23
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian. Tinjauan tersebut digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran dalam penelitian. 2.1 Tinjauan Perusahaan PT Bumi Sari Lestari merupakan perusahaan eksportir komoditas hortikultura. Perusahaan ini berdiri pada 19 November 2011, oleh H. Bibit Waluyo. Sejarah singkat perusahaan ini berdiri karena berhubungan kuat dengan pidato Gubernur Jawa Tengah pada saat itu H. Bibit Waluyo dalam pencanangan “Kebangkitan Hortikultura Jawa Tengah” di Soropadan, Temanggung tanggal 18 Februari 2010. Saat itu Gubernur membuat pernyataan bahwa komoditas hortikultura memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani dan ajakan Gubernur pada semua pihak yang terkait menindaklanjuti dengan langkah-langkah konkrit untuk menjawab tuntutan pasar terhadap produk hortikultura. Pernyataan tersebut menjadi inspirasi kuat untuk PT Bumi Sari Lestari. Secara hukum PT Bumi Sari Lestari berdiri dengan akte notaris No. 13 tanggal 19 November tahun 2011, kemudian dalam perkembangannya PT Bumi Sari Lestari sekarang berubah akte notaris No. 46 tanggal 19 Mei 2014. Pada launching perdananya PT Bumi Sari Lestari melakukan ekspor dengan negara tujuan Singapura yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu H.Bibit Waluyo di Soropadan, Temanggung pada bulan Juni 2012. PT Bumi Sari Lestari terus tumbuh dan berkembang sebagai eksportir sayuran dan buah-buahan terbesar di Jawa Tengah. Dengan visi “Bersama petani hortikultura menuju kualitas produk ekspor” dan misi “Siapkan bibit unggul, olah lahan dan perawatan serta jaminan pasca panen dan menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk hortikultura” PT Bumi Sari Lestari berkembang dan semakin maju hingga sekarang. Sesuai visi dan misi yang memiliki karakter tajam dan membumi tersebut PT Bumi Sari Lestari melakukan ekspor yang berbasis pada kualitas, kuantitas, dan kontiunitas serta membangun kerja sama dan kemitraan dengan petani dan kelompok tani atau gabungan kelompok tani.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

  • Upload
    lamque

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan

dalam penelitian. Tinjauan tersebut digunakan sebagai landasan dan dasar

pemikiran dalam penelitian.

2.1 Tinjauan Perusahaan

PT Bumi Sari Lestari merupakan perusahaan eksportir komoditas

hortikultura. Perusahaan ini berdiri pada 19 November 2011, oleh H. Bibit

Waluyo. Sejarah singkat perusahaan ini berdiri karena berhubungan kuat dengan

pidato Gubernur Jawa Tengah pada saat itu H. Bibit Waluyo dalam pencanangan

“Kebangkitan Hortikultura Jawa Tengah” di Soropadan, Temanggung tanggal 18

Februari 2010. Saat itu Gubernur membuat pernyataan bahwa komoditas

hortikultura memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap pendapatan dan

kesejahteraan petani dan ajakan Gubernur pada semua pihak yang terkait

menindaklanjuti dengan langkah-langkah konkrit untuk menjawab tuntutan pasar

terhadap produk hortikultura. Pernyataan tersebut menjadi inspirasi kuat untuk PT

Bumi Sari Lestari. Secara hukum PT Bumi Sari Lestari berdiri dengan akte notaris

No. 13 tanggal 19 November tahun 2011, kemudian dalam perkembangannya PT

Bumi Sari Lestari sekarang berubah akte notaris No. 46 tanggal 19 Mei 2014.

Pada launching perdananya PT Bumi Sari Lestari melakukan ekspor dengan

negara tujuan Singapura yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu

H.Bibit Waluyo di Soropadan, Temanggung pada bulan Juni 2012.

PT Bumi Sari Lestari terus tumbuh dan berkembang sebagai eksportir

sayuran dan buah-buahan terbesar di Jawa Tengah. Dengan visi “Bersama petani

hortikultura menuju kualitas produk ekspor” dan misi “Siapkan bibit unggul, olah

lahan dan perawatan serta jaminan pasca panen dan menjaga kualitas, kuantitas,

dan kontinuitas produk hortikultura” PT Bumi Sari Lestari berkembang dan

semakin maju hingga sekarang. Sesuai visi dan misi yang memiliki karakter tajam

dan membumi tersebut PT Bumi Sari Lestari melakukan ekspor yang berbasis

pada kualitas, kuantitas, dan kontiunitas serta membangun kerja sama dan

kemitraan dengan petani dan kelompok tani atau gabungan kelompok tani.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-2

Perusahaan ekspor ini berkantor di Jl. Abu Bakrin 115, Sandangsari RT 04/08,

Madyocondro, Secang, Magelang, Jawa Tengah dan memiliki warehouse di Jl.

Raya Magelang-Semarang km. 13 Soropadan, Pringsurat, Temanggung, Jawa

Tengah.

Tujuan ekspor utama saat ini PT Bumi Sari Lestari adalah Singapura.

Singapura dipilih karena memiliki beberapa pertimbangan yaitu jarak negara yang

relatif dekat, prospek yang bagus dari populasi penduduk Singapura yang

memerlukan produk sayuran dan buah dalam jumlah yang besar setiap harinya

dan importir Singapura memiliki jaringan pasar swalayan, hotel, atau restoran

yang memiliki permintaan relatif stabil setiap tahunnya. Pemilihan pasar

Singapura secara khusus ditunjang dengan telah ditandatangani kesepakatan

antara pemeritah kedua negara, khususnya terkait dengan provinsi Jawa Tengah

pada saat itu, untuk meningkatkan pangsa pasar sayuran dan buah-buahan

Indonesia dari 6% ditahun 2009 menjadi 30% tahun 2014.

Gambar 2.1 Gambar Struktur Organisasi PT Bumi Sari Lestari

Gambar 2.1 diatas merupakan struktur organisasi dari PT Bumi Sari Lestari.

Kedudukan tertinggi pada PT Bumi Sari Lestari dipegang oleh President Director

yang berhubungan langsung dengan general manager terdiri dari beberapa

operational expert. General Manager akan berhubungan langsung dengan bagian

management information system, production, finance accounting dan purchasing,

personnel dan general affair, plantation yang terdiri dari plantation expert, serta

marketing. Production, finance accounting dan purchasing, personnel dan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-3

general affair, plantation, serta marketing akan dikoordinasikan oleh bagian

management information system.

Produksi sayur dan buah ekspor PT Bumi Sari Lestari bekerjasama dengan

petani, gapoktan, maupun pengepul dibeberapa daerah. Sesuai dengan visi dan

misinya PT Bumi Sari Lestari sudah melakukan kontrak kerjasama dengan petani

french beans di daerah sekitar Temanggung dan Yogyakarta. Petani tersebut akan

dibina oleh seorang agronom dari PT Bumi Sari Lestari. Agronom tersebut

bertugas dalam mengontrol dan mengawasi perkembangan penanaman sayur

french beans. Mulai dari penanaman dan proses perawatan hingga panen agronom

akan mengarahkan dan mengontrol. Kontrol berupa penjadwalan tanam, cara

penanaman, dan penjadwalan panen. Perusahaan juga memberikan bibit french

beans pada petani yang bekerjasama, hal tersebut dilakukan perusahaan agar

petani mendapat bibit unggul french beans dan penanaman mendapat hasil yang

terbaik. Bagi petani dan supplier yang bekerjasama dengan PT Bumi Sari Lestari,

biasanya akan dihubungi melalui pihak PT Bumi Sari Lestari mengenai

ketersediaan buah ataupun sayur yang diinginkan perusahaan. Sebelumnya

supplier tersebut akan berdiskusi mengenai cara pembelian. Cara pembelian

tersebut ada tiga jenis yaitu mou, trading, dan abras. Mou merupakan transaksi

yang melibatkan petani yang telah kontrak atau bekerjasama dengan PT Bumi Sari

Lestari pembelian dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,

trading merupakan transaksi dimana buah atau sayur dari supplier dibeli tetapi

buah dan sayur yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan dikembalikan, dan abras

pihak PT Bumi Sari Lestari membeli semua buah dan sayur yang telah disediakan

supplier.

Produksi dilakukan sesuai dengan order distributor luar negeri yang diterima

oleh perusahaan. Setiap tahunnya pengecekan akan buah dan sayur dilakukan oleh

distributor luar negeri mengenai kandungan yang terdapat pada sample buah atau

sayur yang dikirim oleh perusahaan sebelum dilakukan kerjasama ekspor.

distributor memberikan spesifikasi secara fisik dan kandungan yang harus

dipenuhi oleh perusahaan. Perusahaan akan merencanakan pemenuhan pemesanan

tersebut. Proses produksi sayur french beans diluar perusahaan dilakukan kontrol

terhadap petani dan supplier oleh agronom dari perusahaan. Kontrol dilakukan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-4

oleh agronom agar sayur yang didapat perusahaan sesuai dengan kriteria yang

diinginkan pemesan. Proses produksi sayur french beans dalam perusahaan

dilakukan dalam beberapa tahapan.

1. Penimbangan

Pada saat sayur datang dilakukan penimbangan oleh penanggungjawab

penimbangan. Dilakukan pencatatan awal pada buku dan dicatatkan pada Slip

Proses Produksi (SPP) serta nomer nota terima (NTK).

Gambar 2.2 Penimbangan sayur

2. Penyortiran

Berikutnya french beans akan disortir sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Penyortiran dilakuakan oleh sekelompok produksi, kelompok ini

bertugas untuk menyortir hingga pengemasan french beans. Dalam kelompok

produksi ada seorang penanggungjawab yang mencatat dan mengawasi proses

yang ada. Kelompok produksi ini dibagi menjadi dua proses, yaitu penyortiran

dan pengemasan. Pencatatan dilakukan untuk jumlah french beans yang masuk

spesifikasi atau tidak.

Gambar 2.3 Penyortiran sayur

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-5

3. Pengemasan

Proses berikutnya yaitu pengemasan atau pengemasan. Pengemasan pertama

french beans akan dimasukkan kedalam plastik kemas yang ditimbang sesuai

dengan ketentuan, berikutnya kemasan-kemasan tersebut dimasukkan dalam

kardus french beans yang jumlahnya telah ditentukan.

Gambar 2.4 Pengemasan sayur

4. Penyimpanan

Penyimpanan french beans dilakukan bila kuota produksi telah dipenuhi dan

terdapat sisa french beans yang telah disortir.

Gambar 2.5 Penyimpanan sayur

5. Pengiriman

Setelah pengemasan dilakukan proses berikutnya adalah pengiriman.

Pengiriman ke luar negeri dilakukan oleh perusahaan yang telah bekerjasama

dengan PT Bumi Sari Lestari. Sehingga PT Bumi Sari Lestari hanya mengirim

hingga ke tempat perusahaan tersebut. Dilakukan pemasukan muatan oleh

pegawai dan dilakukan pengawasan oleh seorang penanggungjawab pengiriman,

seorang driver dan pegawai akan mengantar barang yang tersebut hingga ke

forwarder dan diberikan delivery note.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-6

Gambar 2.6 Pengiriman sayur

2.2 Tinjauan Teori

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan

dalam penelitian ini. Antara lain rantai pasok, traceability, SCOR (Supply chain

Operation Reference), Radio Frequency Identification (RFID), tanaman buncis,

dan penelitian terkini.

2.2.1 Rantai Pasok

Rantai pasok merupakan cara-cara yang dilakukan oleh perusahaan yang

terintegrasi untuk menambah atau meningkatkan efesiensi melalui mata rantai

supplier yang terkait, mulai dari supplier awal hingga customer akhir. Cara

perusahaan tersebut dilakukan dengan meningkatkan komunikasi dan kerjasama

dalam setiap kaitan rantai perusahaan, yang terlibat dalam pembuatan produk

(Kosasih, 2009). Sedangkan menurut Nahmias (2005), sebuah rantai pasokan

adalah seluruh jaringan yang terkait pada aktivitas dari sebuah proses yang

mengaitkan pemasok, pabrik, gudang, toko, dan pelanggan.

Menurut Pujawan (2005) rantai pasok merupakan jaringan perusahaan-

perusahaan yang bersama-sama bekerja sama untuk menciptakan dan

menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Yang termasuk

perusahaan-perusahaan tersebut antara lain supplier, pabrik, distributor, toko atau

retailer, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.

Pada rantai pasok biasanya terdapat tiga macam aliran yang harus dikelola. Aliran

pertama yaitu barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream),

produk yang selesai diproduksi dikirim ke distributor, lalu ke retailer, kemudian

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-7

ke pemakai akhir. Aliran kedua yaitu aliran uang dan sejenisnya yang mengalir

dari hilir ke hulu. Dan aliran ketiga yaitu aliran informasi yang terjadi dari hulu ke

hilir maupun sebaliknya. Informasi mengenai ketersediaan kapasitas, status

pengiriman, dan informasi yang lainnya terkait tentang aliran barang yang

disediakan oleh perusahaan-perusahaan dalam hal ini termasuk supplier, pabrik,

distributor, toko atau retailer, serta perusahaan-perusahaan pendukung berguna

untuk menciptakan integrasi dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai

akhir.

Dalam rantai pasok terjadi komunikasi secara dua arah. Informasi mengenai

jumlah permintaan serta kebutuhan dan keinginan konsumen dapat diperoleh

melalui konsumen sebagai pengguna produk. Informasi yang telah diperoleh

kemudian disampaikan kepada jaringan pemasaran yang dimiliki untuk diteruskan

kepada perusahaan. Lalu perusahaan akan melakukan evaluasi untuk menanggapi

informasi dari pelanggan. Informasi yang berasal dari konsumen dapat digunakan

untuk mengevaluasi supplier bahan baku serta sumber daya yang dibutuhkan

untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut. Oleh karena itu rantai pasok

harus dikelola dengan baik agar berjalan sesuai dengan prosedur. Pelaku rantai

pasok mencakup semua bagian diantaranya suppliers, produsen, distributor dan

pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi

permintaan pelanggan.

Supply chain (rantai pasok) adalah suatu sistem yang dilakukan oleh

kelompok-kelompok atau organisasi untuk menyalurkan barang atau jasa yang

mereka produksi hingga sampai kepada tangan end customer dengan mempunyai

tujuan yang sama yaitu membuat pengadaan dan penyaluran produk tersebut

sebaik mungkin (Indrajit, 2002). Sistem tersebut meliputi kegiatan-kegiatan

penting, berhubungan dengan supplier, distributor, dan konsumen (Djokopranoto,

2002). Menurut Schroeder dalam Rangkuti (2004) rantai pasok merupakan alur

aliran proses bisnis dan informasi mengenai suatu produk atau jasa yang terdapat

berbagai informasi yang dibutuhkan dalam menghasilkan produk atau jasa

tersebut serta proses yang dilalui produk atau jasa tersebut, mulai dari aktifitas

manufaktur hingga distribusi ke customer akhir. Dari pendefinisian tersebut pada

penelitian ini pengertian rantai pasok adalah aliran proses bisnis dan informasi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-8

yang terdapat dalam masing-masing entitas terhadap area bisnis serta aktifitasnya

dari supplier, distributor, pasar, ritel atau toko yang berintegrasi menghantarkan

produk ke pengguna akhir.

2.2.2 Traceability

Beberapa organisasi dan peneliti masing-masing memiliki definisi

tersendiri mengenai traceability. Diantaranya adalah:

a. Sistem manajemen mutu ISO 9000:2000, traceability memiliki

definisi kemampuan dalam melacak sejarah, lokasi atau aplikasi yang

dapat menjadi pertimbangan yang berhubungan dengan asal bahan dan

suku cadang, serta sejarah pengolahan.

b. Codex Alimentarius mendefinisikan traceability secara sederhana

yaitu kemampuan dalam mengikuti perjalanan pangan pada setiap tahapan

produksi, proses, dan distribusi.

c. Kamus Webster mendefinisikan traceability adalah kemampuan untuk

mengikuti atau studi tentang kedetailan, tahap demi tahap, sejarah

mengenai aktivitas atau proses yang pasti

d. Kemampuan untuk menelusur asal usul, pemakaian, atau lokasi dari

sesuatu dibawah pertimbangan tertentu (International Organization for

Standardization, 1994).

e. Traceability merupakan kensep hubungan semua produk dan semua

jenis dari rantai pasok (Regattieri dkk., 2007).

CIES tahun 2005 mengungkapkan sistem traceability memiliki beberapa

tujuan antara lain :

1. Keamanan pangan

Dalam hal ini traceability berperan dalam keamanan pangan untuk

mencegah insiden makanan berbahaya yang terjadi. Dengan adanya traceability

proses penelusuran produk ke sumber bahaya lebih efisien dan sederhana bila

setiap entitas atau mitra dalam rantai produk memiliki catatan yang terorganisir

sehingga dapat mengidentifikasi produk yang berpotensi berbahaya, mencegah

atau meminimalkan bahaya untuk konsumen, serta menghindari opini negatif

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-9

publik pada produk tertentu yang dapat membuat penurunan penjualan pada

produk lainnya.

2. Membantu industri dalam penjaminan mutu dan pemantauan proses

Sistem traceability merupakan sistem yang dapat terintegrasi dengan sistem

yang lain seperti RFID serta berkaitan dengan kualitas dan juga sistem manajemen

produksi. Pada sistem lain dalam traceability akan berorientasi pada proses serta

produk yang bersifat proaktif dan reaktif, kualitas dan sistem manajemen

produksi berguna dalam memantau produk sebagai tindakan korektif dalam

memastikan produk aman dan sesuai standar sementara traceability akan bereaksi

dengan mengingat ketidakamanan produk dan produk yang keluar dari standar

pasar.

3. Meningkatkan produksi

Informasi yang terdapat dalam rantai traceability memungkinkan untuk

membangun historis pada suatu daerah mengenai produksi, pengolahan,

penyimpanan, transportasi, dan membuat feedback untuk meningkatkan kualitas

dari produk, hasil, kondisi, dan pengiriman, sehingga keamanan dan kualitas

pangan bagi konsumen terjamin. Dari informasi traceability yang didapat oleh

produsen akan membantu produsen dalam membuat keputusan yang bertujuan

untuk meningkatkan produksi.

Pada prakteknya ada beberapa jenis sistem traceability antara lain :

1. Paper-base Traceability Systems

Sistem berbasis kertas ini adalah bentuk paling sederhana dari pencatatan

informasi sistem ketertelusuran. Sistem kertas bergantung pada pengguna untuk

merumuskan template pencatatan yang efektif sehingga dapat digunakan untuk

merekam parameter penting terkait dengan produk.

Sistem kertas dapat menjadi pilihan paling mudah, namun sebenarnya mahal

untuk operasional kecil karena operator harus mempertimbangkan waktu yang

dibutuhkan untuk mencatat, memelihara catatan kertas, dan kemampuan untuk

mencari referensi melalui catatan jika masalah terjadi.

Selain itu semua informasi yang dicatat dalam paper-base traceability

mempunyai kekurangan yaitu memperlambat analisis informasi, informasi

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-10

terputus-putus, tidak dapat di akses secara bersamaan, sehingga secara tidak

langsung akan menambah biaya dan waktu yang diperlukan.

Kelebihan :

a. Biaya rendah.

b. Praktis.

c. Tahan lama jika diarsipkan dalam kondisi yang baik.

d. Dokumen ditandatangani, sebagai dasar hukum representasi.

Kelemahan :

a. Pengambilan dokumen dapat memakan waktu.

b. Jumlah dokumen untuk diarsipkan bisa sangat banyak.

c. Kertas rentan terhadap kelembaban, api dll.

d. Pertukaran informasi hanya pada waktu-waktu lokasi tertentu.

e. Kertas dapat dengan mudah disalin atau dipalsukan.

f. Sekali hilang, informasi tidak dapat dengan mudah direkonstruksi.

g. Susah dan tidak praktis untuk dianalisis.

2. Computer-base Systems

Informasi yang dapat direkam di atas kertas dapat ditangkap pada sistem

teknologi informasi. Sistem informasi memiliki keuntungan tambahan untuk dapat

menghubungkan dan mengolah data sebagai bagian dari sistem manajemen secara

keseluruhan .

Kelebihan :

a. Informasi dapat dikorelasikan untuk mengidentifikasi dengan cepat dan

efisien.

b. Ketertelusuran interlinking informasi dengan penjualan / produksi /

account dll

c. Interlinking perangkat lunak dengan mitra eksternal (pemasok /

pelanggan)

Kekurangan :

a. Biaya lebih mahal.

b. Terkadang sistem tidak dapat disinkronkan dengan sistem lain atau

perangkat lunak lain.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-11

3. Bar Coding Systems

Bar coding adalah teknologi yang relatif matang dan telah digunakan secara

ekstensif dibeberapa sektor perindustrian. Pada dasarnya barcode menggunakan

kode numerik atau alfanumerik sebagai sarana identifikasi. Kode ini diterapkan

pada label dan dibaca dengan pembaca kontak.

Tujuan utama dari barcode adalah untuk mengidentifikasi item dan

menghilangkan atau mengurangi kesalahan manusia dengan menyediakan

pendekatan elektronik antarmuka dengan sistem komputer perusahaan.

4. RFID Systems

Radio frequency identification (RFId) adalah versi elektronik dari teknologi

barcode, tidak perlu seorang individu berhadapan langsung karena informasi

dilewatkan melalui gelombang radio. Penerapan teknologi barcode dalam

teknologi rantai pasokan secara luas diterapkan di seluruh entitas rantai. Informasi

tentang barcode harus melewati dari satu tahap ke tahap lainnya di seluruh rantai.

Pada kenyataannya bahwa RFId hanya mengurangi risiko kesalahan manusia,

barcoding memberikan mekanisme yang sangat baik di semua sektor untuk

melacak gerakan dari rantai pasokan.

Keuntungan :

a. Standar untuk kode produk (EAN / UCC) sudah matang.

b. Banyak digunakan dan biayanya efektif.

c. Digunakan untuk melacak batch.

d. Digunakan untuk paket-paket individual.

e. Dapat merekam tanggal kadaluwarsa.

Kekurangan :

a. Pembacaan tag terkadang harus didekatkan secara langsung.

Berdasar pendefinisian serta tujuan dari traceability yang ada pada

penelitian ini, traceability didefinisikan sebagai kemampuan dalam menelusur

alur rantai pasok suatu produk untuk mendapatkan informasi yang dapat

digunakan untuk penjaminan mutu serta kualitas suatu produk.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-12

2.2.2.1 Manfaat Traceability

Dalam kaitannya dengan rantai pasok makanan, beberapa peneliti

menyebutkan bahwa traceability sangat potensial dalam mengurangi risiko dan

biaya yang berhubungan dengan penanganan penyakit pada makanan serta

menghilangkan bahaya pada keamanan makanan. Beberapa penelitian

menyebutkan bahwa terdapat banyak manfaat pada traceability yaitu mengurangi

biaya pengobatan (Hobbs dkk., 2005); mengurangi biaya kehilangan produktivitas

tenaga kerja (Kelepouris dkk., 2007; Lee dan Ozer, 2007),; mengurangi waktu

pemanggilan ulang (recall) (Hobbs dkk., 2005; Banterle and Stranieri, 2008); dan

menjamin konsistensi keamanan makanan (Pettitt, 2001; Meuwissen dkk., 2003;

Beulens dkk., 2005; Schwägele, 2005). Fungsi lain dari traceability adalah

keakurasian informasi produk kepada konsumen dan memungkinkan konsumen

dalam mendapatkan informasi yang relevan pada keamanan dan kualitas makanan,

konsumen akan bersedia membayar dengan harga tinggi untuk produk yang

terjamin sesuai dengan yang diinginkan (Hobbs dkk., 2005; Loureiro and

Umberger, 2007; Summer and Pouliot, 2008; Chryssochoidis dkk., 2009).

2.2.2.2 Prinsip Treceability

Dalam penggunaan konsep traceability ini, maka beberapa prinsip yang

harus diperhatikan adalah:

1. Perusahaan harus menentukan mengenai apa yang perlu untuk dilakukan

pelacakan. Barang yang dapat dilacak diantaranya:

- Produk atau barang dagang (misal kardus, barang yang dibutuhkan

konsumen)

- Unit logistik (misal wadah untuk mengirim barang)

- Pengiriman atau perpindahan produk atau barang dagang

2. Semua barang yang akan dilacak harus diidentifikasi dengan unik dan

informasinya diberikan kepada seluruh rekan rantai pasuk yang memiliki

pengaruh.

3. Ketika produk disusun kembali/ dilakukan pengemasan ulang, produk baru

harus menggunakan tanda identifikasi baru (GTIN). Meski demikian

hubungan antara produk baru dengan input asal tetap terkoneksi.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-13

4. Ketika unit logistik disusun kembali/ dilakukan pengemasan ulang, unit

logistik baru harus menggunakan tanda identifikasi baru (SSCC). Meski

demikian hubungan antara unit logistik baru dengan input asal tetap

terkoneksi.

5. Semua rantai pasok harus secara sistematis terhubung antara aliran produk

dengan aliran informasi mengenai produk-produk tersebut. Nomor

identifikasi dari produk yang dilacak harus dikomunikasikan pada

dokumen perusahaan terkait.

6. Masing-masing dari Partner Traceability (berupa perusahaan) harus bisa

mengidentifikasi sumber langsung (supplier) dan penerima langsung

(konsumen) dari produk yang dilacak.

7. Seluruh bagian rantai pasok membutuhkan internal dan eksternal

traceability. (Pelaksanaan dari internal traceability harus memastikan

bahwa hubungan antara input dan output penting untuk dijaga).

8. Semua aset (kekayaan perusahaan) yang memerlukan pelacakan harus bisa

diidentifikasi secara baik.

9. Palabelan yang menunjukkan nomor identifikasi suatu barang harus berada

di kemasan sampai barang tersebut dikonsumsi atau rusak oleh partner

dagang berikutnya. Prinsip ini diaplikasikan selama barang tersebut adalah

bagian dari kemasan yang sangat besar.

2.2.3 SCOR (Supply Chain Operation Reference)

SCOR (Supply Chain Operation Reference) merupakan kerangka

pengukuran kinerja supply chain yang dikembangkan dan dikenalkan oleh Supply

Chain Council (SCC). Pendekatan ini dikembangkan dan juga digunakan untuk

mendefinisikan proses manajemen serta mengukur kinerja dari supply chain.

SCOR merupakan suatu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengkomunikasikan sebuah kerangka yang menjelaskan mengenai rantai pasok

secara detail, mendefinisikan dan mengategorikam proses-proses yang

membangun metrik-metrik atau indikator pengukuran yang diperlukan dalam

pengukuran kinerja rantai pasok.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-14

Pengembangan sistem pengukuran kinerja rantai pasok perlu

mempertimbangkan karakter-karakter khusus dari rantai pasok yang akan diukur

(Aramyam dkk, 2006). Umumnya rantai pasok pertanian terdiri dari dua jenis,

yaitu rantai pasok produk pertanian segar dan rantai pasok produk olahan

pertanian. Dalam penelitian ini jenis rantai pasok yang digunakan adalah rantai

pasok produk pertanian segar, dimana untuk jenis tersebut memperhatikan

beberapa aspek khusus, yaitu mudah rusak dan perubahan tingkat mutu produk

sepanjang rantai pasok, waktu produksi/budidaya yang lama, produk musiman,

membutuhkan moda transportasi dan fasilitas penyimpanan yang terkondisi,

kuantitas dan mutu produk sangat dipengaruhi oleh banyak peubah seperti cuaca,

hama/penyakit, bulky, sensitif dengan isu-isu lingkungan, ditentukan oleh atribut

fisik produk seperti rasa, warna, ukuran, tekstur, dan lainnya, lalu faktor

kenyamanan saat dikonsumsi/dimakan, keamanan produk, dan persepsi mutu

(Aramyam, dkk, 2006).

Gambar 2.7 Gambar integrasi komponen SCOR

Pada sudut pandang performance measurement, kerangka tersebut

mencakup semua aspek dari kumpulan performance measure, measure

dependencies sampai pendekatan evaluasi. Sudut pandang performance

improvement, kerangka tersebut membentang di seluruh siklus performance

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-15

improvement untuk supply chain termasuk didalamnya langkah-langkah

pemodelan, pengukuran, analisis dan improvement.

Penjelasan mengenai langkah-langkah tersebut dijelaskan dibawah ini

a. Membangun Model Kinerja

Pada tahap ini model dari kinerja dibuat. Model kinerja ini terdiri dari

tiga aspek yakni desain dari pengukuran kinerja (didalamnya terdapat

sebuah pengukuran terstruktur yang seimbang, definisi dari ukuran dan

perhitungan pengukuran serta pendekatan pengumpulan data), measure

dependencies memetakan hubungan anatara ukuran-ukuran kinerja yang

merupakan dasar dari analisa selanjutnya dan evaluation method.

b. Mengukur Kinerja Supply chain

Proses pengukuran kinerja didalamnya terdiri dari perhitungan ukuran

dan evaluasi kinerja. Ukuran-ukuran dapat dihitung berdasarkan definisi –

definisi proses dan data sebenarnya yang diambil dari supply chain. Evaluasi

kinerja adalah sebuah proses pemberian bobot pada berbagai macam ukuran

kinerja untuk mempresentasikan tingkat kepentingan dari setiap dimensi

yang diukur.

c. Analisa Kinerja

Pada tahap ini akan menghasilkan beberapa pendekatan analisis kinerja

untuk pengambilan keputusan dan perbaikan yakni gap analysis, prioritas

ukuran dan analisis sebab akibat.

d. Improvement

Berdasarkan pengukuran dan analisis kinerja, improvement disini dapat

dibagi menjadi dua subdivisi utama. Pertama, dengan menganalisa tingkat

kepentingan dan hubungan antara ukuran-ukuran kinerja. Kedua dengan

gap analysis dan process reengineering, dapat meningkatkan kinerja dari

supply chain yang sesungguhnya.

Proses dalam SCOR terdiri dari tiga level yaitu :

Level 1 merupakan top level yang terdiri dari lima proses manajemen utama

supply chain yang menkarakteristikan kinerja dalam perspektif customer dan

perspektif internal. Adapun lima proses manajemen tersebut yaitu :

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-16

a. Plan : proses dalam menyeimbangkan permintaan dan pasokan, yang

termasuk dalam proses ini seperti proses menaksir kebutuhan distribusi,

perencanaan produksi, perencanaan kapasitas, dan perencanaan serta

pengendalian persediaan.

b. Source merupakan proses dalam pengadaan barang atau jasa untuk

memenuhi permintaan, proses ini mencakup penjadwalan pengiriman

dari supplier, menerima, mengecek, dan memberikan pembayaran

untuk barang yang dikirim supplier, memilih supplier, dan lain

sebagainya.

c. Make merupakan proses dalam menjadikan bahan baku menjadi produk

yang diinginkan pelanggan, dalam make proses yang terlibat seperti

penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi serta pengetesan

kualitas, dan lain sebagainya.

d. Delivery yaitu proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang

maupun jasa yang biasanya meliputi order management, transportasi,

dan distribusi. Proses yang telibat seperti menangani pesanaan

pelanggan, pemilihan perusahaan jada pengiriman, penanganan

kegiatan pergudangan produk, dan mengirim tagihan ke pelanggan.

e. Return merupakan proses pengembalian atau menerima pengembalian

produk karena berbagai alasan, proses yang dilakukan seperti

identifikasi kondisi produk, pengembalian cacat, penjadwalan

pengembalian, melakukan pengembalian dan lainnya.

Level 2 merupakan level yang digunakan untuk konfigurasi dan sangat

berhubungan dengan pengkategorian proses. Pada level 2 ini dilakukan

pendefinisian kategori – kategori terhadap setiap proses pada level 1. Pada level

ini, proses di susun sejalan dengan strategi supply chain. Tujuan yang hendak

dicapai pada level 2 ini adalah menyederhanakan supply chain dan meningkatkan

flexibility dari keseluruhan supply chain. Pada level 2 ini, kendala market, kendala

produk, dan kendala perusahaan digunakan untuk menyusun proses inter dan

intra- perusahaan. Di level 2 ini setiap proses inti dari SCOR ditampilkan lebih

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-17

rinci dari tiga tipe proses SCOR, yaitu planning (perencanaan), excecution

(pelaksanaan) dan enable (pengaturan antara perencanaan dan pelaksanaan).

Level 3 adalah level elemen proses yang merupakan level terbawah dari

SCOR model. Pada level ini, perusahaan harus mendefinisikan secara detail

proses-proses yang teridentifikasi begitu juga dengan ukuran kinerja dan juga best

practice pada setiap aktivitas. Level kinerja dan practices didefinisikan untuk

proses-proses elemen ini. Dalam level ini, benchmarking dan atribut –atribut yang

diperlukan juga dibutuhkan untuk enabling software. Pada level 3 ini akan

terbentuk konfigurasi As-Is-Process yang disertai input (masukan), output

(keluaran) dan basic logic flow dari elemen-elemen proses.

Sedangkan level 4 merupakan implementasi dari supply chain yang bukan

termasuk level proses. Pada level implementasi, yakni level yang berada dibawah

level 3, elemen proses diuraikan kedalam task dan aktivitas lanjutan. Level

implementasi ini tidak mencakup dalam lingkup SCOR model. Pada level ini

digambarkan secara detail tugas-tugas didalam setiap aktivitas yang dibutuhkan

pada level 3 untuk mengimplementasikan dan mengelola supply chain berbasis

harian.

Pendekatan SCOR (Supply chain Operation Reference) memiliki

keuntungan dalam penggunaannya. Adapun keuntungannya yaitu dapat

memperlihatkan hubungan antara tujuan umum dari perusahaan berupa taktik dan

strategi dengan operasi supply chain secara keseluruhan serta SCOR (Supply

chain Operation Reference) model ini dapat membantu dalam mengidentifikasi,

mengevaluasi, dan memonitoring performa dari sistem supply chain yang ada.

2.2.4 Tanaman Buncis

Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) berasal dari wilayah selatan

Meksiko dan wilayah panas Guatemala. Pada kondisi liar, buncis ditemukan di

dataran rendah hingga dataran tinggi, dan di lingkungan kering hingga lembab

(Duke, 1981). Buncis berdaging kurang dapat beradaptasi terhadap iklim

dibandingkan tipe biji kering. Buncis merupakan sumber protein, vitamin dan

mineral yang penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk obat

dalam berbagai macam penyakit. Gum dan pektin yang terkandung dapat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-18

menurunkan kadar gula darah, sedangkan lignin berkhasiat untuk mencegah

kanker usus besar dan kanker payudara. Serat kasar dalam polong buncis sangat

berguna untuk melancarkan pencernaan sehingga dapat mengeluarkan zat-zat

racun dari tubuh (Cahyono, 2007). Zat-zat gizi yang terdapat di dalam buncis

dalam 100 g bahan yang dapat dimakan dapat dilihat pada Tabel

Tabel 2.1 Kandungan nilai gizi dan kalori kacang buncis per 100 g bahan

Tanaman buncis berbentuk semak atau perdu. Tinggi tanaman buncis tipe

tegak berkisar antara 30-50 cm sedangkan tipe merambat dapat mencapai 2 m.

Kacang buncis dan kacang jogo mempunyai nama ilmiah yang sama yaitu

Phaseolus vulgaris L. Perbedaannya pada tipe pertumbuhan dan kebiasaan

panennya. Kacang buncis tumbuh merambat (pole beans) dan dipanen polong

mudanya, sedangkan kacang jogo/kacang merah merupakan kacang buncis jenis

tegak atau tidak merambat, yang umumnya dipanen polong tua atau bijinya saja,

sehingga disebut bush bean. Nama umum kacang buncis adalah Snap beans atau

French beans (Rukman, 1998). Berdasarkan kegunaannya, buncis terbagi menjadi

4 kelompok, yaitu:

1. Buncis Perancis: bagian yang dikonsumsi ialah polong berdaging yang

berwarna hijau, kuning, atau ungu yang mengandung biji yang belum

berkembang. Polong tidak mempunyai mempunyai urat samping atau

lapisan lir-kertas.

2. Buncis filet haricot: polong mengandung urat samping (string), tetapi

polong muda berdaging yang dikonsumsi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-19

3. Buncis haricot: biji segar adalah bagian yang dimakan, sedangkan polong

mengandung urat samping dan serat umumnya tidak dikonsumsi.

4. Buncis bijian kering: biji kupasan kering adalah bagian yang dikonsumsi,

sedangkan polong mempunyai urat samping, serat, lapisan lir kerts, dan

tidak dimakan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) pada tahun 1999 telah melepas

3 varietas buncis dengan tipe pertumbuhan merambat yaitu varietas Horti 1, Horti

2, dan Horti 3; dan pada tahun 2011 telah melepas 3 varietas buncis dengan tipe

pertumbuhan tegak yaitu varietas Balitsa 1, Balitsa 2, dan Balitsa 3. Berikut ini

adalah deskripsi 6 varietas buncis yang telah dilepas Balitsa:

1. Horti 1

Varietas ini merupakan introduksi kultivar WITSA dari Taiwan dengan

nomor galur BPH-1801BR. Tanaman mulai berbunga pada umur 43-46 hari

setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 52-54 HST. Polong

muda berwarna hijau, bentuknya bulat masif (tidak berongga), ujung agak

melengkung dan bekas tangkai putik lurus, rasanya manis (4,3 brix), panjang

16-18 cm, lebar 0,9 cm, dan berserat halus (stringless) serta bobot per polong

9,5-10 gram. Potensi hasilnya setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar

25,3 ton/ha, dan setelah 4 minggu sejak bunga mekar sebesar 48,2 ton/ha.

Varietas ini rentan terhadap penyakit karat daun dan antraknos. Horti 1 cocok

ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau.

Gambar 2.9 Gambar varietas sayur buncis horti 1

2. Horti 2

Varietas ini merupakan hasil seleksi dari keturunan yang berasal dari

persilangan antara buncis rambat lokal Surakarta dan buncis rambat Manoa

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-20

Wonder asal Hawaii. Tanaman mulai berbunga pada umur 44-48 hari setelah

tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 53-57 HST. Polong muda

berwarna hijau, bentuk bulat masif (tidak berongga), dan relatif lurus, rasanya

manis (4,0 brix), panjang 15,3-17,0 cm, lebar 0,9 cm, berserat halus

(stringless) serta bobot per polong 9,4-10 gram. Potensi hasil setelah 2 minggu

sejak bunga mekar sebesar 12,6 ton/ha dan setelah 4 minggu sejak bunga

mekarsebesar 37,7 ton/ha. Varietas ini tahan terhadap penyakit karat daun

serta sesuai ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau.

Gambar 2.10 Gambar varietas sayur buncis horti 2

3. Horti 3

Varietas ini merupakan hasil seleksi dari keturunan yang berasal dari

persilangan antara buncis rambat lokal Surakarta dan buncis rambat Manoa

Wonder asal Hawaii. Tanaman mulai berbunga pada umur 45-48 hari setelah

tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 55-58 HST. Polong muda

berwarna hijau, bentuk agak bulat masif (tidak berongga), agak melengkung

pada ujung seperti pancing, rasanya manis (4,3 brix),panjang 15,5-17,25 cm,

lebar 0,9 cm dan berserat halus (stringless) serta bobot per polong 8,6-9 gram.

Potensi hasil setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar 15,7 ton/ha dan

setelah 4 minggu sejak bunga mekar sebesar 36,1 ton/ha. Varietas ini tahan

terhadap penyakit karat daun dan sesuai ditanam di dataran tinggi dan medium

pada musim kemarau.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-21

Gambar 2.11 Gambar varietas sayur buncis horti 3

4. Balitsa 1

Varietas ini merupakan introduksi dari Belanda. Tanaman mulai berbunga

pada umur 30-35 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada

umur 53-55 HST. Polong muda berwarna hijau muda, bentuknya lurus,

rasanya agak manis, panjang 15-16 cm, lebar 0,7-0,8 cm dan tekstur halus

serta bobot per polong 10-15 gram. Jumlah polong per tanaman 30-40 buah

dengan bobot 250-300 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar

dan kebutuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 18,4-19,0 ton.

Keunggulan varietas ini ialah berbunga serempak dan berumur genjah serta

dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m

dpl.

Gambar 2.12 Gambar varietas sayur buncis balista 1

5. Balitsa 2

Varietas ini merupakan introduksi dari Perancis. Tanaman mulai berbunga

pada umur 32-33 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada

umur 47-48 HST. Polong muda berwarna hijau muda, bentuknya lurus,

rasanya agak manis, panjang 16-17 cm, lebar 0,6-0,7 cm dan tekstur halus

serta bobot per polong 8-10 gram. Jumlah polong per tanaman 50-60 buah

dengan bobot 300-400 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-22

dan kebututuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 20,0-23,8 ton.

Keunggulan varietas ini ialah produksi tinggi, berbunga serempak dan

berumur genjah serta dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada

ketinggian 400-500 m dpl.

Gambar 2.13 Gambar varietas sayur buncis balista 2

6. Balitsa 3

Varietas ini merupakan introduksi dari Amerika. Tanaman mulai berbunga

pada umur 32-34 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada

umur 48-50 HST. Polong muda berwarna hijau tua, bentuk agak melengkung,

rasanya agak manis, panjang 14-15cm, lebar 0,9-1,0 cm dan tekstur halus serta

bobot per polong 5-7 gram. Jumlah polong per tanaman 55-65 buah dengan

bobot 300-400 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar dan

kebututuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 20-24 ton.

Keunggulan varietas ini ialah produksi tinggi, dan dapat beradaptasi dengan

baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m dpl.

Gambar 2.14 Gambar varietas sayur buncis balista 3

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan konsep dan teori yang digunakan ... sebuah rantai pasokan ... dan distribusi

II-23

2.3 Penelitian Terkini

Penelitian terkini berikut menjadi referensi dalam pelaksanaan penelitian

traceability menggunakan pendekatan SCOR pada perusahaan manufaktur.

Berikut tabel penelitain terkini.

Tabel 2.2 PenelitianTerkini

No Nama Judul dan Penelitian Hasil Penelitian

1

TRACEABILITY SYSTEM OF FISH

PRODUCTS

- LEGISLATION TO IMPLEMENTATION

IN SELECTED COUNTRIES . Nguyen

Quynh Van, Sveinn V. Árnason, Halldór

Ó. Zoega

Peraturan-peraturan yang

terkait traceability dunia

internasional yang di

kombinasikan untuk

diterapkan pada Icelandia

2

PEMETAAN AKTIVITAS RANTAI PASOK

DALAM MEMBANGUN

SISTEM TRACEABILITY PADA INDUSTRI

SARI APEL. Dwi Iryaning Handayani dan

Iwan Vanany

Pemetaan aktivitas rantai

pasok sesuai dengan area

proses bisnisnya.

3

Desain Model Sistem Ketertelusuran

Buah-Buahan

di Tingkat Petani Menggunakan

Teknologi RFID. Yusuf Priyandari,

Yuniaristanto, dan Evizal

Penggambaran lebih detail

bagaimana ketertelusuran

buah-buahan dilakukan

menggunakan teknologi RFID

4

Fruit Supply Chain Traceability in

Indonesia

Based on RFID Technology and GS1

Standard. Y. Priyandari, Yuniaristanto,

W. Sutopo, R. Zakaria, E. A. Kadir

Desain rantai pasok buah

dengan teknologi RFID di

Indonesia

5

Food Traceability in Supply Chain

Based on

EPCIS Standard and RFID Technology.

Evizal Abdul Kadir, Siti Mariyam

Shamsuddin, Eko Supriyanto,Wahyudi

Sutopo, and Sri Listia Rosa

Dapat menelusur dan melacak

informasi produk yang

dibuyuhkan oleh perusahaan.

6

Buyer–supplier relationship’s

influence on traceability

implementation in the vegetable

industry. Luis Arturo Ra´ bade, Jose´

Antonio Alfaro

Menghasilkan desain

traceability sayuran yang

dibangun berdasarkan literatur

dan penelitian tersebut.

7

Traceability as a strategic tool to

improve inventory management:

A case study in the food industry. Jose´

A.Alfaro , LuisA.Ra´bade

Menunjukkan mengapa sistem

ketelusuran diperlukan dan

bagaimana cara

mengimplementasikannya

Berdasakan penelitian yang telah disajikan diatas maka penelitian kali ini

menekankan ke traceability rantai pasok ekspor sayur melalui udara pada PT

Bumi Sari Lestari dengan studi kasus french beans yang menggunakan

pendekatan SCOR dan penerapan teknologi RFID.