∇⎢ ⎥⎣ ⎦ (2.17)

0 01

ln

avout m

outout

in

PPJ K v BRT RR

⎡ ⎤Δ= +⎢ ⎥ ⎛ ⎞⎣ ⎦

⎜ ⎟⎝ ⎠

(2.18)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

20

Dengan pendekatan Knudsen, Srisurichan (2005) mengemukakan persmaan fluks

sebagai berikut. 1/ 2

2

1/ 21

2 83

ln2 83

a ijij i

a iji

r RTp PDPD M

JRT r RTp PD

M

ε πτδ

π

⎡ ⎤⎛ ⎞⎢ ⎥+⎜ ⎟⎢ ⎥⎝ ⎠= − ⎢ ⎥⎛ ⎞⎢ ⎥+⎜ ⎟⎢ ⎥⎝ ⎠⎣ ⎦

(2.19)

2.3.3.2 Transfer Panas

Total fluks panas yang berpindah melalui membran dengan 2 mekanisme, konduksi

dengan material membran dan panas laten yang dibawa oleh uap. Kesetimbangan energi

diferensial diekspresikan dalam persamaan berikut.

(2.20)

Dimana entalphi uap pada temperatur T ditentukan dengan persamaan berikut,

(2.21)

Selain itu, Lawson (1997) mendeskripsikan persamaan total panas yang berpindah

melalui membran, yakni.

(2.22)

Dengan H.

(2.23)

Transfer panas pada Vacuum MD sedikit berbeda dengan konfigurasi lain. Hal ini

disebabkan pengabaian fluks panas konduksi oleh sebab kondisi vakum tinggi yang

diterapkan pada sisi permat. Li (2005) merumuskan fluks yang berpindah melewati

membran.

(2.24)

Nilai koefisien transfer panas dapat diprediksi melalui persamaan yang disajikan pada

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

21

Tabel 2.3 dan 2.4. Khusus untuk modul membran hollow fiber dalam aliran cross-flow

estimasi koefisien perpindahan panas dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.3 Prediksi persamaan untuk koefisien perpindahan panas

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

22

Tabel 2.4 Estimasi perpindahan panas pada hollow fibre aliran cross-flow

2.3.4 Resistansi Perpindahan Panas dan Massa

Resistansi terhadap perpindahan massa dan panas disebabkan oleh :

1. Adanya film tipis yang terbentuk di permukaan membran dalam mana pada bagian

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

23

tersebut profil temperatur dan konsentrasinya tidak sama dengan profil yang ada

pada fasa curah. Dalam hal ini resistansi temperatur disebut temperature

polarization. Film tipis tersebut merupakan boundary layer yang terbentuk pada

setiap permukaan membran yang menyebabkan perbedaan temperatur pada interfasa

liquid membran lebih rendah daripada yang berada dalam fasa curah. Hal ini

mengurangi gaya dorong. Koefisien temperatur polarisasi didefinisikan sebagai

(2.25)

Gambar 2.7 Polarisasi temperatur dan konsentrasi dalam MD

Sementara itu pada perpindahan massa juga dapat terbentuk film tipis sebagai

boundary layer yang disebut polarisasi konsentrasi. Konsentrasi polarisasi adalah

peningkatan konsentrasi non-volatil solut pada permukaan membran.Hal ini secara

umum kuran begitu berpengaruh pada kondisi feed yang encer. Sedangkan pada

kondisi umpan yang cukup kental, konsentrasi polrasasi dapat terjadi oleh

terciptanya kondisi lewat jenuh, solut non volatil sehingga dapat membentuk

deposit/kristal. Koefisien polarisasi konsentrasi didefinisikan sebagai

(2.26)

2. Resistansi perpindahan massa dan panas juga disebabkan oleh karakter membran

tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

24

Gambar 2.8 Skema olarisasi temperatur, polarisasi konsentrasi dan transport resistance

Besarnya resistansi dalam membran, yakni.

(2.27)

(2.28)

(2.29)

(2.30)

2.3.5 Flux Decay

Fenomena Flux Decay belum dapat dijelaskan secara detail. Hanya beberapa peneliti

yang membahas Flux Decay (Gassel, 1986; Schneider dkk., 1988; Drioli dan Wu, 1985;

Franken dkk, 1987; Banat dan Simandl, 1994). Dengan lama operasi Gassel (1986),

tidak ditemukan adanya fenomena flux decay pada membrannya. Drioli dan Wu (1985)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

25

menemukan dalam pengoperasian membran selama 4 hari mengakibatkan flux decay

sebesar 60%. Franken dkk. (1987) mengemukakan pengaruh terbesar fenomena ini

adalah wetting. Menurutnya, pengoprasian membran distilasi dalam jangka waktu yang

lama akan menghasilkan semakin banyak wetting, sehingga cairan permeate kembali

menuju aliran umpan. Akan tetapi, pendekatan tersebut tidak bisa dilakukan untuk kasus

tekanan hidrostatik umpan lebih tinggi dari permeat dimana fluks akan meningkat

seiring meningkatnya wetting.

Mekanisme lain yang dapat menyebabkan flux decay adalah fouling. Ada beberapa jenis

fouling yang dapat menyumbat pori pada MD membran, yakni biological fouling,

penumpukan deposit pada permukaan membran, dan adanya partikel yang terbawah

dalam aliran umpan sehingga partikel terperangkap dalam interfasa memran dengan

cairan. Dari semua kemungkinan ini, belum ada pemodelan yang pasti untuk fenomena

flux decay.

2.3.6 Wetting

Selama operasi proses MD, terdapat fraksi pori membran yang diisi oleh umpan sebagai

hasil dari interaksi umpan/membran. Kehadiran garam dalam umpan secara signifikan

mempengaruhi pembasahan dalam membran. Dalam proses MD, larutan garam

mengalir melalui modul dan secara simultan terkonsentrasi dan terdinginkan. Hal ini

dapat menyebabkan pembentukan kristal garam pada permukaan membran dan

menyebabkan pembasahan pada fragmen membran oleh kristal. Fenomena polarisasi

temperatur dan konsentrasi secara signifikan memfasilitasi nukelasi garam pada

permukaan membran (Gryta, 2002). Selain itu, pembahasan pada membran juga

tergantung pada beberapa faktor seperti tegangan permukaan cairan, sudut kontak cairan

membran, serta ukuran dan bentuk pori. Kemungkinan penetrasi air ke dalam membran

secara signifikan akan tereduksi jikalau membran memiliki pori lebih kecil dan sudut

kontak lebih tinggi (Gryta, 2007). Terdapat 4 mekanisme pembasahan pada membran,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

26

Gambar 2.9. Jenis mekanisme pembasahan pada membran

Parsial pembahasan yang lambat pada membran berhubungan dengan fenomena yang

sedang berjalan pada permukaan membran atau hasil dari degradasi material polimer

sukar dieliminasi (Schneider, 1988). Pembahasan pada lapisan permukaan meskipun

telah berlangsung pada kedalam yang cukup signifikan, masih memungkinkan celah gas

antara umpan dengan distilat dalam membran dapat diperhatikan. Hal ini tidak termasuk

dalam kasus kebocoran umpan (Gryta, 2005). Memburuknya kualitas distilat akan

berlangsung ketika pembahasan parsial terjadi. Dalam kasus ini, penaikkan sediki

tekanan hirdorlik pada sisi distilat, memungkinkan mencegah terjadinya pembocoran

umpan (leakage). Dalam kasus ini jikalau area membran yang terbasahi tidak terlalu

besar, proses MD masih dapat berlangsung (Karakulski, 2005).

Gambar 2.10 Model pembasahan membran akibat pembentukan deposti garam di dalam

membran selama terjadi pengkonsentrasian larutan garam

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

27

2.3.7 Manfaat MD

Menurut Islam (2004), manfaat dari membran distilasi adalah sebagai berikut.

1. Penyisihan ion, makromolekul, koloid, sel, dan zat non-volatil lain hingga 100%

2. Temperatur operati lebih rendah dibandingkan dengan distilasi konvensional

3. Tekanan operasi lebh rendah dibandingkan dengan proses membran konvensional

berdasarkan gaya dorong tekan

4. Mereduksi interaksi kimia antara membran dan larutan proses.

5. Persyaratan mekanik yang lebih lunak dalam hal tekanan dan kemampuan menahan

panas.

6. Mereduksi ruang penguapan dibandingkan dengan proses distilasi konvenional

Sedangkan menurut beberapa ilmuwan lain.

1. Mereduksi kecepatan uap karena membran memfasilitasi proses agar terbentuk

interfasa antara 2 fasa. (Xu dkk., 2005)

2. Heat loss lebih sedikit disebabkan oleh temperatur operasi lebih rendah (Xu dkk.,

2005)

3. Rejeksi tinggi sebagai akibat dari kinerja yang berdasar pada kesetimbangan fasa

uap-cair (Xu dkk., 2005)

4. Lebih sulit untuk terjadinya fouling karena ukuran pori yang lebih besar

dibandingkan membran difusional jenis lain. (Xu dkk., 2005)

5. Umpan tidak memerlukan ekstensif pre-treatment untuk mencegah membran fouling

seperti yang terjadi di dalam proses membran berbasis tekanan (Sirkar, 2001)

6. Kemampuannnya dalam mengolah larutan akuatik umpan pada konsentrasi solut

non-volatil yang sangat tinggi

7. Peralatan untuk MD lebih kecil dibandinkan teknologi konvesional lainnya.

8. Energi efisien, karena dapat diutilisasi oleh low grade waste heat dan atau sumber

alternatif energi seperti energi matahari, energi geotermal, energi nuklir dan dsb

(Lawson, 1997)

2.4 Membran Kristalisator

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

28

Membran kristalisasi (MCr) adalah MDC atau kombinasi antara MDC dengan membran

berbasis tekanan lainnya. MDC merupakan kombinasi proses pemisahan membran

dengan crystallizer sebagai post-treatment atau pengolahan pada downstream. Membran

yang digunakan adalah membran distilasi dan atau membran lain yang berbasis tekanan.

Hal ini sedikit berbeda dengan pengertian term MDC yang berarti bahwa proses

membran yang digunakan.

Membran kristalisasi merupakan membran yang diajukan sebagai salah satu membran

yang paling berpotensi dari konsep MD. Selain air sebagai recovery, MCr juga

menghasilkan padatan garam. Membran ini menggunakan prinsip perpindahan massa

evaporatif dari zat volatil melalui microporous membran dengan tujuan memekatkan

konsentrasi feed sampai keadaan super-saturated. Bila MCr diawali dengan tahap NF

atau RO, brine pekat hasil keluaran proses NF atau RO adalah feed bagi membran tipe

ini dimana kristal dapat terbentuk dari inti-inti garam yang muncul dalam proses

membran distilasi. Penggunaan MCr mengurangi masalah pembuangan brine, keluaran

proses berada dalam keadaan super-saturated sehingga dapat mudah untuk diolah lebih

lanjut.

Kristalisasi sering digunakan dalam proses pemurnian dan pemisahan, namun

permasalahan muncul pada desain alat kristalisasi. Peralatan industri seringkali

menghasilkan garam yang tidak memenuhi kriteria kualitas garam umum ataupun

industri. Integrasi penggunaan proses membran dengan kristalisasi telah menunjukkan

potensinya dalam beberapa laporan terakhir (Sluys, 1996).

Perpindahan massa pada microporous hydrophobic membrane mempunyai keuntungan

dibandingkan dengan RO dalam hal penurunan tekanan uap disebabkan oleh tingginya

konsentrasi dan viskositas. Laju laminer pada bagian tubular atau lumen pada membran

dapat meningkatkan homogenitas dari umpan, menguragi tegangan mekanik, dan

mengarahkan terjadinya pembentukan kristal garam.

Distribusi massa dalam membran dapat dieksepresikan sebagai fungsi dari fraksi massa

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

29

dalam persamaan berikut.

(2.31)

2.5 Variabel Operasi MDC

2.5.1 Variabel Input

Variabel input terdiri dari temperatur, konsentrasi, laju alir, dan kecepatan pengadukan.

Efek dari masing-masing variabel terhadap fluks telah banyak diteliti. Naiknya

temperatur feed pada seluruh model MD, menghasilkan kenaikan fluks. Efek dari

konsentrasi berbanding terbalik terhadap fluks dan beberapa peneliti menemukan dalam

konfigurasi AGMD kenaikkan konsentrasi hampir tidak mempengaruhi besarnya fluks.

Kenaikan laju alir bagi beberapa kasus menunjukkan pengaruh yang positif bagi fluks,

namun ada beberapa kasus yang menunjukkan hubungan asimtotik terhadap waktu.

Kecepatan pengadukan hanya dilakukan pada konfigurasi DCMD dan VMD saja dan

semakin cepat pengadukannya, fluks yang didapatkan akan semakin besar (Bourawi

dkk., 2006).

2.5.2 Variabel Output

Variabel yang dapat divariasikan pada bagian permeate (output) adalah temperatur dan

laju alir. Variasi hanya dilakukan pada konfigurasi DCMD, AGMD, dan SGMD.

Seiring dengan kenaikan temperatur permeat, fluks menjadi semakin kecil, namun

beberapa peneliti mengemukakan bahwa temperatur permeat tidak memberikan

perubahan yang signifikan pada fluks. Laju alir hanya memberikan dampak yang positif

bagi modul DCMD, karena pada AGMD hampir tidak terjadi perubahan fluks dan pada

SGMD terdapat nilai maksimal laju alir yang dapat divariasikan (Bourawi dkk., 2006).

2.5.3 Perbedaan Temperatur

Perbedaan temperatur dapat diaplikasikan pada DCMD, AGMD, dan SGMD.

Perbedaan temperatur tidak terlalu memberikan efek yang signifikan terhadap fluks,

namun dalam perbedaan temperatur yang sama, rata-rata temperatur yang semakin

tinggi mengaikibatkan perubahan secara eksponensial pada fluks. Hasil yang berbeda

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

30

didapatkan untuk konfigurasi SGMD dimana kenaikan fluks hanya terjadi secara

monotan terhadap kenaikan rata-rata temperatur. (Mengual dkk., 1997)

2.5.4 Perbedaan Tekanan Uap

Gaya dorong dari MD adalah perbedaan tekanan uap pada kedua sisi membran.

Perbedaan ini didapatkan dari pebedaan temperatur atau menggunakan tekanan vakum

pada sisi permeat modul. Hubungan linear didapat antara kenaikkan perbedaan tekanan

uap dengan fluks permeat. Permeat fluks dan tekanan hidrostatik transmembran pada

VMD meningkat seiring dengan turunnya tekanan vakum pada sisi permeat (Bourawi

dkk., 2006).

2.6 Parameter / Karakteristik Membran MDC

2.6.1 Tebal Membran

Tebal membran memberikan efek pada resistansi terhadap transfer massa. Untuk

mendapatkan permeabilitas MD yang tinggi, membran harus setipis mungkin, namun

untuk mendapatkan efisiensi panas, membran harus dibuat setebal mungkin. Fluks pada

permeat merupakan fungsi dari ketebalan membran. Dengan bantuan simulasi

terkomputasi, ketebalan optimum membran diperkirakan berada antara 30-60 µm.

Namun dalam penelitian yang lain, penggunaan composite hydrophobic/hydrophilic

membran dapat memberikan ketebalan membran sebear 5 µm(Lagana dkk., 2000).

2.6.2 Porositas Membran

Membran dengan porositas tinggi menghasilkan luas permukaan yang tinggi untuk

terjadinya evaporasi. Pada umumnya porositas berada antara 30-85 %. Semakin tinggi

porositas, maka semakin tinggi pula fluks yang didapatkan. Selain itu, porisitas tinggi

juga mengakibatkan turunnya conductive heat loss pada membran, karena koefisien

perpindahan panas gas yang terperangkap dalam membran jauh lebih kecil

dibandingkan koefisien pada bahan membran (Schofield., 1987).

2.6.3 Ukuran Pori Membran

Ukuran pori yang digunakan dalam MD berkisar antara 100 nm s.d. 1 µm dan fluks

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

31

permeat akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran pori membran.

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan Knudsen. Wetting semakin mudah

terjadi bila ukuran pori semakin besar. Nilai optimum ukuran pori dibutuhkan untuk

menghasilkan kinerja membran yang maksimal. Prediksi ukuran pori dapat dilakukan

dengan melakukan pendekatan dari teori kinetik gas (Cath, 2004).

2.6.4 Distribusi Ukuran Pori

Pengaruh distribusi ukuran pori sampai saat ini telah diteliti hanya untuk konfigurasi

DCMD dan VMD. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, belum terdapat kejelasan

efek dari distribusi ukuran pori terhadap fluks (Bourawi dkk., 2006).

2.6.5 Tortuositas Pori

Tortuositas membran didefinisikan sebagai jarak rata-rata pori dibandingkan dengan

tebal membran. Sampai saat ini tortuositas pori belum ditemukan hubungan yang pasti

dengan fluks. Hambatan terjadi dalam metode menentukan tortuositas. Namun metode

permeasi gas digabungkan dengan pengukuran porositas dapat digunakan sebagai

metode penentuan tortuositas (Khayet dkk., 2004).

2.6.6 Karakteristik Permukaan Membran

Membran dalam MD hanya bertindak sebagai fasilitator interfasa uap/cair dan tidak

mempengaruhi kesetimbangan diantara keduanya. Namun membran harus resistant

terhadap larutan feed. Cara untuk mencegahnya adalah menggunakan membran

hidrofobik atau dengan membuat energi permukaan membran serendah mungkin

(Khayet, 2003).

2.7 Historis dan Perkembangan Membran Distilasi-Kristalisasi

Membran distilasi pertama kali diperkenalkan oleh Bodell pada tahun 1963 dalam

percobaannya menggunakan silicone rubber sebagai media pemisah larutan brine

(Bodell, 1963). Weyl pada tahun 1967 mendapatkan paten atas penemuannya

menggunakan material membran hidrofobik yang lebih efisien (Weyl, 1967). Dari sini

dapat dikatakan membran distilasi telah lahir. Namun penerimaan masyarakat akademis

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.6

mau

yan

men

dala

Fin

yan

ting

unt

kali

mem

lebi

198

akh

pub

Pub

kon

lebi

dap

sign

men

tran

dkk

67.3.04

upun indust

ng sangat ren

njadi tema y

am gambar b

Gambar

ndley kemud

ng menjelask

ggi, berjangk

tuk dikemba

i lipat pad

mungkinkan

ih baik. Kri

89 oleh Wu

hirnya diteri

blikasi memb

blikasi terseb

nsep dasar m

ih baik diba

pat diketahui

nifikan dala

ngenai hal

nsformasi ya

k,. 2007). Pr

trial kurang

ndah diband

yang sangat u

berikut

r 2.11 Perkem

dian menyus

kan bahwa j

ka waktu lam

angkan. Jum

da tahun 1

n membran

stalisasi yan

dan Drioli,

ima secara

bran kristalis

but membuk

mengenai uti

andingkan pr

i bahwa terd

am proses i

tersebut te

ang cukup be

roses integra

begitu besa

ding dengan

umum di kal

mbangan jum

sun teori das

ika operasio

ma, maka m

mlah publika

1990-an kar

distilasi-kris

ng diutilisasi

pada saat i

akademis

sator (MCr).

ka cakrawala

ilitas kristal

roses konve

dapat sinerg

integrasi me

elah membu

esar dengan

asi tersebut d

ar karena me

RO. Baru p

langan masy

mlah publika

sar dan hasi

onal MD ber

metode ini m

asi mengena

rena adany

stalisasi dap

i dari proses

itu MDC m

pada awal

.

a ilmu penge

lisasi dalam

ensional (Cu

gi yang mem

embran den

uktikan bahw

model kom

dapat disebu

embran dist

pada perteng

yarakat akad

asi MD dari

l percobaan

rharga renda

mmiliki nilai

ai hal ini ke

ya penemua

pat teraplika

s membran d

masih dalam

tahun 2000

etahuan lebi

proses mem

urcio dkk., 2

munculkan p

ngan proses

wa membra

mbinasinya be

ut bersinergi

tilasi tmengh

gahan tahun

emis. Hal in

1963 sampa

dari Direct

ah, pada tem

keekonomia

emudian ber

an-penemuan

asikan denga

diperkenalka

tahap ide d

0-an denga

h luas denga

mbran downs

001). Dari s

pengaruh dan

lain. Pene

an kemudia

ersama pros

i dengan car

hasilkan fluk

1980-an, M

ni dapat dilih

ai 2005

t Contact M

mperatur leb

an yang ting

rkembang du

n baru yan

an hasil yan

an pada tahu

dan teori yan

n munculny

an munculny

stream seca

sini kemudia

n hasil sang

elitian terbar

an mengalam

es lain (Drio

ra menguran

32

ks

MD

hat

MD

ih

ggi

ua

ng

ng

un

ng

ya

ya

ara

an

gat

ru

mi

oli

ngi

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

33

kelemahan pada satu proses oleh kemampuan superior pada proses lain, sampai

akhirnya proses secara keseluruhan memiliki efisiensi yang sangat tinggi, menghasilkan

produk yang berkualitas sangat tinggi, effluent yang sangat minimal, dan ramah

lingkungan, serta komponen biaya yang sangat ekonomis. Hal ini tidak mungkin

tercapai tanpa ada penemuan-penemuan penting dalam perkembangan membran

distilasi. Publikasi penemuan membran distilasi berlangsung dalam kurun waktu yang

cukup lama sebelum mencapai momentum yang besar seperti saat ini.

Membran distilasi sampai saat ini belum teraplikasi dalam dunia industrial. Hal tersebut

bukan disebabkan oleh nilai komersial yang kurang menguntungkan, justru sebaliknya

proses MDC / MCr memiliki keunggulan proses maupun keekonomian. Hanya saja

terdapat beberapa aspek krusial yang belum dijelaskan dengan gamblang. Selain itu,

membran distilasi mengalami inkonsistensi yang membingungkan antara hasil

percobaan salah satu peneliti dengan peneliti lain. Sebagai contoh adalah fluks, laju

permeat ini dalam satu percobaan mengalami tidak penurunan setelah proses

eksperimen berlangsung selama sebulan, padahal pada percobaan lain ditemukan bahwa

laju permeat fluks turun dengan cepat dalam percobaan yang berlangsung hanya dalam

sehari ( El-Bourawi dkk., 2006). Dari sini dapat disimpulkan bahwa penelitian dan

pengembangan membran distilasi masih berlangsung dan belum cukup sampai pada

titik komersial. Usaha menuju ke arah tersebut tentu sangat besar. Hal ini dapat diamati

dalam jumlah penelitian dan publikasi yang berkembang dua kali lipat pada tahun-tahun

terakhir.

Proses kristalisasi dalam membran kristalisator dijelaskan dengan baik oleh Gryta

(2007). Selama ini dianggap bahwa proses pembasahan yang disebabkan oleh

terbentuknya kristal dalam membran menyebabkan tersumbatnya fluks permeat. Hal

tersebut memang cukup logis dan telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya. Namun

saat ini diketahui bahwa proses kristalisasi dalam membran tidak selamanya merugikan.

Terbentuknya kristal ion bivalen pada lapis permukaan membran malah dapat mencegah

terbentuknya kristal ion monovalen pada pori membran, sehingga menghasilkan fluks

yang lebih stabil. Selanjutnya jika pori membran tersebut ternyata diisi oleh deposit

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

34

kristal, fluks malah mengalami kenaikan. Asalkan kondisi tersebut dijaga pada

pembasahan parsial yang tidak terlalu besar. Selanjutnya, publikasi Curcio (2007)

membuktikan dengan sangat baik aspek-aspek penting dalam integrasi proses membran.

Curcio mengungkapkan hasil percobaannya sebagai berikut, “ In this work the

potentialities of different integrated membrane desalination systems have been

analyzed. The results achieved confirm the interest in operating by combining different

membrane units for seawater desalination. In particular, the presence of NF as pre-

treatment allows the increase of tthe water recovery of the RO unit up to 52%; the

introduction of a MCr unit, on one or on both retentate streams, increases the plant

recovery factor so much as to reach 92.8% (at spesific configuration), higher than that

of a RO unit (about 40%) and much higher than that of a typical MSF (about 10%). The

presence of a membrane crystallization and/ or membrane distillation unit introduces

an additional thermal energy requirement which increases the global energy demand.

However, if the water streams are already available at the temperature needed for

carrying out the MCr/MD operation or the thermal energy is available in the plant, the

energy requirement of the integrated system with MCr decreases, reaching competitive

values with those of the other desalination processes. The recourse to the MD and/or

MCr allows utilizing the added value of the retentate, increasing the plant recovery

factor, reducing the brine disposal problem and its environmental impact, and

producing valuable crystals for medical, domestic or agricultural use. In the integrated

membrane systems analysed in this work, the quality and the quantity of produced

crystals are high enough that the gain for the salts sale covers more than entirely the

cost of the desalination process. Therefore, the overall desalination process becomes

very attractive also from an economical point of view. “

Tabel 2.5 Perkembangan membran kristalisator dan State of The Art 2007

Tahun Peneliti Hasil Penelitian

1963 Bodell Paten pertama MD dengan eksperimen pada tubular silicone rubber dan umpan brine

1967

Weyl Membran PTFE dengan fluks = 1 LMH, merekomendasikan multistage MD dan recovery panas laten

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

35

Findley Eksperimen DCMD dengan berbagai jenis membran 1969 Findley dkk Teori dasar MD dikembangkan 1982 Gore Gore-Tex spiral wound MD dikembangkan oleh Gore &Assoc.

1983

Carlsson SU plate-frame MD dikembangkan The Swedish Dev. Co.Cheng Membran komposit (2-3 lapis tipis microporous lyophobic /

lyophilic tersusun berurutan atau sandwich) 1984 Schneider Hollow fiber MD dikembangkan oleh Enka AG

1985

Kesting Teknik pembuatan inversi fasa digunakan dalam MD Kesting Teknik pembuatan pemuluran dense film digunakan dalam MDWu dkk Kuantitatif penurunan fluks pada eksperimen jangka panjang

karena fouling1986 Gassel Kuantitatif penurunan fluks pada eksperimen jangka panjang

karena pembasahan1987 Kimura dkk DCMD efektif dalam percobaan konsentrasi jus 1988

Sakai dkk MD eksperimen pada konsentrasi darah Bandini dkk VMD sebagai pervaporasi hydrophobic microporous membran Schneider dkk Faktor porositas paling berpengaruh dalam MD

1989

Schofield dkk Aktivitas air dalam larutan NaClSemmens dkk Removal CHCl₃, C₂H₂Cl₄, CCl₄, C₂H₃Cl₃, 1,1,2-trikloroetana

dengan MDUdriot , Calibo Integrasi MD dengan fermentor untuk produksi etanolWu dkk Integrasi MD dengan crystallizer untuk desalinasi (MDC)

1990

Krevelen Estimasi teoritis konduktivitas termal polimer Schofield dkk Konsentrasi polarisasiCalabro dkk Integrasi membran desalinasi MD dengan RO, NF,UF/MF, MED

1991

Lim dkk, Lloyd dkk, Kim dkk

Teknik pembuatan membran thermally induced phase digunakan dalam MD

Calabro dkk MD eksperimen pada air limbah tekstil kontaminasi dye Wu dkk MD eksperimen pada air limbah farmasi kontaminasi taurin

1992

Bandini dkk Kuantifikasi efek polarisasi temperatur dalam VMD Sirkar Publikasi review MD pertamaPizzino Desalinasi air laut dengan Nre > 1000 pada konfigurasi DCMD Datta dkk The Dusty Gas Model diterapkan dalam MD Fujii dkk Pengembangan pori membran MD terkecil < 0.02μm Kong dkk Kombinasi hydrophilic selulosa nitrat/ hydrophobic membran

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

36

dengan plasma polimerisasi 1993 Tomaszewska MD eksperimen pada larutan asam sulfat kaya dalam senyawa

lanthane

1993

Sarti dkk Removal aseton, isopropanol, etanol, etil/metilasetat, metilbutileter dengan VMD

Drioli dkk Tes DCMD pada konsentrasi orange juice 1994 Zolotarev dkk MD eksperimen pada air limbah farmasi kontaminasi logam berat

1995

Bier Utilisasi energi matahari sebagai energi tambahan dari listrik dengan spiral wound AGMD

Lawson dkk Efek kekompakkan membran pada peningkatan fluks MD

1996 Agashichev dkk Longitudinal segmen model pada shell side tipe tubular Banat dkk Penyisihan benzena dari air limbah dengan VMD Zakrzewska dkk Eksperimen MD pada deuterium, efek difusi deuterium

1997 Gryta dkk Evaluasi MD pada aliran laminer1998 Favia dkk Teflon-like ( PTFE-coating fluorinated) dikembangkan melalui

teknik low pressure plasma

1999 Zakrzewska dkk Eksperimen MD pada tritium, ruthenium, iodine Martinez dkk Hubungan konduktivitas termal dan permeabilitas membran

dalam prediksi efisiensi penguapan

2000

Martinez dkk Menyusun parameter dalam model unjuk kerja membran Zhu dkk Penaikan fluks 200% oleh penguatan ultrasonik Lagana dkk Tes DCMD pada konsentrasi jus apel

2001

Curcio dkk Konsep dan eksperimen Membrane Crystallizer pertamaWang dkk Membran osmotik distiasi (OMD) Takenaka Sumber energi matahari dengan photovoltaic Curcio dkk Membran crystallizer (MCr) Sirkar dkk Konfigurasi rectangular cross flow coating fluoropolymer DCMD

dengan produksi fluks tertinggi 79 LMH Gryta dkk Hibrida UF / MD pada pengolahan air limbah berminyak

2002

Nene dkk Tes DCMD pada konsentrasi sugarcane juice Wirth dkk Penggunaan VMD dengan konsentrasi NaCl tinggi Banat dkk VMD sensitif terhadap Tumpan pada Pvakum tinggi serta Pvakum pada

Tumpan rendah Gryta DCMD + Crystallizer pada jangka panjang dengan hasil

penurunan fluks akibat wetting

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

37

Gryta Pertumbuhan mikroorganisme (S. faecalis dan Aspergillus) pada MD

Narayan dkk Sistem akustik dalam Osmotik OMDDrioli dkk MDC untuk produksi asam fumaric dan asam malic Curcio dkk MDC untuk produksi protein lisozim

2003

Ugrozov dkk Teoritis dan pemodelan Liquid Gap LGMD Khayet dkk Modifikasi flat-sheet membran polieterimida dengan fluorinasi

2003 Curcio dkk Integrasi membran kristalisasi-biokatalitik membran reaktor untuk industri pangan dan farmasi

2004

Li dkk VMD dengan fluks tinggi pada penggunaan membran jenis terbaru

Tun dkk Pembentukan kristal pada permukaan DCMD hingga fluks turun Xu dkk OMD - coating hydrophilic sodium alginate membran PTFE

2005

Islam MD efektif untuk penyisihan arsen Curcio dkk Publikasi review MD (dan operasi yang berhubungan) kedua

2006

Mariah dkk Pengaruh aktivitasi larutan garam konsentrasi tinggi terhadap kinerja MCr

Martinez dkk Channel spacer dalam peningkatan fluks MD Al-Asheh Konsentrasi larutan sukrosa via VMDKhayet Desain komposit hydrophobic / hydrophilic membran DCMDEl-Bourawi Publikasi review MD ketigaXu dkk Pilot test VMD pada kapal laut

2007 Gryta Kristal deposit pada partial wetting meningkatkan fluks2007 Hengl Membran Evaporasi dengan hydrophobic metallic membrane2007 Macedonio Integrasi RO, NF, MF, MCr, MD dengan berbagai konfigurasi

2.8 Perbandingan Reverse Osmosis dengan Membran Distilasi

2.8.1 Definisi Reverse Osmosis

Osmosis dalah suatu proses alami dimana dua macam larutan berbeda kepekatan/

konsentrasinya dipisahkan oleh sebuah membran semipermeabel, sehingga larutan yang

lebih rendah kepekatannya akan bergerak menembus membran semipermeabel menuju

cairan yang lebih tinggi kepekatannya sampai terjadi keseimbangan kepekatan/

klonsentrasi. Sedangkan reverse osmosis atau osmosis balik adalah penerapan tekanan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

38

pada sisi larutan yang mempunyai kepekatan/ konsentrasi tinggi, sehingga larutan

mengalir dari yang lebih tinggi kepekatannya menuju larutan yang lebih rendah

kepekatannya sampai terjadi keseimbangan kepekatan/konsentrasi.

Gambar 2.12. Diagram proses osmosis balik (RO)

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

39

2.8.2 Perbandingan Karakteristik RO dan MD Untuk Desalinasi

Tabel 2.6 Perbandingan karakteristik RO dan MD (desalinasi)

Membran Distilasi (MD) Osmosis Balik (RO) Karakteristik

1. Gaya dorong: Temperatur dibawah didih Gaya dorong: Tekanan diatas osmotik 2. Membran: Hidrofobik Membran: Hidrofilik 3. Mekanisme: Knudsen, molekular, viskos Mekanisme: Solution diffusion 4. Proses: Pelewatan uap dari larutannya Proses: Perbedaan molekul komponen Kelebihan 1. Penyisihan ion, makromolekul, koloid,

sel, zat non-volatil lain hingga 99,99% Fluks permeat lebih tinggi

2. Temperatur lebih rendah dari distilasi Lebih mudah dioperasikan 3. Tekanan operasi lebih rendah dari RO Telah komersial dan mapan 4. Konsentrasi umpan dapat sangat tinggi Sampai saat ini berbiaya terendah 5. Utilisasi panas buang dan panas matahari Kekurangan 1. Fluks lebih rendah Sangat bergantung pada tekanan 2. Penurunan fluks cepat terjadi Kondisi umpan lebih ketat 3. Operasi lebih sukar Tidak mampu pada konsentrasi tinggi 4. Belum komersial dan mapan (Lawson, 1997; Mulder, 1986; J. Mem.Sci berbagai edisi)

Keunggulan RO yang paling superior dibandingkan metode-metode pemisahan

lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan zat-zat dengan berat molekul rendah

seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa dan sukrosa.

Keunggulan lain dari RO ini yaitu tidak membutuhkan zat kimia, dapat dioperasikan

pada suhu kamar, dan adanya penghalang absolut terhadap aliran kontaminan, yaitu

membran itu sendiri. Selain itu, ukuran penyaringannya yang mendekati pikometer, juga

mampu memisahkan virus dan bakteri.

Sedangkan keunggulan membran distilasi adalah fluks permeat relatif lebih

rendah, penurunan fluks disebabkan oleh polarisasi konsentrasi dan temperatur serta

pembasahan parsial/total membran. Lalu penyisihan ion; makromolekul; koloid; sel;

dan zat nonvolatil lain hingga 99,99%, temperatur operasi lebih rendah dibandingkan

dengan distilasi, tekanan operasi lebih rendah dibandingkan dengan proses membran

bertekanan, persyaratan mekanik lebih lunak dalam hal tekanan dan kemampuan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

40

menahan panas, mereduksi ruang penguapan; hilang panas; fouling; dan efisiensi energi,

kemampuan mengolah larutan akuatik pada konsentrasi solut non-volatil sangat tinggi.

2.9 Integrasi Membran

Berdasarkan tabel perbandingan karakteristik RO dan MD (desalinasi) di atas, dapat

diamati bahwa beberapa kelemahan membran distilasi dapat diatasi dengan

memanfaatkan osmosis balik, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat meningkatkan

perolehan (water recovery) air bersih sekaligus mengelola konsentrasi garam dengan

lebih baik. Beberapa saran telah dikemukakan oleh para ahli membran seperti

Macedonio, Curcio, Drioli, dan para peneliti seperti Hashim, El-Zanati, dan Karakulski.

Berikut adalah contoh diagram prosesnya:

Gambar 2.13 Contoh diagram proses integrasi membran-1

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

41

Gambar 2.14 Contoh diagram proses integrasi membran-2

Gambar 2.15 Contoh diagram proses integrasi membran-3

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - · PDF fileReverse Osmosis (RO) dapat dioperasikan dalam tekanan rendah oleh sebab adanya film tipis membran komposit yang memfasilitasi sistem bekerja dibawah

B.67.3.04

42

Gambar 2.16 Contoh diagram proses integrasi membran-4