35
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan menyangkut porses diferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembngan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah, dan terpadu. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju kedepan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih & Ranuh: 2013). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini mencakup adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistyawati, Ari. 2017).Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan.

Perkembangan menyangkut porses diferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem organ

yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya, termasuk

juga perkembngan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan perilaku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan

perubahan yang bersifat progresif, terarah, dan terpadu. Progresif mengandung

arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju

kedepan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini,

sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih & Ranuh: 2013).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini mencakup

adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system

organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga perkembangan emosi,

intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

(Sulistyawati, Ari. 2017).Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

7

tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara

dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan hasil

interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,

misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan

sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia

yang utuh (Kemenkes RI: 2016).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan ( Armini, Sriasih, dan

Marhaeni: 2017). Menurut Marmi & Margiyati tahun 2017 perkembangan adalah

perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu

mulai lahir sampai mati. Perubahan – perubahan yang dialami individu menuju

tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.

Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol pergerakan

badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi dan otot. Perkembangan

motorik dibagi menjadi 2 yaitu: perkembagan motorik kasar dan motorik halus.

Perkembangan motorik kasar melibatkan otot- otot besar meliputi perkembangan

gerakan kepala, badan, anggota badan, keseimbangan, dan pergerakan.

Perkembagan motorik halus adalah koordinasi halus yang melibatkan otot- otot

kecil yang dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, fungsi visual yang akurat,

dan kemampuan itelek nonverbal (Soetjiningsih & Ranuh: 2013).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

8

B. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan

intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut

saraf.

2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan

selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak

tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa

berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan

fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan

masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan

yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan

fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

9

lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi badannya

serta bertambah kepandaiannya.

5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang

tetap, yaitu :

a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke

arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).

b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu

berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai

kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)

6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan

berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak

terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat

gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.Proses

tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling

berkaitan.

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

a) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,

sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan

perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak

memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan

potensi yang dimiliki anak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

10

b) Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan

berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi

berkesinambungan (Kemenkes RI: 2016).

Ciri-ciri perkembangan fisik-motorik anak usia tiga tahun adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan stabil meskipun lebih lambat dibandingkan dalam dua tahun

pertama.

2. Pertumbuhan kaki lebih cepat daripada lengan.

3. Lingkar kepala dan dada sama, ukuran kepala proporsional.

4. Kemontokan bayi menghilang dan leher terlihat lebih jenjang.

5. Postur lebih tegak, perut menonjol lagi.

6. Bisa melompat dari langkah rendah.

7. Bisa berjalan-jalan berjinjit.

8. Keterampilan motorik kasar: naik sepeda roda tiga, melepas pakaiannya

sendiri.

9. Keterampilan motorik halus: menggambar garis tegak, menggambar lingkaran

(Chomaria, 2015).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

11

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

a. Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.

b. Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

c. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

d. Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki lebih cepat.

e. Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

12

f. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s(Adriana, 2017).

2. Faktor luar (eksternal)

a. Faktor Prenatal

1) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot.

3) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

4) Endokrin

Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali, dan

hiperplasia adrenal.

5) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

6) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks) dapat menyebabkan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

13

kelainan pada janin ; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental,

dan kelainan jantung kongenital.

7) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah

merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

8) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

9) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain (Kemenkes RI: 2016).

b. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak (Kemenkes RI, 2016).

c. Faktor Pascasalin

1) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, dperlukan zat makanan yang adekuat.

2) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan janin.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

14

3) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari ,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

4) Psikologis

Hubungan anak dengan prang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

diketahui oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,

akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

5) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

6) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat

pertumbuhan anak.

7) Lingkungan pengasuh

Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

15

8) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

9) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan.

(Kemenkes RI, 2012).

d. Faktor adat istiadat meliputi :

1) Pekerjaan dan pendapatan keluaraga

2) Pendidikan ayah dan ibu

3) Jumlah saudara

4) Jenis kelamin dalam keluaraga

5) Stabilitas rumah tangga

6) Kepribadian ayah dan ibu

7) Adat istiadat, norma-norma, dan tabu-tabu

8) Agama

9) Urbanisasi

10) Kehidupan politik dalam masyarakat yang memengaruhi kepentingan

anak, anggaran,dan lain-lain (Sulistyawati:2017).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

16

D. Prinsip Perkembangan Motorik

Beberapa penelitian longitudinal dilakukan pada sekelompok bayi dan

anak – anak yang diteliti dalam periode tertentu untuk melihat kapan tepatnya

tingkah laku motorik muncul dan menghilang, apakah tingkah laku tersebut sama

untuk anak lain yang umurnya sama. Dari penelitian tersebut, didapatkan 5 prinsip

penting perkembangan motorik, antara lain:

1. Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf dan otot.

Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan perkembangan

area system saraf yang berbeda. Karena pusat saraf perifer yang terletak di

medula spinalis lebih dulu berkembang pada saat lahir, refleks lebih dulu

muncul daripada gerakan volunter.

Refleks tersebut berguna untuk mempertahan kan hidup, seperti refleks

mengisap, menelan, berkedip, refleks tendon patella, dan knee jerk. Serebelum

berfungsi mengontrol keseimbangan, berkembang cepat 17 pada satu tahun

pertama. Serebri khusunya pada lobus frontal berfungsi mengontol gerakan

ketrampilan.

2. Belajar ketrampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara matang.

Tidak ada gunanya mengajarkan gerakan ketrampilan anak sebelum sistem

saraf dan otot berkembang dengan baik tidak untuk anak.

3. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi. Perkembangan

motorik mengikuti arah hukum perkembangan. Arah perkembangan anak

berlangsung secara sefalokaudal dan proksimaldistal, perubahan dari gerakan

menyeluruh menuju ke aktivitas yang spesifik.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

17

4. Pola perkembangan motorik dapat ditentukan. Anak akan belajar duduk

sebelum berjalan dan tidak mungkin arahnya dibalik.

5. Kecepatan perkembangan motorik berbeda pada setiap individu.

Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama tetapi umur untuk

mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk setiap individu.

Misalnya, umur pencapaian anak untuk bisa duduk sendiri, berbeda-beda pada

setiap anak (Soetjiningsih & Ranuh, 2013).

E. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan motorik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik

internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut diantaranya:

1. Sifat dasar genetik

Genetik atau faktor keturunan dapat mempengaruhi perkembangan

fisik motorik anak, termasuk bentuk tubuh, tinggi badan, warna rambut,

warna kulit, kecerdasan dan lainnya. Namun kondisi fisik motorik anak

tidak selalu mirip dengan orang tua saja, tetapi bisa jadi dari nenek kakek

atau nenek moyang sebelumnya. Selain itu, faktor genetik bisa saja tidak

terlihat pada anak karena terdapat faktor lain yang berpengaruh misalnya:

orang tuanya pendek tetapi anaknya tinggi, hal ini bisa jadi karena

stimulasi dan gizi yang lebih baik pada anak.

2. Kondisi dalam masa prenatal

Saat janin dalam kandungan mendapatkan asupan gizi dan

stimulasi yang baik, maka janin akan berkembang dengan baik secara fisik

dan motoriknya akan lebih aktif. Selain itu, emosi ibu saat mengandung

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

18

bila dalam kondisi stabil dan merasa senang, maka perkembangan motorik

pasca lahir akan berkembang lebih cepat dan optimal.

3. Proses kelahiran

Saat proses kelahiran, bila proses melahirkannya sukar maka bisa

berdampak buruk terhadap kondisi fisik motorik bayi yang dilahirkan,

terutama cendera daerah kepala yang keluar lebih awal dalam persalinan

normal dan bisa berakibat fatal terhdap kondisi otak bayi. Selain itu,

kelahiran sebelum waktunya atau prematur akan dapat memperlambat

perkembangan motoriknya karena kondisinya belum matang dibandingkan

yang lahir tepat waktu.

4. Kecerdasan atau IQ

Kecerdasan atau IQ bisa berpengaruh terhadap kondisi motorik

anak. Anak yang memiliki kecerdasan yang tinggi, menunjukkan

perkembangan motoriknya akan berkembang lebih cepat dibandingkan

yang kecerdasannya normal ataupun dibawah rata- rata.

5. Lingkungan

Lingkungan yang baik akan bisa membantu anak berkembang

optimal fisik motoriknya. Kondisi lingkungan yang sehat dan kondusif

akan membantu anak untuk lebih mengembangkan keterampilan

motoriknya.

6. Stimulasi

Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan pada anak untuk

menggerakkan semua bagian tubuh akan membantu anak untuk

berkembang kemampuan motoriknya dengan lebih cepat.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

19

7. Pola asuh

Pola asuh orang tua yang terlalu melingdungi dan selalu membantu

anak dalam melakukan aktifitas sehari – harinya , maka akan

melumpuhkan kesiapan berkembangnya kemampuan motorik anak.

8. Kesehatan dan cacat fisik

Kesehatan yang baik akan membantu anak untuk tumbuh dengan

pesat secara fisik maupun motoriknya, mengingat pada masa anak terjadi

proses pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disbanding masa

remaja dan dewasa. Namun bila kesehatan anak tidak baik maka akan

menghambat laju pertumbuhan fisik dan motoriknya, dan bila anak

mengalami cacat fisik dan kondisi kesehatan yang buruk, maka anak akan

kesulitan untuk mempelajari keterampilan motorik yang diperlukan,

sehingga perkembangan motoriknya menjadi tidak optimal (Hapsari:

2017).

F. Aspek-aspek Perkembangan Yang Dipantau

1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan

otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,

dan sebagainya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

20

3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai

bermain}, berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya (Kemenkes RI: 2016).

G. Penyimpangan/Gangguan Perkembangan Anak

1. Gangguan perkembangan motorik

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal. Salah satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau

penyakit neuromuskuler. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami

keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis,

ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina

bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik.

Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan

keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya

gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut.

Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat

mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang

tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau

diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam

mencapai kemampuan motorik (Andriana: 2017).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

21

a. Gangguan perkembangan motorik terjadi bervariasi dari yang ringan

sampai berat:

1) Bayi atau anak dengan gangguan perkembangan motorik ringan

biasanya menunjukkan gejala-gejala yang sangat samar, misalnya

bayi/anak tumbuh menjadi clumsy child, seorang anak yang selalu

membentur benda disekitarnya, atau apabila diperiksa oleh ahli

neurologi anak, terlihat tanda gangguan neurologis ringan,

misalnya gangguan koordinasi, reflek yang meninggi, dan

sebagainya.

2) Gangguan perkembangan motorik berat yang disebut sebagai

serebral palsy. Serebral Palsy adalah kelainan motorik yang

banyak ditemukan pada anak-anak. Serebral Palsy merupakan

suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif, oleh karena

suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan

syaraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.

Hal ini berarti, Serebral Palsy terjadi karena otak mengalami

kerusakan pada perkembangan dini, yaitu antara masa janin sampai

usia 2 tahun. Kerusakan otak tersebut tidak merupakan kelianan

progresif, misalnya bayi yang lahir tidak menangis akan

mengalami kerusakan sebagian otaknya karena kekurangan

iksigen. Proses kerusakan tersebut tidak berlanjut lagi, tetapi bayi

menunjukkan gejala kelumpuhan sebagai menifestasi klinis.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

22

b. Identifikasi anak dengan gangguan perkembangan motorik:

1) Bayi yang mempunyai risiko mengalami Serebral Palsy antara

lain: bayi yang lahir premature, bayi yang tidak langusng

menangis, bayi yang mengalami kuning berlebihan, bayi dengan

infeksi pada susunan syaraf pusat.

2) Gejala awal adalah keterlambatan perkembangan motorik

dibandingkan dengan anak seusianya. Seorang ibu biasanya

mengetahui saat bayinya dapat tengkurap, duduk atau berdiri dan

berjalan. Apabila ada keterlambatan ibu dianjurkan segera

memeriksakanke petugas kesehatan (dokter).

2. Gangguan perkembangan mental

Terdapat bermacam-macam gangguan perkembangan mental,

antara lain retardasi mental, autis, hiperaktivitas, disleksia (kesulitan

membaca dan menulis), dan lain-lain.

3. Gangguan berbicara

Telah disebutkan bahwa fungsi yang paling kompleks dalam

perkembangan anak, dan meupakan petunjuk yang paling akurat bagi

perkembangan anak di kemudian hari. Untuk dapat berbicara, anak harus

dapat mendengar, dapat mengartikan apa yang didengar, memerintahkan

mulut untuk berbicara dan mampu menggerakkan alat bicara dengan baik.

Dengan demikian, gangguan bicara dapat disebabkan gangguan

pendengaran, gangguan mental, atau gangguan organ bicara misalnya

mulut, lidah, langit-langit.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

23

4. Gangguan perkembangan mata

Fungsi penglihatan adalah fungsi yang vital, maka perlu perhatian

khusus agar bayi/anak tidak mengalami gangguan perkembangan mata.

5. Gangguan pendengaran

Bayi/anak dikatakan mengalami gangguan pendengaran apabila

ambang pendengarannya lebih tinggi dari 30 db (decibel). Gangguan

pendengaran pada masa bayi dan anak, meskipun ringan sekalipun, akan

sangat mengganggu kemampuan berbicara dan berbahasa bayi/anak.

Karena pada dasarnya, fungsi pendengaran sangat penting untuk timbulnya

kemampuan bicara dan bebahasa bayi/anak (Maryunani: 2010).

H. Perkembangan Motorik Kasar Anak Menurut Usia

Tahapan perkembangan motorik kasar anak menurut Soetjiningsih dan

Ranuh tahun 2013 antara lain :

1. Umur 0-3 bulan

a. Kepala terangkat setinggi 450 dan dada ditumpu lengan pada waktu

tengkurap.

b. Kepala bergerak dari kiri/kanan ke tengah.

2. Umur 4 – 6 bulan

a. Gerakan berbalik dari telungkup ke telentang.

b. Kepala terangkat setinggi 900.

c. Kepala tetap tegak dan stabil.

3. Umur 7 – 9 bulan

a. Duduk sendiri (dalam sikap bersila).

b. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

24

c. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.

4. Umur 10 – 12 bulan

a. Badan terangkat ke posisi berdiri.

b. Berdiri selama 30 detik atau berpegangan.

c. Dapat berjalan dengan dituntun

5. Umur 13 – 18 bulan

a. Berdiri sendiri.

b. Memungut mainan kemudian berdiri kembali.

c. Berjalan mundur lima langkah.

6. Umur 19 – 24 bulan

a. Berdiri sendiri tidak berpegangan kurang lebih 30 detik.

b. Berjalan tanpa terhuyung-huyung.

7. Umur 25 – 36 bulan

a. Jalan naik tangga sendiri.

b. Dapat menendang bola kecil.

8. Umur 37 – 48 bulan

a. Berdiri 1 kaki sebentar (beberapa detik).

b. Melompat dengan dua kaki.

c. Naik sepeda roda tiga.

9. Umur 49 – 60 bulan

a. Sering melompat dengan 1 kaki dan menari.

b. Menggambar, contohnya menggambar tanda silang.

c. Berdiri satu kaki 6 detik.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

25

10. Umur 61 – 72 bulan

a. Berjalan lurus.

b. Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik.

I. Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh Kembang Balita

Menurut Neherta & Nurdin tahun 2018 kebutuhan dasar untuk tumbuh

kembang balita meliputi:

1. Kebutuhan Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis)

Kebutuhan asuh meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti:

nutrisi,imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,

pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan

beristirahat.

a. Nutrisi

Nutrisi harus dipenuhi sejak anak masih di dalam rahim. Ibu perlu

memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu

seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan

seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif) harus

didapatkannya.

b. Imunisasi

Semua anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari

penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

c. Kebersihan

Kebersihan mutlak harus didapatkan anak, baik itu kebersihan makanan,

minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi. Kalau

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

26

udaranya tidak bersih akan membuat anak menderita suatu penyakit yang akan

mengganggu pada pertumbuhan dan perkembangannya.

d. Bermain, aktivitas fisik, tidur

Setiap anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal

ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan

tulang merangsang perkembangan.

e. Pelayanan Kesehatan

Setiap anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.

Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali

setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan

Agustus.

Tujuan pemantauan yang teratur untuk mendeteksi secara dini dan

menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah

penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak agar selalu

optimal. Setiap orang tua mempunyai pola asuh yang berbeda- beda. Pola asuh

orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu:

1) Pola asuh Authoritarian

Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah, namun

kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.

2) Pola asuh Permissive

Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun kontrolnya

rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan

keinginannya.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

27

3) Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang

Mengingat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan

anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan

penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik atau buruk.

4) Pola asuh Dominan

Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja

dalam tindakan sehari-hari

5) Pola asuh Submission

Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak

berperilaku semaunya dirumah.

6) Pola asuh Overdisplin

Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan

secara keras.

2. Kebutuhan Asih (Kebutuhan Kasih Sayang dan Emosi)

Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini

mungkin. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu diupayakankontak

psikologis antara ibu dan anak, misalnya dengan mengajak berbicara atau

mengelusnya. Setelah lahir, upaya tersebut dapat dilakukan dengan mendekapkan

bayi ke dada ibu segera setelah lahir. Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat

antara ibu/orang tua dengan anak sangatlah penting karena berguna untuk

menentukan perilaku anak dikemudian

hari, merangsang perkembangan otak anak serta merangsang perhatian anak

tehadap dunia luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

28

a. Kasih sayang orang tua

Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan

penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah

memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat

dengan anak sehingga anak merasa aman dan senang.

b. Rasa aman

Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan

memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehariharinya.

c. Harga diri

Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak

diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi pada anak.

d. Dukungan atau dorongan

Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari

lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang dilakukan, maka

hal tersebut dapat menyebabkan anak merasa ragu-ragu dalam melakukan setiap

aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat

mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.

e. Mandiri

Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus

dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak

untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan

perkembangan anak.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

29

f. Rasa memiliki

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barangbarang

yang dimilikinya, sehingga anak tersebut mempunyai rasa tanggung jawab untuk

memelihara barang-barangnya.

g. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman.

Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan

kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orang tua

memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan

kemauan anak.

3. Kebutuhan Asah (Kebutuhan Stimulasi)

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin

kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,

kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini

pada seorang anak adalah karena milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam

kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps) orang

tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan akan

terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps). Semakin sering di rangsang akan

makin kuat hubungan antar sel-sel otak semakin banyak variasi maka hubungan

antar se-sel otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan kanan secara

seimbang untuk mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih

luas dan tinggi. Stimulasi mental secara dini akan mengembangkan

mentalpsikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika,

kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

30

Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan

kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan

moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan

SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh

kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan. Stimulasi adalah

adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan atau

bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan

dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah

akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan

stimulasi. Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan,

dan juga setelah lahir dengan cara menyusui anak sedini mungkin. Asah

merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat

dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.

Stimulasi diberikan berdasarkan kemampuan yang akan dikembangkan,

meliputi 4 macam kepandaian/kemampuan perkembangan :

a. Kemampuan gerakan kasar

b. Kemampuan gerakan halus

c. Kemampan bergaul

d. Kemampuan mandiri

e. Potensi kecerdasan

Tujuan melakukan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak agar

dapat mencapai tingkat perkembangan yang sebaik-baiknya (optimal) sesuai

dengan kemampuan yang sudah dibawa sejak lahir. Stimulasi diberikan secara

teratur dan berkelanjutan sejak lahir. Stimulasi terbaik diberikan pada saat dimana

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

31

anak secara fisik maupun mental telah siap menerima latihan sesuai dengan umur

kemampuan perkembangannya. Stimulasi anak balita dilakukan secara:

1) Bertahap dan berkelanjutan mencakup 4 macam aspek perkembangan.

2) Dimulai dari kemampuan perkembangan yang telah dipunyai, kemudian

dilanjutkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai pada usia tersebut.

3) Dilakukan dengan wajar, santai, menyenangkan, bervariasi dan sambil

bermain sebagai ungkapan rasa kasih sayang.

4) Berikan pujian atas keberhasilan yang telah dicapai anak.

5) Bila memerlukan alat bantu, pakailah alat bantu yang tidak berbahaya

misalnya dengan mengunakan APE (Alat Permainan Edukatif), kaset lagu,

buku bacaan, atau acara TV yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

6) Temani anak saat nonton TV dan terangkan tentang apa yang dilihatnya.

J. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuhdan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu

mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terusmenerus pada setiap

kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah –

yangmerupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak,

anggota keluarga lain dan kelompokmasyarakat di lingkungan rumah tangga

masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasidapat

menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang

menetap.Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah

kemampuan gerak kasar,kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

32

serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.Dalam melakukan stimulasi tumbuh

kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan,yaitu:

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru

tingkah laku orang-orangyang terdekat dengannya.

3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi, bervariasi,

menyenangkan, tanpapaksaan dan tidak ada hukuman.

5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

terhadap ke 4 aspekkemampuan dasar anak.

6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.

7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya

(Kemenkes RI: 2016).

Berikut ini stimulasi yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan

perkembangan motorik anak yang telah memiliki dasar perkembangan fisik yang

cukup pada usia 1-3 tahun di antaranya:

a. Dasar – dasar keterampilan untuk menulis berbagai jenis huruf sesuai dengan

kebudayaan(huruf kanji, arab, dan latin) dan menggambar.

b. Keterampilan berolahraga (seperti senam, menari, olah tubuh) atau

menggunakan alat – alat olahraga.

c. Gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat, dan berlari.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

33

d. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan

dan ketertiban.

e. Menggunakan gerakan ibadah misalnya gerakan solat (Indrijati: 2017).

Stimulasi pada anak usia 36-48 bulan antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan gerak kasar

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Dorong anak untuk melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain

bola, dan mengendarai sepeda roda tiga.

a. Menangkap bola

Ajari anak menangkap bola menggunakan bola sebesar bola tenis. Sesekali

bola dilempar kearah anak lalu minta anak menangkapnya, kemudian

melempar kembali.

b. Berjalan mengikuti garis lurus

Letakkan sebuah papan yang sempit, buat garis lurus menggunakan kaour

tulis/tali raffia, atau susun batu bata memanjang di halaman rumah.

Tunjukkan kepada anak cara berjalan lurus di atas garis/papan dengan

merentangkan kedua tangan ke samping untuk menjaga keseimbangan

tubuh.

c. Melompat

Tunjukkan kepada anak cara melompat dengan satu kaki. Bila anak sudah

bisa melompat dengan satu kaki, tunjukkan cara melompat melintasi

ruangan, mula-mula dengan satu kaki, kemudian bergantian dengan kaki

yang lain.

d. Melempar benda-benda kecil keatas

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

34

Ajari anak melempar benda kecil ke atas atau menjatuhkan kerikil ke

dalam kaleng. Gunakan benda-benda yang tidak berbahaya.

e. Menirukan binatang berjalan

Tunjukkan kepada anak cara binatang berjalan, misalnya anjing berjalan

dengan kedua kaki dan tangan. Ajak anak ke kebun binatang dan tirukan

gerak-gerik binatang yang dilihatnya.

f. Lampu hijau-merah

Minta anak berdiri di hadapan kita. Ketika kita katakana “lampu hijau”

minta anak berjalan jinjit kearah kita dan berhenti ketika kita katakan

“lampu merah”. Lanjutkan mengatakan “lampu hijau” dan “lampu merah”

secara bergantian sampai anak tiba di tempat kita berdiri. Selanjutnya

giliran anak untuk mengatakan “lampu hijau” dan “lampu merah” secara

bergantian dan kita berjalan berjinjit ke arah depan (Sulistyawati: 2017).

Stimulasi pada balita pada tahap 3-4 tahun adalah sebagai berikut:

1. Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira – kira mampu dia

kerjakan, misalnya melompat dengan satu kaki

2. Latih anak cara memotong, menggunting gambar – gambar, mulai gambar

besar

3. Latih anak mengancingkan baju

4. Latih anak dalam sopan santun, misalnya berterimakasih, menerima tangan,

dan sebagainya (Armini, Sriasih, dan Marhaeni:2017).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

35

K. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui

gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan

daya dengar.Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua

tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah

sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut(Kemenkes RI: 2016).

1. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

a. Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan alat menggunakan KPSP

adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada

penyimpangan.

b. Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12,

15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum

mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur

skrining terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya, bayi umur 7 bulan

maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Apabila anak ini kemudian

sudah berumur 9 bulan, yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.

c. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan

petugas PADU terlatih.

d. Alat/instrumen yang digunakan sebagai berikut.

Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9–10 pertanyaan tentang

kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran

KPSP anak umur 0–72 bulan.

alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

36

kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang

tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5–1 cm.

e. Cara menggunakan KPSP

1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahunanak

lahir. Apabila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1bulan.

Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4

bulan.Apabila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.

3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai denganumur

anak.

4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu pertama, pertanyaanyang

dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh: ”Dapatkah bayimakan kue

sendiri?” Kedua, perintah kepada ibu/pengasuh anak ataupetugas untuk

melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh:”Pada posisi

bayi Anda telentang, tariklah bayi pada pergelangantangannya secara

perlahan-lahan ke posisi duduk.”

5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut

menjawab.Karena itu, pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang

ditanyakankepadanya.

6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu per satu.

Setiappertanyaan hanya ada 1 jawaban, ”Ya” atau ”Tidak”. Catat

jawabantersebut pada formulir.

7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh

anakmenjawab pertanyaan terdahulu.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

37

8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

f. Interpretasi hasil KPSP

1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

- Jawaban ”Ya”, apabila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau

pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

- Jawaban ”Tidak”, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum

pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak

tahu.

2) Jumlah jawaban ”Ya” = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan

tahap perkembangannya (S).

3) Jumlah jawaban ”Ya” = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

4) Jumlah jawaban ”Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada

penyimpangan (P).

5) Untuk jawaban ”Tidak”, perlu diperinci jumlah jawaban ”Tidak”

menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

g. Intervensi

1) Apabila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakanberikut:

a) Beri pujian karena telah mengasuh anaknya denganbaik.

b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangananak.

c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering

mungkin,sesuai dengan kepada ibu umur dan kesiapan anak.

d) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan

di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiapada kegiatan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

38

Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudahmemasuki usia

prasekolah (36–72 bulan), anak dapat diikutkanpada kegiatan di

Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),Kelompok Bermain dan

Taman Kanak-kanak.

e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap3

bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6bulan

pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

2) Apabila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakanberikut.

a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan

pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.

b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan

anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.

c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan

adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan

perkembangannya.

d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan

menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.

e) Jika hasil KPSP ulang jawaban ”Ya” tetap 7 atau 8, kemungkinan

ada penyimpangan (P).

3) Apabila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan

tindakan rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah

penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Kemenkes RI: 2016).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

39

2. Tes Daya Dengar (TDD)

a. Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran

sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan

kemampuan daya dengar dan bicara anak.

b. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12

bulandan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan ke atas. Tes ini

dilaksanakan

oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih

lainnya.

c. Alat/sarana yang diperlukan adalah

1) Instrumen TDD menurut umur anak;

2) Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia;

3) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).

d. Cara melakukan TDD

1) Tanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir, kemudian hitung umur

anak dalam bulan.

2) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak.

3) Pada anak umur kurang dari 24 bulan

a) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.

Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak

untukmencari siapa yang salah.

b) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu,

berurutan.

c) Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan adalah perubahan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/700/4/BAB II.pdf · intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan

40

d) Jawaban ”Ya” jika menurut orang tua/pengasuh, anak

dapatmelakukannya dalam satu bulan terakhir.

e) Jawaban ”Tidak” jika menurut orang tua/pengasuh anak

tidakpernah, tidak tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu

bulanterakhir.

Pada anak umur 24 bulan atau lebih

f) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh

untuk dikerjakan oleh anak.

g) Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah

orangtua/pengasuh.

h) Jawaban ”Ya” jika anak dapat melakukan perintah pengasuh.

i) Jawaban ”Tidak” jika anak tidak dapat atau tidak mau

melakukanperintah orangtua/pengasuh.

4) Interpretasi

a) Apabila ada satu atau lebih jawaban ”Tidak”, kemungkinan

anakmengalami gangguan pendengaran.

b) Catat dalam Buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau

status/catatan medik anak, jenis kelainan.

5) Intervensi

(1) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.

(2) Rujuk ke rumah sakit apabila tidak dapat ditanggulangi (Kemenkes

RI: 2016).