30
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisa permasalahan yang ada. 2.1 APARTEMEN Apartemen adalah sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, dan ruang santai yang berada pada satu lantai bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal (Chiara dan Callender, 1968). Apartemen merupakan salah satu variasi jenis hunian yang diminati oleh masarakat terutama yang tinggal di kota-kota besar. Jika dahulu rumah biasa (landed house) menjadi pilihan tempat tinggal yang paling diminati, kini kecendrungan itu sedikit demi sedikit mulai bergeser. Hal ini bukan disebabkan oleh faktor tren, melainkan masalah pemukiman di perkotaan yang kian rumit. Oleh sebab itu, apartemen dapat menjadi alternatif yang layak bagi pengembang perumahan di wilayah pusat kota untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tempat tinggal. Bagi masyarakat kota, tinggal di apartemen sebenarnya bukanlah hal istimewa. Tinggal di apartemen sama seperti tinggal di komplek perumahan, bahkan fasilitas yang tersedia pun hampir sama. Yang menjadi perbedaan adalah bentuknya, apartemen berbentuk vertikal sehingga penggunaan lahan lebih efisien dan merupakan solusi yang paling ideal untuk menyelesaikan masalah pemukiman di kota (Akmal, 2007). 2.1.1 Perkembangan Apartemen di Indonesia Kehadiran hunian vertikal di Indonesia bermula di kota Jakarta. Sekitar tahun 1974 berdiri sebuah apartemen Ratu Plaza di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan dengan jumlah unit apartemen 54 unit. Ratu Plaza adalah mix-used building antara hunian dan pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan Ratu Plaza sendiri menjadi pusat perbelanjaan kaum ‘berada’ Jakarta hingga tahun 1980-an.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam

penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisa

permasalahan yang ada.

2.1 APARTEMEN

Apartemen adalah sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari kamar tidur,

kamar mandi, ruang tamu, dapur, dan ruang santai yang berada pada satu lantai

bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal (Chiara dan

Callender, 1968). Apartemen merupakan salah satu variasi jenis hunian yang diminati

oleh masarakat terutama yang tinggal di kota-kota besar. Jika dahulu rumah biasa

(landed house) menjadi pilihan tempat tinggal yang paling diminati, kini

kecendrungan itu sedikit demi sedikit mulai bergeser. Hal ini bukan disebabkan oleh

faktor tren, melainkan masalah pemukiman di perkotaan yang kian rumit. Oleh sebab

itu, apartemen dapat menjadi alternatif yang layak bagi pengembang perumahan di

wilayah pusat kota untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tempat

tinggal.

Bagi masyarakat kota, tinggal di apartemen sebenarnya bukanlah hal istimewa.

Tinggal di apartemen sama seperti tinggal di komplek perumahan, bahkan fasilitas

yang tersedia pun hampir sama. Yang menjadi perbedaan adalah bentuknya,

apartemen berbentuk vertikal sehingga penggunaan lahan lebih efisien dan

merupakan solusi yang paling ideal untuk menyelesaikan masalah pemukiman di kota

(Akmal, 2007).

2.1.1 Perkembangan Apartemen di Indonesia

Kehadiran hunian vertikal di Indonesia bermula di kota Jakarta. Sekitar tahun

1974 berdiri sebuah apartemen Ratu Plaza di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta

Selatan dengan jumlah unit apartemen 54 unit. Ratu Plaza adalah mix-used building

antara hunian dan pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan Ratu Plaza sendiri menjadi

pusat perbelanjaan kaum ‘berada’ Jakarta hingga tahun 1980-an.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-2

Pada tahun 1980-an berdiri sebuah apartemen di kawasan Kuningan, Jakarta

Selatan, tepatnya di jalan Taman Rasuna Said, yaitu apartemen Taman Rasuna.

Apartemen ini banyak dihuni oleh kaum ekspatriat karena kawasan kuningan

dikelilingi oleh gedung-gedung perkantoran yang kebanyakan berskala internasional

dan kantor-kantor kedutaan dari berbagai negara. Apartemen Taman Rasuna inilah

yang kemudian menjadi pelopor pembangunan apartemen-apartemen lainnya di

Jakarta.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan permintaan akan apartemen,

bangunan apartemen banyak dibangun khususnya di wilayah Jakarta Selatan yang

sampai sekarang masih menjadi pilihan favorit untuk kawasan hunian. Meskipun

Jakarta Selatan tetap menjadi primadona, pada gilirannya apartemen juga dibangun di

empat wilayah Jakarta lainnya, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan

Jakarta Timur (Arlina, 2008).

Sekarang pembangunan apartemen sudah merambat ke kota-kota lain di

Indonesia antara lain Bandung, Depok, Semarang, Surabaya, Malang, Solo, Medan,

Batam, dll.

2.1.2 Klasifikasi Apartemen

Klasifikasi apartemen berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal,

2007), yaitu:

1. High-Rise Apartment

Bangunan apartemen yang terdiri lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi area

parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen

lebih kompleks sehingga desain unit apartemen cenderung standard. Jenis

ini banyak dibangun di pusat kota.

2. Mid-Rise Apartment

Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh lantai.

Jenis apartemen ini lebih sering dibangun di kota satelit.

3. Low-Rise Apartment

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-3

Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai dan menggunakan

tangga sebagai alat transportasi vertikal. Biasanya untuk golongan

menengah kebawah.

4. Walked-Up Apartment

Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga sampai dengan enam lantai.

Apartemen ini kadang-kadang memakai lift, tetapi dapat juga tidak

menggunakan. Jenis apartemen ini disukai oleh keluarga yang lebih besar

(keluarga inti ditambah orang tua). Gedung apartemen ini hanya terdiri atas

dua atau tiga unit apartemen.

Klasifikasi apartemen berdasarkan tipe unit (Akmal, 2007), yaitu:

1. Studio

Unit apartemen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini sifatnya

multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur, dan dapur yang terbuka

tanpa partisi satu-satunya ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi.

Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang

atau pasangan tanpa anak. Luas minimal 18-35 m2.

Gambar 2.1 Apartemen Tipe Studio Sumber: www.greenbaypluit.com

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-4

2. Apartemen 1, 2, 3, 4 kamar/Apartemen Keluarga

Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar tidur

terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dan dapur yang terbuka dalam

satu ruang atau bisa juga terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam

tergantung ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk

satu kamar tidur adalah 25 m2, dua kamar tidur 30 m

2, tiga kamar tidur 85

m2, dan empat kamar tidur 140 m

2.

Gambar 2.2 Apartemen Tipe Dua kamar Sumber: www.greenbaypluit.com

3. Loft

Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian

dialihfungsikan sebagai apartemen. Caranya adalah dengan menyekat-

nyekat bangunan besar ini menjadi beberapa hunian. Keunikan loft adalah

memiliki ruangan yang tinggi, mezzanine atau dua lantai dalam satu unit.

Bentuk bangunannya pun cenderung berpenampilan industrial. Beberapa

pengembang membangun apartemen baru dan menggunakan istilah loft

untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai yang mereka bangun.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-5

Sesungguhnya ini salah kaprah karena keunikan loft terletak pada konsep

bangunan bekas pabrik dan gudang.

Gambar 2.3 Loft dengan Desain Interior Berkonsep Industrial Sumber: www.interiordesignipedia.com

4. Penthouse

Unit hunian ini berada di lantai paling atas dari sebuah bangunan

apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-unit di bawahnya. Bahkan,

kadang-kadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih

mewah, penthouse juga sangat pribadi karena memiliki lift khusus untuk

penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m2.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-6

Gambar 2.4 Penthouse Sumber: www.homedsgn.com

Klasifikasi apartemen berdasarkan kepemilikan (Chiara dan Callender, 1968)

dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Apartemen Sewa

Pemilik membangun dan membiayai operasi serta perawatan bangunan,

penghuni membayar uang sewa selama jangka waktu tertentu.

2. Apartemen Kondominium

Penghuni membeli dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada

batasan bagi penghuni untuk menjual kembali atau menyewakan unit

miliknya. Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama

yang dikelola oleh pemilik gudang.

3. Apartemen Koperasi

Apartemen ini dimiliki oleh koperasi, penghuni memiliki saham didalamnya

sesuai dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, ia dapat

menjual sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni baru dengan

persetujuan koperasi. Biaya operasional dan pemeliharaan ditanggung oleh

koperasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-7

Klasifikasi apartemen berdasarkan pelayanannya (Chiara dan Callender, 1968)

dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Apartemen Fully Service

Apartemen yang menyediakan layanan standard hotel bagi penghuninya

seperti house keeping, room service, laundry, business center, dsb.

2. Apartemen Fully Furnished

Apartemen yang menyediakan furnitur atau perabotan dalam unit

apartemen.

3. Apartemen Fully Furnished and Fully Service

Gabungan kedua jenis apartemen yang tertulis sebelumnya.

4. Apartemen Building Only

Apartemen yang tidak menyediakan layanan ruang atau furnitur.

2.2 ERGONOMI

Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos

(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia

dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,

engineering, manajemen, dan desain/perancangan (Nurmianto, 2004). Ergonomi

berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan

manusia di tempat kerja, rumah, dan tempat umum. Di dalam ergonomi dibutuhkan

studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja, dan lingkungannya saling

berinteraksi dengan tujuan utama yaitu meneyesuaikan suasana kerja dengan manusia

(Nurmianto, 2004).

Istilah ergonomi lebih popular dipergunakan oleh beberapa negara Eropa Barat.

Di Amerika istilah ini lebih dikenal sebagai Human Factor Engineering atau Human

Engineering. Human Engineering atau sering disebut ergonomi adalah "Man

Machine Interface", sehingga pekerja dan manusia atau produk lain bisa berfungsi

lebih efektif dan efesien sebagai manusia mesin yang terpadu (Wignjosoebroto,

1995). Tujuan dari disipilin ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang

utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-8

produk-produknya, sehingga dihasilkan rancangan sistem manusia mesin atau

teknologi yang optimal (Wignjosoebroto, 1995).

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun

(desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras

seperti perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat

kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (display), jalan/lorong

(access ways), pintu (doors), jendela (windows), dan lain-lain. Masih dalam kaitan

dengan hal tersebut diatas adalah bahasan mengenai rancang bangun lingkungan kerja

(working environment), karena jika sistem perangkat keras berubah maka akan

berubah pula lingkungan kerjanya.

Menurut R.S. Bridger (2003), ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi

antara manusia dan mesin dan faktor yang mempengaruhi interaksi. Tujuannya adalah

untuk meningkatkan interaksi kinerja sistem dengan memperbaiki mesin manusia. Ini

dapat dilakukan dengan "merancang-dalam ' interface yang lebih baik atau dengan

'merancang-out' faktor dalam lingkungan kerja, dalam tugas atau dalam organisasi

kerja yang mendegradasi kinerja manusia-mesin.

Seluruh sistem kerja terdiri atas komponen manusia dan komponen mesin

menyatu dalam satu lingkungan yang disebut ergosistem. Interaksi manusia dan

mesin dengan lingkungan apat divisualisasikan pada gambar 2.10 berikut.

ERGOSISTEM SEDERHANA

H

(A)

M H

(B)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-9

ERGOSISTEM KOMPLEKS

Gambar 2.5 Contoh Ergosistem Sumber: Bridger, 2003

Keterangan:

H = Manusia ( Human)

M = Mesin (Machine)

Pada gambar 2.10 menggambarkan bahwa didalam sistem kerja yang sederhana

terdiri atas satu manusia dan satu mesin dalam satu lingkungan. Gambar A dan B

adalah ergosistem sederhana. Gambar A menggambarkan manusia sendiri didalam

sebuah lingkungan. Pada gambar B ditambahkan sebuah mesin. Pada C dan D adalah

ergosistem kompleks. Pada gambar C, satu manusia terhubung dengan beberapa

mesin. Pada gambar D satu mesin terhubung dengan beberapa manusia. Desain

sistem dibuat saat manusia dan mesin bekerja bersama untuk membuat sesuatu,

karakteristik dari manusia didalamnya dan kemampuan untuk diaplikasikan

pengetahuan ini dalam desain perlu diketahui. Inilah yang disebut dengan fungsi

dasar ergonomi (Bridger, 2003).

2.3 ANTROPOMETRI

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan degnan dimensi tubuh

manusia. Kata ini berasal dari Bahasa Yunani yaitu anthro yang berarti manusia dan

metri yang berarti ukuran (Wignjosoebroto, 1995). Secara definitif Antropometri

dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh

manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb),

berat, dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas

akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses

H

M M

M

M

(C)

H

H

H M

H

(D)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-10

perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.

Menurut Wignjosoebroto (1995) data antropometri yang berhasil diperoleh akan

diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas (tools), dsb.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja, komputer,

dll.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Menurut Santoso (2013) antropometri merupakan salah satu tool ilmu yang

digunakan untuk menciptakan kondisi kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan

ilmu perancangan berbasis manusia (Human Centered Design). Pengukuran

antropometri pada dimensi tubuh manusia merupakan salah satu bagian dalam

mewujudkan kondisi yang ergonomis. Data dimensi manusia ini sangat berguna

dalam desain produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang

memakainya. Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan

dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan alat. Desain yang

mempunyai kompatibilitas ukuran alat dengan ukuran dimensi manusia yang

memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya

kesalahan kerja yang disebabkan dari kesalahan desain (design-induced error).

2.3.1 Pengukuran Data Antropometri

Pada umumnya manusia berbeda dalam hal bentuk dan ukuran tubuh. Ada

beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia, Faktor-faktor yang

dimaksud adalah:

1. Umur

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh A.F. Roche dan G.H. Davila

(1972) di Amerika Serikat diperoleh kesimpulan bahwa pria akan tumbuh dan

bertambah tinggi sampai dengan usia 21,2 tahun, sedangkan wanita 17,3 tahun;

meskipun ada sekitar 10% yang masih terus bertambah tinggi sampai usia 23,5

tahun untuk pria dan 21,1 tahun untuk wanita. Setelah itu tidak akan terjadi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-11

pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi penurunan atau

penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.

2. Jenis kelamin

Dimensi ukuran tubuh pria umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan

wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dsb.

3. Suku/bangsa

Setiap suku, bangsa atau kelompok etnik akan memiliki karakteristik fisik yang

berbeda dari kelompok etnik lain.

4. Posisi Tubuh

Posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh. Oleh karena itu, posisi

tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran. Dalam antropometri

dikenal dua cara pengukuran, yaitu :

a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)

Tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak. Istilah lain

untuk pengukuran ini dikenal dengan ‘static antropometri’. Dimensi tubuh

yang diukur dengan posisi tetap meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam

posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut

berdiri maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya.

b. Pengukuran dimensi fungsional (functional body dimension)

Pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat melakukan gerakan-

gerakan tertentu. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran dimensi

fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan

dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu.

5. Cacat tubuh

Data antropometri digunakan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat

(kursi roda, kaki/tangan palsu, dll). Produk kaki/tangan palsu harus dapat

memfasilitasi orang-orang cacat dalam bergerak secara dinamis.

6. Tebal/tipisnya pakaian

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-12

Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda-beda pula

dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Dengan demikian dimensi

tubuh akan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain.

7. Kehamilan

Kondisi hamil akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh (khusus wanita).

Hal tersebut memerlukan perhatian khusus terhadap produk yang dirancang

khusus untuk ibu hamil.

Data antropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran

produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang

akan menggunakannya (Wignjosoebroto, 1995). Pengukuran dimensi struktur tubuh

yang biasa diambil dalam perancangan produk maupun fasilitas dapat dilihat pada

gambar 2.11 di bawah ini.

Gambar 2.6 Data Anthropometri yang diperlukan untuk Perancangan Produk

atau Fasilitas Kerja Sumber: Wignjosoebroto, 1995

Keterangan gambar 2.11 di atas, yaitu:

1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung

kepala).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-13

2 = Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

3 = Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

5 = Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam

gambar tidak ditunjukkan).

6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat sampai

dengan kepala).

7 = Tinggi mata dalam posisi duduk.

8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk.

9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).

10 = Tebal atau lebar paha.

11 = Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.

12 = Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari

lutut betis.

13 = Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan paha.

15 = Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).

16 = Lebar pinggul ataupun pantat.

17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam

gambar).

18 = Lebar perut.

19 = Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi

siku tegak lurus.

20 = Lebar kepala.

21 = Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.

22 = Lebar telapak tangan.

23 = Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan (tidak

ditunjukkan dalam gambar).

24 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.

25 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-14

26 = Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai dengan

ujung jari tangan.

2.3.2 Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri

Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu

kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia,

ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan

masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia

nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.

Gambar 2.7 Distribusi Normal yang Mengakomodasi 95% dari Populasi Sumber: Nurmianto, 2004

Menurut Panero (1979) persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang

dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu (atau yang lebih kecil).

Persentil merupakan suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang

yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Contohnya persentil ke-95

akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut;

sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi berada pada atau dibawah

ukuran itu (Wignjosoebroto, 1995).

Persoalan yang akan muncul dalam penetapan data antropometri akan terletak

pada kemampuan kita dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Seberapa besar sampel pengukuran yang kita ambil untuk penetapan data

antropometri?

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-15

2. Haruskah setiap sampel dibatasi per kelompok (segmentasi) yang

homogen?

3. Apakah sudah tersedia data antropometri untuk populasi tertentu yang

nantinya akan menjadi target pemakai?

4. Bagaimana kita bisa memberikan toleransi perbedaan-perbedaan yang

mungkin akan dijumpai dari data yang tersedia dengan populasi yang akan

dihadapi?

Untuk penetapan data antropometri, pemakaian distribusi normal akan umum

diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga

rata-rata (mean, �̅�) dan simpangan bakunya (standar deviasi, σx) dari data yang

diperoleh. Dari nilai yang ada tersebut dapat ditentukan nilai “persentil” seusai

dengan tabel probabilitas distribusi normal yang ada. Untuk menghitung nilai

persentil digunakan formulasi seperti terlihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal

Sumber: Nurmianto, 2004

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-16

2.3.3 Persentil

Dengan adanya berbagai variasi yang cukup luas pada ukuran tubuh manusia

secara perorangan, maka besar “nilai rata-rata” menjadi tidak begitu penting bagi

perancang; hal yang justru harus diperhatikan adalah rentang nilai yang ada. Secara

statistik data pengukuran tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi

dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama

akan terkumpul di bagian tengah grafik sedangkan data-data dengan nilai

penyimpangan yang ekstrim akan terletak di ujung-ujung grafik. Jadi, memang

merupakan hal yang logis untuk mengesampingkan data dengan perbedaan yang

ekstrim pada bagian ujung grafik dan hanya menggunakan segmen terbesar (90%)

dari kelompok populasi tersebut.

Untuk tujuan penelitian, sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-

kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi yang

terkecil hingga yang terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu.

Sebagai contoh, bila dikatakan persentil ke-95 dari suatu data pengukuran tinggi

badan, berarti hanya 5% yang memiliki tinggi badan bernilai lebih besar pada suatu

populasi dan 95% memiliki tinggi badan sama atau lebih rendah pada populasi

tersebut. Persentil ke-50 memberi gambaran yang mendekati ukuran rata-rata dari

suatu populasi, namun pengertian ini jangan disalahartikan dengan mengatakan

bahwa rata-rata orang pada populasi tersebut memiliki ukuran tubuh yang

dimaksudkan oleh nilai tadi.

Menurut Panero dan Zelnik (1979) ada dua hal penting yang harus diingat bila

menggunakan persentil. Pertama, suatu persentil antropometri dari tiap individu

hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan

sesorang memiliki persentil yang sama, ke-95 atau ke-90, untuk keseluruhan dimensi

tubuhnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.13 di bawah ini.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-17

Gambar 2.8 Data Anthropometri Seseorang dengan Persentil yang Berbeda-

beda pada Setiap Dimensi Tubuh Sumber: Panero dan Zelnik, 1979

2.3.4 Antropometri Pada Posisi Duduk

Salah satu kesulitan utama dari perancangan tempat duduk adalah seringkali

posisi duduk dianggap sebagai gerak statis, padahal duduk lebih dapat dikatakan

sebagai gerak dinamik. Sebuah kursi yang secara antropometrik benar, belum tentu

nyaman. Menurut Tichauer, “Sumbu penyangga dari batang tubuh yang diletakkan

dalam posisi duduk adalah sebuah garis pada bidang datar koronal, melalui titik

terendah dari tulang duduk (ischial tuberosities) di atas permukaan tempat duduk.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-18

Gambar 2.9 Tulang Duduk (ischial tuberosities) dari Seseorang dalam Posisi

Duduk Sumber: Panero dan Zelnik, 1979

Gambar 2.10 Tulang Duduk yang diperbesar pada Bagian Posterior. Sumber: Panero dan Zelnik, 1979

Branton melakukan dua penelitian berkenaan dengan hal ini. Pengamatan

pertama menunjukkan bahwa sekitar 75% dari keseluruhan berat badan hanya

disangga oleh daerah seluas 4 inchi persegi atau 26 cm2 dari tulang duduk ini.

Tichauer menyatakan bahwa besarnya tekanan-tekanan yang terjadi diperkirakan

sebesar 85 hingga 100 pon per inchi persegi (psi). Data lain menunjukkan bahwa

gaya tekan (kompresi) yang terjadi pada daerah kulit pantat dan landasan kursi yang

keras besarnya sekitar 40-60 psi, sedangkan tekanan pada jarak beberapa inchi hanya

sekitar 4 psi. Bertahan pada posisi duduk dalam jangka waktu lama tanpa mengubah

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-19

posisi, dengan kondisi tekanan yang terjadi, dapat menyebabkan kurangnya aliran

darah pada suatu daerah (ischemia), gangguan pada sirkulasi darah, rasa nyeri, sakit,

dan rasa kebal (mati rasa). Oleh karena itu, suatu perancangan tempat duduk harus

diupayakan sedemikian rupa sehingga berat badan yang disangga oleh tulang duduk

tersebar pada daerah yang cukup luas. Alas yang tepat pada landasan tempat duduk

dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, diupayakan subyek yang sedang

duduk dapat mengubah posisi atau postur tubuhnya untuk mengurangi rasa tidak

nyaman.

Penelitian Branton yang kedua menunjukkan bahwa secara struktural, tulang

duduk membentuk sistem penopang atas dua titik yang pada dasarnya tidak stabil.

Oleh karena itu, landasan tempat duduk saja tidak cukup untuk menciptakan

kestabilan. Secara teoritis, kaki, telapak kaki, dan punggung yang bersinggungan

dengan bagian lain dari tempat duduk juga ikut menciptakan kestabilan. Dari

pernyataan tersebut timbul perkiraan bahwa titik pusat dari gaya berat terletak

melewati tulang duduk. Sebenarnya, titik pusat gaya berat dari tubuh pada posisi

duduk tegak lurus terletak sekitar 1 inchi atau 2,5 cm di depan pusar, seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Pusat Gaya Berat Manusia pada Posisi Duduk. Sumber: Panero dan Zelnik, 1979

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-20

Berikut adalah data antropometri yang dapat digunakan dalam perancangan

kursi (Panero dan Zelnik, 1979)

Gambar 2.12 Data Anthropometri untuk Perancangan Kursi Sumber: Panero dan Zelnik, 1979

Keterangan gambar 2.12 di atas, yaitu:

A = Tinggi lipatan dalam lutut.

B = Jarak pantat-lipatan dalam lutut.

C = Tinggi siku duduk.

D = Tinggi bahu.

E = Tinggi duduk normal.

F = Rentang antar siku.

G = Rentang panggul.

H = Rentang bahu.

I = Tinggi lumbar.

2.4 PROSES PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Proses perancangan dan pengembangan produk secara umum terdiri dari

beberapa fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger pada bukunya yang

berjudul Perancangan dan Pengembangan Produk, proses perancangan dan

pengembangan produk terdiri dari enam fase, yaitu:

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-21

Gambar 2.13 Fase Pengembangan Produk menurut Ulrich-Eppinger Sumber: Ulrich dan Eppinger, 2001

1. Fase 0. Perencanaan

Kegiatan ini disebut sebagai ‘zerophase’ karena kegiatan ini mendahului

persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

2. Fase 1. Pengembangan Konsep

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif

konsep produk dimunculkan dan dievaluasi, kemudian satu atau lebih dipilih

untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep yang dimaksud adalah

penjelasan dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk yang disertai dengan

spesifikasi produk, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis

proyek.

3. Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem

Fase perancangan tingkatan sistem mencakup definisi arsitektur produk dan

uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Output

pada fase ini adalah tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-22

tiap subsistem produk, serta diagram alir proses pendahuluan untuk proses

rakitan akhir.

4. Fase 3. Perancangan Detail

Fase perancangan detail terdiri dari spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan

toleransi-toleransi dari seluruh komponen unit pada produk dan identifikasi

seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan

dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem

produksi. Hasil akhir dari fase ini adalah catatan pengendalian produk, gambar

tiap komponen produk dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-

komponen yang dapat dibeli, serta rencana proses pabrikasi dan perakitan

produk.

5. Fase 4. Pengujian dan Perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan meibatkan konstruksi dan evaluasi dari berbagai

macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha) biasanya dibuat

dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material

pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi yang

sama dengan proses pabrikasi sesungguhnya. Sasaran dari prototipe beta adalah

menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka

mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk

akhir.

6. Fase 5. Produksi Awal

Pada fase ini, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang

sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal adalah untuk melatih tenaga kerja

dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi

sesungguhnya. Beberapa saat pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan

mulai disediakan untuk didistribusikan.

Seperti yang kita lihat pada gambar 2.23 bahwa kelima fase diatas disusun oleh

berbagai macam proses yang harus dilakukan dalam tahapan proses perancangan dan

pengembangan produk dalam buku Ulrich-Eppinger, yaitu:

1. Bab 2 Proses dan Organisasi Pengembangan produk

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-23

Proses pengembangan produk generic dan variasi pemakaian proses ini dalam

berbagai macam lingkungan industri. Bab ini juga menjelaskan bagaimana

seorang individu ditempatkan didalam organisasi/kelompok yang terlibat dalam

proyek pengembangan produk.

2. Bab 3 Perencanaan Produk

Menjelaskan metode untuk mengambil keputusan produk yang akan

dikembangkan. Output dari bagian ini adalah pernyataan misi untuk proyek

tertentu.

3. Bab 4 sampai bab 8

Aktivitas-aktivitas kunci pada fase pengembangan konsep. metode-metode yang

dijelaskan akan menuntun tim pengembangan produk mulai dari pembuatan misi

sampai seleksi konsep.

4. Bab 9 Arsitektur Produk

Implikasi arsitektur terharap perubahan produk, variasi produk, standardisasi

komponen, kinerja produk, biaya manufaktur, dan manajemen proyek. Terakhir

dijelaskan suatu metode untuk membuat arsitektur produk.

5. Bab 10 Desain Industri

Bab ini berisi peran desainer industri, isu-isu yang berkaitan dengan interaksi

produk dan pemakainya, pertimbangan aspek estetika dan ergonomi dalam

proses pengembangan produk.

6. Bab 11 Desain untuk Proses Manufaktur

Teknik-teknik yang digunakan untuk mengurangi biaya manufaktur. Teknik-

teknik ini diterapkan pada fase perancangan sistem dan perancangan detail sistem

dari proses pengembangan produk.

7. Bab 12 Membuat Prototipe

Berisi metode proses pembuatan prototipe produk yang berlangsung selama

proses pengembangan.

8. Bab 13 Analisis Ekonomi Pengembangan Produk

Metode yang digunakan untuk memahami pengaruh faktor-faktor internal dan

eksternal terhadap nilai ekonomis proyek.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-24

9. Bab 14 Mengendalikan Proyek

Bab ini berisi konsep dasar interaksi antara tugas-tugas didalam proyek dan

metode perencanaan dan pelaksanaan proyek pengembangan.

2.5 SELEKSI KONSEP

Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan pertimbangan

kebutuhan pelanggan dan kriteria lainnya, membandingkan kekuatan, kelemahan

konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan atau pengembangan

lebih lanjut (Ulrich dan Eppinger, 2001). Seleksi konsep dibagi menjadi dua tahap,

yaitu penyaringan dan penilaian konsep. Metode yang dipakai adalah metode yang

dikembangkan oleh Stuart Pugh (1990). Penyaringan dan penilaian konsep

menggunakan matriks sebagai acuan untuk enam tahapan proses pemilihan. Enam

tahapan tersebut mencakup: menyiapkan matriks seleksi, menilai konsep, meranking

konsep, mengkombinasi dan memperbaiki konsep, memilih satu atau lebih konsep,

dan merefleksikan hasil dan proses (Ulrich dan Eppinger, 2001).

2.5.1 Metode Penyaringan Konsep Stuart Pugh

Penyaringan konsep berfungsi untuk mempersempit jumlah konsep secara cepat

dan memperbaiki konsep (Ulrich dan Eppinger, 2001). Metode ini dibagi kedalam

enam tahapan, yaitu:

1. Menyiapkan matriks seleksi

Matriks berisi konsep dan kriteria yang akan diseleksi. Kriteria seleksi

dituliskan sepanjang sisi kiri matriks penyaringan. Kriteria ini dipilih

berdasarkan kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi, dan juga kebutuhan

perusahaan seperti biaya produksi yang rendah atau risiko produk yang

minimum. Kriteria seleksi seharusnya dipilih untuk membedakan konsep-

konsep. Namun, karena tiap kriteria diberi bobot yang sama, sebaiknya berhati-

hati untuk tidak mencantumkan terlalu banyak kriteria yang tidak penting pada

matriks penyaringan. Selain itu, perlu ditambahkan konsep referensi sebagai

patokan konsep lainnya. Refer ensi biasanya merupakan standar industri atau

konsep terdahulu yang telah berada di pasaran. Berikut adalah contoh matriks

penyaringan pada seleksi konsep sepeda.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-25

Tabel 2.2 Matriks Penyaringan Sepeda

Kriteria Seleksi

Konsep-Konsep

Konsep

(referensi)

A

Konsep

B

Konsep

C

Konsep

D

Konsep

E

Harga

Konstruksi Fork

2 in 1

Kapasitas / Bahan

Dual Tone

Kelistrikan

Brake System

Speed & Odometer

Frame & Velg

Stang & Pedal

Konstruksi Frame

Speed Gear

Tools

Manual

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

+

-

-

-

0

0

0

0

-

-

0

0

0

0

-

+

+

0

0

0

+

0

+

+

+

+

0

0

-

+

+

0

0

0

+

0

+

+

0

+

0

0

Jumlah +

Jumlah 0

Jumlah -

0

14

0

0

14

0

1

8

5

6

6

1

5

7

1

Skor Bersih

Rangking

Continue ?

0

3

Combine

0

3

Combine

-4

5

No

5

1

Yes

4

2

Yes Sumber: Sultan, 2009

2. Menilai konsep

Nilai relatif “lebih baik” (+), “sama dengan” (0) atau “lebih buruk” (-)

diletakkan di tiap sel matriks untuk memperlihatkan bagaimana tiap konsep

dinilai terhadap konsep referensi untuk kriteria tertentu. Sebaiknya setiap

konsep dinilai terhadap satu kriteria sebelum pindah ke kriteria selanjutnya.

3. Meranking konsep

Setelah menilai seluruh konsep, jumlahkan nilai “lebih baik”, “sama dengan”,

dan “lebih buruk”. Lalu catat jumlah untuk tiap kategori pada bagian bawah

matriks. Setelah itu, berilah peringkat untuk tiap konsep. Konsep dengan nilai

positif atau nol adalah konsep yang diterima. Sebaliknya konsep dengan nilai

negatif adalah konsep yang ditolak.

4. Menggabungkan dan memperbaiki konsep

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-26

Setelah menilai dan merangking konsep, tim harus memeriksa apakah hasilnya

masuk akal. Pada tahap ini, ada dua hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:

a. Adakah konsep yang secara umum baik, tetapi nilainya turun karena salah

satu kriterianya berpenampilan buruk? Dapatkah sedikit modifikasi

memperbaiki konsep secara keseluruhan dengan tetap menjaga perbedaan

dengan konsep lainnya?

b. Adakah dua konsep yang dapat digabungkan untuk mendapatkan kualitas

yang lebih baik sekaligus menghilangkan kualitas yang lebih buruk?

5. Memilih satu atau lebih konsep

Setelah memahami karakteristik tiap konsep, tahapan selanjutnya adalah

memilih satu atau lebih konsep untuk dilakukan perbaikan dan analisis lebih

jauh. Jumlah konsep yang dipilih untuk analisis selanjutnya akan dibatasi oleh

berbagai macam sumber daya (tenaga manusia, uang dan waktu).

6. Merefleksikan hasil dan proses

Jika konsep yang terpilih masih terlihat meragukan, maka mungkin satu atau

lebih kriteria dapat dihilangkan dari matriks penyaringan, atau mungkin ada

kesalahan penilaian. Konsep yang terpilih harus mudah dimengerti untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.

2.5.2 Metode Penilaian Konsep Stuart Pugh

Penilaian konsep digunakan agar peningkatan jumlah alternatif penyelesaian

(resolusi) dapat dibedakan lebih baik di antara konsep yang bersaing. (Ulrich dan

Eppinger, 2001). Pada tahap ini, setiap kriteria seleksi diberi bobot kepentingan

relatif dan terfokus pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada

setiap kriteria. Metode ini dibagi kedalam enam tahapan, yaitu:

1. Menyiapkan matriks seleksi

Konsep yang telah terpilih pada tahap penyaringan konsep diletakkan pada

bagian atas matriks. Kemudian kriteria seleksi diberi bobot kepentingan. Pola

yang digunakan adalah dengan mengalokasi nilai 100% pada kriteria-kriteria

tersebut. Ada juga teknik pemasaran untuk menentukan bobot data pelanggan

berdasarkan data empiris, dan melalui proses identifikasi kebutuhan pelanggan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-27

(Urban dan Mauser, 1993). Berikut adalah contoh matriks penilaian pada

seleksi konsep sepeda.

Tabel 2.3 Matriks Penilaian Sepeda

Konsep-Konsep

Konsep AB Konsep D Konsep E

Kriteria Seleksi

Bo

bo

t

(%)

Rat

ing

Sk

or

Bo

bo

t

Rat

ing

Sk

or

Bo

bo

t

Rat

ing

Sk

or

Bo

bo

t

Harga

Konstruksi Fork

2 in 1

Kapasitas / Bahan

Dual Tone

Kelistrikan

Brake System

Speed & Odometer

Frame & Velg

Stang & Pedal

Konstruksi Frame

Speed Gear

Tools

Manual

12.16 %

11.41 %

6.48 %

3.06 %

4.04 %

3.34 %

6.92 %

6.41 %

9.46 %

10.05 %

10.51 %

6.63 %

5.97 %

3.54 %

4

3

2

3

3

3

3

3

5

2

5

3

3

3

0.4864

0.3423

0.1296

0.0918

0.1212

0.1002

0.2076

0.1923

0.473

0.201

0.5255

0.1989

0.1791

0.1062

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

0.3648

0.3423

0.1944

0.0918

0.1212

0.1002

0.2076

0.1923

0.2838

0.3015

0.3153

0.1989

0.1791

0.1062

4

3

2

3

3

3

3

3

5

2

4

3

3

3

0.4864

0.3423

0.1296

0.0918

0.1212

0.1002

0.2076

0.1923

0.473

0.201

0.4204

0.1989

0.1791

0.1062

Total Skor

Rangking

3.3551

1

2.9994

3

3.2500

2

Continue ? Developed No No

Sumber: Sultan, 2009

2. Menilai konsep

Penilaian konsep dilakukan dengan cara memberi rating pada seluruh konsep

terhadap satu kriteria sekaligus, sebelum berpindah pada kriteria berikutnya.

Berikut adalah tabel nilai yang digunakan:

Tabel 2.4 Nilai Kinerja Relatif (rating)

Kinerja Relatif Nilai

Sangat buruk dibandingkan referensi 1

Buruk dibandingkan referensi 2

Sama seperti referensi 3

Lebih baik dari referensi 4

Sangat lebih baik dari referensi 5

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-28

Sumber: Ulrich dan Eppinger, 2001

Gunakan referensi yang berbeda untuk beragam kriteria seleksi. Referensi dapat

berasal dari beberapa konsep yang sedang dipertimbangkan, dari analisis

perbandingan (bench-marking), dari nilai target spesifikasi produk, dan sumber

lainnya. Nilai referensi untuk setiap kriteria harus mudah dipahami untuk

mempermudah perbandingan langsung satu per satu.

3. Meranking konsep

Setelah menilai seluruh konsep, nilai berbobot dihitung melalui perkalian nilai

dengan bobot kriteria. Total nilai untuk tiap konsep merupakan penjumlahan

dari nilai yang berbobot.

Sj = ∑ 𝑟𝑖𝑗𝑛𝑖=1 x 𝑤𝑖 .........................................................................................(7)

Di mana,

rij = nilai konsep j untuk kriteria i

wi = bobot untuk kriteria i

n = jumlah kriteria

Sj = total nilai untuk konsep j

4. Mengkombinasi dan memperbaiki konsep

Seperti pada tahap penyaringan, konsep diperbaiki dengan cara mencari konsep

pengganti atau mengkombinasi konsep. Beberapa perbaikan kreatif dan

kemajuan dilakukan pada proses ini, hal ini karena kekuatan dan kelemahan

tiap konsep sudah terlihat.

5. Memilih satu atau lebih konsep

Konsep yang telah terpilih akan dikembangkan lebih lanjut hingga menjadi

prototype. Matriks seleksi juga dapat melakukan penilaian pada segmen pasar

yang berbeda. Mungkin saja satu konsep dominan umtuk beberapa segmen saja.

6. Merefleksikan hasil dan proses

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-29

Setelah melewati seluruh tahapan seleksi konsep, perlu dilakukan evaluasi

terhadap proses itu sendiri. Dua pertanyaan yang berguna dalam memperbaiki

proses untuk kegiatan seleksi konsep berikutnya adalah:

a. Dengan cara apa metode seleksi konsep dapat membantu tim dalam

mengambil keputusan?

b. Bagaimana metode tersebut diperbarui untuk memperbaiki kinerja tim?

Pertanyaan ini memfokuskan tim pada kekuatan dan kelemahan metodologi

yang berhubungan dengan kebutuhan dan kapabilitas perusahaan.

2.6 REVIEW PENELITIAN

Review penelitian bertujuan untuk mengetahui penelitian sebelumnya yang

berhubungan dengan perancangan produk. Penelitian yang di-review ditunjukkan

pada tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5 Review Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Tahun

1 Rossi et. al. Design for the Next Generation:

Incorporating Cradle-to-Cradle Design

Into Herman Miller Products

2006

2 Varghese et. al. Design of Multipurpose Modular,

Flexible, and Space-Saving Dining

Table.

2011

3 Suhardi dan

Sudadi

Perancangan Tempat Tidur Periksa

untuk Orang Lanjut Usia

2013

4 Suhardi et. al. Redesain Boncengan Anak pada Sepeda

Motor dengan Pendekatan

Anthropometri

2013

Rossi et. al. (2006) menggunakan product assessment tool yang disebut Design

for Environment (DfE). Ia menganalisis material kursi mirra yang diproduksi oleh

perusahaan furnitur Herman Miller. Penelitian ini memberikan arahan kepada para

desainer untuk memperoleh desain produk yang ramah lingkungan. Analisis

dilakukan dengan cara pembobotan terhadap tiga aspek yaitu, material assessment,

disassembly, dan recyclability. Ketiga aspek tersebut akan ditotal untuk memperoleh

skor akhir DfE.

Varghese et. al. (2011) melakukan perancangan meja makan space-saving pada

masyarakat kelas menengah di Bangalore, India. Tahap perancangan meja terdiri dari

survey literatur, market study and product study, bench marking product, user study,

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0310015_bab2.pdf · Ratu Plaza adalah mix-used building ... Studio Unit apartemen ... engineering,

II-30

matriks QFD, PDS, concept generation and selection, dan physical modeling and

validation.

Suhardi dan Sudadi (2013) melakukan perancangan tempat tidur periksa untuk

orang lanjut usia. Data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri

orang lanjut usia penghuni panti wredha dan tenaga kesehatan panti wredha. Tahapan

perancangan menggunakan metode Ulrich.

Suhardi et. al. (2013) melakukan redesain boncengan anak pada sepeda motor

dengan pendekatan anthropometri. Tahapan konsep perancangan menggunakan

metode Ulrich. Tahap ini meliputi: 1) identifikasi kebutuhan konsumen, 2) penentuan

spesifikasi produk, 3) penyusunan konsep produk, 4) pemilihan konsep produk, 5)

pengujian konsep produk. Tahap perancangan mewujudkan konsep rancangan yang

terpilih ke dalam bentuk desain produk.