Upload
dinhkhanh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Minum
1. Definisi
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan langsung dapat diminum.16
2. Sumber
Pada prinsipnya semua air dapat diolah menjadi air minum.
Sumber-sumber air dapat dibagi menjadi :
a. Air Hujan
Air hujan disebut sebagai air angkasa, merupakan
penyubliman awan/uap air menjadi air murni. Air hujan adalah
air paling bersih pada saat prestipasi tetapi cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. 17
b. Air Permukaan
Air yang berasal dari sungai, danau, telaga, waduk, rawa,
air terjun, dan sumur permukaan yang tidak terinfiltrasi ke
bawah tanah, mudah tercemar oleh aktifitas manusia karena
berada di pemukaan tanah.18
c. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat pada lapisan tanah atau
batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah lebih baik dan
lebih murni di bandingkan dengan air permukaan. Air tanah
adalah air bebas polutan karena berada di bawah permukaan
tanah, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat
tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan.19
d. Mata Air
Mata air adalah tempat keluarnya air ke permukaan tanah
yang disebabkan oleh perbedaan tekanan atau perbedaan
ketinggian, keluar melalui lubang pada tanah.20
http://repository.unimus.ac.id
7
3. Manfaat 21
a. Memperlancar sistem pencernaan
b. Membantu memperlambat tumbuhnya zat-zat penyebab kanker,
mencegah penyakit batu ginjal dan hati
c. Menyehatkan jantung dan pembuluh darah
d. Kebugaran tubuh
4. Kualitas air minum
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau di
uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.16
Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
a. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan
1). Paramater mikrobiologi
a). E.Coli, kadar maksimum adalah 0
b). Total bakteri coliform, kadar maksimum adalah 0
2). Parameter kimia an-organik
a). Arsen, maksimum 0,01 mg/l
b). Fluorida, maksimum 1,5 mg/l
c). Total kromium, maksimum 0,05 mg/l
d). Kadmium, maksimum 0,003 mg/l
e). Nitrit (sebagai NO2), maksimum 3 mg/l
f). Nitrit (sebagai NO3), maksimum 50 mg/l
g). Sianida, maksimum 0,007 mg/l
h). Selenium, maksimum 0,01 mg/l
b. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
1). Parameter fisik
a). Tidak berbau
b). Warna, maksimum 15 TCU
c). Total zat padat terlarut (TDS), maksimum 500 mg/l
d). Kekeruhan, maksimum 5 NTU
e). Tidak berrasa
http://repository.unimus.ac.id
8
f). Suhu, maksimum suhu udara ± 30C
2). Parameter kimiawi
a). Aluminium, maksimum 0,2 mg/l
b). Besi, maksimum 0,3 mg/l
c). Seng, maksimum 3 mg/l
d). Sulfat, maksimum 250 mg/l
e). Tembaga, maksimum 2 mg/l
f). Amonia, maksimum 1,5 mg/l
6. Akibat kontaminasi bakteri.
Mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil
yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Beberapa mikroba
tergolong mikroba patogen atau mikroba yang dapat menimbulkan
penyakit. Mikroba patogen yang dapat mencemari air minum antara
lain adalah Coliform.
Bakteri coliform merupakan bakteri yang umum ditemukan pada
usus manusia dan hewan berdarah panas yang apabila mengkonsumsi
air yang tercemar akan memiliki risiko mengalami diare. 5
B. Kontaminasi Sumber air
Secara fisik air layak dikonsumsi harus jernih, tidak berbau, berasa,
maupun tidak berwarna, suhu kira-kira sama dengan suhu kamar.
Disamping itu, air tidak boleh mengandung racun maupun zat-zat kimia
berbahaya, dan tidak mengandung bakteri, protozoa ataupun kuman-kuman
penyakit. Oleh karena itu, air harus bersih dan terbebas dari polutan.20
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas air turun hingga tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.21
Secara umum, pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai jenis
polutan yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
http://repository.unimus.ac.id
9
1. Agen Infeksius (Infection Agent)
Agen infeksius merupakan bahan pencemar yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan manusia, berupa mikroorganisme
patogen yang berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak
dikelola dengan baik. Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme
patogen di dalam air, dapat digunakan bakteri coliform sebagai bakteri
penunjuk. Jika dalam sampel air tersebut ditemukan coliform, berarti
air tersebut sudah tercemar oleh mikroorganisme patogen.22
2. Zat-Zat Pengikat Oksigen (Dissolved Oxygen)
Dissolved oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah indikator
yang baik untuk menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam
air di atas 6 ppm dapat mendukung kehidupan tumbuhan, ikan, dan
makhluk hidup dalam air. 23
3. Sedimen
Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk dan dapat
menimbulkan kekeruhan air. 24
4. Nutrisi atau Unsur Hara (Nitrat dan Posfat)
Nutrisi atau unsur hara dapat menyebabkan air menjadi keruh
dan bau. Selain itu, juga dapat menurunkan kadar oksigen di dalam
air. 25
5. Pencemar Anorganik
Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan
basa. Merkuri, kadmium, timbal, dan nikel adalah logam dengan kadar
yang relatif kecil sudah dapat mengakibatkan pencemaran. Asam dan
basa ini dapat menyebabkan perubahan pH air yang dapat
mengganggu kehidupan di dalam air. 26
6. Zat Kimia Organik
Kontaminasi antara zat kimia organik dengan air dapat
mengancam kesehatan makhluk hidup. Zat kimia organik digunakan
dalam industri kimia, misalnya untuk pestisida, plastik, produk
farmasi, pigmen, dan produk lainnya.27
http://repository.unimus.ac.id
10
7. Energi Panas
Kualitas air akan turun jika terjadi perubahan temperatur. Air
yang panas pada permukaan air dapat menghambat masuknya oksigen
ke dalam air di bagian bawah. 28
8. Zat Radioaktif
Zat radioaktif yang teraplikasi dalam teknologi nuklir dapat
menimbulkan gangguan pada proses pembelahan sel, rusaknya
kromosom, dan dalam waktu yang lama dapat terjadi kerusakan sistem
reproduksi dan sel tubuh. 29
C. Total Coliform
1. Definisi, karakteristik dan sumber
Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang
lazim digunakan sebagai indikator air yang terkontaminasi oleh
patogen atau tidak. 30
2. Karakteristik
Berdasarkan penelitian, bakteri coliform ini menghasilkan zat
etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk
ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan
skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di
dalam tubuh. Bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator
karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air.
Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa,
dan parasit. Bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi
daripada patogen lainnya serta lebih mudah diisolasi dan
ditumbuhkan. 31
3. Sumber
Pencemaran dari kotoran manusia maupun hewan.1
http://repository.unimus.ac.id
11
4. Klasifikasi
Berdasarkan asal dan sifatnya dibagi menjadi dua golongan :
a. Coliform fekal, seperti Escherichia coli yang berasal dari tinja
manusia.
b. Coliform non fekal, seperti aerobacter dan klebsiella yang bukan
berasal dari tinja manusia tetapi biasanya berasal dari hewan
atau tanaman yang telah mati. 33
D. Depot Air Minum (DAM)
1. Definisi
Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada
konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum pada
prinsipnya adalah filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi. Proses filtrasi
dimaksudkan selain untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga
memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk mik
roorganisme dari dalam air, sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses
sebelumnya. 34
2. Peralatan Depot Air Minum
Alat - alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air
minum pada depot air minum isi ulang adalah :
a. Storage Tank
Storage Tank berguna untuk penampungan air baku yang dapat
menampung air sebanyak 3000 liter. 34
b. Stainless Water Pump
Stainless Water Pump berguna untuk memompa air baku dari
tempat storage tank ke dalam tabung filter. 34
http://repository.unimus.ac.id
12
c. Tabung Filter
Tabung filter mempunyai tiga fungsi, yaitu : 34
1). Tabung yang pertama adalah active sand media filter
untuk menyaring patikel-partikel yang kasar dengan bahan
dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang
sama.
2). Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi
untuk menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang
maksimal dan efisien.
3). Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media
filter merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai
penyerap debu, rasa, warna sisa khlor dan bahan organik.
d. Micro Filter
Saringan air yang terbuat dari polyprophylene fiber yang
gunanya untuk menyaring partikel air dengan diameter 10
mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud
untuk memenuhi persyaratan air minum.35
e. Flow Meter
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir
ke dalam galon isi ulang. 36
f. Lampu ultraviolet dan ozon
Lampu ultraviolet atau ozon digunakan untuk
desinfeksi/sterilisasi pada air yang telah diolah.37
g. Galon isi ulang
Galon isi ulang digunakan sebagai tempat atau wadah
untuk menampung atau menyimpan air minum di dalamnya.
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin
serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis. 38
http://repository.unimus.ac.id
13
E. Proses Produksi Depot Air Minum
Gambar 2.1 Proses produksi air minum.37
F. Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
Hygiene sanitasi adalah upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan,
penyimpanan dan pembagian air minum. Hygiene sanitasi depot air minum
meliputi: 39
1. Lokasi
a. “Lokasi depot air minum harus berada pada daerah yang bebas
dari pencemaran lingkungan.
b. Tidak pada daerah yang tergenang air dan rawa, tempat
pembuangan kotoran dan sampah, penumpukan barang-barang
bekas atau bahan berbahya dan beracun (B3) dan daerah lain
yang diduga dapat menimbulkan pencemaran terhadap air.”
Penampunganair baku
Truk Tangki air
Pembilasan
Pengisian
Pompa air
Pompa airPenampungan air
Pre Filter
Mikro Filter
http://repository.unimus.ac.id
14
2. Bangunan
“Bangunan harus kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah
pemeliharaannya.
Tata ruang Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari :
Ruangan proses pengolahan, ruangan tempat penyimpanan, ruangan
tempat pembagian/penyediaan, ruang tunggu pengunjung.”
3. Lantai
“Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Bahan kedap air.
b. Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak menyerap debu
dan mudah dibersihkan.
c. Kemiringannya cukup untuk memudahkan pembersihan.
d. Selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu.”
4. Dinding
“Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
Bahan kedap air, Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan
mudah dibersihkan, warna dinding terang dan cerah, selalu dalam
keadaan bersih, tidak berdebu dan bebas dari pakaian tergantung.”
5. Atap dan langit-langit
“Atap bangunan harus halus, menutup sempurna dan tahan
terhadap air dan tidak bocor. Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent
proof). Bahan langit-langit, mudah dibersihkan dan tidak menyerap
debu. Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang. Tinggi
langit-langit minimal 2,4 meter dari lantai.”
6. Pintu
“Bahan pintu harus kuat, tahan lama. Permukaan rata, halus,
berwarna terang dan mudah dibersihkan. Pemasangannya rapi
sehingga dapat menutup dengan baik.”
http://repository.unimus.ac.id
15
7. Pencahayaan
“Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran
cahaya minimal 10 -20 foot candle atau 100 - 200 lux.”
8. Ventilasi
“Untuk kenyamanan depot air minum harus diatur ventilasi yang
dapat menjaga suhu yang nyaman dengan cara : menjamin terjadi
peredaran udara yang baik, tidak mencemari proses pengolahan dan
atau air minum, menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai kebutuhan.”
9. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi
“Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap
fasilitas sanitasi sebagai berikut :
a. Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih
dan saluran limbah
b. Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan).
c. Tempat sampah yang memenuhi persyaratan.
d Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel
setiap pengisian air.”
10. Sarana Pengolahan Air Minum
a. “Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan
air minum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan (food grade) seperti :
1). Pipa pengisian air baku.
2). Tandon air baku.
3). Pompa penghisap dan penyedot.
4). Filter.
5). Mikro filter.
6). Kran pengisian air minum curah.
7). Kran pencucian/pembilasan botol.
8). Kran penghubung (hose).
9). Peralatan sterilisasi.
http://repository.unimus.ac.id
16
b. Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung
unsur yang dapat larut dalam air, seperti Timah Hitam (Pb),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd).
c. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter
alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa).”
11. Air Baku
“Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 16/Menkes/Per/IX/1990
tentang Syarat -syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Untuk menjamin
kualitas air baku harus dilakukan pengambilan sampel secara
periodik.”
12. Air Minum
“Air minum yang dihasilkan adalah harus memenuhi Keputusan
Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Untuk menjamin kualitas air minum dilakukan pengambilan sampel
secara periodik.”
13. Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan
bersih. Proses pencucian wadah dapat disediakan oleh
pengusaha/pengelola air DAM. Setiap wadah yang diisi harus
ditutup dengan penutup wadah yang saniter. Setiap air minum yang
telah diisi harus langsung diberikan kepada pelanggan, dan tidak
boleh disimpan di DAM.37
14. Karyawan
“Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular, bebas dari
luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
(minimal 2 kali setahun). Memakai pakaian kerja/seragam yang bersih
dan rapi. Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen. Tidak
berkuku panjang, merokok, meludah, menggaruk, mengorek
http://repository.unimus.ac.id
17
hidung/telinga/gigi pada waktu melayani konsumen. Telah memiliki
Surat Keterangan telah mengikuti Kursus Operator Depot Air
minum.”
15. Halaman DAM
“Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi
genangan. Selalu dijaga kebersihannya. Bebas dari kegiatan lain atau
sumber pencemaran lainnya.”
16. Pemeliharaan
“Pemilik/Penanggungjawab dan operator wajib memelihara
sarana yang menjadi tanggungjawabnya. Melakukan sistem
pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi : Tugas dan
kewajiban karyawan, hasil pengujian laboratorium baik intern atau
ekstern, data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi
dan pembuktian).”
17. Perilaku
“Kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati dari luar .”
G. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Bakteriologis Air
Minum Depot Air Minum
1. Kondisi bakteriologis air baku
Sumber air baku DAM berasal dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) baik perpipaan maupun droping tangki, mata air,
sumur pantek. Cemaran bakteri akan sangat mungkin didapat dari asal
air baku, proses pengangkutan dan saat tansfer dari tangki ke tandon
air baku DAM. Kendaraan pengangkut air baku DAM harus memiliki
izin pengangkutan air, tangki kendaraaan terbuat dari bahan yang
aman, serta memiliki sertifikat dari sumber air tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian di Pemalang tahun 2012 didaptakan
hubungan yang signifikan antara kualitas sumber air baku dengan
kuman dalam air minum produk depot air minum.43
http://repository.unimus.ac.id
18
2. Kondisi peralatan
Berdasarkan penelitian di Jakarta Barat pada tahun 2009-2014
terdapat hubungan yang signifikan antara mesin dan peralatan yang
terbuat dari bahan tara pangan, miccro filter dan tabung filter tidak
terbuat dari bahan food grade, tidak dilakukan back washing dan
penggantian filter, tidak terdapat peralatan sterilisasi berupa
ultraviolet yang berfungsi secara benar dan masih dalam masa
efektif membunuh kuman dengan kualitas bakeriologis total
coliform. Pemakaian peralatan yang tidak sesuai akan meningkatkan
potensi jumlah total coliform pada air minum DAM. 41
3. Kondisi proses pengolahan
Terdapat fasilitas pencucian galon kondisi pintu harus tertutup
saat pengisian galon. Berdasarkan penelitian di Makasar padatahun
2014 diperoleh hasil bahwa kondisi pintu yang terbuka pada saat
pengisian air isi ulang dapat meningkatkan kemungkinan masuknya
bakteri coliform sebanyak dua kali lipat jika dibandingan dengan
ruang yang tertutup.42
4. Hygiene petugas/karyawan
Penjamah/petugas DAM harus bebas dari penyakit menular,
tidak makan, tidak merokok, tidak meludah, tidak menggaruk
pada anggota tubuh dan sudah menggunakan pakaian yang
bersih akan tetapi saat melayani konsumen tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah mengisi galon dan tidak menggunakan
penutup kepala atau sepatu. Kebiasaan-kebiasaan yang demikian
berpengaruh signifikan terhadap kualitas bakteriologis air minum
DAM yang dihasilkan, hal ini dikarenakan penjamah mempunyai
andil besar dalam proses pengolahan air minum isi ulang DAM. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian di Makasar pada tahun 2014.42
5. Kondisi sanitasi depot
Keberadaan vektor seperti lalat, kecoa dan tikus, atap yang
mentup dengan sempurna/tidak bocor, keberadaan langit-langit
http://repository.unimus.ac.id
19
ruangan yang mudah diersihkan, dinding kokoh, lantai kedap air dan
bersih, pencahaayaan yang cukup, fasilitas cuci tangan dan jamban.
Dari hasil penelitian di Kecamatan Ranopayo Manado diperolah hasil
bahwa sanitasi yang buruk dapat meningkatkan cemaran bakteri
coliform pada air minum DAM.43
G. Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka teori
Sumber : 4, 5, 10, 21, 22, 40, 44, 45, 46
Sumber air baku
Kualitasbakteriologis
(total coliform)air minum DAM
Pengolahan
Air minum
Alat Angkut
Distribusi
Kondisi Pipa
Sanitasi tempat
Peralatan
Hygiene
KepatuhanPenjamah
terhadap SOP
Kualitas kimiaair minum DAM
Kualitas fisikair minum DAM
http://repository.unimus.ac.id
20
H. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.3
Kerangka konsep
I. Hipotesis
1. Ada hubungan antara sanitasi tempat dengan kualitas bakteriologis air
minum DAM.
2. Ada hubungan antara peralatan DAM dengan kualitas bakteriologis
air minum DAM.
3. Ada hubungan antara kepatuhan penjamah terhadap SOP dengan
kualitas bakteriologis air minum DAM.
Kualitas BakteriologisAir Minum DAM
Sanitasi tempat
Peralatan DAM
Kepatuhan penjamahterhadap SOP
http://repository.unimus.ac.id