15
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum 1. Definisi Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum. 16 2. Sumber Pada prinsipnya semua air dapat diolah menjadi air minum. Sumber-sumber air dapat dibagi menjadi : a. Air Hujan Air hujan disebut sebagai air angkasa, merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air murni. Air hujan adalah air paling bersih pada saat prestipasi tetapi cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. 17 b. Air Permukaan Air yang berasal dari sungai, danau, telaga, waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang tidak terinfiltrasi ke bawah tanah, mudah tercemar oleh aktifitas manusia karena berada di pemukaan tanah. 18 c. Air Tanah Air tanah adalah air yang terdapat pada lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah lebih baik dan lebih murni di bandingkan dengan air permukaan. Air tanah adalah air bebas polutan karena berada di bawah permukaan tanah, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan. 19 d. Mata Air Mata air adalah tempat keluarnya air ke permukaan tanah yang disebabkan oleh perbedaan tekanan atau perbedaan ketinggian, keluar melalui lubang pada tanah. 20 http://repository.unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/2495/4/13_bab_2.pdfAir Permukaan Air yang berasal dari sungai, danau, telaga, ... Air tanah adalah air yang

Embed Size (px)

Citation preview

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Minum

1. Definisi

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat

kesehatan dan langsung dapat diminum.16

2. Sumber

Pada prinsipnya semua air dapat diolah menjadi air minum.

Sumber-sumber air dapat dibagi menjadi :

a. Air Hujan

Air hujan disebut sebagai air angkasa, merupakan

penyubliman awan/uap air menjadi air murni. Air hujan adalah

air paling bersih pada saat prestipasi tetapi cenderung

mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. 17

b. Air Permukaan

Air yang berasal dari sungai, danau, telaga, waduk, rawa,

air terjun, dan sumur permukaan yang tidak terinfiltrasi ke

bawah tanah, mudah tercemar oleh aktifitas manusia karena

berada di pemukaan tanah.18

c. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat pada lapisan tanah atau

batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah lebih baik dan

lebih murni di bandingkan dengan air permukaan. Air tanah

adalah air bebas polutan karena berada di bawah permukaan

tanah, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat

tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan.19

d. Mata Air

Mata air adalah tempat keluarnya air ke permukaan tanah

yang disebabkan oleh perbedaan tekanan atau perbedaan

ketinggian, keluar melalui lubang pada tanah.20

http://repository.unimus.ac.id

7

3. Manfaat 21

a. Memperlancar sistem pencernaan

b. Membantu memperlambat tumbuhnya zat-zat penyebab kanker,

mencegah penyakit batu ginjal dan hati

c. Menyehatkan jantung dan pembuluh darah

d. Kebugaran tubuh

4. Kualitas air minum

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau di

uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.16

Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.

a. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

1). Paramater mikrobiologi

a). E.Coli, kadar maksimum adalah 0

b). Total bakteri coliform, kadar maksimum adalah 0

2). Parameter kimia an-organik

a). Arsen, maksimum 0,01 mg/l

b). Fluorida, maksimum 1,5 mg/l

c). Total kromium, maksimum 0,05 mg/l

d). Kadmium, maksimum 0,003 mg/l

e). Nitrit (sebagai NO2), maksimum 3 mg/l

f). Nitrit (sebagai NO3), maksimum 50 mg/l

g). Sianida, maksimum 0,007 mg/l

h). Selenium, maksimum 0,01 mg/l

b. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan

1). Parameter fisik

a). Tidak berbau

b). Warna, maksimum 15 TCU

c). Total zat padat terlarut (TDS), maksimum 500 mg/l

d). Kekeruhan, maksimum 5 NTU

e). Tidak berrasa

http://repository.unimus.ac.id

8

f). Suhu, maksimum suhu udara ± 30C

2). Parameter kimiawi

a). Aluminium, maksimum 0,2 mg/l

b). Besi, maksimum 0,3 mg/l

c). Seng, maksimum 3 mg/l

d). Sulfat, maksimum 250 mg/l

e). Tembaga, maksimum 2 mg/l

f). Amonia, maksimum 1,5 mg/l

6. Akibat kontaminasi bakteri.

Mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil

yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Beberapa mikroba

tergolong mikroba patogen atau mikroba yang dapat menimbulkan

penyakit. Mikroba patogen yang dapat mencemari air minum antara

lain adalah Coliform.

Bakteri coliform merupakan bakteri yang umum ditemukan pada

usus manusia dan hewan berdarah panas yang apabila mengkonsumsi

air yang tercemar akan memiliki risiko mengalami diare. 5

B. Kontaminasi Sumber air

Secara fisik air layak dikonsumsi harus jernih, tidak berbau, berasa,

maupun tidak berwarna, suhu kira-kira sama dengan suhu kamar.

Disamping itu, air tidak boleh mengandung racun maupun zat-zat kimia

berbahaya, dan tidak mengandung bakteri, protozoa ataupun kuman-kuman

penyakit. Oleh karena itu, air harus bersih dan terbebas dari polutan.20

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup,

zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia

sehingga kualitas air turun hingga tingkat tertentu yang menyebabkan air

tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.21

Secara umum, pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai jenis

polutan yang dapat dikategorikan sebagai berikut:

http://repository.unimus.ac.id

9

1. Agen Infeksius (Infection Agent)

Agen infeksius merupakan bahan pencemar yang dapat

menyebabkan gangguan kesehatan manusia, berupa mikroorganisme

patogen yang berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak

dikelola dengan baik. Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme

patogen di dalam air, dapat digunakan bakteri coliform sebagai bakteri

penunjuk. Jika dalam sampel air tersebut ditemukan coliform, berarti

air tersebut sudah tercemar oleh mikroorganisme patogen.22

2. Zat-Zat Pengikat Oksigen (Dissolved Oxygen)

Dissolved oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah indikator

yang baik untuk menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam

air di atas 6 ppm dapat mendukung kehidupan tumbuhan, ikan, dan

makhluk hidup dalam air. 23

3. Sedimen

Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk dan dapat

menimbulkan kekeruhan air. 24

4. Nutrisi atau Unsur Hara (Nitrat dan Posfat)

Nutrisi atau unsur hara dapat menyebabkan air menjadi keruh

dan bau. Selain itu, juga dapat menurunkan kadar oksigen di dalam

air. 25

5. Pencemar Anorganik

Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan

basa. Merkuri, kadmium, timbal, dan nikel adalah logam dengan kadar

yang relatif kecil sudah dapat mengakibatkan pencemaran. Asam dan

basa ini dapat menyebabkan perubahan pH air yang dapat

mengganggu kehidupan di dalam air. 26

6. Zat Kimia Organik

Kontaminasi antara zat kimia organik dengan air dapat

mengancam kesehatan makhluk hidup. Zat kimia organik digunakan

dalam industri kimia, misalnya untuk pestisida, plastik, produk

farmasi, pigmen, dan produk lainnya.27

http://repository.unimus.ac.id

10

7. Energi Panas

Kualitas air akan turun jika terjadi perubahan temperatur. Air

yang panas pada permukaan air dapat menghambat masuknya oksigen

ke dalam air di bagian bawah. 28

8. Zat Radioaktif

Zat radioaktif yang teraplikasi dalam teknologi nuklir dapat

menimbulkan gangguan pada proses pembelahan sel, rusaknya

kromosom, dan dalam waktu yang lama dapat terjadi kerusakan sistem

reproduksi dan sel tubuh. 29

C. Total Coliform

1. Definisi, karakteristik dan sumber

Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang

lazim digunakan sebagai indikator air yang terkontaminasi oleh

patogen atau tidak. 30

2. Karakteristik

Berdasarkan penelitian, bakteri coliform ini menghasilkan zat

etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk

ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan

skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di

dalam tubuh. Bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator

karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air.

Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa,

dan parasit. Bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi

daripada patogen lainnya serta lebih mudah diisolasi dan

ditumbuhkan. 31

3. Sumber

Pencemaran dari kotoran manusia maupun hewan.1

http://repository.unimus.ac.id

11

4. Klasifikasi

Berdasarkan asal dan sifatnya dibagi menjadi dua golongan :

a. Coliform fekal, seperti Escherichia coli yang berasal dari tinja

manusia.

b. Coliform non fekal, seperti aerobacter dan klebsiella yang bukan

berasal dari tinja manusia tetapi biasanya berasal dari hewan

atau tanaman yang telah mati. 33

D. Depot Air Minum (DAM)

1. Definisi

Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses

pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada

konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum pada

prinsipnya adalah filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi. Proses filtrasi

dimaksudkan selain untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga

memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk mik

roorganisme dari dalam air, sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk

membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses

sebelumnya. 34

2. Peralatan Depot Air Minum

Alat - alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air

minum pada depot air minum isi ulang adalah :

a. Storage Tank

Storage Tank berguna untuk penampungan air baku yang dapat

menampung air sebanyak 3000 liter. 34

b. Stainless Water Pump

Stainless Water Pump berguna untuk memompa air baku dari

tempat storage tank ke dalam tabung filter. 34

http://repository.unimus.ac.id

12

c. Tabung Filter

Tabung filter mempunyai tiga fungsi, yaitu : 34

1). Tabung yang pertama adalah active sand media filter

untuk menyaring patikel-partikel yang kasar dengan bahan

dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang

sama.

2). Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi

untuk menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang

maksimal dan efisien.

3). Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media

filter merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai

penyerap debu, rasa, warna sisa khlor dan bahan organik.

d. Micro Filter

Saringan air yang terbuat dari polyprophylene fiber yang

gunanya untuk menyaring partikel air dengan diameter 10

mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud

untuk memenuhi persyaratan air minum.35

e. Flow Meter

Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir

ke dalam galon isi ulang. 36

f. Lampu ultraviolet dan ozon

Lampu ultraviolet atau ozon digunakan untuk

desinfeksi/sterilisasi pada air yang telah diolah.37

g. Galon isi ulang

Galon isi ulang digunakan sebagai tempat atau wadah

untuk menampung atau menyimpan air minum di dalamnya.

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin

serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis. 38

http://repository.unimus.ac.id

13

E. Proses Produksi Depot Air Minum

Gambar 2.1 Proses produksi air minum.37

F. Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

Hygiene sanitasi adalah upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan,

penyimpanan dan pembagian air minum. Hygiene sanitasi depot air minum

meliputi: 39

1. Lokasi

a. “Lokasi depot air minum harus berada pada daerah yang bebas

dari pencemaran lingkungan.

b. Tidak pada daerah yang tergenang air dan rawa, tempat

pembuangan kotoran dan sampah, penumpukan barang-barang

bekas atau bahan berbahya dan beracun (B3) dan daerah lain

yang diduga dapat menimbulkan pencemaran terhadap air.”

Penampunganair baku

Truk Tangki air

Pembilasan

Pengisian

Pompa air

Pompa airPenampungan air

Pre Filter

Mikro Filter

http://repository.unimus.ac.id

14

2. Bangunan

“Bangunan harus kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah

pemeliharaannya.

Tata ruang Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari :

Ruangan proses pengolahan, ruangan tempat penyimpanan, ruangan

tempat pembagian/penyediaan, ruang tunggu pengunjung.”

3. Lantai

“Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Bahan kedap air.

b. Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak menyerap debu

dan mudah dibersihkan.

c. Kemiringannya cukup untuk memudahkan pembersihan.

d. Selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu.”

4. Dinding

“Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

Bahan kedap air, Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan

mudah dibersihkan, warna dinding terang dan cerah, selalu dalam

keadaan bersih, tidak berdebu dan bebas dari pakaian tergantung.”

5. Atap dan langit-langit

“Atap bangunan harus halus, menutup sempurna dan tahan

terhadap air dan tidak bocor. Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent

proof). Bahan langit-langit, mudah dibersihkan dan tidak menyerap

debu. Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang. Tinggi

langit-langit minimal 2,4 meter dari lantai.”

6. Pintu

“Bahan pintu harus kuat, tahan lama. Permukaan rata, halus,

berwarna terang dan mudah dibersihkan. Pemasangannya rapi

sehingga dapat menutup dengan baik.”

http://repository.unimus.ac.id

15

7. Pencahayaan

“Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran

cahaya minimal 10 -20 foot candle atau 100 - 200 lux.”

8. Ventilasi

“Untuk kenyamanan depot air minum harus diatur ventilasi yang

dapat menjaga suhu yang nyaman dengan cara : menjamin terjadi

peredaran udara yang baik, tidak mencemari proses pengolahan dan

atau air minum, menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai kebutuhan.”

9. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi

“Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap

fasilitas sanitasi sebagai berikut :

a. Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih

dan saluran limbah

b. Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan).

c. Tempat sampah yang memenuhi persyaratan.

d Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel

setiap pengisian air.”

10. Sarana Pengolahan Air Minum

a. “Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan

air minum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan

persyaratan kesehatan (food grade) seperti :

1). Pipa pengisian air baku.

2). Tandon air baku.

3). Pompa penghisap dan penyedot.

4). Filter.

5). Mikro filter.

6). Kran pengisian air minum curah.

7). Kran pencucian/pembilasan botol.

8). Kran penghubung (hose).

9). Peralatan sterilisasi.

http://repository.unimus.ac.id

16

b. Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung

unsur yang dapat larut dalam air, seperti Timah Hitam (Pb),

Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd).

c. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter

alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa).”

11. Air Baku

“Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai

dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 16/Menkes/Per/IX/1990

tentang Syarat -syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Untuk menjamin

kualitas air baku harus dilakukan pengambilan sampel secara

periodik.”

12. Air Minum

“Air minum yang dihasilkan adalah harus memenuhi Keputusan

Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-

syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Untuk menjamin kualitas air minum dilakukan pengambilan sampel

secara periodik.”

13. Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan

bersih. Proses pencucian wadah dapat disediakan oleh

pengusaha/pengelola air DAM. Setiap wadah yang diisi harus

ditutup dengan penutup wadah yang saniter. Setiap air minum yang

telah diisi harus langsung diberikan kepada pelanggan, dan tidak

boleh disimpan di DAM.37

14. Karyawan

“Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular, bebas dari

luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

(minimal 2 kali setahun). Memakai pakaian kerja/seragam yang bersih

dan rapi. Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen. Tidak

berkuku panjang, merokok, meludah, menggaruk, mengorek

http://repository.unimus.ac.id

17

hidung/telinga/gigi pada waktu melayani konsumen. Telah memiliki

Surat Keterangan telah mengikuti Kursus Operator Depot Air

minum.”

15. Halaman DAM

“Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi

genangan. Selalu dijaga kebersihannya. Bebas dari kegiatan lain atau

sumber pencemaran lainnya.”

16. Pemeliharaan

“Pemilik/Penanggungjawab dan operator wajib memelihara

sarana yang menjadi tanggungjawabnya. Melakukan sistem

pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi : Tugas dan

kewajiban karyawan, hasil pengujian laboratorium baik intern atau

ekstern, data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi

dan pembuktian).”

17. Perilaku

“Kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati dari luar .”

G. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Bakteriologis Air

Minum Depot Air Minum

1. Kondisi bakteriologis air baku

Sumber air baku DAM berasal dari Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) baik perpipaan maupun droping tangki, mata air,

sumur pantek. Cemaran bakteri akan sangat mungkin didapat dari asal

air baku, proses pengangkutan dan saat tansfer dari tangki ke tandon

air baku DAM. Kendaraan pengangkut air baku DAM harus memiliki

izin pengangkutan air, tangki kendaraaan terbuat dari bahan yang

aman, serta memiliki sertifikat dari sumber air tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian di Pemalang tahun 2012 didaptakan

hubungan yang signifikan antara kualitas sumber air baku dengan

kuman dalam air minum produk depot air minum.43

http://repository.unimus.ac.id

18

2. Kondisi peralatan

Berdasarkan penelitian di Jakarta Barat pada tahun 2009-2014

terdapat hubungan yang signifikan antara mesin dan peralatan yang

terbuat dari bahan tara pangan, miccro filter dan tabung filter tidak

terbuat dari bahan food grade, tidak dilakukan back washing dan

penggantian filter, tidak terdapat peralatan sterilisasi berupa

ultraviolet yang berfungsi secara benar dan masih dalam masa

efektif membunuh kuman dengan kualitas bakeriologis total

coliform. Pemakaian peralatan yang tidak sesuai akan meningkatkan

potensi jumlah total coliform pada air minum DAM. 41

3. Kondisi proses pengolahan

Terdapat fasilitas pencucian galon kondisi pintu harus tertutup

saat pengisian galon. Berdasarkan penelitian di Makasar padatahun

2014 diperoleh hasil bahwa kondisi pintu yang terbuka pada saat

pengisian air isi ulang dapat meningkatkan kemungkinan masuknya

bakteri coliform sebanyak dua kali lipat jika dibandingan dengan

ruang yang tertutup.42

4. Hygiene petugas/karyawan

Penjamah/petugas DAM harus bebas dari penyakit menular,

tidak makan, tidak merokok, tidak meludah, tidak menggaruk

pada anggota tubuh dan sudah menggunakan pakaian yang

bersih akan tetapi saat melayani konsumen tidak mencuci tangan

sebelum dan sesudah mengisi galon dan tidak menggunakan

penutup kepala atau sepatu. Kebiasaan-kebiasaan yang demikian

berpengaruh signifikan terhadap kualitas bakteriologis air minum

DAM yang dihasilkan, hal ini dikarenakan penjamah mempunyai

andil besar dalam proses pengolahan air minum isi ulang DAM. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian di Makasar pada tahun 2014.42

5. Kondisi sanitasi depot

Keberadaan vektor seperti lalat, kecoa dan tikus, atap yang

mentup dengan sempurna/tidak bocor, keberadaan langit-langit

http://repository.unimus.ac.id

19

ruangan yang mudah diersihkan, dinding kokoh, lantai kedap air dan

bersih, pencahaayaan yang cukup, fasilitas cuci tangan dan jamban.

Dari hasil penelitian di Kecamatan Ranopayo Manado diperolah hasil

bahwa sanitasi yang buruk dapat meningkatkan cemaran bakteri

coliform pada air minum DAM.43

G. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka teori

Sumber : 4, 5, 10, 21, 22, 40, 44, 45, 46

Sumber air baku

Kualitasbakteriologis

(total coliform)air minum DAM

Pengolahan

Air minum

Alat Angkut

Distribusi

Kondisi Pipa

Sanitasi tempat

Peralatan

Hygiene

KepatuhanPenjamah

terhadap SOP

Kualitas kimiaair minum DAM

Kualitas fisikair minum DAM

http://repository.unimus.ac.id

20

H. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2.3

Kerangka konsep

I. Hipotesis

1. Ada hubungan antara sanitasi tempat dengan kualitas bakteriologis air

minum DAM.

2. Ada hubungan antara peralatan DAM dengan kualitas bakteriologis

air minum DAM.

3. Ada hubungan antara kepatuhan penjamah terhadap SOP dengan

kualitas bakteriologis air minum DAM.

Kualitas BakteriologisAir Minum DAM

Sanitasi tempat

Peralatan DAM

Kepatuhan penjamahterhadap SOP

http://repository.unimus.ac.id